Anda di halaman 1dari 13

JOBSHEET PRAKTIKUM

DASAR REKAYASA PROSES

Jurusan Teknik Kimia


Politeknik Negeri Malang
2019
PERCOBAAN I
PEMBUATAN SABUN MANDI PADAT

1.1 TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Memproduksi sabun padat
2. Mengaplikasikan reaksi saponifikasi
3. Menganalisis kualitas sabun padat yang dihasilkan.

1.2 METODOLOGI
1.2.1 PERALATAN
1. Hot plate
2. Magnetic stirrer
3. Wadah (panci)
4. Gelas ukur
5. Kaca arloji
6. Wadah cetakan

1.2.2 BAHAN
1. Etanol 95%
2. NaOH
3. Minyak

1.2.3 LANGKAH KERJA


1. Timbang 10 g minyak (tallow)
2. Timbang 1,5 g NaOH dan larutkan dengan 7 mL air
3. Campurkan larutan NaOH dengan 60 ml etanol 95 % di wadah yang lain.
Panaskan dengan suhu 60oC sambil diaduk
4. Tambahkan minyak yang telah ditimbang ke dalam larutan NaOH tersebut
sedikit - sedikit. Panaskan pada suhu 60oC dan diaduk hingga tercampur
dengan baik
5. Tambahkan 0,6 g asam stearat, lanjutkan pemanasan hingga suhu 60 C
dan larut
6. Setelah larut, tambahkan 1 g sucrose / gula dan 10 g gliserin. Lanjutkan
pemanasan dan pengadukan hingga terbentuk cairan kental (kurang lebih
30 menit)
7. Tuang dalam cetakan dan biarkan dingin hingga menjadi padat. Keluarkan
dari cetakan
8. Lakukan analisis sabun mandi padat → kadar air, pH, bahan tak larut
etanol, alkali bebas, asam lemak bebas.
PERCOBAAN 2
PEMBUATAN SABUN CAIR CUCI TANGAN

2.1 TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Memproduksi sabun cair.
2. Menganalisis kualitas sabun cair yang dihasilkan.

2.2 METODOLOGI
2.2.1 PERALATAN
1. Timbangan
2. Wadah/Ember 1 liter
3. Erlen meyer 500 ml
4. Pengaduk
5. Tempat penampung (botol, jirigen, dan lainnya)

2.2.2 BAHAN
1. Emal 70C 18%
2. Alkopal N100 1%
3. Larutan garam 20% 18% (40 gr air: 160 gr garam)
4. Na2EDTA 0,4% (tidak harus ada)
5. Air 62,2%
6. Parfum 0,4%
7. Pewarna secukupnya

2.2.3 LANGKAH KERJA


1. Timbang bahan – bahan sesuai kebutuhan, lalu tempatkan dalam wadah
yang telah di sediakan.
2. Masukkan air sekitar 2/3 bagian kedalam wadah (sisanya untuk membilas)
3. Masukkan pewarna kedalam wadah (sebelumnya larutkan pewarna
dengan sedikit sisa air), aduk hingga larut semua.
4. Masukkan Na2EDTA kedalam wadah (sebelumnya larutkan terlebih dahulu
dengan sedikit sisa air), aduk hingga larut semua.
5. Masukkan Emal-70C, bilas sisa Emal-70 C dengan sisa air, kemudian
masukkan kedalam wadah. Aduk hingga larut semua.
6. Masukkan alkopal N 100. Bilas dengan sisa air, kemudian masukkan
kedalam wadah, aduk hingga larut semua.
7. Masukkan larutan garam secara perlahan. Aduk hingga terbentuk larutan
kental.
8. Masukkan parfum kedalam wadah, aduk hingga larut semua.
9. Diamkan produk hingga busa yang terbentuk berkurang.
10. Lakukan analisis sabun cair cuci tangan → pH, bahan tak larut etanol,
alkali bebas, asam lemak bebas.
PERCOBAAN 3
PEMBUATAN BIODIESEL

3.1 TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Memproduksi biodiesel
2. Mengaplikasikan reaksi esterifikasi dan trans-esterifikasi
3. Menganalisis kualitas biodiesel yang dihasilkan.

3.2 METODOLOGI
3.2.1 PERALATAN
1. Water bath
2. Motor pengaduk
3. Kaca arloji
4. Gelas ukur
5. Buret beserta statif

3.2.2 BAHAN
1. Methanol
2. NaOH
3. Minyak
4. Indikator PP

3.2.3 LANGKAH KERJA


Persiapan bahan baku
Uji kadar FFA (Free Fatty Acid)
1. Timbang 20 g sampel (minyak) dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 50 ml etanol panas dan 3 tetes indikator phenolphtalein (PP)
ke dalam minyak
3. Dinginkan pada suhu ruang
4. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna
menjadi merah jambu dan tidak hilang selama 30 detik
5. Catat volume titran (ml) dan hitung kadar FFA. Asam lemak bebas
dinyatakan sebagai % FFA.
6. Persen asam lemak bebas dinyatakan sebagai oleat pada kebanyakan
minyak dan lemak. Untuk minyak kelapa dan minyak inti kelapa sawit
dinyatakan sebagai laurat, sedang pada minyak sawit dinyatakan sebagai
palmitat.

𝑉 (𝑚𝑙 𝐾𝑂𝐻) 𝑥 𝑁 𝑥 𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘


% FFA = x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000

7. Jika hasil uji kadar FFA dalam sampel > 2 % maka lakukan proses
esterifikasi hingga FFA mencapai < 2 %.
Proses Esterifikasi
1. Timbang sampel (minyak) sebanyak 300 g
2. Tambahkan metanol dengan rasio mol 3 : 1 dengan minyak. Tambahkan
pula asam sulfat pekat sebanyak 0,05 % dari FFA nya. Campur terlebih
dahulu asam sulfat dan metanol baru kemudian tambahkan perlahan ke
dalam sampel minyak
3. Lakukan pengadukan dengan pemanasan dengan suhu 60 oC selama 2 jam
4. Setelah didinginkan, pisahkan dengan menggunakan corong pisah.
5. Uji kadar FFA nya. Jika kadar FFA > 2% ulangi prosedur esterifikasi

Proses Trans-esterifikasi
1. Sampel minyak yang digunakan yang memiliki kadar FFA < 2%, jika
melebihi maka perlu dilakukan proses esterifikasi terlebih dahulu
2. Timbang sampel sebanyak 250 g
3. Timbang katalis sebanyak 0,5 – 2 % dari berat sampel minyak (variabel)
4. Timbang metanol dengan perbandingan mol 3:1 dari berat minyak
(variabel)
5. Masukkan sampel ke dalam labu bundar leher 4 yang telah dirangkai
bersama dengan motor pengaduk di dalam pemanas air atau waterbath
6. Campurkan terlebih dahulu katalis dan metanol, panaskan pada suhu ±
40oC hingga katalis larut dalam metanol
7. Set suhu waterbath pada suhu 60oC
8. Panaskan sampel pada suhu 60oC, kemudian masukkan perlahan
campuran katalis (pada langkah f)
9. Lakukan pengadukan selama 60 – 90 menit
10. Setelah dingin, lakukan pemisahan lapisan biodiesel dan campuran
katalis menggunakan corong pisah
11. Diamkan biodiesel di dalam corong pisah untuk memisahkan lapisan
biodiesel dari gliserol selama 24 – 48 jam,
12. Cuci biodiesel dengan air panas (suhu 80 – 90 oC)
13. Pencucian menggunakan air panas dilakukan beberapa kali hingga air
pencuci berwarna jernih dan didapatkan metil ester yang bebas pengotor
14. Penguapan sisa air pencuci yang ada di metil ester dengan memanaskan
metil ester yang diperoleh pada temperatur 90 – 100 °C
15. Lakukan analisa biodiesel → FFA, viskositas, densitas, flash point
PERCOBAAN 4
PEMBUATAN SIRUP BUAH

4.1 TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Memproduksi sirup buah
2. Menganalisis kualitas sirup yang dihasilkan.

4.2 METODOLOGI
4.2.1 PERALATAN
1. Wadah (panci)
2. Pisau
3. Blender / Juicer
4. Pengaduk
5. Gelas ukur
6. Hotplate / kompor
7. Refraktometer

4.2.2 BAHAN
1. Buah nanas madu
2. Air
3. Gula

4.2.3 LANGKAH KERJA


Preparasi Bahan
1. Kupas 3 buah nanas kemudian cuci bersih
2. Potong-potong buah nanas seukuran dadu
3. Haluskan potongan buah nanas menggunakan blender/juicer
4. Pisahkan sari buah nanas dengan proses penyaringan menggunakan kain
serkai

Pembuatan Sirup Nanas


1. Ukur Air mineral sebanyak 125 mL
2. Timbang gula pasir sebanyak 100 gram menggunakan timbangan analitik
3. Larutkan gula pasir dengan air mineral hingga larut sempurna dalam wadah
stainless steel
4. Tambahkan sari buah nanas sebanyak 250 mL
5. Panaskan campuran tersebut hingga mendidih agak lama
6. Susutkan volume campuran tersebut hingga larutan menjadi agak kental
dengan cara dipanaskan menggunakan api sedang/kecil
7. Setelah agak kental, matikan kompor dan dinginkan larutan sirup hingga suhu
turun menjadi 40 ºC
8. Masukkan larutan sirup yang sudah jadi ke dalam botol yang telah disterilisasi
Uji Kadar Vitamin C
Uji kadar vitamin C dilakukan untuk mengetahui kandungan vitamin C yang terdapat
pada bahan baku sebelum diproses menjadi sirup dan setelah diproses menjadi sirup

Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan melalui metode hedonic scale scoring (uji kesukaan)
dengan menilai masing-masing atribut yang dimiliki oleh produk dan menggunakan
beberapa orang panelis. Adapun atribut-atribut yang dinilai meliputi rasa, warna dan
aroma.

Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan dari larutan sirup yang
dihasilkan. Uji ini dilakukan menggunakan alat viskosimeter. Hasil yang diperoleh
dibandingkan dengan viskositas sirup yang ada di pasaran.

Uji Total Gula


Pengukuran total gula dilakukan untuk mengetahui kandungan gula dalam suatu
bahan pangan, karena total gula menentukan sifat-sifat bahan pangan. Hasil yang
diperoleh dibandingkan dengan SII yang berlaku.

Uji Total Padatan Terlarut


Pengukuran total padatan terlarut dilakukan untuk menunjukkan total padatan dalam
suatu larutan.

Uji Densitas

Kadar Abu

Kadar Air

Kadar pH

Uji Masa Simpan


PERCOBAAN 5
PEMBUATAN BIOETANOL

5.1 TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Memproduksi bioetanol dari sari tebu
2. Mengaplikasikan proses fermentasi
3. Menganalisis kualitas bioetanol yang dihasilkan.

5.2 METODOLOGI
5.2.1 PERALATAN
1. Erlenmeyer 250 ml (untuk starter)
2. Seperangkat alat penangas air (kompor, panci berisi air, Erlenmeyer 1000
ml dan 250 ml, thermometer)
3. Seperangkat alat fermentasi (botol 11 yang telah disterilkan dengan air
mendidih, selang disterilkan dengan alkohol, erlenmeyer 100 cc)
4. Seperangkat alat analisa kadar gula/alkohol (refraktometer, thermostat,
pipet tetes, aquadest steril, tissue halus)
5. Thermometer
6. Batang pengaduk kaca (steril)

5.2.2 BAHAN
Untuk pembibitan/starter:
1. Air 100 ml
2. Pupuk ZA 0,12 gr
3. Pupuk NPK 0,032 gr
4. H2SO4 untuk mengatur pH hingga 4,8
5. Ragi/yeast (saccaromyces cereviceae) 0,2 gr
6. Gula 10 gr

Untuk fermentasi:
1. Air Gula 500 ml (14% berat)
2. Pupuk ZA 0,9 gr
3. Pupuk NPK 0,24 gr
4. Semua hasil inkubasi starter selama 4 jam
5. Gula 75 gr
6. H2SO4 untuk mengatur ph 4,5-4,8
7. CuSO4 4 %, dengan volume tertentu sesuai dengan besarnya peralatan

5.2.3 LANGKAH KERJA


Cara kerja tahap pembuatan starter
1. Masukan air gula dalam Erlenmeyer 250 ml dipanaskan dalam penangas
pada suhu 800C selama 10 menit
2. Keluarkan dari penangas, tambahkan gula
3. Dinginkan sampai hangat-hangat kuku dan tambahkan ZA, NPK
4. Atur pH sampai 4,5
5. Masukan ragi/yeast pada Erlenmeyer, inkubasi selama 4 jam, pada kondisi
aerob (tutup dengan kapas steril)
6. Jika terlihat ada pertumbuhan, maka dilanjutkan dengan proses fermentasi

Cara kerja tahap fermentasi pembuatan alkohol


1. Masukan air dalam Erlenmeyer 500 ml dipanaskan dalam penangas pada
suhu 800C selama 10 menit
2. Keluarkan dari penangas, tambahkan gula
3. Analisa kadar gula mula-mula dengan refraktometer. Sampel dianalisa
harus pada kondisi dingin
4. Dinginkan sampai hangat-hangat kuku dan tambahkan ZA, NPK
5. Atur ph sampai 4,5 , pindahkan ke dalam botol
6. Masukan semua starter pada point 6) diatas dalam botol, diaduk rata
7. Botol ditutup dengan tutup plastik yang telah diberi selang yang dicelupkan
ke dalam larutan CuSO4 4 %
8. Diinkubasi selama 7 hari, pada kondisi anaerob
9. Lakukan analisis bioetanol → Kadar alkohol

Gambar : Rangkaian peralatan pembuatan alkohol


PERCOBAAN 6
PEMBUATAN MINYAK ATSIRI (MINYAK CENGKEH)

6.1 TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Memproduksi minyak cengkeh dari bunga cengkeh
2. Melakukan analisa kandungan eugenol di dalam minyak cengkeh yang
dihasilkan.

6.2 METODOLOGI
6.2.1 PERALATAN
1. Distilling flask
2. Burner
3. Thermometer
4. Kondensor
5. Statif
6. Labu penampung

6.2.2 BAHAN
1. Bunga cengkeh yang kering
2. Aquadest
3. Air

6.2.3 LANGKAH KERJA


1. Timbang Bunga cengkeh yang telah dihancurkan/digrinding sebanyak 100
gram.
2. Masukkan Bunga cengkeh ke dalam distilling flask
3. Tambahkan air sebanyak 400 ml ke dalam distilling flask beri tanda
ketinggian air pada distilling flask
4. Alirkan air pendingin ke kondensor melalui jalur water in
5. Amati dan pastikan air pendingin telah mengalir keluar dari water out
6. Nyalakan pemanas
7. Biarkan campuran air dan bunga cengkeh di dalam distilling flash mendidih
8. Catat berapa temperatur dan lama waktu pada saat distilat pertama kali
menetes ke dalam corong pisah
9. Catat berapa lama waktu pada saat distilat yang tertampung terlihat keruh
10. Biarkan distilasi berlangsung selama lima jam
11. Ambil sampel dari corong pisah, dengan cara membuka kran kemudian
mengalirkan distlat kedalam gelas ukur 10 ml.
12. Diamkan sampel di dalam gelas ukur, sampai terlihat ada dua lapisan, yaitu
air dan minyak
13. Tambahkan air panas ke dalam distilling flask sampai ketinggian air setinggi
pada langkah 3. Catatan : air di dalam distilling flask tidak boleh
kurang dari tanda batas yang telah kalian buat
14. Lanjutkan distilasi sampai selama 4 jam
15. Matikan pemanas, biarkan air di dalam kondenser tetap mengalir
16. Pisahkan Minyak cengkeh dan air di dalam corong pisah
17. Ukur volume minyak cengkeh yang diperoleh, kemudian lanjutkan dengan
penimbangan dan catat hasil pengukuran ke duanya
18. Buang sisa air di dalam distilling flask ke wadah yang telah disediakan,
jangan dibuang ke wastafel, demikian juga bunga cengkeh sisa dibuang
ke tempat yang telah disediakan.
19. Lakukan analisis kandungan eugenol dalam minyak cengkeh → GC

Gambar 1 : Rangkaian peralatan produksi minyak atsiri


FORMAT LAPORAN SEMENTARA

JUDUL PRAKTIKUM

Tanggal :
Kelas/Kelompok :
Nama :

NO BAHAN SATUAN JUMLAH KETERANGAN

1
2
3
4
5
6

Mengetahui, dd-mm-yyyy

(Nama Dosen Pembimbing)


FORMAT LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
(Ditulis tangan dalam logbook)

JUDUL PRAKTIKUM

1. Tujuan
2. Latar Belakang
3. Dasar Teori
(Berisi reaksi yang terjadi dalam proses pembuatan)
NB: Dasar teori pembuatan sirup berisi reaksi yang terjadi dalam uji vit C.
Dasar teori pembuatan minyak atsiri berisi prinsip distilasi dan ekstraksi.
4. Metodologi
4.1 Alat
4.2 Bahan
4.3 Prosedur
(Dalam bentuk diagram alir)
5. Hasil dan Pembahasan
5.1 Data Pengamatan
(Dalam bentuk tabel/gambar)
5.2 Pembahasan
(Menjelaskan pengaruh penambahan masing-masing bahan, pengaruh
kondisi operasi, dan analisis hasil)
6. Kesimpulan
(Menjawab tujuan)
7. Referensi

Mengetahui, dd-mm-yyyy

(Nama Dosen Pembimbing)

Anda mungkin juga menyukai