Anda di halaman 1dari 25

BAB III

DASAR TEORI

3.1 Flowmeter

Flowmeter merupakan instrument/alat ukur yanmg digunakan untuk

mengukur aliran dari suatu fluida baik liquid (liquid flowmeter), sludge (sludge

flowmeter) maupun gas (flowmeter gas) baik yang bertemperatur rendah hingga

temperature tinggi dalam pengukuran fluida perlu ditentukan besaran dan vector

kecepatan aliran pada suatu titik. Dalam fluida dan bagaina fluida tersebut berubah

dari titik ke titik. Selain itu, jika hendak mengukur sebuah fluida kita harus bisa

memilih flowmeter yang sesuai dengan kondisi fluid dan fungsi flowmeter itu sendiri.

Karakteristik dari fluida yang diukur oleh flowmeter sangat luas mulai dari tingkat

corrosive fluida dimana untuk fluida yang tingkat keasamannya tinggi mungkin lebih

cocok jika menggunakan flowmeter dari bahan PVC/non logam. Untuk fluida yang

bertemperatur tinggi tentunya digunakan material lain, begitu juga tingkat untuk

tingkat kepekatan material fluida jenis flowmeter harus disesuaikan.

Gambar 3.1 Flowmeter

16
17

3.1.1 Fungsi Flowmeter

Flowmeter juga digunakan untuk mengetahui adanya suatu aliran material

(liquid,gas,powder) dalam suatu aliran dengan segala aspek aliran itu sendiri yaitu

kecepatan aliran atau flow ret dan total masa atau volume dari material yang mengalir

dalam jangka waktu terntentu atau sering disebut Totalizer. Dengan diketahuinya

Parameter dari aliran suatu material oleh alat ukur Flowmeter yang dikirim berupa

data angka dapat juga diteruskan guna menghasilkan aliran listrik atau sinyal yang

bisa digunakan sebgai input pada control atau rangkaian elektriknya.

3.1.2 Perinsip Kerja Flowmeter

Perinsip kerja flowmeter adalah menggunakan fresure differency dan bisa

digunakan untuk high temperature maupun high fresure.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


18

Gambar flowmeter diatas yang dapat digunakan di High Temperatur Maupun

High Fresure, juga bisa digunakan untuk mengukur aliran liquid, gas, juga bisa untuk

diaplikasikan pada aliran steam, flowmeter yang terbuat dari bahan UPVC, PE dan

PP, atau PTFE sangat cocok sekali untuk diaplikasikan untuk aliran cimikal yang

corosif.

3.2 PLC (Programmable Logic Controller)

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang

mudahdigunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe

dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Berikut penjelasan mengenai pengertian,

fungsi, kelebihan, struktur, dasar program dan intruksi dasar PLC.

3.2.1 Pengertian PLC (Programmable Logic Controller)

Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram

untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC adalah

menganalisa sinyal input kemudian mengatur keadaan output sesuai dengan

keinginan pemakai. Keadaan input PLC digunakan dan disimpan didalam memory

dimana PLC melakukan instruksi logika yang di program pada keadaan inputnya.

Peralatan input dapat berupa sensor photo elektrik, push button pada panel kontrol,

limit switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan suatu sinyal yang

dapat masuk ke dalam PLC. Peralatan output dapat berupa switch yang menyalakan

lampu indikator, relay yang menggerakkan motor atau peralatan lain yang

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


19

dapat digerakkan oleh sinyal output dari PLC. Selain itu PLC juga menggunakan

memory yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi - instruksi yang

melaksanakan fungsi - fungsi khusus seperti : logika pewaktuan, sekuensial dan

aritmetika yang dapat mengendalikan suatu mesin atau proses melalui modul -

modul I/O baik analog maupun digital.

Gambar 3.1 Diagram Blok PLC

3.2.2 Fungsi PLC (Programmable Logic Controller)

PLC ini dirancang untuk menggantikan satu rangkaian relay sequensial

dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat

dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di

bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa

pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang

telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang

digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


20

dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan

meng-on atau meng-off kan output-output. PLC juga dapat diterapkan untuk

pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

3.2.3 Kelebihan PLC (Programmable Logic Controller)

Sistem kontrol menggunakan PLC mempunyai banyak keuntungan

dibandingkan sistem kontrol menggunakan peralatan kontrol yang dirangkai secara

listrik seperti relay atau kontaktor yaitu :

a. PLC didesain untuk bekerja dengan kehandalan yang tinggi dan jangka

waktu pemakaian yang lama pada lingkungan industri.

b. Jika sebuah aplikasi kontrol yang kompleks dan menggunakan banyak relay,

maka akan lebih murah apabila kita menggunakan/memasang satu buah

PLC sebagai alat control

c. PLC dapat dengan mudah diubah-ubah dari satu aplikasi ke aplikasi lain

dengan cara memprogram ulang sesuai yang kita inginkan.

d. PLC dapat melakukan diagnosa dan menunjukkan kesalahan apabila

terjadi gangguan sehingga ini sangat membantu dalam

melakukanpelacakan gangguan.

e. PLC juga dapat berkomunikasi dengan PLC lain termasuk juga dengan

komputer. Sehingga kontrol dapat ditampilkan di layar komputer, di

dokumentasikan, serta gambar kontrol dapat dicetak dengan

menggunakan printer.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


21

f. Mudah dalam melakukan pelacakan gangguan kontrol. PLC mempunyai

kemampuan menggantikan logika dan pengerjaan sirkuit kontrol relay yang

merupakan instalasi langsung. Rangkaian kontrol cukup dibuat secara

software. Pengkabelan hanya diperlukan untuk menghubungkan

peralatan input dan output. Hal ini mempermudah dalam mendesain

dan memodifikasi rangkaian, karena cukup dengan mengubah program

PLC.

3.2.4 Stuktur Dasar PLC (Programmable Logic Controller)

PLC terdiri dari beberapa bagian dasar diantaranya :

1. Central Prosesing Unit ( CPU ).

2. Memory.

3. Input / Output.

4. Power Supply.

Gambar 3.2.4 PLC (Progammable logic controler )

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


22

Adapaun penjelasan bagian-bagian PLC sebagai berikut :

1. Central Processing Unit (CPU)

Unit processor atau Central Processing Unit (CPU) adalah unit yang

berisi mikroprosessor yang mengolah sinyal-sinyal input dan melaksanakan

pengontrolan, sesuai dengan program yang disimpan di dalam memori, lalu

mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya sebagai sinyal- sinyal

kontrol ke interface output. Fungsi CPU adalah mengatur semua proses yang

terjadi di PLC. Ada tiga komponen utama penyusun CPU ini, yaitu processor,

memory dan power supply.

2. Memory

Memory juga merupakan elemen yang terdapat pada CPU yang berupa IC

(integrated circuit). Karateristik memori ini mudah dihapus dengan mematikan

catu daya. Seperti halnya sistem komputer, memory PLC terdiri atas RAM dan ROM.

Kapasitas memory antara satu PLC dengan yang lain berbeda-beda tergantung pada

type dan pabrik pembuatnya. Beberapa pabrik menyatakan ukuran memory

dalam byte, ada juga yang kilobyte, dan ada pula yang dinyatakan dengan jumlah

instruksi yang dapat disimpan.

3. Input/Output

Sebagaimana PLC yang direncanakan untuk mengontrol sebuah proses atau

operasional mesin, maka peran modul input / output sangatlah penting karena modul

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


23

ini merupakan suatu perantara antara perangkat kontrol dengan CPU. Suatu

peralatan yang dihubungkan ke PLC dimana megirimkan suatu sinyal ke PLC

dinamakan peralatan input. Sinyal masuk kedalam PLC melalui terminal atau melalui

kaki - kaki penghubung pada unit. Tempat dimana sinyal memasuki PLC

dinamakan input poin, Input poin ini memberikan suatu lokasi didalam

memory dimana mewakili keadaannya, lokasi memori ini dinamakan input bit. Ada

juga output bit di dalam memori dimana diberikan oleh output poin pada unit, sinyal

output dikirim ke peralatan output. Setiap input / output memiliki alamat dan

nomor urutan khusus yang digunakan selama membuat program untuk

memonitor satu persatu aktivitas input dan output didalam program. Indikasi urutan

status dari input output ditandai Light Emiting Diode (LED) pada PLC atau

modul input / output, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengecekan

proses pengoperasian input / output dari PLC itu sendiri.

4. Power supply

Unit ini berfungsi untuk memberikan sumber daya pada PLC.

Kebanyakan PLC bekerja dengan catu daya 24 VDC atau 220 VAC. Sumber

tegangan yang dibutuhkan oleh CPU, memori dan rangkaian lain adalah sumber

tegangan DC, umumnya untuk komponen digital diperlukan tegangan searah

5 volt. Port power supply PLC ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


24

3.2.5 Dasar Pemograman PLC (Programmable Logic Controller)

Pada dasarnya PLC tidak dapat melakukan apa-apa tanpa adanya program di

dalam memori proses. Program PLC dimasukkan ke dalam memori dengan

menggunakan peralatan pemrograman PLC yang sesuai, peralatan pemrograman

PLC itu diantaranya :

a. Hand-held Unit / Console.

b. Terminal video.

c. Komputer / PC.

3.2.6 Instruksi-instruksi Dasar PLC (Programmable Logic Controller)

Semua instruksi (perintah program) yang ada di bawah ini, merupakan

instruksi paling dasar pada PLC. Berikut ini merupakan instruksi-instruksi dasar

pada PLC.

3.2.6.1 LOAD

a. Instruksi load pada PLC mempunyai singkatan kode LD. Instruksi ini

dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya

membutuhkan satu kondisi logic saja dan sudah dituntut untuk

mengeluarkan satu output.

b. Logikanya seperti contact NO relay.

c. Ladder diagram simbol Load ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


25

Gambar 3.2.61 Instruksi Load

d. Operand data area

B (BIT) : IR, SR, AR, HR, TC, LR, TR.

3.2.6.2 LOAD NOT

a. Instruksi Load not pada PLC mempunyai singkatan kode LD NOT. Instruksi

ini dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol

hanya membutuhkan satu kondisi logic saja dan sudah dituntut untuk

mengeluarkan satu output.

b. Logikanya seperti contact NC relay.

c. Ladder diagram simbol Load not ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.2.6.2 Instruksi Load Not

d. Operand data area

B (BIT) : IR, SR, AR, HR, TC, LR.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


26

3.2.6.3 AND

a. Instruksi And pada PLC mempunyai singkatan kode AND. Instruksi ini

dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol

membutuhkan lebih dari satu kondisi logic yang harus terpenuhi

semuanya untuk mengeluarkan satu output.

b. Logikanya seperti contact NO relay.

c. Ladder diagram simbol And ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.

Gambar 3.2.6.3 Instruksi And

d. Operand data area

B (BIT) : IR, SR, AR, HR, TC, LR.

3.2.6.4 OR

a. Instruksi Or pada PLC mempunyai singkatan kode OR. Instruksi ini

dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya

membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logika untuk

mengeluarkan satu output.

b. Logikanya seperti contact NO relay.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


27

c. Ladder diagram simbol Or ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.2.6.4 Instruksi OR

d. Operand data area

B (BIT) : IR, SR, AR, HR, TC, LR.

3.2.6.5 OUT

a. Instruksi Out pada PLC mempunyai singkatan kode OUT. Instruksi ini

berfungsi untuk mengeluarkan output jika semua kondisi logika ladder

diagram sudah terpenuhi.

b. Logikanya seperti contact NO relay.

c. Ladder diagram ymbol Out ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.2.6.5 Instruksi Out

d. Operand data area

B (BIT) : IR, HR, LR, TR

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


28

3.2.6.6 OUT NOT

a. Instruksi Out not pada PLC mempunyai singkatan kode Out not.

Instruksi ini berfungsi untuk mengeluarkan output jika semua kondisi

logika ladder diagram tidak terpenuhi.

b. Logikanya seperti contact NC relay.

c. Ladder diagram simbol Out not ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.2.6.6 Instruksi Out Not

3.2.6.7 TIMER DAN COUNTER

a. Instruksi Timer pada PLC mempunyai singkatan kode TIM dan counter

pada PLC mempunyai kode CNT. Nilai timer/counter pada PLC bersifat

countdown (menghitung mundur) dari nilai awal yang ditetapkan oleh

program. Setelah hitungan mundur tersebut mencapai angka nol, maka

NO timer/counter akan ON.

b. Ladder diagram simbol Timer ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.2.6.7 Instruksi Timer

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


29

c. Ladder diagram simbol counter ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.2.6.8. Instruksi Counter

d. Operand data area

SV (Set Value) : IR, AR, DM, HR, LR.

3.2.6.8 SHIFT REGISTER

a. Instruksi Shift register pada PLC mempunyai singkatan kode SFT (10).

Instruksi ini berfungsi untuk menggeser data dari bit yang paling rendah

tingkatannya ke bit yang paling tinggi tingkatannya. Data input akan mulai

digeser pada saat transisi naik dari clock input.

b. Ladder diagram simbol shift register ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.2.6.9 Instruksi Shift register.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


30

c. Operand data area

St (alamat awal) : CIO, WR, HR.

E (alamat akhir) : CIO, WR, HR.

3.2.6.9 INCREMENT DAN DECREMENT

a. Instruksi Increment pada PLC mempunyai singkatan kode INC (38) dan

decrement pada PLC mempunyai singkatan kode DEC(39). Instruksi INC

(38) dan DEC (39) merupakan instruksi BCD. INC (38) berfungsi untuk

menambah data BCD dengan 1. Sedangkan instruksi DEC (39) berfungsi

untuk mengurangi data BCD dengan 1.

b. Ladder diagram simbol Increment ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.2.6.10 Instruksi Increment.

c. Operand data area

Au : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

Ad : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

R : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


31

3.2.6.10 MOVE

a. Instruksi Move pada PLC mempunyai singkatan kode MOVE (21). Instruksi

MOV (21) berfungsi untuk memindahkan data channell (16 bit data) dari

alamat memori asal ke alamat memori tujuan. Atau untuk mengisi suatu

alamat memori yang ditunjuk dengan data bilangan (hexadecimal atau

BCD).

b. Ladder diagram simbol Move ditunjukkan pada Gambar 3.12.

Gambar 3.2.6.11 Instruksi Move

c. Operand data area

St (data awal) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

E (data akhir) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

3.2.6.11 COMPARE

a. Instruksi Compare pada PLC mempunyai singkatan kode CMP (20). Instruksi

ini berfungsi untuk membandingkan dua data 16 bit dan mempunyai

output berupa bit > (lebih dari), bit = (sama dengan), bit < (kurang dari).

Ketiga bit tersebut terdapat pada special relay yaitu :

 25505 yaitu bit >

 25506 yaitu bit = 25507 yaitu bit <

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


32

b. Ladder diagram simbol Compare ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 3.2.6.12 Instruksi compare.

c. Operand data area

Cp1 (data compare 1) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

Cp2 (data compare 2) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.

3.2.6.12 Keep

a. Keep digunakan untuk mempertahankan status bit yang digunakan pada 2

kondisi execution. 2 kondisi ini diberi label S (Set input) dan R (Reset input).

KEEP (11) beroperasi seperti Latching relay dimana set oleh S dan reset oleh

R. Saat S menjadi ON, status Bit akan ON dan tetap ON sampai reset,

walaupun kondisi S tetap ON atau berubah menjadi OFF. Saat R menjadi

ON, status Bit akan OFF dan tetap OFF sampai reset, walaupun kondisi R

tetap ON atau berubah menjadi OFF.

b. Ladder diagram simbol Keep ditunjukkan pada Gambar.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


33

Gambar 3.2.6.13 Intruksi Keep

3.3 Perhitungan Totalizer Flowmeter mengunakan PLC

3.3.1 Gambar Leader Flowmeter

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


34

Flowret yang lewat melalui flowmeter akan ditotalkan kedalam Totalizer dan

diberikan angka konstanta, ketika flowret mencapai angka konstanta maka nilai

totalizer akan bertambah satu (1). Nilai totalizer akan dirubah ke nilai real, ketika

nilai flowret lebih kecil dari nol maka angka nol akan berpindah ke bilangan real.

Ketika flowret lebih besar dari 9999 maka angka nol akan berpindah ke bilangan real,

nilai flowret yang dikalkulasikan diambil dari nilai Flow/detik.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


35

3.4 Regulator Angin aatau Udara

Sebelum digunakan dalam sistem pneumatik, udara perlu dilakukan

penyaringan agar bebas dari kelembaban dan terjadinya kontaminasi, filter udara

berfungsi untuk hal tersebut. Elemen yang terdapat didalam filter udara

menghilangkan partikel dan kelembabanhinga sekecil 5 mikron.

Gambar 3.4.1 Filter udara

Gambar 3.4.2 Simbol filter udara

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


36

Gambar 3.4.3 Contoh Regulator Tekanan Udara

Regulator tekanan udara digunakan sebagai pengatur tekanan yang

dibutuhkan pada instalasi system penumatik. Regulator menggunakan piston untuk

mendeteksi fluktuasi tekanan spring. Pada tekanan downstream mempengaruhi

diafragma dan falve popper menjadi terbuka. Penyesuaian ada pada posisi valve kecil

yang membatasi tekanan downstream ke valve preset.

Gambar 3.4.4 Regulator Udara

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


37

Rublikator Udara

Gambar 3.4.5 Rublikator udara

Pelumasan diperlukan pada bagian komponen internal pneumatik yang

bergerak. Peningkatan proporsional dengan “oil mits” (kabut Minyak) dengan

meningkatkan aliran udara didapat dari spring loaded kecil. Dengan meningkatnya

aliran udara maka valve akan terbukadan perbedaan akan terjadi.

Gambar 3.4.6 Simbol lubricator udara

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


38

Filter udara, Regulator dan Lubrikator atau pelumas dapat dikombinasikan

untuk memastikan kesiapan udara bertekanan yang optimal untuk digunakan dalam

system selanjutnya yaitu system pneumatic.

Gambar 3.4.7 Kombinasi pengatur udara

3.5 Selenoid

Gambar 3.5.1 Gambar Selenoid

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


39

Solenoid merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik baik AC

maupun DC melalui kumparan atau selenoida. Solenoid ini merupakan elemen

control yang paling sering digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada sistem

pneumatik, sistem hedrolik ataupun pada sistem control mesin yang membutuhkan

elemen control otomatis. Contohnya pada sistem pneumatik, solenoid bertugas untuk

mengontrolsaluran udara yang bertekanan menuju actuator pneumatik (cylinder).

Atau pada sebuah tendon air yang membutuhkan solenoid sebagai pengatur pengisian

air, sehingga tendon tersebut tidak sampai kosong.

Jenis solenoid ini banyak jenis-jenisnya, karena solenoid ini didesain sesuai

dari kegunaannya, mulai dari 2 saluran, 3 saluran, 4 saluran dan sebagainya.

Contohnya pada solenoid 2 saluran atau yang sering disebut katup control arah 2/2.

Memiliki 2 jenis yaitu menurut cara kerjanya, yaitu NO dan NC. Jadi fungsinya

hanya menutup atau membuka saluran karena hanya memiliki 1 lubang inlet dan1

lubang outlet, atau pada solenoid 3 saluran yang memiliki 1 lubang inlet, 1 lubang

outlet dan 1 lubang pembuangan. Dimana lubang inlet berfungsi sebagai masuknya

fluida, lubang outlet berfungsi sebagai keluarnya fluida dan pembuangan berfungsi

sebagai pembuangan cairan atau fluida.dan biasanya solenoid 3 saluran ini biasanya

digunakan atau diterapkan pada actuator pneumatik (cylinder kerja tunggal).

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


40

Perinsip Kerja Selenoid

Solenoid akan bekerja bila kumparan atau coil mendapatkan tegangan arus

listrik yang sesuai dengan tegangan kerja solenoid adalah 100/200 VAC dan

kebanyakan tegangan kerja pada tegangan DC adalah 12/24 VDC. Dan sebuah pin

akan tertarik karena gaya magnet yang dihasilkan dari sebuah kumpran solenoid

tersebut. dan saat pin tersebut ditariknaik maka fluida akan mengalir dari ruang C

menuju ke bagian D dengan cepat, Sehingga tekanan diruang C turun dan tekanan

fluida yang masuk mengangkat diafragma. Sehingga katup utama terbuka dan fluida

mengalir langsung dari A ke F, untuk melihat penggunaan Selenoid pada sistem

Pneumatik.

PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN-Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai