Anda di halaman 1dari 29

Control Engineering telah berkembang dari waktu ke

waktu. Dahulu, manusia berperan sebagai pengendali utama


sistem. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kini
peranan manusia hanyalah memonitor sistem, dan
pengendali utama adalah Controller.

Salah satu controller yang umumnya dipakai adalah PLC

NEMA (National Electrical Manufactures Association)


ICS3 - 1978 Part ICS3 -304:
PLC adalah suatu peralatan elektronik yang bekerja secara
digital, memiliki memori yang dapat diprogram, menyimpan
perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi khusus,
seperti logic, sequencing, timing, counting dan arithmatic
untuk mengontrol berbagai jenis mesin atau proses melalui
modul input / output analog atau digital

Programmable, menunjukkan kemampuan dalam


hal memori untuk menyimpan program dan program
tersebut dapat diubah-ubah apabila diperlukan

Logic, menunjukkan kemampuan dalam


memproses input secara aritmatik dan logic (ALU)
seperti penjumlahan, pembandingan, AND, OR, dll

Controller, menunjukkan kemampuan dalam


mengontrol dan mengatur proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:


1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi
output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara
berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau
langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang
tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu
sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan
mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses
yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau
menampilkan pesan tersebut pada operator

PLC yang kita kenal sekarang adalah hasil penyempurnaan dari


PLC-PLC generasi sebelumnya. Pada awal perkembangannya
PLC hanya dapat digunakan untuk proses Logic saja (On-Off)
akan tetapi saat ini PLC tidak hanya dapat memproses Logic,
namun juga dapat memproses bilangan Analog, perhitungan
algoritma, pembanding (Comparator), bahkan perhitungan
rumit seperti rumusan PID.
PLC kini sudah jauh berkembang dari awal mula diciptakan.

Sebelum Tahun 1960

Sistem Kontrol masih


menggunakan Relay Logic.
Relay-relay tersebut
dikendalikan oleh
kontaktor.

Tahun 1960-an

GM Hydramatic (divisi Automatic


transmission dari General Motors)
mengajukan sayembara untuk mencari
alat yang nantinya digunakan untuk
menggantikan sistem kontrol Relay
Logic

Tahun 1968
Bedford Associates Inc mengajukan prototype yang diberi
nama MODICON 084 (cikal bakal PLC)

MODICON 084

Shown here with a Model 084 PLC, Bedford Associates pioneers :


Dick Morley, Tom Boissevain, George Scwerk, Jonas Landau

Tahun 1971-an
PLC mulai banyak digunakan di kalangan industri
makanan, pengolahan metal, manufaktur, dsb.
Pemograman PLC kala itu masih menggunakan
Handheld

Tahun 1980-an
Ukuran PLC mulai mengecil dan
Munculnya Software pemograman PLC
untuk menggantikan Handheld

Awal tahun 1990


Penggunaan PLC makin vital dalam Automation Industries, Proses dengan
mudah dikontrol dan di monitor dengan PLC dan jaringan seperti DCS dan
SCADA.

PLC memang merupakan pengendali yang umum dipakai saat ini,


namun PLC dalam bekerja tidak bisa lepas dari Relay dan juga
Kontaktor.
Hal ini dikarnakan keluaran PLC tidak cukup besar untuk men-drive
peralatan-peralatan besar seperti : motor tegangan tinggi, maupun
peralatan listrik lain yang menggunakan daya3 Phase.
Sehingga untuk menciptakan suatu control yang baik, umumnya
menggunakan gabungan antara PLC dan Rekay/Kontaktor.

Relay adalah:
Relay adalah suatu alat yang
menggunakan medan magnet untuk
mengontrol sebuah saklar (seperti
digambarkan pada Gambar) .Ketika
tegangan diterapkan ke koil masukan,
maka arus yang dihasilkan akan
menciptakan medan magnet. Medan
magnet menarik logam switch ke
arahnya dan menyentuh kontak,
sehingga saklar akan tertutup. Kontak
yang menutup jika coilnya terenergize
disebut kontak normally open.
Sedangkan kontak normally close
mempunyai kontak yang menutup jika
coilnya tidak terenergize.

Relay dapat digunakan untuk membuat suatu rangkaian


control logic, yaitu dengan cara mengkombinasikan
kontak-kontak normally open dan normally close sesuai
dengan kebutuhan. Sebagai contoh, kita dapat merancang
sebuah sistem pengisian air tandon secara otomatis
seperti gambar berikut dengan menggunakan kontrol
elektro-mekanis

Dari gambar tersebut dapat kita


buat proses kontrolnya sebagai
berikut :
1.Jika level tangki low, maka
pompa akan beroperasi atau on
otomatis oleh level switch atas.
2.Pompa juga dapat dioperasikan
secara manual dengan tombol
start.
3.Jika level tangki tinggi, maka
pompa akan berhenti atau off
otomatis oleh level switch.
4.Pompa juga dapat dihentikan
secara manual dengan
menggunakan tombol stop.

Jika kontrol proses dari proses kontrol diatas ingin dirancang menggunakan peralatan
logic elektro-mekanikal, maka gambar wiring diagramnya adalah sebagai berikut

Prinsip kerja dari rangkaian di atas adalah jika PB start ditekan atau
limit switch bawah aktif dan limit switch atas belum aktif maka
kontaktor K1 akan aktif, sehingga motor pompa akan aktif. Rangkaian
kontrol juga ditahan dengan menggunakan rangkaian latching dengan
menggunakan kontak bantu dari K1, sehingga jika PB start dilepas,
kontaktor masih tetap aktif, sehingga motor pompa masih bekerja
Jika pada saat pompa bekerja mengisi tandon dan limit switch atas
aktif atau PB stop ditekan, maka kontaktor akan kehilangan suplai
dayanya, sehingga kontaktor akan tidak aktif dan motor pompa juga
akan mati.
Dari rangkaian kontrol elektro-mekanis di atas, kita akan mengalami
kesulitan jika ingin mengganti sistem kontrolnya, karena kita harus
mengkabel ulang rangkaian kontrol di atas. Kasus tersebut adalah
salah satu contoh dari kelemahan sistem kontrol elektro-mekanis

Sistem control elektro-mekanis dan system control PLC


pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama, akan tetapi
pada system control PLC, pembuatan logic dilakukan
dengan software, tidak menggunakan hard wiring seperti
pada sistem control elektro mekanis. Pada umumnya cara
yang digunakan untuk memprogram PLC adalah
menggunakan diagram ladder

Contoh diagram ladder.

Cara membaca Ladder Diagram adalah sebagai berikut:


bayangkanlah bahwa power berada pada garis vertical di sebelah kiri, kita
sebut sebagai hot rail.
Pada sisi kanan disebut neutral rail.
Pada gambar terdapat dua anak tangga (rung), pada tiap rung terdapat
kombinasi dari beberapa input dan output.
jika input diaktifkan atau dinonaktifkan pada kombinasi yang benar, maka
power dapat mengalir dari hot rail melalui input menuju output dan pada
akhirnya menuju neutral rail

Pada rung kedua terdapat kombinasi ganda dari input yang akan mengaktifkan
output Y. pada rung sebelah kiri, power dapat mengalir melalui sisi atas melalui C
dan D jika C off dan D on. Power juga dapat melalui sisi bawah melalui E dan F
jika E dan F kedua-duanya on. hal ini menyebabkan power telah melewati separuh
dari rung, dan jika G atau H on maka power akan sampai ke output Y, sehingga
output Y akan aktif.

Pengisian Tangki Otomatis:

Start

Pompa

LS Bawah

LS Atas

Stop

Relay/Kontaktor
Pompa

Prinsip kerja dari diagram ladder di atas adalah apabila motor pompa
masih belum beroperasi dan PB start ditekan atau limit switch bawah
aktif, maka X0 atau X3 akan aktif, sehingga coil output Y0 akan aktif,
dan motor pompa juga akan aktif. Output coil Y0 ditahan dengan
menggunakan rangkaian latching dengan menggunakan internal relay
coil Y0. Sehingga jika PB start dilepas maka motor masih akan tetap
beroperasi sebelum limit switch atas X2 aktif.
Ketika limit switch atas atau PB stop ditekan pada saat motor pompa
sedang beroperasi, maka X2 atau X1 akan aktif, sehingga output Y0
tidak aktif. Motor pompa juga akan berhenti beroperasi.

Sebelum lebih jauh membahas tentang pemograman PLC, kita perlu


membahas dasar gerbang logika terlebih dahulu,

LOGIC
GATE
Logic Gate (Gerbang
Logika) adalah
rangkaian dengan
satu atau lebih dari
satu sinyal masukan
tetapi
hanya menghasilkan
satu sinyal berupa
tegangan tinggi atau
tegangan rendah

Gerbang Logika
Utama
AND, OR, NOT

Gerbang Logika
Tambahan
NAND, NOR, XOR, XNOR

Input
Simbol

Rumus
Aljabar

Simbol
Lain

Output

Bentuk
Fisik

True Table

Kesimpula
n:

Gerbang AND akan


bernilai satu hanya
apabila kedua input
bernilai satu

Input
Simbol

Rumus
Aljabar

A+B
Simbol
Lain

Output

Bentuk
Fisik

True Table

Kesimpula
n:

Gerbang OR akan
bernilai satu apabila
Salah satu atau
kedua input bernilai
satu

Input
Simbol

Rumus
Aljabar

Simbol
Lain

Output

Bentuk
Fisik

True Table

Kesimpula
n:

Gerbang NOT adalah


gerbang pembalik,
nilai output akan selalu
berkebalikan dengan
nilai input

Anda mungkin juga menyukai