Anda di halaman 1dari 83

DEFINISI DAN PRINSIP PENGELASAN

Definsi pengelasan adalah :

Penyambungan dua buah logam atau lebih dengan menggunakan energi


panas, dimana energi panas tersebut didapat dari aliran listrik atau
pembakaran gas, sehingga ada pencairan/dilusion logam setempat dan ujung
logam pengisi kemudian terjadi perpaduan/fusion antar kedua cairan tersebut
dan membeku secara bersama-sama.

PROSES LAS

LAS BUSUR LAS OXY


LISTRIK ACETYLENE

TERUMPAN SMAW

GMAW MIG

MAG

FCAW
TAK
GTAW/TIG
TERUMPAN

LAS BUSUR DENGAN PELINDUNG GAS

Page 1
Las busur listrik terumpan maksudnya adalah :
Pada saat proses pengelasan berlangsung bahan tambah/logam pengisi tidak
hanya sebagai penghantar listrik yang menimbulkan busur las, tetapi bahan
tambah/logam pengisi tersebut ujungnya ikut mencair dan membeku manjadi
endapan/deposit las

Las busur listrik tak terumpan maksudnya adalah :


Pada saat proses pengelasan berlangsung elektrode hanya sebagai
penghantar listrik yang menimbulkan busur las.

Definisi las busur listrik gas metal adalah :

Suatu proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan


menggunakan energi panas yang didapat dari busur listrik atau yang dikenal
dengan busur las yang memancar melalui ujung kawat las dan
pelaksanaannya dilakukan secara semiautomatis

Prinsip las busur listrik gas metal adalah :

Page 2
Apabila ujung nozzle didekatkan pada permukaan logam dengan jarak
tertentu dan switch welding gun di on-kan, maka gas pelindung akan keluar
dan kawat las akan melaju mendekati permukaan logam. Dengan demikian
terjadilah loncatan electron yang dapat menimbulkan busur listrik, busur listrik
tersebut akan mencairkan ujung kawat las dan logam setempat yang
kemudian cairan kawat las dan logam setempat berpadu dan membeku
secara bersama-sama, kemudian switch welding gun di-ofkan busur akan
mati dan gas pelindung masih akan keluar beberapa saat untuk melindungi
endapan las yang masih membara dari kontaminasi udara.

Las busur listrik gas metal terdiri dari 3 kelompok yaitu ;

1. MIG (metal inert gas)


 Proses pengelasan dengan menggunakan pelindung gas mulia (Argon
atau helium)
 Pada umumnya untuk mengelas logam-logam non ferro (aluminium,
paduan aluminium, stainless steel dll)
 Kawat las dalam bentuk solid wire (kawat las pejal)

2. MAG (metal active gas)


 Proses pengelasan dengan menggunakan pelindung gas aktif (CO 2)
 Pada umumnya untuk mengelas logam-logam ferro (baja karbon, dll)
 Kawat las dalam bentuk solid wire (kawat las pejal)

3. FCAW (flux cored arc welding)


 Proses pengelasan dengan menggunakan pelindung gas aktif dan/atau
gas mulia (CO2, Argon atau campuran Argon - CO2)
 Pada umumnya untuk mengelas logam-logam ferro dan non ferro (baja
karbon, dupleks, dll)
 Kawat las dalam bentuk cored wire (kawatnya lubang tengah dan berisi
salutan)

Page 3
Macam-macam mesin las busur listrik
Perlengkapan utama dalam pekerjaan pengelasan yang harus ada dan siap
pakai adalah mesin las atau yang dikenal dengan power source. Dalam dunia
perdagangan powewr source ada jenis konvensional dan inverter.

Mesin las busur listrik berdasarkan arus listrik dibagi dalam 2 (dua) macam
yaitu ;
1. Mesin las arus bolak balik ( AC/alternating
current )
2. Mesin las arus searah ( DC/direct current)

Catatan :
Namun dalam dunia perdagangan dijual juga mesin las kombinasi
yaitu mesin las arus bolak balik dan searah ( AC-DC )

Mesin-mesin las diatas mempunyai simbol sebagai berikut :


s
 Mesin las arus bolak bali/AC simbolnya

 Mesin las arus searah/DC simbolnya


s

 Mesin las areus bolak balik dan searah simbolnya

Mesin las busur listrik berdasarkan phasanya dibagi dalam 3 jenis yaitu ;

1
1. Mesin las 1 phasa

2
2. Mesin las 2 phasa

3
3. Mesin las 3 phasa

Page 4
Kelistrikan mesin las busur listrik
Mesin las busur listrik dirangkai sedemikian rupa, sehingga mesin las
tersebut akan :…
a. Menurunkan tegangan dari 220 atau 380 volt menjadi 17 – 80 volt
 Mesin las pada saat on dan busur las of maka
tegangan mesin las secara umum besarnya antara 40 – 80 volt
 Mesin las pada saat on dan busur las on maka
tegangan mesin las secara umum besarnya antara 17 – 40 volt
b. Menaikan arus sampai dapat mencapai ± 500 amphere

Apabila mesin las 1 phasa maka kabel primernya ada 3 warna yaitu hitam,
biru dan kuning garis hijau.
Kabel phasa biasanya warna hitam dan di konek dengan salah satu dari
phasa (R, S, T)
Kabel netral biasanya warna biru dan di konek dengan terminal netral
Kabel arde wajib warna kuning garis hijau dan di konek dengan terminal
ground

Apabila mesin las 2 phasa maka kabel primernya ada 3 warna yaitu merah,
kuning/hitam dan kuning garis hijau.
Kabel phasa biasanya warna merah dan kuning/hitam di konek dengan
terminal phasa (R dan S) / (R dan T) / (S dan T)
Kabel arde wajib warna kuning garis hijau dan di konek dengan terminal
ground
Apabila mesin las 3 phasa maka kabel primernya ada 4 warna yaitu merah,
kuning, hitam dan kuning garis hijau.
Kabel phasa biasanya warna merah, kuning dan hitam di konek dengan
terminal phasa R, S dan T
Kabel arde wajib warna kuning garis hijau dan di konek dengan terminal
ground

Page 5
Duty cycle mesin las busur listrik :
Duty cycle merupakan perbandingan antara waktu pembusuran dan waktu
total sebesar 10 menit.
Misalnya mesin las busur listrik mempunyai duty cycle 80% dan arus keluar
(output current) 350 A, artinya mesin las tersebut dapat dibuat mengelas
dengan nyala busur selama 8 menit dalam 10 menit dengan arus 350 A
(mengelas 8 menit, berhenti 2 menit – mengelas lagi 8 menit, berhenti 2 menit
dan seperti itu selanjutnya)
Duty cycle sangat penting agar juru las dapat menggunakan mesin las
dengan hati-hati, agar komponen-komponen elektronik mesin las tidak
mengalami panas yang berlebihan

Ada formula untuk menghitung duty cycle yaitu :


Duty cycle yang diperlukan Output current pada mesin las 2
----------------------------------------- = ------------------------------------------------
Duty cycle pada mesin las Arus las yang diperlukan 2

Contoh :
Mesin las mempunyai output current 300 A dan duty cycle 60%, bila juru las
mengharapkan mesin las tersebut dapat digunakan untuk mengelas secara
menerus atau dengan duty cycle 100%. Berapa besar arus yang harus didiset
oleh juru las ?

Diketahui :
Output current pada mesin las 300 A, Duty cycle pada mesin las 60%
Duty cycle yang diperlukan 100%
3002
Maka arus las yang diperlukan2 = ------------- x 60 %
100 %

90000
= ------------- x 0,6
1

= √ 54000
= 232,4 A

Page 6
Jadi arus yang harus diset oleh seorang juru las adalah sebesar : 232
Ampere
1. Mesin GMAW
Sampai saat ini belum ada produsen mesin las yang memproduksi mesin
GMAW jenis AC. Jadi saat ini yang ada hanya jenis DC

Kelebihan dari mesin GMAW adalah seperangkat mesin GMAW


kebanyakan dapat dibuat untuk tiga proses las yaitu MIG, MAG dan
FCAW

Catatan : Bila mengoperasikan mesin GMAW dengan menggunakan gas


pelindung Argon atau campuran Argon + carbon dioksida, lebih baik
gunakan welding gun dengan pendingin air.

Peralatan yang umum digunakan dalam pekerjaan pengelasan dapat di


kelompokan menjadi 3 bagian, yaitu peralatan pokok/utama, bantu dan
keselamatan kerja.

1. Peralatan pokok/utama
Peralatan ini merupakan alat yang biasanya masuk dalam kategori
asesoris pada mesin las, sehingga tanpa peralatan pokok/utama proses
pengelasan tidak mungkin dapat dilaksanakan.

a. Kabel sekunder.
Kabel sekunder adalah kabel dari mesin las ke welding gun dan benda
kerja (kabel massa). Untuk memperkuat atau mempererat sambungan
biasanya di tambah dengan kabel skun dan/atau konektor
Panjang kabel yang digunakan relatif, tetapi untuk diameter yang
sering digunakan antara lain ; 35 mm, 50 mm dan 70 mm

Page 7
b. Welding gun
Welding gun merupakan serangkaian alat yang dirakit sedemikian
rupa sehingga menjadi perangkat khusus dalam proses pengelasan.
 Welding gun untuk proses las busur listrik gas metal (GMAW)
welding gun ini terdiri dari :
 Guide spiral liner / teflon liner
 Tip body / difusor
 Contact tip
 Orifice dan nozzle
 Power cable
 Cover dan switch
 Swan neck, body of handle + socket
 Selang gas dan air
 Central adaptor block
 Outer cover

c. Regulator gas pelindung


Dalam proses las busur listrik pelindung gas ada 2 regulator yang
biasa digunakan yaitu regulator argon dan regulator karbon dioksida
 Regulator argon dilengkapi :
 Manometer tekanan tinggi untuk menunjukan tekanan didalam
tabung
Akan akurat bila manometer tekanan tinggi ini diset pada 50
psig atau 344,7 kPa

Page 8
 Flow meter untuk menunjukan volume gas yang mengalir
(mengatur aliran gas pelindung yang digunakan)
Pada ruang tertutup/indor diset pada 10 – 15 liter/menit dan
pada ruang terbuka/outdor diset pada 15 – 20 liter/menit

 Regulator carbon dioksida / CO2


 Manometer tekanan tinggi untuk menunjukan tekanan didalam
tabung

 Flow meter untuk menunjukan volume gas yang mengalir


(mengatur aliran gas pelindung yang digunakan)
Pada ruang tertutup/indor diset pada 10 – 15 liter/menit dan
pada ruang terbuka/outdor diset pada 15 – 20 liter/menit

 Heater atau pemanas untuk mencegah agar gas pelindung tidak


membeku yang pada akhirnya menghambat aliran gas yang
diperlukan.

Page 9
Peralatan bantu
Peralatan bantu las busaur metal manual antara lain :
 Palu terak
 Sikat baja
 Palu konde
 Pahat picak dan penitik
 Gerinda listrik tangan dan/atau kikir
 Tang penjepit material
 Pemanas/oven elektroda
 Alat-alat ukur (welding gouge, tang ampere, jangka
sorong dll)
 Alat pelindung diri (kaplas, sarung tangan, apron,
kacamata gerinda, masker, sepatu kerja las dll)

Page 10
SAMBUNGAN PENGELASAN

Secara umum jenis sambungan las ada 5 kelompok besar yaitu : sambungan
tumpul (butt joint), sambungan T ( T joint), , sambungan sudut (corner joint),
sambungan sisi (edge joint), dan sambungan tumpang (lap joint)
Pada kegiatan belajar 1 ini akan diuraikan jenis sambungan T yang dikenal
dengan istilahT joint dan masuk dalam katagori las fillet

BUTT JOINT/SAMBUNGAN TUMPUL

Sambungan yang mempertemukan dua sisi material dengan berbagai bentuk


kampuh las dan ukuran

Page 11
T JOINT/SAMBUNGAN T

Sambungan yang mempertemukan sisi dan permukaan material dengan


berbagai sudut dan bentuk kampuh las

Page 12
CORNER JOINT/SAMBUNGAN SUDUT

Sambungan yang mempertemukan rusuk dengan rusuk dan/atau sisi dan tepi
permukaan meterial

Page 13
EDGE JOINT/SAMBUNGAN SISI

Sambungan yang mempertemukan dua permukaan dan sisi material tersebut


jadi jalur las

Page 14
LAPP JOINT/SAMBUNGAN TUMPANG

Sambungan yang mempertemukan dua permukaan material dengan jarak


tumpang tertentu atau material yang lain ukuran lebih kecil dan menumpang
seluruhnya

GEOMETRI SAMBUNGAN TUMPUL V

Page 15
Pelat dengan pelat sambungan groove

Page 16
Pelat dengan pelat sambungan fillet

Page 17
Pipa dengan pipa sambungan groove

Page 18
Pelat dengan pipa sambungan fillet

Page 19
MATERIAL ASIA-AMERIKA EROPA KETERANGAN
1-G PA
2-G PC
3-G PF UP
PELAT
3-G PG DOWN
4-G PE
1-G PA DIPUTAR
2-G PC
5-G up PH UP
5-G down PJ DOWN
PIPA
5-G down-up PK DOWN-UP
6-G up H-LO45 UP
6-G down J-LO45 DOWN
1-F PA
2-F PB

PELAT-PELAT 3-F PF UP
3-F PG DOWN
4-F PD
1-F PA DIPUTAR
2-F PB
2-FR PB DIPUTAR
PELAT-PIPA
4-F PD
5-F PH UP
5-F PJ DOWN
5-F PK DOWN-UP

Page 20
Page 21
LAS GROOVE
ROTATION OF
POSITION DIOAGRAM INCLINATION OF AXIS
FACE
FLAT A 0 - 15 150 - 210
80 - 150
HORIZONTAL B 0 -15
210 - 280
0 - 80
OVERHEAD C 0 - 80
280 - 360
D 15 - 80 80 - 280
VERTIKAL
E 80 - 90 0 - 360

Page 22
LAS FILLET
ROTATION OF
POSITION DIOAGRAM INCLINATION OF AXIS
FACE
FLAT A 0 - 15 150 - 210
125 - 150
HORIZONTAL B 0 -15
210 - 235
0 - 125
OVERHEAD C 0 - 80
235 - 360
D 15 - 80 125 - 235
VERTIKAL
E 80 - 90 0 - 360

Bahan tambah atau logam pengisi adalah suatu bahan yang dalam proses
pengelasan akan mencair dan perpadu dengan cairan logam yang dilas dan
mengisi rumah las lalu membeku secara bersama-sama.

Bahan tambah atau logam pengisi biasa dalam bentuk batangan atau dalam
bentuk kawat. Untuk proses las busur listrik metal manual dikenal dengan
nama electrode, untuk proses las busur listrik gas tungsten dikenal dengan
nama tig rod, untuk proses las busur listrik gas metal dikenal dengan nama
wire rod/roll sedangkan untuk proses las oxyacetylene dan brazing dikenal
dengan nama filler rod.

Page 23
Wire roll :

Fungsi wire roll sama dengan elektroda yaitu sebagai logam pengisi dan
penghantar listrik. Wire roll ada 2 jenis yaitu solid wire dan cored wire.

E R XX S X

Chemical composision

Solid/pejal

Kuat Tarik minimal endapan las


x 1000 psi

Rod

Electrode

Untuk menulis spesifikasi wire roll diatas biasanya diawali dengan AWS A5.
18
Contoh : AWS A5. 18 : ER 70 S-6
 AWS : America Welding Society
 A5. 18 : Carbon steel filler metal for gas shielded arc welding
 E : Electrode
 R : Rod
 70 : Kuat tarik minimal endapan las 70.000 Psi
 S : Solid/pejal (kawat roll)
 6 : Chemical composision ( C 0,09 %, Si 0,50 %, Mn 1,08%,
P 0,013%, dan S 0,012%)

E X X T X

Chemical composision

Page 24
Tubular

Posisi pengelasan

Kuat tarik minial endapan las


x 10.000 psi

Electrode

Untuk menulis spesifikasi wire roll diatas biasanya diawali dengan AWS A5.
20
Contoh : AWS A5. 20 : E 71 T-1
 AWS : America Welding Society
 A5. 20 : Carbon steel electrodesl for flux cored arc welding
 E : Electrode
 7 : Kuat tarik minimal endapan las 70.000 Psi
 1 : Untuk semua posisi pengelasan
 T : Tubular (berlubang)
 1 : Chemical composision ( C 0,035 %, Si 0,58%, Mn 1,42%,
P 0,013%,dan S 0,010%)

Page 25
Simbol Pengelasan

Proses pengelasan merupakan proses penyambungan / pengabungan dua atau


lebih bahan logam dengan menggunakan tekanan, panas,nyala atau busur listrik.
Pada proses pengelasan, logam pengisi dan benda kerja dipanaskan sampai
membentuk busur las dengan menggunakan busur listrik atau pembakaran gas.
Pada umumnya proses pengelasan digunakan untuk memproduksi alat / komponen
yang terbuat dari bahan logam, dengan hasil las sesuai kebutuhan. Untuk itu
diperlukan syarat-syarat dalam pengelasan untuk menjamin mutu sambungan las.

Agar syarat-syarat pengelasan dapat dipahami oleh juru las (welder) tentunya
membutuhkan kesepakatan simbol las pada gambar konstruksi. Simbol las ini telah
distandarkan oleh AWS, JIS, BS, DIN dan system standar lainnya. Oleh karena
simbol las sangat penting sekali untuk dapat dimengerti oleh semua negera di dunia
ini, maka diperlukan standarisasi simbol las oleh ISO.

Pada umumnya didalam simbol las terdiri dari dua bagian yaitu simbol dasar las dan
simbol pelengkap yang kedua-duanya di letakkan pada garis referensi. Untuk
menjamin mutu las diperlukan simbol uji yang menjelaskan jenis pengujian yang
harus dilakukan. Berdasarkan simbol las dasar, pengelasan dapat dibagi menjadi las
alur, Fillet, Alur J, Alur bujur sangkar, Plug, Alur V terbuka, Alur tirus, Alur tirus
terbuka, Alur U, Flens ganda, Alur V, Titik, Proyeksi, Klem. Sedang simbol las
pelengkap digunakan untuk menjelaskan jenis penyelesaian, penampakan, dan lain
sebagainya dari permukaan las yang tertulis pada garis referensi.

Aturan penggunaan simbol las harus sesuai dengan standar pengelasan


internasional. Menurut standar AWS, penggunaan simbol las harus mengikuti aturan
sebagai berikut:

1. Simbol las harus menunjukkan jenis pengelasan dari bagian Yang disambung,
kecuali pada proses las lapisan.
2. Simbol las harus ditempatkan pada garis referensi lengkap dengan ukurannya.
3. Garis referensi terdiri dari dua garis yaitu garis datar tempat simbol las dan garis
penunjuk dengan panah yang menunjukkan bagian sambungan dan membentuk
sudut 60 terhadap garis datar.
O

Page 26
4. Simbol las dan ukurannya harus ditempatkan sedekat mungkin dengan garis
referensi dan diletakkan di bawah garis referensi bila permukaan yang dilas
adalah permukaan yang ditunjukkan oleh panah dan harus diletakkan diatas garis
referensi bila yang dilas adalah permukaan sebaliknya.
5. Simbol pelengkap untuk pengelasan dilapangan harus diletakkan pada pertemuan
dari garis datar dan garis penunjuk.
6. Simbol pengelasan khusus harus ditempatkan pada ujung akhir garis referensi.

Standar internasional dalam penulisan simbol pengelasan mengacu pada simbol


pengelasan yang diadopsi dari American Welding Society (AWS). Penggunaan
simbol ini diterapkan dalam bidang struktur, fabrikasi, jembatan, dan lain sebagainya.
Dalam simbol pengelasan yang lengkap mencakup semua informasi tentang
sambungan las. Simbol dasar las merupakan bagian dari Simbol lengkap
pengelasan yang menunjukkan jenis las yang digunakan. Pada tabel 1.1 dan 1.2
menunjukkan simbol dasar pengelasan yang digunakan oleh AWS. Informasi pada
beberapa gambar pengelasan, dengan menggunakan simbol pengelasan yang
sesuai, ditunjukkan untuk memberikan berbagai informasi proses pengelasan,
informasi ini terdapat pada area simbol las yang lengkap. Sisi pada sambungan las
ditunjukkan dengan warna merah. Dan sebagaimana pada tahap persiapan sesuai
dengan simbol pengelasannya

Tabel 1.1 simbol dasar pengelasan

Page 27
Tabel 1.2 simbol tambahan

Gambar bagian yang dilas biasanya digambarkan sesuai dengan simbol yang
ditunjukkan pada gambar 1.1. Setiap dua atau lebih bagian yang akan dilakukan
pengelasan (weldment) ditempatkan bersama, permukaan dan sisinya membentuk
sebuah sambungan. Gambar bagian yang dilas mengindikasikan bagaimana bagian
tersebut di assembly dan apa jenis sambungan yang akan dibuat ? Gambar 1.1
menunjukkan jenis sambungan las dan jenis pengelasan yang digunakan pada
berbagai sambungan.
Simbol pengelasan yang lengkap akan menjelaskan pada juru las (welder) tentang
bagaimana mempersiapkan logam dasar, proses pengelasan yang digunakan,
metode penyelesaian (finishing), dan informasi lainnya mengenai masing-masing
pengelasan. Ukuran yang digunakan pada Simbol pengelasan dapat mengunakan
satuan metrik SI.

Page 28
Gambar 1.1 simbol pengelasan

Garis Referensi Kepala Panah dan Ekor

Pada gambar 1.2 menunjukkan gambar sebuah garis referensi (reference line), garis
ini selalu digambar sebagai garis horisontal. Garis ini selalu ditempatkan pada
gambar dekat sambungan bahan logam yang akan dilas. Semua informasi mengenai
pengelasan bahan logam ditunjukkan di atas atau di bawah garis referensi horisontal
pada simbol pengelasan. Semua informasi yang ditunjukkan pada simbol engelasan
lengkap selalu ditunjukkan dalam posisi yang sama seperti ditunjukkan dalam
gambar 1.1 dan dibaca dari kiri ke kanan

Anak panah (arrow) dapat digambar dari kedua ujung garis referensi. Simbol
pengelasan tampak di dalam gambar proyeksi pengelasan. Anak panah selalu
menyentuh garis yang menunjukkan dimana posisi sambungan yang akan di las.

Page 29
Ekor (tail) digunakan sesuai dengan keperluan. Jika digunakan, simbol ini
memberikan informasi mengenai spesifikasi, proses pengelasan yang digunakan,
atau rincian lain yang diperlukan, tetapi tidak ditunjukkan pada simbol pengelasan.
Sebagai contoh penggunaan nomor, misalnya 1, 2, atau 3, dan seterusnya dapat
digunakan pada ekor tersebut. Hal ini untuk menunjukkan pada juru las (welder)
sebagai catatan mengenai gambaran tersebut.
Pembuat gambar baik perorangan atau perusahaan dapat menggunakan nomor
kode atau huruf pada ekor tersebut untuk menunjukkan proses, prosedur, metode
penyelesaian pengelasan, atau spesifikasi perusahaan. Jika dalam gambar simbol
tidak ditemukan adanya gambar ekor, ini berarti bahwa pada informasi pada gambar
tersebut sesuai dengan catatan khusus yang dibuat oleh si pembuat gambar kerja.
Seperti misalnya, ”Kecuali tidak dispesifikasikan, semua pengelasan dapat dilakukan
sesuai dengan Spesifikasi No. XXXX.”

Gambar 1.2 simbol pengelasan untuk garis referensi, anak panah dan ekor

Simbol Dasar Las

Simbol dasar las yang ditunjukkan pada Simbol pengelasan lengkap menunjukkan
jenis pengelasan yang dibuat pada sambungan las. Hal ini juga merupakan gambar
miniatur berbagai tahap persiapan pada sisi bahan logam yang diperlukan pada saat
sebelum pengelasan dimulai. gambar 1.3 menunjukkan penggunaan beberapa jenis
simbol las. Garis vertikal yang digunakan pada jenis pengelasan fillet, tirus, atau alur
J selalu digambarkan di sebelah kiri.

Gambar 1.3 perbandingan simbol las dan hasil las

Page 30
Sisi Anak Panah dan Sisis Lain

Terdapat kemungkinan tidak selalu menempatkan simbol pengelasan di sisi yang


harus dilas. Kadang-kadang gambar tersebut terlalu ramai dan rumit. Gambar 1.4
menunjukkan contoh penggunaan sisi anak panah dan sisi lain pada Simbol
pengelasan. Garis putus-putus tidak ditunjukkan pada Simbol dasar pengelasan.
Tetapi, Simbol-Simbol yang digunakan di sini, untuk memberikan gambaran bahwa
simbol dasar pengelasan adalah miniatur gambar pada persiapan sisi dan/atau jenis
pengelasan yang digunakan. Garis vertikal pada simbol pengelasan alur bevel dan
simbol fillet digambarkan di sebelah kiri. Bagian permukaan bahan logam yang
disentuh oleh anak panah selalu disebut sisi anak panah

Gambar 1.4 posisi penempatan anak panah dan sisi lain

Tabel 1.3 simbol las menurut proyeksi Amerika (cara A)

Page 31
Tabel 1.4 simbol las menurut proyeksi Eropa (cara E)

Page 32
Contoh
Bila terdapat benda kerja yang akan dilas berbentuk sebagai berikut, bagaimana
simbol pengelasan menurut proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika :

Tabel 1.3 dan 1.4 menunjukkan gambar proyeksi simbol. Sedangkan contoh
penggunaan simbol dasar dengan kedua proyeksi, baik dengan proyeksi Amerika
dan Proyeksi Eropa, seperti terlihat pada tabel 1.5.

Tabel 1.5 contoh penggunaan simbol dasar pada proyeksi Eropa dan Amerika

Page 33
Page 34
Page 35
Bukaan Akar dan Susut Alur
Bukaan akar (Root Opening) merupakan ruang di antara logam yang terletak di
bawah sambungan (akar). bukaan akar ini bisa dispesifikasikan pada gambar dalam
satuan metrik, dalam pecahan inchi, atau satu angka dibelakang koma dalam inchi.
Ukuran bukaan akar tampak di dalam simbol dasar las pada simbol lengkap
pengelasan. Besarnya sudut pada alur las terletak di atas Simbol dasar pengelasan,
seperti terlihat pada gambar 1.5 Dalam melakukan persiapan pada bagian sisi
pengelasan, setengah dari sudut alur dipotong pada masing-masing bagian,
sehingga ketika di gabungkan sudut yang ditunjukkan adalah sudut total.
Ketika menggunakan jenis pengelasan bevel atau alur-J, hanya berdasarkan satu
bagian bahan logam dipotong. Anak panah pada simbol pengelasan menempel pada
titik bagian permukaan yang dipotong seperti terlihat pada gambar 1.5D, dan pada
gambar 1.6A.

Gambar 1.5 bukaan akar dan sudut alur

Pada gambar 1.5 terlihat bahwa gambar A dan D menunjukkan Simbol las untuk
pengelasan alur. Sedang gambar B dan E menunjukkan potongan bagian dan setting
untuk pengelasan. Gambar C dan F menunjukkan pengelasan yang telah lengkap.
Terlihat bahwa anak panah menempel di titik D bagian sebelah kiri, yang artinya
bahwa bagian ini harus dipotong atau dilakukan permesinan

Page 36
Kontur dan Simbol Penyelesaian

Bentuk atau kontour pada manik-manik las ditunjukkan pada Simbol pengelasan
sebagai garis lurus atau lengkung di antara Simbol dasar pengelasan dan Simbol
finishing. Garis kontur lurus menunjukkan bahwa manik-manik las dapat dibuat
sedatar mungkin. Garis contour lengkung menunjukkan bentuk cembung atau
cekung manik-manik las, seperti terlihat pada gambar 1.6.

Gambar 1.6 kontur las dan simbol penyelesaian

Pada gambar 1.6 terlihat pada gambar A,C dan E menunjukkan simbol kontour dan
penyelesaian pada Simbol pengelasan. Sedang gambar B, D, dan F enggambarkan
bentuk dan penyelesaian pengelasan yang telah lengkap. Dalam standar American
Welding Society (AWS) menggunakan symbol-simbol penyelesaian sebagai berikut:
C (potong); G (gerinda); M (pemesinan); R (Pengerollan); H (tempa).

Ukuran Kekuatan Las dan Ukuran efektif Throat

Ukuran las sangat penting. Ukuran las pada umumnya ditentukan dengan kode dan
spesifikasi, insinyur las, atau dari pengalaman. Istilah Size Of Weld berbeda artinya
untuk jenis pengelasan fillet dan pengelasan alur. Ukuran pada jenis pengelasan fillet

Page 37
berarti panjang pada bagian segi tiga yang terbentuk pada arah melintang
pengelasan yang telah lengkap seperti yang terlihat pada gambar 1.7

Gambar 1.7 ukuran pada jenis pengelasan fillet dan throat yang efektif

Pada gambar 1.7 terlihat bahwa gambar A dan B menunjukkan pengelasan fillet
telah dilas pada ukuran sama ”a”. Ukuran segi tiga yang digambarkan pada kontour
pengelasan A lebih kecil dibanding segitiga B. Pada hasil las A yang cekung,
pengelasannya lebih kecil dibandingkan dengan pengelasan B yang cembung.
Ukuran throat efektif E1 dan E2 sama pada kedua jenis pengelasan fillet. Ukuran
pengelasan alur adalah sejauh mana kedalaman logam dasar dipotong atau sebagai
dasar, seperti terlihat pada gambar 1.8 yang dimaksud dengan throat yang efektif
pada pengelasan alur adalah kedalaman penetrasi pengelasan. Throat yang efektif
tak pernah lebih besar dibandingkan dengan ketebalan logam.

Gambar 1.8 ukuran pengelasan alur dan throat yang efektif

Page 38
Pada gambar 1.8 terlihat bahwa: a) Ukuran las adalah 1/4 inchi dan throat efektif
(penetrasi pengelasan) adalah 1/5 inchi. b) Jenis pengelasan adalah bevel ganda.
Ukuran las adalah 5/8 inchi. Throat efektif masingmasing pengelasan 3/4 inchi.
Tetapi, total efektif throat tidak boleh lebih besar dibandingkan dengan ketebalan
bahan logam yaitu sebesar 1 inchi. Dimensi pada bentuk segitiga pada pengelasan
fillet ditunjukkan di sebelah kiri Simbol dasar pengelasan. Ukuran pada pengelasan
fillet adalah panjang masing-masing kaki. Yang dimaksud panjang Kaki adalah
ukuran pada arah vertikal dan horisontal sisi kanan (90 o) segi tiga. Gambar 1.9
menunjukkan penemptan dimensi ukuran tersebut. Ukuran tersebut bisa
digambarkan dalam bentuk pecahan atau desimal. Ukuran tersebut juga bisa
digambar dalam satuan matrik SI. Panjang sisi segi tiga pengelasan filler yang
khusus mempunyai panjang yang sama. Dengan demikian hanya satu dimensi yang
digambarkan pada simbol pengelasan untuk pengelasan fillet yang khusus. Jika
dimensi dua sisi segi tiga fillet tidak sama, maka dua dimensi akan digambar seperti
ditunjukkan dalam Gambar 1.9, tampak pada gambar C dan D. Seandainya dimensi
panjang sisi segitiga pada pengelasan fillet tidak sama, bentuk fillet bisa ditunjukkan
pada gambar pengelasan. Bentuk pada gambar tersebut akan mengindikasikan pada
pengelas sisi fillet mana yang merupakan dimensi panjang dan yang merupakan
dimensi pendek. Throat efektif atau kedalaman deposit logam las juga ditunjukkan di
sebelah kiri Simbol dasar pengelasan dan dinyatakan dalam kurung

Gambar 1.9 ukuran las fillet

Page 39
Pada gambar 1.9 terlihat bahwa:
A. satu ukuran 1/2 inchi. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua sisi fillet segi tiga
adalah 3/4 inchi,
B. bentuk hasil akhir pengelasan pada A.
C. jika dua dimensi berbeda. Ukuran masing-masing sisi fillet bisa ditunjukkan
dengan ukuran relatifnya pada gambar pengelasan.
D. bentuk hasil akhir pengelasan C

Gambar 1.10 ukuran throat efektif

Bila ukuran throat efektif tidak ada berarti menunjukkan pengelasan untuk alur
tunggal dan alur ganda, serta dibutuhkan penetrasi yang sempurna. Seperti terlihat
pada gambar 1.4 dan sebagai contoh yang diberikan ukuran throat efektif terlihat
pada gambar 1,10. Pada gambar 1.10 terlihat bahwa throat efektif bisa ditunjukkan
pada A dan C. Gambar B menunjukkan ukuran throat efektif lebih kecil dari
ketebalan logam. Sedang pada gambar D, Ukuran throat efektif lebih besar
dibandingkan dengan kedalaman alur.

Page 40
Panjang dan Jarak Bagi Las

Pada beberapa bagian yang di las yang tidak memerlukan pengelasan terus-
menerus dari satu ujung sambungan keujung sambungan yang lain. Untuk
menghemat waktu dan biaya, dimana kekuatan las tidak begitu dipentingkan.Bagian
las yang pendek las dapat ditempatkan pada seberang sambungan. Hal ini disebut
dengan pengelasan intermittent (putus-putus).Pada pengelasan intermittend, dimensi
panjang digunakan untuk menandai panjang masing-masing las. Dimensi jarak bagi
menunjukkan jarak dari titik tengah las yang ke titik tengah las berikutnya, seperti
terlihat pada gambar 1.11. ukuran panjang dan jarak bagi selalu ditunjukkan di
sebelah kanan dasar simbol las dasar pada simbol pengelasan.Ketika melakukan
pengelasan fillet putus-putus di perlukan sambungan las pada kedua sisi,
kemungkinannya adalah salah satu dari dua jenis. Jenis pertama adalah las rantai
putus-putus (chain intermittent weld), sedang jenis yang kedua adalah jenis las same
titik

Gambar 1.11 ukuran panjang dan jarak bagi las

Pada gambar A panjang (4) dan jarak bagi (8) pada simbol pengelasan. B
Menunjukkan rangkaian panjang las 2 inchi, jarak antar titik tengah las ke titik las
yang lain 4 inchi. C dan D menunjukkan gambar simbol fillet dan hasil las.
Pengelasan kontinyu dan putus-putus bisa dibuat dalam sambungan yang sama.
Dalam kasus itu, penggambaran akan menggunakan dimensi untuk menunjukkan di
mana masing-masing efektifitas Simbol pengelasan dari mulai hingga akhir. Seperti
terlihat pada gambar 1.11 A. Perbedaan spasi dari jarak bagi reguler bisa digunakan
di antara akhir pengelasan kontinyu dan permulaan pengelasan putus-putus. Lihat
dimensi 4” dalam Gambar 1.11 B. Spasi ini sama dengan jarak putusputus minus
panjang satu pengelasan putus-putus. Spasi di antara pengelasan kontinyu dan

Page 41
putus-putus dalam Gambar 1.11 B, sama dengan jarak minus panjang, atau 8” – 4” =
4”.

Pada gambar 1.12, penggunaan Dimensi pada batas atas gambar pengelasan
ditunjukkan pada simbol pengelasan. Spasi diantara pengelasan continue dan putus-
putus sama dengan jarak bagi dikurangi panjang satu las putus-putus
Gambar 1.12 pengelasan kontinyu dan putus-putus

Simbol Pendukung Las dan Melt –Thru

Sambungan las yang mempersyaratkan penetrasi lengkap bisa dilas dari kedua sisi.
Stringer bead (satu pelepasan pengelasan tanpa gerakan bergelombang) mungkin
memerlukan pendukung pada sisi berlawanan pengelasan alur untuk menjamin
sempurnanya penetrasi. Dalam kasus itu, diperlukan simbol pendukung las seperti
terlihat pada gambar 1.13. Simbol burn-through digunakan ketika 100 persen
dibutuhkan penetrasi pada salah satu sisi las.

Gambar 1.13 simbol pendukung las dan burn through

Page 42
Simbol burn-through digunakan pada pengelasan yang dilas hanya dari satu sisi dan
yang memerlukan 100 persen penetrasi, seperti ditunjukkan pada gambar C dan D.
Pendukung las bisa digunakan untuk memperoleh 100 persen penetrasi ketika
kemungkinkan pengelasan pada kedua sisi seperti ditunjukkan pada gambar A dan
B. Simbol kontur dan ukuran bisa digunakan dengan seperti terlihat pada gambar A
dan C. Ukuran 0.5 fillet pada gambar D dan E dilas dalam medan las. Medan
tersebut dilas pada semua sudut baik depan maupun belakang

Simbol Las Penuh dan Medan Las

Arah yang diberikan pada Simbol pengelasan tidak lagi berarti ketika terjadi
perubahan sambungan las pada sekeliling sudut. Jika terjadi perubahan arah
sambungan harus menggunakan simbol pengelasan baru atau menggunakan simbol
las penuh. Simbol las penuh digunakan ketika jenis sambungan las yang sama
digunakan pada semua sisi kotak atau bagian silinder, seperti terlihat Gambar 1.14.
Beberapa bagian disatukan dan dilas di bengkel. Hal ini seringkali diperlukan bagian
dalam medan tersebut untuk penggabungan akhir dan pengelasan. Ketika
pengelasan harus dibuat dalam medan yang jauh dari bengkel, Simbol medan las
bisa digunakan, seperti terlihat pada Gambar 1.14 D. Jika pengelasan harus dibuat
di bengkel, tidak menggunakan Simbol medan las seperti terlihat pada gambar 1.14

Gambar 1.14 Simbol las penuh dan medan las

Page 43
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PADA PEKERJAAN PENGELASAN

Page 44
Keselamatan Kerja Pada Pekerja Las (Welder)

Page 45
Page 46
Page 47
Page 48
Page 49
Page 50
Page 51
Page 52
Page 53
Page 54
Keselamatan pada lingkungan

Page 55
Page 56
Page 57
Page 58
Keselamatan pada mesin las dan perlengkapannya

Page 59
Page 60
Page 61
Parameter pengelasan adalah hal-hal yang sangat esensial dalam proses
pengelasan. Penentuan atau pengaturan parameter pengelasan sangat
berpengaruh dengan kualitas hasil las

PROSES
PARAMETER
SMAW GMAW GTAW

ARUS LAS √ √ √

TEGANGAN LAS √ √ √

POLARITAS LISTRIK √ X √

KECEPATAN √ √ √

Page 62
PENGELASAN

METAL TRANSFER X √ X

STICKOUT X √ X

GAS FLOW X √ √

A. Arus listrik
Besarnya arus listrik pada pengelasan tergantung dari :
- Bahan atau material yang dilas
- Ukuran atau dimensi lasan
- Geometri sambungan las
- Posisi pengelasan
- Jenis dan diameter filler metal

Gunakan arus listrik sesuai rekomendasi pabrik pembuat filler metal,


jangan kurang atau lebih besar dari batasan yang telah ditentukan atau
sesuai dengan welding prosedure spesification

B. Tegangan las
Tegangan las yang dibutuhkan pada pengelasan tergantung dari jenis filler
metal dan tebal material yang dilas
Mesin las GMAW mempunyai karakteristik tegangan konstan/constan
voltage, maka berapapun jarak ujung nozzle dengan permukaan material
yang dilas panjang busur las tetap, tetapi yang bertambah panjang adalah
stickoutnya. Oleh karena itu pada mesin GMAW ada alat bantu untuk
membesarkan atau mengecilkan tegangan sesuai kebutuhan.

C. Kecepatan pengelasan

Kecepatan pada pengelasan tergantung dari :


- Bahan atau material yang dilas
- Jenis dan diameter filler metal
- Geometri sambungan

Page 63
- Ketelitian sambungan

Kecepatan pengelasan tidak dipengaruhi oleh tegangan busur las, tetapi


dipengaruhi oleh besarnya arus listrik, sehingga kecepatan pengelasan
berbanding lurus dengan besarnya arus listrik. Semakin besar arus listrik,
maka semakin cepat laju pengelasannya

D. Metal transfer

Metal transfer adalah perpindahan butiran logam yang cair dari ujung
kawat las ke kawah las atau material yang dilas. Metal transfer terjadi pada
proses las GMAW. Dalam proses las GMAW ada 3 jenis metal transfer
yaitu :

1. Short circuit transfer


Perpindahan butiran terjadi bila ujung kawat las menempel dulu di
permukaan material yang dilas dan kemudian timbul busur las

2. Globural transfer

Page 64
Perpindahan butiran seakan-akan pelan dan besar-besar (seperti
tetesan air hujan)

3. Spray transfer
Perpindahan butiran cepat dan lembut (metal transfer ini yang sering
digunakan untuk mengelas)

E. Stickout

Page 65
Stickout adalah panjang kawat yang keluar dari permukaan kontak tip
sampai dengan ujung kawat las
Stickout ini terjadi pada proses las GMAW, semakin panjang stickout maka
mesin las akan mengeluarkan tenaga lebih untuk mencairkan ujung kawat
las. Dengan kata lain seolah-olah menurunkan arus las yang sudah di
seting.
Panjang stickout yang dikehendaki terkait dengan lebar hasil las yang
diinginkan, semakin panjang stickoutnya maka semakin berkurang lebar
lasnya.

Stickout/wire extension untuk short circuit transfer kira-kira ¼ - ½ “ ( 6 – 13


mm )

Stickout/wire extension untuk globular dan spray circuit transfer khusus las
gas metal solid wire ½ - 1 “ ( 12, 7 – 25,4 mm )

Stickout/wire extension untuk globular dan spray circuit transfer khusus las
gas metal cored wire ¾ - 3 ¾ “ ( 19 – 95 mm )

F. Gas Flow
Gas flow adalah aliran gas pelindung yang digunakan untuk pengelasan
biasanya dalam hitungan liter per menit.
Page 66
Gas flow ini dioperasikan pada proses las GMAW (MIG, MAG dan FCAW)
baik untuk gas argón, karbon dioksida atau campuran antara gas argón +
karbon dioksida

Bila mengelas di dalam ruangan (indoor) gas flownya antara 10 – 15 liter


per menit
Bila untuk mengelas di luar ruangan (outdoor) gas flownya antara 15 – 20
liter per menit.

PEMERIKSAAN HASIL LAS

Pengelasan yang berkualitas atau sesuai dengan kriteria penerimaan


(acceptance criteria) merupakan harapan sekaligus tanggung jawab semua
pihak. Namun pihak pertama yang bertanggung jawab atas kualitas hasil
pengelasan adalah welder atau juru/operator las itu sendiri. Oleh karena itu
seorang juru las yang profesional harus dapat melakukan pemeriksaan
secara amatan atau visual terhadap hasil pengelasan yang dilakukannya
\
Ada 3 (tiga) hal pokok yang harus dilakukan dalam pemeriksaan secara
amatan/visual (surface inspection) yaitu :
1. Memeriksa tampilan las

Page 67
Tampilan las biasanya dalam bentuk prosentase, yang perlu diperiksa
antara lain :
 Keteraturan manik las
 Kesweragaman tinggi las muka
 Keseragaman lebar las muka
 Keseragaman tinggi las akar
 Kebersihan las muka
 Kebersihan las akar

2. Mengukur dimensi lasan (lebar las, tinggi las muka dan akar)

Dalam pengelasan sambungan tumpul V, pada pelat dan pipa yang perlu
diukur adalah :
a. Lebar las
Lebar las ditentukan oleh lebar kampuh ditambah 1 mm ke kanan dan
1 mm ke kiri dan diukur dari batas las (toe) yang satu ke yang lainnya

b. Tinggi las muka (reinforcement)


Tinggi las muka ditentukan oleh tebal, misalnya :
Tebal ≤ ¼ “ tinggi las muka maksimal 1/16” (1,5 mm)
Tebal > ¼” - ≤ ½ “ tinggi las muka maksimal 1/8” (3,0 mm)
Tebal > ½” – 1” tinggi las muka maksimal 5/32” (4,0 mm)
Tebal > 1” tnggi las muka maksimal 3/16” (5,0 mm)
Tinggi las akar
Tinggi las akar ditentukan oleh tebal, misalnya :
Tebal ≤ ¼ “ tinggi las akar maksimal 1/16” (1,5 mm)
Tebal > ¼” - ≤ ½ “ tinggi las akar maksimal 1/8” (3,0 mm)
Tebal > ½” – 1” tinggi las akar maksimal 5/32” (4,0 mm)
Tebal > 1” tnggi las akar maksimal 3/16” (5,0 mm)

Peraturan Mentri nomor 02 tahun 1982, tentang kualifikasi juru las


ditempat kerja

Page 68
3. Mengidentifikasi cacat atau kerusakan las
Cacat las atau kerusakan las biasanya dalam bentuk diterima atau ditolak
oleh standar.
Hasil dari identifikasi ada kategori :
 No Defect (tidak ada cacat) : hasil las diterima
 Discontynuety (ada cacat masih diterima standar) : hasil las diterima
 Defect (ada cacat yang ditolak oleh standar) : hasil las repair atau
riject
Repair berarti hasil lasnya diperbaiki sesuai wps repair atau instruksi
Riject berarti hasil lasnya ditolak dan harus mengelas ulang pada
material yang baru

Alat-alat yang diperlukan dalam pemeriksaan secara amatan atau visual


antara lain :
1. Welding gouge
2. Jangka sorong
3. Lampu senter
4. Penggores
5. Steel marker
6. Penggaris baja

Page 69
Cacat las
Pengelasan yang berkualitas atau sesuai dengan kriteria penerimaan
(acceptance criteria) merupakan harapan sekaligus tanggung jawab semua
pihak. Namun pihak pertama yang bertanggung jawab atas kualitas hasil
pengelasan adalah welder atau juru/operator las itu sendiri. Oleh karena itu
seorang juru las yang profesional harus dapat melakukan pemeriksaan
secara amatan atau visual terhadap hasil pengelasan yang dilakukannya.
Ada 2 (dua) hal pokok yang harus dilakukan dalam pemeriksaa secara
amatan/visual pada sambungan tumpul V yaitu :
4. Mengidentifikasi cacat atau kerusakan las
5. Mengukur dimensi lasan (lebar las, tinggi las muka dan akar)

Dalam pemeriksaan hasil pengelasan ada 2 (dua) katagori :


a. Diterima (no difect dan/atau discontinuety
yang memerlukan perbaikan)
b. Ditolak (difect dan tidak sesuai dengan
acceptance criteria)

Untuk dapat melakukan pemeriksaan secara amatan/visual, seorang juru las


harus memahami macam-macam cacat las, dimensi lasan dan kriteria
penerimaan.

Page 70
Cacat las permukaan yang sering terjadi pada pengelasan dengan proses las
busur metal manual :

a. Takik las permukaan (surface undercut)


Tepi material termakan oleh busur las tetapi tidak terisi oleh logam
pengisi, sehingga tepi las terjadi cekungan/parit
Penyebab cacat ini antara lain :
 Arus dan busur las terlalu besar
 Ayunan elektroda terlalu cepat
 Posisi elektroda tidak tepat
 Base metal terlalu panas (overheated)
Acceptance criteria : Dalam undercut maksimal 0,8 mm dan panjang 2”
dari 12” atau 1/6 panjang lasan

Bila terjadi cacat surface undercut cara penanggulangannya : Cukup


memebersihkannya dengan wire brush atau sikat baja dan mengisi
dengan cara dilas dengan lajur tunggal tanpa diayun sesuai WPS repair

b. Spatter
Spatter atau percikan las merupakan butiran-butiran logam cair yang
keluar dari rumah/jalur las
Penyeban terjadinya cacat ini adalah :
 Arus dan busur las yang terlalu tinggi
 Material las terlalu panas
 Adanya hembusan angin yang terlalu kecang

Page 71
 Salutan elektroda terkelupas
 Sudut elektroda terlalu miring
Acceptance criteria : Termasuk discontinuety harus dihilangkan pakai
pahat

Bila terjadi cacat spatters cara penanggulangannya dengan cara : cukup


di pahat atau dikikir kasar (tidak boleh digerinda)

c. Surface porosity/keropos
Cacat ini terjadi pada deposit las, dimana deposit las terdapat rongga-
rongga udara
Penyebab cacat las ini adalah :
 Arus las terlalu kecil, sehingga salutan terbakar
 Elektroda lembab atau basah
 Adanya hembusan angin yang terlalu kencang
 Terak yang terbentuk terlalu cepat dihilangkan
 Salutan elektroda rusak/terkelupas
Acceptance criteria : Diameter maksimal 0,06 T untuk setiap panjang 6”
atau 20%T atau 1/8”

Page 72
Bila terjadi cacat surface porosity cara penanggulangannya : Gerinda
atau gouging hingga cacat las hilang dan las ulang sesuai WPS repair

d. Lubang
Lubang (pin atau warm hole) merupakan cacat dimana manik las/deposit
las tidak fusi dengan sempurna
Penyebab terjadinya cacat ini adalah :
 Arus las terlalu kecil
 Sudut elektroda salah
 Jalur las kotor
 Ujung elektroda masuk dalam cairan
Acceptance criteria :Semua standar tidak menerima

Bila terjadi cacat pin hole cara penanggulangannya : Gerinda atau


gouging hingga cacat las hilang dan las ulang sesuai WPS repair

e. In complete penetration
Cacat ini terjadi pada las akar , dimana deposit las tidak terbentuk dengan
sempurna, sehingga tidak tembus
Penyebab cacat las ini adalah :
 Arus las terlalu kecil

Page 73
 Celah akar/rot gap sempit atau menyempit
 Lebar muka akar/rot face terlalu lebar
 Diameter elektroda tidak sesuai (kebesaran)
 Ayunan elektroda kurang stabil
 Jalur las kotor
Acceptance criteria : Semua standar tidak mengizinkan

Bila terjadi cacat incomplate penetration cara penanggulangannya :


Gouging sampainke akar, las ulang sesuai WPS repair

f. Stop start (salah penggantian elektroda)


Cacat ini terjadi pada permukaan endapan las atau pada sambungan las
dalam bentuk over deposit atau kurang isi

Penyebab cacat ini :


 Penggantian elektroda t5erlalu mundur
 Penggantian elektroda terlalu maju

Acceptance criteria : diterima bila yang menonjol digerinda hingga bentuk


standar dan yang cekung ditambah las hingga bentuk deposit las seragam

Page 74
Bila terjadi cacat stop start cara penanggulangannya : Yang menonjol cukup
di gerinda kebentuk standar, yang kosong digerinda hingga slag hilang dan
dilas ulang sesuai WPS repair

g. Root concavity
Cacat ini terjadi pada las akar, dimana deposit las yang terbentuk cekung
Penyebab cacat las ini adalah :
 Cara penyambungan yang salah
 Laju kecepatan pengelasan tidak stabil
 Gerakan elektroda ke depan terlalu besar
 Arus las pengisian layer pertama terlalu besar
Acceptance criteria : Semua standar tidak mengizinkan (secara indivual >
¼ “, dari panjang las 12” bila ada > ½” , spabjang tewbal pipa)

Page 75
Bila terjadi cacat root concavity cara penanggulangannya :Gouging sampai ke
akar yang masalah, stel ulang dan dilas sesuai WPS repair

h. Excessive penetration
Cacat ini terjadi pada akar las yang membentuk tonjolan-tonjolan tidak
beraturan

Penyebab cacat ini adalah ;


 Root gap terlalu besar
 Arus las terlalu tinggi
 Diameter elektroda terlalu kecil
 Kecepatan las terlalu pelan
 Gerakan ujung elektroda terlalu da;am
 Mesin las tidak terkalibrasi
Acceptance criteria : semua standar tidak mengizinkan

Bila terjadi cacat excessive penetration cara penanggulangannya : Gouging


hingga akar, kampuh dan stel ulang kemudian dilas sesuai WPS repair

i. Excess wire

Page 76
Cacat ini terjadi pada las akar, dimana kawat las keluar dan menempel
pada permukaan las akar
Penyebab cacat las ini adalah :
 Kawat las berkarat
 Wire feeder tidak normal
 Pasokan listrik terputus-putus

Acceptance criteria : semua standar menolak

EXCESS WIRE

Bila terjadi cacat excess wire cara penanggulangannya : Gouging sampai ke


akar dilokasi cacat, dan di las ulang sesuai WPS repair.

j. Root underfill
Cacat ini terjadi didaerah akar las dimana root face tidak termakan busur
listrik
Penyebab cacat ini adalah :
 Gap kotor
 Arus pada las akar kecil
 Suhu base metal dingin
 High low / tinggi rendah

Acceptance criteria : Ditolak bila bila panjang lebih dari 2” dalam 12” atau
lebih dari ¼ panjang lasan

ROOT UNDERFILL

Page 77
Bila terjadi cacat root concavity cara penanggulangannya : Gouging sampai
ke akar dilokasi cacat, dan di las ulang sesuai WPS repair.
k. Root undercutt
Cacat ini terjadi di daerah akar las, dimana base material terkena busur
las tetapi tidak terisi logam las

Penyebab cacat ini adalah :


 Suhu base metal terlalu tinggi
 Arus pada las akar terlalu tinggi
 Kecepatan pada las akar terlalu rendah

Acceptance criteria : Ditolak bila bila bila panjang lebih dari 2” dalam 12”
atau lebih dari ¼ panjang lasan

BLOW HOLE/BURNT THROUGH

Bila terjadi cacat root undercut cara penanggulangannya : Gouging sampai ke


akar dilokasi cacat, dan di las ulang sesuai WPS repair

l. Blow hole/burnt through


Cacat ini terjadi pada las akar, dimana las akar yang sudah terbentuk
terbakar atrau mencair kena busur las pass berikutnya

Page 78
Penyebab cacat ini adalah :
 Gab tidak konsisten
 Arus las goyang atau mendadak naik

Acceptance criteria : Ditolak

BLOW HOLE/BURNT THROUGH

Bila terjadi cacat blow hole/burnt through cara penanggulangannya : Gouging


sampai ke akar dilokasi cacat, dan di las ulang sesuai WPS repai

m. Surface underfill
Cacat ini terjadi pada permukaan, dimana permukaan sudut bevel tidak
kena busur las

Penyebab cacat ini adalah :


 Suhu base material terlalu rendah
 Arus las capping terlalu rendah
 Sisi kampuh/permukaan bevel kotor
 Ayunan tidak sempurna
 High low/tinggi rendah

Acceptance criteria : Ditolak

SURFACE UNDERFILL

Page 79
Bila terjadi cacat surface underfill cara penanggulangannya : gerinda takiknya
hingga slag hilang, dan dilas lurus sesuai WPS repair

n. Excessive reinforcement
Cacat ini terjadi pada las muka, dimana las muka terlalu cembung

Penyebab cacat ini adalah :


 Suhu base metal rendah
 Kecepatan las capping rendah/terlalu pelan
 Suhu lingkungan dingin
 Busur las terlalu pendek

Acceptance criteria : tergantung hasil uji NDT, bila ok tonjolan las harus
distandarkan dengan cara di gerinda

EXCESSIVE REINFORCEMENT

Bila terjadi cacat excessive reinforcement cara penanggulangannya : jalur


yang menonjol cukup di gerindahingga uni form dan sesuai standar

o. Surface concavity

Page 80
Cacat ini terjadi dipermukaan, dimana las muka masih kelihatan cekung
atau belum terisi penuh
Penyebab cacat ini adalah :
 Sudut kampuh terlalu lebar
 Arus las capping terlalu tinggi
 Kecepatan las capping terlalu tinggi

Acceptance criteria : Ditolak

Bila terjadi cacat surface concavity cara penanggulangannya : langsung


selesaikan lajur capping sesuai WPS repair

Langkah-langkah pemeriksaan hasil pengelasan sambungan tumpul V,


yaitu :
a. Letakkan hasil las diatas meja kerja dengan penerangan yang cukup

b. Ambil alat-alat pemeriksaan secara amatan/visual dan form pemeriksaan

hasil las

Beri tanda atau marking pada hasil las, untuk pelat 25 mm dari tepi las

awal, 25 mm dari tepi las akhir dan tengah dari panjang las dengan steel

marker (untuk pipa markingnya pada jam 6, 9, 12 dan 3)

Page 81
25 mm dari tepi Tengah 25 mm dari tepi

Jam 12 / atas

Jam 9 Jam 3

Jam 6 / bawah

c. Amati permukaan las muka dan las akar, prosentelah keteraturan manik

las, keseragaman labar las muka, keseragaman tinggi las muka dan las

akar termasuk kebersihan las (permukaan lasan dan material)

d. Catat hasil pengamatan pada form yang tersedia

e. Ukur lebar las muka, tinggi las muka dan las akar pada 3 tempat yang

telah dimarking

f. Catat hasil pengukuran pada form yang telah tersedia

g. Amati permukaan las muka dan las akar dengan bantuan senter

dan/atau kaca pembesar dan identifikasi cacatnya

Page 82
h. Catat temuan-temuan cacat las pada form yang tersedia

Page 83

Anda mungkin juga menyukai