Anda di halaman 1dari 7

Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pendahuluan
Sistem kontrol merupakan hal penting di dunia industri dan di era teknologi informasi saat ini.
Proses produksi dan manufacturing dituntut kestabilannya dan setiap perubahan dapat direspon
secara cepat dan real time. Hal ini karena adanya tuntutan kualitas produk dan proses yang
konsisten dari pasar dan dunia industri itu sendiri. Contoh sistem control industri seperti
pengontrolan variabel-variabel temperatur (temperature), tekanan (pressure), aliran (flow), level
(level), dan kecepatan (speed). Variabel-variabel ini adalan parameter-parameter keluaran
(output) yang harus dijaga tetap sesuai dengan keinginan yang telah ditetapkan terlebih dahulu
oleh operator yang disebut dengan setpoint/set value (SV) sementara nilai actual proses disebut
Process Value (PV). Sistem yang dikontrol (bangunan) agar variabel keluaran dijaga tetap pada
kondisi tertentu disebut dengan plant.

Implementasi teknik sistem kontrol (System Control Engineering) melibatkan multidisiplin ilmu
seperti bidang: teknik mesin (mechanical engineering), teknik elektrik (electrical engineering),
elektronik (electronics) dll dimana kolariborasi keilmuan tersebut lazim disebut Mekatronika
(Mechatronics)

Sistem kontrol berdasarkan aliran sinyal control dibagi atas dua:

1. Sistem kontrol secara manual (Open Loop Controls).

Contoh Sederhana Sistem Kontrol

Agar mudah dimengerti tentang sistem kontrol berikut ini dijelaskan sebuah sistem kontrol yang
dioperasikan oleh operator secara manual seperti yang diperlihatkan dalam gambar berikut ini.

Gambar 1. Model Sistem Kontrol Sederhana (manual control system)


Contoh proses yang diperlihatkan dalam gambar di atas, operator mengoperasikan secara
manual (dengan tangan) agar membuat variasi aliran air melalui variasi pembukaan atau
penutupan Klep Masukan untuk memastikan bahwa:

1. Permukaan air tidaklah terlalu tinggi; atau dijalankan dengan membuang sampah
melalui pelimpah.
2. Permukaan air tidaklah terlalu rendah; atau tidak sampai pada bagian dasar dari
tangki.

Hasil dari sistem kontrol ini adalah air keluar dari tangki pada tingkat rate yang berada pada
daerah cakupan yang diperlukan. Jika air keluar pada rate terlalu tinggi atau rendah, proses
pengaliran air melalui klep masukan dikatakan tidak beroperasi secara benar.

Pada kondisi awal, klep pengosongan pada pipa produk akhir berada pada posisi yang tetap.

Pada contoh sistem kontrol dalam Gambar 1 di atas akan mendemontrasikan bahwa:

Elemen-elemen kontrol otomatis

Elemen-elemen dari sistem kontrol otomatis secara blok diagram diperlihatkan dalam Gambar 2
berikut ini:
Elemen-elemen kontrol otomatis

Elemen-elemen dari sistem kontrol otomatis secara blok diagram diperlihatkan dalam
Gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Elemen-elemen dari sistem kontrol otomatis

Dari Gambar 1 di atas terdapat elemen-elemen kontrol seperti yang diperlihatkan dalam
Gambar
2. Elemen-elemen kontrol tersebut adalah:

1. Mata operator mendeteksi adanya pergerakan level air melalui skala yang
telah ditandai terlebih dahulu. Mata operator dikatakan sebagai Sensor.
2. Sinyal dari mata (sensor) menuju ke otak, yang mana akan mengetahui
adanya deviasi. Otak dapat dikatakan sebagai Kontroler (Controller).
3. Arm Muscle (Lengan dari klep masukan) dan tangan (aktuator, actuator)
memutar klep, disebut sebagai Perangkat Pengontrol (Controlled Device).
Pengertian Dasar Sistem Kontrol
Berbagai macam disiplin ilmu yang menjadi bahan perkuliahan di perguruan
tinggi, pada akhirnya bermuara menjadi satu di sebuah sistem perusahaan dan
menghasilkan produk bermanfaat bagi manusia. Saya pun tidak menyangka pada
awalnya, bahwa teknik mesin, teknik elektronika, teknik sipil, kimia terapan, fisika
terapan, teknik informatika, teknik kontrol dan instrumentasi, dan masih banyak
disiplin ilmu lain yang ternyata dapat melebur menjadi satu di sebuah perusahaan
pembangkit tenaga listrik. Berbagai peralatan bekerja pada masing-masing disiplin
ilmu secara selaras dan terkoordinasi dengan sempurna.

Pengkoordinasian sistem-sistem tersebut melibatkan sebuah sistem kontrol yang


sangat kompleks dan terpusat di sebuah ruang kontrol. Sistem kontrol yang ada
berfungsi untuk mempermudah operator mengoperasikan pembangkit listrik agar
efisien dan reliable. Dan pada kesempatan kali ini akan kita bahas sistem kontrol
dasar yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap.

Sesuai dengan kemajuan teknologi, sistem kontrol otomatis lebih tepat digunakan
pada benyak penggunaan daripada kontrol manual. Ada beberapa alasan yang
menyertai pernyataan tersebut, yaitu:

 Pertama adalah sistem terotomatisasi mengurangi faktor human


error (kesalahan manusia) pada sistem operasi, sehingga lebih menciptakan
sistem kerja yang aman bagi keselamatan manusia.
 Kedua adalah sistem terotomatisasi mengurangi jumlah pekerja/operator
sehingga dapat menghemat biaya pekerja.
 Ketiga yaitu sistem terotomatisasi lebih efisien daripada sistem manual, karena
sistem kontrol otomatis lebih cepat merespons dan akurat dibandingksn sistem
manual pada saat terjadi perubahan kondisi proses kerja.
Sistem kontrol dapat diklasifikasikan berdasarkan cara kerjanya menjadi dua jenis,
yaitu tipe ON-OFF dan tipe modulating. Tipe ON-OFF berfungsi untuk
menghasilkan sistem kontrol yang tetap (discrete). Salah satu contohnya adalah
pada saat menyalakan dan mematikan sebuah motor listrik. Sistem kontrol hanya
memiliki dua perintah untuk motor listrik tersebut, yaitu
perintah start danstop saja. Sedangkan pada sisi motor, ia juga hanya memiliki
dua feedback yaitu motor berputar dan motor berhenti berputar.

Sistem kontrol modulating memberikan output perintah yang dapat bervariasi


secara smooth dari nilai satu ke yang lainnya. Sebagai contoh adalah pada
pengaturan debit aliran suatu fluida di dalam pipa dengan menggunakan
sebuah control valve. Aliran fluida dapat disesuaikan besarnya sesuai dengan
kebutuhan dengan mengatur besar bukaan valve tersebut.

Salah satu contoh penggunaan kontrol ON-OFF dan kontrol modulating (modulasi)
adalah pada saat Anda mengendarai kendaraan bermotor. Saat Anda menyalakan
mesinnya, itu berarti Anda sedang menggunakan kontrol ON-OFF, memutar kunci
mobil Anda dan mendapati mesin mobil Anda menyala. Dan
kontrol modulating Anda bisa dapatkan pada saat Anda mengatur pedal gas
kendaraan Anda. Dengan menggunakan indikator speedometer pada dashboard
Anda, Anda dapat mengatur besar tekanan pada pedal gas sehingga mendapatkan
kecepatan mobil yang sesuai dengan keinginan Anda.

Kontrol ON-OFF

Kontrol ON-OFF memiliki banyak istilah lain yaitu kontrol digital, binary
control, discrete control, kontrol sekuen, atau motor interlock. Fungsi kontrol ini
terbagi menjadi beberapa bagian penggunaan pada sebuah pembangkit listrik,
yaitu:

 Pada alat berputar berpenggerak motor seperti kipas, pompa, kompresor, dan
konveyor.
 Pada valve dan damper yang berpenggerak motor.
 Pada penggerak solenoid seperti shutoff valve pneumatik.
Contoh Sistem Kontrol ON-OFF

Diagram di atas merupakan salah satu contoh skema sistem kontrol ON-OFF yang
sederhana. Beberapa pompa exhauster dihubungkan secara paralel, bertugas untuk
menjaga tekanan di dalam kondensor tetap vakum. Beberapa syarat kondisi
menjadi sinyal input sistem, diproses melalui beberapa logic sederhana sehingga
menghasilkan output dan feedback tertentu.

Sistem kontrol ON-OFF di atas cukup sederhana dan menjadi dasar bagi kita untuk
mempelajari sistem kontrol yang lebih kompleks. Pada penggunaan yang lain,
sistem kontrol dan logic yang ada dapat jauh lebih kompleks terutama bagi
peralatan-peralatan besar dan mahal. Sistem kontrol danlogic yang rumit tersebut,
selain memang untuk proses kerja yang kompleks, juga berfungsi untuk
melindungi peralatan tersebut dari kerusakan yang parah akibat terjadinya
kesalahan proses kerja.

Kontrol Modulasi

Gambar di bawah menunjukkan sistem kontrol pada sebuah heat exchanger yang
memanaskan air dengan menggunakan uap air. Temperatur air dijaga pada nilai
tertentu dengan cara mengatursupply uap air yang masuk ke heat exchanger.

Contoh Sistem Kontrol Modulasi


Elemen dasar yang digunakan pada sistem kontrol modulasi yaitu:

 Variabel terkontrol: Parameter dari proses yang dikontrol pada nilai tertentu
sesuai set point.
 Controller: Bagian yang membandingkan antara variabel terkontrol dengan
nilai set point dan memberikan aksi kontrol untuk mengkoreksi deviasi set
point ke nilai nol.
 Variabel manipulasi: Parameter yang divariasikan besarnya sabagai hasil dari
aksi kontrol daricontroller sehingga dapat mengubah nilai dari variabel
terkontrol supaya mendekati nilai set point.
 Elemen kontrol akhir: Alat yang dapat merubah nilai dari variabel manipulasi
untuk mengkoreksi nilai deviasi set point berdasarkan aksi kontrol
dari controller.
Pada sistem kontrol heat exchanger di atas, temperatur air yang keluar dari heat
exchanger menjadi variabel yang terkontrol. Untuk itu terpasang temperature
probe pada pipa sisi air yang keluar dariheat exchanger, dan menjadi sinyal masuk
ke controller. Controller memproses sinyal dengan jalan mengatur elemen kontrol
akhir yang berupa control valve. Control valve mengatur debit aliran uap air yang
masuk ke heat exchanger sebagai variabel manipulasi sehingga temperatur air
dapat dijaga pada nilai tertentu.

Anda mungkin juga menyukai