Anda di halaman 1dari 34

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengetahuan Umum Tentang Programmable Logic Control (PLC)


Otomatisasi

merupakan

salah

satu

realisasi

dari

perkembangan

teknologi, dan merupakan satu-satunya alternatif yang tidak dapat dielakkan lagi
untuk memperoleh

sistem

kerja

yang

sederhana,

praktis

dan

efisien,

sehingga memperoleh hasil dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Dalam segi
waktu juga harus dipertimbangkan, karena dengan semakin pendek waktu
yang diperlukan untuk proses produksi, maka akan mendapatkan kualitas lebih
jika dibandingkan dengan proses produksi yang menggunakan waktu lebih lama.
Selain jumlah produksi lebih banyak, biaya pengoperasiannya juga dapat
ditekan

seminim mungkin serta membutuhkan tenaga yang lebih sedikit,

sehingga proses produksi tersebut memperoleh keuntungan yang lebih tinggi.


Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, untuk menunjang proses
otomatisasi agar faktor-faktor produksi dapat tercapai dibutuhkan sistem kontrol.
Programmabel Logic Controller (PLC) merupakan salah satu controller
yang umum digunakan. Pada dasarnya didalam PLC terdapat beberapa peralatan
yang berfungsi sebagai relay, coil, latching coil, timer, counter, perubahan analog
ke digital, perubahan digital ke analog dan lain sebagainya

yang dapat

digunakan untuk mengendalikan peralatan dengan bantuan program yang kita

rancang sesuai dengan kehendak kita. PLC dapat digunakan untuk mengatur
peralatan dengan megendalikan parangkat lunak.
2.1.1 Sejarah PLC
PLC

diperkenalkan

pertama

kali

oleh

Madicon

(Modular

Digital Controller) pada tahun 1969 (sekarang sebagian dari gold electronics)
for general motors hydramatic division. Kemudian beberapa perusahaan seperti
Allen Bradly, General Electric, GEC, Siemens dan Westinghouse yang
memproduksinya dengan harga standart dan dengan kemampuan tinggi.
Pemasaran
perusahaan

PLC

dengan

dari Jepang

harga rendah
seperti

didomonasi

oleh perusahaan-

Mitsubishi, Omron, Toshiba. PLC

mempunyai kelebihan diantaranya : Mudah pemograman atau program


kendali dari waktu penghentian sistem (dari operasi normal) yang minimal.
Mudah perawatan

misalnya bersifat modulatau

pengecekan

kerusakan

sistem secara otomatis. Hemat pemakaian energi listrik serta tempat atau
ruang yang sedikit
mempunyai

dibandingkan

penggunaan

relai-relai

mekanik

memori yang bisa diperbesar kapasitasnya. Kriteria-kriteria

tersebut menarik perhatian beberapa produsen peralatan kontrol sehingga


melahirkan generasi pertama PLC. PLC pertama tersebut memenuhi
pengurangan pemakaian ruang dan tenaga listrik serta mempunyai sistem
pengecekan sendiri kalau terjadi kerusakan.

2.1.2 Programmable Logic Control (PLC)


Progarammable Logic Controler (PLC) adalah komputer elektronik yang
mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai
tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam.
Defenisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :
Sistem elektronik yang beroperasi secara digitaldan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan

fungsi-fungsi

spesifik

seperti

logika

urutan,

perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau


proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog. Berdasarkan namanya
konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable
Menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program
yang telah

dibuat dan dengan

mudah

diubah-ubah

fungsi

atau

kegunaannya.
2. Logic
Menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan,

membagi,

mengurangi,

sebagainya.

negasi, AND, OR, dan lain

3. Controller
Menunjukkan

kemampuan

dalam

mengontrol

dan

mengatur

proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.


PLC ini dirancang
sequensial dalam

untuk menggantikan

suatu sistem

kontrol. Selain

suatu rangkaian

relai

dapat diprogram,

alat

ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki
pengetahuan dibidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini
memiliki bahasa pemograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan
bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai
dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.
Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari
keadaan pada suatu waktu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF
kan output-output.

menunjukkan

bahwa

keadaan

yang

diharapkan

terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi.


PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memilki output
banyak.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC
dapat dibagi secara umum dan secara khusus.

Secara umum fungsi PLC

adalah sebagai berikut:


1. Sequensial Control
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sequensial), PLC menjaga

10

agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam
urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) ata menampilkan pesan tersebut pada operator.
Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input
ke

CNC

(Computerized

Numerical

Control).

Beberapa

PLC

dapat

memberikan input ke CNC untuk kepentingan pemprosesan lebih lanjut.


CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi
lebih mahal harganya. CNC biasanya

dipakai untuk proses finising,

membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya. Prinsip kerja sebuah PLC
adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan
serangkaian

instruksi

logika

terhadap

sinyal masukkan tersebut sesuai

dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal


keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.

11

Gambar 2.1 hubungan PLC dengan CNC

2.2

Keuntungan dan Kerugian PLC


PLC sangat dibutuhkan terutama untuk menggantikan sistem wiring atau
pengkabelan yang sebelumnya masih digunakan dalam mengendalikan
suatu sistem.

2.2.1 Keuntungan menggunakan PLC


Fleksibel
Pada

masa

lalu,

tiap

perangkat

elektronik

yang

berbeda

dikendalikan dengan pengendalinya masing-masing. Misal sepuluh


mesin membutuhkan sepuluh pengendali, tetapi sekarang hanya
dengan Satu PLC kesepuluh

mesin tersebut dapat dijalankan

dengan programnya masing-masing.

12

Perubahan dan pengkoreksian kesalahan sistem lebih mudah


Bila salah

satu

sistem

akan

diubah

atau

dikoreksi

maka

pengubahannya hanya dilakukan pada program yang terdapat di


komputer, dalam waktu yang relatif singkat, setelah itu didownload
ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan PLC, misalnya relai maka
perubahannya dilakukan dengan cara mengubah pengkabelannya.
Cara ini tentunya memakan waktu yang lama.
Jumlah kontak yang banyak
Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing coil
lebih banyak dari pada kontak yang dimiliki oleh sebuah relai.
Harganya lebih murah
PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan dibandingkan
dengan sebuah relai. Maka harga dari sebuah PLC lebih murah
dibandingkan dengan harga beberapa buah relai yang mampu
melakukan pengkabelan dengan jumlah yang sama dengan sebuah
PLC.

PLC

mencakup

relai, timers, counters, sequencers, dan

berbagai fungsi lainnya.


Pilot running
PLC yang terprogram dapat dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu
di kantor atau laboratorium. Programnya dapat ditulis, diuji,
diobserbvasi dan dimodifikasi bila memang dibutuhkan dan hal ini
menghemat waktu bila dibandingkan

dengan

sistem

konvensional yang diuji dengan hasil terbaik di pabrik.

13

relai

Observasi visual
Selama program dijalankan, operasi pada PLC dapat dilihat pada
layar CRT. Kesalahan dari operasinya pun dapat diamati bila terjadi.
Kecepatan Operasi
Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan relai.
Kecepatan PLC ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan
millisecond.
Metode Pemrograman Ladder atau Boolean
Pemrograman PLC dapat dinyatakan dengan pemrograman ladder
bagi teknisi, atau aljabar Boolean bagi programmer yang bekerja
di sistem kontrol digital atau Boolean.
Sifatnya Tahan Uji
Solid state device lebih tahan uji dibandingkan dengan relai dan
timers mekanik atau elektrik. PLC merupakan solid state device
sehingga bersifat lebih tahan uji.
Menyederhanakan komponen-komponen sistem control
Dalam PLC juga terdapat counter, relai dan komponen-komponen
lainnya, sehingga tidak membutuhkan komponen-komponen tersebut
sebagai tambahan. Penggunaan relai membutuhkan counter, timer
ataupun komponen-komponen lainnya sebagai peralatan tambahan.
Dokumentasi
Printout dari PLC dapat langsung diperoleh dan tidak perlu
melihat blueprint circuit-nya. Tidak seperti relai yang printout

14

sirkuitnya tidak dapat diperoleh.


Keamanan
Pengubahan pada PLC tidak dapat dilakukan kecuali PLC tidak
dikunci

dan

diprogram.

Jadi

tidak

ada

orang

yang

tidak

berkepentingan dapat mengubah program PLC selama PLC tersebut


dikunci.
Dapat melakukan pengubahan dengan pemrograman ulang
Karena PLC dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi
yang bercampur

dapat

diselesaikan.

Misal

bagian

akan

dijalankan tetapi bagian A masih dalam proses, maka proses pada


bagian B dapat diprogram ulang dalam satuan detik.
Penambahan rangkaian lebih cepat
Pengguna dapat menambah rangkaian pengendali sewaktu-waktu
dengan cepat, tanpa memerlukan tenaga dan biaya yang besar
seperti pada pengendali konvensional.
2.2.2 Kerugian Menggunakan PLC
Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian
yang dimiliki oleh PLC, yaitu:

Teknologi yang masih baru


Pengubahan sistem kontrol lama yang menggunakan ladder atau relai
ke konsep komputer PLC merupakan hal yang sulit bagi sebagian
orang.

15

Kurang bagus untuk aplikasi program yang tetap


Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan
PLC dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi
dengan satu fungsi
tidak

jarang sekali

dilakukan

perubahan

bahkan

sama sekali, sehingga penggunaan PLC pada aplikasi dengan

satu fungsi akan memboroskan (biaya).

Pertimbangan Lingkungan
Dalam

suatu

pemrosesan,

lingkungan

mungkin

mengalami

pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat


elektronik di dalam PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus,
mengganggu kinerja PLC sehingga tidak berfungsi optimal.

Operasi Dengan Rangkaian Yang Tetap


Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak diubah maka penggunaan
PLC lebih mahal dibanding dengan peralatan

kontrol lainnya.

PLC akan menjadi lebih efektif bila program pada proses tersebut diupgrade secara periodik.
2.3 Bagian - Bagian PLC
Sistem PLC terdiri dari lima bagian pokok, yaitu:
2.3.1 Central Processing Unit (CPU).
Bagian ini merupakan otak atau jantung PLC, karena bagian ini
merupakan bagia n yang me lakukan operasi/pemrosesan

program

yang tersimpan dalam PLC. Disamping itu CPU juga melakukan


pengawasan atas semua operasional kerja PLC, transfer informasi

16

melalui internal bus antara PLC, memory dan unit I/O. Bagian CPU
ini anta ra lain adalah :

Power Supply, power suply mengubah suplai masukan listrik


menjadi suplai listrik yang sesuai dengan CPU dan seluruh
komputer.

Alterable Memory, terdiri dari banyak bagian, intinya bagian


ini berupa chip yang isinya di letakkan pada chip RAM (Random
Access Memory), tetapi isinya dapat diubah dan dihapus oleh
pengguna/pemrogram.

Bila tidak ada suplai listrik ke CPU

maka isinya akan hilang, oleh sebab itu bagian ini disebut bersifat
volatile, tetapi ada juga bagian yang tidak bersifat volatile.

Fixed Memory, berisi program yang sudah diset oleh pembuat


PLC, dibuat dalam bentuk chip khusus yang dinamakan ROM
(Read Only Memory), dan tidak dapat diubah atau dihapus selama
operasi CPU, karena itu bagian ini sering dinamakan memori
non-volatile yang tidak akan terhapus isinya walaupun tidak ada
listrik yang masuk ke dalam CPU. Selain itu dapat juga ditambahkan
modul EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory) yang ditujukan untuk

back

up program

utama

RAM

prosesor sehingga prosesor dapat diprogram untuk meload program


EEPROM ke RAM jika program di RAM hilang atau rusak.

Processor, adalah bagian yang mengontrol supaya informasi


tetap jalan dari bagian yang satu ke bagian yang lain, bagian ini

17

berisi rangkaian clock, sehingga masing-masing transfer informasi


ke tempat lain tepat sampai pada waktunya

Battery Backup, umumnya CPU memiliki bagian ini. Bagian


ini berfungsi menjaga agar tidak ada kehilangan program yang telah
dimasukkan ke dalam RAM PLC jika catu daya ke PLC tibatiba terputus.

2.3.2 Programmer/monitor (p/m).


Pemrograman dilakukan melalui keyboard sehingga alat ini
dinamakan Programmer. Dengan adanya Monitor maka dapat dilihat
apa yang diketik atau proses yang sedang dijalankan oleh PLC. Bentuk
PM ini ada yang besar seperti PC, ada juga yang berukuran kecil yaitu
hand-eld programmer dengan jendela tampilan yang kecil, dan ada
juga yang berbentuk laptop. PM dihubungkan dengan CPU melalui
kabel. Setelah CPU selesai diprogram maka PM tidak dipergunakan
lagi untuk operasi proses PLC, sehingga

pada bagian ini hanya

dibutuhkan satu buah PLC untuk banyak CPU.


2.3.3 Modul Input / Output (I/O).

Input merupakan bagian yang menerima sinyal elektrik dari


sensor atau komponen lain dan sinyal itu dia lirkan ke PLC
untuk diproses. Ada banyak jenis modul input yang dapat
dipilih dan jenisnya tergantung dari input yang akan digunakan.
Jika input adalah limit switches dan pushbutton dapat dipilih
kartu input DC. Modul input analog adalah kartu input khusus

18

yang menggunakan ADC (Analog to Digital Conversion) dimana


kartu ini digunakan untuk input yang berupa variable
temperatur,

kecepatan,

tekanan

dan

posisi.

seperti

Pada umumnya

ada 8-32 input point setiap modul inputnya. Setiap point akan
ditandai sebagai alamat yang unik oleh prosesor.

Output adalah bagian PLC yang menyalurkan sinyal elektrik hasil


pemrosesan

PLC

ke

peralatan

output.

Besaran

informasi/sinyal elektrik itu dinyatakan dengan tegangan listrik


antara 5 - 15 volt DC dengan informasi diluar sistem tegangan
yang bervariasi antara 24 -240 volt DC maupun AC. Kartu
output biasanya mempunyai

6-32 output point dalam sebuah

single module. Kartu output analog adalah tipe


modul output yang menggunakan

khusus

dari

DAC (Digital to Analog

Conversion). Modul output analog dapat mengambil nilai dalam 12


bit dan mengubahnya ke dalam signal analog. Biasanya signal ini 0-10
volts DC atau 4-20 mA. Signal Analog biasanya digunakan pada
peralatan seperti motor yang mengoperasikan katup dan pneumatic
position control devices.
Bila dibutuhkan, suatu sistem elektronik dapat ditambahkan untuk
menghubungkan modul ini ke tempat yang jauh. Proses operasi
sebenarnya di bawah kendali PLC mungkin saja jaraknya jauh, dapat
saja ribuan meter.

19

2.3.4 Printer.
Alat ini memungkinkan program pada CPU dapat di printout
atau dicetak.
ladder,

Informasi

yang mungkin

dicetak adalah diagram

status register, status dan daftar dari kondisi-kondisi yang

sedang dijalankan, timing diagram dari kontak, timing diagram dari


register, dan lain-lain.
2.3.5 The Program Recorder/Player.
Alat ini digunakan untuk menyimpan program dalam CPU. Pada PLC
yang lama digunakan tape, sistem floopy disk. Sekarang ini PLC semakin
berkembang

dengan

pemrograman dan
nantinya

adanya

hard

perekaman.

disk

Program

yang
yang

digunakan
tela h

untuk

direkam

ini

akan direkam kembali ke dalam CPU apabila program aslinya

hilang atau mengalami kesalahan. Untuk operasi yang besar, kemungkinan


lain adalah menghubungkan CPU

dengan

komputer

utama

(master

computer) yang biasanya digunakan pada pabrik besar atau proses yang
mengkoodinasi banyak Sistem PLC .
2.4

SYSMAC CPM1A
Jenis PLC yang akan dipakai pada perancangan kontrol sistem

pengepakan

otomatis

dengan

Progmmable relay, tepatnya

menggunakan

PLC

ini

adalah

CPM1A

CPM1A . Penulis memilih produk ini karena

harganya yang tidak begitu mahal dan juga lebih kecil dibandingkan dengan seriseri lainnya. CPM1A adalah produk PLC dari omron yang merupakan sebuah
mikrokontroler

(CPU PLC

biasa

berupa

20

mikrokontroler

maupun

mikroprosesor) yang dilengkapi dengan peripheral yang dapat berupa masukan


digital, keluaran digital atau relai. Perangkat lunak programya sama sekali
berbeda dengan bahasa computer seperti 4 basic, C dan lain-lain, programnya
menggunakan apa yang dinamakan sebagai diagram tangga atau ladder diagram.

Gambar 2.2 PLC Omron CPM1A

PLC

CPM1A selain

adanya

indikator-indikator

output, terlihat juga empat macam lampu


RUN,ERR/ALM

input

dan

indikator, yaitu PWR,

dan COM. Arti masing-masing indikator tersebut

ditunjukan pada Tabel :


Tabel 2.1. Arti lampu indikator PLC Omron CPM1A
Indikator

Status

Keterangan

PWR

ON

Catu daya disalurkan

(hijau)

OFF

Catu daya tidak disalurkan

RUN

ON

PLC dalam posisi mode kerja run atau monitor

(hijau)

OFF

PLC

dalam

posisi

mode

munculnya kesalahan yang patal

21

program

atau

COMM

Kedip

Data sedang dikirim melalui port peripheral


atau RS-232C

(kuning)
Off

Tidak adanya proses pengiriman data melalui


port peripheral maupun RS-232C

PLC sesungguhnya

merupakan sistem mikrokontroler

khusus untuk

industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras yang diadaptasi untuk
keperluan aplikasi didalam dunia industri.
2.4.1 Struktur Memory PLC Omron CPM1A
Beberapa bagian dalam memori PLC Omron CPM1A memiliki fungsi
khusus. Masing-masing lokasi memori memiki ukuran 16-bit atau 1 word
membentuk daerah atau region dan masing-masing region inilah yang
memiliki fungsi-fungsi khusus.
Tidak seperti mikrokontroler, yang hanya mendefinisikan sebagian
dari fungsi-funsi

memorinya,

didefinisikan fungsinya
semua

lokasi

secara

pada

PLC,

khusus.

semua

Selain

bagian
itu,

memori

dalam

PLC

memori didefinisikan dialamati per bit, atau dengan kata

lain dapat diakses per bit atau bit addres

sable.

Cukup

dengan

menuliskan, misalnya 102.2 = 0 artinya lokasi memori 102 bit 2 diisi


not. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur memori PLC Omron
CPM1A dapat dilihat dari keterangan sebagai berikut :

22

1)

Daerah IR (Internal Relay)


Bagian memori ini digunakan untuk menyimpan status keluaran

dan masukan

PLC.

Beberapa

bit

berhubungan

langsung

dengan

terminal masukan dan keluaran. PLC (termianal sekrup). Untuk CPM1A,


masing- masing bit IR000 berubungan langsung d engan terminal
masukan, misalnya IR000.00 (atau 000.00 saja) berhubungan langsung
dengan terminal masukan ke-1, sedangkan terminal masukan ke VI
berhubungan langsung dengan bit IR000.5(000.05 saja). daerah memori
IR terbagi atas tiga macam : area masukan (input area). Area keluaran
(output area) dan area kerja (work area), keterangan lengkap ditunjukan
pada Tabel 2.2.untuk PLC CPM1A.
Tabel 2.2. Pembagian area IR pada PLC Omron CPM1A
AREA

Word

Fungsi

MEMORI
IR000-IR009 (10 Bit-bit
Area

word)

ini

dapat

dialokasikasikan

masukan

keterminal-terminal I/O

AREA
DM

Area keluaran IR010-IR019 (10 Bit-bit ini dapat digunakan

Area kerja

Word)

dengann

IR020-IR049

program

bebas

didalam

IR 200-IR231 (32
Word)

2)

Daerah SR (Special Relay)


Merupakan bagian khusus dari lokasi memori yang digunakan

sebagai bit- bit kontrol dan status (flag), digunakan (paling sering) untuk
23

pencacah dan interupsi. Misalnya. SR250 (atau 250 saja) memiliki bit
nomor 00 hingga 15, digunakan sebagai pengaturan control analog 0.dalam
hal ini SR250 digunakan untuk menyimpan BCD 4-digit (0000 hingga
0200) dari pengaturan
digunakan

control

analog

0.

sedangkan

SR251

untuk pengaturan kontrol analog 1. SR253.13 (atau 253.13

saja) adalah always ON flag atau nilainya selalu ON selama PLC


dihidupkan, sedangkan kebalikannya adalah SR253.14 (253.14 saj) yaitu
always off flag atau nilai selalu
dihidupkan,SR255.04

OFF

selama

PLC

(atau 255.04 saja) digunakan sebagai flag carry

(cy) SR 255.05, SR255.06 dan SR255.07 masing-masing


untuk menyimpan satatus lebih besar

digunakan

dari (greater than), sama dengan

(equalos) dan lebih kecil dari (less than) hasil dari fungsi pembagian CMP.
3)

Daerah TR
Saat pindah ke subprogram selama eksekusi program, maka semua

data yang terkait hingga batasan return subprogram akan disimpan


dalam daerah TR ini. Hanya

terdapat 8 bit yaitu TR0 hingga TR7, baik

untuk CPM1A maupun CPM2A


4)

Daerah HR (Holding Relay)


Bit-bit pada daerah HR ini dgunakan

data dan tidak akan hilang

walaupun PLC sudah tidak mendapatkan catu daya atau PLC sudah
dimatikan, karena menggunakan baterai. Untuk CPM1A dan CPM2A,
daerah ini terdiri dari 20 word, HR19 atau 320 bit, HR00.00 hingga
HR19.15. bit-bit HR ini dapat

digunakan bebas didalam program

24

sebagaimana bit-bit (work bits).


5)

Daerah AR
Ini daerah lain yang juga digunakan untuk menyimpan bit-bit kontrol

dan status,

seperti

status

PLC, kesalahan,

waktu sistem

sejenisnya. Dan sebagaimana daerah HR, daerah AR juga

dan lain
dilengkapi

dengan batrai, sehingga data-data kontrol maupun status tetap akan


disimpan walupun PLC sudah dimatikan. Untuk CPM1A, daerah ini
terdiri dari 16 word. AR00 hingga AR15 atau 256 bit, AR00.00 hingga
AR23 atau 384 bit, AR00.00 hingga AR23.15. misalnya, AR08 bit 00
hingga 03 digunakan untuk menyimpan kode kesalahan port RS232,
dengan ketentuan tiap bit.

00-normal

01-kesalahan pantas

02 kesalahan frame

03 kesalahan overrun

6)

Daerah LR (Link Relay)


Digunakan sebagai pertukaran data saat dilakukan koneksi atau

hubungan dengan PLC yang lain untuk CPM1A dan CPM2A, daerah ini
terdiri dari 16 word, LR00 hingga LR15 atau 256 bit, LR15 atau 256 bit,
LR00.00 hingga LR15.15.
7)

Daerah pewaktu/pencacah (timer.counter)-T/C Area


Daerah ini digunakan untuk menyimpan nilai-nilai pewaktu atau

pencacah untuk CPM1A terdapat 128 lokasi (TC000 hingga TC127).

25

8)

Daerah DM (Data Memory)


Berisikan data-data yang terkait dengan pengaturan komunikasi

dengan computer dan data pada saat ada kesalahan. Penjelasan lebih
lanjut ditunjukan pada Tabel 2.3 untuk CPM1A.
Tabel 2.3 Pengaturan Komunikasi Dengan Computer
AREA

Word

Fungsi

MEMORI

read/write

AREA

DM0000-DM0999

Area DM

DM1022-M1023

satuan word saja. Nilai yang tersimpan

(1002 word)

kan tetap tersimpan walaupun PLC mati

DM1000-DM1021

Digunakan

(22 word)

kesalahan (error) yang muncul, wordword ini

Error log

hanya bisa diakses dalam

untuk

menyimpan

dapat digunakan

kode

sebagai DM

baca /tulis jika fungsi pencatat kesalahan

DM

error tidak digunakan.

read-only

pc setup

DM144-DM6599

Tidak dapat dtumpangi datav lain untuk

(456 WORD)

program

DM 6600-DM6655

Digunakan untuk menyimpan berbagai

(56 WORD)

parameter yang mengontrol operasi PLC.

2.4.2 Pemrograman PLC


Kontroler PLC dapat diprogram melalui komputer, juga bisa
diprogram melalui pemrogram manual yang biasa disebut konsol
(concole). Untuk keperluan ini dibutuhkan perangkat lunak yaitu perangkat

26

lunak pendukung CPM1A.


Unit
monitor, dan

PLC CPM1A dapat bekerja dalam tiga mode : program,


run hanya

satu mode

kerja saja

yang aktif

pada

bersamaan. Fungsi programmer monitor yaitu :


1. Off
Difungsikan untuk mematikan PLC sehinga program yang dibuat
tidak dapat dijalankan.
2. Mode RUN
Program atau diagram tangga dijalankan dengan kecepatan normal. Pada
mode RUN ini, operasi-operasi seperti pengeditan on-line, memakai
set atau reset bit I/O dan mengubah nilai-nilai tidak dapat dilakukan
dalam mode ini tetapi status dari bit I/O dapat diawasi. Mode RUN
difungsikan untuk pengendalian proses pada saat program dalam kondisi
aktif.
3. Mode Monitor
Program atau diagram tangga berjalan dalam mode monitor ini dan
beberapa

operasi

dapat

dilakukan

melalui

sebuah

Piranti

pemograman. Secara umum mode monitor digunakan untuk melakukan


lacak kesalahan (do-bug atau troubleshooting), operasi pengujian dan
melakukan penyesuaian (adjustment) :

Pengeditan on-line(langsung)

Mengawasi memori I/O selama PLC beropersi

Memaksa set atau reset bit-bit I/O, mengubah nilai-nilai dan

27

mengubah nilai saat ini selama PLC beroperasi Mode monitor


difungsikan untuk mengetahui keadaan suatu proses yang terjadi
pada PLC.
4. Mode Program
Difungsikan

untuk

programmer monitor

yang
dapat

menyatakan
digunakan

suatu
untuk

keadaan

dimana

beberapa

operasi

dalam persiapan- persiapan eksekusi program:

Mengubah

parameter-parameter

inisial/operasi

sebagaimana

terdapat didalam setup PC

Menulis, menyalin atau memeriksa program

Memeriksa pengkabelan dengan cara memaksa bit-bit I/O ke


kondisi set atau reset.

2.4.3 Masukan PLC


Kecerdasan sebuah sistem yang bekerja otomatis sangat bergantung
pada kemampuan sebuah PLC untuk membaca sinyal dari berbagai macam
jenis sensor dan piranti masukan lainnya. Untuk mendeteksi proses atau
kondisi atau status suatu keadaan atau proses yang sedang terjadi,
misalnya, berapa cacah barang yang

sudah

diproduksi,

ketinggian

permukaan air, tekanan udara dan lain sebagainya, maka dibutuhkan


sensor-sensor yang tepat untuk masing-masing kondisi atau keadaan
yang akan dideteksi tersebut dapat berupa logic (ON atau OFF) maupun
analog. PLC kecil biasanya hanya memiliki jalur masukan digital saja,
sedangkan yang besar mampu menerima masukan analog melalui unit

28

khusus yang terpadu dengan PLC-nya. Salah satu sinyal analog yang
sering dijumpai adalah sinyal arus 4 hingga 20 mA (atau mV) yang
diperoleh dari berbagai macam sensor.
Lebih canggih lagi, peralatan lain dapat dijadikan masukan untuk
PLC, seperti citra dari kamera, robot (misalnya robot bias mengirimkan
sinyal ke PLC sebagi suatu informasi bahwa robot tersebut telah selesai
memindahkan suatu objek dan lain-lain.
2.4.4 Pengaturan atau antarmuka masukan
Antarmuka masukan berada antar jalur masukan yang sesungguhnya
dengan unit CPU. Tujuannya adalah untuk melindungi CPU dari
sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki yang bisa merusak CPU itu sendiri.
Modul antarmuka masukan ini berfungsi untuk mengkonversi atau
mengubah sinyal-sinyal masukan dari luar ke sinyal-sinyal yang
sesuai dengan tegangan kerja CPU yang bersangkutan (misalnya,
masukan dari sensor dengan tegangan kerja 24 VDC harus
dikonversikan menjadi tegangan 5 VDC agar sesuai dengan tegangan
kerja CPU).

29

Gambar 2.3. Rangkaian antarmuka masukan PLC

Penggunaan opto-isolator artinya tidak ada hubungan kabel sama


sekali antara dunia luar dengan unit CPU. Secara optik dipisahkan, atau
dengan
2.4.5 Keluaran-keluaran PLC
kata lain, sinyal ditransmisikan melalui cahaya. Kerjanya sederhana,
piranti eksternal akan memberikan sinyal untuk menghidupkan LED
(dalam

opto-isolator), akibatnya photo transistor akan menerima cahaya

dan akan menghantarkan arus (ON), CPU akan melihatnya

sebagai

logika nol. Begitu juga sebaliknya, saat sinyal masukan tidak ada lagi,
maka LED akan mati dan photo transistor akan berhenti menghantar
(OFF), CPU akan melihatnya sebagai logika satu.
Sistem yang bekerja secara otomatis tidaklah lengkap jika tidak ada
fasilitas keluaran atau fasilitas untuk menghubungkan dengan alat-alat
eksternal (yang dikendalikan). Keluaran ini dapat berupa analog maupun

30

digital. Keluaran analog digunakan untuk menghasilkan sinyal analog


(misalnya, perubahan tegangan untuk pengendalian motor secara regulasi
linear sehingga diperoleh kecepatan putar tertentu). Sedangkan keluaran
digital bertingkah seperti sebuah saklar, menghubungkan dan memutuskan
jalur.
Output modul cara kerjanya berlawanan dengan input modul. Sinyal
DC dari CPU diterima input logic, kemudian diisolasi oleh optoisolator, dengan
tujuan untuk menghindari jika terjadi short circuit atau fluktuasi tegangan
dikonversi kebentuk tegangan yang diinginkan, bisa berbentuk tegangan
5VDC, 24VDC, 220VAC, dan lain-lain
Terminal masukan mengirimkan sinyal dari kabel yang dihubungkan
dengan input, sedangkan output menyediakan tegangan output alat. Beberapa
tipe modul masukan dan keluaran antara lain 4, 8, 12, 16 modul.
Beberapa alat atau piranti yang banyak digunakan adalah motor,
solenoida, relai, lampu indikator, speaker, dan lain sebagainya.
2.4.6 Programming Device
Unit ini digunakan untuk memasukan program diagram ladder ke PLC.
Unit pemograman ini dapat berupa :

Dumbing terminal, terdiri dari keyboard dan monitor. Dumbing


terminal ini digunakan untuk mengirim informasi ke PLC. Dumbing
terminal ini tidak banyak digunakan karena tidak dapat mengupload
atau mendownload program.

31

Dedicated industrial terminal, hanya saja digunakan untuk PLC


dengan label

tertentu

saja.

Terminal

ini

memungkinkan

pemograman secara online atau offline.

Handled

programming

console,

sering

digunakan

untuk

pemograman PLC ukuran kecil. Console selain mudah dibawah, dapat


juga digunakan untuk memonitor kondisi I/O, timer dan lain-lain.

PROM

write,

merupakan

perangkat

khusus

yang

digunakan

untuk menulis program ke dalam chip memory.


PLC modern dibangun menggunakan mikroprocessor sebagai sistem
kontrolnya dan merencaranakan untuk digunakan dilingkunan Industri.
Biasanya PLC diprogram untuk mengetahui, mengaktifkan, desain
mengontrol peralatan industri karena PLC menampung sejumlah besar I/O
yang memungkan untuk memghubungkan sinyal listrik.
2.4.7 Ladder Diagram
Untuk memudahkan dalam menulis dan memasukkan program
pada PLC maka di butuhkan beberapa tahap dasar. Ladder diagram dari
suatu program dibuat terlebih dahulu untuk memudahkan

dalam

penyusunan menemonic code. Program bentuk mnemonic code dapat


langsung dimasukkan ke CPU melalui program console.
Ladder diagram terdiri dari suatu garis memanjang ke bawah dari
sisi kiri dengan cabang-cabangnya menuju ke arah kanan. Garis
memanjang ke bawah di sisi kiri disebut dengan busbar. Sedangkan
cabang-cabangnya disebut dengan garis instruksi. Sepanjang garis instruksi

32

ditempatkan kondisi-kondisi yang memimpin

instruksi lain pada sisi

kanan

dari kondisi-kondisi

berikutnya.

Kombinasi

logic

ini

menentukan kapan dan bagaimana instruksi pada sisi kanan dijalankan.


Instruksi pada ladder diagram yang digunakan dalam memprogram
PLC.
a.

LOAD (LD) Dan LOAD NOT (LD NOT)


LOAD

adalah

sambungan

langsung

dari

pensakelarannya seperti sakelar NO, sedangkan

line

dengan

logika

LOAD NOT logika

pensakelarannya seperti sakelar NC. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja
pada sistem kendali hanya membutuhkan satu kondisi logic saja untuk satu
output.

Gambar 2.4. Simbol logika LOAD dan LOAD NOT

b.

AND Dan NOT AND (NAND)


Jika memasukkan logika AND maka harus ada rangkaian yang berada di

depannya, karena penyambungannya seri. Logika pensaklaran AND seperti


sakelar NO dan NOT AND seperti saklar NC. Instruksi tersebut dibutuhkan jika
urutan kerja sistem kendali lebih dari satu kondisi logic yang terpenuhi
semuanya untuk memperoleh satu output.

33

(a)

(b)

Gambar 2.5. Simbol logika AND (a) dan NOT AND (b).

Tabel 2.4 Logika AND dan NOT AND (NAND)

S1 S2 AND NAND

c.

OR dan NOT OR
OR dan NOT OR (NOR) dimasukkan seperti saklar posisinya paralel

dengan rangkaian sebelumnya. instruksi tersebut dibutuhkan jika urutan kerja


sistem kendali membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logic
terpasang paralel untuk mengeluarkan satu output. Logika pensaklaran OR
seperti saklar NO dan logika pensaklaran NOT OR seperti saklar NC.

(a)

(b)

Gambar 2.6. Simbol logika OR (a) dan NOT OR (b).

34

Tabel 2.5 Logika Logika OR dan NOT OR (NOR)

S1 S2 OR NOR

d.

TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT)


Timer (TIM) dan Counter (CNT) Timer/Counter pada PLC berjumlah 512

buah yang bernomor TC 000 sampai dengan TC 511 (tergantung tipe PLC).
Dalam satu program tidak boleh ada nomor Timer/Counter yang sama. Nilai
Timer/Counter pada PLC bersifat menghitung mundur dari nilai awal yang
ditetapkan oleh program, setelah mencapai angka nol maka contact NO
timer/counter akan ON. Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan
9999 dalam bentuk BCD dan dalam orde 100 ms. Sedangkan untuk counter
mempunyai orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai
dengan 9999.

TIM
N
SV

Gambar 2.7 Simbol Timer

35

Keterangan :
Timer aktif bila kondisi eksekusi ON dan reset bila OFF. Pertama dieksekusi TIM
mengukur SV dalam orde 0,1 detik.
Range :
N

; Nomor Timer/Counter ( 000 511)

2.5 Komponen Elektronika


Komponen eletronika di bagi menjadi 2 yaitu Komponen Aktif dan
Komponen Pasif .
Tabel 2.6 Simbol Komponen Elektronika.

36

2.5.1 Komponen Pasif


Komponen Pasif antara lain :
A. Tahanan (Resistansi)
Tahanan listrik adalah suatu perlawanan yang menghambat atau
menahan arus listrik yang mengalir. Adapun besarnya tahanan listrik
diukur dengan satuan Ohm (), sesuai dengan nama orang yang
pertama kali menemukan tahanan listrik yaitu George Simon Ohm.
Berdasarkan kegunaan dan pemakaiannya,

Tahanan dibedakan

menjadi :
1. Tahanan Linier

Tahanan tetap
Yaitu tahanan yang nilainya sudah tetap (tidak berubah) dan

nilai tahanannya ditunjukkan dengan kode warna yang melingkar pada


badan tahanan. Tahanan tetap banyak digunakan di rangkaian
elektronika sebagai pembagi tegangan atau pengatur arus yang sifatnya
tetap. Contohnya : Resistor.

37

Gambar 2.8 Resistor

Tahanan variable
Yaitu tahanan yang nilainya bisa diatur sesuai dengan yang

dibutuhkan, contoh penggunaannya adalah sebagai pengatur volume


suara, bass atau treble. Contohnya : Potensiometer.

Gambar 2.9 Resistor Variable

2. Tahanan Tak Linier


Yaitu tahanan yang nilai hambatannya berubah tak linier.
Perubahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang
dimaksud adalah suhu dan cahaya, yang terdiri dari:

Tahanan berubah-ubah akibat pengaruh cahaya


Salah satu contoh tahanan yang tergantung pada intensitas cahaya

adalah LDR (Light Dependent Resistor) atau biasa disebut photo resistor.
LDR terbuat dari bahan campuran cadmium selenida, Calmium sulfida,
Indium Autimonide dan Lead Sulfida.

38

Gambar 3.0 LDR (Light Dependend Resistor)

Tahanan berubah-ubah
berubah
akibat pengaruh suhu
Tahanan yang nilai resistansinya tergantung pada suhu disebut

Thermistor atau kepanjangan dari thermal resistor. Thermistor terbuat dari


bahan semikonduktor yang akan memiliki nilai resistansi tinggi seiring
dengan kenaikan suhu komponen ini disebut PTC (positif
(positif temperatur
coefesien dan sebaliknya nilai resistansinya turun
B. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen yang mempunyai dua lapisan
penghantar, yang dipisahkan dengan sebuah isolator dan berfungsi
untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor banyak digunakan
digunakan pada
rangkaian pewaktu ,filter, kopling maupun bypass. Kapasitor
mempunyai dua plat konduktor yang dipisahkan oleh sebuah isolator.
Kapasitansi dari kapasitor adalah seberapa besar kemampuan kapasitor
untuk menyimpan muatan listrik. Semakin banyak muatan
m
yang
disimpan makin besar pula kapasitansinya dengan operasi tegangan
yang sama. Faktor yang mempengaruhi kapasitansi adalah:

39

Luas permukaan plat,


Jarak antara plat, dan
Bahan plat.
Jenis Jenis Kapasitor
Kapasitor keramik
Kapasitor tantalum
Kapasitor polyester
Kapasitor polystyrene
Kapasitor elektrolit

2.5.2 Komponen Aktif


IC (Integrated circuit)
IC adalah singkatan dari Integrated Circuit atau berarti rangkaian
terpadu. IC merupakan Rangkaian gabungan dari sejumlah komponen
menjadi satu. Dalam IC monolithic, suatu chip tunggal merupakan dasar
komponen individual yang dipadukan dengan sejumlah chip atau
komponen lain dalam pembuatan. IC hybrid terdiri dari atas satu IC
monolithic atau lebih, dipasang pada beberapa komponen yang serupa. IC
merupakan Rangkaian gabungan dari sejumlah komponen menjadi satu.
Dalam IC monolithic, suatu chip tunggal merupakan dasar komponen
individual yang dipadukan dengan sejumlah chip atau komponen lain
dalam pembuatan.

40

Anda mungkin juga menyukai