DISUSUN OLEH :
Reza Salfani (17050754012)
Fajar Septiawan D.A (17050754017)
Choirul Hamzah (17050754042)
Ade Amelia S (17050754048)
Husnan Zaidan A (17050754050)
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelasan Kapal Penumpang” tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat berbagai macam kendala
akan tetapi dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak tugas ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Novi
Sukma Drastiawati, S.T., M.Eng selaku dosen mata kuliah proses manufaktur II atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam
pengerjaan makalah ini. Serta teman-teman yang memberi dukungan baik materi maupun
moral, dan semua pihak yang membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENGANTAR…………………………………….………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...3
BAB I: PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengelasan
Menurut Deutche Industrie Normen (DIN), las merupakan ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan secara permanen yang dilakukan dalam keadaan cair
dengan melibatkan energi panas. Proses tersebut dapat terjadi dengan pemberian panas lokal
atau tekanan pada suatu logam dengan atau tanpa lgam pengisi. Pengelasan dengan cara
penekanan dapat menyambungkan dua logam karena terjadi ikatan antar atom dari logam
yang disambungkan.
Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara
yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat. Proses pembuatan
kapal berdasarkan system, yang umumnya dipakai di galangan wilayah Indonesia terbagi
menjadi tiga macam yaiu sistem seksi, blok seksi dan blok.
1. Sistem seksi, sistem ini merupakan sistem pembuatan kapal dimana bagian –
bagian kontruksi kapal dibuat seksi perseksi.
2. Sistem blok seksi, pada sistem ini bagian - bagian konstruksi dari kapal dalam
fabrikasi dibuat gabungan seksi-seksi sehingga membentuk block seksi, contoh bagian
dari seksi-seksi geladak, seksi lambung dan bulkhead dibuat menjadi satu block seksi.
3. Sistem blok, sistem pembuatan kapal dimana badan kapal terbagi beberapa block,
dimana tiap-tiap block sudah siap pakai (lengkap dengan sistem perpipaannya).
Garis besar pembangunan kapal dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu
1. Tahap desain
Pada tahap ini gagasan pembuatan kapal dipelajari secara seksama kemudian
dituangkan dalam garis besar data sementara dari data kapal yang akan dibangun.
Data ini berupa dimensi kapal, sarat dan kapasitas kapal serta rute pelayaran.
BAB III
PEMBAHASAN
Elektroda ini biasa dipakai untuk pengelasan TIG, MIG dan SAW. Karena
bentuk elektroda yang berupa gulungan, elektroda ini digerakkan oleh motor listrik.
Jenisnya seperti las elektroda terbungkus. FCAW adalah salah satu jenis las listrik
yang memasok filler elektroda secara mekanis terus ke dalam busur listrik yang
terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk.
Digunakan untuk membersihkan terak terak las yang tertinggal setelah proses
pengelasan. Benda ini sangat penting karena terak las dapat menyebabkan cacat pada
pengelasan, aapabila tidak dibersihkan maka akan mengakibatkan hasil las yang
kurang baik, rugi waktu dan material.
Wearpack adalah baju kerja standar yang berfusngsi untuk pelindung tubuh
dari kotoran dan benda asing agar tidak terkena langsung dengan badan. Apron
digunakan untuk pelindung badan dari percikan api las agar tidak terkena langsung
dengan badan dan wearpack.
Kacamata dan helm las digunakan untuk melindungi wajah dan mata dari
bahaya sinar las. Karena sinar las mengandung sinar UV yang sangat berbahaya untuk
kulit terutama mata.
c) Sarung tangan
sebagai pelindung kaki dari benda kerja jika tiba tiba jatuh, dan untuk
menghindari langsung dari alas.
B. Saat Pengelasan
1. Pertama nyalakan busur listrik dengan cara menggoreskan atau dengan cara
mengetukkan elektroda kepada benda kerja.
2. Setelah nyala, dekatkan elektroda dengan benda kerja pastikan jarak elektroda dengan
benda kerja tidak terlalu jauh dan terlalu dekat. Agar hasil lasan bagus dan maksimal.
Sudut elektroda dengan benda kerja kurang lebih 600.
3. Gerakkan elektroda dengan kecepatan yang konstan dan ayunan yang sama. Ayunan
elektroda dapat berbentuk lingkaran, segitiga, zig-zag dengan jarak yang sama.
4. Setelah selesai jauhkan Elektroda dari benda kerja dan matikan mesin las.
C. Setelah Pengelasan
1. Bersihkan terak dari hasil pengelasan dengan palu, kenudian sikat sisa-sisa terak hasil
pengelasan dengan sikat kawat.
2. Gerinda hasil lasan dengan menggunakan gerinda tangan.
3. Periksa hasil lasan ada cacat atau tidak secara visual .
4. Melakukan pengujian terhadap hasil las jika perlu.
5. Pengujian Pengelasan
Pengujian dilakukan tidak hanya untuk mengukur kualitas dan kekuatan dari las,
pengujian juga dapat berfungsi juga untuk menguji kualitas dari bahan yang digunakan.
Pengujian bersifat dua macam, yaitu yang bersifat merusak ( destruktif) dan bersifat tidak
merusak (non destruktif).
A. Pengujian bersifat merusak (destruktif)
Pengujian ini dilakukan dengan sifat yaitu merusak benda kerja yang akan diuji.
Pengujian ini teridi dari :
1. Uji Lengkung( Bending test)
Pengujian ini dilakukan dengan cara melengkungkan benda kerja dengan pusat
lengkung yaitu tengah dari benda kerja.
2. Uji Tarik
Pengujian ini dilakukan dengan menarik benda kerja, yang sebelumnya benda kerja
dipotong sesuai dengan criteria standart specimen pengujian tarik. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kekerasan, keuletan, kekakuan dari benda kerja.
3. Uji kekerasan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dari material dan kekerasan dari
material yang diuji. Pengujian ini dibagi menjadi uji tekan dan uji gores.
Pengujian ini dilakukan sesuai dengan namanya, yaitu tidak merusak material benda
tersebut. Pengujian ini terdiri dari :
Yaitu pengujian yang digunakan untuk melihat keretakan dan perositas dari
suatu bahan. Pengujian dengan penetrant terdiri dari 4 tahap yaitu pembersihan awal,
pemberian penetrant, pembersihan penetrant, dan pemberian developer. Pengujian ini
memiliki keuntungan yaitu murah dan cepat dilaksanakan.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1