6-1 Pendahuluan
Bangunan didirikan untuk mendapatkan perlindungan dan lingkungan
dalam yang aman dan nyaman, sehingga penghuninya terhindar dari keadaan luar
yang berubah-ubah. Ruangan yang berkondisi interior baik dan murah biaya
murah perawatannya merupakan suatu kriteria penting suksesnya rancangan suatu
bangunan. Walaupun pengaturan kondisi di dalam biasanya dilakukan dengan
sistem penghangatan dan pendinginan yang aktif, perancangan penghangatan,
ventilasi dan pengkondisian udara (heating, ventilating and air conditioning, HV
AC) harus dimulai dengan mengetahui sifat-sifat termal dinding dan atap, yang
menentukan kapasitas dan energy kerja yang dibutuhkan.
Tujuan utama bab ini adalah menjajaki prosedur-prosedur dalam menilai
sifat-sifat termal dinding-dinding bangunan untuk merancang sistem HVAC yang
diperlukan dalam menciptakan kenyamanan. Karena tujuan dari sistem tersebut
memberikan kenyamanan maka disarankan agar didahului dengan suatu
pembahasan singkat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan
tersebut.
157
158
sekitar, kelembaban dan kecepatan udara. Jumlah dan jenis pakaian serta tingkat
kegiatan penghuni berinteraksi dengan keempat faktor ini. Dalam merancang
suatu sistem pengkondisian udara. kita pu~tkan perhatian pada pengaturan
keempat faktor tersebut. Jika seseorang memakai pakaian yang wajar, maka batasbatas keadaan di bawah ini seharusnya dapat diterima.
Suhu kerja yang digunakan mendekati harga rata-rata suhu bola kering dan suhu
radian rata-rata, selama suhu radian rata-rata tersebut kurang dari 50C dan
kecepatan udara rata-rata kurang dari 0,4 m/net. Suhu radian rata-rata (mean
radiant temperature) adalah suhu permukaan yang seragam dari sesuatu benda
hitam imajiner yang dengannya penghuni akan mempunyai pertukaran energi
radian yang sama dengan ruang seragam yang nyata. Seseorang yang memakai
pakaian tebal dapat merasa nyaman pada suhu lebih rendah; sebaliknya, pakaian
yang lebih tipis dan kecepatan tinggi dapat memberikan kenyamanan walaupun
suhu lebih tinggi. Suhu permukaan yang ada di sekitar mempunyai pengaruh
terhadap kenyamanan yang sama besarnya dengan suhu udara, dan tak dapat
diabaikan.
=
dengan
UA =
1/
, W/K
159
U =
A =
luas permukaan, M2
160
0,029 m2 .K/W
Bata luar, 90 mm
0,068
Celah udara
0,170
0,232
1,940
Celah udara
0,170
Papan gip, 13 mm
0,080
0,120
2,812 m2 .K/W
Rtot
= (
)(
161
Tabel 4-4 Hambatan termal dari satu satuan luas permukaan bahan bangunan
tertentu pada suhu rata-rata 24C.
1/k,m K/W
R,m2 K/W
Bahan-bahan eksterior
Face brick (bata luar)
0,76
Bata biasa
1,39
Batu
0,55
0,18
0,38
0,29
Kapur (stucco)
1,39
0,04
Aspal penyekat, 13 mm
0,14
Kayu ply-wood, 10 mm
0,10
0,32
penyekat
Bahan pelapis
Asbestos-cement
1,73
Ply-wood
8,66
0,23
9,49
7,35
Bahan atap
Asphalt shingles (sirap beraspal)
0,08
Built-up roofing, 10 mm
0,06
Beton (concrete)
0,55
Agregat ringan
1,94
162
Bahan-bahan penyekat
Blanket dan batt, serat mineral, 75 90 mm
1,94
135 165 mm
3,35
27,7
27,7
Celluler polyurethane
43,8
3,35
Sellulose
21,7 25,6
Bahan-bahan interior
0,08
16 mm
0,10
1,39
0,066
8,66
6,31
Tabel 4-4 Tahanan termal dari satu satuan luas permukaan bahan bangunan
tertentu pada suhu rata-rata 24C
1/k,m K/W
R,m2 K/W
Hambatan udara
Permukaan udara terang (emisivitas
0,11
163
atas
Horizontal, kalor mengalir ke bawah
0,16
0,12
0,029
6,7 m/det
Permukaan, udara bergerak, musim pemanasan,
0,044
3,4 m/det
Celah udara, emisivitas permukaan 0,8 horisontal
0,14
Vertical
0,17
0,24
Vertical
0,36
Kaca datar (flat glass)
U, W/m2 K*
Musim panas
Musim
dingin
Kaca tunggal
5,9
6,2
3,5
3,3
3,2
2,8
2,5
2,2
2,2
1,8
2,8
2,3
164
= 3000 (
bangunan tidak memiliki ventilasi mekanis, atau bila kipas-kipas di dalam sistem
tidak bekerja maka infiltrasi akan terjadi. Laju aliran volumetrik dari udara
infiltrasi agak sukar untuk ditunjukkan dengan ukuran yang tepat. Besaran
tersebut akan bermacam-macam besarnya tergantung dari kualitas konstruksi,
kecepatan dan arah angin, perbedaan suhu dalam dan luar ruangan, dan tekanan di
dalam bangunan tersebut. Prosedur yang seringkali digunakan dalam perhitungan
beban adalah dengan memperkirakan infiltrasi tersebut dalam bentuk jumlah
pergantian udara per jam, Satu pergantian udara per jam adalah laju alir
volumetrik yang jumlahnya sama dengan volume ruangan tersebut. Jumlah
pergantian udara per jam di dalam suatu bangunan yang lebih kecil, tanpa
pembangkitan tekanan di dalam, dapat diperkirakan sebagai fungsi5 dari
kecepatan angin dan perbedaan suhu.
+ (
(4-1)
6-5 Beban panas matahari melalui permukaan tembus cahaya Perolehan kalor
yang disebabkan oleh panas matahari yang jatuh pada suatu permukaan,
ditentukan oleh sifat-sifat fisika permukaan tersebut. Sifat-sifat optika permukaan
dinyatakan dengan
+
dengan
=1
166
Besaran masing-masing faktor ini mempunyai dampak yang nyata pada perolehan
kalor dari matahari.
Untuk permukaan tembus cahaya seperti jendela dalam Gambar 4-4,
energi matahari yang menembus permukaan tersebut (qsg) dengan satuan Watt
adalah:
= (
Dengan
)=
( +
(4-2)
Pada keadaan mantap (steady state), N dapat berharga sama dengan U/ho.
Pembentukan kembali persamaan yang menggunakan U dan ho, menghasilkan
Bentuk
( +
+
( +
/
/ )
167
Tabel 4-10 Faktor perolehan kalor matahari (SHGF) maksimum untuk kaca yang
dikenai cahaya matahari4 , W/m
U/teduh
TL/BL
T/B
Teng/BD
Hor.
32 lintang utara
Des
69
69
510
775
795
500
Jan, Nov
75
90
550
785
775
555
Feb, Okt
85
205
645
780
700
685
100
330
695
700
545
780
115
450
700
580
355
845
Mei, Jull
120
530
685
480
230
865
Juni
140
555
675
440
190
870
Mar,
Sept
Apr,
Agus
40 lintang utara
Des
57
57
475
730
800
355
Jan, Nov
63
63
480
755
795
420
Feb, Okt
80
155
575
760
750
565
95
285
660
730
640
690
110
435
690
630
475
790
Mei, Jull
120
515
690
545
350
830
Juni
150
540
680
510
300
840
Mar,
Sept
Apr,
Agus
168
Gambar 4-4 Distribusi panas matahari yang menimpa permukaan tembus cahaya.
dengan ss menyatakan lembaran kaca bening tunggal (single sheet). Harga umum
koefisien peneduhan (SC) untuk beberapa jenis kaca dengan atau tanpa peneduhdalam dimuat dalam tabel 4-11. Jika ada permukaan luar yang membayangi
jendela, maka untuk jendela yang dibayangi tersebut, digunakan harga SHGF
jendela yang menghadap ke utara (karena posisi bangunan pada lintang utara)
Tabel 4-11 Koefisien peneduhan (shading coefficients)4
Koefisien peneduhan
Jenis
kaca
Kaca
tunggal
Lembaran
biasa
Pelat
(tebal)
Penyerap
panas
Kaca
rangkap
Lembaran
biasa
Pelat
(tebal)
reflektif
Ketebalan Tanpa
Krei Pelindung
mm
peneduh
dalam Sedang Terang
Tirai Gulung
Gelap Terang
1,00
0,64
0,55
0,59
0,25
6-12
0,95
0,64
0,55
0,59
0,25
0,70
0,57
0,53
0,40
0,30
10
0,50
0,54
0,52
0,40
0,28
0,90
0,57
0,51
0,60
0,25
0,83
0,57
0,51
0,60
0,25
0,2-0,4
0,20,33
169
Energi matahari yang menembus suatu jendela dapat dirumuskan sebagi berikut :
=(
dengan
)(
memasuki ruangan tidak segera menjadi beban pendinginan. Energi radiasi ini
pertama-tama diserap oleh permukaan-permukaan di dalam ruangan, selama
waktu ini suhu permukaan-permukaan tersebut naik dengan laju yang ditentukan
oleh sifat-sifat termal dinamisnya. Jadi energi matahari yang diserap ditunda
sebelum dilepaskan lagi ke udara di ruangan secara konveksi. Oleh karena proses
ini dapat menimbulkan perbedaan waktu yang berarti maka hal ini juga
dimasukkan menjadi suatu faktor beban pendinginan (CLF) dalam menghitung
beban radiasi melalui kaca. Harga CLF yang diturunkan dari suatu analisis
komputer ekstensif.
Dalam menentukan kalor yang diterima dari radiasi matahari melalui
permukaan-permukaan tembus cahaya, peneduhan dari luar juga harus
diperhitungkan. Peneduhan oleh overhang atau peneduh-peneduh lain.
170