PENDAHULUAN
Fungsi
Fungsi kerja mesin tersebut mencakup antara lain menjalankan (start), mengatur
(regulasi), dan menghentikan suatu proses kerja. Pada umumnya, sistem kendali merupakan
suatu kumpulan peralatan listrik atau elektronik, peralatan mekanik, dan peralatan lain yang
menjamin stabilitas dan transisi halus serta ketepatan suatu proses kerja. Sistem kendali
mempunyai tiga unsur yaitu input, proses, dan output.
Dari gambar 1.2 di atas, dapat dipahami bahwa tidak ada informasi yang diberikan oleh
peralatan output kepada bagian proses sehingga tidak diketahui apakah hasil output sesuai
dengan yang dikehendaki.
Sistem Kendali Loop Tertutup suatu proses pengendalian di mana variabel yang
dikendalikan (output) disensor secara kontinyu, kemudian dibandingkan dengan besaran
acuan.
Variabel yang dikendalikan dapat berupa hasil pengukuran temperatur, kelembaban, posisi
mekanik, kecepatan putaran, dan sebagainya. Hasil pengukuran tersebut diumpan-balikkan
ke pembanding (komparator) yang dapat berupa peralatan mekanik, listrik, elektronik, atau
pneumatik.
Pembanding membandingkan sinyal sensor yang berasal dari variabel yang
dikendalikan dengan besaran acuan, dan hasilnya berupa sinyal kesalahan. Selanjutnya,
sinyal kesalahan diumpankan kepada peralatan kendali dan diproses untuk memperbaiki
kesalahan sehingga menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan kata
lain, kesalahan sama dengan nol.
Setiap komponen dalam sistem kendali memegang peranan penting (tanpa melihat
dimensinya) dalam proses yang dijalankan. Sebagai contoh, Gambar 1-2 memperlihatkan
bahwa PLC tidak dapat mengetahui apa yang terjadi tanpa adanya perangkat sensor.
Apabila diperlukan, sebuah komputer host dapat dipasang untuk mengkoordinasikan
aktifitas kendali pada level dasar (shop floor atau device level).
PLC, sekarang juga dikenal sebagai Programmable Controller atau Programmable
Automations Controller (PAC) merupakan perangkat kendali logika; yang termasuk
keluarga komputer yang dapat diprogram secara berulang-ulang. PLC dapat menyimpan
intruksi-instruksi logika, seperti sequencing, timing, counting, data manipulation, dan
communication untuk mengendalikan mesin-mesin industri dan proses-proses industri.
Gambar 1-3 mengilustrasikan diagram skema konsep aplikasi PLC.
PLC juga dapat didefinisikan sebagai komputer industri yang didesain dengan
arsitektur khusus, baik dalam unit sentral dalam PLC itu sendiri, maupun rangkaian
antarmukanya dengan perangkat-perangkat kendali (koneksi Input/Output (I/O) dengan
dunia nyata)
PLC juga merupakan “komputer khusus” untuk aplikasi dalam industri, untuk
memonitor proses, dan untuk menggantikan hard wiring control dan memiliki bahasa
pemrograman sendiri. Akan tetapi PLC tidak sama akan personal computer karena PLC
dirancang untuk instalasi dan perawatan oleh teknisi dan ahli listrik di industri yang tidak
harus mempunyai skill elektronika yang tinggi dan memberikan fleksibilitas kontrol
berdasarkan eksekusi instruksi logika. Karena itulah PLC semakin hari semakin
berkembang baik dari segi jumlah input dan output, jumlah memory yang tersedia,
kecepatan, komunikasi antar PLC dan cara atau teknik pemrograman. Hampir segala
macam proses produksi di bidang industri dapat diotomasi dengan menggunakan PLC.
Kecepatan dan akurasi dari operasi bisa meningkat jauh lebih baik menggunakan sistem
kontrol ini. Keunggulan dari PLC adalah kemampuannya untuk mengubah dan meniru
proses operasi di saat yang bersamaan dengan komunikasi dan pengumpulan informasi-
informasi vital.
Untuk membuat program PLC harus anda harus mempunyai latar belakang dalam
pembuatan ladder diagram kontrol mesin. Alasanya adalah pada level dasar pemrogrman
ladder untuk PLC adalah sama dengan ladder diagram electrical. Seorang engineer yang
mengembangkan bahasa pemrograman PLC harus peka dengan kenyataan bahwa
kebanyakan engineer, tehnisi, dan tukang listrik yang bekerja dengan mesin mesin listrik
akan terbiasa dengan metode ini untuk merepresentasikan control logic. Ini mengharuskan
seseorang pendatang baru di PLC untuk terbiasa dengan control diagram agar bisa dapat
dengan cepat beradaptasi dengan bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman PLC adalah
salah satu bahasa pemrograman yang mudah untuk dipelajari.
Ketika belajar PLC programming salah satu konsep yang sulit adalah memahami
perbedaan antara physical components dan program components. Kita akan
menghubungkan (connecting) physical component (switches, lights, relays, etc) ke terminal
luar pada PLC. Kemudian, pada program PLC, semua komponen yang terhubung dengan
PLC akan direpresentasikan pada program sebagai Program Components. Program
Component tidak sama dengan physical component tetapi hanya nama-nya saja yang boleh
sama. Sebagai contoh switch pushbutton N/O S1 diberi nama START, jika kita connect
switch ini ke input 001 PLC, maka ketika kita program PLC, switch START akan menjadi
N/O relay contact dengan reference designator IN001 dengan nama START. Contoh lain
jika kita connect RUN lamp L1 ke output 003 pada PLC, maka pada penulisan program,
lamp akan direpresentasikan dengan relay coil dengan reference designator OUT003
dengan nama RUN.
Sebagai contoh pemrograman PLC adalah sebagai berikut, diberikan contoh
rangkaian AND ladder diagram yang terdiri dua momentary push button yang terhubung
secara seri dengan lampu.
Ketika kita merubah rangkaian untuk bisa dijalankan di PLC, pertama yang kita
lakukan adalah menghilangkan semua komponen dan mem-wire ulang ke sistem PLC
seperti pada gambar dibawah.
Perbedaan yang mencolok terlihat adalah dua switch tidak lagi dihubungkan secara
seri, malahan dua switch tersebut sebagai komponen terpisah pada input PLC, dengan
model seperti ini kita mendapatkan fleksibilitas yang lebar. Dengan kata lain kita dapat
mem-wire rangkaian kedalam software sesuai yang diinginkan. Dua buah sumber 120 V
pada kenyataanya adalah sama, tetapi pada gambar ditunjukkan terpisah agar mudah untuk
dilihat bagaiamana input dan output tersebut terkoneksi ke PLC dan bagaimana setiap
bagian tersebut mendapatkan power.
Setelah kita tau komponen – komponen eksternal yang terhubung dengan PLC kita
dapat menulis programnya. Switch1 yang terhubung dengan IN1 disebut sebagai IN1 pada
program, dan Switch2 yang terhubung dengan IN2 disebut sebagai IN2 pada program. Juga
untuk Lamp1 yang terhubung dengan OUT1 disebut sebagai OUT1 pada program. Program
diatas adalah untuk mengontrol Lamp1 seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
Penampilan dari program PLC terlihat seperti penggunaan operasi bit. Hal ini
karena rung ladder yang digambar dengan komputer menggunakan kode ASCII untuk
membentuk karakter graphic. Rails digambar sebagai garis vertikal, konduktor di tunjukkan
sebagai garis horisontal, dan coil OUT1 ditunjukkan seperti sepasang tanda kurung, dan
rails di sebelah kanan tidak digambar, beberapa program (software) yang digunakan untuk
menulis dan memprogram PLC tidak menyertakan rails disebelah kanan tetapi hanya rails
disebelah kiri yang digambar dengan nomer rung selanjutnya untuk masing - masing ruang.
Ketika program seperti gambar diatas dijalankan, pertama PLC akan meng-update
input image register dengan menyimpan nilai dari input pada terminal IN1 dan IN2 ( akan
menyimpan 1 jika input ON dan 0 jika OFF ), kemudian akan menyelesaikan ladder
diagram (solves the ladder) sesuai dengan yang terdapat pada diagram dengan berdasar
pada isi dari input image register. Untuk program seperti digambar jika kedua input IN1 = 1
dan IN2 = 1 akan mengakibatkan nilai OUT1 = 1 pada output image register ( ini belum
membuat terminal out = 1 ), kemudian ketika selesai menyelesaikan semua program, PLC
akan melaksanakan update yang lain. Update ini akan mentransfer isi dari output image
register (sebagai hasil dari penyelesaian ladder program) kedalam terminal output. Ini akan
membuat terminal OUT1 = 1 yang akan menyalakan lampu LAMP1.
BAB IV
KESIMPULAN
Sebuah PLC (kepanjangan dari Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat
yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang dijumpai pada sistem
kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang
dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logik, 0 atau 1,
hidup atau mati). Pengguna membuat program (yang umumnya dinamakan diagram tangga
atau ladder diagram) yang kemudian harus dijalankan oleh PLC yang bersangkutan.
Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrumen keluaran
berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.
Untuk menggunakan PLC pada alat elektronik kita, harus menggunakan bahasa
pemrograman agar sebuah alat dapat terkontrol dengan apa yang kita inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/sistem-informasi/sistem-informasi-plc
2. http://plcum.blogspot.com/
3. http://iddhien.com/index.php?option=com_content&task=view&id=40&Itemid=109
4. http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2008/11/apakah-plc-itu/