Anda di halaman 1dari 28

8 POMPA CENTRIFUGAL

SUBKOMPETENSI :
 Memahami konstruksi, fungsi dan cara kerja pompa centrifugal
 Memahami daya pompa centrifugal
 Memahami ukuran-ukuran utama pompa centrifugal
 Memahami macam-macam konstruksi pompa centrifugal dan kegunaannya

A. KONSTRUKSI DAN CARA KERJA POMPA CENTRIFUGAL


Jika kita memutarkan tabung yang berisi air, maka air akan naik di sekeliling
dinding, semakin cepat putarannya semakin tinggi pula air yang mengelilingi dinding
tersebut. Naiknya air pada dinding tabung tersebut dikarenakan adanya gaya
centrifugal. Gaya centrifugal adalah gaya yang mengarah keluar menjauhi titik pusat.
Prinsip gaya centrifugal inilah yang digunakan pada pompa centrifugal. Jika tabung
tadi diganti dengan impeler semacam sudu/kipas yang diputar dengan motor, maka air
atau fluida akan naik dari sisi bawah dan keluar dari sisi atas. Konstruksi dari pompa
centrifugal dapat dilihat pada gambar 8.1 dan pompa centrifugal dengan tenaga
penggeraknya terlihat pada 8.2 berikut

Gambar 8.1 Pompa centrifugal.


Keterangan gambar:
1. Sisi tekan
2. Rumah pompa
3. Poros pompa
4. Impeler
5. Sisi isap

74
Gambar 8.2 Pompa centrifugal dan motor penggerak.

B. FUNGSI BAGIAN-BAGIAN UTAMA POMPA


Bagian-bagian utama pompa centrifugal yaitu:
 Impeler
 Rumah pompa
 Poros pompa
 Tenaga penggerak

1. Impeler
Impeler gunanya untuk mengisap dan menekan fluida dengan gaya centrifugal
impeler dipasang pada poros pompa yang diikat dengan baut. Supaya impeler dapat
berputar bersama-sama dengan porosnya maka antara poros dan nafimpeler dipasang
pasak penjamin.

2. Rumah pompa
Rumah pompa mempunyai bentuk rumah siput/keong lihat gambar 8.1 dan
disebut juga rumah siput /keong, yang gunanya untuk menempatkan impeller dan
poros pompa supaya dapat berputar mengisap dan menekan fluida dengan baik.
Dudukan poros dan tutup-tutup rumah siput dilengkapi dengan paking-paking yang
dapat melindungi pompa dari kebocoran.

3. Poros utama
Poros pompa mempunyai bermacam-macam bentuk hubungan dengan poros
penggeraknya yaitu: poros langsung dan poros tidak langsung/ tersendiri.
a. Poros langsung, yaitu poros penggerak dari motor langsung sebagai poros
pompa, poros langsung ini banyak kita jumpai pada pompapompa kapasitas
kecil.
b. Poros pompa tersendiri, yaitu poros pompa dengan poros penggerak terpisah
masingmasing. Kedua poros tersebut dihubungkan satu sama lain dengan
75
menggunakan alat-alat transmisi, misalnya: kopling, gear-box atau roda gigi
reduksi lainnya. Poros pompa tersendiri ini banyak dijumpai pada pompapompa
kapasitas besar.

4. Tenaga penggerak
Tenaga penggerak pompa berasal dari: Motor listrik, motor pembakaran dalam
yaitu motor diesel atau motor bensin pesawat pembakaran luar yaitu turbin uap

Gambar 8.3 Pompa centrifugal dengan sumbu tegak


Keterangan gambar 8.3
1. Poros pompa
2. Impeler
3. Rumah keong
4. Sisi masuk
5. Pipa isap
6. Sisi keluar
7. Paking
8. Bantalan poros
Posisi sumbu utama dari poros pompa dapat dilaksanakan secara mendatar
seperti terlihat pada gambar 8.2 atau dapat pula dilaksanakan secara tegak/vertikal
seperti terlihat pada gambar 8.3 bahkan dapat pula ditempatkan miring 45° sebagai-
mana dijumpai di pembangkit tenaga listrik Djuanda/Jatiluhur.

C. DAYA POMPA CENTRIFUGAL


Untuk menggerakkan pompa centrifugal ini diperlukan tenaga penggerak yang
berasal dari : motor listrik, motor diesel, motor bensin, atau turbin uap yang
mempunyai daya tertentu.

76
Besarnya daya yang diperlukan harus disesuaikan dengan jumlah fluida atau
air setiap satuan waktu yang diperlukannya serta tinggi kenaikan fluida/air yang
dipindahkan. Daya pompa yang dibutuhkan dapat dihitung dengan persamaan:

Q
Ne= . H man. ρ a ( TK ) … … … ..(8.1)
60 .75 . η

Keterangan :
Ne = Daya pompa efektifyang dibutuhkan dalamsatuan Tk
Qe = Kapasitas efektif dalam satuan liter/menit dm 3 /menit
Hman = Tinggi kenaikan manometrik dalam satuan meter m
3
ρa = Massa jenis fluida (air) dalam satuan kg/dm
Untuk air Pa = 1(kg/dm3)
η = Randemen pompa
Untuk tenaga penggerak yang berasal dari motor listrik, satuan daya biasanya
dalam satuan watt atau kilo watt (kw), sedangkan tenaga penggerak yang berasal dari
motor pembakaran dalam (motor diesel dan motor bensin) mempunyai satuan Tk
(tenaga kuda). Hubungan satuan Tk dan watt atau Kw yaitu sebagai berikut:
1 Tk = 75 kgm/detik
1 kgf = 9,81 N
1 watt = 1 Joule/detik = 1 Nm/detik
maka: 1 Tk = 75 x 9,81(Nm/det) atau watt
1 Tk = 736 watt (dibulatkan)
1 Tk = 0,376 Kw
1 Kw = 1,36 Tk

D. MOMEN PUNTIR PADA POROS POMPA


Oleh karena poros pompa mendapatkan gaga puntir dengan daya dan putaran
tertentu, maka pada poros pompa akan terjadi momen puntir. Momen puntir pada
poros pompa tersebut dapat dihitung dengan persamaan:

N
Mp=71620 ( kgcm ) … … … … … … …..(8.2)
n

Keterangan:
Mp = Momen puntir dalam satuan kgcm
N = daya yang dibutuhkan pompa dalam satuan Tk
n = Putaran poros pompa dalam satuan rpm
Untuk pompa-pompa yang digerakkan oleh motor listrik dengan daya dalam
satuan watt atau kw, momen puntirnya dapat dihitung dengan persamaan:

77
P
T= ( Nm ) … … .… … … … … ….( 8.3)
2. π .n

Keterangan :
T = Torsi atau momen puntir dalam satuan (Nm)
P = Daya dalam puntir dalam satuan watt (Nm/det)
n = Putaran poros dalam satuan (put/det)

E. UKURAN DIAMETER POROS POMPA


Ukuran diameter poros pompa harus disesuaikan dengan kekuatan bahan
poros terhadap puntiran (momen puntir yang terjadi). Besarnya tegangan puntir yang
diizinkan untuk poros-poros pompa berkisar antara 120 kg/cm 2 s/d 200 kg/cm2.
Tegangan putir yang diizinkan tersebut dihitung dengan persamaan :

Mp
τ p= kg/cm 2 … … … … … … … … … … ( 8.4 )
Wp

Keterangan:
τp = Tegangan puntir yang diizinkan. dalam satuan kg/cm2
untuk poros pompa tegangan puntir yang diizinkan iP = 120 s/d 200 kg/cm 2
Mp = Momen puntir dalam satuan kgcm
Wp = Momen tahanan puntir dalam satuan (cm3)
Untuk poros-poros pompa yang mempunyai penampang pajal, besarnya momen
tahanan puntir yaitu:

π
W p= d 3 atau dibulatkan
16

WP = 0,2 d 3 (cm 3)

Gambar 8.4 Poros pejal


Keterangan :
Wp = Momen tahanan puntir untuk poros pejal (cm3)
d = diameter poros pompa pejal cm
Jika persamaan di atas kita masukan pada persamaan 8.4 maka:

78
Mp
τ p=
0,2 d 3

dan diameter poros pompa dapat dihitung dengan persamaan:

Mp
d=

3

0,2 . τ p
cm… … … … … … … … … .(8.5)

Keterangan :
d = diameter poros pompa dalam satuan.. cm
Mp = Momen puntir dalam satuan kgcm
Τp = Tegangan puntir yang diizinkan dalam satuan kg/cm

Contoh 8.1

Sebuah pompa centrifugal tekanan tinggi dengan kapasitas efektif 2400 liter/menit
digunakan untuk memindahkan air dengan ketinggian manometrik 150 meter. Randemen
pompa η = 0,75, massa jenis air = 1 kg/dm3 dan bahan poros terbuat dari baja dengan
kekuatan puntir yang diizinkan τp = 200 kg/cm2 dan putaran n = 1450 rpm.
Hitunglah:
a) Daya untuk menggerakkan pompa tersebut dalam satuan Tk dan Kw
b) Momen puntir dalam satuan kgcm
c) Diameter poros pompa
Penyelesaian:
Diketahui : pompa centrifugal
 Kapasitas efektif = 2400 dm 3/menit
 Tinggi manometrik Hman = 150 m
 Randemen pompa = 0,75
 Massa jenis air = 1 kg/dm3
 Tegangan puntir yang diizinkan = 200 kg/cm2
 Putaran poros n = 1450 rpm
Ditanyakan:
a) Daya pompa Ne dalam satuan Tk dan Kw
b) Momen puntir (Mp)
c) Diameter poros pompa (d)
Jawab:
a) Daya pompa (Ne) : gunakan persamaan

Q e . H man. ρ a
Ne=
60 .75 . η

79
2400 x 150 x 1
Ne= =106,667 Tk
60 x 75 x 0,75

Atau Ne = 106,667 x 0,736 = 78,5 kw


b) Momen puntir (Mp):

N
Mp=71620 dalam hal ini
n

N = Ne 106,667 Tk

106,667
Mp = 71620 = 5268,6 kgcm
1450

c) Diameter poros pompa (d):

Mp 3 5268,6
d=

3

0,2 . τ p√=
0,2 x 200
3
=√131,715

d = 5,088 (cm) atau d = 50,88 mm

F. KAPASITAS DAN KECEPATAN PADA SISI MASUK

1. Kapasitas
Untuk pompa yang satu sisi masuk lihat gambar 8.5 besarnya kapasitas air
menurut teori adalah :

Qe
Q= dalam satuan … … … … … … … ….. liter /menit
ηv

Sedangkan untuk pompa mempunyai dua sisi masuk lihat gambar 8.6 besarnya
kapasitas teori adalah:

Qe
Q= dalam satuan… … … … … … … …. liter /menit
2ηv

Keterangan:
Q = Kapasitas 3pompa menurut teori dalam satuan dm /menit (liter/menit)
Qe = Kapasitas pompa efektif (dm 3/menit atau liter/menit)
ηv = Randemen volumetric

80
Gambar 8.5 Pompa satu sisi masuk

Gambar 8.6 Pompa dua sisi masuk

Keterangan gambar:
d = Diameter poros pompa
D = Diameter naf-impeler, besarnya D -- 1,5 d
D1 = Diameter sisi masuk
D2 = Diameter sisi keluar:
Untuk pompa dengan kecepatan D2 = ( 2,2 s/d 3,5 ) D1
Untuk pompa kecepatan normal D2 = ( 1,8 s/d 2,2 ) D1
Untuk pompa kecepatan tinggi D2 = ( 1,3 s/d 1,8 ) D1
Besarnya kapasitas air pada sisi masuk adalah:
Q = Al . C ……………………………. liter/menit
A1 adalah luas lubang laluan pada sisi masuk, oleh karena itu ukuran diameter naf = D

81
dan ukuran diameter sisi masuk = D1 maka luas lubang adalah :

π π
A 1= D 12− D 2
4 4

π
A 1= ¿
4

Jika air pada sisi masuk mempunyai kecepatan c dm/detik, maka besarnya kapasitas
menjadi:

π
A 1= ¿
4

Dengan menurunkan persamaan di atas kita dapat menentukan besarnya ukuran


diameter sisi masuk yaitu :

D 1= (√ 4.π .Qc + D2) dm… … … … … … ….(8.6)


Keterangan:
D1 = Diameter sisi masuk dalam satuan dm
Q = Kapasitas teoritis dalam satuan liter/detik (dm 3/detik)
D = Diameter naf - impeller dalam satuandm
c = Kecepatan air masuk dalam satuan dm/ detik
Untuk menentukan ukuran lebar sisi masuk dapat juga menggunakan hukum
kontinutas di mana fluida yang mengalir pada saluran mempunyai kapasitas yang
konstan dalam hal ini air yang melewati lubang laluan yang mempunyai ukuran lebar
= b1, diameter sisi masuk D1 dengan kecepatan c1maka kapasitasnya adalah :
Q = π . D1 . b1 . c1
Dan besarnya ukuran lebar pada sisi masuk (b1) dapat dihitung yaitu dengan
persamaan:
Q
b1 = ( dm) … … … … … … … … … (8.7)
π . D1 . c 1
Keterangan:
b1 = Ukuran lebar sisi masuk ………….dm
D1 = Diameter sisi masuk dalam satuan..dm
Q = Kapasitas teori dalam satuan……...dm3/detik
C1 = c = Kecepatan air masuk dalam satuan. dm/ detik

2. Kecepatan fluida/air pada sisi masuk


Kecepatan-kecepatan air pada sisi masuk perlu diketahui, baik dengan cara
ditentukan maupun dengan cara dihitung, hal ini perlu karena untuk menentukan

82
ukuran-ukuran pada sisi masuk yang disesuaikan dengan kapasitas pompa. Kecepatan
pada sisi masuk antara lain :
a. Kecepatan keliling pada sisi masuk
b. Kecepatan radial pada sisi masuk
c. Kecepatan relatif pada sisi masuk
Untuk jelasnya lihat gambar 8.7 a, b, dan c berikut:

Gambar 8.7 Diagram kecepatan.


Keterangan gambar:
Ul = Kecepatan keliling pada sisi masuk dalam satuan…………………... m/detik
Crad = Kecepatan radial
C1 = Kecepatan (resultante) dari kecepatan keliling dan kecepatan relatif .. m/detik
W1 = Kecepatan relatif masuk…………………………………………....... m/detik
αl = Sudut kecepatan masuk
β1 = Sudut relatif masuk

a. Kecepatan keliling
Kecepatan keliling pada sisi masuk adalah kecepatan dengan arah yang
bersinggungan dengan lingkaran sisi masuk. Jika poros pompa berputar dengan n
putaran/menit dan sisi masuk mempunyai ukuran D dalam satuan meter maka
kecepatan kelilingnya adalah:

π.D 1.n
u1 = m/det ………….…………………(8.8)
60

Keterangan:
ul = Kecepatan keliling pada sisi masuk dalam satuan m/det
D1 = Diameter sisi masuk dalam satuan meter
n = Putaran poros pompa dalam satuan rpm

b. Kecepatan radial
Kecepatan radial adalah kecepatan yang mempunyai arah radial atau tegak

83
lurus terhadap kecepatan kelilingnya. Pada sisi masuk kecepatan-kecepatan radial ini
merupakan resultante dari kecepatan keliling dan kecepatan relatif masuk atau Crad =
C1 dan sudut α l = 90°. Besarnya kecepatan air pada sisi masuk dapat ditentukan
terlebih dahulu dengan 2 m/det atau 3 m/det.

c. Kecepatan relatif masuk ( w1)


Oleh karena cl mempunyai arah tegak lurus terhadap u1, maka besar sudut
relatif masuk dapat dihitung yaitu dengan persamaan:

c1
tgβ 1= … … … … … … … … … … … … … … (8.9)
u1

dan besarnya kecepatan relatifnya adalah:

w1 = √ ( C 1 2+U 12 ) … … … … … … … … … (8.10)

Keterangan :
βl = Sudut kecepatan relatif pada sisi masuk
c1 = Kecepatan pada sisi masuk m/det
w1 = Kecepatan relatif pada sisi masuk.. m/det
u1 = Kecepatan keliling pada sisi masuk dalam m/det

G. KAPASITAS DAN KECEPATAN PADA SISI KELUAR

1. Kapasitas
Sebagaimana pada sisi masuk, besarnya kecepatan pada sisi keluar pun sama
besarnya (Q), hanya perbedaannya di sisi keluar yaitu pada kecepatan dan lubang
laluannya, pada lubang laluan sisi keluar mempunyai ukuran: Diameter sisi keluar D 2,
lebar sisi keluar b2 dengan kecepatan aliran C2, maka luas lubang laluannya adalah:
A2 = π . D2 . b2 dm2
Kapasitas pada sisi keluar adalah :
Q = A2 . crad
Maka : Q = π . D2 . b2 . crad
dari persamaan di atas kita dapat menghitung besarnya lebar sisi keluar yaitu:

Q
b 2= ( dm ) … … … … … … … .(8.11)
π . D 2. c rad

Keterangan :
b2 = Ukuran sisi keluar dalam satuan dm
Q = Kapasitas air dalam satuan dm2/detik
D2 = Diameter sisi keluar dalam satuan dm
84
crad = Kecepatan radial pada sisi keluar dalam satuan dm/detik

2. Kecepatan pada sisi keluar


Kecepatan fluida pada sisi keluar dipengaruhi oleh bentuk lengkungan sudu. Dari
impeler ada 4 macam bentuk lengkungan sudu yaitu:
 sudu dilengkungan ke belakang normal
 sudu dilengkungan ke belakang netral
 sudu radial
 sudu dilengkungan ke depan (tekanan sama)
Bentuk lengkungan sudu dan kecepatannya dapat dilihat pada gambar 8.8 diagram
(kecepatan) dan tabel 8.1 berikut.

Gambar 8.8 Diagram kecepatan.


Keterangan gambar :
A = Sudu normal
B = Bentuk sudu netral
C = Bentuk sudu radial
D = Bentuk sudu lengkung ke depan (tekanan sama)
U1,2 = Kecepatan keliling
C1,2 = Kecepatan
W1,2 = Kecepatan relatif
Crad = Kecepatan radial
α1,2 = Sudut kecepatan

85
β1,2 = Sudut kecepatan relatif
indeks 1 = Sisi masuk
indeks 2 = Sisi keluar
Tabel 8.1
Sudut kecepatan pada sisi masuk dan sisi keluar
Sisi masuk Sisi masuk
Bentuk Sudu Kecepatan
α1 α1 β1
Normal 90º <90º <90º
Netral 90º 90º <90º c2 = c1
Radial 90º <90º 90º w2 = w1
Lengkung ke depan 90º <90º <90º c2 sin2 = c1 = cr

Untuk pompa-pompa dengan sudu normal mempunyai kecepatan sudut keluar


a2 antara 10º sampai dengan 15° dan sudut relatif keluar β2 antara 20° - 40°. Diagram
(segitiga kecepatan) untuk pompa dengan sudu normal dapat dilihat pada gambar
diagram kecepatan (8.9) berikut!

Gambar 8.9 Diagram kecepatan untuk sudu normal


Keterangan gambar :
u2 = kecepatan keliling pada sisi keluar dalam satuan m/detik
c2 = kecepatan pada sisi keluar (m/det)
w2 = kecepatan relatif pada sisi keluar (m/det)
c2u = proyeksi c2 terhadap u2 (m/det)
w2u = proyeksi w2 terhadap u2 (m/det)
α2 = sudut kecepatan pada sisi keluar
β2 = sudut kecepatan relatif keluar
Kecepatan pada sisi keluar dan C2u
Untuk menentukan besarnya kecepatan-kecepatan pada sisi keluar kita dapat
menggunakan segitiga kecepatan, lihat gambar 8.9. Besarnya perbandingan :

c2 sin β 2
=
u2 sin (α 2+ β 2 )

86
atau besarnya c2 menjadi :

u 2 . sinβ 2
c2 = ………………………… .(a)
sin (α 2 + β2 )

sedangkan c2u = c2 . cos α2 (b)


Persamaan (a) substitusikan pada persamaan (b)

u 2 . sin β 2 .cos α 2
c 2u =
sin (α2 + β 2 )

Perbandingan c21 dengan u2 sering digunakan untuk penyelesaian perhitungan yaitu :

c2 sin β 2. cos α 2
=
u2 sin (α 2+ β 2 )

Untuk α 2 antara 10° sampai dengan 15° atau rataratanya kita ambil β2 = 130 dan β2
antara 20° sampai dengan 40° dan β2 kita ambit 30°.

c2 sin30° .cos 13 °
maka : =
u2 sin(13 ° + 30° )

0,5 x 0,9744
= =0,7144
0,06820
atau: c2u = 0,7144. u2 ……………………. (8.12a)
dan dalam perhitungan-perhitungan sering diambil (berdasarkan pengalaman)
c2u = 0,75 . u2 …………………………… (8.12b)

 Tinggi manometrik untuk tiap sudu


Jika impeler mempunyai z buah sudu/kipas, maka tinggi manometrik untuk
setiap sudunya adalah :
H man
H ' man= ( meter ) … … … … … … … … .(8.13)
z
Keterangan:
H'man = tinggi manometrik untuk tiap sudu (meter)
Hman = tinggi manometrik (total) dalam satuan meter
z = jumlah sudu atau kipas

 Kecepatan keliling pada sisi keluar


Kecepatan keliling erat kaitannya dengan tinggi manometrik untuk tiap sudu,
hubungan antara tinggi manometrik dan kecepatan keliling dapat dilihat pada
persamaan (Euler) berikut :

87
u 2 .c 2u .k ηh
H ' man = … … … … . … … … … … .(8.14)
g

dengan memasukan persamaan 8.12a pada persamaan 8.14 maka:

u 2 . 0,7144 . u 2 . k ηh
H ' man =
g

0,7144 . u 2 2 . k ηh
H ' man =
g

sehingga u2 dapat dihitung yaitu :

g . H' man
u2 =
√ 0,7144 . k ηh
… … … … … … … … … …(8.15)

dan jika c2u = 0,75 u2 maka :


'
g . H man
u2 =

0,75 . k ηh
… … … … … … … … … … …(8.16)

Untuk ukuran diameter sisi luar D2 yang berputar dengan n putaran tiap menit
kecepatan kelilingnya adalah :

π .D 2 .n
u2 =
60

Maka D2 dapat dihitung dengan persamaan :

60 . u 2
D2 = ( m ) … … … … … … … … … …..(8.16)
π.n

Keterangan :
D2 = diameter sisi luar dalam satuan (m)
u2 = kecepatan keliling pada sisi keluar (m/det)
n = putaran poros pompa dalam satuan rpm
g = grafitasi = 9,81 m/s 2
H'man = tinggi manometrik untuk tiap sudu (m)
kηh = efisiensi sudu

 Kecepatan radial
Kecepatan radial pada sisi keluar (crad) untuk sudut a2 tertentu lihat gambar 8.9,
kecepatan radial pada sisi keluar dapat dihitung dengan persamaan:
Crad = C2u . tg α 2 ………………………… (8.17)
Kecepatan relatif keluar (w2u) lihat gambar 8.9 adalah:

88
w2u = u2 - c2u …………………………….. (8.18)
Sudut kecepatan relatif

c rad
tg β2 = … … … … … … … … … … … … … .(8.19)
w 2u

 Ukuran lebar sisi keluar (b2)


Ukuran lebar sisi keluar biasanya ditambah antara 5% s/d 15% atau rata-rata
10% dari ukuran yang dihitung. Untuk menghitung ukuran lebar sisi keluar tersebut
yaitu :
Q = π . D2 . b2 .Crad

Q
atau b 2 = … … … … … … … … ..( 8.20)
π . D2 . c rad

Keterangan:
b2 = ukuran lebar sisi keluar dalam satuan dm
Q = kapasitas teoritis dalam satuan dm3/detik
D2 = diameter sisi luar dalam satuan dm
Crad = kecepatan radial dalam satuan dm/detik

Contoh 8.1
Pompa centrifugal dengan dua sisi masuk dan Hman = 150 meter.
Diketahui:
- Jumlah sudu/kipas = 4 buah
- Kapasitas efektif 2 m3/menit
- Putaran pompa/motor penggerak 1200 rpm
- Diameter naf-impeler D = 1,8 d
- Bahan poros mempunyai t2 gangan puntir yang diizinkan ap = 200 kg/cm2 .
Randemen pompa η = 75%, randemen volumetris 90% dan kηh = 0,7
- Kecepatan air masuk c = 3 m/det
- Sudut a2 = 10°
- c2u = 0,75 u2
Tentukan:
a) Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan pompa dalam satuan TK
b) Momen puntir dalam satuan kgcm
c) Diameter poros pompa d
d) Diameter naf D
89
e) Kapasitas teoritis
f) Diameter sisi masuk D1
g) Lebar sisi masuk (jika ditambah 15% dari perhitungan)
h) Tinggi kenaikan manometer untuk tiap sudu
i) Kecepatan keliling pada sisi keluar
j) Proyeksi c2 terhadap u2 atau c2u
k) Proyeksi kecepatan relatif (w2u)
l) Kecepatan radial pada sisi keluar
m) Diameter sisi luar D2
n) Sudut relatif keluar
o) Ukuran sisi keluar b2
Penyelesaian:
a) Daya yang dibutuhkan pompa:

Qe .H man . ρa
Ne =
60 .75 . η

Qe = 2 m3/detik = 2000 dm3/menit


ρa = 1 kg/dm3

2000 x 150 x 1
Ne = = 88,9 TK
60 x 75 x 0,75

Ne = 89 TK
b) Momen puntir (Mp)

N
Mp=71620 → N =Ne=89 TK
n

89
¿ 71620
1200

= 5312 kgcm
c) Diameter poros pompa

Mp 5312
d =

3

0,2σ p
=

3

0,2 . 200

d = 5,1 cm
d) Diameter naf (D)
D = 1,8d
= 1,8 x 5,1
= 9,18 cm
90
e) Kapasitas teoritis Q, untuk pompa yang mempunyai 2 sisi

Qe
Q =
2 . ηv

Q = 1111 dm3/menit = 18,5 dm 3/det


f) Diameter sisi masuk
4Q
D 1=
√ π .c
+D 2

D = 9,18 cm = 0,918 dm

4 x 18,5
D1 =
√ 3,14 x 30
+ 0,918 2

= √0,7856 + 0,8427
D1 = 1,276 dm
= 1,28 dm atau 128 mm
g) Lebar sisi masuk b1

Q
b1 = → c l = c = 3 m/det
π . D1 . c 1

c1 = 30 dm/det

18,5
b1 =
3,14 x 1,8 x 30

b1 = 0,1534 dm = 16 mm
ditambah 15%

15
b 1=16 + +16
100

b1 = 18,4 mm
h) Tinggi kenaikan untuk tiap sudu ( Hman' ) ,

H man
H ' man =
z

150
H ' man = =37,5 m
4

i) Kecepatan keliling pada sisi keluar

g . H' man
u2 =
√ 0,75 . k ηh

91
9,81 x 37,5
u2 =
√ 0,75 x 0,7

u2 = 26,47 m/det
j) Proyeksi kecepatan keluar (c2u)
c2u = 0,75 u2
= 0,75 x 26,47
= 19,8525 m/det
k) Proyeksi kecepatan relatif
w2u = u2 - c2u
= 26,47 - 19,85
w2u = 6,62 m/detik
l) Kecepatan radial pada sisi keluar
crad = c2u . tg α2
= 19,85. tg 10°
= 19,85 x 0,1763
crad = 3,499
Cmd = 3,5 m/det
m) Diameter sisi luar (D2)

60.u 2
D2 =
π.n

60 x 26,47
=
3,14 x 1200

= 0,4215 m  4,215 dm
D2 = 421,5 mm
n) Sudut keluar relatif

c rad
tg β2 =
w 2u

3,5
= =0,5287
6,62

β2 = 27,865°
β2 = 27° 52'
o) Ukuran sisi keluar (b2)

Q
b2 =
π .D2 .c rad

92
18,5
=
3,14 x 4,215 x 35

b2 = 0,0399 dm
b2 = 4 mm
ukuran b2 ditambah 10%
b2 = 4,4 mm

H. KONSTRUKSI RUMAH KEONG


Konstruksi rumah keong/siput untuk pompa centrifugal dapat dilihat pada
gambar 8.10 berikut:

Gambar8.10 Konstruksi rumah keong/ siput.


Pada konstruksi. rumah keong/siput (lihat gambar) perbandingan ukuran A : B : C : D
= 1 : 2 : 3 : 4 atau 1 : √ 2 : √ 3 : √ 4

Contoh:
Bila ukuran D = 200 mm maka ukuran A = 50 mm, B = 100 mm, C = 150 mm dan D
= 200 mm.
Kapasitas air yang keluar dari rumah keong adalah :
Q=A.c
A = Luas lubang laluan, pada gambar di atas luas lubang laluannya adalah (D x E)
maka Q = (D x E) . c
atau ukuran lebar E dapat dihitung dengan persamaan:
Q
E=
D.c

93
Keterangan:
Q = kapasitas dalam satuan m3/detik
c = kecepatan dalam satuan m/detik
D = ukuran lebar lubang laluan dalam satuan meter

I. KONSTRUKSI LENGKUNGAN SUDU


Bentuk sudu yang digunakan pada impeler yaitu:
 Lengkungan evolvente,
 Lengkungan logaritma, dan
 Lengkungan busur lingkaran.
Dari ketiga macam bentuk lengkungan sudu tersebut, bentuk yang banyak
digunakan adalah bentuk lengkungan busur lingkaran. Cara membuat sudu
(lengkungan sudu) busur lingkaran adalah sebagai berikut :
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Setelah kita menentukan (hasil perhitungan) besarnya ukuran diameter sisi masuk dan
keluar D1 dan D2 begitu juga sudut relatif β1 dan β2.
Caranya sebagai berikut :
1) Tentukan titik P sebagai titik pusat lingkaran!
2) Buat lingkaran dengan diameter D1 dan D2 dengan titik pus at di P!
3) Buat garis sumbu x dan y melalui P!
4) Tentukan titik A pada perpotongan x dengan lingkaran luar.
5) Buat garis a dengan sudut β2 dan perpanjangan dari titik A ke bawah!
6) Buat garis b dengan sudut β 1 + β 2 hingga memotong lingkaran dalam di titik B.
7) Hubungkan titik A dan titik B (garis c) hingga memotong lingkaran dalam di
titik c.
8) Buat garis tegak lurus di tengah-tengah A - C yaitu garis d yang memotong garis
a di titik D, titik D inilah sebagai titik pusat busur lingkaran sudu.
9) Buat busur lingkaran dengan jari-jari D - A dari A sampai C hingga didapat
lingkaran (busur-sudu) yang diinginkan.

94
Gambar 8.11 Busur sudu

J. MACAM-MACAM KONSTRUKSI POMPA CENTRIFUGAL


Dilihat dari jumlah sisi isapnya pompa centrifugal dan kegunaannya terdiri
atas :
 Pompa centrifugal dengan satu sisi isap
 Pompa centrifugal dengan dua sisi isap
 Pompa centrifugal untuk air berlumpur, beton atau mengandung benda padat
 Pompa centrifugal mengisap sendiri
 Pompa centrifugal untuk pemadam kebakaran

1. Konstruksi pompa centrifugal dengan satu sisi isap


Lihat gambar 8.12 berikut:

Gambar 8.12 Pompa centrifugal dengan satu sisi isap


Keterangan gambar 8.12

95
(1) Sisi isap
(2) Sisi tekan
(3) Paking/perapat
(4) Bantalan
(5) Poros penggerak
(6) Rumah keong
(7) Impeler

2. Konstruksi pompa centrifugal dengan dua sisi isap


Lihat gambar 8.13!

Gambar 8.13 Pompa centrifugal dengan dua sisi isap


Keterangan gambar 8.13:
(1) Sisi isap
(2) Sisi isap sebelah kanan
(3) Sisi isap sebelah kiri

96
(4) Sisi tekan/sisi keluar
(5) Poros pompa
(6) Rumah pompa
(7) Impeler

3. Konstruksi dari pompa centrifugal untuk air berlumpur, beton


atau mengandung benda padat
Lihat gambar 8.14!

Gambar 8.14 Pompa centrifugal untuk pemadam kebakaran


Keterangan gambar :
(1) Sisi isap
(2) Sisi tekan
(3) Rumah pompa
(4) Poros pompa
(5) Bantalan
(6) Sudu/kipas

4. Konstruksi pompa centrifugal yang mengisap sendiri


Lihat gambar 8.15!

97
Gambar 8.15

5. Konstruksi pompa centrifugal untuk pemadam kebakaran


Lihat gambar 8.16

Gambar 8.16

6. Pompa jet (Jet-pump)


Pompa jet adalah kombinasi dari pompa centrifugal yang dilengkapi dengan
komponen nozel. Pompa centrifugal ditempatkan di atas, sedangkan nozel
ditempatkan di bawah. Di bagian bawah terdapat tiga cabang saluran yang dihubung-
kan dengan komponen nozel (jet) tersebut yaitu :
 Saluran pertama adalah saluran pengisi
 Saluran kedua merupakan saluran pengisap
 Saluran ketiga adalah saluran isap yang dihubungkan dengan sumber air yang
dilengkapi dengan katup dan saringan.
Skema pompa jet dapat dilihat pada gambar 8.17 berikut!

98
Gambar 8.17 Konstruksi jet-pump.
Keterangan gambar :
(1) Saringan
(2) Katup
(3) Saluran isap dari sumber menuju nozel (saluran ketiga)
(4) Komponen nozel
(5) Nozel ke saluran isap menuju pompa (Saluran kedua)
(6) Saluran pengisi (saluran pertama/saluran pancingan)
(7) Pompa centrifugal
(8) Pipa pengeluaran air
(9) Sumber air

a. Cara kerja pompa jet


Sebelum pompa distar ruang pompa harus terisi air terlebih dahulu yaitu
dengan cara memancingnya. Setelah distart air pancingan akan masuk ke nozel.
Dengan adanya penampang nozel yang berbentuk kerucut terbuka, maka pada
penampang diruang nozel ini akan terjadi penurunan tekanan yang menyebabkan air
pada saluran bawah (saluran ketiga) terbawa/terisap menuju nozel dan tertarik ke

99
saluran isap yang kedua menuju pompa. Air dari ruang pompa keluar menuju
pipa/saluran keluar dan sebagian lagi terisap masuk ke saluran pertama yang
berfungsi sebagai saluran pancingan tadi.

b. Ketemahan dari pompa jet


Salah satu kekurangan dari pompa jet ini adalah jika air yang diisap kotor
berlumpur atau berpasir maka pada komponen nozel akan terjadi penyumbatan yang
menyebabkan pompa tidak jalan. Oleh karena itu air yang diisap dari sumber harus
betul-betul bersih tidak berlumpur maupun tidak berpasir sehingga saringan di bawah
pipa isap yang dilengkapi katup harus berfungsi dengan baik.

SOAL-SOAL LATIHAN
A. Pompa centrifugal dengan satu sisi masuk diketahui:
- Kapasitas efektif = 1800 dm3/menit
- Tinggi manometrik = 160 meter
- Randemen pompa = 0,76
- Randemen volumetris = 0,75
- Massa jenis fluida/air = 1 kg/dm3
- Bahan poros pompa terbuat dari bahan yang mempunyai tegangan puntir
yang diizinkan = 150 kg/cm
- Putaran poros penggerak = 1500 putaran/ menit
Tentukan :
1. Daya pompa yang dibutuhkan dalam satuan Kw dan TK
2. Momen puntir dalam satuan Nm dan Kgcm
3. Diameter poros pompa dalam satuan mm
B. Pompa centrifugal dengan dua sisi masuk diketahui:
- Tinggi manometrik = 160 meter
- Jumlah sudu/kipas = 4 buah
- Kapasitas efektif = 2,4 m3/menit
- Putaran poros pompa = 1450 rpm
- Randemen pompa = 0,8
- Randemen ηv = 0,9
- Efisiensi kipas = 0,7
- Bahan poros mempunyai tegangan puntir yang diizinkan 200 kg/cm2
- Diameter naf/impeler D = 1,5 (d = diameter poros)
- Kecepatan air masuk = 3 m/detik

100
- Sudut kecepatan pada sisi keluar 10°20'
- Proyeksi kecepatan keliling pada sisi keluar c2u = 0,75 u2
Tentukan:
1. Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan pompa tersebut dalam satuan
Kw dan TK
2. Momen puntir dalam satuan Kgcm dan Nm
3. Diameter poros pompa (dibulatkan sampai satuan mm)
4. Diameter naf/impeler
5. Kapasitas teoritis dalam satuan dm3/detil
6. Diameter sisi masuk dalam mm
7. Ukuran lebar sisi masuk, jika ditambah 15% dari ukuran yang dihitung.
8. Tinggi kenaikan manometer untuk tiap sudu
9. Kecepatan keliling pada sisi keluar dalam satuan m/detik
10. Proyeksi kecepatan c2u dan w2u
11. Kecepatan pada sisi keluar c2 dan kecepatan radial pada sisi keluar crad
12. Diameter sisi luar dalam satuan mm dibulatkan
13. Sudut relatif keluar
14. Ukuran sisi keluar b2, jika ditambah 10% dari basil perhitungan.
15. Bagan dari pompa tersebut dengan skala tentukan sendiri
16. Diagram segitiga kecepatan
17. Lengkungan sudu untuk sudu normal dengan lengkungan busur lingkaran

101

Anda mungkin juga menyukai