Anda di halaman 1dari 30

Aset, September 2010, hal. 135-164 Vol. 12 No.

2
ISSN 1693-928X

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerjasama Jangka Panjang


untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Perusahaan
JOKO CAHYONO

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedarto, SH. Gedung A Semarang

Diterima 12 Maret 2010; disetujui 2 Agustus 2010

Abstract : The study was conducted in PT Meka Adipratama Semarang in which a turnover
decline had been found due to the high business competition and the company’s inefficient
channel of distribution. The research study was aimed at finding out reputation, trust,
dependency, satisfaction, commitment, and communication factors towards long-term
cooperations in order to develop the company’s competitive excellence. Questionnaires and
interviews were used to learn about respondent’s perceptions on each variable. This is in
accordance with type and data resource used, i.e primary data. Meanwhile, for the analysis
technique, SEM with AMOS 5 program was applied to test the research model as well as the
proposed hypothesis.The result shows empiric evidence that the variables used, i.e. reputation,
trust, dependency, satisfaction, commitment and communication, have a positive and significant
influence on long-term cooperations. By considering these factors, harmonious and beneficial
cooperations can be achieved and the company’s competitive advantage can be enhanced.
Both the limitation and future research agenda will be further explained in the last chapter of
this study.

Keywords : reputation, trust, dependency, satisfaction, commitment communication, long-term


communication, competitive advantage.

PENDAHULUAN strategi perusahaan yang berorientasi pada


konsumen atau pelanggan.
Konsep manajemen stratejik yang baru Untuk membangun sistem distribusi yang
menekankan pada kepentingan atau kepuasan efisien, Ganesan (1994) menambahkan bahwa
konsumen dari perspektif kompetitor. Dengan upaya membangun keunggulan kompetitif
berfokus pada kepentingan konsumen, tersebut hanya dapat dilakukan melalui hubung-
perusahaan harus membangun posisi kompetitif an kerjasama yang bersifat jangka panjang.
yang kuat. Beberapa perusahaan besar selalu Pendapat ini didukung oleh Morgan dan Hunt
berupaya mewujudkan posisi kompetitif yang (1994) yang secara implisit menyatakan rela-
kuat melalui jalinan kerjasama dengan para tionship marketing merupakan konsep untuk
pemasok mereka. Keunggulan kompetitif dapat menghadapai persaingan pada saat ini. Pene-
dibangun melalui banyak cara, antara lain litiannya menyatakan terdapat beberapa aspek
dengan menciptakan produk berkualitas, partnership antara lain manfaat hubungan,
memberikan pelayanan yang baik pada pelang- penghargaan dan komunikasi (Morgan dan
gan, dan membangun sistem distribusi yang Hunt, 1994, p.22). Selain itu Gabriano dan
efisien. Hal ini menunjukkan bahwa keunggulan Johnson lebih memfokuskan pembahasan pada
kompetitif dapat dicapai dengan mengarahkan komitmen dan kepercayaan, sehinggga mendo-
136 CAHYONO Aset

Tabel 1
Rata-rata Penjualan PT. Meka Adipratama Tahun 2003 – 2005
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
2005 12,170 16,462 13,980 8,115 12,590 7,578 7,749
2004 7,383 22,725 5,085 10,055 11,365 12,669 9,200
2003 10,718 13,160 12,360 23,477 4,412 6,097 11,480

Tahun Ags Sep Okt Nop Des Avg


2005 - - - - - 11,235
2004 12,605 10,905 11,222 14,255 17,236 12,059
2003 10,192 13,961 10,832 10,860 19,178 12,227

Gambar 1
Grafik Rata-rata Penjualan PT. Meka Adipratama
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 137

rong perusahaan untuk memandang investasi gantungan dan kepuasan sangat memiliki
jangka panjang adalah kerjasama, dan hubungan yang erat dengan kerjasama jangka
tanpa mengabaikan keuntungan jangka pendek, panjang. Pendapat lain diberikan oleh Mohr
yang hasilnya akan meningkatkan efisiensi, (1996) yang menganggap komunikasi memiliki
produk-tivitas dan keefektifan usaha partnership pengaruh yang besar terhadap hubungan
tersebut. Dalam James (1990,p44) model kerjasama jangka panjang. Selain itu Morgan
working partnership dibangun melalui konstruk & Hunt (1994) juga mengganggap komitmen
yang berpengaruh pada trust yaitu communic- sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
ation dan outcomes given comparison terciptanya kerja-sama yang bersifat jangka
levels yang berujung pada hasil positif dan panjang.
firm working relationship yaitu satisfaction. Perumusan Masalah. Penurunan omzet
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang cukup signifikan mendorong perusahaan
kunci keberhasilan perusahaan di masa datang untuk memperbaiki sistem distribusi produk
terletak pada kemampuan perusahaan yang efisien, yaitu dengan melakukan kerjasama
untuk menjalin kerja sama jangka panjang jangka panjang dengan para agennya.
dengan beberapa pihak, seperti kerjasama Sesuai dengan permasalahan yang terjadi,
dengan pemasok (supplier partnership), maka diajukan pertanyaan penelitian sebagai
atau kerjasama dengan pembeli (buyer berikut:
partnership). 1. Bagaimana upaya perusahaan untuk
PT. Meka Adipratama sebagai distributor membangun kerjasama jangka panjang
spare parts wilayah Jawa Tengah dengan dan pengaruhnya ada keunggulan ber-
333 toko aktifnya, menunjukkan terjadi saing?
penurunan omzet perusahaan sebesar delapan 2. Bagaimana pengaruh reputasi, kepercaya-
persen dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. an, ketergantungan, kepuasan, komunikasi
Dalam hal ini, manajemen memilih untuk dan komitmen pada kerjasama jangka
menerapkan strategi menjalin hubungan panjang?
kerjasama jangka panjang dengan para 3. Bagaimana pengaruh kerjasama jangka
agennya karena hubungan jangka panjang panjang pada keunggulan bersaing?
dipandang mendatangkan keuntungan di Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini
masa depan. Hal ini sesuai dengan ke- adalah untuk menganalisis pengaruh reputasi,
simpulan penelitian Kalwani dan Narayandas kepercayaan, ketergantungan, kepuasan,
(1995) yang menyatakan bahwa hubungan komunikasi dan komitmen terhadap kerjasama
jangka panjang dapat mempertahankan jangka panjang, serta untuk menganalisis
bahkan meningkatkan profitabilitas suatu pengaruh strategi kerjasama jangka panjang
perusahaan. pada keunggulan bersaing.
Penjualan tersebut mengalami fluktuasi
karena adanya beberapa faktor, antara lain : TINJAUAN TEORETIS
pemberian support atau discount khusus
terutama pada acara gathering pada bulan-bulan Kerjasama Jangka Panjang. Dalam area
tertentu, liburan panjang, ataupun proses relationship jasa, Berry dan Parasuraman (1991)
kenaikan harga. Untuk meningkatkan keuntung- dalam Morgan & Hunt (1994) mengemukakan
an perusahaan atau organisasi, perusahaan bahwa relationship dibangun dengan dasar
menyadari bahwa salah satu cara yang tepat komitmen yang saling menguntungkan seperti
untuk meningkatkan omzet adalah dengan dalam proses pada satu konsumen menjadi setia
menjalin hubungan jangka panjang dengan para pada merk tertentu dan kemudian melakukan
agen. pembelian berulang. Bagian dari partnership
Penelitian Ganesan (1994) menyebutkan mengidentifikasi bahwa komitmen antara
bahwa faktor reputasi, kepercayaan, keter- mereka adalah sebagai kunci untuk mencapai
138 CAHYONO Aset

hasil yang membuat nilai bagi mereka, dan Hunt (1994) menyatakan bahwa perilaku
mereka berusaha membangun dan menjaga oportunis akan menurunkan komitmen
atribut uang berharga pada hubungan kerjasama karena merasa tidak dapat dipercaya selamanya.
mereka. Sejalan dengan penelitian Anderson dan
Distributor yang perannya sebagai perantara Weitz (1992) yang membuktikan bahwa
secara khusus tidak mengambil kepe- komitmen agen terhadap distributor akan
mimpinan dalam hubungan kerjasama (working meningkat sesuai persepsi distributor
relationship). Pertanggungjawaban kepe- akan reputasi yang ditunjukkan oleh
mimpinan tersebut secara umum berada distributor tersebut. Hasil penelitian Ganesan
dalam manajemen perusahaan pabrikan. Di sisi (1994) juga membuktikan bahwa reputasi
lain distributor memiliki tanggung jawab distributor berpengaruh positif terhadap
mendorong pembangunan relationship kredibilitas distributor yang pada akhirnya
dengan end-use customer dan pertanggung- akan mengarah pada keinginan agen
jawaban kerja dari distributor harus memenuhi untuk menjalin kerjasama jangka panjang.
komiten dengan manufacturer (Narus & Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan
Anderson,1987). pihak distributor dalam membangun reputasinya
Secara umum hubungan yang ingin dicapai akan menimbulkan keinginan agen untuk
berupa kedalaman dan kedekatan antara menjalin hubungan kerjasama dalam jangka
perusahaan dengan mitra. Hubungan ini sangat panjang. Hipotesis yang diajukan sebagai
dibutuhkan bagi kelangsungan dan kesinam- berikut :
bungan. Apabila dalam hubungan usaha H1 : Semakin tinggi reputasi distributor, maka
disadari bahwa semua kegiatan bisnis pada akan semakin erat kerjasama jangka
dasarnya untuk menghasilkan value pada panjang.
customer, maka hubungan di antara perusahaan Kepercayaan. Elemen kredibilitas
dengan mitra kerjanya dan hubungan didasarkan atas seberapa jauh pihak agen
antar fungsi dalam perusahaan tersebut memiliki keyakinan pada distributor yang
perlu dinilai dari sudut pandang manfaat mempunyai kemampuan untuk mewujurdkan
hubungan tersebut bagi pemuasan kebutuhan pekerjaannya secara efektif dan handal.
customer. Jika hubungan di antara perusahaan Keyakinan agen mengarah pada kemampuan
dengan mitra kerjanya mampu meng- distributor untuk mewujudkan ucapan atau
hasilkan nilai bagi pelanggan, hubungan pernyataan yang pernah diucapkan.
tersebut akan menjanjikan hubungan Elemen kepedulian didasarkan atas
bisnis jangka panjang dan berdampak pada seberapa jauh pihak agen memiliki keyakinan
kinerja perusahaan yang bersangkutan. bahwa pihak distributor memiliki maksud
(Mulyadi, 1995). baik dan akan mendatangkan manfaat bagi
Reputasi. Reputasi didefinisikan sebagai agen disaat kedua belah pihak tidak memiliki
seberapa jauh pihak distributor tersebut komitmen untuk menjalin kerjasama yang
dipercaya oleh orang-orang dan perusahaan lain erat. Anderson dan Narus (1990) menjelaskan
dalam lingkungan bisnisnya (Doney dan Joseph, bahwa kepercayaan merupakan keyakinan
1997). Seringkali keinginan agen untuk menjalin akan tindakan positif dari pihak yang
hubungan dengan pihak distributor dalam dipercaya. Kepercayaan agen dilandasi
jangka panjang dapat timbul berdasarkan atas keyakinan bahwa pihak distributor tidak
pengalaman perusahaan lain atau agen lain. akan melakukan tindakan negatif yang
Reputasi dapat dengan mudah ditransfer antar akan merugikan agen. Elemen terakhir
perusahaan dan memperkuat kredibilitas dari kepercayaan adalah kemampuan untuk
distributor. mengandalkan pihak yang dipercaya.
Reputasi terbentuk dari konsistensi yang Morgan dan Hunt (1994) menjelaskan bahwa
ditunjukkan oleh suatu perusahaan. Morgan dan kepercayaan memerlukan bukti keterlibatan
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 139

pihak yang dipercaya pemasok berhubungan positif dengan orentasi


Ganesan (1994) menjelaskan bahwa relationship jangka panjang. Hasil penelitian
keterkaitan antara kepercayaan dengan serupa juga ditunjukkan oleh Kumar dkk (1995)
orientasi relationship jangka panjang dapat yang membuktikan bahwa saling keter-
dipahami melalui tiga cara. Pertama, gantungan antara suatu perusahaan dengan
kepercayaan dapat mengurangi persepsi perusahaan lain yang menjadi mitranya akan
agen bahwa pihak distributor akan bersikap meningkatkan kepercayaann dan komitmen
oportunis. Kedua, kepercayaan dapat diantara mereka. Oleh karena itu hipotesis
meningkatkan keyakinan agen bahwa berikut ini disajikan :
berbagai ketidakadilan yang terjadi saat H3: Semakin tinggi ketergantungan terhadap
sekarang dapat diperbaiki dalam jangka distributor, maka akan semakin erat
panjang. Ketiga, kepercayaan dapat mengurangi kerjasama jangka panjang
biaya transaksi untuk menjalin sebuah Kepuasan. Kepuasan merupakan fakor
hubungan bisnis. Penelitian Ganesan (1994) yang banyak diteliti dalam hubungan antar
membuktikan kemampuan distributor perusahaan (Geyskens,1999). Kepuasan anggota
dalam membangun kepercayaan akan dalam saluran distribusi terhadap hasil yang lalu
menimbulkan keinginan dalam diri agen (satisfaction with past outcomes) menggambar-
untuk membangun relationship. Untuk kan pernyataan yang bernada positif sebagai
menjelaskan hal ini, disajikanlah hipotesis hasil atas hubungan kerjasama (Ganesan,1994).
berikut : Pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan
H2 : Semakin tinggi kepercayaan terhadap Mohr (1996) yang menyatakan bahwa kepuasan
distributor, maka akan semakin erat merupakan bentuk evaluasi terhadap karak-
kerjasama jangka panjang. teristik hubungan dalam saluran distribusi.
Ketergantungan. Ketergantungan agen Kepuasan sebagai pernyataan yang bernada
terhadap distributor didefinisikan sebagai positif menunjukkan pengertian kepuasan terkait
kebutuhan agen untuk memelihara hubungan dengan unsur emosional. Berbagai pernyataan
kerjasama yang telah terjalin dengan pihak positif seperti ungkapan rasa senang dan puas.
distributor (Ganesan,1994) Kepuasan agen terhadap distributor dapat
Ketergantungan disebabkan oleh tiga hal, diketahui dengan menanyakan kepada agen
yaitu produk distributor menjadi hal yang apakah agen merasa puas dengan hubungan
penting dan memiliki nilai tinggi bagi agen, kerjasama selama ini.
produk dan pelayanan distributor memenuhi Keterkaitan atau hubungan antara kepuasan
harapan agen dan agen tidak memiliki banyak dengan orientasi relationship dapat dijelaskan
alternatif sumber produk yang dapat menjamin dengan memahami bahwa kepuasan agen
kelancaran aliran produk tersebut (Ganesan, terhadap distributor seharusnya menimbulkan
1994). keinginan agen untuk menjalin relationship
Tingkat ketergantungan agen terhadap suatu jangka panjang dengan distributor. Hal ini sesuai
distributor dapat disebabkan karena sedikitnya dengan pendapat Ganesan (1994) yang meman-
jumlah alternatif distributor lain yang dikenal dang bahwa kepuasan merupakan instrumen
agen. Semakin sulit mencari distributor lain yang yang dapat meningkatkan moral, meningkatkan
memiliki kapabilitas setara, maka akan semakin kooperasi antara anggota dalam saluran
tinggi ketergantungan agen. Bagi distributor distribusi, dan mengurangi kemungkinan
sendiri, hal ini menjadi suatu keuntungan karena terputusnya hubungan kerjasama.
dengan demikian kemungkinan besar agen akan Hasil penelitian Ganesan (1994) mem-
menjalin kerjasama dalam jangka yang ebih buktikan bahwa kepuasan pengecer terhadap
lama. hasil sebelumnya berhubungan positif dengan
Hasil penelitian Ganesan (1994) membukti- orienasi relationship jangka panjang pengecer.
kan bahwa ketergantungan pengecer terhadap Hasil ini mengindikasikan bahwa ketidakpuasan
140 CAHYONO Aset

agen terhadap hasil sebelumnya akan berdampak ini agen) merupakan keputusan strategi yang
pada keinginan agen untuk menjalin hubungan tidak dipe-ngaruhi pihak lain (dalam hal ini
yang bersifat jangka pendek. Hasil penelitian distributor).
Geyskens (1999) juga membuktikan kepuasan Keterkaitan antara komunikasi dengan
baik yang bersifat ekonomi maupun non orientasi relationship jangka panjang dapat
ekonomi, akan mengarah pada munculnya dijelaskan dengan memahami bahwa
komitmen untuk memelihara hubungan komunikasi memiliki kemampuan untuk
kerjasama yang telah terjalin selama ini. menyampaikan atau mengalirkan informasi
H4 : Semakin tinggi kepuasan terhadap yang bermanfaat dan tepat waktu. Suatu
distributor, maka akan semakin erat informasi yang bermanfaat dan tepat waktu akan
kerjasama jangka panjang mendatangkan keuntungan bagi kedua belah
Komunikasi. Komunikasi menjadi faktor pihak. Hipotesis yang diajukan adalah :
penting dalam hubungan kerjasama antar H5 : Semakin tinggi komunikasi dengan
perusahaan. Komunikasi dapat dipandang distributor, maka akan semakin erat
sebagai sarana yang digunakan dalam berbagi kerjasama jangka panjang
informasi yang berarti dan tepat waktu antar Komitmen Hubungan. Menurut Morgan
perusahaan (Morgan dan Hunt, 1994). dan Hunt (1994) komitmen didefinisikan
Komunikasi merupakan syarat mutlak sebagai kepercayaan dalam hubungan kerjasama
terjalinnya hubungan kerjasama. Mohr dan yang terjadi pada hubungan yang terus menerus
Nevin (1990) menyatakan bahwa komunikasi yang sangat penting sebagai jaminan usahanya
diibaratkan lem atau perekat yang dapat untuk memelihara kerjasama yang mereka
mempererat hubungan antar anggota di dalam lakukan. Definisi ini dapat disamakan dengan
saluran distribusi. Komunikasi memegang yang dibangun oleh Moorman, Zaltman dan
peranan penting bagi kesuksesan hubungan antar Deshpande (1992) yang mengatakan bahwa
perusahaan.Hal ini dapat dipahami mengingat komitmen sebagai keinginan dari kedua belah
hubungan antar perusahaan selalu melibatkan pihak untuk memelihara nilai dari hubungan
komunikasi. Berbagai masalah yang muncul kerjasama yang dilakukan. Morgan & D. Hunt
dalam hubungan antara perusahaan yang mengemukakan bahwa komitmen adalah sentral
berhasil dipecahkan melalui jalinan komunikasi dari relationship marketing.Dan komitmen juga
yang baik. Komunikasi juga dipandang sebagai merupakan bahasan yang kritikal dalam literatur
sarana yang dapat meredakan timbulnya konflik. pada organisasi dan perilaku pembeli (buyer
Mengacu pada pendapat Mohr dan Nevin (1990) behavior).
setidaknya ada tiga elemen yang terkandung Dalam area relationship jasa, Berry dan
dalam komunikasi yaitu frekuensi komunikasi, Parasuraman (1991) dalam Morgan & Hunt
komunikasi dua arah, dan komunikasi tanpa (1994), mengemukakan bahwa relationship
tekanan. dibangun dengan dasar komitmen yang saling
Elemen frekuensi komunikasi merupakan menguntungkan seperti dalam proses saat
jumlah kontak yang terjadi antara distributor konsumen menjadi setia pada brand tertentu dan
dengan agen. Dengan terjalinnya kontak kemudian melakukan pembelian berulang. Dan
komunikasi yang lebih sering maka akan ada bagian dari partnership mengidentifikasikan
kemungkinan bahwa suatu informasi baru akan bahwa komitmen antara mereka adalah sebagai
diterima tepat pada waktunya. kunci untuk mencapai hasil yang memiliki nilai
Elemen komunikasi dua arah (bidirec- bagi mereka, dan mereka berusaha untuk
tionality) menjamin tejadinya proses tukar membangun dan menjaga atribut yang berharga
informasi atau umpan balik dari kedua belah pada hubungan kerjasama mereka.
pihak. Elemen komunikasi tanpa tekanan Komitmen dalam hal ini merupakan sebuah
(noncoercive content) mengarah pada keputusan kunci yang mendasari pemasar untuk (1)
strategi yang diambil oleh satu pihak (dalam hal melakukan hubungan kerjasama jangka panjang
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 141

dengan para mitra kerja, (2) mempertahankan Litman juga mengemukakan bahwa genuine
dan mengembangkan hubungan kerjasama asset dalam relationship diantarnya adalah
jangka panjang yang diharapkan dengan mitra unique partners and alliances, key vendor,
yang sudah ada dan (3) berkeyakinan bahwa unique competitor relationship, key customer /
mitra kerja tidak akan meninggalkan tanggung buyers, financial link dan special employee /
jawab, meskipun terjadi konflik pada suatu saat union relationships.
(Morgan & Hunt, 1994). Dimensi yang mewakili Dyer and Singh (1998) dalam Jap (1999)
yaitu menghormati hubungan, memelihara menjelaskan bagaimana competitive advantages
hubungan dan tidak ingkar janji. dicapai dalam konteks antar organisasi. Mereka
Dalam kaitan pengertian ini, disajikan hipotesis berpendapat bahwa karakteristik yang harus
sebagai: dijauhi dalam relationship adalah investasi yang
H6 : Semakin tinggi komitmen dari distributor, tidak spesifik, informasi yang mini, dan
maka akan semakin erat kerjasama jangka kurangnya koordinasi, serta interdepen yang
panjang rendah. Hal tersebut tidak akan mampu
Keunggulan Bersaing. Salah satu motivasi menghasilkan profit di antara pabrikan dan
utama pada aktivitas kerjasama adalah untuk distributor karena mereka gagal membuat nilai
mencapai keunggulan bersaing, yaitu akses ke yag tidak dapat ditiru. Untuk menciptakan
sumber daya, pengurangan supply dan inventory keunggulan bersaing mereka harus meng-
cost, maupun pemba-ngunan proses teknologi khususkan sumber daya yang mereka punyaidan
yang semakin maju. Porter (191) dalam Sandy differensiasi dari perusahaan sendiri (Amit &
D.Jap (1999) mendefinisikan keunggulan Shoemaker; 1993) dalam Jap (1999). Menurut
sebagai: Jap (1999), kolaborasi hubungan kemitraan
Competitive advantages are defined as dibangun oleh usaha kerjasama yang merupakan
strategic benefits gained overcompeting dyadys factor yang memungkinkan pencapaian
that enable the dyad to compete more effectively keunggulan bersaing, jika tindakan kerjasama
in the market place. merupakan aspek yang tidak dapat ditiru
Dari definisi tersebut, keunggulan bersaing kompetitor pada proses kolaborasi, dan
bisa diartikan sebagai strategi benefit dari hal tersebut merupakan sumber dari outcomes
perusahaan yang melakukan kerja sama untuk strategic. Jadi keunggulan bersaing menurut
berkompetisi lebih efektif dalam market place. Jap (1999) dapat terpenuhi, jika pelanggan
Strategi harus didesain untuk mewujudkan memperoleh perbedaan yang konsisten
keunggulan bersaing yang terus menerus (consistent difference) dalam atribut yang
(sustainable competitive advantages) sehingga terpenting dari produk yang dihasilkan
perusahaan dapat mendominasi pasar lama dibandingkan pesaingnya dimana perbedaan
maupun pasar baru. Hal terpenting dalam tersebut merupakan dampak langsung dari
pencapaian kesuksesan strategi uang diterapkan kesenjangan kemampuan (capability gap)
adalah dengan mengidentifikasi asset antara produsen dan pesaingnya. Kondisi
perusahaan yang sesungguhnya (genuine asset) tersebut diatas diharapkan lama serta
dalam hal ini adalah tangible dan intangible berkesinambungan.
traits and resources yang membuat organisasi
itu unik, sehingga sebagai hasil dari deep METODE
cooperation antara distributor dan manufacturer
adalah keunggulan yang penting, yaitu Pengumpulan data. Teknik pengumpulan
adanya kompetisi yang lebih efektif. Dan data adalah kuesioner (angket) dengan cara
dengan keunggulan-keunggulan ini akan memberi seperangkat pertanyaan atau
dapat mendorong perolehan return yang pernyataan tertulis kepada responden untuk
lebih tinggi, growth yang lebih tinggi, serta dijawabnya (Sugiyono, 2002). Kuesioner
menambah market value (Litman, 2000). memberikan tanggung jawab kepada responden
142 CAHYONO Aset

Gambar 2
Kerangka Pemikiran Teoritis
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 143

Dimensi Penelitian
Variabel Definisi Operasional Skala
Reputasi kejujuran X1
perhatian terhadap agen X2
tidak memiliki reputasi buruk di masa lampau X3
Kepercayaan kredibilitas X4
kepedulian X5
kehandalan X6
Ketergantungan pentingnya menjalin kerjasama X7
sulitnya mencari distributor sepadan X8
keengganan memutuskan hubungan X9
Kepuasan kepuasan terhadap hubungan kerjasama X10
kepuasan terhadap pelayanan X11
kepuasan dari segi finasial X12
Komunikasi frekuensi komunikasi X13
komunikasi dua arah X14
komunikasi tanpa tekanan X15
Komitmen menghormati hubungan X16
memelihara hubungan X17
tidak ingkar janji. X18
Relationship jangka panjang keuntungan hubungan jangka panjang, X19
memelihara hubungan X20
focus pada hubungan jangka panjang X21
Keungulan Bersaing harga yang menarik X22
pengiriman tepat waktu X23
pelayanan servis X24

untuk membaca dan menjawab pertanyaan Teknik Analisis. SEM digunakan karena
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Kuesioner teknik ini punya keunggulan untuk meng-
dapat digunakan mengingat responden cukup konfirmasi dimensi-dimensi dari sebuah konsep
besar dan tersebar di wilayah yang luas, sehingga atau faktor (yang sangat umum digunakan dalam
dapat menghemat waktu dan biaya. manajemen) serta kemampuan untuk mengukur
Pertanyaan dalam daftar pertanyaan tertutup pengaruh hubungan-hubungan secara teoritis.
dibuat dengan skala biasa, yang digunakan untuk Sementara Program AMOS digunakan karena
mengkur sikap, pendapat dan persepsi seseorang mempunyai kemampuan untuk :
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial 1. Memperkirakan koefisien yang tidak
(Sugiyono, 2002). Jawaban diberi nilai 1 sampai diketahui dari persamaan struktural linear
dengan 10 mengacu pada Ledder Scale pengukuran.
(Zikmund, 1994). Hal ini memudahkan respon- 2. Mencakup model yang memuat variabel
den yang familier dengan skala penilaian laten.
sepuluh angka. 3. Memuat pengukuran kesalahan (error) baik
Sampel yang digunakan berjumlah 120 pada variabel dependen maupun inde-
toko, untuk memenuhi standar minimum sample penden.
sebanyak 5-10 kali observasi untuk jumlah 4. Mengukur efek langsung dan tak langsung
parameter (Hair dkk dalam Ferdinand 2000, dari variabel dependen dan independen.
P:47) 5. Memuat hubungan sebab akibat yang timbal
144 CAHYONO Aset

Gambar 3
Diagram Alur

balik, bersamaan (simultanerity) dan inter- matory Technique dan bukan Explanatory
dependensi. Factor Analysis.
Langkah dalam membuat permodelan: 2. Pengembangan diagram alur.
1. Pengembangan model berbasis teori. Pembuatan path diagram ini mempermudah
Langkah pertama adalah pencarian atau peneliti melihat hubungan-hubungan
pengembangan model yang mempunyai kausalitas yang ingin diuji. Peneliti biasanya
justifikasi teoritis yang kuat melalui telaah bekerja dengan konstruk atau faktor yaitu
pustaka yang intens guna mendapatkan konsep-konsep yang memiliki pijakan
justifikasi atas model teoritis yang teoritis yang cukup untuk menjelaskan
dikembangkannya. Hal ini disebabkan berbagai bentuk hubungan. Konstruk yang
karena SEM tidak digunakan untuk dibangun dalam diagram alur dapat dibagi
menghasilkan sebuah model, tetapi menjadi dua kelompok, yaitu Konstruk
digunakan untuk mengkonfirmasi model Eksogen yang dikenal sebagaoi source
teoritis tersebut melalui data empiric, variables atau independent variables yang
sehingga SEM disebut sebagai Confir- tidak diprediksi oleh variabel lain dalam
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 145

Tabel 2
Konsep Eksogen dan Endogen

Konsep Exogenous Konsep Endogenous


(model pengukuran) (model pengukuran)
X1 = 1 RPTS + e1 X19 = 19 KJP + e19
X2 = 2 RPTS + e2 X20 = 20 KJP+ e20
X3 = 3 RPTS + e3 X21 = 21 KJP + e21
X4 = 4 KPRC + e4 X22 = 22 KB + e22
X5 = 5 KPRC + e5 X23 = 23 KB + e23
X6 = 6 KPRC + e6 X24 = 24 KB + e24
X7 = 7 KTRG+ e7
X8 = 8 KTRG+ e8
X9 = 9 KTRG+ e9
X10 = 10 KPS + e10
X11 = 11 KPS + e11
X12 = 12 KPS + e12
X13 = 13 KOM + e13
X14 = 14 KOM + e14
X15 = 15 KOM+ e15
X16 = 16 KOMT + e16
X17 = 17 KOMT + e17
X18 = 18 KOMT + e18

model, dan konstruk endogen dimana faktor- b. Persamaan spesifikasi model pengukuran.
faktornya diprediksi oleh satu atau beberapa Peneliti dalam persamaan spesifikasi
konstruk endogen lainnya. Konstruk menentukan variabel mana mengukur
eksogen hanya dapat berhubungan konstruk mana, serta menentukan
kausaldengan konstruk endogen. Diagram matriks yang menunjukkan korelasi
alur penelitian ini dapat dilihat pada di yang dihipotesakan antar konstruk atau
bawah ini. variabel (Ferdinand, 2000). Variable
3. Konversi diagram alur ke dalam serangkaian latent endogeneous pada penelitian ini
persamaan struktural dan spesifikasi model adalah kerjasama jangka panjang dan
pengukuan. keunggulan bersaing, serta variable
a. Persamaan struktural. latent exogeneous adalah kreputasi,
Persamaan ini dirumuskan untuk menya- kepercayaan, ketergantungan, kepuasan,
takan hubungan kausalitas antar komunikasi dan komitmen.
berbagai konstruk. Persamaan ini 4. Pemilihan matrik input dan teknik estimasi
biasanya memiliki pedoman, yaitu : model.
Pada dasarnya SEM hanya menggunakan
Variabel endogen = variabel eksogen + matrik Varians/Kovarians atau matriks
variabel endogen + error korelasi sebagai data input untuk keseluruhan
Model Persamaan Struktural estimasi yang dilakukannya. Sesuai dengan
KJP = β1 RPTS + β2 KPRC+ β3 KTRG + β4 KPS rekomendasi dari Hair et al (1996) , oleh
+ β5 KOM + β6KOMT + Z1 karena penelitian ini merupakan pengujian
KB = β7 KJP + Z2 teori maka digunakan matriks Varian /
Kovarian, yang lebih memenuhi asumsi-
146 CAHYONO Aset

asumsi metodologi dan merupakan bentuk memenuhi asumsi-asumsi SEM yaitu


data yang lebih sesuai untuk memvalidasi ukuran sampel, normalitas dan linearitas,
hubungan-huibungan kasusalitas. Ukuran outliers, multik-olinearity dan singularity.
sampel memegang peranan penting dalam a. Ukuran Sampel
estimasi dan interpretasi hasil-hasil SEM. Sebagaimana telah dikemukakan diatas
Dalam menentukan sampel, penelitian ini bahwa ukuran sampel memegang peran-
mengacu pada pedoman yang dikemukakan an penting dalam estimasi dan inter-
oleh Hair et al (1995) yaitu bahwa ukuran pretasi hasil-hasil SEM. Dalam
sampel yang sesuai antara 100-200. Di menentukan sampel, pedoman yang
samping itu mereka juga merekomendasikan diacu penelitian ini adalah seperti apa
bahwa ukuran sampel berjumlah 5-10 yang dikemukakan oleh Hair et al (1995)
parameter. Maka dalam penelitian ini yaitu bahwa ukuran sampel yang sesuai
minimal digunakan sampel sebanyak 120 adalah antara 100-200 dan batas
sampel. Oleh karena ukuran sampel dalam minimum sampel sebanyak 5 estimasi
penelitian ini adalah kecil (antara 100-200) parameter.
maka teknik estimasi yang dipilih adalah b. Normalitas dan Linearitas
Maximum Likehood Estimation. Untuk hal Untuk dapat diolah lebih lanjut untuk
ini program AMOS 4.0 cukup memadai permodelan SEM maka data seharusnya
digunakan untuk mengesti-masi model, memenuhi asumsi normalitas. Hal ini
sehingga penelitian ini menggunakan AMOS dilakukandengan cara menguji normal-
4.0 sebagai alat analisisnya. itas data melalui metode statistik dan
5. Penentuan problem identifikasi. melihat histogram. Uji normalitas ini
Setelah melakukan pemilihan matrik dilakukan baik untuk data tunggal mau-
input dan teknik estimasi model maka pun normalitas multivariate dimana
langkah berikut yang dilakukan adalah beberapa variabel digunakan sekaligus
menentukan apakah terjadi problem dalam analisis akhir. Disampinhg itu
identifikasi atau tidak. Sebab problem juga dilakukan uji linearitas yang
ini adalah problem yang kemungkinan dilakukan de-ngan cara mengamati
akan dihadapi oleh peneliti dalam rangka scatterplots dari data dengan memilih
estimasi model kausal. Problem identifikasi pasangan data dan dilihat pola
adalah problem mengenai ketidakmampuan penyebarannya untuk menduga ada
dari model yang dikembangkan untuk tidaknya linearitas.
menghasilkan estimasi yang unik. Problem c. Outliers
identifikasi ini muncul manakala gejala- Dalam hal ini dilihat apakah data
gejala berikut ini muncul yaitu (1) standar memiliki nilai-nilai ekstrim baik secara
error untuk satu atau beberapa koefisien univariat maupun multivariate atau
sangat besar, (2) program tidak mampu tidak.
menghasilkan matrik informasi yang d. Multikolinearitas dan Singularitas
seharusnya disajikan, (3) muncul angka- Dalam hal ini dilihat apakah terdapat
angka yang aneh seperti adanya varians error multikolinearitas dan singularitas atau
yang negatif dan (4) munculnya korelasi tidak. Hal ini dilakukan dengan cara
yang sangat tinggi antar koefisien estimasi melihat determinan matriks kovarians,
yang didapat. di mana nilai determinan matriks
6. Evaluasi kriteria Goodness-of-fit kovarian yang kecil memberi indikasi
Pada langkah ini kesesuaian model bahwa terdapat problem Multi-
dievaluasi melalui telaah terhadap berbagai kolinearitas dan Singularitas.
kriteria goodness of fit. Dalam langkah ini Setelah itu dilakukan uji kesesuaian dan uji
dievaluasi apakah data yang digunakan dapat statistik. Beberapa indeks kesesuaian dan cut
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 147

Tabel 3
Gambaran Umum Responden

No. Usia Jumlah % No. Jenis Kelamin Jumlah %


1 < 30 tahun 11 9 1 Pria 107 87
2 30-35 tahun 9 7 2 Wanita 16 13
3 36-40 tahun 30 24
4 41-45 tahun 38 31 No. Lama Kerjasama Jumlah %
5 > 45 tahun 35 29 1 < 1 tahun 19 15
2 1-3 tahun 16 13
Sumber : data primer, yang diolah (2006)

off valuenya yang digunakan untuk menguji ancy function yang dibagi dengan degree
apakah sebuah model diterima atau ditolak of freedom nya. CMIN/DF merupakan
yaitu : statistik chi square, 2 dibagi DF nya
a. 2 – Chi square statistic sehingga disebut 2 – relatif. Nilai 2 –
Model yang diuji dipandang baik atau relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah
memuaskan apabila nilai chi squarenya indikasi dari acceptable fit antara model.
rendah. Semakin kecil nilai 2 semakin dan data
baik model itu dan diterima berdasarkan f. TLI (Tucker Lewis Index)
probabilitas dengan cut off value sebesar Merupakan incremental index yang
p > 0,05 atau p > 0,10. membandaingkan sebuah model diuji
b. RMSEA (The Root Mean Square Error terhadap sebuah baseline model, dimana
of Approximation) nilai yang direkomendasikan sebagai
Merupakan sebuah indeks yang dapat acuan diterimanya sebuah model adalah
digunakan untuk mengkompensasi chi >=0,95 dan nilai yang mendekati 1
square statistic dalam sampel yang menunjukkan a very good fit.
besar. Nilai RMSEA menunjukkan nilai g. CFI (Comparative Fit Index)
good-ness of fit yang dapat diharapkan Rentang nilai sebesar 0–1, dimana
bila model diestimasi dalam populasi semakin mendekati 1, mengindikasikan
(Hair et al, 1995). Nilai RMSEA yang tingkat fit paling tinggi–a very good fit.
kecil atau sama dengan 0,08 merupakan 7. Interpretasi dan Modifikasi Model.
indeks untuk dapat diterimanya model Setelah model diestimasi, nilai residual harus
yang menunjukkan sebuah close fit dari kecil atau mendekati nol dan distribusi fre-
model tersebut berdasarkan degrees of kuensi dari kovarians residual harus bersifat
freedom. simetrik. Model yang baik mempunyai Stan-
c. GFI (Goodness of Fit Index) dardized Residual Covariance yang kecil.
Merupakan ukuran non statistical yang Angka 1,96 merupakan batas nilai yang
mempunyai rentang nilai antara 0 (poor diperkenankan, yang diinterpretasikan seba-
fit) sampai dengan 10.0 (perfect fit). gai signifikan secara statistik pada tingkat
Nilai yang tinggi dalami ndeks ini 5% dan menunjukkan adanya prediction
menunjuk-kan sebuah better fit. error yang substansial untuk sepasang
d. AGFI (Adjusted Goodness Fit Index) indicator.
Tingkat penerimaan yang direkomen-
dasikan adalah bila AGFI mempunyai HASIL DAN PEMBAHASAN
nilai sama dengan atau lebih besar dari
0,09. Analisis data yang dipergunakan dalam
e. CMIN/DF penelitian ini adalah confirmatory factor
Adalah The minimum sample discrep- analysis dan full model dari Structural Equation
148 CAHYONO Aset

Model (SEM) dengan tujuh langkah untuk 4. Memilih matriks input dan estimasi model
mengevaluasi kriteria goodness-of-fit. Input data yang digunakan dalam penelitian
Agen PT. Meka Adipratama didominasi ini adalah matriks kovarians untuk keselu-
kebanyak berusia di atas 36 tahun. Sedikitnya ruhan estimasi. Sedangkan teknik estimasi
agen yang berusia muda mungkin disebabkan yang digunakan adalah maximum likelihood
keterbatasan informasi atau kesulitan dalam estimation (MLE).
memperioleh modal awal untuk menjadi agen 5. Menganalisis apakah model dapat diiden-
Selain itu pria mendominasi. Hal tersebut tifikasi
merupakan sesuatu yang logis karena usaha yang Problem identifikasi model struktural pada
ditekuni, yaitu spare part, adalah kegemaran atau prinsipnya adalah problem mengenai
bagian dari kehidupan pria. ketidakmampuan model yang dikem-
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata bangkan untuk menghasilkan estimasi yang
agen telah menjalin hubungan kerjasama dengan unik. Gejala-gejala problem identifikasi
distributor cukup lama. Hal ini mendukung antara lain: (1) standard error pada satu
hipotesa yang menunjukkan bahwa kerjasama atau beberapa koefisien sangat besar, (2)
jangka panjang memiliki nilai yang penting di muncul angka-angka yang aneh seperti
mata agen dan distributor. varians error yang negative dan (3) muncul
Proses dan Hasil Analisis Data. Dalam korelasi yang sangat tinggi antar koefisien
penelitian ini analisis data yang dipergunakan estimasi (> 0,90).
adalah confirmatory factor analysis dan 6. Evaluasi kriteria goodness-of-fit
full model dari Structural Equation Model 7. Pengujian kesesuaian atau kelayakan model
(SEM), di mana prosedur analisis data dengan dilakukan melalui evaluasi terhadap
SEM terdiri dari tujuh tahap sebagaimana kriteria-kriteria goodness of fit model
disarankan oleh Hair et al. (1995), sebagai seperti yang telah dijelaskan pada
berikut: bagian metode penelitian. Secara singkat
1. Pengembangan model berbasiskan teori. kriteria-kriteria goodness-of-fit yang
Model teoritis atau model konseptual dalam digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian ini telah disajikan dalam bagian sebagai berikut:
telaah teoritis dan pengembangan hipotesis 8. Interpretasi dan modifikasi model Pada
yang selanjutnya dispesifikasi secara tahap terakhir ini akan dilakukan interpretasi
lebih rinci pada bagian metode penelitian. model dan memodifikasi model yang tidak
Model teoritis dalam penelitian ini memenuhi syarat pengujian.
terdiri dari 24 dimensi (manifest variables) Pemodelan SEM dalam penelitian ini
untuk menguji hubungan kausalitas antara menggunakan pendekatan dua langkah (two
konstruk reputasi, kepercayaan, ke- step modeling approach) sebagaimana
tergantungan, kepuasan, komunikasi, disarankan oleh Anderson dan Gerbing
komitmen, kerjasama jangka panjang dan (1988) dimana langkah pertama adalah
keunggulan bersaing. mengembangkan dan menganalisis model
2. Pengembangan diagram alur untuk pengukuran (measurement model) dan langkah
menunjukkan hubungan kausalitas. kedua adalah mengembangkan model struktural
Diagram alur untuk pengujian model pene- (structural model). Pendekatan seperti ini
litian ini telah digambarkan pada bagian sangat dianjurkan dengan pertimbangan
metode penelitian. bahwa model pengukuran berfungsi meng-
3. Mengubah diagram alur ke dalam evaluasi unidimensionalitas, reliabilitas, dan
persamaan struktural dan spesifikasi model validitas model yang dikembangkan. Setelah
p e ngu ku r a n. P e r s a m a a n- p e r s a m a a n model dinyatakan fit baru dilakukan analisis
struktural maupun model pengukuran telah terhadap model struktural yang memuat
disajikan pada bagian metode penelitian. hubungan kausalitas antar variabel (Anderson
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 149

& Gerbing, 1988). mencerminkan unidimensionalitas (Hair et al.,


Model Pengukuran (Measurement 1998).
Model). Model pengukuran pada dasarnya Segars (1997) menjelaskan bahwa model
menggambarkan hubungan antara indikator- pengukuran yang fit dengan masing-
indikator dengan underlying factor-nya masing factor loading () lebih besar dari 0,50
(Anderson & Gerbing, 1988). Model menurut Bagozzi dan Yi (1988) telah
pengukuran paling tepat dianalisis dengan merefleksikan unidimensionalitas. Berdasarkan
menggunakan analisis faktor konfirmatori gambar dan tabel di atas dapat disimpulkan
(CFA = Confirmatory Factor Analysis) karena bahwa model secara keseluruhan dapat diterima.
analisis faktor konfirmatori menguji aspek Gambar di atas juga menunjukkan seluruh
unidimensionalitas, reliabilitas, dan validitas indikator mempunyai loading 0,50 sebagaimana
dari konstruk multi indikator sehingga disarankan oleh Bagozzi dan Yi (1988).
model pengukuran dengan analisis faktor Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa
konfirmatori sering diartikan sama atau identik unidimensionalitas dapat dicapai dalam model
(Anderson & Gerbing, 1988; Gerbing & pengukuran untuk konstruk-konstruk eksogen
Anderson, 1988). Unidimensionalitas merupa- yang mencakup reputasi, kepercayaan,
kan aspek terpenting dari model pengukuran ketergantungan.
karena aspek tersebut mencerminkan sejauh- Tahap kedua adalah menganalisis tingkat
mana indikator-indikator dari sebuah konstruk signifikansi parameter estimasi dari masing-
memiliki satu kesamaan sifat yang dicerminkan masing indikator menuju konstruk latennya
oleh konstruk dimaksud (Anderson & Gerbing, (= factor loadings dan disimbolkan dengan
1988; Gerbing & Anderson, 1988; Hair et al., – dalam AMOS dinyatakan sebagai stan-
1995). dardized regression weight) dan analisis
Dalam penelitian ini, evaluasi terhadap reliabilitas.
model pengukuran dibagi ke dalam model Hasil analisis terhadap nilai critical ratio
pengukuran atau analisis faktor konfirmatori (C.R.) atau t hitung untuk setiap factor loading
untuk konstruk eksogen dan analisis faktor menunjukkan bahwa semuanya berada di atas
konfirmatori untuk konstruk endogen. ambang batas 1,96 (pada taraf signifikansi 5%)
Analisis Faktor Konfirmatori untuk maupun 2,58 (pada taraf signifikansi 1%).
Konstruk Eksogen. Prosedur untuk meng- Sehingga dapat disimpulkan bahwa observed
analisis seluruh model pengukuran melalui variables tersebut secara signifikan merupakan
analisis faktor konfirmatori dalam penelitian indikator-indikator dari konstruk-konstruk
ini mengikuti saran dari Anderson dan Gerbing eksogen yang dituju.
(1988) dan Hair et al. (1995) sebagai berikut: Selain itu, nampak bahwa seluruh nilai
Tahap pertama untuk analisis faktor konfir- factor loading menunjukkan nilai yang positif
matori untuk konstruk-konstruk eksogen adalah dan signifikan. Kondisi ini sekaligus men-
menguji kesesuaian model (overall model fit) cerminkan convergent validity (Bagozzi & Yi,
dengan melihat goodness-of-fit indexes, di mana 1988). Convergent validity merupakan ukuran
hasilnya ditampilkan dalam gambar 4 dan rang- seberapa jauh perubahan pendekatan terhadap
kuman evaluasi model secara keseluruhan suatu konstruk akan menghasilkan hasil akhir
ditampilkan dalam tabel 4. yang sama (Ferdinand, 2002). Hasil analisis
Hair et al. (1995) mengemukakan bahwa tingkat signifikansi parameter estimasi (factor
dalam konteks analisis faktor konfirmatori, loadings) secara lengkap ditampilkan dalam
overall model fit merefleksikan sejauhmana tabel 5.
indikator-indikator yang digunakan dapat mere- Setelah indikator-indikator untuk setiap
presentasikan underlying factor (konstruk) yang konstruk atau variabel laten terbukti mempunyai
dituju. Oleh karena itu, model pengukuran yang hubungan yang signifikan dengan konstruk
secara keseluruhan dapat diterima sekaligus latennya dan juga valid, maka tahap selanjutnya
150 CAHYONO Aset

Gambar 4
Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Eksogen

Tabel 4
Evaluasi Overall Model Fit

Goodness-of-fit Indexes Cut off Value Hasil Estimasi Evaluasi Model


Chisquare (2) < 2tabel 127.034 Baik
Probability (p)  0,05 0.313 Baik
RMSEA  0,08 0.022 Baik
GFI  0,90 0.901 Baik
AGFI  0,90 0.858 Marginal
CFI  0,95 0.993 Baik
TLI  0,95 0.991 Baik
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 151

Tabel 5
Hasil Analisis Tingkat Signifikansi Factor Loadings Konstruk-Konstruk Eksogen

Estimate S.E. C.R. P


x3 <—- RPTS .837
x2 <—- RPTS .884 .091 10.891 0.000
x1 <—- RPTS .828 .083 10.302 0.000
x6 <—- KPRC .821
x5 <—- KPRC .618 .149 5.518 0.000
x4 <—- KPRC .675 .147 5.340 0.000
x9 <—- KTRG .754
x8 <—- KTRG .733 .139 6.602 0.000
x7 <—- KTRG .735 .176 6.561 0.000
x12 <—- KPS .850
x11 <—- KPS .854 .085 11.325 0.000
x10 <—- KPS .870 .086 11.671 0.000
x15 <—- KOM .740
x14 <—- KOM .643 .143 5.789 0.000
x13 <—- KOM .662 .164 5.939 0.000
x16 <—- KOMT .853
x17 <—- KOMT .872 .104 11.202 0.000
x18 <—- KOMT .800 .104 9.890 0.000
Keterangan :
RPTS : Reputasi KPRC : Kepercayaan
KTRG : Ketergantungan KPS : Kepuasan
KOM : Komunikasi KOMT : Komitmen
Sumber: Hasil estimasi dengan AMOS 5, 2006

adalah menguji reliabilitas. Pada prinsipnya Batasan untuk composite reliability adalah
reliabilitas dalam analisis faktor konfirmatori 0,60 dan dihitung melalui rumus berikut ini
mengukur sejauhmana indikator-indikator dapat (Bagozzi & Yi, 1988):
merepresentasikan atau mengindikasikan
2
konstruk latennya (Hair et al., 1995). Dalam  λ 
penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan  
 i
melalui individual item reliability, composite Composite Reliability =  2

reliability, dan average variance extracted  λ   θ
 i i
(Bagozzi & Yi, 1988).
Batasan untuk individual item reliability Sedangkan average variance extracted
adalah 0,40 dan dihitung melalui rumus (AVE) lebih ditujukan untuk mengukur persen-
berikut(Bagozzi & Yi, 1988): tase varians dari serangkaian indikator yang
λ
2 dapat diekstraksi atau dijelaskan oleh konstruk
i
Individual Item Reliability = 2
latennya. Nilai variance extracted yang dapat
λ  θi diterima adalah  0,40 dan dihitung melalui
1
Keterangan: rumus berikut ini (Bagozzi & Yi, 1988):
  adalah factor loading untuk setiap
indikator Average Variance Extracted =
 2i
  adalah measurement error setiap indikator.  2i   θ
i
152 CAHYONO Aset

Tabel 6
Hasil Perhitungan Reliabilitas Kontruks-kontruks Eksogen

Konstruk Indikator Item Reliability Composite Reliability AVE


Reputasi X1 0.69 0.89 0.72
X2 0.78
X3 0.70
Kepercayaan X4 0.46 0.75 0.50
X5 0.38
X6 0.67
Ketergantungan X7 0.54 0.78 0.55
X8 0.54
X9 0.57
Kepuasan X10 0.76 0.89 0.74
X11 0.73
X12 0.72
Komunikasi X13 0.44 0.72 0.47
X14 0.41
X15 0.55
Komitmen X16 0.73 0.88 0.71
X17 0.76
X18 0.64

Tabel 7
Evaluasi Overall Model Fit
Goodness-of-fit Indexes Cut off Value Hasil Estimasi Evaluasi Model
Chisquare (2) < 2tabel 8.196 Baik
Probability (p)  0,05 0.415 Baik
RMSEA  0,08 0.014 Baik
GFI  0,90 0.979 Baik
AGFI  0,90 0.945 Baik
CFI  0,95 0.999 Baik
TLI  0,95 0.999 Baik

Hasil perhitungan individual item reliability, sebagaimana disarankan oleh Hair et al.
composite reliability, dan average variance (1995). Nilai average variance extracted
extracted untuk indikator-indikator dari setiap seluruhnya di atas 40 % menunjukkan varians
konstruk eksogen dengan menggunakan rumus- dari indikator-indikator dapat dijelaskan oleh
rumus di atas dirangkum dan disajikan dalam konstruk yang dituju. Secara keseluruhan
tabel 6. hasil pengujian reliabilitas untuk konstruk-
Tabel 6 menunjukkan bahwa seluruh konstruk eksogen menunjukkan kemampuan
indikator mempunyai reliabilitas individual yang baik dari indikator-indikator dalam
di atas 0,40 sebagaimana disarankan oleh merepresentasikan konstruk latennya.
Bagozzi dan Yi (1988). Composite reliability Analisis Faktor Konfirmatori untuk
juga di atas ambang batas 0,60 atau 0,70 Konstruk Endogen. Seperti prosedur analisis
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 153

Gambar 5
Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Endogen

Sumber: Hasil estimasi dengan AMOS 5, 2006

Tabel 8
Hasil Analisis Tingkat Signifikansi Factor Loadings Konstruk Endogen

Estimate S.E. C.R. P


x21 <—- KJP .742
x20 <—- KJP .923 .115 9.569 0.000
x19 <—- KJP .824 .123 8.959 0.000
x24 <—- KB .757
x23 <—- KB .657 .190 5.642 0.000
x22 <—- KB .644 .156 5.767 0.000

Keterangan :
KJP : Kerjasama jangka panjang
KB : Keunggulan Bersaing
Sumber: Hasil estimasi dengan AMOS 5, 2006
154 CAHYONO Aset

Tabel 9
Hasil Perhitungan reliabilitas Konstruk-konstruk Endogen

Konstruk Indikator Item Composite AVE


Reliability Reliability
Kerjasama X19 0.68 0.87 0.69
jangka X20 0.85
panjang X21 0.55
Keunggulan X22 0.41 0.73 0.47
bersaing X23 0.43
X24 0.57
Sumber: Data penelitian yang diolah, 2006

faktor konfirmatori untuk konstruk eksogen, valid, maka tahap berikutnya adalah menguji
tahap pertama untuk analisis faktor konfirmatori reliabilitas. Dalam penelitian ini pengujian
untuk konstruk-konstruk endogen adalah reliabilitas dilakukan melalui individual item
mengevaluasi overall model fit dengan melihat reliability, composite reliability, dan average
goodness-of-fit indexes, dimana hasilnya variance extracted (AVE) yang dihitung melalui
ditampilkan dalam gambar 5 dan rangkuman rumus-rumus yang diajukan oleh Bagozzi dan
evaluasi model secara keseluruhan ditampilkan Yi (1988) yang telah dipaparkan sebelumnya.
dalam tabel 7. Hasil perhitungan individual item reliability,
Secara keseluruhan model pengukuran composite reliability, dan average variance
untuk konstruk-konstruk endogen diterima. extracted (AVE) untuk indikator-indikator dari
Disamping itu nampak bahwa seluruh factor masing-masing konstruk endogen dirangkum
loading lebih dari 0,60. Sehingga disimpulkan dan ditampilkan pada tabel 9.
bahwa unidi-mensionalitas dapat dicapai dalam Tabel 9 menunjukkan bahwa seluruh
model pengukuran untuk konstruk-konstruk indikator mempunyai item reliability di
endogen yang meliputi kerjasama jangka atas 0,40. Composite reliability juga di atas 0,60
panjang dan keunggulan bersaing. (Bagozzi & Yi, 1988) atau 0,70 (Hair et
Tahap berikutnya adalah menganalisis al., 1995). Average variance extracted
tingkat signifikansi parameter estimasi dari seluruhnya di atas 40 % mengindikasi-
masing-masing indikator menuju konstruk kan varians dari indikator-indikator dapat
latennya dan analisis reliabilitas. dijelaskan oleh konstruk yang dituju. Secara
Hasil analisis terhadap nilai critical ratio keseluruhan hasil pengujian reliabilitas
(C.R.) untuk setiap factor loading menunjukkan untuk konstruk-konstruk endogen mencer-
bahwa semuanya berada di atas ambang batas minkan kemampuan yang baik dari indikator-
1,96 (pada taraf signifikansi 5%) maupun 2,58 indikator dalam merepresentasikan konstruk
(pada taraf signifikansi 1%). Sehingga dapat latennya.
disimpulkan bahwa measured variables secara Model Struktural (Structural Model).
signifikan merupakan indikator-indikator dari Setelah model pengukuran diuji melalui
konstruk-konstruk endogen yang dituju. Hasil analisis faktor konfirmatori dan telah meme-
analisis tingkat signifikansi parameter estimasi nuhi persyaratan unidimensionalitas, reliabilitas,
(factor loadings) secara lengkap ditampilkan dan validitas, maka langkah selanjutnya adalah
dalam tabel 8. menganalisis parameter estimasi antar konstruk
Setelah indikator-indikator untuk setiap laten dimana parameter estimasi tersebut
konstruk laten terbukti mempunyai hubungan menjelaskan hubungan kausalitas antar
yang signifikan dengan konstruk latennya dan konstruk.
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 155

Gambar 6
Model Struktural

Sumber: Hasil estimasi dengan AMOS 5, 2006

Tabel 9.1.
Evaluasi Overall Model Fit Model Struktural

Cut off Value Goodness-of-fit Hasil Estimasi Evaluasi Model


Indexes
< 2 tabel Chisquare (2) 260.537 Baik
 0,05 Probability (p) 0.081 Baik
 0,90 AGFI 0.815 Marginal
 0,08 RMSEA 0.033 Baik
 0,90 GFI 0.858 Marginal
 0,95 CFI 0.979 Baik
 0,95 TLI 0.975 Baik
156 CAHYONO Aset

Tabel 10
Hasil Pengujian Normalitas Data
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
x22 1.000 10.000 .111 .503 -1.159 -2.624
x23 1.000 10.000 .165 .746 -1.511 -2.422
x24 1.000 10.000 .054 .243 -.866 -1.961
x19 1.000 10.000 .107 .485 -.524 -1.187
x20 1.000 10.000 .002 .011 -.229 -.519
x21 1.000 10.000 .155 .703 -.566 -1.281
x13 1.000 10.000 -.198 -.896 -.824 -1.866
x14 1.000 10.000 .122 .552 -.409 -.926
x15 1.000 10.000 .158 .716 -.385 -.873
x16 1.000 10.000 -.078 -.354 -.152 -.344
x17 1.000 10.000 -.055 -.248 -.467 -1.058
x18 1.000 10.000 .057 .260 -.443 -1.003
x10 1.000 10.000 -.079 -.356 -.497 -1.126
x11 1.000 10.000 .203 .917 -.452 -1.022
x12 1.000 10.000 .100 .452 -.497 -1.126
x7 1.000 10.000 -.699 -2.166 -.396 -.896
x8 1.000 10.000 -.523 -2.367 .098 .222
x9 1.000 10.000 -.537 -2.431 -.053 -.120
x4 1.000 10.000 -.231 -1.044 -1.209 -1.737
x5 1.000 10.000 -.271 -1.227 -1.373 -2.109
x6 1.000 10.000 -.728 -2.298 -.676 -1.530
x1 1.000 10.000 .320 1.451 .011 .024
x2 1.000 10.000 .109 .492 -.508 -1.151
x3 1.000 10.000 -.128 -.578 -.454 -1.028
Multivariate 115.107 2.068
Sumber: Hasil estimasi dengan AMOS 5, 2006

Analisis terhadap parameter estimasi yang maka analisis dan interpretasi parameter
menjelaskan hubungan kausalitas tersebut hanya estimasi antar konstruk menjadi bias.
dapat dilakukan melalui model struktural Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian
(Anderson & Gerbing, 1988). Hasil analisis ini terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap
untuk model struktural disajikan dalam gambar asumsi-asumsi penting dalam SEM sebelum
6 dan tabel 9.1. dilakukan analisis dan interpretasi terhadap
Pengujian terhadap goodness of fit indexes parameter-parameter estimasi antar konstruk
secara keseluruhan menunjukkan bahwa model dalam model struktural.
struktural (SEM) yang dispesifikasi dalam Pengujian Asumsi. SEM sebagaimana
penelitian ini sesuai atau fit terhadap data yang analisis-analisis multivariat lainnya mensyarat-
diobservasi. Adapun hasil evaluasi terhadap kan terpenuhinya berbagai asumsi meskipun
overall model fit untuk model struktural yang SEM dipandang fleksibel (intepretasi tetap
dispesifikasi dalam penelitian ini disajikan pada dapat dilakukan meskipun ditemukan problem
tabel 9.1. multikolinearitas). Asumsi-asumsi penting yang
Setelah model struktural secara keseluruhan harus dipenuhi dalam SEM adalah distribusi
dinyatakan telah fit dengan data, maka langkah data yang normal (khususnya normalitas data
selanjutnya adalah menguji apakah asumsi- secara multivariat), tidak ada multikolinearitas
asumsi yang disyaratkan dalam pemodelan SEM maupun singularitas, dan tidak ada outliers.
telah dipenuhi atau tidak. Jika asumsi-asumsi Dalam penelitian ini asumsi-asumsi penting
dalam SEM dengan teknik estimasi MLE SEM yang akan diuji adalah asumsi normalitas
(maximum likehood estimation) tidak dipenuhi data, outliers, multikolinearitas dan singularitas
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 157

Tabel 11
Hasil Pengujian Univariate Outliers

Sumber: Hasil estimasi dengan SPS 13, 2006

(Ferdinand, 2002). Hasil pengujian asumsi- kan terpenuhinya berbagai asumsi meskipun
asumsi tersebut diuraikan di tabel 9.1. SEM dipandang fleksibel (intepretasi tetap
Setelah model struktural secara keseluruhan dapat dilakukan meskipun ditemukan problem
dinyatakan telah fit dengan data, maka langkah multikolinearitas). Asumsi-asumsi penting
selanjutnya adalah menguji apakah asumsi- yang harus dipenuhi dalam SEM adalah
asumsi yang disyaratkan dalam pemodelan SEM distribusi data yang normal (khususnya
telah dipenuhi atau tidak. Jika asumsi-asumsi normalitas data secara multivariat), tidak ada
dalam SEM dengan teknik estimasi MLE multikolinearitas maupun singularitas, dan tidak
(maximum likehood estimation) tidak dipenuhi ada outliers. Dalam penelitian ini asumsi-
maka analisis dan interpretasi parameter asumsi penting SEM yang akan diuji adalah
estimasi antar konstruk menjadi bias. asumsi normalitas data, outliers, multi-
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian kolinearitas dan singularitas (Ferdinand, 2002).
ini terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap Hasil pengujian asumsi-asumsi tersebut
asumsi-asumsi penting dalam SEM sebelum diuraikan di bawah ini.
dilakukan analisis dan interpretasi terhadap Pengujian Normalitas Data. Asumsi
parameter-parameter estimasi antar konstruk normalitas data harus dipenuhi agar data dapat
dalam model struktural. diolah lebih lanjut untuk pemodelan SEM. Jika
Pengujian Asumsi. SEM sebagaimana teknik estimasi yang digunakan adalah
analisis-analisis multivariat lainnya mensyarat- maximum likehood estimation (MLE) maka
158 CAHYONO Aset

Tabel 12
Hasil Analisis dan Interpretasi Parameter Estimasi

Hasil pengujian telah memenuhi kriteria-kriteria goodness of fit model.

asumsi multivariate normality mutlak harus bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini
dipenuhi (Anderson & Gerbing, 1988; Bagozzi memiliki distribusi yang normal, baik pada tingkatan
& Yi, 1988; Hair et al., 1995; Segars, 1997). univariate maupun multivariate sebagaimana
Dalam penelitian ini, uji normalitas data nampak pada tabel 10.
baik secara univariate dan multivariate Pengujian Outliers. Outliers merupakan
dilakukan dengan menggunakan kriteria Critical observasi atau data yang memiliki karakteristik
Ratio (C.R.) sebesar   2,58 pada tingkat unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari
signifikansi 1% dengan memusatkan pada observasi-observasi yang lain dan muncul
kurtosis statistic (kurtosis menunjukkan dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah
pemuncakan distribusi data) karena kurtosis variabel tunggal maupun variabel-variabel
yang terlalu besar akan sangat mengganggu kombinasi (Ferdinand, 2002). Adapun outliers
overall fit model, standard error, dan dapat dievaluasi dengan dua cara, yaitu
menimbulkan bias pada parameter estimasi analisis terhadap univariate ouliers dan analisis
(Bagozzi & Yi, 1988). Berdasarkan kriteria terhadap multivariate outliers (Ferdinand,
pengujian normalitas tersebut dapat dinyatakan 2002).
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 159

Univariate Outliers. Deteksi terhadap matriks kovarians sampelnya. Determinan yang


adanya univariate ouliers dapat dilakukan kecil atau mendekati nol mengindikasikan
dengan menentukan nilai ambang batas yang adanya multikolinearitas atau singularitas,
akan dikategorikan sebagai outliers dengan cara sehingga data itu tidak dapat digunakan untuk
mengkonversi nilai data penelitian ke dalam penelitian (Ferdinand, 2002).
standardized score atau yang dikenal dengan z- Dalam penelitian ini, determinan dari
score, yang mempunyai nilai rata-rata nol matriks kovarians sampelnya (determinant of
dengan simpangan baku 1,00 (Ferdinand, 2002). sample covariance matrix) adalah sebesar
Pengujian univariate outliers ini dilakukan per 155512829 624.566. Nilai determinan dari
konstruk variabel dengan bantuan aplikasi SPSS matriks kovarians jauh lebih besar daripada nol
10. Observasi data yang memiliki nilai z-score sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
 3,00 akan dikategorikan sebagai outliers. multikolinearitas atau singularitas dalam data
Ambang batas 3,00 adalah merujuk pada Hair yang digunakan dalam penelitian ini.
et al. (1995) yang menjelaskan bahwa untuk data Setelah asumsi-asumsi dalam SEM dinyata-
dengan jumlah observasi (sampel) lebih besar kan telah dipenuhi maka selanjutnya akan
daripada 80 maka batasan nilai z-score yang dilakukan analisis dan interpretasi terhadap
sebaiknya digunakan adalah 3 atau 4. Hasil parameter estimasi (standardized regression
pengujian univariate outliers dengan kriteria weight) antar konstruk pada model struktural.
pengujian z-score  4,00 sebagaimana disajikan Adapun hasil estimasi untuk parameter estimasi
pada tabel 11 menunjukkan tidak adanya antar konstruk laten laten beserta keputusan
univariate outliers. yang dapat diambil ditampilkan dalam tabel 12.
Multivariate Outliers. Evaluasi terhadap Pengujian terhadap Nilai Residual.
multivariate outliers perlu dilakukan karena Pengujian terhadap nilai residual mengindikasi-
walaupun data yang dianalisis menunjukkan kan bahwa secara signifikan model dalam
tidak adanya outliers pada tingkat-an univariate, penelitian ini dapat diterima dengan nilai
tetapi observasi-observasi itu dapat menjadi residual yang ditetapkan adalah ± 2.58 pada taraf
outliers bila sudah dikombinasikan. Jarak signifikansi (Hair, et. al., 1995).
Mahalanobis atau Mahal distance (dalam output Pengujian Hipotesis. Berdasarkan hasil
AMOS disebut sebagai Mahalanobis d-square) perhitungan melalui confirmatory factor analysis
untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan dan structural equation modeling maka dapat
akan menunjukkan jarak sebuah observasi dari dinyatakan bahwa model yang dispesifikasi
rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang dalam penelitian ini dapat diterima. Hasil
multidimensional (Ferdinand, 2002). Untuk pengujian telah memenuhi kriteria-kriteria
menghitung Mahal Distance digunakan nilai goodness of fit model.
chi-square tabel pada derajat kebebasan (df) 24 Penelitian ini membuktikan adanya
(jumlah indikator) pada taraf signifikansi 1% pengaruh positif dan signifikan antara reputasi,
adalah = 51.179. Jadi data yang memiliki jarak kepercayaan, ketergantungan, kepuasan,
Mahalonobis lebih besar dari 51.179 dikategori- komunikasi serta komitmen terhadap kerjasama
kan sebagai multivariate outliers. Dalam jangka panjang. Koefisien struktural
penelitian ini tidak ditemukan multivariate menunjukkan besarnya pengaruh masing-
outliers karena nilai Mahal distance yang lebih masing variabel dimana komit-men memiliki
kecil dari 51. pengaruh terbesar, diikuti dengan reputasi,
Pengujian Multicollinearity dan kepuasan, komunikasi, kepercayaan dan
Singularity. Untuk melihat apakah pada data ketergantungan.
penelitian terdapat multikolineritas (multi- Responden. Penelitian ini memiliki sampel
collinearity) atau singularitas (singularity) yang memenuhi syarat dan masih berada dalam
dalam kombinasi-kombinasi variabel, maka cakupan wilayah pemasaran PT.Meka
yang perlu diamati adalah determinan dari Adipratama. Gambaran responden yang rata-rata
160 CAHYONO Aset

memiliki usia di atas 36 tahun dan masa konsistensi dengan penelitian terdahulu yang
kerjasama di atas 3 – 5 tahun menunjukkan dilakukan oleh James C. Anderson& James A.
adanya indikasi bahwa kerjasama telah terjalin Narus (1990), Morgan & Hunt (1994), Mohr
cukup lama. Hal ini mendukung adanya (1996), Johnson (1999), serta Sandy D.Jap
hubungan kerjasama yang lebih intens antara (1999).
agen dan distributor. Hasil pengujian membuktikan bahwa
Kuesioner diberikan kepada pemilik toko variabel komitmen memiliki pengaruh tertinggi
yang dianggap mengetahui secara tepat sebesar 0,543. Hal ini membuktikan perlunya
hubungan kerjasama. Penerapan pertanyaan sebuah perjanjian tertulis yang dapat diimple-
terbuka pada kuesioner terbukti cukup efektif mentasikan melalui kontrak penjualan,sehingga
untuk mengontrol pengisian kuesioner tercipta kewajiban moral masing-masing pihak
secara benar. Dari 146 kuesioner yang untuk memenuhi komitmennya. Selain itu
kembali, terdapat 123 yang diisi dengan benar. kekuatan hukum tertulis dinilai sebagai penguat
Dan pertanyaan terbuka menjadi salah satu dari nilai-nilai perjanjian.
indikator kontrolnya (pertanyaan kuesioner Pengaruh terbesar kedua adalah variabel
nomor 16). reputasi yang memiliki pengaruh sebesar 0,192.
Kuantitatif. Diagram alur dianalisis secara Selama ini kredibilitas distributor sebagai agen
terpisah melalui konstruk eksogen dan tunggal masih dinilai positif dan mampu
endogennya. Analisa pada konstruk eksogen dianggap sebagai mitra kerja yang menguntung-
yang menguji variabel reputasi, kepercayaan, kan. Selain itu reputasi PT. Meka Adipratama
ketergantungan, kepuasan, komunikasi, telah diakui para agen sebagai distributor
komitmen menunjukkan bahwa variabel- produk-produk berkualitas karena berada di
variabel tersebut signifikan dan merupakan bawah jaminan dan lisensi langsung dari PT
indikator-indikator dari kontruk eksogen yang Astra Otoparts, Tbk. Hal inilah yang membuat
dituju, dimana analisis terhadap nilai critical persepsi pemilik agen bahwa produk dan
ratio semua variabel berada di atas batas pelayanan yang ditawarkan pasti memiliki
ambang yang diijinkan. Seluruh nilai factor kualitas yang tinggi.
loadings pun menunjukkan nilai yang positif Pengaruh terbesar ketiga adalah variabel
dan signifikan. Dan pengujian reliabilitas kepuasan yang memiliki pengaruh sebesar
menunjukkan kemampuan yang baik dari 0,188. Para agen merasa puas karena adanya
indikator dalam mempresentasikan konstruk manfaat praktis terutama di bidang ekonomi.
latennya. Harga produk yang bersaing dan sesuai
Analisa pada konstruk endogen juga dengan kualitasnya menjadi salah satu alasan
memberikan hasil yang dapat diterima, dimana produk cukup laku di pasar. Hal ini secara
variabel kerjasama jangka panjang dan tidak langsung memberikan cash flow yang
keunggulan bersaing dianggap memenuhi syarat cukup berarti untuk agen. PT Meka Adipratama
pengujian. Begitu pula dengan analisis model juga menerapkan discount policy yang
struktural secara keseluruhan memenuhi syarat disesuaikan dengan kondisi agen serta area
karena berada dalam batas ambang (cut of pemasarannya. Hal ini dilakukan untuk men-
value), normalitas data terpenuhi, serta tidak jaga profit margin masing-masing agen tetap
ditemukan outliers, milticollinearity dan terjaga.
singularity. Ketiga variabel lain yaitu komunikasi,
Kualitatif. Hipotesis yang diajukan dalam kepercayaan dan ketergantungan memiliki
penelitian ini membuktikan hubungan yang pengaruh terhadap nilai kerjasama jangka
positif antara variabel reputasi, kepercayaan, panjang namun tidak sebesar variabel-variabel
ketergantungan, kepuasan, komunikasi dan yang telah dibahas di atas. Kunjungan rutin
komitmen dengan variabel kerjasama jangka distributor pada agen cukup terjaga, meskipun
panjang. Hal ini menunjukkan adanya untuk area luar kota hanya dikunjungi dua
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 161

minggu sekali. Agen juga telah percaya 3. Kedua belah pihak yang terlibat dalam
terhadap kebijakan-kebijakan distributor tidak kerjasama diharuskan mentaati nilai-nilai
akan merugikan kepentingan agen. Hal ini komitmen yang telah disepakati melalui
didukung pula oleh faktor reputasi agen yang perjanjian kontrak secara tertulis sehingga
sudah cukup lama bergerak di bidang konflik-konflik yang terjadi di luar konteks
pendistribusian spare parts. Tetapi di lain pihak pekerjaan tidak akan menganggu ritme
agen tidak merasa terlalu tergantung terhadap hubungan kerjasama.
distributor karena adanya merk lain yang juga 4. Kedua belah pihak sepakat adanya
beredar di pasaran meskipun terdapat beberapa proporsional discount yang disesuaikan
perbedaan harga dan kualitas yang berfungsi dengan pembelian produk agen ke
sebagai substitusi. distributor. Dengan komitmen seperti
ini diharapkan masing-masing pihak tidak
SIMPULAN merasa dirugikan, sehingga tidak me-
nimbulkan konflik dan profit margin tetap
Secara garis besar penelitian ini membukti- terjaga.
kan adanya hubungan yang positif antara 5. Dalam kerjasama maka kedua belah pihak
variabel-variabel reputasi, kepercayaan, keter- menghargai transparansi, khususnya menge-
gantungan, kepuasan, komitmen dan komuni- nai kuantitas dan harga jual prdoduk.
kasi terhadap kerjasama jangka panjang. Dan Ketidakjujuran agen dalam memasarkan
kerjasama jangka panjang memiliki hubungan produk akan menyebabkan harga produk di
yang positif terhadap keunggulan bersaing pasar berbeda sehingga melahirkan kebi-
perusahaan. ngungan dan kekecewaan konsumen.
Implikasi Kebijakan. Implikasi kebijakan Keadaan tersebut akan memberikan ruang
yang berkaitan dengan komitmen sebagai faktor untuk kompetitor memasarkan produk
yang paling dominan adalah : sejenis.
1. Dalam hubungan kerjasama yang terjalin, 6. Perusahaan perlu memperhatikan perkem-
distributor dan agen harus memiliki posisi bangan atau keberlangsungan usaha agen
yang sederajat sehingga masing-masing atau mitra usaha. Ketidaktanggapan peru-
pihak memiliki bargaining power. Perasaan sahaan terhadap permasalahan yang dialami
sederajat tersebut akan membuat pihak- oleh agen atau mitra usaha akan menye-
pihak yang terlibat dalam kerjasama saling babkan agen atau mitra usaha tidak dapat
menghormati. Hal ini dapat dilakukan mempertahankan usahanya sehingga
dengan membuat kontrak penjualan dalam jaringan pemasaran perusahan akan
periode waktu tertentu untuk mengikat berkurang. Perusahaan dapat meningkatkan
komitmen agen-distributor dalam sebuah kunjungan kepada agen sehingga agen
perjanjian tertulis. merasa diper-hatikan dan sebagai salah satu
2. Distributor perlu mempertahankan dan cara mengetahui permasalahan yang dialami
mengembangkan hubungan kerjasama. oleh agen.
Hubungan kerjasama dapat dipertahan- 7. Perusahaan perlu belajar dari pengalaman-
kan sepanjang hubungan tersebut saling pengalaman masa lampau, khususnya
menguntungkan dan suasana kerja yang pengalaman yang tidak menyenangkan
kondusif. Oleh karena itu, distributor mengenai kerjasama dengan agen. Sean-
perlu memperhatikan tingkat keun- dainya perusahaan pernah melakukan
tungan dan kesulitan yang dialami oleh kesalahan diharapkan kesalahan tersebut
agen. Disamping itu, distributor perlu tidak akan terulang kembali dalam rangka
mengantisipasi serta meminimalis konflik- menciptakan dan mempertahankan reputasi.
konflik yang terjadi antara distributor 8. Kepuasan terhadap kerjasama dapat
dengan agen. dilakukan dengan memberikan kemudahan-
162 CAHYONO Aset

kemudahan kepada agen dalam memper- 15.Distributor perlu memperhatikan


oleh produk serta kemudahan dalam kegiatan usaha dari masing-masing agen
pembayaran Disamping itu juga, perusahaan serta mem-berikan masukan atas apa yang
perlu mengevaluasi harga produk sehingga seharusnya dilakukan untuk meningkatkan
agen dapat menjual lebih banyak serta kinerja agen.
memperoleh keuntungan lebih besar. 16. Distributor harus mampu untuk mereal-
9. Menerapkan Selective & Exclusive Shop isasikan janji atau ucapan. Oleh karena itu
untuk area tertentu. Alasan dipilihnya distributor perlu memiliki data base
strategi ini adalah : mengenai masing-masing agen serta apa
 Exclusive shop yang dipilih secara yang pernah dijanjikan. Disamping itu
selektif dilakukan untuk menghindari juga, distributor harus mempu mengesti-
rusaknya harga pasar, karena terlalu masi kemampuan di masa yang akan
banyak pemain pasar. datang dalam memberikan reward kepada
 Distributor lebih mudah dalam mengon- agen.
trol margin yang diharapkan. 17. Data base agen yang di-update secara
10. Pertemuan antara distributor dan agen perlu berkala dapat dipakai sebagai master data
dilakukan secara berkala dalam suatu wadah untuk berbagai kebijakan perusahaan seperti
(Gathering Part Shop & AWS) yang minimal discount policy, campaign program serta
dilakukan satu tahun sekali, untuk reward kepada beberapa agen melalui blind
meningkatkan frekuensi komunikasi antara bonus maupun reward kejutan.
distributor dan agen. Data base yang perlu selalu diupdate adalah:
11. Agen perlu dilibatkan dalam penyusunan Data agen (nama, alamat, nomor telepon,
kebijakan perusahaan untuk menyampaikan NPWP, dll),cedit limit, data personal
masukan mengenai kondisi lapangan. pemilik (ulang tahun, hobi, dll.)
Disamping itu juga, keterlibatan para agen Blind bonus yang diberikan dapat berupa
dalam memberikan input terhadap kebijakan potongan discount pada akhir periode
hubungan kerjasama akan membuat agen karena mencapai target intern perusahaan,
merasa dihargai. atau transfer rekening, tiket liburan, atau
12. Keluhan yang disampaikan oleh agen harus hadiah lain sebagai bonus kejutan pada saat
ditanggapi positif oleh distributor, dijadi- periode khusus, seperti penjualan terbanyak
kan refrensi untuk bekerja lebih baik lagi pada area tertentu.
dan bukan sebagai alasan untuk menekan Keterbatasan Penelitian. Adapun
agen. keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian
13. SMS Program yang dilakukan setiap ada ini, antara lain :
program campaign (minimal satu bulan 1. Data yang digunakan adalah crosssection
sekali) agar informasi yang diberikan yang memiliki keterbatasan dalam mengung-
mampu diterima secara cepat, akurat dan kap stabilitas hubungan antar variabel yang
personal. Hal ini perlu didukung dengan dilibatkan dalam suatu penelitian dari waktu
master data nomor handphone pemilik agen kewaktu. Hal tersebut dikarenakan data
yang telah dikumpulkan sebelumnya dan crosssection, yang tidak menangkap
selalu diperbaharui. sepenuhnya dinamika perubahan dan
14. Distributor diharuskan memiliki kepedulian keterikatan (connectedness).
yang diwujudkan, melalui pembayaran yang 2. Kuesioner yang digunakan lebih banyak
fleksibel, kemudahan dalam memperoleh berisi pertanyaan tertutup sehingga
produk. Disamping itu juga, konflik-konflik responden tidak memiliki keleluasaan untuk
yang terjadi dalam hubungan kerjasama memberikan jawaban tambahan. Angket
perlu diantisipasi sehingga hubungan tetap tertutup tidak mampu memberikan jawaban
harmonis. yang kompre hensif atas variabel-variabel
Vol. 12 No.2, 2010 Aset 163

penelitian sehingga hal tersebut juga akan : A Strategic Commitment”, Cornell Qurterly,
membatasi ruang gerak dalam pembuatan p. 12-25.
implikasi kebijakan. Doney, Patricia M & Joseph P Cannon, 1997, “An
Agenda Penelitian Mendatang. Hasil- Examination of the Nature of Trust in Buyer –
Seller Relationship”, Journal of Marketing, p.
hasil penelitian ini dan keterbataan-keterbatasan
35-51.
yang ditemukan dalam penelitian dapat
Ferdinand, Augusty, 2002, Structural Equation
dijadikan sumber ide bagi pengembangan Modelling dalam Penelitian Manajemen, edisi
penelitian ini dimasa yang akan datang, yaitu ke dua, BP Undip, Semarang.
penelitian mendatang perlu mengantisipasi Ganesan, Shankar, 1994, “Determinant of Long
tingkat pengembalian kuesioner. Hal tersebut Term Orientation in Buyer-Seller Relation-
dapat diatasi dengan memanfaatkan jasa field ship”, Journal of Marketing, p.1-19.
worker dalam penyebaran kuesioner. Disamping Geykens, Inge, Jan Benedict, Nirmalya Kumar,
itu juga, penelitian selanjutnya perlu memberi- 1999, “A Meta-Analysis of Satisfaction in
kan cinderamata untuk memotivasi responden Marketing Channel Relationships”, Journal of
dalam melakukan pengisian kuesioner dengan Marketing Research, p. 223-238.
Hair, JR, Joseph F, Ralph E, Anderson, Ronald L &
sungguh-sungguh. Penggunakan data longitu-
William C. Black, 1995, Multivariate Data
dinal juga diperlukan untuk menjelaskan
Analysis , Fourth Edition, Prentice Hall
perubahan dan perkembangan masing-masing International, Inc.
variabel selama pengamatan. Indriantoro, Nur & Bambang Supomo, 2002,
Selain itu kuesioner perlu menambahkan Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk
pertanyaan terbuka dan kolom saran supaya Manajemen dan Akuntansi, BPFE Yogyakarta.
responden memiliki kebebasan dalam men- Jap, Sandy. D, 1999, “Pie-Expansion Efforts :
jelaskan persepsinya. Perlu diteliti pula Collaboration Pocesses in Buyer-Supplier
pengaruh pendidikan dan omzet agen terhadap Relationships”, Journal of Marketing Research,
pola operasional agen yang secara tidak p. 461-475.
langsung memberikan kontribusi pengaruh Johnson, Jean L, 1999, “Strategic Integration in
Industrial Distribution Channels : Managing the
pada hubungan kerjasama dengan distributor.
Interfirm Relationship as a Strategic Asset”,
Yang terakhir penelitian mendatang perlu
Journal or the Academy of Marketing Science,
menguji kembali variabel ketergantungan p. 4-18.
sebagai variabel yang berpengaruh terhadap Kalwani, Manohar U, Narakesari Narayadas, 1995,
kerjasama jangka panjang, karena dalam “Long-Term Manufacturer-Supplier Relation-
pengaruhnya paling kecil terhadap kerjasama ship : Do They Pay Off for Supplier Firm?”,
jangka panjang. Journal of Marketing, p. 1-16.
Kumar Nirmalya, 1996, The Power of Trust in
DAFTAR PUSTAKA Manufacturer-Retailer Relationships”, Harvard
Business Review, November – December 1996,
p. 92-109.
Anderson, Erin & Barton Weitz, 1992, “The Use of
Kumar, Mirmalya, Lisa K. Scheer & Jan Benedict
Pledges to Build and Sustain Commitment in
E.M. Steenkamp, 1995, “The Effects of
Distribution Channels”, Journal of Marketing
Perceived Interdependence on Dealer
Research, p. 18 – 34.
Attitudes”, Journal of Marketing Research, p.
Anderson, Erin, Leonard M Lodish, Barton Weitz,
348-356.
1987, “Resource Allocation Behavior in
Mohr, Jakki, Robert J. Fisher, John R. Nevin, 1996,
Conventional Channels”, Journal of Marketing
“Collaborative Communication in Interfirm
Research, p. 85-97.
Relationships : Moderating Effects of
Anderson, James C, & James A. Narus, 1990, “A
Integration and Control”, Journal of Marketing,
Model of Distributor Firm and Manufacturer
p. 103-115.
Firm Working Partnerships”, Journal of
Morgan, Robert M & Sehlby D Hunt, 1994, “The
Marketing, p.42-58.
Commitment – Trust Theory of Relationship
Bowen, T John, Stowe Shoemaker, 2003, “Loyalty
164 CAHYONO Aset

Marketing”, Journal of Marketing, p. 20-38


Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Bisnis, CV
Alfabeta Bandung.

Anda mungkin juga menyukai