PENDAHULUAN
Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari
suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektro magnetik.
V1 V2
1
Gambar 1-2 Bagan Transformator
V1 : tegangan primer
V2 : tegangan sekunder
I1 : arus primer
I2 : arus sekunder
(1)
2
(4)
Dari persamaan (4) dapat dibuktikan bahwa, fluks magnet fungsi sinus akan
menimbulkan GGL induksi fungsi sinus. GGL induksi akan ketinggalan 90 0 terhadap
fluks magnet.
GGL induksi kumparan primer maksimum adalah (ePm)aksNmdan besarnya tegangan efektif (P)
dapat dihitung dengan persamaan :
(5)
(7)
Dari persamaan (3) dan (7) didapatkan, untuk trafo ideal berlaku
(8)
Contoh Soal
3
1. Sebuah trafo dengan tegangan primer 2300 volt, mempunyai kumparan primer
dengan 4800 lilitan, frekuensi jala-jala 60 Hz. Hitunglah :
a. Fluks bersama maksimum (m)
b. Jumlah lilitan kumparan sekunder, jika eS =230 Volt
Penyelesaian :
a. Fluks bersama maksimum (m)
Penyelesaian :
Jumlah lilitan kumparan primer
Penyelesaian :
4
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban, maka pada lilitan sekunder
mengalir arus sebesar I2. Belitan ampere sekunder (I2 NS) cenderung melemahkan fluks
magnetik pada inti sehingga eP akan turun.
Akan tetapi akibat belitan primer (I1 NP) mengimbanginya sehingga fluks menget pada
inti konstan (I1 naik).
(9)
I’2 adalah komponen arus primer yang mengimbangi penurunan fluks magnet akibat
adanya arus sekunder.
Pada keadaan beban penuh I0 sangat kecil dibanding arus I1. Oleh karena itu untuk
memudahkan perhitungan dapat dianggap I1 = I’2
Belitan ampere sekunder (I2 NS), menghasilkan 2 buah fluks, fluks pada inti dan
fluks magnet bocor (l2).
Fluks magnet bocor pada bagian sekunder (l2) akan menimbulkan GGL induksi
sebesar
Apabila R2 adalah tahanan kumparan sekunder, dan Z impedansi beban, maka didapatkan
5
(10)
X2 adalah reaktansi bocor pada bagian sekunder.
maka apabila bagian sekunder akan disesuaikan pada bagian primer,maka harga V2
harus dikalikan dengan harga a agar sama dengan V1 sehingga
e’S adalah GGL induksi sekunder akan disesuaikan pada bagian primer, dengan cara yang
sama, didapat e’S = a eS
Sedangkan dari pesamaan akan didapat arus sekunder yang disesuaikan pada sis
primer
6
BAB II
PERCOBAAN MENCARI RUGI-RUGI TRANSFORMATOR
Tes hubungan terbuka dipakai untuk mencari rugi-rugi besi (rugi-rugi inti) pada
transformator.
Caranya :
1. Membuat rangkaian transformator seperti pada gambar 2-1, bagian tegangan tinggi
terbuka, alat ukur dipasang pada bagian tegangan rendah.
2. Ukurlah daya (P), V1 (tegangan primer), I0 (arus primer dalam keadaan tanpa beban).
3. Daya (P) yang terukur adalah rugi-rugi besi transformator.
Didalam tes hubungan terbuka, berlaku rumus :
(14)
(15)
(16a)
(16b)
(17a)
(17b)
Dimana Ih+e : Harga arus yang membentuk rugi-rugi besi dalam pembentukan magnet.
Im : Harga arus yang efektip didalam pembentukan magnet.
7
Io Im
o
V1 Ih+e Ep
Pada tes hubungan terbuka berarti I1 kecil sekali, maka I2.R (Pcu) dapat diabaikan.
Dalam tes hubung singkat ini agar I2 kecil, V2 harus kecil maka V1 harus kecil (V1 sekitar
5 – 10% dari tegangan kerja).
Percobaan ini dapat dilaksanakan, untuk trafo step-up maupun step down, Untuk praktek
trafo yang digunakan sebaiknya trafo step-down.
Caranya :
1. Sisi primer trafo diberi tegangan sumber V1 (kecil).
2. Sisi sekunder trafo dihubung singkat.
3. ukurlah tegangan V1 , I, dan W
Dalam tes hubung singkat, sisi sekunder dari trafo dihubung singkat, sehingga Z = 0,
akibatnya I2 jauh lebih besar dibandingkan I0. Oleh karena tegangan V2 kecil akibatnya
tegangan V1 kecil yang berarti fluks magnet (b) dan kerapatan fluks (B) juga kecil.
Menurut rumus empiris STEINMEITZ Ph = P.B max1,6 f (P = konstanta dan f =
frekuensi) Pe = Q.B2 max f2 (Q = konstanta), karena B kecil maka P h + e kecil sekali dan
dapat diabaikan. Oleh karena itu tes hubung singkat dapat diabaikan untuk mencari rugi-
rugi tembaga. Dari percobaan tersebut diperoleh :
8
BAB III
RANGKAIAN PENGGANTI
9
Pada tes hubungan terbuka, telah dijelaskan bahwa dengan adanya tegangan
primer V1 , maka akan terjadi arus I0 yang dapat diuraikan menjadi Im + Ih+e
Im
I0
Ih +e
Gambar 3-1 Bagan Im dan Ih + e
Dimana : Im : harga arus yang efektif dalam pembentukan magnet.
Ih + e : harga arus yang membentuk rugi-rugi magnet
Pada transformator tidak berbeban pada kumparan primer akan mengalir arus sebesar IO
(21)
10
Gambar 3-3 Rangkaian pengganti primer
Rangkaian pengganti sekunder diatas dapat disambungkan dengan rangkaian primer bila
harga ES = EP
Untuk menjadikan ES = EP , maka harga ES dikalikan a atau EP dibagi dengan a
Tergantung dari harga tersebut dibawa keprimer atau sekunder
Apabila harga-harga GGL induksi primer dibawa ke sekunder :
(23)
(24)
(25)
(26)
11
(27)
(28)
(29)
Karena besarnya arus tanpa beban sedikit sekali pengaruhnya terhadap drop tegangan,
maka dapat digambarkan sebagai berikut :
12
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
Contoh Soal :
1. Trafo daya 25 KVA, 2300/230 volt mempunyai tahanan primer R1 = 0,8 ohm,
reaktansi primer X1 = 3,2 ohm. Pada sisi sekunder R2 = 0,009 ohm, X2 = 3,2 ohm
Hitunglah :
a. tahanan, reaktansi, impedansi, ekivalen sekunder dibawa ke primer.
b. tahanan, reaktansi, impedansi, ekivalen primer dibawa ke sekunder.
Penyelesaian :
Angka transformasi trafo :
a. tahanan sekunder :
reaktansi sekunder :
impedansi :
b. tahanan primer :
reaktansi primer :
impedansi
2. Pada soal no.1 , hitunglah penurunan (drop) tegangan pada tahanan ekivalen,
reaktansi ekivelen untuk primer dibawa kesisi sekunder dan sekunder dibawa ke sisi
primer (arus sekunder 109 A)
Penyelesaian :
a. Primer dibawa ke sisi sekunder (dipandang dari sisi sekunder)
13
b. Sekunder dibawa ke sisi primer (dipandang dari sisi primer)
BAB IV
DIAGRAM VEKTOR
14
Diagram vektor adalah : Penggambaran hubungan antara fluks magnet, tegangan dan arus
yang mengalir dalam bentuk vektor.
Hubungan yang terdapat diantara harga-harga tersebut akan tergantung pada sifat beban,
impedansi lilitan primer dan sekunder serta kerugian-kerugian transformator.
Karena transformator tidaklah ideal, maka rugi-rugi yang ada harus diperhitungkan :
1. Arus primer tanpa beban (I0) pada gambar diatas, sefasa dengan fluks magnet (O),
yang seharusnya mendahului sebesar φ0 sehingga arus primer tanpa beban (O)
tersebut dapat diuraikan atas 2 komponen yaitu :
2. Besarnya GGL induksi EP tidak lagi sama dengan V1, tetapi harus diperhitungkan
terhadap penurunan tegangan karena adanya impedansi kumparan primer Z 1 ,
sehingga diperoleh hubungan :
15
Dimana, R1 : tahanan kumparan primer
X1 : reaktansi induktip kumparan primer
Gambar 4-2 Diagram vektor trafo transformator (tidak ideal) tanpa beban
TRANSFORMATOR BERBEBAN
Apabila transformator diberi beban, maka akan mengalir arus I 2 pada kumparan sekunder.
I2 ini akan menyebabkan perubahan arus yang mengalir pada kumparan primer.
Perubahan arus ini akan sama dengan
Transformator ini biasanya mempunyai I0 yang kecil sama sekali dibandingkan I1,
sehingga kadang-kadang bisa diabaikan.
Untuk Transformator berbeban, beban disini dapat berupa tahanan murni, beban induktip
maupun kapasitip.
16
Arus ini akan berbeda fase sebesar 2 terhadap ES akibat adanya reaktansi kumparan
sekunder (X2).
Untuk melukiskan diagram vektor diambil ES sebagai dasarnya. Dari harga ES didapat
harga EP = a. ES
Gambar 4-5 Diagram vektor transformator berbeban tahanan murni
2. BEBAN INDUKTIP
17
Gambar 4-6 Diagram vektor transformator berbeban induktip
3. BEBAN KAPASITIP
Dengan adanya beban kapasitip tersebut menyebabkan pergeseran fase antara I 2 dan
ES sebesar θ2
diedit lagi
18
BAB V
JENIS – JENIS TRANSFORMATOR
19
Gambar 5-1 Konstruksi transformator tipe inti
20
Gambar 5-1 Konstruksi transformator tipe shell
21
Gambar 5-2 Bentuk inti. Bentuk huruf L, E, F
Kemudian dalam pelaksanaan praktis, bentuk-bentuk ini berkembang menjadi bentuk U
atau L, bentuk huruf E – I, dan pelat yang digulung. Bentuk L atau U digunakan pada tipe
core/inti, sedangkan bentuk E – I digunakan pada tipe shell.
Gambar 5-3 Bentuk inti pelat yang digulung dan inti bentuk E – I
22
Oil-immersed force-oil circulation with OFB
iar-blast cooling : (Transformator
dimasukkan dalam minyak yang dialirkan
Pendinginan buatan dengan udara dihembuskan)
(udara) Oil-immpersed air blast cooling : OB
(Transformator dimasukkan dalam
minyak dengan udara dihembuskan)
Air-blast cooling : (Pendingin dengan AB
udara yang dihembuskan)
Oil-immered water coling : OW
(Transformator dimasukkan dalam
minyak, pendinginan juga dibantu dengan
Pendinginan buatan air)
(air) Oil-immered force-oil-circulation with OFW
water cooling : (Transformator
dimasukkan dalam minyak yang dialirkan,
pendinginan juga dibantu dengan air)
F. KEGUNAAN
Kegunaan transformator adalah :
1. Transformator tenaga, untuk sistem transmisi dan distribusi.
23
2. Oto-transformator, belitan primer dan sekunder menjadi satu, misal : slide
regulator (variac).
3. Transformator pengaman, untuk menurunkan tegangan, sehungga mengurangi
bahaya terhadap para pekerja.
4. Transformator ukur, untuk alat-alat kontrol.
OTOTRANSFORMATOR
Ototransforamtor adalah transformator dimana kumparan primer dan sekunder
menjadi satu. Keuntungan ototransformator dibandingkan transformator biasa :
Ukuran lebih kecil untuk daya yang sama.
Harga murah.
Efisiensinya lebih tinggi.
Arus tanpa beban kecil.
Mempunyai penurunan tegangan yang kecil.
Ototransformator seolah-olah juga merupakan suatu pembagi tegangan (voltage
devider).
Karena pada transformator ini tidak diperlukan lilitan sekunder sendiri maka hal ini
berarti penghematan kawat.
Yang perlu diperhatikan disini adalah pembagian arusnya (gbr.5-5). Pada bagian b-c
mengalir arus primer I1 dan juga arus sekunder I2 akibatnya arus yang mengalir pada
bagian b-c menjadi lebih kecil, lebih kecil dari I1 dan lebih kecil dari I2.
24
Dengan dasar pertimbangan ini maka unyuk bagian b-c dapat dipakai kawat yang
lebih kecil diameternya dari pada a – b dan ini berarti penghematan. Jika NP/NS
mendekati satu, maka bagian a – b hanya merupakan sebagian kecil dari seluruh
lilitan.
Untuk memperoleh Vb yang diinginkan, dibuat beberapa tap, atau dengan sikat arang
yang bisa digerakkan (moveable contact).
Ototransformator dapat dipakai untuk mengasut motor induksi 3 fasa tipe wound
rotor (rotor dililit); lihat gambar 5 -6.
25