Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN LIFT NAIK DAN LIFT TURUN

Oleh :
Zainul Fanani
12053440069
S1 PTE12 OFF D

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
November 2014

APLIKASI PLC PADA PENGENDALI LIFT NAIK DAN TURUN


A. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui pengaplikasian PLC pada pengendali lift/Elevator naik dan
turun
2. Untuk memahami prinsip kerja sistem pengendalian lift/Elevator dengan
menggunakan PLC
3. Untuk merancang diagram leader tentang aplikasi PLC pada pengendalian
lift/Elevator naik dan turun.
4. Untuk menganalisa hasil praktikum tentang aplikasi PLC pada
pengendalian lift/Elevator naik dan turun
B. DASAR TEORI
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut
orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi;
biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah
biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman modern
mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan
mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik,Traxon atau katrol tetap,
dan Hoist atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian,
yaitu hoist dorong dan hoist tarik.
Cara kerja elevator secara umum yaitu elevator berjalan ke arah atas atau ke
arah

bawah.

Perubahan

arah

atas

dan

arah

bawah

tersebut

diatur

berdasarkan permintaan tertinggi dan permintaan terendah. Maksudnya adalah jika


elevator sedang berjalan ke arah atas, arah elevator akan berubah menjadi bawah
jika telah melayani permintaan pada lantai paling atas, begitu pula dengan arah
bawah jika elevator sedang berjalan ke arah bawah, arah elevator akan berubah
menjadi atas jika telah melayani permintaan lantai paling bawah.
Sistem kerja elevator dapat dibagi menjadi dua yaitu Simplex (tunggal) dan
Duplex (ganda). Yang dimaksud dengan sistem kerja Simplex adalah elevator
bekerja secara masing-masing atau tidak saling berhubungan satu sama lain.
Contohnya adalah dalam sebuah gedung terdapat 4 buah elevator dengan 4 buah
tombol, apabila tombol pertama ditekan tidak akan mempengaruhi elevator
lainnya, sedangkan yang dimaksud dengan sistem kerja Duplex adalah sistem
elevator yang saling berhubungan satu sama lain untuk menyelesaikan tugasnya.
Contoh dalam sebuah gedung bertingkat di dalamnya terdapat 4 buah elevator

dengan 2 tombol, jika salah satu tombol ditekan maka kedua tombol akan menyala
dan salah satu dari keempat elevator akan melayani permintaan yang diminta.
Dalam hal kecepatan, kecepatan elevator terutama untuk elevator di Indonesia
masih statis, jadi walalupun kerja elevator sibuk atau tidak, kecepatan elevator
tersebut tetap sama. Kecepatan elevator ditentukan oleh letak zone di mana
elevator tersebut melayani.
Dalam membuat lift tentunya dibutuhkan Motor sebagai penggerak naik dan
turun adapun mengenai motor dibahas sebagai berikut :
a. System Pengendalian Motor
Jenis kendali motor ada 3 macam:
- Kendali Manual
Instalasi

listrik

tenaga

pada

awalnya

menggunakan kendali motor konvensional


secara manual. Untuk menghubungkan atau
memutuskan aliran arus listrik digunakan
saklar manual mekanis, diantaranya adalah
saklar togel (Toggle Switch). Saklar ini
merupakan tipe saklar yang sangat sederhana
yang banyak digunakan pada motor-motor
berdaya

kecil.

mengoperasikannya
tenaga otot yang kuat

Gambar1.1 Kendali manual

Operatoryang
harus

mengeluarkan

Kendali Semiotomatis

Gambar 1.2 Kendali semiotomatis


Pada kendali semi otomatis, kerja operator sedikit ringan (tidak mengeluarkan tenaga
besar), cukup dengan jari menekan tombol tekan start saat awal menggerakkan motor
dan menekan tombol stop saat menghentikan putaran motor.
Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik menggunakan konduktor
magnit, yang bisa dilengkapi rele pengaman arus lebih (Thermal Overload Relay) sebagai
pengaman motor.
- Kendali Otomatis

b.3 Kendali Otomatis


Artinya dalam sistem ini motor dikontrol oleh satu atau lebih alat pengontrol otomatis
start - stop dengan alat Bantu kontrol, misal saklar batas, penunda waktu, saklar thermis,

saklar cahaya, dll.


Dengan kendali otomatis, kerja operator semakin ringan, yaitu cukup memonitor kerja
dari sistem, sehingga dapat menghemat energi fisiknya.
Deskripsi kerja dari sistem kendali otomatis dibuat dengan suatu program dalam bentuk
rangkaian konduktor magnit yang dikendalikan oleh sensorsensor, sehingga motor dapat
bekerja maupun berhenti secara otomatis.
b. Tahapan Mengoperasikan Motor
Tahapan mengoperasikan motor dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
- Mulai Jalan (starting)
Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung
secara langsung (direct on line). Sedangkan untuk daya yang besar pengasutannya
dengan pengendali awal motor (motor starter) yang bertujuan untuk meredam arus
awal yang besarnya 5 sampai 7 kali arus nominal.
- Berputar (running)
Beberapa saat setelah motor mulai jalan, arus yang mengalir secara bertahap
segera menurun ke posisi arus nominal. Selanjutnya motor dapat dikendalikan sesuai
kebutuhan, misalnya dengan pengaturan kecepatan, pembalikan arah perputaran, dan
sebagainya.
- Berhenti (stopping)
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengoperasian motor dengan cara memutuskan
aliran arus listrik dari sumber tenaga listrik, yang prosesnya bisa dikendalikan
sedemikian rupa (misalnya dengan pengereman / break), sehingga motor dapat
berhenti sesuai dengan kebutuhan.
c. Fungsi PLC
Secara umumfungsi PLC adalah sebagai berikut:
- Sekuensial Control.
PLC memproses

input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk

keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar
semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang

tepat.
- Monitoring Plant.
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur,
tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan
dengan proses

yang

dikontrol

(misalnya

nilai

sudah

melebihi

batas) atau

menampilkan pesan tersebut pada operator.


A. Tabel pengalamatan
Input
Device
Start
Stop
PB-Up1
PB-Up2
PB-Up3
PB-Do4
PB-Op
PB-Cl
PB-Lt1
PB-Lt2
PB-Lt3
PB-Lt4
LS-Lt1
LS-Lt2
LS-Lt3
LS-Lt4
LS-PB
LS-PT
S-Pt
S-Br
S-Br2
PB-Do2
PB-Do3
TIMER 1
TIMER 2

Alamat
Fungsi
0.00 Untuk memulai program
Untuk menghentikan program dan memposisikan
0.01 kabin di lt.1
0.02 Untuk memposisikan kabin pada lt.1 saat akan naik
0.03 Untuk memposisikan kabin pada lt.2 saat akan naik
0.04 Untuk memposisikan kabin pada lt.3 saat akan naik
0.05 Untuk memposisikan kabin pada lt.4 saat akan turun
0.06 Untuk membuka pintu kabin dari dalam
0.07 Untuk menutup pintu kabin dari dalam
0.08 Untuk memposisikan kabin pada lt.1
0.09 Untuk memposisikan kabin pada lt.2
0.10 Untuk memposisikan kabin pada lt.3
0.11 Untuk memposisikan kabin pada lt.4
Untuk menghentikan putaran motor saat kabin sampai
0.12 di lt.1
Untuk menghentikan putaran motor saat kabin sampai
0.13 di lt.2
Untuk menghentikan putaran motor saat kabin sampai
0.14 di lt.3
Untuk menghentikan putaran motor saat kabin sampai
0.15 di lt.4
1.00 Untuk indikator pada pintu saat buka
1.01 Untuk indikator pada pintu saat tertutup
1.02 Untukmendeteksi objek yang melewati pintu
1.03 Untuk mendeteksi berat lebih dari 10 orang @50kg
1.04 Untuk mematian sensor berat
1.05 Untuk memposisikan kabin pada lt.2 saat akan turun
1.06 Untuk memposisikan kabin pada lt.3 saat akan turun
TIM 0000
Untuk membuka pintu selama 10 s saat motor telah
#100
berhenti
TIM 0001
#20
Untuk memberi delay motor 1 untuk berhenti 2 s

TIMER 3
TIMER 4
TIMER 5
Output
Device
L-Lt1
L-Lt2
L-Lt3
L-Lt4
L-In
L-Up1
L-Up2
L-Up3
L-Do4
L-Do2
L-Do3
IR-Start
IR-M1PKA
IR-M1PKI
IR-M2PKA
IR-M2PKI
IR-Lt1
IR-Lt2
IR-Lt3
IR-Lt4

4.

TIM 0002
#20
TIM 0003
#20
TIM 0004
#20
Alama
t
100.0
0
100.0
1
100.0
2
100.0
3
100.0
4
100.0
5
100.0
6
100.0
7
100.0
8
100.0
9
100.1
0
6.00
6.01
6.02
6.03
6.04
6.05
6.06
6.07
6.08

Untuk memberi delay motor 2 untuk berhenti 2 s


Untuk memberi delay sebelum motor 2 aktif (Sensor
Berat)
Untuk memberi delay sebelum motor 2 aktif (Sensor
Objek)

Fungsi
Sebagai indikator bahwa kabin
di lt.1
Sebagai indikator bahwa kabin
di lt.2
Sebagai indikator bahwa kabin
di lt.3
Sebagai indikator bahwa kabin
di lt.4

berada

B. Alogaritma
1. Tombol

berada

start

akan

berada

menyalakan

berada

system dan IR-

Sebagai indikator sensor berat aktif

2.

Start
Pada

saat

tombol Up atau

Sebagai indikator tombol up1

Down

pada

Sebagai indikator tombol up2

lantai

1,2,3,

Sebagai indikator tombol up3

atau 4 ditekan

Sebagai indikator tombol do4


Sebagai indikator tombol do2
Sebagai indikator tombol do3
Untuk mengaktifkan program
Untuk memutar motor 1 ke kanan
Untuk memutar motor 1 ke kiri
Untuk memutar motor 2 ke kanan
Untuk memutar motor 2 ke kiri
Untuk memposisikan kabin pada lt.1
Untuk memposisikan kabin pada lt.2
Untuk memposisikan kabin pada lt.3
Untuk memposisikan kabin pada lt.4

maka

kabin

akan

menuju

lantai
3.

yang

dimaksud.
Ketika
salah
satu

tombol

lantai

satu

/dua/tiga/empat
ditekan

maka

kabin

akan

bergerak

sampai pada lantai yang dimaksud.


Ketika LS lantai tersebut terpicu, otomatis pintu kabin dan pintu pada lantai akan
terbuka selama 10 detik.

5.

Setelah berjalan 10 detik atau tombol tutup pada kabin ditekan pintu kabin akan tertutup
kecuali jika sensor pada pintu kabin terpicu, maka pintu kabin dan pintu lantai akan

6.

terbuka kembali.
Sensor berat akan mendeteksi beban dalam kabin, jika beban berlebih maka alarm

7.
8.

peringatan akan berbunyi, dan pintu tetap terbuka.


Saat beban sudah pada keadaan standar maka alarm akan mati dan pintu akan tertutup.
tombol stop ditekan yang akan mematikan system

C. Ladder Diagram

D. Desain Panel
1. Tombol Lift Lantai 1

Tombol Di dalam Kabin

1
2

2.

Tombol lift lantai 2 dan 3

3
4

Tombol Di dalam Kabin

1
2
3
4

3.

Tombol Lantai 4

Tombol Di dalam Kabin

1
2
3
4

C. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum Aplikasi PLC pada pengendalian lift yang dioperasikan naik
dan turun, kita dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain :
naik/turun kabin (box lift) sesuai rancangan yaitu bila kabin (box lift) dipanggil, maka kabin
akan bergerak menuju lokasi panggil.
Lampu indikator sesuai dengan program pangil naik atau turun.
Setting waktu tunda (5 detik) pada program timer yang bekerja untuk menunda motor
bekerja.
Pada praktikum aplikasi PLC tentang pengendalian lift ini membuktikan bahwa PLC
mempunyai fungsi umum yaitu sebagai Sekuensial Control yaitu memproses input sinyal
biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan

(sekuensial) dalam mengendalikan gerak kabin (box lift), disini PLC menjaga agar semua
step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
Tahapan mengoperasikan motor dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Mulai Jalan (starting)
Pengoperasian motor dapat disambung secara langsung (direct on line) dengan
pengendali awal motor (motor starter).
b. Berputar (running)
Beberapa saat setelah motor mulai jalan, arus yang mengalir secara bertahap segera
menurun ke posisi arus nominal.
c. Berhenti (stopping)
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengoperasian motor dengan cara memutuskan
aliran arus listrik dari sumber tenaga listrik.
D. DAFTAR PUSTAKA
- Modul Bahan Ajar Bapak. Sujito
- http://diary-mybustanoel.blogspot.com/2012/04/aplikasi-plc-pada pengendalian. html
diakses tgl 12 maret 2013 10.24

Anda mungkin juga menyukai