Anda di halaman 1dari 64

ILMU BAHAN DAN PENGUJIAN LOGAM

Sekolah Tinggi Perikanan


BRSDM Kelautan dan Perikanan
Kementeriak Kelautan dan Perikanan
Jakarta
Pokok Bahasan
1. Introduction Ilmu bahan dan pengujian logam
2. Pembuatan besi dan baja
3. Struktur dan Ikatan Atom
4. Struktur dan Cacat Atom
5. Sifat Mekanik
6. Diagram fasa
7. Proses Anil dan Perlakuan Panas
8. Material Keramik
9. Material Polimer
10. Material komposit
11. Pengujian material Logam
12. Pengujian NDT dan DT
13. Pemilihan material teknik
14. Material permesinan perikanan
Bahan/Material
 Bahan atau material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai
zaman dahulu sampai sekarang. Kehidupan manusia selalu
berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada transportasi,
rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dan
sebagainya.
 Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari

kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk


memenuhi kebutuhan hidupnya. (jaman batu, perunggu dsb).
 Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa

adanya seperti yang tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit,


tanah dan sebagainya. Dengan perkembangan peradaban manusia
bahan-bahan alam tersebut bisa diolah sehingga bisa menghasilkan
kualitas bahan yang lebih tinggi.
 Pada 50 tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat-

sifat bahan dengan elemen struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan


puluhan ribu jenis bahan yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda.
Ilmu dan Rekayasa Material
Material science (Ilmu Material): disiplin ilmu yang mempelajari
hubungan antara struktur material dengan sifat–sifat material.
Material engineering (Rekayasa Material) : dengan dasar hubungan

struktur dan sifat bahan, mendisain struktur bahan untuk


mendapatkan sifat–sifat yang diinginkan.
Struktur bahan : pengaturan/susunan elemen–elemen di dalam

bahan.
Tinjauan struktur bahan dibedakan atas :

1. Struktur subatonik : ditinjau dari susunan elektron dengan inti


2. Level atom : ditinjau dari pengaturan atom atau molekul satu
sama lain
3. Mikroskopik : ditinjau dari kumpulan group–group atom
4. Makroskopik : ditinjau dari struktur yang bisa dilihat dengan
mata telanjang.
 Sifat bahan dapat dilihat dari kemampuan
bahan menerima perlakuan dari luar.
 Sifat–sifat bahan padat bisa di kelompokkan

atas 6 kategori :
1) sifat mekanik
2) sifat listrik
3) sifat termal / panas
4) sifat magnet
5) sifat optik
6) sifat deterioratif (penurunan kualitas).
Klasifikasi Bahan :

1. Logam : konduktor yang baik, tidak transparan.


2. Keramik : campuran / senyawa logam + non logam.
3. Polimer : adalah senyawa karbon dengan rantai
molekul panjang, termasuk bahan plastik dan karet.
4. Komposit : adalah campuran lebih dari satu bahan.
(misal: keramik dengan polimer)
5. Semi konduktor : adalah bahan-bahan yang
mempunyai sifat setengah menghantar. elektronik :
IC, transistor
6. Biomaterial : bahan yang digunakan pada
komponen-
komponen yang dimasukkan ketubuh manusia untuk
menggantikan bagian tubuh yang sakit atau rusak.
Gambar 1. Diagram fasa sistem besi/baja karbon (fe-c)
a. Logam
1) Logam besi (ferrous): logam dan paduan yang
mengandung besi (Fe) sebagai unsur utama;
Contoh : besi, baja Logam non-besi (non-
ferrous)
2) Logam yang mengandung sedikit atau sama
sekali tanpa kadar besi. Contoh : Al, Cu, Zn, Ni,
dan lain-lain.
3) Logam terutama logam ferrous merupakan bahan
yang paling banyak dipakai dalam dunia teknik
mesin, karena pada umumnya kuat, ulet, dan
mudah dibuat dalam berbagai bentuk praktis.
b. Keramik
Keramik adalah bahan yang terbentuk dari
hasil senyawa (compound) antara satu
atau lebih unsur-unsur logam (termasuk
Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-
unsur anorganik bukan logam.
Contoh keramik : silikon oksida,
aluminium oksida, kalsiumoksida,
magnesium oksida, kalium oksida dan
natrium oksida.
c. Polimer
Polimer merupakan bahan yang memiliki
berat molekul >10.000 , tersusun dari
monomer yang saling berikatan kovalen.
Contoh polimer : polietilen, polipropilen,
polivinilklorid dan lain-lain. Polimer
yang dapat dibentuk kembali dengan
pemanasan disebut termoplastik,
sedangkan yang tidak dapat dibentuk
kembali disebut termoset.
d. Komposit
 Komposit merupakan campuran bahan yang
tersusun dari dua/lebih bahan dasar dalam
skala makroskopis yang sifatnya sangat
berbeda dengan sifat masing-masing bahan
pembentuknya. Contohnya : fiberglass,
tripleks, semen-pasir, dan lain-lain.
 Bahan komposit alam contohnya : kayu,

terdiri dari serat selulose yang berada


dalam matriks lignin.
JENIS-JENIS PENGUJIAN LOGAM
 Uji kekerasan  Uji Optical Emission
Uji keausan
Spectrometer (OES)

 Uji Tarik
 Uji tekuk
 Uji X-ray fluorescence
 Uji impak (XRF)
 Uji pembebanan  Uji Atomic absobtion
 Uji geser spectroscopy (AAS)
Uji pipa
Uji Substance of


 Uji kerataan bidang
 Uji dimensi Concern free (SOC Free)
 Uji ketebalan material
 Uji Polybrominated
 Uji daya lekat bypheneis (PBB)
 Uji radiografi

Uji Mekanik (Mechanical


Uji Kimia (Chemical Test)
Test)
UJI METALOGRAFI & FRAKTOGRAFI
(METALLOGRAPHY & FRAGTOGRAPHY
 Uji struktur mikro
(microstructure)
 Penggunaan dapur
 Uji struktur makro/Fragtografi pemanas (Furnace)
(Macrostructure/Fragtography) - pemanasan <1.0000 C,
 Perhitungan fasa & butir (Phasa  pemanasan >1.0000-
& grain size measuremen)
 Uji pengukuran ketebalan 1.3000 C.
palting (layer Thickness  Preparasi metalografi
Measurement) (potong, amplas, poles
Analisa kedalaman
& mounting specimen).

dekarburisasi (analysis
ofdeterminan decarburization)
 Uji kandungan Ferrite (Ferrite
Content Test)
 Uji kabut garam (salt  Pengamatan Field
spray test). Emission Scanning
 Uji polarisasi linier (Linear Electron Microscope
polarization test)  SEM
 Uji polarisasi  EDAX
potensiodinamik siklik  SEM-EDAX
(cyclic potentiodynamic  EBSD
polarization test)  XRD-x ray Diffraction
 Uji celup -72 Jam
 Uji korosi sumuran
(pitting corrosion test)
Uji Karakteristik Material Lanjut
Uji Korosi (Corrosion Test) (Advanced Material Characterization)
Pengujian Logam

 Pemeriksaan visual (visual


inspection)
 Uji merusak (destructif test)
 Uji tidak merusak (non destructif

test)
Pengujian Logam Standar ASTM
 Standar ASTM Uji Tarik
 Standar ASTM Uji Impak
 Standar ASTM Uji Bending
 Standar ASTM Uji Kekerasan
 Standar ASTM Uji Tekan
 Standar ASTM Uji Puntir
 Standar ASTM Uji Keausan
Uji Merusak
(Destructif Test)

Uji Tarik (tensile test)


Uji kekerasan (hardness

test)
Uji komposisi kimia (test

of chemical composition)
Uji Tidak Merusak
(Non Destructif Test)

Pemeriksaan metalografi
Pemeriksaan fraktografi
Pemeriksaan Ultrasonic

Thicness
Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan Metalografi
 Hasil pemeriksaan
metalografi terhadap
pelat lambung kapal
ditemukan bahwa
terdapat bintik-bintik
hitam karena korosi.

Hasil pemeriksaan
Pengujian Merusak
 Pengujian tarik (tensile
test) material logam
dengan menggunakan
mesin uji servo.

Kurva hasil uji tarik


Pemeriksaan Ultrasonic Thicness
 Pengujian ketebalan
pelat lambung kapal
dengan menggunakan
ultrasonic thicness
meter.

Pengujian ketebalan pelat


lambung kapal dengan
ultrasonic thicness meter
Pemeriksaan Fraktografi
 Hasil pemeriksaan
fraktografi terhadap
pelat lambung kapal
ditemukan bahwa
terdapat daerah
deposit warna
kehitamanah
permukaan pelat

Daerah deposit warna kehitamanah


permukaan pelat yang rusak tertutup
Ilmu Bahan Teknik
 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa
daerah permukaan
pelat yang rusak
tertutup dengan
deposit warna putih

Daerah permukaan pelat yang rusak


tertutup dengan deposit warna putih
Ilmu Bahan Teknik
 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa
terdapat daerah
deposit warna
kehitaman.

Daerah deposit warna


kehitaman
Ilmu Bahan Teknik
 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa Hasil
SEM

Daerah deposit warna putih


Ilmu Bahan Teknik
 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa hasil
SEM

Daerah deposit yang rusak


Ilmu Bahan Teknik
 Kristal BCC dari
besi/baja

Kristal BCC dari besi/baja


Ilmu Bahan Teknik

 Kristal FCC dari


besi/baja

Kristal FCC dari besi/baja


 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa
diagram fasa sistem
besi/baja karbon (fe-c)

Diagram fasa sistem besi/baja karbon


(fe-c)
 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa
terdapat struktur
mikro baja karbon
rendah (0,2% C) etsa
nital 2%

Struktur mikro baja karbon


rendah (0,2% C) etsa nital 2%
 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa hasil
Data Hasil ultrasonic

Data Hasil ultrasonic test


 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa
terdapat Lokasi uji
ultrasonic thickness
meter pada bukaan
kulit kapal.

Lokasi uji ultrasonic thickness


meter pada bukaan kulit kapal
 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa hasil
pengujian tarik
Pengujian Tarik
(Tensile Test Report)

 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa
 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa
Pengujian Komposisi
(Composition Test Report)
 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa
Pengujian Kekerasan (Hardness Test
Report)
 Hasil pemeriksaan
terhadap pelat
lambung kapal
ditemukan bahwa hasil
pengujian Kekerasan
(Hardness Test Report)
BAHAN BAKAR
 Bahan bakar adalah bahan-bahan yang
dipakai untuk proses pembakaran.
 Jenis-jenis bahan bakar:

1. bahan bakar padat; batu bara, kayu, dll.


2. gas: gas alam, gas dapur batu bara, LPG,
LNG, dll.
3. cair: bensin (premium, super, pertalit,
pertamak 82 dan 90., solar, minyak
tanah, dll.
BENSIN
 Bensin berasal dari kata Benzana (C6H6) biasanya
disebut dengan Petrol atau Gasoline yang umum
digunakan sebagai bahan bakar untuk motor bensin
(Otto).
 Kualitet biasanya dinyatakan dengan besarnya angka
octan (Octane Number).
 Octane Number adalah persentase volume isooctane
di dalam campuran isooctane dengan normal heptane
yang menghasilkan intensitas knocking yang sama
dengan bensin yang bersangkutan.
 Semakin tinggi ON suatu bahan bakar menunjukkan
bertambah tingginya daya bakarnya.
 Ada tiga kelompok bensin untuk motor bakar:
1. Reguler – Grade
2. Premium – Grade
3. Third – Grade Gasoline.
* Hubungan octane number dengan karakteristik
pembakarannya (sifat anti knocknya) adalah
perbandingan kompresinya (Compression ratio).
Semakin tinggi octane number semakin baik
Compression rationya.
*Motor bensin sekarang berkisar antara 6 sampai
8,5.
 Kesalahan dalam pemakaian bahan bakar dapat
mempercepat terjadi rusaknya mesin.
Contoh:
 Motor bensin dengan CR= 7,5 – 8 kalau dipakai

bensin reguler akan menyebabkan terjadinya


pembakaran yang tidak sempurna, hal ini akan
mempercepat terjadinya sedimen-sedimen carbone
pada bagian ruang bakar. Bahkan sering mesin
masih berjalan meskipun kunci kontak telah
dimatikan (Off).
 Pemakaian ON yang tinggi pada motor dengan CR

yang rendah hanya mempercepat panasnya mesin.


Octane Number (ON)
1. Aviation gas : 100 – 120
2. Super : 92 – 100
3. Premium : 82 - 92
4. Bensin : 72 - 82
Pemakaian bahan bakar untuk motor bensin
harus tepat sesuai dengan spesifikasi dari
pabrikan agar peformance kinerjanya
semaksimal mungkin dan akan
memperpanjang umur (life time) mesin
tersebut.
SOLAR (DIESEL FUEL)
 Bahan bakar solar atau diesel fuel adalah bahan bakar
untuk motor diesel, dimana pembakaran terjadi bukan
karena penyalaan busi tetapi terjadi karena tekanan
kompresi yang tinggi di dalam ruang bakar.
 Kualitet solar dinyatakan dengan angka Cetane (Cetane
Number).
 Cetane Number adalah persentase volume normal cetane
dalam campurannya dengan methylnapthalene yang
menghasilkan karakteristik pembakaran yang sama
dengan solar yang bersangkutan.
 Detonasi Diesel adalah ledakan diesel yang terjadi karena
kelambatan penyalaan lebih panjang dan jumlah bahan
bakar yang disemprotkan terlalu banyak.
JENIS BAHAN BAKAR SOLAR dan
Cetane Number (CN)
1. Light Diesel Fuel (LDF): rata-rata CN 50,
sifatnya lebih encer (viscosity rendah), agak
jernih, dan lebih ringan.
2. Medium Diesel Fuel (MDF): rata-rata CN 50,
sifatnya lebih kental (viscosity lebih tinggi),
agak gelap, dan lebih berat.
3. Heavy Diesel Fuel (HDF): rata-rata CN 35.

Standarisasi CN bahan bakar solar dipasaran


pada umumnya berkisar 30 sampai dengan 60.
Gas Hasil Pembakaran
 Hasil pembakaran bahan bakar (hydrocarbon) dengan
udara (O2) akan menghasilkan kalori dan sisa-sisa hasil
pembakaran berupa asap yang terdiri dari gas CO 2, CO,
H2O, N2, H2, OH, NO, H, O, C, dan CH4.
 Gas CO2 dan C akan menunjukkan warna asap yang
hitam. Gas H2O dan H2 akan menyebabkan warna
asap keputih-putihan.
 Gas yang mengandung campuran H2O, H2 dan CH4 ya
g cukup besar dengan CO2 dan C akan menunjukkan
warna asap keabu-abuan.
 Gas CO2 akan menunjukkan bau yang menusuk hidung
karena seperti bau bensin yang tidak terbakar.
Pengujian Lab. BBM Jenis Bensin

 Standar ASTM D 2699 untuk Octane


Number Test.
 Standar ASTM D 5185 untuk Lead
Content Test.
 Standar ASTM D 2622 untuk Sulfhur
Content Test.
 Standar ASTM D 130 untuk Copper Strip
Corrosion Test.
Pengujian Bahan Baku BBM Jenis Biodiesel

No Jenis Analisis Standar Uji


1 Kadar asam lemak bebas SNI. 2901.2006
2 Kadar air SNI. 01.2901.2006
3 Kadar impuritis SNI. 01.2901.2006
4 Analisis kualitatif komposisi GC-MS
asam lemak
5 Analisis kestabilan oksidasi EN 14112
Pengujian Produk Biodiesel
No Jenis Analisis Standar Uji
1 Densitas ASTM D 1298
2 Viskositas kinematik ASTM D 445
3 Air dan sedimen ASTM D 2709
4 Phospor SNI 7182: 2015
5 Angka asam ASTM D 664
6 Gliserol bebas SNI 7182: 2015
7 Total Gliserol SNI 7182: 2015
8 Bilangan Penyabunan SNI 7182: 2015
9 Bilangan Iodium SNI 7182: 2015
10 Abu Tersulfatkan ASTM D 874
11 Analisis kualitatif komposisi GC-MS
Konsumsi BBM Diesel

 SfC = mf
 P
 Sfc = Spesific fuel consumtion (kg/HP.jam)
 Mf = laju aliran bahan bakar (Kg/jam)
 P bensin = 0,00075 kg/cc
 v = 10 ml
 mf = v x p bensin
 mf =10 x 0,00075 = 0,0075 kg
 P = daya yang dihasilkan oleh mesin (HP)
=1.267 x 0,1 jam = 0,1267 HP
Fuel Consumtion M/E & A/E
 Rumus fuel consumtion M/E adalah = HPx
BDx umur mesin (0,08 s/d 0,20).
- Umur mesin < 5 th = 0,08
- BD = 0,85
- Jadi fuel consumtion M/E = 1.200 HP x
0 ,85 x 0,08 = 82 liter/jam.
- misal fuel consumtion for A/E = 5 liter/jam
- Jadi kebutuhan BBM solar = 87 liter/jam.
Jenis-Jenis Bahan Bakar Mesin
Kapal

HSD (Haigh Speed Diesel)


MFO (Marine Fuel Oil)
MDO (Marine diesel oil)
 Asap berwarna hitam karena terlalu banyak
karbon, dan kemungkinan bahan bakar tidak
terbakar dengan sempurna.
 Asap berwarna keabu-abuan karena minyak

pelumas/oli turut terbakar di ruang bakar.


 Asap berwarna keputih-putihan karena

adanya uap air (bahan bakar mengandung


air).
FUNGSI MINYAK PELUMAS
1. Memberi lapisan pelumas antara dua benda
bergerak untuk menghindari kontak langsung;
2. Menghindari keausan;
3. Mengurangi geseran;
4. Membuang panas yang ditimbulkan
pembakaran/pendingin/penghantar panas.
5. Memberikan perlindungan terhadap timbulnya
karat dan korosi;
6. Sebagai perapat/seal
7. Membawa kotoran-kotoran pada saat sirkulasi
ketempat penampungan (filter) .
SYARAT-SYARAT MINYAK PELUMAS
 Viscosity;
 Flash and fire point;
 Gravity;
 Pour point;
 Carbon residue;
 Emulsification dan demulsibility;
 Viscosity index.
Kodefikasi Minyak Pelumas
 SAE (Sosiety of Automative Engineering) untuk menyatakan nilai
kekentalannya (viscosity)
 API (American Petroleum Institute) untuk menyatakan gravitinya

(berat jenisnya).
 Kode pelumas untuk motor bensin dan motor diesel (kode M dan

D huruf pertama) seperti:


1. Untuk motor bensin;
ML = Motor Light
MM = Motor Medium
MS = Motor Servier
2. Untuk motor bensin;
DL = Diesel Light
DM = Diesel Medium
DS = Diesel Servier
CARA PELUMASAN MOTOR
 Pelumasan celup (Oil bath); cara ini digunakan apabila
bagian yang akan dilumasi dapat dicelupkan ke dalam
minyak pelumas/oli, umumnya pada pelumasan gigi-gigi
yang tertutup atau penggerak rantai.
 Pelumasan percik (Splash Lubrication); biasanya

digunakan pada motor kecil dengan bagian metal jalan


yang terbenam pada karter mesin buatan lama,
percikan-percikan minyak pelumas dari bagian metal
melumasi metal duduk dan metal jalan.
 Sistem sirkulasi oli bertekanan (Pressure Circulating Oil

System), pelumasan dengan menggunakan pompa untuk


mensirkulasikan minyak pelumas ke bagian-bagian
motor yang bergerak dan perlu dilumasi.
MINYAK HIDROLIK
 Minyak hidrolik (hydrolic oil) dipergunakan
pada motor-motor hydrolis dan pompa-
pompa/buster hydrolic.
 Hydrolic oil umumnya dari oli berviskositas
rendah , yakni SAE 10-20 dan mempunyai
kwalitas yang lebih rendah dari lubricating oil.
 Sifat-sifat yang diperlukan hydrolic oil :
1. Tahan terhadap kenaikan panas;
2. Tidak berbusa;
3. Anti korrosi.
MINYAK PELUMAS RODA GIGI
 Pelumas roda-roda gigi biasanya dikapai minyak pelumas
dengan viscositas tinggi (SAE 90-140).
 Klasifikasi minyak pelumas roda gigi yang ada dipasaran:

1. Gear Mineral Oil adalah minyak pelumas roda gigi dari


viskositas index terendah SAE 90 yang mampu terhadap
variasi temperatur rendah.
2. Gear Multipurpuse Oil adalah minyak pelumas roda gigi
khusus yang mengandung Lead/Timbal jadi mempunyai
sifat perekat, baik untuk tekanan kontak roda gigi yang
tinggi.
3. Gear EP (Extreme Pressure) adalah minyak pelumas dengan
pemakaian yang luas, dan dapat dipakai untuk roda gigi
yang memerlukan EP.
Daftar Jenis-Jenis Minyak Pelumas
1. ESSO
2. CALTEX
3. MOBIL OIL
4. PERTAMINA
5. SHELL
6. CASTROL
MINYAK GEMUK
 Minyak gemuk adalah campuran minyak pelumas dengan
sabun. Gemuk berfungsi untuk membersihkan, terutama
terhadap debu, pasir dan lain-lainnya.
 Secara umum minyak gemuk diklasifikasikan menjadi 2

kelas:
1. minyak gemuk (Grease) no. 1. Light Duty.
2. minyak gemuk (Grease) no. 2. Heave Duty.
Grease produk Caltex ada 5 kelas, yaitu:
1. MARFAK 00 - Light Duty

2. MARFAK 0- Medium Duty


3. MARFAK 1- Medium Heavy Duty
4. MARFAK 2 HD - Heavy Duty

5. MARFAK 3 HD - Extra Heavy Duty


Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar
Kapal Perikanan
 0,2 x HP x Jam Operasi Mesin
REFERENSI
1. Hari Amanto, Ilmu Bahan, Bumi Aksara, Jakarta, 1999.
2. Sumanto, Pengetahuan Bahan Untuk Mesin dan Listrik, Andi
Offset, Yogyakarta, 1996.
3. Harsanto. Motor Bakar. Djambatan, Jakarta. 1984
4. Richard C. Jordan & Gayle B. Priester. Prentice Hall of India
Private Limited. New Delhi. 1973.
5. Wiranto, Arismunandar, Motor Diesel Putaran Tinggi, Pradnya
Paramita, Jakarta, 2001.
6. Warsowiwoho dan Gandhi Harahap. Bahan Bakar, Pelumas,
Pelumasan Servis. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. 1984.
7. Suyanto.Pesawat Kapal.Jakarta: DiklatAUP. 1982.
8. Suyanto. Pesawat Kapal I. Akademi Usaha Perikanan. Jakarta.
1982
9. www.id.wikipedia.org/wiki/teknik_material
UTS Semster IV MP

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ilmu bahan?


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rekayasa bahan/
material?
3. Jelaskan mengapa orang teknik harus mempelajari ilmu
bahan?
4. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi bahan teknik.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahan polimer?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahan keramik?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahan komposit?
8. Beri contoh komponen-komponen mesin yang memakai
bahan logam.
9. Beri contoh komponen yang menggunakan bahan komposit.
10. Jelaskan apa yg dimaksud korosi dan pencegahanya untuk
kapal yang terbuat dari besi dan baja.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai