DASAR TEORI
3.1 Flowmeter
mengukur aliran dari suatu fluida baik liquid (liquid flowmeter), sludge (sludge
flowmeter) maupun gas (flowmeter gas) baik yang bertemperatur rendah hingga
temperature tinggi dalam pengukuran fluida perlu ditentukan besaran dan vector
kecepatan aliran pada suatu titik. Dalam fluida dan bagaina fluida tersebut berubah
dari titik ke titik. Selain itu, jika hendak mengukur sebuah fluida kita harus bisa
memilih flowmeter yang sesuai dengan kondisi fluid dan fungsi flowmeter itu sendiri.
Karakteristik dari fluida yang diukur oleh flowmeter sangat luas mulai dari tingkat
corrosive fluida dimana untuk fluida yang tingkat keasamannya tinggi mungkin lebih
cocok jika menggunakan flowmeter dari bahan PVC/non logam. Untuk fluida yang
bertemperatur tinggi tentunya digunakan material lain, begitu juga tingkat untuk
16
17
(liquid,gas,powder) dalam suatu aliran dengan segala aspek aliran itu sendiri yaitu
kecepatan aliran atau flow ret dan total masa atau volume dari material yang mengalir
dalam jangka waktu terntentu atau sering disebut Totalizer. Dengan diketahuinya
Parameter dari aliran suatu material oleh alat ukur Flowmeter yang dikirim berupa
data angka dapat juga diteruskan guna menghasilkan aliran listrik atau sinyal yang
High Fresure, juga bisa digunakan untuk mengukur aliran liquid, gas, juga bisa untuk
diaplikasikan pada aliran steam, flowmeter yang terbuat dari bahan UPVC, PE dan
PP, atau PTFE sangat cocok sekali untuk diaplikasikan untuk aliran cimikal yang
corosif.
mudahdigunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe
dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Berikut penjelasan mengenai pengertian,
Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram
untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC adalah
keinginan pemakai. Keadaan input PLC digunakan dan disimpan didalam memory
dimana PLC melakukan instruksi logika yang di program pada keadaan inputnya.
Peralatan input dapat berupa sensor photo elektrik, push button pada panel kontrol,
limit switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan suatu sinyal yang
dapat masuk ke dalam PLC. Peralatan output dapat berupa switch yang menyalakan
lampu indikator, relay yang menggerakkan motor atau peralatan lain yang
dapat digerakkan oleh sinyal output dari PLC. Selain itu PLC juga menggunakan
aritmetika yang dapat mengendalikan suatu mesin atau proses melalui modul -
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat
pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang
telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang
digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada
dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan
meng-on atau meng-off kan output-output. PLC juga dapat diterapkan untuk
a. PLC didesain untuk bekerja dengan kehandalan yang tinggi dan jangka
b. Jika sebuah aplikasi kontrol yang kompleks dan menggunakan banyak relay,
c. PLC dapat dengan mudah diubah-ubah dari satu aplikasi ke aplikasi lain
melakukanpelacakan gangguan.
e. PLC juga dapat berkomunikasi dengan PLC lain termasuk juga dengan
menggunakan printer.
PLC.
2. Memory.
3. Input / Output.
4. Power Supply.
Unit processor atau Central Processing Unit (CPU) adalah unit yang
kontrol ke interface output. Fungsi CPU adalah mengatur semua proses yang
terjadi di PLC. Ada tiga komponen utama penyusun CPU ini, yaitu processor,
2. Memory
Memory juga merupakan elemen yang terdapat pada CPU yang berupa IC
catu daya. Seperti halnya sistem komputer, memory PLC terdiri atas RAM dan ROM.
Kapasitas memory antara satu PLC dengan yang lain berbeda-beda tergantung pada
dalam byte, ada juga yang kilobyte, dan ada pula yang dinyatakan dengan jumlah
3. Input/Output
operasional mesin, maka peran modul input / output sangatlah penting karena modul
ini merupakan suatu perantara antara perangkat kontrol dengan CPU. Suatu
dinamakan peralatan input. Sinyal masuk kedalam PLC melalui terminal atau melalui
kaki - kaki penghubung pada unit. Tempat dimana sinyal memasuki PLC
dinamakan input poin, Input poin ini memberikan suatu lokasi didalam
memory dimana mewakili keadaannya, lokasi memori ini dinamakan input bit. Ada
juga output bit di dalam memori dimana diberikan oleh output poin pada unit, sinyal
output dikirim ke peralatan output. Setiap input / output memiliki alamat dan
memonitor satu persatu aktivitas input dan output didalam program. Indikasi urutan
status dari input output ditandai Light Emiting Diode (LED) pada PLC atau
4. Power supply
Kebanyakan PLC bekerja dengan catu daya 24 VDC atau 220 VAC. Sumber
tegangan yang dibutuhkan oleh CPU, memori dan rangkaian lain adalah sumber
5 volt. Port power supply PLC ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.
Pada dasarnya PLC tidak dapat melakukan apa-apa tanpa adanya program di
b. Terminal video.
c. Komputer / PC.
instruksi paling dasar pada PLC. Berikut ini merupakan instruksi-instruksi dasar
pada PLC.
3.2.6.1 LOAD
a. Instruksi load pada PLC mempunyai singkatan kode LD. Instruksi ini
dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya
a. Instruksi Load not pada PLC mempunyai singkatan kode LD NOT. Instruksi
ini dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol
hanya membutuhkan satu kondisi logic saja dan sudah dituntut untuk
3.2.6.3 AND
a. Instruksi And pada PLC mempunyai singkatan kode AND. Instruksi ini
3.2.6.4 OR
dibutuhkan jika urutan kerja (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya
3.2.6.5 OUT
a. Instruksi Out pada PLC mempunyai singkatan kode OUT. Instruksi ini
a. Instruksi Out not pada PLC mempunyai singkatan kode Out not.
a. Instruksi Timer pada PLC mempunyai singkatan kode TIM dan counter
pada PLC mempunyai kode CNT. Nilai timer/counter pada PLC bersifat
a. Instruksi Shift register pada PLC mempunyai singkatan kode SFT (10).
Instruksi ini berfungsi untuk menggeser data dari bit yang paling rendah
tingkatannya ke bit yang paling tinggi tingkatannya. Data input akan mulai
a. Instruksi Increment pada PLC mempunyai singkatan kode INC (38) dan
(38) dan DEC (39) merupakan instruksi BCD. INC (38) berfungsi untuk
3.2.6.10 MOVE
a. Instruksi Move pada PLC mempunyai singkatan kode MOVE (21). Instruksi
MOV (21) berfungsi untuk memindahkan data channell (16 bit data) dari
alamat memori asal ke alamat memori tujuan. Atau untuk mengisi suatu
BCD).
3.2.6.11 COMPARE
a. Instruksi Compare pada PLC mempunyai singkatan kode CMP (20). Instruksi
output berupa bit > (lebih dari), bit = (sama dengan), bit < (kurang dari).
Cp1 (data compare 1) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.
Cp2 (data compare 2) : CIO, WR, HR, AR, TC, DM, EM.
3.2.6.12 Keep
kondisi execution. 2 kondisi ini diberi label S (Set input) dan R (Reset input).
KEEP (11) beroperasi seperti Latching relay dimana set oleh S dan reset oleh
R. Saat S menjadi ON, status Bit akan ON dan tetap ON sampai reset,
ON, status Bit akan OFF dan tetap OFF sampai reset, walaupun kondisi R
Flowret yang lewat melalui flowmeter akan ditotalkan kedalam Totalizer dan
diberikan angka konstanta, ketika flowret mencapai angka konstanta maka nilai
totalizer akan bertambah satu (1). Nilai totalizer akan dirubah ke nilai real, ketika
nilai flowret lebih kecil dari nol maka angka nol akan berpindah ke bilangan real.
Ketika flowret lebih besar dari 9999 maka angka nol akan berpindah ke bilangan real,
penyaringan agar bebas dari kelembaban dan terjadinya kontaminasi, filter udara
berfungsi untuk hal tersebut. Elemen yang terdapat didalam filter udara
diafragma dan falve popper menjadi terbuka. Penyesuaian ada pada posisi valve kecil
Rublikator Udara
meningkatkan aliran udara didapat dari spring loaded kecil. Dengan meningkatnya
untuk memastikan kesiapan udara bertekanan yang optimal untuk digunakan dalam
3.5 Selenoid
control yang paling sering digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada sistem
pneumatik, sistem hedrolik ataupun pada sistem control mesin yang membutuhkan
elemen control otomatis. Contohnya pada sistem pneumatik, solenoid bertugas untuk
Atau pada sebuah tendon air yang membutuhkan solenoid sebagai pengatur pengisian
Jenis solenoid ini banyak jenis-jenisnya, karena solenoid ini didesain sesuai
Contohnya pada solenoid 2 saluran atau yang sering disebut katup control arah 2/2.
Memiliki 2 jenis yaitu menurut cara kerjanya, yaitu NO dan NC. Jadi fungsinya
hanya menutup atau membuka saluran karena hanya memiliki 1 lubang inlet dan1
lubang outlet, atau pada solenoid 3 saluran yang memiliki 1 lubang inlet, 1 lubang
outlet dan 1 lubang pembuangan. Dimana lubang inlet berfungsi sebagai masuknya
fluida, lubang outlet berfungsi sebagai keluarnya fluida dan pembuangan berfungsi
sebagai pembuangan cairan atau fluida.dan biasanya solenoid 3 saluran ini biasanya
Solenoid akan bekerja bila kumparan atau coil mendapatkan tegangan arus
listrik yang sesuai dengan tegangan kerja solenoid adalah 100/200 VAC dan
kebanyakan tegangan kerja pada tegangan DC adalah 12/24 VDC. Dan sebuah pin
akan tertarik karena gaya magnet yang dihasilkan dari sebuah kumpran solenoid
tersebut. dan saat pin tersebut ditariknaik maka fluida akan mengalir dari ruang C
menuju ke bagian D dengan cepat, Sehingga tekanan diruang C turun dan tekanan
fluida yang masuk mengangkat diafragma. Sehingga katup utama terbuka dan fluida
Pneumatik.