Anda di halaman 1dari 70

BAB I

SISTEM KENDALI/ KONTROL

A. PENDAHULUAN

Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol
disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti
penggunaan kata kontrol dalam teknik elektro adalah, suatu peralatan atau
kelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur fungsi suatu mesin untuk
menetapkan tingkah laku mesin tersebut sesuai dengan yang diinginkan.
Sistem yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan
memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan yang
diinginkan disebut "SistemKontrol"
Dan pada umumnya sebuah sistem kontrol adalah merupakan suatu kumpulan
peralatan electric/electronic, peralatan mekanik, atau peralatan elektro lainnya
yang digunakan untuk menjamin stabilitas, transisi yang halus serta akurasi
sebuah proses.
Setiap sistem kontrol memiliki tiga element pokok, yaitu : input, proses, dan
output. Pada umumnya input berasal dari transducer. Transducer ini adalah
suatu alat yang dapat merubah kuantitas fisik menjadi sinyal listrik. Beberapa
contoh dari tranducer diantaranya dapat berupa : tombol tekan, sakelar batas,
termostat, straingages, dsb. Tranducer ini mengirimkan informasi proses
didalam sistem kontrol ini dapat berupa rangkaian kontrol dengan
menggunakan peralatan kontrol yang dirangkai secara listrik. Dan ada pula
yang menggunakan peralatan kontrol dengan sistem pemrograman yang dapat
diperbaharui atau lebih populer disebut dengan nama PLC (Programmable
Logic Controller).
Pada kontrol dengan sistem pemrograman yang dapat diperbaharui,
program kontrol disimpan dalam sebuah unit memori dan memungkinkan atau
dapat merubah program yang telah ditulis sebelumnya, yaitu dengan cara
melakukan pemrograman ulang sesuai dengan yang diinginkan.
Tugas dari bagian proses adalah memproses data yang berasal dari input dan
kemudian sebagai hasilnya adalah berupa respon (output)
Sinyal yang berasal dari bagian proses ini berupa sinyal listrik yang kemudian
dipakai untuk mengaktifkan peralatan output seperti : motor, solenoid, lampu,
katup, dsb.Dengan menggunkan peralatan output ini kita dapat merubah
besaran/ kuantitas listrik kedalam kuantitas fisik.

B. SEJARAH PLC
PLC pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an. Alasan utama
perancangan PLC adalah untuk menghilangkan beban ongkos perawatan dan
penggantian sistem kontrol mesin berbasis relay. Bedford Associate (Bedford,
MA) mengajukan usulan yang diberi nama MODICON (kepanjangan Modular
Digital controller) untuk perusahaan-perusahaan mobil di Amerika. Sedangkan
perusahaan lain mengajukan sistem berbasis komputer (PDP-8). MODICON
084 merupakan PLC pertama didunia yang digunakan pada produk komersil.
Saat kebutuhan produksi berubah maka demikian pula dengan sistem kontrol-
nya. Hal ini menjadi sangat mahal jika perubahannya terlalu sering. Karena
relai merupakan alat mekanik, maka, tentu saja, memiliki umur hidup atau
masa penggunaan yang terbatas, yang akhirnya membutuhkan jadwal
perawatan yang ketat. Pelacakan kerusakan atau kesalahan menjadi cukup
membosankan jika banyak relai yang digunakan. Bayangkakn saja sebuah
panel kontrol yang dilengkapi dengan monitor ratusan hingga ribuan relai yang
terkandung pada sistem kontrol tersebut. Bagaimana kompleks-nya melakukan
pengkabelan pada relai-relai tersebut.
Dengan demikian "pengontrol baru" ( the new controller) ini harus
memudahkan para teknisi perawatan dan teknisi lapangan melakukan
pemrograman. Umur alat harus menjadi lebih panjang dan program proses
dapat dimodifikasi atau dirubah dengan lebih mudah. Serta harus mampu
bertahan dalam lingkungan industri yang keras. Jawabannya ? Penggunaan
teknik pemrograman yang sudah banyak digunakan (masalah kebiasaan dan
pada dasarnya bahwa 'people do not like to change') dan mengganti bagian-
bagian mekanik dengan teknologi solid-state (IC atau mikroelektronika atau
sejenisnya)
Pada pertengahan tahun 1970-an, teknologi PLC yang dominan adalah
sekuenser mesin-kondisi dan CPU berbasis bit-slice. Prosesor AMD 2901 dan
2903 cukup populer digunakan dalam MODICON dan PLC A-B. Mikroprosesor
konvensional kekurangan daya dalam menyelesaikan secara cepat logika PLC
untuk semua PLC, kecuali PLC kecil. Setelah mikroprosesor konvensional
mengalami perbaikan dan pengembangan, PLC yang besar-besar mulai
banyak menggunakan-nya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini ada yang
masih berbasis pada AMD 2903.
Kemampuan komunikasi pada PLC mulai muncul pada awal-awal tahun 1973.
Sistem yang pertama adalah Modbus-nya MODICON. Dengan demikian PLC
bisa berkomunikasi dengan PLC lain dan bisa ditempatkan lebih jauh dari
lokasi mesin sesungguhnya yang dikontrol. Sekarang kemampuan komunikasi
ini dapat digunakan untuk mengirimkan dan menerima berbagai macam
tegangan untuk membolehkan dunia analog ikut terlibat. Sayangnya,
kurangnya standarisasi mengakibatkan komunikasi PLC menjadi mimpi buruk
untuk protokol-protokol dan jaringa-jaringan yang tidak kompatibel. Tetapi
bagaimanapun juga, saat itu merupakan tahun yang hebat untuk PLC.
Pada tahun 1980-an dilakukan usaha untuk menstandarisasi komunikasi
dengan protokol otomasi pabrik milik General Motor (General Motor's
Manufacturring Automation Protocol (MAP)). Juga merupakan waktu untuk
memperkecil ukuran PLC dan pembuatan perangkat lunak pemrograman
melalui pemgromaman simbolik dengan komputer PC daripada terminal
pemrogram atau penggunaan pemrogram genggam ( handled programmer).
Sekarang PLC terkecil seukuran dengan sebuah kontrol relai tunggal (seperti
produk ZEN Programmable Relay dari Omron).
Tahun 1990- dilakukan reduksi protokol baru dan modernisasi lapisan f isik dari
protokol-protokol populer yang bertahan pada tahun 1980-an. Standar terakhir
(IEC 1131-3), bisa diakses di http://www.plcopen.org/default.htm) berusaha
untuk menggabungkan bahasa pemrograman PLC dibawah satu standar
internasional. Sekarang bisa dijumpai PLC-PLC yang diprogram dalam diagram
fungsi blok, daftar instruksi, C dan teks terstruktur pada saat bersamaan.

C. PENDEKATAN SISTEMATIK DALAM PERANCANGAN SISTEM


KONTROL PROSES
Pertama, Anda perlu memilih suatu instrumen atau sistem yang hendak
dikontrol; Sistem yang terotomasi bisa berupa sebuah mesin atau suatu proses
yang kemudian disebut sebagai sistem kontrol proses. Fungsi dari sistem
kontrol proses ini secara terus-menerus akan mengamati sinyal-sinyal yang
berasal dari piranti- piranti masukan (sensor) dan tanggapanynya berupa suatu
sinyal yang diberikan ke piranti keluaran eksternal yang secara lagnsung
mengontrol bagaimana suatu sistem beroperasi atau bekerja.
Kedua, Anda perlu menentukan semua masukan dan keluaran yang akan
dihubungkan ke PLC; Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor dan lain
sebagainya. Sedangkan piranti keluaran dapat berupa selenoida, kran
elektromagnet, motor, relai, starter magnet begitu juga dengan instrumen lain
yang bisa menghasilkan suara atau cahaya (lampu) dan lain sebagainya.
setelah menentukan kebutuhan semua piranti masukan dan keluaran
dilanjutkan dengan menentukan penggunaan jalur-jalur masukan dan keluaran
pada PLC untuk piranti-piranti masukan dan keluaran yang sudah ditentukan
tadi.
Ketiga, membuat program yang lebih dikenal dengan diagram tangga
(untuk PLC) sesuai dengan jalannya proses yang diinginkan. Dalam hal ini bisa
digunakan terminal konsol yang langsung berhubungan dengna PLC yang
bersangkutan atau melalui komputer PC yang memiliki saluran komunikasi
yang dibutuhkan untuk mentransfer program dari komputer PC ke PLC maupun
sebaliknya. Keempat, program disimpan ke dalam PLC; baik dilakukan secara
langsung
melalui terminal konsol maupun melalui komputer PC.

1. Sistem kontrol loop terbuka

Sistem kontrol loop terbuka adalah merupakan suatu proses dalam suatu
sistem yang mana variabel input akan berpengaruh pada output yang
dihasilkan.Gambar berikut ini menunjukan blok diagram dari sistem loop
terbuka, yang mungkin dapat membantu anda dalam memahami sistem kontrol
tersebut.Jika kita lihat dari blok diagram, pada sistem kontrol loop terbuka di
sini tidak ada informasi yang diberikan ke peralatan kontrol yang berasal dari
peralatan output (variabel yang dikontrol), sehingga tidak dapat diketahui
dengan tepat apakah output yang diinginkan sesuai dengan keinginan atau
tidak. Terutama apabila terjadi gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi
output. Oleh karena itu pada sistem ini akan terjadi kesalahan yang cukup
besar oleh karena tidak adanya koreksi.

Gambar .
Gangguan

Sistem control (
Peralatan Output (
proses )
Setting kontrol variable )

Gambar 1 kontrol loop terbuka


2. Sistem control loop tertutup
Kontrol loop tertutup adalah sebuah proses yang mana variabel yang
dikontrol secara terus menerus disensor kemudian dibandingkan dengan
kuantitas referensi. Adapun variabel yang dikontrol ini dapat berupa hasil
pengukuran seperti misalnya pengukuran temperatur, kelembaban, posisi
mekanik, kecepatan putaran, dsb.Kemudian hasil pengukuran tadi diumpan
balikan ke pembanding (comparator).Pembanding ini dapat berupa peralatan
mekanik, listrik/ elektronik, atau pneumatik. Pada alat pembanding ini antara
kuantitas referensi dengan sinyal sensor yang berasal dari variabel yang
dikontrol dibandingkan, dan sebagai hasilnya adalah sinyal kesalahan. Sinyal
kesalahan ini hasilnya bisa positif atau negatif, secara matematis sinyal
kesalahan ini seperti ditunjukan pada persamaan dibawah.

Gangguan Output (
variable )
Error

Sistem control ( Sensor


Peralatan
proses )
Setting kontrol

Umpan balik ( feedback )

Gambar 2 kontrol loop tertutup

Error = harga hasil pengukuran variabel yang dikontrol - set point


Apabila kita lihat gambar blok diagram, maka pada blok peralatan kontrol dapat
berupa peralatan yang dapat bekerja secara mekanik, listrik/ elektronik,
ataupun pneumatik, yang mana pada blok ini menerima sinyal kesalahan dan
menghasilkan sinyal output yang kemudian diberikan pada bagian proses untuk
memperbaiki kesalahan sampai hasil/ produk betul-betul sesuai dengan yang
diinginkan atau kesalahan sama dengan nol.Demikian mekanisme sistem
kontrol tertutup, dan mekanisme tersebut bekerja secara terus-menerus
(berkelanjutan).
BAB II
PENGENALAN PLC

A. PENDAHULUAN
NEMA (The National electrical Manufacturers Association)
mendefinisikan PLC sebagai piranti elektronika digital yang menggunakan
memori yang bisa diprogram sebagai penyimpan internal dari sekumpulan
instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi tertentu,
seperti logika, sekuensial, pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika,
untuk mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O
digital dan atau analog.
PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau
memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data
yang bisa diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor integral.
PLC menerima masukan dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk
mengendalikan suatu sistem. Dengan demikian besaran-besaran fisika dan
kimia yang dikendalikan, sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal
listrik baik analog maupun digital,yang merupakan data dasarnya..
Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang
sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir
yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa subproses,
dimana subproses tertentu akan berjalan
sesudah subproses sebelumnya terjadi. Istilah umum yang
digunakan untuk proses yang berwatak demikian ialah proses sekuensial
(sequential process). Sebagai perbandingan, sistem kontrol yang populer
selain PLC, misalnya Distributed Control System (DCS), mampu menangani
proses-proses yang bersifat sekuensial dan juga kontinyu (continuous
process) serta mencakup loop kendali yang relatif banyak.
Kendali PLC dapat diprogram melalui komputer, tetapi juga bisa diprogram
melalui program manual, yang biasa disebut dengan Programming Console.
Untuk keperluan ini dibutuhkan perangkat lunak, yang biasanya juga
tergantung pada produk PLC-nya. Dengan kata lain, masing-masing produk
PLC membutuhkan perangkat sendiri-sendiri. Saat ini fasilitas PLC dengan
komputer sangat penting sekali artinya dalam pemrograman-ulang PLC dalam
dunia industri. Sekali sistem diperbaiki, program yang benar dan sesuai harus
disimpan ke dalam PLC lagi. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan program
PLC, apakah selama disimpan tidak terjadi perubahan atau sebaliknya, apakah
program sudah berjalan dengan benar atau tidak. Hal ini membantu untuk
menghindari situasi berbahaya dalam ruang produksi (pabrik), dalam hal ini
beberapa pabrik PLC telah membuat fasilitas dalam PLC-nya berupa dukungan
terhadap jaringan komunikasi, yang mampu melakukan pemeriksaan program
sekaligus pengawasan secara rutin apakah PLC bekerja dengan baik dan
benar atau tidak. Hampir semua produk perangkat lunak untuk memprogram
PLC memberikan kebebasan berbagai macam pilihan seperti: memaksa suatu
saklar (masukan atau keluaran) bernilai ON atau OFF, melakukan pengawasan
program (monitoring) secara real-time termasuk pembuatan dokumentasi
diagram tangga yang bersangkutan. Dokumentasi diagram tangga ini
diperlukan untuk memahami program sekaligus dapat digunakan untuk
pelacakan kesalahan. Pemrogram dapat memberikan nama pada piranti
masukan dan keluaran, komentar-komentar pada blok diagram dan lain
sebagainya. Dengan pemberian dokumentasi maupun komentar pada program,
maka akan mudah nantinya dilakukan pembenahan (perbaikan atau modifikasi)
program dan pemahaman terhadap kerja program diagram tangga tersebut.
B. BAGIAN/ ELEMEN PLC
PLC sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus untuk
industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras yang diadaptasi untuk
keperluan aplikasi dalam dunia industri. Elemen-elemen dasar sebuah PLC
ditunjukkan pada gambar berikut

Bagian-Bagian PLC
Gambar 4 Bagian dari PLC
1. Unit Pengolah Pusat (CPU - Central Processing Unit)

Modul CPU
Modul CPU yang disebut juga modul kontroler atau prosesor terdiri dari dua
bagian:

1. Prosesor
2. Memori

1. Prosesor berfungsi:

o mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC


melalui bus-bus serial atau paralel yang ada.
o Mengeksekusi program kontrol.

2. Memori, yang berfungsi:


Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan berbentuk tabel data,
register citra, atau RLL (Relay Ladder Logic), yang merupakan program
pengendali proses.
Unit pengolah pusat atau CPU merupakan otak dari sebuah kontroler
PLC. CPU itu sendiri biasanya merupakan sebuah mikrokontroler (versi mini
mikrokontroler lengkap).
Pada awalnya merupakan mikrokontroler 8-bit seperti 8051, namun saat ini
bisa merupakan mikrokontroler 16 atau 32 bit. Biasanya untuk produk-produk
PLC buatan Jepang, mikrokontrolernya adalah Hitachi dan Fujitsu, sedangkan
untuk produk Eropa banyak menggunakan Siemens dan Motorola untuk
produk-produk Amerika. CPU ini juga menangani komunikasi dengan piranti
eksternal, interkonektivitas antar bagian-bagian internal PLC, eksekusi
program, manajemen memori, mengawasi atau mengamati masukan dan
memberikan sinyal ke keluaran (sesuai dengan proses atau p rogram yang
dijalankan). Kontroler PLC memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan untuk
memeriksa agar dapat dipastikan memori PLC tidak rusak, hal ini dilakukan
karena alasan keamanan. Hal ini bisa dijumpai dengan adanya indikator lampu
pada badan PLC sebagai indikator terjadinya kesalahan atau kerusakan.

Tugas dari CPU dalam PLC adalah mengontrol dan mensupervisi semua
operasi PLC, sebuah komunikasi internal atau "Bus System" membawa
informasi dari dan ke CPU, I/O, dan memori.
Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah, bahwa CPU dihubungkan ke
memori dan I/O oleh tiga macam Bus, yaitu:

 Control Bus
 Address Bus
 Data Bus

Control Bus, mengijinkan CPU mengontrol kapan harus menerima atau


mengirimkan informasi dari salah satu yaitu I/O atau memori.
Address Bus, mengijinkan CPU untuk menetapkan alamat untuk membuka
komunikasi pada daerah tertentu yang ada di memori atau I/O.
Data Bus, mengijinkan CPU, memori dan I/O untuk saling tukar-menukar
informasi (data). Jumlah garis paralel dalam address bus ditentukan oleh
besarnya lokasi memori yang dapat dialamatkan, sedangkan ukuran dari data
bus menentukan besarnya jumlah bit informasi yang dapat dilewatkan antara
CPU, memori dan I/O.

2. Memory

Untuk menyimpan program dan data PLC menggunakan memori


semikonduktor seperti RAM (Random Access Memory) atau PROM
(Programmable Read Only Memory) seperti EPROM atau EEPROM.
Dalam beberapa hal RAM digunakan utnuk pemrograman awal dan pengujian,
sebab dengan menggunakan RAM ini dapat dengan mudah melakuan
pengubahan program. RAM yang ada di PLC ini dilengkapi dengan backup-
battery yang berfungsi untuk mempertahankan agar program tidak hilang ketika
sumber daya PLC dimatikan.
C. PLC ( Programable Logic Controller )

Rele magnit sudah banyak dipakai untuk kontrol logika di industri beberapa
tahun lamanya dan sampai sekarang dan akan tetap dipakai secara luas pada
tahun-tahun berikutnya. Oleh karena pengembangan bahan, konstruksi dan
desain, rele mampu beroperasi ribuan kali tanpa mengalami gangguan. Namun
demikian dalam beberapa hal atau pada kondisi tertentu logika elektronika
lebih baik dari pada logika rele. PLC telah diproduksi oleh perusahaan ternama
seperti Mitsubishi, Omron, Festo, Sneider, Siemens, LG, Panasonic, Zen dll
dengan software pemograman yang berbeda tapi prinsip jenisnya sama seperti
Ladder ( diagram tangga ), Logic ( gerbang logika ),Mnemonik ( statement list ).
PLC pada dasarnya dibuat dan dikembangkan untuk digunakan menggantikan
rele yang dipakai dalam sistem control.

1. Keuntungan menggunakan PLC

Akhir-akhir ini PLC dalam aplikasi banyak dipakai di industri-industri, karena


PLC ini mempunyai keunggulan-keunggulan spesifik. Ada beberapa
keuntungan yang dapat kita peroleh apabila kita menggunakan PLC dalam
aplikasi kontrol di industri.
Ini akan terlihat dengan jelas kalau kita lihat dari beberapa segi, diantaranya:

 Ditinjau Dari Segi Biaya


Jika sebuah aplikasi kontrol yang komplek dan menggunakan banyak
rele, maka akan lebih murah apabila kita menggunakan / memasang
satu buah PLC sebagai alat kontrol.
Salah satu masalah apabila aplikasi kontrol menggunakan rele adalah
sama saja dengan mengeluarkan biaya untuk membuat satu rangkaian
kontrol yang digunakan untuk satu buah aplikasi kontrol. Ini berarti
apabila kita akan membuat satu atau lebih rangkaian kontrol yang
sejenis akan memerlukan biaya tambahan.
Tetapi dengan menggunakan PLC kita dapat membuat rangkaian kontrol
yang sejenis tanpa memerlukan biaya tambahan untuk membeli
komponen kontrol, sebab komponen kontrol yang diperlukan dalam
sistem kontrol tersebut dapat disimulasikan oleh PLC, seperti contohnya:
timer, counter, sequencer, dan sebagainya.
 Ditinjau dari Segi Fleksibilitas
PLC dapat dengan mudah diubah-ubah dari satu aplikasi ke aplikasi lain
dengan cara memrogram ulang sesuai dengan yang diinginkan, tidak
seperti pada kontrol rele kita harus melakukan pengawatan ulang dan ini
tentu saja akan memakan waktu dan biaya.
 Ditinjau dari Segi Keandalan
PLC jauh lebih andal jika dibandingkan dengan kontrol rele. PLC
didesain untuk bekerja dengan keandalan yang tinggi dan jangka waktu
pemakaian yang lama pada lingkungn industri.
PLC ini juga diproteksi terhadap kemungkinan kerusakan akibat surja
pada bagian I/O-nya, yaitu dengan cara menggunakan rangkaian isolasi
opto (cahaya).
Dengan menggunakan batere cadangan (back-up) pada RAM atau
EPROM untuk menyimpan atau menjaga program aplikasi, maka dapat
dijamin waktu produksi yang vital tidak akan hilang yang dikarenakan
oleh program hilang atau penyimpangan setelah terjadi kesalahan dalam
sistem kontrol.
 Mempunyai Kemampuan Seperti Komputer
Pada dasarnya PLC adalah komputer juga, dan ini berarti kita dengan
menggunakan PLC dapat mengumpulkan dan memroses data. PLC
dapat pula melakukan diagnosa dan menunjukkan kesalahan apabila
terjadi gangguan, sehingga ini sangat membantu dalam melakukan
palacakan gangguan.
 PLC juga dapat berkomunikasi dengan PLC lain termasuk juga dengan
komputer. Sehingga kontrol dapat ditampilkan di layar komputer,
didokumentasikan, serta gambar kontrol dapat dicetak dengan
menggunakan printer.
 Mudah dalam Melakukan pelacakan Gangguan Kontrol
Pada layar monitor dapat ditampilkan gambar kontrol, sehingga kita
dapat dengan mudah mengamati apa yang terjadi di sistem kontrol. Ini
memungkinkan orang untuk melakukan evaluasi terhadap kontrol dan
melakukan pengubahan atau perbaikan dengan cukup memasukkan
perintah melalui papan ketik (keyboard).

2. Pengertian PLC
PLC adalah sebuah alat kontrol yang bekerja berdasarkan pada
pemrograman dan eksekusi instruksi logika. PLC mempunyai fungsi internal
seperti timer, counter dan sift register dll.

PLC beroperasi dengan cara memeriksa input dari sebuah proses guna
mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan instruksi
logika yang telah diprogram dalam memori. Dan sebagai hasilnya adalah
berupa sinyal output. Sinyal output inilah yang dipakai untuk mengendalikan
peralatan atau mesin. Antarmuka (interface) yang terpasang di PLC
memungkinkan PLC dihubungkan secara langsung ke actuator atau transducer
tanpa memerlukan rele

3. Tiga bagian pokok PLC

Pada prinsipnya PLC mempunyai tiga bagian pokok yang masing-masing


mempunyai tugas yang berbeda, tiga bagian tersebut adalah:

 Pemroses
 Memori
 Input/Output

Input yang diberikan ke PLC disimpan dalam memori, kemudian diproses oleh
PLC berdasarkan instruksi logika yang telah diprogram sebelumnya. Hasil
proses adalah berupa output, output inilah yang dipakai untuk mengontrol
peralatan. Kerja dari PLC ini sepenuhnya tergantung dari program yang
terdapat di memori ini.

4. Catu daya PLC


Catu daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan catu daya ke
seluruh bagian PLC (termasuk CPU, memori dan lain-lain). Kebanyakan PLC
bekerja pada catu daya 24 VDC atau 220 VAC. Beberapa PLC catu dayanya
terpisah (sebagai modul tersendiri). Yang demikian biasanya merupakan PLC
besar, sedangkan yang medium atau kecil, catu dayanya sudah menyatu.
Pengguna harus menentukan berapa besar arus yang diambil dari modul
keluaran/masukan untuk memastikan catu daya yang bersangkutan
menyediakan sejumlah arus yang memang dibutuhkan. Tipe modul yang
berbeda menyediakan sejumlah besar arus listrik yang berbeda.
Catu daya listrik ini biasanya tidak digunakan untuk memberikan catu daya
langsung ke masukan maupun keluaran, artinya masukan dan keluaran murni
merupakan saklar (baik relai maupun opto isolator). Pengguna harus
menyediakan sendiri catu daya terpisah untuk masukan dan keluaran PLC.
Dengan cara demikian, maka lingkungan industri dimana PLC digunakan tidak
akan merusak PLC-nya itu sendiri karena memiliki catu daya terpisah antara
PLC dengan jalur-jalur masukan dan keluaran.
5. Masukan-masukan PLC
Kecerdasan sebuah sistem terotomasi sangat tergantung pada kemampuan
sebuah PLC untuk membaca sinyal dari berbagai macam jenis sensor dan
piranti-piranti masukan lainnya. untuk mendeteksi proses atau kondisi atau
status suatu keadaan atau proses yang sedang terjadi, misalnya, berapa cacah
barang yang sudah diproduksi, ketinggian permukaan air, tekanan udara dan
lain sebagainya, maka dibutuhkan sensor-sensor yang tepat untuk masing-
masing kondisi atau keadaan yang akan dideteksi tersebut. Dengan kata lain,
sinyal-sinyal masukan tersebut dapat berupa logik (ON atau OFF) maupun
analog. PLC kecil biasanya hanya memiliki jalur masukan digital saja,
sedangkan yang besar mampu menerima masukan analog melalui unit khusus
yang terpadu dengan PLC-nya. Salah satu sinyal analog yang sering dijumpai
adalah sinyal arus 4 hingga 20mA (atau mV) yang diperoleh dari berbagai
macam sensor. Lebih canggih lagi, peralatan lain dapat dijadikan masukan
untuk PLC, seperti citra dari kamera, robot (misalnya, robot bisa mengirimkan
sinyal ke PLC sebagai suatu informasi bahwa robot tersebut telah selesai
memindahkan suatu objek dan lain sebagainya) dan lain-lain.
6. Pengaturan atau Antarmuka Masukan ( Modul Input )
Antarmuka masukan berada di antara jalur masukan yang sesungguhnya
dengan unit CPU. Tujuannya adalah melindungi CPU dari sinyal-sinyal yang
tidak dikehendaki yang bisa merusak CPU itu sendiri.
PLC memerlukan peralatan modul I/O. Modul I/O ini berfungsi untuk mengubah
tegangan yang umum dipakai pada kontrol rele (220 VAC, 24 VDC, atau yang
lainnya) ke dalam tegangan level TTL untuk dimasukkan ke PLC. Gambar
berikut ini menunjukkan rangkaian dasar dari peralatan yang dipakai untuk
mengkondisikan dan memodifikasi sinyal output dari luar PLC.
Modul antar masukan ini berfungsi untuk mengkonversi atau mengubah sinyal-
sinyal masukan dari luar ke sinyal-sinyal yang sesuai dengan tegangan kerja
CPU yang bersangkutan (misalnya, masukan dari sensor dengan tegangan
kerja 24 VDC harus dikonversikan menjaid tegangan 5 VDC agar sesuai
dengan tegangan kerja CPU). Hal ini dengan mudah dilakukan menggunakan
rangkaian opto-isolator sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut

Gambar 5 Rangkaian masukan (modul input) PLC

Penggunaan opto-isolator artinya tidak ada hubungan kabel sama sekali


antara dunia luar dengan unit CPU. Secara 'optik' dipisahkan (perhatikan
gambar diatas), atau dengan kata lain, sinyal ditransmisikan melalui cahaya.
Kerjanya sederhana, piranti eksternal akan memberikan sinyal untuk
menghidupkan LED (dalam opto osilator), akibatnya photo transistor akan
menerima cahaya dan akan menghantarkan arus (ON), CPU akan melihatnya
sebagai logika nol (catu antara kolektor dan emitor drop dibawah 1 volt). Begitu
juga sebaliknya, saat sinyal masukan tidak ada lagi, maka LED akan mati dan
photo transistor akan berhenti menghantar (OFF), CPU akan melihatnya
sebagai logika satu.
7. Keluaran-keluaran PLC ( modul output )
Sistem otomatis tidaklah lengkap jika tidak ada fasilitas keluaran atau
fasilitas untuk menghubungkan dengan alat-alat eksternal (yang dikendalikan).
Beberapa alat atau piranti yang banyak digunakan adalah motor, selenoida,
relai, lampu indikator, speaker dan lain sebagainya. Keluaran ini dapat berupa
analog maupun digital. Keluaran digital bertingkah seperti sebuah saklar,
menghubungkan dan memutuskan jalur. Keluaran analog digunakan untuk
menghasilkan sinyal analog (misalnya, perubahan tegangan untuk
pengendalian motor secara regulasi linear sehingga diperoleh kecepatan putar
tertentu).
Sebagaimana pada antarmuka masukan, keluaran juga membutuhkan
antarmuka yang sama yang digunakan untuk memberikan perlindungan CPU
dengan peralatan eksternal, sebagaimana ditunjukkan pada gambar I .3 Cara
kerjanya juga sama, yang menyalakan dan mematikan LED didalam
optoisolator sekarang adalah CPU, sedangkan yang membaca status photo
transistor ( PLC dengan output transistor berbeda dngan PLC dengan ouput
relay ), apakah menghantarkan arus atau tidak, adalah peralatan atau piranti
eksternal.

Gambar 6. Rangkaian keluaran (modul output) PLC menggunakan transistor


8. Bentuk-bentuk PLC

Berdasarkan I/O pada terminal PLC maka bentuk –bentuk PLC berbeda berdasarkan
pabrik pembuatnya

Contoh untuk PLC omron :


PLC Mitsubishi

Gambar 7 bentuk -bentukPLC

Dengan berbagai modul di atas PLC bekerja mengendalikan berbagai plant yang kita
miliki. Mengingat sinyal-sinyal yang ditanganinya bervariasi dan merupakan informasi
yang memerlukan pemrosesan saat itu juga, maka sistem yang kita miliki tentu memiliki
perangkat pendukung yang mampu mengolah secara real time dan bersifat multi
tasking,. Anda bayangkan bahwa pada suatu unit pembangkit tenaga listrik misalnya,
PLC Anda harus bekerja 24 jam untuk mengukur suhu buang dan kecepatan turbin,
dan kemudian mengatur bukaan katup yang menentukan aliran bahan bakar
berdasarkan informasi suhu buang dan kecepatan di atas., agar didapatkan putaran
generator yang diinginkan! Pada saat yang sama sistem pelumasan turbin dan sistem
alarm harus bekerja baik baik di bawah pengendalian PLC! Suatu piranti sistem operasi
dan komunikasi data yang andal tentu harus kita gunakan. Teknologi cabling,
pemanfaatan serat optik, sistem operasi berbasis real time dan multi tasking semacam
Unix, dan fasilitas ekspansi yang memadai untuk jaringan komputer merupakan hal
yang lazim dalam instalasi PLC saat ini
BAB III

DASAR PLC OMRON

A. PENDAHULUAN

Menguasai satu jenis PLC sudah cukup dapat berkiprah di dunia industry karena
dasar seluruh PLC mempunyai kesamaan system kerja dan bagian-bagiannya.
Yang diulas disini kita pahami pada satu jenis PLC yaitu PLC Omron. Jika kita
bahas beberapa PLC akan menyita waktu yang cukup lama untuk dapat menguasai
seluruh PLC.

B. BAGIAN – BAGIAN PLC OMRON CPM1A

1. Indikator Status PLC

Indikator Status Arti


PWR (green) ON Power diberikan ke PLC
OFF Power tidak diberikan ke PLC
RUN (green) ON PLC beroperasi pada mode RUN atau MONITOR
OFF PLC pada mode PROGRAM atau terjadi kesalahan fatal
ERR/ALM
ON Terjadi kesalahan fatal (Operasi PLC terhenti)
(red)
Terjadi kesalahan yang tidak fatal (Operasi PLC tetap
Berkedip
berlangsung)
OFF Mengindikasikan beroperasi normal
COMM
ON Data sedang ditransfer melalui Peripheral Port
(orange)
OFF Data sedang tidak ditransfer melalui Peripheral Port

Indikator Input
Indikator ini akan menyala apabila input ON. Apabila terjadi kesalahan fatal, lampu
indikator berubah sebagai berikut:
CPU atau I/O bus error : input indikator OFF
Memory atau sistem error : input indikator tetap pada status sebelum kesalahan
(error) terjadi, meskipun status input berubah.

Indikator Output
Indikator ini menyala ketika rele output ON.

2. Komunikasi

Dengan komunikasi Host Link memungkinkan sebuah host komputer mengontrol


sampai 32 PLC OMRON. Untuk menghubungkan PLC dengan komputer dapat
menggunakan adapter RS-232C atauRS-422.

1.1. Komunikasi 1-1


Komunikasi seperti ditunjukkan pada gambar adalah metoda hubungan 1:1 yaitu
hubungan antara PLC CPM1 dengan Komputer IBM PC/AT atau komputer yang
kompatibel dengan IBM PC/AT.
Bagian dan fungsi dari komponen-komponen tersebut adalah:

1.2. Mode Setting Switch


Set saklar ini ke host apabila akan menggunakan sistem host link untuk
menghubungkan ke personal komputer. Dan set saklar ke NT apabila ingin
menghubungkan PLC ke komputer dengan metoda 1:1 NT Link.

1.3. Connector
Connector ini digunakan sebagai penghubung ke CPU Peripheral Port.
RS-232C Port
Dengan menggunakan kabel RS-232C Port ini dihubungkan ke peralatan lain
seperti Personal Computer, Peralatan Peripheral dan Terminal Pemrogram.

3. Struktur area

Struktur Area Memory PLC-CPM1A


Dalam tabel berikut ini adalah merupakan struktur area memory dari PLC tipe
CPM1A
Keterangan:

2.1. Area IR (Internal Relay)


Bit-bit dalam area IR mulai dari IR00000 sampai IR00915 dialokasikan untuk
terminal CPU dan unit I/O. Bit input mulai dari IR00000, dan bit output mulai dari
IR01000.
Bit IRwork dapat digunakan secara bebas dalam program.
Dan ini hanya digunakan dalam program, IRwork tidak secara langsung
dialokasikan untuk terminal I/O eksternal.

2.2. SR (Special Relay)


Bit rele spesial ini adalah bit yang digunakan untuk fungsi-fungsi khusus seperti
untuk flags (misalnya, dalam operasi penjumlahan terdapat kelebihan digit, maka
carry flag akan set "1"), kontrol bit PLC, informasi kondisi PLC, dan sistem clock.

2.3. AR (Auxilary Relay)


Bit AR ini adalah bit yang digunakan untuk flag yang berhubungan dengan
operasi PLC CPM1A. Bit ini diantaranya digunakan untuk menunjukkan kondisi
PLC yang disebabkan oleh kegagalan sumber tegangan, kondisi I/O spesial,
kondisi unit input/ ouput, kondisi CPU PLC, kondisi memory PLC dan sebagainya.

2.4. HR (Holding Relay)


Dapat difungsikan untuk menyimpan data (bit-bit penting) karena tidak akan
hilang walaupun sumber tegangan PLC mati.

2.5. LR (Link Relay)


Digunakan untuk link data pada PLC Link System. Artinya untuk tukar-menukar
informasi antar dua atau lebih PLC dalam suatu sistem kontrol yang saling
berhubungan satu sama lain.
2.6. TR (Tempory Relay)
Berfungsi untuk menyimpan sementara kondisi logika program ladder yang
mempunyai titik pencabangan khusus.

2.7. TC (Timer / Counter)


Untuk mendefinisikan suatu sistem tunda waktu (timer), ataupun untuk
penghitung (counter). Untuk timer TIM mempunyai orde waktu 100 ms dan TIMH
mempunyai orde waktu 10 ms. TIM 000 s.d TIM 015 dapat dioperasikan secara
interrupt untuk mendapatkan waktu yang lebih presisi.

2.8. DM (Data Memory)


Data memory berfungsi untuk penyimpanan data-data program, karena isi DM
tidak akan hilang walaupun sumber tegangan PLC mati. DM word mulai dari
DM0000 sampai DM0999 dan DM1022 dan DM1023 dapat digunakan secara
bebas dalam program.
DM word yang dialokasikan untuk fungsi-fungsi khusus, adalah:

 DM Read/Write
Pada DM ini data bisa ditulis dan dihapus oleh program yang kita buat.
 DM Error Log
Pada DM ini disimpan informasi-informasi penting dalam hal PLC mengalami
kegagalam sistem operasionalnya.
 DM Read Only
Dalam DM ini data hanya dapat dibaca saja (tidak bisa ditulisi)
 DM PC Set Up

Data yang diberikan pada DM ini berfungsi untuk Setup PLC. Pada DM inilah
kemampuan kerja PLC didefinisikan untuk pertama kali sebelum PLC tersebut
diprogram dan dioperasikan pada suatu sistem kontrol.
C. RUANG KERJA PEMBUATAN PROGRAM

Berikut adalah contoh ruang keja pembuatan program untuk PLC Omron menggunakan
software syswin 3.4

Gambar 7 Ruang pemograman untuk software syswin


Menggunakan software CX- Programmer

Gambar 8 Tampilan software CX-Programmer dari PLC Omron


1. Pembuatan ladder

Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana proses persiapan pembuatan program
dengan bahasa Ladder menggunakan SYSWIN,CX-Programer, sysmac dan bagaimana
menggunakan beberapa tool untuk menambah produktifitas. SYSWIN mempunyai
beberapa metoda kerja dengan menggunaakn tool yang tersedia, anda dapat
menggunakan salah satu mouse atau keyboard untuk membuat program.
Gunakan perintah File/New untuk memulai pembuatan proyek baru. Maka dialog
Project Setup akan nampak di layar, sehingga anda dapat men-setup parameter-
parameter dasar. Kemudian anda kembali ke ruang kerja pemrograman dan siap utuk
memberi instruksi input dalam network yang pertama .Ruang kerja untuk penggunaan
software dalam pemograman menggunakan ladder ditampilkan pada sisikiri untuk
software syswin dan pada sisi atas untuk CX-Programmer. Contoh instruksi dasar yang
ditampilkan .

Open contact ( NO )

Open contact (( NO
Close Contact NC ))

Horisontal Line

Vertikal Line

Output

Negatif Output

Function ( digunakan untuk instruksi PLC yang lain seperti


END (01), KEEP(11),, DIFU (13) dll
Timer

Counter

Delete

Cek network Addres symbol


Blok / networkeditor
manager
Statement listNetwork
editor symbol editor
Select blok/ network Add network Delete network

Gambar 9 Fasilitas pada software syswin

1. Pembuatan Program dan jenis


Pembuatan program dapat digunakan Komputer dan Programming Console
dan jenis program ( diagram ) yang dibuat dapat dengan menggunakan Ladder (
diagram tangga ), Logic gate ( gerbang logika ) maupun Statement list (
Mnemonik ) Contoh :

LADDER MNEMONIC

LD A
OUT X

LD NOT A
OUT X

LD A
AND B
OUT X

LD A
AND NOT B
OUT X

LD A
OR NOT B
AND C
OUT X

LD A
LD B
OR C
AND LD -
OUT X

Gambar 10 Ladder dan Mnemonic simbol


2.1 Contoh Operasi PLC
Operasi AND-LD
Kode mnemonik
00002 00004
Alamat Instruksi Operan

01000 LD 00002
OR 00003
001 LD 00004
OR-NOT 00005
AND-LD
00003 00005
OUT 01000
Operasi OR-LD
00002 00003 Kode mnemonik
Alamat Instruksi Operan
01001
LD 00002
AND-NOT 00003
001 LD 00004
AND 00005
OR-LD
00004 00005
Operasi AND-LD OUT 01001

X000 X002

Kode mnemonik
Y000 Alamat Instruksi Operan
LD 000
OR 001
001 LD 002
X001 X003 OR NOT 003
AND LD
X000 X002 OUT 1000
Operasi ORB
Y001
Kode mnemonic
Alamat Instruksi Operan
LD 000
AND NOT 002
001 LD 001
X001 X003 AND 003
OR LD
Gbr 11 Ladder logic OUT 1001
Titik percabangan dalam ladder disebut TR (temporary relay), lihat gambar

TR 0

Gambar 12 Ladder dengan kontak TR

Kode Mnemonic:

Alamat Instruksi Data operand


00000 LD 000.00
00001 OR 010.00
00002 AND NOT 000.01
00003 OUT TR 0
00004 LD TR 0
00005 AND 000.02
00006 OUT 010.00
00007 LD TR 0
00008 AND 000.03
00009 OUT 010.01
00010 END 01

Bentuk pemograman menggunakan logic (gerbang logika)

Gambar 13 Logic dari PLC


2.2. Langkah-langkah pembuatan program pada software
Dalam pembuatan program PLC seperti Ladder kita buka salah satu software syswin
atau Cx-programer yang sebelumnya telah kita buat program ladder pada buku/kertas.
Contoh :

Ladder yang telah kita buat sbb:


Network 1

Network 2

Network 3

Gbr 14 Beberapa Network PLC

Setelah kita buka software lalu kita mulai masukan ladder mulai dari network 1 yang
terdapat 3 input (00005, 00000 dan 00001) dan 1 output (01001) dimana input berupa
contact normaly open (NO)
Insert Network

Gbr 15 Letak Insert Network

Setelah network 1 selesai maka kita lakukan untuk network 2 dengan sebelumnya kita
lakukan insert network sehingga muncul garis network 2 sbb :

Ruang Network 1
Ruang Network 2

Gbr. 16 Ruang Network 1 dan 2

Dengan menggunakan CX-Programmer


Ruang Network/ section 1

Ruang Network/ section 2

Begitu selanjutnya untuk network 3, setelah program ladder selesai harus kita
akhiri dengan perintah END(01) untuk Syswin (sedangkan CX-Programmer tidak
dibutuhkan) lalu dengan insert network kembali

Fun untuk membuat END

Daerah untuk membuat END

Gbr. 17 Peletakan Ruang Fungsi END


klik FUN pada sisi kiri software maka akan muncul tampilan berikut lalu kita ketik
END.
Lalu lakukan procedure pengiriman program ke PLC ( lihat halaman tatacara
pengiriman program/ download to PLC…).
D. KONFIGURASI SISTEM
1. Konfigurasi PLC CPM1A
Konfigurasi PLC berdasarkan I/ O dengan output relay untuk PLC Omron type
CPM1A antara lain sbb :
Jumlah
Input Output Catu daya Model
terminal I/O
ac CPM1A-10CDR-A
10 6 4
dc CPM1A-10CDR-D
ac CPM1A-10CDR-A
20 12 8
dc CPM1A-10CDR-D
ac CPM1A-10CDR-A
30 18 12
dc CPM1A-10CDR-D
dst

Konfigurasi PLC berdasarkan I/ O dengan output transistor untuk PLC Omron type
CPM1A ( hanya PLC jenis CPM1A yang menggunakan transistor output ) antara lain
sbb :
Jumlah Model
Catu
terminal Input Output
daya Transistor NPN Transistor PNP
I/O
ac - -
10 6 4
dc CPM1A-10CDT-D CPM1A-10CDT 1-D
ac - -
20 12 8
dc CPM1A-10CDT-D CPM1A-10CDT 1-D
ac - -
30 18 12
dc CPM1A-10CDT-D CPM1A-10CDT 1-D
dst
Untuk I/ O 30, 40 dapat dilakukan Exspansi ( parallel dengan beberapa PLC) untuk
menambahkan I/ O sesuai kebutuhan tetapi untuk I/ O 10, 20 tidak dapat dilakukan
ekspansi.
2. Pemasangan instalasi PLC
Kontruksi PLC contoh untuk type 10 CDR… :

Gbr. 18 Terminal I/O pada PLC CPM1A

Dari kontruksi diatas maka pemasangan Instalasi PLC CPM1A jenis relay seperti
CDR-A sbb :
Rangkaian input dengan spesifikasi tegangan input 24 volt, Impedansi input dan
arus IN 00000 – IN 00002 sebesar 2 kohm- 12mA, input lainya 4,7 kohm-5mA,
tegangan ON – 14,4 V, Tegangan off – 5,0 V , ON dan OFF delay 2 ms , contoh
instalasi input :

com + 24 Vdc
Push button
0000
1 Limit switch
0001

0002

0003 Proximity
sensor ( NPN )
0004

0005
Interlock contact
0006

0007

0008 0 Vdc

Gambar 19 Pemasangan Instalasi input pada PLC

Rangkaian output (0 s/d 220 Vac atau dapat digunakan Vdc )


Untuk output relay kapasitas swiching maks 2 A, 250 V ( cos Q = 1 ) dan 2A, 24 V
, switching minimal 10 mA, 5 Vdc , ON/ OFF delay 15 ms
contoh instalasi output :

Line
com
Indicator
01000
N
com
Solenoide valve
01001

com
Contactor / rele
01002

com
Motor ( ≤ 0,5 A )
01003
M
01004

Gambar 20 Pemasangan Instalasi output PLC Omron


Gambar 21 Instalasi Input dan Output PLC, menggunakan tegangan dc

3. Terminal I/ O untuk alokasi bit ( kontak ) IR


Tabel berikut ini menunjukan bit-bit IR dibagikan ke terminal I/ O dalam CPU-CPM1A
dan satuan I/ O ekspansi
Jumlah terminal Terminal CPU Terminal satuan I/ O ekspansi
I/O pada CPU Input Output Input Output
6 point : 00000 4 point : 01000
10 - -
s/d 00005 s/d 01003
12 point : 00000 8 point : 01000
20 - -
s/d 00011 s/d 01007
18 point : 00000 12 point : 01000
12 point : 00200 8 point : 01200
30 s/d 00001 dan s/d 01007 dan
s/d 00211 s/d 0107
00100 s/d 00105 01100 s/d 01103
24 point : 00000 16 point : 01000
12 point : 00200 8 point : 0100 s/d
40 s/d 00011 dan s/d 01007 dan
s/d 00211 01200 s/d 01207
00100 s/d 00111 01100 s/d 01107

Contoh pemasangan PLC di


Industri sebagai pengendali
mesin-mesin Industri dengan
menggunakan beberapa PLC
Gbr 22 Contoh Instalasi pada panel

EVALUASI
Kerjakan Soal berikut dengan benar
I. Pilihan ganda
1. Berikut ini yang bukan elemen pemrograman dalam keadaan komputer
terhubung dengan PLC adalah ….
A. Setup hubungan
B. Menghapus program saat online
C. Download program dan eksekusi
D. Mengedit program saat online
E. Mengedit area memory PLC
2. Untuk mentransfer program dari komputer ke PLC, menggunakan perintah….
A. Upload
B. Save
C. Download
D. Save as
E. Edit
3. Berikut ini yang termasuk instruksi kontrol bit adalah…
A. DOWN LOAD
B. AND
C. DIFU
D. OR
E. OR NOT
4. Berikut ini yang tidak termasuk kontrol bit pada PLC adalah….
A. OUT
B. NOT
C. DIFD
D. SET
E. OR NOT
5. Jika PLC mempunyai I/ O 20 berarti banyaknya kontak ( bit ) input dan output
sebanyak ....
A. 10 dan 10
B. 12 dan 8
C. 14 dan 6
D. 16 dan 4
E. 18 dan 2
6. Pada gambar rangkaian dibawah dapat kita gantikan dengan logic....

A. AND
B. NAND
C. NOR
D. OR
E. EXOR
7. Tiga bagian pokok dari PLC adalah ....
A. Pemroses, memori dan input/ output
B. Input, output dan pemroses
C. Memori, input dan output
D. Memori, pemroses dan input
E. Memori, pemroses dan output
8. Pada gambar dibawah rangkaian tersebut dapat kita ganti dengan logic ....
A. NAND
B. NOR
C. OR
D. AND
E. EXOR
9. Untuk memprogram PLC dapat digunakan ..........bahasa pemograman
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
10. Jika PLC mempunyai I/O 20 berarti mempunyai bit input sebanyak....
A. 6
B. 8
C. 10
D. 12
E. 14
11. Tranduser dalam sistem PLC berfungsi....
A. Mengubah sinyal listrik menjadi besaran listrik
B. Mengubah suatu besaran listrik menjadi sinyal listrik
C. Mengubah besaran listrik menjadi analog listrik
D. Mengubah besaran listrik menjadi satuan listrik
E. Mengubah energi listrik menjadi besaran listrik
12. Sistem kontrol loop terbuka mempunyai karakteristik...
A. Mempunyai umpan balik untuk mengkoreksi outputnya
B. Tidak mempunyai peralatan output
C. Tidak mempunyai umpan balik untuk mengkoreksi outputnya
D. Tidak mempunyai peralatan input
E. Tidak memiliki bagian proses
13. Yang dimaksud feedback adalah....
A. Sistem masukan keoutput agar dihasilkan output yang tepat
B. Bagian yang memberi masukan pada rangkaian pemroses agar bekerja
C. Bagian dari output yang memberi masukan keinput
D. Bagian pemroses yang memberikan masukan terhadap gangguan
E. Gangguan yang memberi masukan kepada pemroses
14. Data bus dalam CPU berfungsi untuk...
A. Menerima dan mengirimkan informasi
B. Menetapkan alamat dan membuka komunikasi
C. Tukar menukar informasi
D. Memberikan masukan input
E. Menghasilkan output
15. Suatu peralatan atau kelompok peralatan yang digunakan untuk mengatur
fungsi suatu mesin untuk menetapkan tingkah laku mesin tersebut sesuai
dengan yang diinginkan merupakan definisi dari ....
A. atur
B. susun
C. kontrol
D. alih
E. sistem
16. Sistem yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan
memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan yang
diinginkan disebut....
A. sistem kontrol
B. sistem kendali
C. sistem atur
D. sistem alur
E. sistem susun
17. Berikut ini merupakan keuntungan dari menggunakan PLC kecuali ....
A. fleksible
B. handal
C. murah
D. kemampuan seperti komputer
E. sulit pemeriksaan gangguan kontrol
18. Untuk menghubungkan PLC dengan komputer dapat menggunakan kabel
adapter ….
A. RS – 232C
B. RS – 212 D
C. RS – 232B
D. RS – 323D
E. RS – 323C
BAB IV
PERALATAN INPUT DAN OUTPUT PLC

A. PENDAHULUAN
Dalam pengoperasian PLC dibutuhkan peralatan atau komponen input dan
output sebagai input logic.
Peralatan input atau output ini dapat berupa kontak NO (Normaly open) ataupun
kontak NC (Normaly Close)
B. PERALATAN I/O PLC
1. Peralatan input
Peralatan input atau komponen input untuk mensuport system operasi PLC,
menggunakan sumber listrik dc yang didapat dari PLC itu sendiri atau dari sumber
lain sebesar 12 s.d 24 volt dc.
Peralatan input PLC dapat berupa tombol , saklar, push botton ataupun sensor. Dari
semua peralatan tersebut mempunyai system kerja NO ataupun NC.
Simbol dan bentuk peralatan berupa tombol / saklar atau push button :
Elemen sinyal masukan diperlukan untuk memungkinkan sebuah sistem kontrol
dinyalakan. Yang paling umum dipakai adalah saklar tekan (Push-button switch).
Disebut sakelar tekan karena untuk mengalirkan sinyal, mengaktuasikannya
dengan menekan tombol atau saklar.

Gambar 23 PUSH BUTTON


Simbol yang digunakan:

Sakelar tekan manual secara umum untuk kontak


NO (General Push-button switch, NO)

Sakelar tekan manual, diaktifkan


dengan cara ditekan untuk kontak NO
Saklear tekan manual, diaktifkan
dengan cara ditekan untuk kontak NC
1.1. Saklar Pembatas (Limit Switches)
Mekanik Tipe Sentuh (Mechanical Limit Switches Contacting Type)
Saklar pembatas ini dipakai sebagai indikasi dalam kontrol otomasi yang
menyatakan bahwa posisi ini merupakan posisi akhir baik itu untuk mesin
ataupun untuk silinder. Biasanya sistem kontak yang dipakai adalah sistem
tersambung bergantian (Change over). Sakelar pembatas ini akan bekerja
bila tuas saklar tertekan. Contoh konstruksi dan simbol saklar pembatas
mekanik:

Tipe Tidak Sentuh (Non-Contacting Proximity Limit Switch)


Gbr 24 Komponen input berupa limit switch

Saklar pembatas tipe ini biasanya dipakai bila saklar pembatas mekanik
tidak dapat digunakan. Macam sakelar pembatas tipe ini antara lain:

a. Saklar Pembatas (sensor) Buluh


Penggunaan sakelar ini biasanya dikarenakan keadaan sekitar yang tidak
memungkinkan dipasangnya saklar mekanik, misalnya karena banyaknya
debu, pasir ataupun lembab. Saklar ini diaktuasikan/diaktifkan dengan magnet
yang terpasang pada silinder.
Dengan adanya magnet maka buluh kawat akan tersambung atau terputus bila
magnet itu mendekati atau menjauhi buluh kawat tersebut.
b. Saklar Pembatas Induktif
Digunakan bila saklar pembatas mekanik ataupun buluh tidak dapat
digunakan. Biasa dipakai untuk sensor penghitung benda kerja yang terbuat dari
logam, pada suatu mesin atau ban berjalan. Saklar pembatas ini hanya akan
beraksi atau terpakai untuk logam.
Saklar pembatas atau sensor ini biasanya terdiri dari oscillator, pemicu
tegangan dan penguat. Biasanya ada dua macam, yaitu yang dialiri arus bolak-
balik dan arus searah, tapi keduanya mempunyai tegangan operasi antara 10–30
volts.
c. Saklar Pembatas Kapasitif
Sensor kapasitif ini mempunyai respons terhadap segala material, metal
maupun non-metal. Tapi sensor ini terpengaruhi oleh adanya perubahan-
perubahan yang diakibatkan keadaan sekelilingnya, misalnya dengan debu
logam.
d. Saklar Pembatas Optik
Sensor ini memberi respons pada semua benda kerja. Sinyal masukannya berupa
sinar.
1.2. SENSOR
a. Sensor cahaya berupa fotoelektric yang terdiri :
 Fotoelektric Sensor Head ( Reflektif and Separate )
 Fotoelectric Sensor Amplifier

Gbr 25 Sensor sebagai input PLC


b. Sensor logam adalah sensor yang peka terhadap logam disebut Proximity
Sensor terdiri atas :
 PH sensor (separate)
 PH Sensor (Reflektif)

Inductive proximity sensor


Infrared proximity sensor

Inductive proximity sensor

Gbr 26 Proximty detector


Capasitive proximity sensor

Proximity detectors pada dasarnya adalah detektor logam. Alat ini digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya suatu logam tanpa sentuhan secara phisik. Ini untuk
mencegah kerusakan dari alat dan memberi kemampuan mendeteksi adanya logam
panas. Umumnya proximity detectors dirancang untuk mendeteksi bahan logam ferro
baja. Tetapi ada beberapa jenis yang dipakai untuk mendeteksi logam lain.
Bila proximity detector digunakan digunakan pada permukaan yang mengandung metal
atau serbuk metal, perlu dilakukan pengamanan dalam penempatan sensor supaya
terhindar dari bahan yang mengandung metal atau serbuk di daerah sekitarnya.
2. Peralatan output
Peralatan output PLC adalah peralatan yang dipasang pada output PLC seperti :
motor listrik, solenoid, kontaktor magnit, relay, buzzer, lampu, heater dengan syarat
besar arus untuk output PLC maksimal sebesar 2 ampere jika lebih maka harus
digunakan bantuan kontak (penghubung arus) seperti kontaktor magnit atau relay.
Peralatan output PLC dapat berupa arus dc (untuk PLC jenis transistor relay
output ) ataupun arus ac (hanya untuk relay output) dengan tegangan 5 s.d 240
Volt.
Dari peralatan input dan output maka dapat hubungan peralatan tersebut dengan PLC
sbb :

INSTRUKSI –INSTRUKSI PLC OMRON

Gbr 27 Hubungan peralatan I/ O dengan CPU


BAB V
INSTRUKSI-INSTRUKSI DASAR

A. PENDAHULUAN
Instruksi dalam PLC digunakan untuk menggerakan ( kendali) peralatan yang
kita inginkan. Instruksi tersebut sebagai dasar kita akan melakukan suatu program.
Instruksi terbagi dalam instruksi dasar dan instruksi fungsi ( terdiri atas fungsi
instruksi dalam PLC).

B. INSTRUKSI PLC OMRON


1. Instruksi Input
Instruksi Mnemonik Kode Fungsi
LOAD LD O Menghubungkan kondisi NO kekiri bus bar
LOAD NOT LD NOT O Menghubungkan kondisi NC kekiri bus bar
AND AND O Menghubungkan kondisi NO secara seri dgn sebelumnya
AND NOT AND NOT O Menghubungkan kondisi NC secara seri dgn sebelumnya
OR OR O Menghubungkan kondisi NO secara paralel dgn sebelumnya
OR NOT OR NOT O Menghubungkan kondisi NC secara paralel dgn sebelumnya
AND LOAD AND LD O Menghubungkan 2 blok instruksi secara seri
OR LOAD OR LD O Menghubungkan 2 blok instruksi secara paralel
Catatan : O = Tombol instruksi terdapat pada programming Console
2. Instruksi output
Instruksi Mnemonik Kode Fungsi
OUTPUT OUT O Hasil output dari logic sebuah bit
OUT NOT OUT NOT O Hasil output terbalik dari logic sebuah bit
SET SET O Force set ( ON ) sebuah bit
RESET RESET O Force reset ( OFF ) sebuah bit
KEEP KEEP O Menahan status dari bit yang bersangkutan
DIFFERENTIATE Bit menjadi ON untuk satu siklus saat transisi dari OFF
DIFU O
UP ke ON
DIFFERENTIATE Bit menjadi ON untuk satu siklus saat transisi dari ON
DIFD O
DOWN ke OFF
Catatan : O = Tombol instruksi terdapat pada programming Console

3. Instruksi Kontrol
Instruksi Mnemonik Kode Fungsi
NO
NOP 00 -
OPERATION
END END 01 Mengakhiri program yang telah dibuat
Bila kondisi IL (02) OFF maka semua output OFF dan
INTERLOCK IL 02
semua PV timer di reset dari IL (02) s/d ILC (03)
INTERLOCK
ILC 03 Akhir dari Interlock { awal IL(02) }
CLEAR
Bila kondisi JMP ON,semua instruksi antara JMP(04) dan
JUMP JMP 04
JME (05) berfungsi seperti NOP(00)
JUMP END JME 05 Akhir dari sebuah JUMP {di mulai dari JMP(04) }

4. Instruksi Timer/ Counter


Instruksi Mnemonik Kode Fungsi
TIMER TIM O Timer ON delay (hitung turun)
COUNTER CNT O Counter hitung turun
REVERSIBLE
CNTR 12 PV dapat menghitung naik atau turun oleh 1 counter
COUNTER
HIGH-SPEED TIMH 15 Timer kecepatan tinggi, ON delay (hitung naik )
TIMER
Catatan : O = Tombol instruksi terdapat pada programming Console
5. Instruksi Perbandingan
Instruksi Mnemonik Kode Fungsi
COMPARE CMP 20 Membandingkan dua nilai empat-digit heksadesimal
DOUBLE
CMPL 60 Membandingkan dua nilai delapan-digit heksadesimal
COMPARE
BLOCK Menilai apakah sebuah nilai dari word berada pada range 16
@BCMP 68
COMPARE ( diasumsikan sebagai batas bawah dan batas atas
TABLE
(@)TCMP 85 Membandingkan nilai dari sebuah word ke 16 word berurutan
COMPARE
6. Instruksi Pergerakan data
Instruksi Mnemonik Kode Fungsi
Meng-kopi konstan atau isi dari sebuah word ke word
MOVE (@)MOVE 21
lainya
Meng- kopi komplemen dari sebuah konstan atau isidari
MOVE NOT (@)MVN 22
sebuah word ke sebuah word
BLOCK Meng-kopi isi dari sebuah block sampai 1,000 word
(@)XFER 70
TRANSFER berurutan ke sebuah block dengan word berurutan juga
BLOCK SET (@)BSET 71 Meng-kopi isi dari word ke block dariword secara berurutan
DATA
(@)XCHG 73 Menukar isi dari word
EXCHANGE
SINGLE Meng-kopi isi darisebuah word ke sebuah word ( dimana
WORD (@)DIST 80 alamatnya ditentukan denganmenambah offset dari alamat
DISTRIBUTE word tsb)
Meng-kopi isi dari sebuah word (dmana alamatnya
DATA
(@)COLL 81 ditentukan menambah offset dari alamat word tsb) ke word
COLLECT
yang lain
Meng-kopi bit tertentu dari suatu word ke bit yang
MOVE BIT (@)MOVB 82
ditentukan dari sebuah word
Meng-kopi digit tertentu (unit 4 bit) dari sebuah word ke
MOVE DIGIT (@)MOVD 83
digit yang ditentukan ke sebuah word lain.
7. Instruksi geser
Instruksi Mnemonik Kode Fungsi
Meng-kopi bit tertentu (0 atau 1) ke bit paling kanan
SHIFT REGISTER SFT O/10
dari shift register dan menggeser bit lainya 1 bit kekiri
Membuat shift register word banyak yang menggeser
WORD SHIFT (@)WSFT 16
data kekiri dalam unit 1 word
ASYNCHRONOUS Membuat sebuah shift register menukar isi dari word
(@)ASFT 17
SHIFT REGISTER berdekatan saat 1 adalah 0 dan lainya tidak
ARITHMATIC Menggeser 0 ke bit 00 pada word tertentu dan
(@)ASL 25
SHIFT LEFT menggeser bit lain satu bit kekiri
ARITHMATIC Menggeser 0 ke bit 00 pada word tertentu dan
(@)ASR 26
SHIFT RIGHT menggeser bit lain satu bit kekanan
Memindahkan isi dari CY ke bit 00 dari word tertentu,
ROTATE LEFT (@)ROL 27 menggeser bit lain satu bit kekiri dan menggeser bit
15 ke CY
Memindahkan isi dari CY ke bit 00 dari word tertentu,
ROTATE RIGHT (@)ROR 28 menggeser bit lain satu bit kekanan dan menggeser
bit 15 ke CY
ONE DIGIT SHIFT Menggeser 0 ke digit paling kiri ( unit 4 digit) dari shift
(@)SLD 74
LEFT register dan menggeser digit lain
ONE DIGIT SHIFT Menggeser 0 ke digit paling kanan ( unit 4 digit) dari
(@)SRD 75
RIGHT shift register dan menggeser digit lain
REVERSIBLE Membuat sebuah atau word banyak shift register
(@)SFTR 84
SHIFT REGISTER yang dapat menggeser data kekiri atau kekanan
Catatan : O = Tombol instruksi terdapat pada programming Console
8. Instruksi perhitungan biner
Instruksi Mnemonik Kode Fungsi
BCD ADD (@)ADD 30 Menambah data sebuah word (atau sebuah konstan)
BCD Mengurangi data sebuah word (atau sebuah konstan) dan
(@)SUB 31
SUBTRACT CY dari data sebuah word(sebuah konstan)
BCD
(@)MUL 32 Perkalian data dua word (data)
MULTIPLY
BCD Mmbagi data sebuah word ( sebuah konstan) dengan data
(@)DIV 33
DIVIDE sebuah word (sebuah konstan)
BINARY
(@)ADB 50 Menambah data dua word ( sebuah konstan) dengan CY
ADD
BINARY Mengurangi data sebuah word (konstan) dengan CY dari
(@)SBB 51
SUBTRACT data sebuah word (konstan)
BINARY
(@)MLB 52 Perkalian data sebuah word (konstan)
MULTIPLY
BINARY Membagi data sebuah word (konstan) dengan data sebuah
(@)DVB 53
DIVIDE word dan mendapat hasil dan sisa.
DOUBLE Menambah data BCD 8 digit dari 2 pasang word (konstan)
(@)ADDL 54
BCD ADD dengan CY
DOUBLE Mengurangi data BCD 8 digit dari dua word (atau konstan)
BCD (@)SUBL 55 dengan CY dari data BCD 8 digit dari dua buah word (atau
SUBTRACT konstan)
DOUBLE
BCD (@)MULL 56 Perkalian dari data BCD 8 digit dari dua word (konstan)
MULTIPLY
DOUBLE
Membagi data BCD 8 digit dengan dua word (konstan)
BCD (@)DIVL 57
dengan data BCD 8 digit dari dua word (konstan).
DIVIDE

Instruksi diatas adalah instruksi-instruksi yang dimiliki dan masih banyak lagi untuk
mengetahui instruksi yang belum tertulis seperti antara lain : Instruksi penambah dan
pengurangan, Instruksi pengubah data, Instruksi Logic, Perhitungan special, Instruksi
subrutin, Instruksi control interupsi, Instruksi I/ O unit, Instruksi tampilan, Instruksi
control High-Speed counter, Instruksi diagnosis kerusakan dan Instruksi system special
kesemua ini dapat dilihat dengan cara : Klik Function pada software PLC Omron Syswin
atau CX-Programmaer lalu pilih All instruction dan pilih yang anda cari lalu klik
reference maka akan muncul karakteristik instruksi yang anda inginkan (hanya dalam
bahasa Inggris).
C. CARA KERJA INSTRUKSI
Pada bagian ini di contohkan beberapa instruksi dan contoh diagram ladder serta
mnemonic (statement list ).
1. Instruksi dasar
Instruksi dasar tanpa menggunakan fasilitas fungsi instruksi yang disediakan
PLC.
Contoh schematic manual berikut digunakan untuk mengoperasikan motor listrik
F
Pada gambar dibawah ditampilkan

F1
diagram ladder (pemograman PLC)
menggantikan diagram manual rangkaian
disamping.
F2

Untuk F1 adalah MCB dipasang langsung


SO pada instalasi PLC, sedangkan F2 adalah
TOR (Thermal Overload Relay) dapat
13
S1 K1 dipasangkan dalam pemograman. Untuk
14
instruksi dasar ini 01000 dapat
A1
K1 H1 menggunakan bit kerja.
A2

Gambar 28 Ladder untuk Instruksi dasar PLC

Dimana F2 adalah TOR, S0 adalah tombol stop dan S1 adalah tombol start
2. Instruksi menggunakan fasilitas yang disediakan PLC
2.1. Instruksi Set dan Rset
Instruksi ini menyederhanakan suatu rangkaian ladder dasar seperti pada
gambar 3.1 diatas menggunakan set dan rset sbb :

Instruksi set ini selalu dipasangkan dengan instruksi rset berbentuk sbb :

B diatas merupakan bit (kontak) dapat gunakan bit kerja (lihat pada tabel tentang
work bit) atau bit output pada daerah IO, AR, HR atau LR
Contoh :
Pada gambar disamping pada set digunakan bit
kerja 01008 (tidak ada pada terminal output
PLC).

Bit 01008 digunakan untuk menyalakan (ON-


kan) 01000.Bit input 00000 untukmenyalakan
(aktifkan 01008) dan 00001 untuk mematikan
(OFF-kan ).Bit pada set dan rset harus sama
dan 01000 dapat digunakan untuk
mengoperasikan relay atau lainnya.

Gbr 30 Instruksi SET dan RSET


2.2. Instruksi KEEP (11)
Instruksi keep pada dasarnya adalah gabungan dari instruksi set dan rset yang
digabungkan menjadi satu bentuk instruksi sbb:

Contoh penggunaan KEEP (11) pada gambar

B = bit (contact) dapat menggunakan bit kerja atau bit output.


Contoh diatas digunakan bit kerja dengan fasilatas HR (holding relay) yang
akan menahan status suatu bit jika saat operasi listrik mati kemudian listrik
menyala kembali maka akanmenahan status bit tersebut.
2.3. TIMER (TIM)
Timer adalah fasilitas delay ON untuk hitung turun pada PLC terdapat
sebanyak 512 timer (dari nomor timer 000 s.d 511)
Pada gambar disamping jika
Contoh penggunaan timer 00001 ON maka 01002 ON
setelah 20 detik (setting timer)
01002 akan OFF kembali

Gbr 31 Contoh penggunaan Timer

2.4. COUNTER (CNT)


Counter adalah fasilitas hitung turun , counter akan ON sampai hitungan yang
ditentukan contoh penggunaan counter digunakan untuk menghitung product.
Contoh penggunaan counter sbb :
Pada gambar disamping jika 00004
ON sebanyak 10 kali ( setting counter
sebanyak 10 kali) maka NO dari CNT
001 akan sehingga 01004 akan ON
untuk meng OFF kan 01004 dan
counter tekan reset dengan meng ON
kan 00005

2.5.DIFU (13) - DIFERENTIATE UP


DIFU(13) akan ON dalam satu siklus dari kondisi input dari off ke ON (dari logika 0
ke 1), saat DIFU (13) ON tidak terlihat.
Contoh penggunaan DIFU (13) sbb:

Pada gambar disamping jika 00004


ON sekali maka 200.00 akan ON
satu siklus (sekejap) sehingga
01004 ON dan NO dari 01004 akan
mengunci (lock)

2.6 SFT (10) - SHIFT REGISTER


Meng-kopi bit tertentu (0 atau 1) ke bit paling kanan dari shift register dan
menggeser bit lainya 1 bit kekiri, berapa jauh pergeseran ditentukan dari chanel
awal dan chanel akhir pergeseran.
Jika 00000 ON 1 kali dan 00001 juga ON
maka 01002 akan ON karena 200 bernilai
1.Kemudian jika 00001 ON untuk yang kedua
kali dan 00000 tetap ON maka 01003 akan
ON karena telah digeser 1 kali dan demikian
seterusnya. 00000 sebagai masukan
sedangkan 00001 yang menggeser bit
sedangkan 00002 me reset SFT (10) kembali
ke semula.

2.7. CMP (20) – COMPARE


Compare adalah fungsi pembanding artinya berfungsi membandingkan dua data
yang beralamat sama atau berbeda.Misal data di di daerah memory (DM) dengan
data daerah lain atau data berada di HR (holding relay) dengan data di InternalRelay
(IR). Dari perbandingan data tersebut ada 3 kemungkinan yang terjadi lebih besar
(greater than) , sama dengan (Equals) atau lebih kecil (less than) dapat di simpulkan
dengan special relay (SR) sbb :
a. Jika Cp1 > Cp2 maka bit SR 25505 akanON (greater than)
b. Jika Cp1= Cp2 maka bit SR 25506 akannON (equals)
c. Jika Cp1 < Cp2 maka bit SR 25507 akan ON (less than)

Pada gambar disamping 00000 ON maka akan


dibandingkan data dari DM 1 (#0025) dengan
data DM2 (#0050) Jika lebih besar maka maka
01002 ) ON.

Jika sama dengan maka 01004 ON

Jika lebih kecil maka 01003 ON

Begitulah beberapa instruksi pada PLC dan masing-masing instruksi dapat


digabungkan contoh berikut rangkaian ON dan OFF menggunakan 1 buah tombol
menggunakan instruksi DIFU (13) , KEEP (11) dan Counter:

Jika 00001 ON sekali maka 01001


akan ON.NO difu 01009 akan ON
sekejap( satu siklus) menyebabkan
KEEP ON dan membuka NC 01001
dan menutup NO 01001 dan siap
Contoh 2 :

Cara kerja rangkaian disamping jika


000.04 ON maka counter 002 akan ON
dan CNT002 akan me reset counter. Jika
Counter ON maka CNT002 pada network
2 juga akan ON sekali menyebabkan
keep(200.05) ON ,NO 200.05 akan ON
siap untuk melakukan reset keep, jika
CNT002 (pada network 2) ON sekali lagi
maka keep (200.05) akan OF kembali.

Gbr 32 Contoh aplikasi penggunaan instruksi

Demikianlah beberapa instruksi PLC, untuk melihat instruksi yang lain dengan cara pilih
Function ( pada software) klik lalu pilih Instruction list dan pilih instruction yang
diinginkan lalu reference maka dapat dilihat fungsi dari
instruksi tersebut.lihat gambar dibawah untuk software SYSWIN:
Lalu pilih All instructions maka muncul sbb:

Gbr 33 Software Syswin untuk mencari instruksi kerja


Sedangkan untuk software CX- Programmer klik Help pilih Instruction Reference lalu
pilih seri PLC akan tampil sbb :

Lalu kita pilih instruction yang kita inginkan

Gbr 34 Software CX- Programmer untuk mencari instruksi kerja


BAB VI
PENGGUNAAN SOFTWARE PLC
A. PENDAHULUAN
Membuat program untuk PLC dibutuhkan software untuk PLC SNEIDER,
SIEMENS, LG, ZEN, MITSUBISHI, OMRON dibutuhkan software yang berbeda tetapi
pada prinsipnya pembuatan ladder (diagram tangga) mempunyai kesamaan hanya
perbedaan terletak pada pengkodeanya.
Untuk LG glofa type GM4 alamat data input diberi kode % I 0. 0. 0. dst dan untuk output
diberi kode % Q 0. 1. 15. Dst
Untuk ZEN digunakan untuk input I0, I1 dst sedangkan untuk output digunakan Q0, Q1
dst.
Untuk OMRON digunakan kode untukinput 00000, 00001 dst dan untuk output
digunakan 01000, 01001 dst
B. OMRON CPM1A menggunakan software syswin 3,4 dan CX- Programmer:
1. Melakukan download programyang telah kita buat (pengiriman program dari
komputer ke PLC) dengan langkah sbb :
a. Klik project pada tampilan software maka akan muncul

Gbr 34 Langkah -langkah mengirim program

Lalu kita pilih communication tujuannya menghubungkan PLC dengan computer


(setelah kita klik communication) akan ditampilkan sbb:
Sebelumnya telah kita hubungan PLC dengan computer menggunakan kabel RS-
232 ke compada computer.
Pada gambar diatas kita pilih Port pada com1 atau com2 dst lalu kita klik Test PLC
maka pada status akan muncul connected (berarti computer dan PLC sudah
terhubung) selanjutkan close.
b. Lalu klik project kembali, langkah selanjutnya kita pilih PLC setup maka muncul
tampilan sbb :
Pada Starup Mode ada 3 pilihan (program, monitor, run) jika pilihan program maka
gambar ladder (program) yang kita kirimke PLC akan hilang (tidak tersimpan dalam
PLC) saat PLC dimatikan power suplynya.Untuk pilihan monitor maka gmabar
ladder (program) yang kita kirim akan tersimpan dalam PLC walaupun power supply
dimatikan dan program dapat di edit sedangkan run sama halnya seperti monitor
tetapi gambar tidak dapat di edit. Selanjutnya kita klik close.
c. Setelah 2 langkah diatas telah dikerjakan selanjutnya kita klik Online maka akan
muncul sbb:

Jika langkah b telah kita lakukan maka pada tulisan connect terdapat ceklist yang
menandakan PLC sudah terhubung dengan computer. Kita pilih download program to
PLC untuk mengirim program yang kita buat pada computer ke PLC. Jika kita pilih
upload program from PLC, kita akan mengambil program yang terdapat pada PLC.
Setelah download maka tinggal kita klik yes dan PLC setupjika ada pilihan kembali.
Dilanjutkan klik Mode yang sebelumnya kita klik Online kembali, pada mode kita
posisikan pada monitor , tujuan untuk mengetahui (tampilan) program bekerja sesuai
yang kita inginkan atau tidak.
d. Langkah berikutnya kita klik monitoring atau tanda petir yang ada pada cF11 pada
toolsbar.
Selesai sudah kita melakukan langkah mengirim program yang kita buat dan kita
kirim ke PLC menggunakan software syswin.
2. Memberi nama pada program atau rangkaian ladder
a. Untuk memberi nama kita klik pada software (lihat gambar dibawah ini):

Isi sesuai yg kita inginkan

Gbr 35 Cara pemberian nama program pada software

Klik (kotak hitam) keposisi yang akan kita beri nama selanjutkan kita isi Sym
dan Com sesuai nama yang kita inginkan (contoh untuk output 010.00 diberi nama M1
dan Motor listrik1)
Untuk fasilas yang lain silahkan anda coba sendiri termasuk fasilitas password dsb.
BAB VII

PROGRAMMING CONSOLE PLC OMRON

A. PENDAHULUAN
Dalam pemograman PLC terkadang dibutuhkan alat lain selain computer dalam
hal ini digunakan peralatan yang disebut Programming Console, pemograman
menggunakan alat ini memang sulit karena diharapkan siswa menguasai bahasa
pemograman yaitu statement list atau mnemonic.
B. PROGRAMMING CONSOLE
Programming console adalah alat yang berfungsi untuk memprogram PLC tanpa
bantuan komputer menggunakan console kita gunakan bahasa pemograman
statement list atau mnemonic tidak dapat menggunakan ladder (diagram tangga).
Pada saat kita akan memulai memrogram PLC dengan programming console,
sebaiknya kita mempelajari bagian bagian keyboard pada programming consule.
PRO01E

Gbr 36
RUN
MONITOR
PROGRAM
Konstruksi program console
Layar LCD

Saklar pilih
Mode Operasi

Tampilan programming console


FUN SFT NOT SHIFT

AND OR Tombol
CNT TR LR HR
Instruksi
LD OUT
CH CONT
TIM DM
« #

7 8 9 EXT CHG SRCH

PLAY
4 5 6 SET
DEL MONTR
Tombol
Tombol Operasi
Angka
REC
1 2 3 RESET
INS 

0 CLR VER WRITE 

EAR MIC

Berdasarkan dari gambar dapat dijelaskan jenis dan fungsi dari masing masing
tombol yang terdapat di console yang meliputi:
1. FUN
2. LD
3. AND
4. OR
5. OUT
6. TIM
7. CNT
8. NOT
9. HR
10. TR
11. SFT
12. SHIFT
Dalam programming console me-miliki 3 macam mode pengoperasian-nya yaitu:
PROGRAM : untuk membuat pro-gram atau membuat modifikasi atau perbaikan ke
program yang sudah ada.
MONITOR : digunakan ketika me-monitoring ketika PLC sedang beroperasi.
RUN : digunakan untuk meng-operasikan program tanpa dapat mengubah nilai
setting yang dapat diubah pada posisi monitor.

Mode : Program
PLC mempunyai sebuah sandi masukan kontrol untuk mencegah akses yang tidak
dikehendaki ke programnya. PLC selalu memberikan perintah untuk memasukkan sandi
ketika daya pertama kali dihubungkan atau setelah Programming Console dipasang
saat PLC beroperasi.
1. Menghapus Password

Disetting untuk keamanan, agar orang yang bukan spesialis dalam mengoperasikan
PLC yang merupakan salah satu pencegahan terhadap kerusakan
Program
Password

CLR MONITOR
Program

CLR 0000 00000

2.Menghapus Semua Program

Semua isi user program memori dihapus

SET NOT RESET 00000MEMORICLEAR


HR CNT DM

MONITOR 00000 memori CLEAR

END HR CNT DM

CLR 00000

3. Create I/O Table

Mendaftarkan I/O chanal dari unit yang dibuat di masing-masing device PC dan unit dari
masing-masing unit

FUN … CH 00000 I/O TABLE


CLR

?-?U =

00000CREATE I/O TABLE


CHANG
E ?????

00000 CREATE I/O TABLE


9713
9713

4.Read ERROR dan RELEASE

Memanggil kesalahan dari hasil cek sendiri, kemudian menghapus tampilannya.

FUN MONITOR END NO COMMOND

ERROR MESSAGE
MONITOR
READ OK
00000
CLR
 Program check
 Mengecek kesalahan rangkaian, bila ada error akan berhenti di address
tersebut

SEARCH 00000
0
END (01)(00.1KW)

Cara menghapus instruksi

1). Tempatkan alamat pada layar monitor console pada instruksi yang akan
dihapus. Kemudian lakukan perintah sebagai berikut:

DEL 00002 DELETED END

Program 00002 yang semula dibawah akan terhapus

2). Jika tampilan sudah seperti pada layar monitor diatas berarti instruksi yang tadi
ditampilkan sudah terhapus.

Cara menyisipkan instruksi

1) Tempatkan layar monitor pada instruksi yang akan ditempatkan dibawah


instruksi yang akan disisipkan. Kemudian lakukan perintah sebagai berikut:

INS INS 00002 INSERT END

Program 00002 disisipkan


2) Setelah layar tertampil seperti diatas maka penyisipan program sudah selesai.
4.3. Cara penulisan program dan menjalanannya

1. Set switch selector mode menggunakan kunci ke posisi PROGRAM . Tekan


CLEAR bila perlu sampai alamat 00000 tampil pada layar.
2. Tulis Mnemonic dari program yang kita buat. Setiap penulisan mnemonic diakhiri
dengan menekan tombol WRITE/ENTER.
3. Pada akhir program jangan lupa memasukkan instruksi END yang menandakan
akhir dari program. Untuk memasukkan instruksi END adalah dengan memilih
FUN kemudian isikan data 01.
4. Untuk mengeksekusi program, pindahkan mode dari PROGRAM ke MONITOR
atau RUN.
5. Untuk memonitor keadaan kontak saat program dijalankan tekan CLEAR saat
mode RUN tekan panah kebawah, maka alamat mnemonic akan dapat
termonitor.

Menuliskan instruksi dan peralatan


Untuk menuliskan instruksi dan peralatan, kita perlu menuliskan istruksi tersebut
lalu menuliskan simbol dan nomornya dan diakhiri dengan tombol eksekusi (GO).
Contoh: menuliskan program mnemonic sebagai berikut
LD X 000
OUT Y 000
Maka urutan penekanan tombolnya adalah:

WR LD X 000 GO

OUT Y 000 GO

Gambar 2.10. Menuliskan instruksi dan peralatan

Menghapus semua program


Ada kalanya kita harus menuliskan program baru yang benar-benar berbeda dari
program yang telah di tuliskan ke dalam PLC sebelumnya. dengan metoda ini,
program yang telah tertulis di dalam PLC akan terhapus seluruhnya.
Untuk menggunakan prosedur ini , tombol yang harus kita tekan adalah:

WR NOP A GO GO

Gambar 2.14. Menghapus semua program


Membaca program
Prosedur ini biasa digunakan saat semua program telah kita masukkan dan kita
ingin membaca atau mungkin memeriksanya lagi. Bila kita menggunakan prosedur
ini, PLC akan memberi tanda khusus pada semua instruksi inverse. Pemberian
tanda dimaksudkan agar programmer tidak salah membaca instruksi antara yang
kontak dan yang tidak kontak (inverse).

Untuk menggunakan prosedur ini , tombol yang harus kita tekan adalah:

Tampilkan Instruksi
RD Program STEP

Nomor
STEP GO

Anda mungkin juga menyukai