Anda di halaman 1dari 101

DASAR-DASAR KELISTRIKAN

NASHRUDDIN ANWAR, ST
• Tempat, Tgl. Lahir : Semarang, 05 Mei 1979
• Alamat : Lemahireng Kec. Bawen Kab.
Semarang
• Pekerjaan : Pengawas Spesialis K3 Listrik Dinakertrans Prov.
Jawa Tengah

• Pengalaman Kerja : 1. Teknisi Listrik Hotel Puri Garden 2003


2. Leader PPIC PT. SAMI Semarang 2003 - 2005
3. Transmitter Engineer TRANS7 2005-2011
4. Pengawas KK Kab. Temanggung 2011-2016

• Riwatar Diklat : 1. Diklat Pengawas Ketenagakerjaan


2013
2. Diklat Pengawas Spesialis Listrik,
Petir dan Lift 2014
3. TOT KNK 2015
• No. HP : 0856 – 2775 – 534; WA 0821 3750 2789
Instalasi Listrik
(electrical installation (of building))
Adalah suatu jaringan listrik yang tersusun secara
terkoordinasi, mulai sumber pembangkit atau titik
sambungan suplai daya listrik sampai titik beban
rangkaian akhir yang direncanakan

12/1/2019 3
Ketenagalistrikan

12/1/2019 created by PNK3 previous4 next


I. Klasifikasi Tegangan
TR

G TM TT TET TT TM
TR
Load

G = Generator Perubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik


Tr = Transformator daya yang berguna untuk menaikkan dan menurunkan
tegangan
TR = Tegangan Rendah 220/380 Volt, tegangan konsumen (domestik).
TM = Tegangan Menengah 20 kV
TT = Tegangan Tinggi 70 - 150 kV
TET = Tegangan Extra Tinggi 500 kV

12/1/2019
Klasifikasi sistem tegangan
 Tegangan ekstra rendah (aman) : tegangan dg nilai
setinggi-tingginya 50 Va.b atau 120 Va.s
 Tegangan rendah (TR) : tegangan dengan nilai setinggi-
tingginya 1000 V a.b atau 1500 V a.s.
 Tegangan di atas 1000 V a.b. :
 Tegangan Menengah; tegangan 1 kV s/d. 35 kVa.b
(distribusi)
 Tegangan Tinggi; tegangan diatas 35 kV a.b.
 Tegangan Ekstra Tinggi 150 kV s/d 500 kV

12/1/2019
II. DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 Sistem distribusi tegangan rendah AC (Alternative Current) di Indonesia mengalami
perubahan dari 3 X 220/110 V menjadi 3X 380 / 220 V
 Ditinjau dari segi keamanan , suatu jaringan distribusi tenaga listrik , disamping
penghantar-penghantaryang bertegangan juga harus dilengkapi dengan penghantar-
penghantar Neutral dan Protective Earth (PE)
3X
RUMAH TRANSFORMATOR
380 V 220 V

L1 merah
L2 kuning
L3 hitam
N biru terang
PE kuning / hijau
PEN

Sistem Pentanahan

12/1/2019
KETERANGAN :
L1 : Line 1 (Biasa disebut dengan phasa R)  Merah
L2 : Line 2 (Biasa disebut dengan phasa S)  Kuning
L3 : Line 3 (Biasa disebut dengan phasa T)  Hitam
N : Neutral/Nol  Biru Terang
PE : Protective Earth/Pembumian  Kuning Hijau
PEN : Gabungan dari Protective Earth dan Neutral
Penting Untuk Diketahui :
 Dari sistem 3 x 380 / 220 V dapat diambil 6 tegangan yang berbeda

L1-L2 Besar Tegangan 380 volt L1-N Besar Tegangan 220 volt
L1-L3 Besar Tegangan 380 volt L1-N Besar Tegangan 220 volt
L2-L3 Besar Tegangan 380 volt L2-N Besar Tegangan 220 volt
N-PE Besar Tegangan 0 volt

12/1/2019
III. DEFINISI DAN ISTILAH.

Perlengkapan listrik
a) meliputi bahan, fiting, gawai, peranti, luminair,
aparat, mesin, dan lainlain yang digunakan sebagai
bagian dari, atau dalam kaitan dengan, instalasi
listrik.
b) barang yang digunakan untuk maksud-maksud
seperti pembangkitan, pengubahan, transimisi
distribusi atau pemanfaatan energi listrik,
seperti, mesin, transformator, radas, instrumen,
gawai proteksi, perlengkapan untuk pengawatan,
peranti.

Peralatan listrik:
Semua perlatan yang memanfaatkan / memakai energi
listrik
III. DEFINISI DAN ISTILAH
(lanjutan)

Instalasi listrik
Setiap kombinasi dari penyambungan peralatan
listrik yang menggunakan ruang atau lokasi

Bagian Aktif peralatan.


Setiap penghantar atau bagian yang
menghantarkan yang pada keadaan normal
bertegangan.,bagian penghantar yang terbuka.
III. DEFINISI DAN ISTILAH
(lanjutan)
Arus nominal
Besarnya arus kerja/ arus yang mengalir secara
terus-menerus yang menyebabkan sistem/alat
dapat bekerja dengan normal dan mendasari
pembuatan peralatan, besarnya ditentukan oleh
pabrik pembuat peralatan tsb.

Arus Gangguan
Arus yang disebabkan oleh kerusakan isolasi
atau kegagalan isolasi.
III. DEFINISI DAN ISTILAH
(lanjutan)

Tegangan Imbas atau bocor.


Bagian yang menghantarkan yang dapat
menyebabkan bahaya sentuhan bila terjadi
kesalahan dan tidak membahayakan.

Arus lebih.
Nilai arus yang melebihi arus nominalnya
III. DEFINISI DAN ISTILAH
(lanjutan)

Arus gangguan tanah.


Arus gangguan yang mengalir ke tanah.

Arus Kejut.
Arus yang mengalir melalui badan manusia atau
binatang dalam nilai tertentu( tergantung pada
frekwensi,harmonis,waktu) dan dapat
menimbulkan luka.
V. PEMILIHAN KOMPONEN-KOMPONEN LISTRIK

5.1. SESUAI DENGAN STANDAR.


IEC (International Electrotechnical Commision). LMK, SPLN,SNI, di Indonesia

SAFETY MARKS.
BS = British Standart
AS =Australian Standart.
JIS = Japan Industrial Standart.
ANSI = American National Standart Instititut.
AS = Australian Standart.
ASTM = American Socety for Testing and Material.
CAMA = Control and Automation Manufactures Association (Inggris).
CEBEC = Commite Electrotecnique Belge.
CEC = Canadian Electrical Code.
CEE = Commission on Rules for the Approval of Electrical Equipment.
CEI = Comitato Electrotecnico Italiano.
CSA = Canadian Standart Association.
DEMKO = Danmark Elektriske Materiel Kontrol.
DIN = Deutsches Institut fur Normung.
IEE = Institution of Elecrical Engineers.
IS = Indian Standart.
SAFETY MARK dalam Logo
Peralatan yang sudah ditest oleh LMK diberi
Tanda

Dibawah ini contoh kabel yang sesuai


dengan standar:
KONDISI KERJA PERALATAN

Tegangan.
 Pada umumnya peralatan bekerja pada tegangan 220 V untuk 1 phasa
dan 380 V untuk 3 phasa.pada peralatan tertentu harus mempu
menahan kenaikan tegangan yang terjadi 15% pada pelayanan normal.
Arus
 Arus harus sesuai dengan kerja peralatan dalam kondisi nomal Dalam
saat tertentu peralatan harus mampu menahan arus tidak normal
sebelum alat pengamannya bekerja.
FREKWENSI:
 Batas frekwensi dari peralatan harus sesuai dengan frekwensi sumber.
DAYA
 Peralatan harus memiliki karakteristik daya yang mampu bekerja
dalam kondisi normal.
PENGGABUNGANNYA.
 Peralatan dipilih untuk tidak mengalami kerusakan pada peralatan lain
dan tidak merusakan sumber daya pada kondisi normal.
TEGANGAN SENTUH YANG DIIJINKAN (IEC)

Tegangan Sentuh Waktu Maksimum Yang


(Volt) Diijinkan (Detik)

< 50 ~
50 5
75 1
90 0.5
110 0.2
150 0.1
220 0.05
280 0.03
dede.s 18
PENGARUH ARUS LISTRIK PADA TUBUH MANUSIA

BESARNYA ARUS PENGARUH PADA TUBUH MANUSIA


0 ……… 0,9 mA BELUM DIRASAKAN PENGARUHNYA
0,9 ……… 1,2 mA BARU TERASA ADANYA ARUS LISTRIK

1,2 ……… 1,6 mA MULAI TERASA SEAKAN-AKAN ADA YANG


MERAYAP DIDALAM TANGAN

1,6 ……… 6,0 mA TANGAN SAMPAI KESIKU MERASA KESEMUTAN

6,0 ……… 8,0 mA TANGAN MULAI KAKU, RASA KESEMUTAN MAKIN


BERTAMBAH
RASA SAKIT TIDAKTERTAHANKAN PENGHANTAR
13 ……… 15,0 mA MASIH DAPAT DILEPASKAN DENGAN GAYA YANG
BESAR SEKALI

15 ……… 20,0 mA OTOT TIDAK SANGGUP LAGI MELEPASKAN


PENGHANTAR

20 ……… 50,0 mA DAPAT MENGAKIBATKAN KERUSAKAN PADA


TUBUH MANUSIA
50 ……… 100,0 mA BATAS ARUS YANG DAPAT MENYEBABKAN
KEMATIAN
Prinsip – Prinsip Dasar Instalasi Listrik

 Keandalan adalah andal secara elektrik


(instalasi bekerja pada nilai nominal tanpa
menimbulkan kerusakan) maupun mekanik.
Keandalan juga menyangkut ketepatan
pada pengaman jika terjadi gangguan.
 Ketercapaian adalah pemasangan
peralatan instalasi yang mudah dijangkau
oleh pengguna.
 Ketersediaan adalah kesiapan suatu
instalasi melayani kebutuhan, baik gawai,
daya maupun perluasan instalasi.
20
Prinsip – Prinsip Dasar Instalasi Listrik
(lanjutan)

 Keindahan adalah kerapihan pemasangan


sesuai dengan standard dan ketentuan
yang berlaku.
 Keamanan adalah secara elektrik aman
bagi manusia, ternak dan barang lainnya.
 Ekonomis adalah biaya yang dikeluarkan
untuk instalasi harus sehemat mungkin,
tetapi tidak mengurangi kualitas suatu
instalasi.

21
Kondisi Lingkungan

 Kondisi Alam.
 Kondisi Biologis.
 Kondisi Mekanis.
 Bahan kimia aktif.
 Bahan mekanis aktif.
 Cairan Pengotor.
 Gangguan listrik dan elektromagnetis

22
Komponen instalasi Listrik
 Penentuan beban maksimum
 Lampu flourescent, besarnya daya
semu (VA)
 Lampu pijar, daya nyata (watt).
 Stop kontak, daya semu
 Saklar

23
Pemilihan penghantar

 Kemampuan hantar arus


 Kondisi suhu
 Susut tegangan
 Kondisi lingkungan
 Kekuatan mekanis
 Kemungkinan perluasan

24
Penghantar

 Contoh, NYA dan NYY

Penghantar tembaga
Penghantar
tembaga
Isolasi PVC
Lapisan
pembungkus inti
Isolasi PVC
Selubung PVC

25
KABEL/PENGHANTAR
 Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti
penghantar(urat), baik yang berbentuk solid
(pejal) ataupun serabut yang masing-masing
dilengkapi dengan isolasi sendiri dan berbentuk
kesatuan. Penyatuan/penggabungan satu atau
lebih inti pada umumnya dilengkapi dengan
selubung atau mantel pelindung dengan
demikian ada 3 hal pokok dari kabel yaitu:
1. Konduktor/penghantar, merupakan media
untuk menghantarkan listrik.
2. Isolasi, merupakan bahan dielektrik yang
berguna untuk mengisolasi dari yang satu
terhadap yang lain dan juga terhadap
lingkungannya.
3. Pelindung luar, yang memberikan perlindungan
terhadap kerusakan mekanis,pengaruh bahan
kiamia,elektrolisis,api atau pengaruh luar
lainnya yang merugikan.
KODE PENGENAL JENIS KABEL:
 N - Kabel jenis standar, dengan tembaga sebagai penghantar
 NA - Kabel jenis standar, dengan Aluminium sebagai penghantar
 Y - Isolasi PVC
 2Y - Isolasi PE
 2X - Isolasi XLPE
 S - Lapisan pita tembaga (pada kabel berurat tunggal)
 SE - Lapisan pita tembaga pada tiap urat(Pada kabel berurat jamak)
 C - Lapisaan kawat tembaga konsentris (sebagai penghantar Netral)
 M - Selubung luar PVC Untuk Kabel NYM.
 W... - Perisai pita tembaga bergelombang.
 - Perisai pipa aluminium bergelombang.
 - Perisai pipa baja bergelombang.
 - Perisai pipa baja tahan karat bergelombang.
 F - Kawat Fleksibel seperti pada NYAF
 F - Perisai dari kawat baja pipih.
 R - Perisai dari kawat baja bulat.
 Gb - Perisai dari spiral pita baja.
 B - Perisai dari pita baja.
 T - Penggantung untuk kabel udara.
 Y - Selubung luar PVC.
 2Y - Selubung luar PE
 re - Penghantar padat bulat.
 rm - Penghantar bulat berkawat banyak.
 se - Penghantar padat bentuk sektor.
 sm - Penghantar dipilin bentuk sektor
 cc - Dipilin bulat dipadatkan.
 - I *) -Kabel dengan sistim pengenal warna urat dengan hijau kuning.
 - O *) -Kabel dengan sistim pengenal warna urat tanpa hijau kuning.
 *) Untuk kabel dengan Eo/E = 0,6/1 kV; tidak berlaku bagi kabel dengan penghantar
konsentris, misalnya kabel tegangan menengah dan tinggi.
Sebagai contoh adalah:
 NYFGbY-I 4 x 120 sm 0,6/1 kV
 N - Kabel jenis standar, dengan tembaga sebagai penghantar
 Y - Isolasi PVC
 F - Kawat baja pipih
 Gb - Perisai dari spiral pita baja.
 Y - Selubung luar PVC.
 -I - Kabel dengan sistim pengenal warna urat dengan hijau kuning.
 4 x 120 - Dengan jumlah inti 4 dan masing masing inti memiliki luas
penampang 120 mm2
 sm - Penghantar dipilin bentuk sektor

 Jadi secara umum dapat diartikan adalah suatu kabel


berperisai, berisolasi dan berselubung PVC, berinti 4 untuk
tegangan nominal 0,6/1 kV ,dengan penhantar tembaga
yang dipilin berbentuk sektor dengan luas penampang
nominal 120 mm2 . Salah satu inti dengan sistim pengenal
warna hijau-kuning. Perisainya terdiri dari kawat baja pipih
dengan spiral pita baja.
Kemampuan Hantar Arus (KHA)

 Menentuan arus nominal


P
In  Untuk arus searah

P
In  Untuk arus Bolak Balik 1 fasa
V cos 

P
In  Untuk arus Bolak Balik 3 fasa
3.V cos 

29
Perhitungan Luas Penampang Penghantar
 Contoh Perhitungan :

Pada Panel LP-H2.A grup 1 yang melayani beban 14 buah armature lampu TL
2x36, maka perhitungannya sebagai berikut :

p
In  Maka kemampuan hantar arusnya adalah :
v x cos 
KHA = 1,25 x In
(72 w x 14)
In  KHA = 1,25 x 4,58 A
220 x1
KHA = 5,72 A
In = 4,58 A

30
KEMAMPUAN

HANTAR ARUS
SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I
nominal

KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis


bahan konduktornya dan ukuran
penampangnya
(Periksa tabel PUIL)

12/1/2019 created by PNK3 31


Rugi Tegangan
 Rugi tegangan adalah besarnya tegangan yang ada
pada kabel akibat adanya nilai tegangan dan nilai
arus yang mengalir pada kabel. Makin besar nilai
tahanan dan arus maka makin besar rugi
tegangan yang terjadi. Hal ini juga
mengakibatkan kerugian Daya yang cukup besar.
Susut tegangan

1. Untuk arus bolak-balik satu fasa, penampang minimum :

U  Z  I  l

2. Untuk arus bolak-balik tiga fasa, penampang minimum

U  3  ZxI  l

36
Susut tegangan

 Dimana : ∆ U = Rugi tegangan


dalam penghantar (V)

I = Kuat arus dalam penghantar (A)

l = Jarak dari permulaan penghantar


sampai ujung (m)

37
Susut tegangan

 Rugi tegangan biasanya dinyatakan dalam satuan persen (%)


dalam tegangan kerjanya yaitu :

V  100 %
V (%) 
V
Besarnya rugi tegangan (%) yang diijinkan ialah :

Dari jala-jala ke KWH meter ∆ V (%) =0,5

Dari KWH meter ke rangkaian penerangan ∆ V (%) =1,5

Dari KWH meter ke motor atau rangkaian daya ∆ V (%) = 3,0

38
SUSUT TEGANGAN

 Data Input

39
SUSUT TEGANGAN

 Votage Drop................max 3 % (ref NEC)


VD (L to N).. Z x L x I =....Volt = VDN
0,126 x 0,22 x 245 = 6,79 Volt
VD (L to L).. VDN x √3
6,79 x 1,73 = 11,75 Volt

% VD = (11,75/400)x 100% = 2,9 %

Tegangan pada sirkit beban = 400 – 11,75 = 388,25 V


Diijinkan

40
Kondisi Suhu

 Rugi-rugi pada penghantar I2.R


 dialiri dalam waktu t detik maka panas yang
terjadi ialah I2.R.t.
 Kerusakan pada penghantar terjadi jika
terdapat panas dalam waktu yang cukup lama
 Kenaikan Suhu yang diijinkan 300 sampai
dengan 700
 Tergantung dari isolasi dan selubung kabel,
untuk kabel berselubung PVC suhu maksimum
yang diizinkan adalah 70º.

41
Kondisi lingkungan

 Pemilihan jenis penghantar yang digunakan harus


disesuaikan dengan kondisi dan tempat penghantar
tersebut akan ditempatkan atau dipasang.
 Jika penghantar ditanam di dalam tanah maka harus
diperhatikan apakah tanah tersebut lembab, basah,
atau kering.
 Kondisi yang lembab atau basah dapat
menyebabkan kerusakan pada penghantar, jika
penghantar yang digunakan tidak disesuaikan dengan
kondisi tersebut.
(Misalnya kabel NYM tidak diperbolehkan dipasang
didalam tanah,
penghantar yang akan ditanam didalam tanah harus
digunakan penghantar jenis XLPE).
42
Kekuatan mekanis

 Pemilihan jenis penghantar yang


digunakan juga harus memperhitungkan
kemungkinan adanya tekanan mekanis
ditempat pemasangan penghantar tersebut
baik besar atau kecil. Tempat pemasangan
penghantar baik dengan menggunakan
jalur penghantar, di alam terbuka, ditanam
di dalam tanah atau di udara menjadi dasar
pertimbangan kekuatan mekanis dari
penghantar yang digunakan.

43
Kemungkinan perluasan

 Setiap instalasi listrik dirancang dan


dipasang dengan perkiraan adanya
penambahan beban dimasa yang akan
datang,
 luas penampang penghantar harus dipilih
lebih besar minimal satu tingkat diatas luas
penampang sebenarnya.
 Tujuan melebihkan luas penampang
penghantar adalah
1. Susut tegangan yang terjadi akan kecil.
2. Jika dilakukan penambahan beban maka
penghantar tersebut masih mencukupi
44
Warna Kabel
 Ketentuan Penggunaan Warna Kabel

 - Untuk hantaran pentanahan hanya boleh digunakan


warna majemuk Hijau-Kuning (PE). Dan tidak boleh
digunakan untuk tujuan lain.
 - Pada instalasi dengan hantaran netral atau kawat
tengah harus digunakan warna Biru (N). Apabila pada
instalasi tidak menggunakan hantaran netral,
maka warna Biru boleh digunakan untuk maksud lain
kecuali untuk menandai hantaran pentanahan.
 Pada instalasi 3 fasa, warna-warna yang harus
digunakan untuk fasa-fasanya (L) adalah :
 Fasa 1 (Fasa R) : warna merah
 Fasa 2 (Fasa S) : warna kuning
 Fasa 3 (Fasa T) : warna hitam

45
Pipa Instalasi
 Pipa yang dipakai pada instalasi listrik umumnya terdiri dari :

Pipa PVC.
Pipa PVC harus memiliki sifat sbb:
 Daya isolasinya baik,sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya gangguan tanah (gangguan
tanah ini dapat menimbulkan kebakaran !);
 Tahan terhadap hampir semua bahan kimia,jadi tidak
perlu dicat;
 Tidak menjalarkan nyala api.
 Mudah digunakan.
 Ukuran pipa PVC adalah dalam inchi : 1/2 “ ; 3/4 “ ; 1” ;
1,5 “ ; 2 “ dst.
Pipa baja (steel).
 Pipa baja lebih kuat dan lebih tahan terhadap
nyala api, jika berada dalam jarak jangkauan
tangan dan dipasang terbuka, harus ditanahkan
secara sempurna. ukuran pipa baja sama dengan
pipa PVC.

Pipa Fleksibel.
 Terbuat dari PVC dan ada yang terbuat dari baja.
biasa dipakai untuk saluran ke Mesin-mesin.

Pipa-pipa khusus
 Pipa-pipa yang dipergunakan untuk Instalasi
khusus,mis: untuk tempat-tempat yang banyak
bahan kimia.
Faktor pengisian kabel dalam pipa:

Jumlah kabel dalam pipa Faktor pengisian


1 50% luas penampang dalam pipa
2 33% = 1/3 luas penampang dalam pipa.
3 atau lebih 40% luas penampang dalam pipa

Penggunaan tabel ini untuk menghindari kesulitan penarikan kabel tersebut.


Klem

Klem pada instalasi listrik ada 2 jenis


yaitu klem pipa dan klem kabel, terbuat
dari plastik atau logam . ukurannya
sesuai dengan diameter kabel atau pipa.
11. Sistim pemasangan Instalasi:
1.Sistim Instalasi diluar gedung (out Door)
2.Sistim insatalasi didalam gedung.

Pada sistim instalasi didalam gedung dibagi 2:


1.Sistim instalasi diluar tembok (out bow/on Plaster)
2. Sistim instalasi didalam tembok (inbow/in plaster)
Kelebihan dan kekurangan nya:
 Sistim inbow:

Kelebihannya:
 Seluruh tarikan dan pasangan kabel dan pipa tidak terlihat oleh
pemakai ruang atau gedung,ruangan akan terlihat indah dan
rapi.
 Tidak menggangu dalam penataan ruang.

Kekurangannya:
 Waktu pemasangan nya relatif lama
 Sulit dalam melaksanakan perbaikan dan pengembangan
Instalasi.
 Biaya pemasangan cukup tinggi
Sistim Outbow:
Kelebihannya:
 Waktu pemasangan nya relatif lebih cepat
 Mudah dalam melaksanakan perbaikan dan
pengembangan Instalasi.
 Biaya pemasangan relatif rendah

Kekurangannya:
 Seluruh tarikan dan pasangan kabel dan pipa terlihat
oleh pemakai ruang atau gedung, keindahan dan
kerapihan ruang sanagt tergantung dengan peralatan
yang dipakai.
 Cukup mempengaruhi dalam penataan ruang.
Sistim saluran kabel yaitu suatu sistim dimana
sejumlah atau sekelompok kabel ditempatkan
bersama-sama dalam satu saluran kemudian
didistribusikan keperalatan listrik yang
memerlukan atau yang telah ditentukan.
Sistim saluran kabel terdiri dari 3 jenis:
1. Pemasangan saluran diatas permukaan lantai dengan jarak
tertentu dengan menggunakan Rak kabel/Tray
2. Pemasangan saluran dibawah permukaan lantai dengan
kedalaman tertentu (Cable Trench.)
3. Pemasangan saluran kabel didalam ruangan khusus dan
dilengkapi dengan rak-rak kabel
Armatur

 Armatur adalah rumah lampu yang


dirancang untuk mengarahkan cahaya,
pada suatu bidang, sebagai tempat
komponen-komponen listrik dan
pelindung lampu. Armatur disebut juga
luminair. Armatur harus mempunyai
karakteristik distribusi pencahayaan yang
sesuai dengan penggunaannya,
mempunyai efisiensi yang tinggi dan
tidak mengakibatkan silau atau refleksi
yang mengganggu.
54
Armatur (lanjutan)

 Menurut PUIL 2000 poin 5.3.3.3 ayat 1 sampai 3 :


 Armatur penerangan yang dipasang dekat atau diatas
bahan yang mudah terbakar harus dibuat, dipasang atau
terlidung sedemikian rupa sehingga bagian yang bersuhu
lebih dari 900 tidak berhubungan dengan bahan yang
mudah terbakar itu
 Lampu dalam ruangan yang mengandung bahan atau
debu yang mudah terbakar atau meledak harus dipasang
dalam armatur penerangan kedap debu.
 Lampu pada ruangan gas yang mudah meledak, harus
dipasang armatur dengan IP tertentu, sehingga bahaya
ledakan dapat dicegah.

55
Sakelar

 Sakelar listrik atau switch adalah alat yang


digunakan untuk membuka dan menutup suatu
rangkaian listrik
 Sakelar harus dipasang ditempat yang tidak mudah
terkena siraman air.
 Apabila sakelar ditempatkan di daerah basah maka
harus menggunakan saklar kedap air.
 Dipasang dekat dengan pintu dan terpasang tidak
lebih dari 2 meter di atas permukaan lantai atau
landasan.
 Memiliki kemampuan tidak boleh kecil dari 6 A.
56
Saklar (lanjutan)

Menurut PUIL 2000 poin 4.12.1 ayat 1,2 dan 3


Kemampuan menyambung dan memutus
Setiap sakelar atau pemutus sirkit harus mampu
menyambung dan memutus arus yang dapat mengalir
dalam keadaan penggunaan alat tersebut dan harus
berfungsi sehingga tidak membahayakan operator.

Kutub tunggal
Setiap sakelar atau pemutus sirkit kutub tunggal harus
beroperasi pada penghantar aktif dari sirkit yang
dihubungkan padanya.

Sirkit fase banyak


Setiap sakelar atau pemutus sirkit harus beroperasi
bersamaan pada semua penghantar aktif sirkit yang
dihubungkan padanya.

57
Saklar

58
Kotak Kontak

 Bentuk kotak kontak yang umumnya


adalah berupa kotak dan bulat,
 Kotak kontak merupakan kotak tempat
sumber arus listrik yang siap dipakai
 Komponen ini dapat dipasang dimana
saja selama tidak membahayakan
orang lain.

59
Kotak Kontak ( lanjutan)

60
Kotak Kontak ( lanjutan)

Kotak kontak harus diatur sehingga ketika dihubungkan tidak


terjadi sentuhan tak sengaja dengan bagian aktif.
 Menurut PUIL 2000 poin 5.4.1.2 Bahan
kotak kontak harus sebagai berikut:
1 harus terbuat dari bahan yang tidak
mudah terbakar, tahan lembab dan
secara mekanik cukup kuat.
2 Tusuk kontak yang tidak terlindung
tidak boleh dibuat dari bahan yang
mudah pecah 61
Kotak Kontak ( lanjutan)

Anjuran:
 Dalam suatu instalasi hanya ada satu macam
kotak kontak saja
 Kotak kontak dan tusuk kontak diberi tanda
dengan menggunakan tulisan atau tanda
yang lain dan jelas, untuk membedakan
tegangan/arus pengenalnya masing-masing
 Kotak dari tusuk kontak mempunyai
konstruksi yang berlainan sehingga lubang
kotak kontak tidak dapat dimasuki oleh
tusuk kontak yang tegangan/arus
pengenalnya berbeda
62
Pengaman

 Pengaman
Melindungi komponen listrik dari kerusakan yang
diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban lebih
ataupun arus hubung singkat. Pengamanan hubung
singkat dapat di tentukan dengan kombinasi elemen-
elemen: sekering, Circuit breaker dan kontaktor motor.
Peralatan pengaman yang dipasang pada satu instalasi
biasanya bertujuan untuk:
 a. Mengamankan hantaran, perlengkapan listrik dan
motor listrik terhadap beban lebih.
 b. Pengamanan terhadap hubung singkat antar fasa
atau fasa dan netral dan terhadap hubung singkat
dalam perlengkapan/komponen atau motor listrik.
 c. Pengaman terhadap hubung singkat dengan badan
mesin atau perlengkapan/komponen. 63
Pengaman (lanjutan)
 a) Fuse (sekering)

 b) Tipe Pisau

 C) Tipe Tabung

64
Pengaman (lanjutan)
 Mini Circuit Breaker
Mini Circuit Breaker (MCB) merupakan alat
pengamanan terhadap gangguan arus beban
lebih dan arus hubung singkat. Keuntungan
menggunakan MCB, yaitu :
- Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa
walaupun terjadi hubung singkat pada salah
satu fasanya.
- Dapat digunakan kembali setelah rangkaian
diperbaiki akibat hubung singkat atau beban
lebih.
- Mempunyai tanggapan yang baik apabila terjadi
hubung singkat atau beban lebih.

65
Pengaman (lanjutan)
Mini Circuit Breaker

66
Rating Arus Pengaman

 Penentuan nilai arus pengaman harus dipilih


disesuaikan dengan arus nominal bebannya
 untuk instalasi penerangan adalah 115 % dari
arus nominal dan
 untuk motor disesuaikan dengan arus start serta
karakteristik motor tersebut .
 Rating arus pengaman, terlebih dahulu
menghitung arus nominal yang mengalir pada
rangkaian.

67
Pemilihan MCB
• Standar yang berlaku. Contoh PUIL,
SPLN, IEC, dll.
• Kapasitas Pemutusan
• Kapasitas pemutusan tidak boleh kurang
dari arus hubung pendek prospektif pada
tempat instalasinya (PUIL pasal
3.24.4.3.1)
• Arus Pengenal
• Tegangan
Name plate MCB
1.Tipe CB
2.Rating Arus
3.Karakteristik kurva Tripping
4.Tegangan Kerja
6. Nomor Katalog
7.Rating arus minimal gangguan (BC)
8.Rating arus maksimal gangguan (BC)
9.Terminasi CB (IEC)
KONTAKTOR
 Kontaktor adalah suatu alat pemutus dan penghubung
atau switching beban, biasanya fungsi kontaktor ini pada
suatu rangkaian kontrol digunakan sebagai penghubung
beban seperti motor-motor listrik dan lain-lain.
 Kontaktor bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik.
Biasanya kontaktor mempunyai kontak dengan kutub
banyak dan dilengkapi dengan beberapa kontak bantu
Normal terrtutup(Normally Close/NC) dan Normal
terbuka (Normally Open/NO).

SIMBOL
Pemilihan Kontaktor AC :

Intermitten duty:

Adalah kelas dari maksimum kerja kontaktor saat on dan off per jam
operasi
Class 0,3 maksimum 30 operasi per jam
Class 1 maksimum 120 operasi per jam
Class 3 maksimum 300 operasi per jam
Class 10 maksimum 1200 operasi per jam

Katagori penggunaan ( Utilisation catagory):

Ditunjukkan dari tipe beban yang dioperasikan , hal ini sangat penting
karena dapat meyakinkan kita dalam memilih kontaktor sehingga tidak
salah pilih
Kategori Penggunaan Perkalian arus beban penuh

KATAGORY PENGGUNAAN Operasi Normal


Menutup Membuka
AC1 untuk beban non nduktif atau resistif, atau 1 1
peralatan yang memiliki Cos  = 0,95
Contoh: Pemanas,Distribusi
AC2 untuk starting dan inching motor slip 2,5 2,5
ring
AC3 untuk starting dan off selama operasi 6 1
motor rotor sangkar, selama kondisi normal
Contoh:Lift,Konveyor,Eskalator,Compresso
r,Pompa,Kipas angin, Mills, mixers, AC
AC4 Untuk starting,plugging,reversing, dan inching motor 6 6
rotor sangkar.

Plugging : Menyetop dan membalik motor secara cepat dengan merubah hubungan
motor ketika motor sedang bekerja.
Inching (Jogging): Menghidupkan motor berulang ulang untuk peride waktu yang cepat
danuntuk gerakan yang kecil dari mekanis penggerak.
Kontaktor

73
Spesifikasi Kontaktor
Rating tegangan Operasi: Ve / Vn
nilai dari tegangan dimana kontaktor mampu beroperasi
sesuai arus Nominalnya. Tegangan ini tidak boleh lebih
besar dari rating tegangan isolasi.
Rating tegangan Isolasi:
Tegangan pada saat pengujian kontaktor
untuk pengujian tingkat dielektriknya.

Rating thermal Current: (Ith)


Adalah nilai arus pada saat pengujian
sesuai Standar IEC
Rating arus operasi (Ie / In ):
Nilai arus sehingga kontaktor mampu beroperasi normal
sesuai dengan tegangan operasinya dan katagori
penggunaannya. Arus maksimum operasi berhubungan
erat dengan panas yang timbul dan panasnya tidak
akan melebihi panas yang diijinkan.

Umur kontak (electrical life):


Kemampuan berapa kali kontak bekerja pada
beban penuh tanpa harus direparasi atau diganti.
Kontaktor dirancang untuk penggunaan kategori motor AC1 dan AC3.
untuk penggunaan kategori motor AC2 dan AC4, perlu memperhatikan
karakteristiknya dikatalog.
Katagori Beban Fungsi Kontrol Aplikasi
AC1 Non induktif . switch-on .pemanas
Pf  0,95 .distribusi
AC2 Motor slip ring .start .mesin angkat
.mematikan saat
dijalankan
.rem reegeneratif
.inching
AC3 Motor rotor .start .kompresor
sangkar .mematikan saat .elevator
Pf  0,45 dijalankan .mixer
Ie<100A atau .pompa
Pf  0,35 .eskaltor
Ie>100A .kipas angin
.penyejuk udara
AC4 Motor rotor .start .mesin cetak
sangkar .mematikan saat .mesin angkat
Pf  0,45 dijalankan
Ie<100A atau .rem regeneratif
Pf  0,35 .reversing
Ie>100A .inching
OVER LOAD RELAY:
 Adalah alat pengaman beban lebih dari
motor, alat ini memiliki 2 bagian yaitu
Elemen panas dan kontak NO dan NC

 Kontak thermal overload relay ini


biasanya digunakan sebagai input
untuk menandakan kondisi gangguan
atau memutuskan rangkaian pada saat
terjadi beban lebih pada suatu beban
yang dipasang pengaman beban lebih.
Kontak TOR terdiri dari NO atau
Normally Open dan NC atau Normally
Close.

 Elemen panas adalah sebagai sensor


arus,jika arus melebihi nominalnya
maka elemen panas akan membuat
bimetal melengkung sehingga kontak
akan bekerja, Arus yang diijinkan
mengalir dapat diatur(disetting).
Pemasangan overload relay biasa
digabungkan pada kontaktor.

Gambar Thermal Overload Relay.


TOLR (Thermal Overload Relay)
 TOLR (Thermal Overload Relay) berfungsi
untuk mengamankan motor atau memberi
perlindungan kepada motor dari kerusakan
akibat beban lebih/panas panas lebih;
 Prinsip kerja thermal beban lebih (TOLR)
berdasarkan panas (temperatur) yang
ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui
elemen – elemen pemanas bimetal. Dari
sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas
yang ditimbulkan, bimetal akan
menggerakkan kontak – kontak mekanis
pemutus rangkaian listrik.
 Relai ini dihubungkan dengan kontaktor pada
kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban
(motor).
77
TOLR (Thermal Overload Relay)

78
PERBAIKAN
FAKTOR DAYA
Cos 
PERBAIKAN FAKTOR DAYA
(Cos )
1. Beban Resistif : adalah beban yang semata-mata terdiri dari
tahanan ohmic saja, seperti lampu-lampu pijar, pemanas dan lain-
lain. Beban ini mempunyai ciri-ciri bahwa daya yang dikonsumsinya
semata-mata daya Aktif.

2. Beban Induktif : adalah beban yang mengandung


kumparan kawat yang dililit pada inti besi, seperti Motor listrik, Las
listrik, Transformator, Ballast TL dan lain-lain. Beban ini mempunyai
ciri-ciri bahwa disamping mengkonsumsir daya aktif juga menyedot
daya reaktif yang diperlukan untuk pembentukan medan magnit
dalam beban-beban tersebut. (Pada beban resistif daya reaktifnya
adalah Nol).
Penjumlahan geometris dari daya reaktif dan
daya aktif lazim disebut Daya Buta (Apparaent
Power).

Daya Buta = Daya Aktif + Daya Reaktif

Daya Buta = S = kVA


Daya Aktif = P = kW
Daya Reaktif = Q = kVAr
Daya Aktif
Dinyatakan dalam Watt atau KiloWatt.
Adalah daya yang melakukan usaha yang
sebenarnya (Effective Power).

Daya Reaktif
Dinyatakan dalam VAR atau KVAR

Daya Buta
Dinyatakan dalam VA atau KVA.
Semua kapasitas aparat-aparat listrik
seperti Generator, Transformator, Daya
PLN dan lain-lain dinyatakan dalam KVA.
Rasio antara Daya Aktif terhadap Daya
Buta disebut Faktor Daya
(Power Factor = Cos ).

Daya Aktif
Faktor Daya = ---------------- = Cos 
Daya Buta

Makin besar Daya Reaktif sesuatu beban,


makin kecil pula Faktor Dayanya.
Untuk daya terpasang (PLN atau Genset) tertentu, bila terdapat banyak beban
Induktif (Motor-motor, lampu-lampu TL dan sebagainya), sehingga Faktor Dayanya
rendah sekali, maka Daya Aktif yang ditimbulkan akan jauh lebih kecil dari Daya
Butanya

Contoh :
 Pabrik dengan Genset 200 KVA, bila Faktor
Dayanya 0,5, maka Daya Aktifnya = 0,5 x 200
KVA = 100 KW.

 Dengan perkataan lain, Genset atau Transformator


(Trafo) tidak dimanfaatkan penuh (Under Utilized).
Dalam keadaan seperti ini bila dipergunakan Daya
Aktif lebih besar dari 100 KW, maka Genset akan
berbeban lebih (Over load), dengan demikian Genset
akan panas bahkan terbakar.
Untuk Daya Aktif (KW) tertentu, bila Faktor Daya (Cos )rendah,
maka dibutuhkan kapasitas daya (Daya Buta), Genset,
Trafo dan penampang kabel Transmisi dan Distribusi
yang sangat besar untuk memenuhinya.
Contoh :

Pabrik dengan Beban Total = 100 KW, bila Faktor Dayanya = 0,5 Maka dibutuhkan
Genset/Trafo dengan daya: 100
----- = 200 KVA
0,5
Maka kabel Distribusi Utama berpenampang 150 mm2.

Bila Faktor Dayanya = 0,8 Maka dibutuhkan Genset/Trafo dengan daya


100
----- = 125 KVA
0,8
Maka kabel Distribusi Utama berpenampang 95 mm2 (lihat tabel penampang kabel).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bila Faktor Daya rendah, maka
investasi modal untuk Genset/Trafo maupun kabel menjadi besar. Pada tabel 1
berikut ini dapat diperlihatkan keuntungan-keuntungan yang diperoleh bila Faktor
Daya ditingkatkan.Untuk Daya Aktif tertentu (KW tertentu, bila Faktor Daya renda,
maka dibutuhkan Arus Listrik yang lebih besar dalam menghantar Daya Listrik
pada sepanjang kabel instalasi maupun dalam Genset/Trafo. Akibatnya kehilangan
Enersi (Current Heat Losses) dan penurunan tegangan (Voltage Drop) yang besar
sepanjang kabel instalasi (lihat Tabel 1).
Tabel 1.
Kehilangan enersi dan penurunan tegangan yang besar
sepanjang kabel instalasi

Cos  awal 0,5 0,5 0,6 0,6 0,7 0,7

Cos  akhir 0,8 0,9 0,8 0,9 0,8 0,9

Pengurangan 37,5% 44,5% 25 % 33 % 12,5% 22 %


Arus Listrik
dan Daya Buta
Pengurangan 61% 69% 43,5% 55,5% 23% 39,5%
Kehilangan
Enersi pada
kabel instalasi
Mengatasinya dengan cara memasang
Capasitor Bank

 Sebelum Kapasitor dipasang : Daya Aktif dan Daya


Reaktif yang diserap oleh beban Induktif seluruhnya
disuplai oleh Generator/Trafo. Akibatnya Daya Buta
(kapasitas dari Generator /Trafo menjadi besar).

 Setelah Kapasitor dipasang : Seluruh atau sebagian


besar Daya Reaktif yang diperlukan Beban Indusktif
disuplai oleh Kapasitor. Dengan demikian beban
Generator /Trafo yang kini hanya mensuplai Daya
MENGHITUNG DAYA REAKTIF YANG DIPERLUKAN
UNTUK SUATU SISTEM KOMPENSASI
Contoh :
Sebuah instalasi pabrik memiliki Faktor Daya 0,7untuk beban puncak
600 KW. Untuk meningkatkan Faktor Daya menjadi 0,95 diperlukan daya
Kapasitor sebesar :
Dari Tabel 2 didapat angka 0,691.
Maka Daya Reaktif yang diperlukan = 0,691 x 600
KW = 414 KVAR.
Jika tidak memiliki data untuk beban, dapat juga
dihitung menggunakan rumus :
Daya Beban = V x I Cos  x Ö3
dimana :
V = Tegangan Jaringan/Instalasi
 I = Arus Jaringan/Instalasi
 Cos  = Faktor Daya Jaringan/Instalasi
Pf Asli Cos  yang diinginkan (Cos  2)
Cos 1 100 95 90 85 80
60 1,333 1,000 0,849 0,713 0,583
62 1,266 0,940 0,782 0,646 0,516
64 1,201 0,937 0,717 0,581 0,451
66 1,138 0,872 0,654 0,518 0,388
68 1,078 0,749 0,594 0,458 0,328
70 1,020 0,691 0,536 0,400 0,270
72 0,964 0,635 0,480 0,344 0,214
74 0,909 0,580 0,425 0,289 0,159
76 0,855 0,526 0,371 0,235 0,105
78 0,802 0,473 0,318 0,182 0,052
80 0,750 0,421 0,266 0,130
82 0,698 0,369 0,214 0,078
84 0,646 0,317 0,162 0,026
86 0,593 0,264 0,109
88 0,540 0,211 0,056
90 0,484 0,155
92 0,426 0,097
94 0,303 0,034
96 0,292
98 0,203
100 0
Pada gambar berikut ini (Gambar 2) dapat dilihat suatu jaringan yang disuplai dari
transformator sebelum menggunakan kompensasi dan sesudah menggunakan
SEBELUM
kompensasi.
KOMPENSASI Energi SESUDAH KOMPENSASI Energi
reaktif seluruhnya disuplai oleh trafo reaktif sebagian/seluruhnya disuplai
oleh kapasitor bank.
Energy Efficiency Opportunities
Improve Power Factor (PF)
• Use capacitors for induction motors
• Benefits of improved PF
• Reduced kVA
• Reduced losses
• Improved voltage regulation
• Increased efficiency of plant electrical system

• Capacitor size not >90% of no-load


kVAR of motor
PEMASANGAN CAPASITOR
1. Hubungan Langsung
(Direct Connection atau Direct Compensation)
2. Pemasangan Kapasitor Dipusatkan Pada
Panel Utama (Centralized Compensation).
Panel Capasitor
Kesimpulan:
1. Penambahan daya nyata (Active = KW) dalam
sistem, sehingga dapat digunakan untuk beban
yang lain.
2. Untuk beban yang sama, KVA yang dibutuhkan
berkurang, sehingga apabila ada penambahan
beban dan akibat pengurangan KVA ini masih
mencukupi, sehingga tidak perlu menambah
daya dari PLN.
3. Dengan losses dalam sistem dapat dikurangi,
umur isolasi kabel dapat bertambah sehingga
biaya investasi untuk penggantian kabel dapat
ditunda.
KOMPENSASI INDIVIDUAL UNTUK MOTOR-
MOTOR LISTRIK
Semua motor-motor listrik mengkonsumir Daya Aktif dan Daya
Reaktif. Daya Reaktif motor tergantung pada ukuran, keadaan
beban, kecepatan, frekuensi dan tegangannya.
Kapasitor adakalanya dihubungkan langsung pada terminal
motor. Dalam hal demikian, kapasitas kapasitor (Qc) tidak boleh
melebihi Daya Reaktif Beban Nol (No Load Reactive Power) dari
motor. Kapasitas kapasitor (Qc) umumnya diambil 90% dari No
Load Reactive Power).

Untuk praktisnya pemilihan kapasitas Kapasitor untuk


hubungan langsung ke motor-motor listrik dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut ini :
Tabel 3.
Pemilihan daya kapasitor untuk hubungan langsung
ke motor-motor listrik
Motor Power Rating Estimated capacitor power required for variuous speeds

kW HP 3000 No load u/min Full 1500 No load u/min Full 1000 No load u/min
kVAR load kVAR load kVAR Full load
kVAR kVAR kVAR
0,18 1/4 0,1 0,2 0,2 0,3 0,4 0,5
0,37 1/2 0,3 0,4 0,4 0,5 0,5 0,6
0,55 3/4 0,4 0,5 0,4 0,5 0,5 0,6
0,75 1 0,5 0,6 0,5 0,7 0,6 0,8
1,1 1,5 0,7 0,9 0,7 1 0,9 1,2
1,5 2 0,8 1 1 1,2 1,1 1,4
2,2 3 1,1 1,4 1,2 1,5 1,4 1,8
3 4 1,5 1,8 1,6 2 1,8 2,4
4 5,5 1,8 2,3 2 2,6 2,2 2,9
5,5 7,5 2,2 2,9 2,4 3,3 2,7 3,6
7,5 10 3,4 4,4 3,6 4,8 4,1 5,4
11 15 5 6,5 5,5 7,2 6 8
15 20 6,5 8,5 7 9,5 8 10
18,5 25 8 11 9 12 10 13
22 30 10 12,5 11 13,5 12 15
37 50 18 24 20 27 22 30
45 60 19 28 21 31 24 34
Bahaya Listrik (Electrical) merupakan salah satu dari banyak
bahaya

98
Bahaya listrik (Electrical Hazard):
1.Shock = tersengat listrik = kesetrum

2.Arc = Percikan api (Arc flash)  Kebakaran (Fire)

3.Blast = Ledakan, kadang-kadang disebut “Arc blast”

4.Bahaya lainnya :
a.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
b.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
c.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
d.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
e.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan listrik
f.Dan lain-lain

99
Electrical Hazards (Bahaya Listrik)
Electrical Safety Handbook- PUIL 2011
John Cadick, based on Page 5 : Page 6 - 8
NFPA70E, OSHA, NEC, NESC Pada Instalasi, ada bahaya : Proteksi untuk keselamatan :

Shock a). Arus kejut listrik 1).Terhadap kejut listrik


(Sentuh Langsung & tak langsung)
b). Suhu berlebihan yang 2).Terhadap Efek termal
Arc : mungkin mengakibatkan
Arc Flash, Fire kebakaran, luka bakar atau efek
cidera lain

f). Busur api listrik, yang


mungkin menyebabkan efek
menyilaukan, tekanan yang
berlebihan atau gas racun

Blast : c). Penyulutan atmosfer ledak 3). Terhadap Arus lebih


Blast caused by lack of maintenance, yang potensial 4). Terhadap Arus gangguan
Blast caused by lack of Interrupting
Rating
d). Voltase kurang, voltase lebih 5). Terhadap Gangguan voltase
dan pengaruh elektromagnetik dan tindakan terhadap pengaruh
yang mungkin menyebabkan Elektromagnetik
cidera atau kerusakan
e). Pemutusan supla idaya 6). Terhadap Pemutusan Suplai
Other hazards dan/atau pemutusan pelayanan Daya
keselamatan
g). Gerakan mekanis 7). Perlengkapan dan Instalasi
perlengkapan yang digerakkan listrik 100
listrik

Anda mungkin juga menyukai