A. PENDAHULUAN
Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol
disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti
penggunaan kata kontrol dalam teknik elektro adalah, suatu peralatan atau
kelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi suatu mesin untuk
menetapkan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang diinginkan.
Sistem yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan
memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan yang
diinginkan disebut "SistemKontrol"
Dan pada umumnya sebuah sistem kontrol adalah merupakan suatu kumpulan
peralatan electric/electronic, peralatan mekanik, atau peralatan elektro lainnya
yang digunakan untuk menjamin stabilitas, transisi yang halus serta akurasi
sebuah proses.
Setiap sistem kontrol memiliki tiga element pokok, yaitu : input, proses, dan
output. Pada umumnya input berasal dari transducer. Transducer ini adalah
suatu alat yang dapat merubah kuantitas fisik menjadi sinyal listrik. Beberapa
contoh dari tranducer diantaranya dapat berupa : tombol tekan, sakelar batas,
termostat, straingages, dsb. Tranducer ini mengirimkan informasi proses
didalam sistem kontrol ini dapat berupa rangkaian kontrol dengan
menggunakan peralatan kontrol yang dirangkai secara listrik. Dan ada pula
yang menggunakan peralatan kontrol dengan sistem pemrograman yang dapat
diperbaharui atau lebih populer disebut dengan nama PLC (Programmable
Logic Controller).
Pada kontrol dengan sistem pemrograman yang dapat diperbaharui,
program kontrol disimpan dalam sebuah unit memori dan memungkinkan atau
dapat merubah program yang telah ditulis sebelumnya, yaitu dengan cara
melakukan pemrograman ulang sesuai dengan yang diinginkan.
Tugas dari bagian proses adalah memproses data yang berasal dari input dan
kemudian sebagai hasilnya adalah berupa respon (output)
Sinyal yang berasal dari bagian proses ini berupa sinyal listrik yang kemudian
dipakai untuk mengaktifkan peralatan output seperti : motor, solenoid, lampu,
katup, dsb.Dengan menggunkan peralatan output ini kita dapat merubah
besaran/ kuantitas listrik kedalam kuantitas fisik.
B. SEJARAH PLC
PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an. Alasan utama
perancangan PLC adalah untuk menghilangkan beban ongkos perawatan dan
penggantian sistem kontrol mesin berbasis relay. Bedford Associate (Bedford,
MA) mengajukan usulan yang diberi nama MODICON (kepanjangan Modular
Digital controller) untuk perusahaan-perusahaan mobil di Amerika. Sedangkan
perusahaan lain mengajukan sistem berbasis komputer (PDP-8). MODICON
084 merupakan PLC pertama didunia yang digunakan pada produk komersil.
Saat kebutuhan produksi berubah maka demikian pula dengan sistem kontrol-
nya. Hal ini menjadi sangat mahal jika perubahannya terlalu sering. Karena
relai merupakan alat mekanik, maka, tentu saja, memiliki umur hidup atau
masa penggunaan yang terbatas, yang akhirnya membutuhkan jadwal
perawatan yang ketat. Pelacakan kerusakan atau kesalahan menjadi cukup
membosankan jika banyak relai yang digunakan. Bayangkakn saja sebuah
panel kontrol yang dilengkapi dengan monitor ratusan hingga ribuan relai yang
terkandung pada sistem kontrol tersebut. Bagaimana kompleks-nya melakukan
pengkabelan pada relai-relai tersebut.
Dengan demikian "pengontrol baru" ( the new controller) ini harus
memudahkan para teknisi perawatan dan teknisi lapangan melakukan
pemrograman. Umur alat harus menjadi lebih panjang dan program proses
dapat dimodifikasi atau dirubah dengan lebih mudah. Serta harus mampu
bertahan dalam lingkungan industri yang keras. Jawabannya ? Penggunaan
teknik pemrograman yang sudah banyak digunakan (masalah kebiasaan dan
pada dasarnya bahwa 'people do not like to change') dan mengganti bagian-
bagian mekanik dengan teknologi solid-state (IC atau mikroelektronika atau
sejenisnya)
Pada pertengahan tahun 1970-an, teknologi PLC yang dominan adalah
sekuenser mesin-kondisi dan CPU berbasis bit-slice. Prosesor AMD 2901 dan
2903 cukup populer digunakan dalam MODICON dan PLC A-B. Mikroprosesor
konvensional kekurangan daya dalam menyelesaikan secara cepat logika PLC
untuk semua PLC, kecuali PLC kecil. Setelah mikroprosesor konvensional
mengalami perbaikan dan pengembangan, PLC yang besar-besar mulai
banyak menggunakan-nya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini ada yang
masih berbasis pada AMD 2903.
Kemampuan komunikasi pada PLC mulai muncul pada awal-awal tahun 1973.
Sistem yang pertama adalah Modbus-nya MODICON. Dengan demikian PLC
bisa berkomunikasi dengan PLC lain dan bisa ditempatkan lebih jauh dari
lokasi mesin sesungguhnya yang dikontrol. Sekarang kemampuan komunikasi
ini dapat digunakan untuk mengirimkan dan menerima berbagai macam
tegangan untuk membolehkan dunia analog ikut terlibat. Sayangnya,
kurangnya standarisasi mengakibatkan komunikasi PLC menjadi mimpi buruk
untuk protokol-protokol dan jaringa-jaringan yang tidak kompatibel. Tetapi
bagaimanapun juga, saat itu merupakan tahun yang hebat untuk PLC.
Pada tahun 1980-an dilakukan usaha untuk menstandarisasi komunikasi
dengan protokol otomasi pabrik milik General Motor (General Motor's
Manufacturring Automation Protocol (MAP)). Juga merupakan waktu untuk
memperkecil ukuran PLC dan pembuatan perangkat lunak pemrograman
melalui pemgromaman simbolik dengan komputer PC daripada terminal
pemrogram atau penggunaan pemrogram genggam ( handled programmer).
Sekarang PLC terkecil seukuran dengan sebuah kontrol relai tunggal (seperti
produk ZEN Programmable Relay dari Omron).
Tahun 1990- dilakukan reduksi protokol baru dan modernisasi lapisan f isik dari
protokol-protokol populer yang bertahan pada tahun 1980-an. Standar terakhir
(IEC 1131-3), bisa diakses di http://www.plcopen.org/default.htm) berusaha
untuk menggabungkan bahasa pemrograman PLC dibawah satu standar
internasional. Sekarang bisa dijumpai PLC-PLC yang diprogram dalam diagram
fungsi blok, daftar instruksi, C dan teks terstruktur pada saat bersamaan.
Sistem kontrol loop terbuka adalah merupakan suatu proses dalam suatu
sistem yang mana variabel input akan berpengaruh pada output yang
dihasilkan.Gambar berikut ini menunjukan blok diagram dari sistem loop
terbuka, yang mungkin dapat membantu anda dalam memahami sistem kontrol
tersebut.Jika kita lihat dari blok diagram, pada sistem kontrol loop terbuka di
sini tidak ada informasi yang diberikan ke peralatan kontrol yang berasal dari
peralatan output (variabel yang dikontrol), sehingga tidak dapat diketahui
dengan tepat apakah output yang diinginkan sesuai dengan keinginan atau
tidak. Terutama apabila terjadi gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi
output. Oleh karena itu pada sistem ini akan terjadi kesalahan yang cukup
besar oleh karena tidak adanya koreksi.
Gambar .
Gangguan
Sistem control (
Peralatan Output (
proses )
Setting kontrol variable )
Gangguan Output (
variable )
Error
A. PENDAHULUAN
NEMA (The National electrical Manufacturers Association)
mendefinisikan PLC sebagai piranti elektronika digital yang menggunakan
memori yang bisa diprogram sebagai penyimpan internal dari sekumpulan
instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi tertentu,
seperti logika, sekuensial, pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika,
untuk mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O
digital dan atau analog.
PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau
memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data
yang bisa diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor integral.
PLC menerima masukan dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk
mengendalikan suatu sistem. Dengan demikian besaran-besaran fisika dan
kimia yang dikendalikan, sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal
listrik baik analog maupun digital,yang merupakan data dasarnya..
Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang
sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir
yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa subproses,
dimana subproses tertentu akan berjalan
sesudah subproses sebelumnya terjadi. Istilah umum yang
digunakan untuk proses yang berwatak demikian ialah proses sekuensial
(sequential process). Sebagai perbandingan, sistem kontrol yang populer
selain PLC, misalnya Distributed Control System (DCS), mampu menangani
proses-proses yang bersifat sekuensial dan juga kontinyu (continuous
process) serta mencakup loop kendali yang relatif banyak.
Kendali PLC dapat diprogram melalui komputer, tetapi juga bisa diprogram
melalui program manual, yang biasa disebut dengan Programming Console.
Untuk keperluan ini dibutuhkan perangkat lunak, yang biasanya juga
tergantung pada produk PLC-nya. Dengan kata lain, masing-masing produk
PLC membutuhkan perangkat sendiri-sendiri. Saat ini fasilitas PLC dengan
komputer sangat penting sekali artinya dalam pemrograman-ulang PLC dalam
dunia industri. Sekali sistem diperbaiki, program yang benar dan sesuai harus
disimpan ke dalam PLC lagi. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan program
PLC, apakah selama disimpan tidak terjadi perubahan atau sebaliknya, apakah
program sudah berjalan dengan benar atau tidak. Hal ini membantu untuk
menghindari situasi berbahaya dalam ruang produksi (pabrik), dalam hal ini
beberapa pabrik PLC telah membuat fasilitas dalam PLC-nya berupa dukungan
terhadap jaringan komunikasi, yang mampu melakukan pemeriksaan program
sekaligus pengawasan secara rutin apakah PLC bekerja dengan baik dan
benar atau tidak. Hampir semua produk perangkat lunak untuk memprogram
PLC memberikan kebebasan berbagai macam pilihan seperti: memaksa suatu
saklar (masukan atau keluaran) bernilai ON atau OFF, melakukan pengawasan
program (monitoring) secara real-time termasuk pembuatan dokumentasi
diagram tangga yang bersangkutan. Dokumentasi diagram tangga ini
diperlukan untuk memahami program sekaligus dapat digunakan untuk
pelacakan kesalahan. Pemrogram dapat memberikan nama pada piranti
masukan dan keluaran, komentar-komentar pada blok diagram dan lain
sebagainya. Dengan pemberian dokumentasi maupun komentar pada program,
maka akan mudah nantinya dilakukan pembenahan (perbaikan atau modifikasi)
program dan pemahaman terhadap kerja program diagram tangga tersebut.
B. BAGIAN/ ELEMEN PLC
PLC sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus untuk
industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras yang diadaptasi untuk
keperluan aplikasi dalam dunia industri. Elemen-elemen dasar sebuah PLC
ditunjukkan pada gambar berikut
Bagian-Bagian PLC
Gambar 4 Bagian dari PLC
1. Unit Pengolah Pusat (CPU - Central Processing Unit)
Modul CPU
Modul CPU yang disebut juga modul kontroler atau prosesor terdiri dari dua
bagian:
1. Prosesor
2. Memori
1. Prosesor berfungsi:
Tugas dari CPU dalam PLC adalah mengontrol dan mensupervisi semua
operasi PLC, sebuah komunikasi internal atau "Bus System" membawa
informasi dari dan ke CPU, I/O, dan memori.
Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah, bahwa CPU dihubungkan ke
memori dan I/O oleh tiga macam Bus, yaitu:
Control Bus
Address Bus
Data Bus
2. Memory
Rele magnit sudah banyak dipakai untuk kontrol logika di industri beberapa
tahun lamanya dan sampai sekarang dan akan tetap dipakai secara luas pada
tahun-tahun berikutnya. Oleh karena pengembangan bahan, konstruksi dan
desain, rele mampu beroperasi ribuan kali tanpa mengalami gangguan. Namun
demikian dalam beberapa hal atau pada kondisi tertentu logika elektronika
lebih baik dari pada logika rele. PLC telah diproduksi oleh perusahaan ternama
seperti Mitsubishi, Omron, Festo, Sneider, Siemens, LG, Panasonic, Zen dll
dengan software pemograman yang berbeda tapi prinsip jenisnya sama seperti
Ladder ( diagram tangga ), Logic ( gerbang logika ),Mnemonik ( statement list ).
PLC pada dasarnya dibuat dan dikembangkan untuk digunakan menggantikan
rele yang dipakai dalam sistem control.
2. Pengertian PLC
PLC adalah sebuah alat kontrol yang bekerja berdasarkan pada
pemrograman dan eksekusi instruksi logika. PLC mempunyai fungsi internal
seperti timer, counter dan sift register dll.
PLC beroperasi dengan cara memeriksa input dari sebuah proses guna
mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan instruksi
logika yang telah diprogram dalam memori. Dan sebagai hasilnya adalah
berupa sinyal output. Sinyal output inilah yang dipakai untuk mengendalikan
peralatan atau mesin. Antarmuka (interface) yang terpasang di PLC
memungkinkan PLC dihubungkan secara langsung ke actuator atau transducer
tanpa memerlukan rele
Pemroses
Memori
Input/Output
Input yang diberikan ke PLC disimpan dalam memori, kemudian diproses oleh
PLC berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram sebelumnya. Hasil
proses adalah berupa output, output inilah yang dipakai untuk mengontrol
peralatan. Kerja dari PLC ini sepenuhnya tergantung dari program yang
terdapat di memori ini.
Berdasarkan I/O pada terminal PLC maka bentuk –bentuk PLC berbeda berdasarkan
pabrik pembuatnya
Dengan berbagai modul di atas PLC bekerja mengendalikan berbagai plant yang kita
miliki. Mengingat sinyal-sinyal yang ditanganinya bervariasi dan merupakan informasi
yang memerlukan pemrosesan saat itu juga, maka sistem yang kita miliki tentu memiliki
perangkat pendukung yang mampu mengolah secara real time dan bersifat multi
tasking,. Anda bayangkan bahwa pada suatu unit pembangkit tenaga listrik misalnya,
PLC Anda harus bekerja 24 jam untuk mengukur suhu buang dan kecepatan turbin,
dan kemudian mengatur bukaan katup yang menentukan aliran bahan bakar
berdasarkan informasi suhu buang dan kecepatan di atas., agar didapatkan putaran
generator yang diinginkan! Pada saat yang sama sistem pelumasan turbin dan sistem
alarm harus bekerja baik baik di bawah pengendalian PLC! Suatu piranti sistem operasi
dan komunikasi data yang andal tentu harus kita gunakan. Teknologi cabling,
pemanfaatan serat optik, sistem operasi berbasis real time dan multi tasking semacam
Unix, dan fasilitas ekspansi yang memadai untuk jaringan komputer merupakan hal
yang lazim dalam instalasi PLC saat ini
BAB III
A. PENDAHULUAN
Menguasai satu jenis PLC sudah cukup dapat berkiprah di dunia industry karena
dasar seluruh PLC mempunyai kesamaan system kerja dan bagian-bagiannya.
Yang diulas disini kita pahami pada satu jenis PLC yaitu PLC Omron. Jika kita
bahas beberapa PLC akan menyita waktu yang cukup lama untuk dapat menguasai
seluruh PLC.
Indikator Input
Indikator ini akan menyala apabila input ON. Apabila terjadi kesalahan fatal, lampu
indikator berubah sebagai berikut:
CPU atau I/O bus error : input indikator OFF
Memory atau sistem error : input indikator tetap pada status sebelum kesalahan
(error) terjadi, meskipun status input berubah.
Indikator Output
Indikator ini menyala ketika rele output ON.
2. Komunikasi
1.3. Connector
Connector ini digunakan sebagai penghubung ke CPU Peripheral Port.
RS-232C Port
Dengan menggunakan kabel RS-232C Port ini dihubungkan ke peralatan lain
seperti Personal Computer, Peralatan Peripheral dan Terminal Pemrogram.
3. Struktur area
DM Read/Write
Pada DM ini data bisa ditulis dan dihapus oleh program yang kita buat.
DM Error Log
Pada DM ini disimpan informasi-informasi penting dalam hal PLC mengalami
kegagalam sistem operasionalnya.
DM Read Only
Dalam DM ini data hanya dapat dibaca saja (tidak bisa ditulisi)
DM PC Set Up
Data yang diberikan pada DM ini berfungsi untuk Setup PLC. Pada DM inilah
kemampuan kerja PLC didefinisikan untuk pertama kali sebelum PLC tersebut
diprogram dan dioperasikan pada suatu sistem kontrol.
C. RUANG KERJA PEMBUATAN PROGRAM
Berikut adalah contoh ruang keja pembuatan program untuk PLC Omron menggunakan
software syswin 3.4
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana proses persiapan pembuatan program
dengan bahasa Ladder menggunakan SYSWIN,CX-Programer, sysmac dan bagaimana
menggunakan beberapa tool untuk menambah produktifitas. SYSWIN mempunyai
beberapa metoda kerja dengan menggunaakn tool yang tersedia, anda dapat
menggunakan salah satu mouse atau keyboard untuk membuat program.
Gunakan perintah File/New untuk memulai pembuatan proyek baru. Maka dialog
Project Setup akan nampak di layar, sehingga anda dapat men-setup parameter-
parameter dasar. Kemudian anda kembali ke ruang kerja pemrograman dan siap utuk
memberi instruksi input dalam network yang pertama .Ruang kerja untuk penggunaan
software dalam pemograman menggunakan ladder ditampilkan pada sisikiri untuk
software syswin dan pada sisi atas untuk CX-Programmer. Contoh instruksi dasar yang
ditampilkan .
Open contact ( NO )
Open contact (( NO
Close Contact NC ))
Horisontal Line
Vertikal Line
Output
Negatif Output
Counter
Delete
LADDER MNEMONIC
LD A
OUT X
LD NOT A
OUT X
LD A
AND B
OUT X
LD A
AND NOT B
OUT X
LD A
OR NOT B
AND C
OUT X
LD A
LD B
OR C
AND LD -
OUT X
01000 LD 00002
OR 00003
001 LD 00004
OR-NOT 00005
AND-LD
00003 00005
OUT 01000
Operasi OR-LD
00002 00003 Kode mnemonik
Alamat Instruksi Operan
01001
LD 00002
AND-NOT 00003
001 LD 00004
AND 00005
OR-LD
00004 00005
Operasi AND-LD OUT 01001
X000 X002
Kode mnemonik
Y000 Alamat Instruksi Operan
LD 000
OR 001
001 LD 002
X001 X003 OR NOT 003
AND LD
X000 X002 OUT 1000
Operasi ORB
Y001
Kode mnemonic
Alamat Instruksi Operan
LD 000
AND NOT 002
001 LD 001
X001 X003 AND 003
OR LD
Gbr 11 Ladder logic OUT 1001
Titik percabangan dalam ladder disebut TR (temporary relay), lihat gambar
TR 0
Kode Mnemonic:
Network 2
Network 3
Setelah kita buka software lalu kita mulai masukan ladder mulai dari network 1 yang
terdapat 3 input (00005, 00000 dan 00001) dan 1 output (01001) dimana input berupa
contact normaly open (NO)
Insert Network
Setelah network 1 selesai maka kita lakukan untuk network 2 dengan sebelumnya kita
lakukan insert network sehingga muncul garis network 2 sbb :
Ruang Network 1
Ruang Network 2
Begitu selanjutnya untuk network 3, setelah program ladder selesai harus kita
akhiri dengan perintah END(01) untuk Syswin (sedangkan CX-Programmer tidak
dibutuhkan) lalu dengan insert network kembali
Konfigurasi PLC berdasarkan I/ O dengan output transistor untuk PLC Omron type
CPM1A ( hanya PLC jenis CPM1A yang menggunakan transistor output ) antara lain
sbb :
Jumlah Model
Catu
terminal Input Output
daya Transistor NPN Transistor PNP
I/O
ac - -
10 6 4
dc CPM1A-10CDT-D CPM1A-10CDT 1-D
ac - -
20 12 8
dc CPM1A-10CDT-D CPM1A-10CDT 1-D
ac - -
30 18 12
dc CPM1A-10CDT-D CPM1A-10CDT 1-D
dst
Untuk I/ O 30, 40 dapat dilakukan Exspansi ( parallel dengan beberapa PLC) untuk
menambahkan I/ O sesuai kebutuhan tetapi untuk I/ O 10, 20 tidak dapat dilakukan
ekspansi.
2. Pemasangan instalasi PLC
Kontruksi PLC contoh untuk type 10 CDR… :
Dari kontruksi diatas maka pemasangan Instalasi PLC CPM1A jenis relay seperti
CDR-A sbb :
Rangkaian input dengan spesifikasi tegangan input 24 volt, Impedansi input dan
arus IN 00000 – IN 00002 sebesar 2 kohm- 12mA, input lainya 4,7 kohm-5mA,
tegangan ON – 14,4 V, Tegangan off – 5,0 V , ON dan OFF delay 2 ms , contoh
instalasi input :
com + 24 Vdc
Push button
0000
1 Limit switch
0001
0002
0003 Proximity
sensor ( NPN )
0004
0005
Interlock contact
0006
0007
0008 0 Vdc
Line
com
Indicator
01000
N
com
Solenoide valve
01001
com
Contactor / rele
01002
com
Motor ( ≤ 0,5 A )
01003
M
01004
EVALUASI
Kerjakan Soal berikut dengan benar
I. Pilihan ganda
1. Berikut ini yang bukan elemen pemrograman dalam keadaan komputer
terhubung dengan PLC adalah ….
A. Setup hubungan
B. Menghapus program saat online
C. Download program dan eksekusi
D. Mengedit program saat online
E. Mengedit area memory PLC
2. Untuk mentransfer program dari komputer ke PLC, menggunakan perintah….
A. Upload
B. Save
C. Download
D. Save as
E. Edit
3. Berikut ini yang termasuk instruksi kontrol bit adalah…
A. DOWN LOAD
B. AND
C. DIFU
D. OR
E. OR NOT
4. Berikut ini yang tidak termasuk kontrol bit pada PLC adalah….
A. OUT
B. NOT
C. DIFD
D. SET
E. OR NOT
5. Jika PLC mempunyai I/ O 20 berarti banyaknya kontak ( bit ) input dan output
sebanyak ....
A. 10 dan 10
B. 12 dan 8
C. 14 dan 6
D. 16 dan 4
E. 18 dan 2
6. Pada gambar rangkaian dibawah dapat kita gantikan dengan logic....
A. AND
B. NAND
C. NOR
D. OR
E. EXOR
7. Tiga bagian pokok dari PLC adalah ....
A. Pemroses, memori dan input/ output
B. Input, output dan pemroses
C. Memori, input dan output
D. Memori, pemroses dan input
E. Memori, pemroses dan output
8. Pada gambar dibawah rangkaian tersebut dapat kita ganti dengan logic ....
A. NAND
B. NOR
C. OR
D. AND
E. EXOR
9. Untuk memprogram PLC dapat digunakan ..........bahasa pemograman
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
10. Jika PLC mempunyai I/O 20 berarti mempunyai bit input sebanyak....
A. 6
B. 8
C. 10
D. 12
E. 14
11. Tranduser dalam sistem PLC berfungsi....
A. Mengubah sinyal listrik menjadi besaran listrik
B. Mengubah suatu besaran listrik menjadi sinyal listrik
C. Mengubah besaran listrik menjadi analog listrik
D. Mengubah besaran listrik menjadi satuan listrik
E. Mengubah energi listrik menjadi besaran listrik
12. Sistem kontrol loop terbuka mempunyai karakteristik...
A. Mempunyai umpan balik untuk mengkoreksi outputnya
B. Tidak mempunyai peralatan output
C. Tidak mempunyai umpan balik untuk mengkoreksi outputnya
D. Tidak mempunyai peralatan input
E. Tidak memiliki bagian proses
13. Yang dimaksud feedback adalah....
A. Sistem masukan keoutput agar dihasilkan output yang tepat
B. Bagian yang memberi masukan pada rangkaian pemroses agar bekerja
C. Bagian dari output yang memberi masukan keinput
D. Bagian pemroses yang memberikan masukan terhadap gangguan
E. Gangguan yang memberi masukan kepada pemroses
14. Data bus dalam CPU berfungsi untuk...
A. Menerima dan mengirimkan informasi
B. Menetapkan alamat dan membuka komunikasi
C. Tukar menukar informasi
D. Memberikan masukan input
E. Menghasilkan output
15. Suatu peralatan atau kelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur
fungsi suatu mesin untuk menetapkan tingkah laku mesin tersebut sesuai
dengan yang diinginkan merupakan definisi dari ....
A. atur
B. susun
C. kontrol
D. alih
E. sistem
16. Sistem yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan
memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan yang
diinginkan disebut....
A. sistem kontrol
B. sistem kendali
C. sistem atur
D. sistem alur
E. sistem susun
17. Berikut ini merupakan keuntungan dari menggunakan PLC kecuali ....
A. fleksible
B. handal
C. murah
D. kemampuan seperti komputer
E. sulit pemeriksaan gangguan kontrol
18. Untuk menghubungkan PLC dengan komputer dapat menggunakan kabel
adapter ….
A. RS – 232C
B. RS – 212 D
C. RS – 232B
D. RS – 323D
E. RS – 323C
BAB IV
PERALATAN INPUT DAN OUTPUT PLC
A. PENDAHULUAN
Dalam pengoperasian PLC dibutuhkan peralatan atau komponen input dan
output sebagai input logic.
Peralatan input atau output ini dapat berupa kontak NO (Normaly open) ataupun
kontak NC (Normaly Close)
B. PERALATAN I/O PLC
1. Peralatan input
Peralatan input atau komponen input untuk mensuport system operasi PLC,
menggunakan sumber listrik dc yang didapat dari PLC itu sendiri atau dari sumber
lain sebesar 12 s.d 24 volt dc.
Peralatan input PLC dapat berupa tombol , saklar, push botton ataupun sensor. Dari
semua peralatan tersebut mempunyai system kerja NO ataupun NC.
Simbol dan bentuk peralatan berupa tombol / saklar atau push button :
Elemen sinyal masukan diperlukan untuk memungkinkan sebuah sistem kontrol
dinyalakan. Yang paling umum dipakai adalah saklar tekan (Push-button switch).
Disebut sakelar tekan karena untuk mengalirkan sinyal, mengaktuasikannya
dengan menekan tombol atau saklar.
Saklar pembatas tipe ini biasanya dipakai bila saklar pembatas mekanik
tidak dapat digunakan. Macam sakelar pembatas tipe ini antara lain:
Proximity detectors pada dasarnya adalah detektor logam. Alat ini digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya suatu logam tanpa sentuhan secara phisik. Ini untuk
mencegah kerusakan dari alat dan memberi kemampuan mendeteksi adanya logam
panas. Umumnya proximity detectors dirancang untuk mendeteksi bahan logam ferro
baja. Tetapi ada beberapa jenis yang dipakai untuk mendeteksi logam lain.
Bila proximity detector digunakan digunakan pada permukaan yang mengandung metal
atau serbuk metal, perlu dilakukan pengamanan dalam penempatan sensor supaya
terhindar dari bahan yang mengandung metal atau serbuk di daerah sekitarnya.
2. Peralatan output
Peralatan output PLC adalah peralatan yang dipasang pada output PLC seperti :
motor listrik, solenoid, kontaktor magnit, relay, buzzer, lampu, heater dengan syarat
besar arus untuk output PLC maksimal sebesar 2 ampere jika lebih maka harus
digunakan bantuan kontak (penghubung arus) seperti kontaktor magnit atau relay.
Peralatan output PLC dapat berupa arus dc (untuk PLC jenis transistor relay
output ) ataupun arus ac (hanya untuk relay output) dengan tegangan 5 s.d 240
Volt.
Dari peralatan input dan output maka dapat hubungan peralatan tersebut dengan PLC
sbb :
A. PENDAHULUAN
Instruksi dalam PLC digunakan untuk menggerakan ( kendali) peralatan yang
kita inginkan. Instruksi tersebut sebagai dasar kita akan melakukan suatu program.
Instruksi terbagi dalam instruksi dasar dan instruksi fungsi ( terdiri atas fungsi
instruksi dalam PLC).
3. Instruksi Kontrol
Instruksi Mnemonik Kode Fungsi
NO
NOP 00 -
OPERATION
END END 01 Mengakhiri program yang telah dibuat
Bila kondisi IL (02) OFF maka semua output OFF dan
INTERLOCK IL 02
semua PV timer di reset dari IL (02) s/d ILC (03)
INTERLOCK
ILC 03 Akhir dari Interlock { awal IL(02) }
CLEAR
Bila kondisi JMP ON,semua instruksi antara JMP(04) dan
JUMP JMP 04
JME (05) berfungsi seperti NOP(00)
JUMP END JME 05 Akhir dari sebuah JUMP {di mulai dari JMP(04) }
Instruksi diatas adalah instruksi-instruksi yang dimiliki dan masih banyak lagi untuk
mengetahui instruksi yang belum tertulis seperti antara lain : Instruksi penambah dan
pengurangan, Instruksi pengubah data, Instruksi Logic, Perhitungan special, Instruksi
subrutin, Instruksi control interupsi, Instruksi I/ O unit, Instruksi tampilan, Instruksi
control High-Speed counter, Instruksi diagnosis kerusakan dan Instruksi system special
kesemua ini dapat dilihat dengan cara : Klik Function pada software PLC Omron Syswin
atau CX-Programmaer lalu pilih All instruction dan pilih yang anda cari lalu klik
reference maka akan muncul karakteristik instruksi yang anda inginkan (hanya dalam
bahasa Inggris).
C. CARA KERJA INSTRUKSI
Pada bagian ini di contohkan beberapa instruksi dan contoh diagram ladder serta
mnemonic (statement list ).
1. Instruksi dasar
Instruksi dasar tanpa menggunakan fasilitas fungsi instruksi yang disediakan
PLC.
Contoh schematic manual berikut digunakan untuk mengoperasikan motor listrik
F
Pada gambar dibawah ditampilkan
F1
diagram ladder (pemograman PLC)
menggantikan diagram manual rangkaian
disamping.
F2
Dimana F2 adalah TOR, S0 adalah tombol stop dan S1 adalah tombol start
2. Instruksi menggunakan fasilitas yang disediakan PLC
2.1. Instruksi Set dan Rset
Instruksi ini menyederhanakan suatu rangkaian ladder dasar seperti pada
gambar 3.1 diatas menggunakan set dan rset sbb :
Instruksi set ini selalu dipasangkan dengan instruksi rset berbentuk sbb :
B diatas merupakan bit (kontak) dapat gunakan bit kerja (lihat pada tabel tentang
work bit) atau bit output pada daerah IO, AR, HR atau LR
Contoh :
Pada gambar disamping pada set digunakan bit
kerja 01008 (tidak ada pada terminal output
PLC).
Demikianlah beberapa instruksi PLC, untuk melihat instruksi yang lain dengan cara pilih
Function ( pada software) klik lalu pilih Instruction list dan pilih instruction yang
diinginkan lalu reference maka dapat dilihat fungsi dari
instruksi tersebut.lihat gambar dibawah untuk software SYSWIN:
Lalu pilih All instructions maka muncul sbb:
Jika langkah b telah kita lakukan maka pada tulisan connect terdapat ceklist yang
menandakan PLC sudah terhubung dengan computer. Kita pilih download program to
PLC untuk mengirim program yang kita buat pada computer ke PLC. Jika kita pilih
upload program from PLC, kita akan mengambil program yang terdapat pada PLC.
Setelah download maka tinggal kita klik yes dan PLC setupjika ada pilihan kembali.
Dilanjutkan klik Mode yang sebelumnya kita klik Online kembali, pada mode kita
posisikan pada monitor , tujuan untuk mengetahui (tampilan) program bekerja sesuai
yang kita inginkan atau tidak.
d. Langkah berikutnya kita klik monitoring atau tanda petir yang ada pada cF11 pada
toolsbar.
Selesai sudah kita melakukan langkah mengirim program yang kita buat dan kita
kirim ke PLC menggunakan software syswin.
2. Memberi nama pada program atau rangkaian ladder
a. Untuk memberi nama kita klik pada software (lihat gambar dibawah ini):
Klik (kotak hitam) keposisi yang akan kita beri nama selanjutkan kita isi Sym
dan Com sesuai nama yang kita inginkan (contoh untuk output 010.00 diberi nama M1
dan Motor listrik1)
Untuk fasilas yang lain silahkan anda coba sendiri termasuk fasilitas password dsb.
BAB VII
A. PENDAHULUAN
Dalam pemograman PLC terkadang dibutuhkan alat lain selain computer dalam
hal ini digunakan peralatan yang disebut Programming Console, pemograman
menggunakan alat ini memang sulit karena diharapkan siswa menguasai bahasa
pemograman yaitu statement list atau mnemonic.
B. PROGRAMMING CONSOLE
Programming console adalah alat yang berfungsi untuk memprogram PLC tanpa
bantuan komputer menggunakan console kita gunakan bahasa pemograman
statement list atau mnemonic tidak dapat menggunakan ladder (diagram tangga).
Pada saat kita akan memulai memrogram PLC dengan programming console,
sebaiknya kita mempelajari bagian bagian keyboard pada programming consule.
PRO01E
Gbr 36
RUN
MONITOR
PROGRAM
Konstruksi program console
Layar LCD
Saklar pilih
Mode Operasi
AND OR Tombol
CNT TR LR HR
Instruksi
LD OUT
CH CONT
TIM DM
« #
PLAY
4 5 6 SET
DEL MONTR
Tombol
Tombol Operasi
Angka
REC
1 2 3 RESET
INS
EAR MIC
Berdasarkan dari gambar dapat dijelaskan jenis dan fungsi dari masing masing
tombol yang terdapat di console yang meliputi:
1. FUN
2. LD
3. AND
4. OR
5. OUT
6. TIM
7. CNT
8. NOT
9. HR
10. TR
11. SFT
12. SHIFT
Dalam programming console me-miliki 3 macam mode pengoperasian-nya yaitu:
PROGRAM : untuk membuat pro-gram atau membuat modifikasi atau perbaikan ke
program yang sudah ada.
MONITOR : digunakan ketika me-monitoring ketika PLC sedang beroperasi.
RUN : digunakan untuk meng-operasikan program tanpa dapat mengubah nilai
setting yang dapat diubah pada posisi monitor.
Mode : Program
PLC mempunyai sebuah sandi masukan kontrol untuk mencegah akses yang tidak
dikehendaki ke programnya. PLC selalu memberikan perintah untuk memasukkan sandi
ketika daya pertama kali dihubungkan atau setelah Programming Console dipasang
saat PLC beroperasi.
1. Menghapus Password
Disetting untuk keamanan, agar orang yang bukan spesialis dalam mengoperasikan
PLC yang merupakan salah satu pencegahan terhadap kerusakan
Program
Password
CLR MONITOR
Program
END HR CNT DM
CLR 00000
Mendaftarkan I/O chanal dari unit yang dibuat di masing-masing device PC dan unit dari
masing-masing unit
?-?U =
ERROR MESSAGE
MONITOR
READ OK
00000
CLR
Program check
Mengecek kesalahan rangkaian, bila ada error akan berhenti di address
tersebut
SEARCH 00000
0
END (01)(00.1KW)
1). Tempatkan alamat pada layar monitor console pada instruksi yang akan
dihapus. Kemudian lakukan perintah sebagai berikut:
2). Jika tampilan sudah seperti pada layar monitor diatas berarti instruksi yang tadi
ditampilkan sudah terhapus.
WR LD X 000 GO
OUT Y 000 GO
WR NOP A GO GO
Untuk menggunakan prosedur ini , tombol yang harus kita tekan adalah:
Tampilkan Instruksi
RD Program STEP
Nomor
STEP GO