Artasia Putri3332170019 Erni Agustina 3332170045 Nur Fasa Yafitri 3332170094 Isolasi cair adalah isolator yang berbahan dasar minyak, dan terbagi berdasarkan bahan pembuatannya. Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan juga sebagai pendingin sehingga banyak digunakan pada peralatan seperti transformator, pemutus tenaga, switch gear. Karakteristik Isolasi Cair
Pada dasarnya dielektrik cair harus memiliki sifat dielektrik yang
baik, mempunyai karakteristik perpindahan panas yang bagus dan memiliki struktur kimia yang stabil saat pengoperasian.
Berikut adalah beberapa karakteristik Isolasi Cair :
Sifat Listrik Sifat-sifat listrik yang sangat penting dalam menentukan kinerja dielektrik dari dielektrik cair adalah : a. Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi tekanan listrik (electric stress) yang tinggi. b. Resistivitas suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resistivitasnya lebih besar dari 109 ohm-meter. Perpindahan Panas
Pada peralatan yang terisi oleh isolasi cair (transformer, kabel,
circuit breaker, dll) perpindahan panas biasanya dipengaruhi oleh konveksi. Faktor utama yang mengontrol perpindahan panas adalah konduktivitas termal dan viskositas. Kestabilan Kimiawi
Pada penggunaannya, isolasi cair yang terkena tekanan
termal dan listrik karena adanya material seperti O2, air, serat dan hasil-hasil dari pemisahan bahan isolasi padat. Hal tersebut bisa mempengaruhi kestabilan dari rantai kimia dari isolasi cair. Contoh Bahan Isolasi Cair
a. Minyak Trafo, adalah minyak mineral yang diperoleh
dengan pemurnan minyak mentah. b. Bahan isolasi cair sintesis yang berisi chloor (hidrocarbon seperti difenil C10H12), Bahanbahan ini antara lain : sovol, askarel, aracrol, pyralen , shibanol. c. Minyak silikon, bahan isolasi cair yg lebih mahal dari minyak trafo Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair Berikut alasan mengapa isolasi cair digunakan a. Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen. b. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. c. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi. Faktor Kegagalan Isolasi Cair Terdapat beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi kegagalan isolasi cair (minyak transformator) seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak), pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau minyak transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak transformator Pengujian Isolasi Cair
a. Pengujian Isolasi biasanya dilakukan di laboratorium
Tegangan Tinggi milik Teknik dengan menggunakan tegangan tinggi AC dan DC. b. Langkah-langkah pengujian dibagi menjadi 3 (tiga) tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengujian dan tahap akhir pengujian. c. Beberapa pengujian diantranya :Pengujian kualitas minyak trafo, pengujian elektroda, korona dll. Contoh Pengujian Isolasi Cair Pengujian Kualitas Minyak Trafo meliputi,
Pengujian Kekuatan Elektrik Minyak Trafo Kekuatan listrik
merupakan karakteristik penting dalam material isolasi. Jika kekuatan listrik rendah minyak transformator dikatakan memiliki mutu yang jelek. Hal ini sering terjadi jika air dan pengotor ada dalam minyak transformator. Pengujian perlu dilakukan untuk mengetahui kegagalan minyak transformator. Pengujian Viskositas Minyak Transformator Viskositas minyak adalah suatu hal yang sangat penting karena minyak transformator yang baik akan memiliki viskositas yang rendah, sehingga dapat bersirkulasi dengan baik dan akhirnya pendinginan inti dan belitan trasformator dapat berlangsung dengan baik pula. Contoh Pengujian Isolasi Cair
Pengujian Titik Nyala (flash point) Temperatur ini adalah
temperatur campuran antara uap dari minyak dan udara yang akan meledak (terbakar) bila didekati dengan bunga api kecil. Untuk mencegah kemungkinan timbulnya kebakaran dari peralatan dipilih minyak dengan titik nyala yang tinggi. Titik nyala dari minyak yang baru tidak boleh lebih kecil dari 135C, sedangkan suhu minyak bekas tidak boleh kurang dari 130C. Untuk mengetahui titik nyala minyak transformator dapat ditentukan dengan menggunakan alat Close up tester. Contoh Pengujian Isolasi Cair
Pemurnian Minyak Transformator , Minyak transformator
dapat terkontaminasi oleh berbagai macam pengotor seperti kelembaban, serat, resin dan sebagainya. Ketidakmurnian dapat tinggal di dalam minyak karena pemurnian yang tidak sempurna. Pengotoran dapat terjadi saat pengangkutan dan penyimpanan, ketika pemakaian, dan minyak itu sendiri pun dapat membuat pengotoran pada dirinya sendiri.