Anda di halaman 1dari 75

1

2
3
12
6

8
7
8 10 15
9 12

2
2
1

3 5
7
7
4

14

1. Inti besi 6. Konservator 11. Breather


2. Klem inti besi 7. radiator 12. Pembatas tekanan
3. Belitan sekunder 8. Busing primer 13. Gelas penduga
4. Belitan primer 9. Busing sekunder 14. Roda
5. Penyangga belitan 10. Tap changer 15. Kuping pengangkat
4
5
Gambar 1: Core type

6
Gambar 2: Shell type
a) Stacked type b) Wound type

Bila terminal transformator terhubung dengan sumber tegangan, pada inti besi
akan timbul rugi besi akibat perubahan siklus pada magnetik besi (rugi
histerisis) dan mengalirnya arus eddy pada laminasi inti besi. Rugi-rugi ini
disebut dengan rugi tanpa beban karena selalu timbul walaupun transformator
tidak sedang memasok beban.
7
Rugi besi dapat direduksi dengan mengurangi tebal pelat,
memperbaiki permeabilitas atau menggunakan bahan dengan
resistans magnetik yang lebih kecil.
8
Tahun Tebal Rugi-rugi
Material inti Nomenklatur
(sekitar) [mm] (W/kg pada 50Hz)
1950 Cold rolled CGO 0,35 1,11 (1,5T) M6x
1960 Cold rolled CGO 0,30 0,97 (1,5T) M5x
1965 Cold rolled CGO 0,27 0,85 (1,5T) M4x
1970 Cold rolled HiB 0,30 0,8 (1,5T) M0H
1975 Amorphous metal 0,025 0,2 (1,3T)
1980 Cold rolled CGO 0,23 0,75 (1,5T) M3x
Cold rolled HiB 0,23 0,70 (1,5T) M0H
1983 Laser treated HiB 0,23 0,6 (1,5T) ZDKH
1985 Cold rolled CGO 0,18 0,68 (1,5T) M2x
1987 Plasma treated HiB 0,23 0,6 (1,5T) Plasma PJ
1991 Chem. Etched HiB 0,23 0,6 (1,5T) PDR

9
A. Klem inti dari baja kanal U B. Klem inti dari kayu transformator

Rugi tanpa beban dipengaruhi oleh kualitas susunan pelat inti besi (kerapatan
dan penyambungan antar pelat). Untuk menjaga kestabilan, rakitan inti besi
diikat dengan klem, agar getaran dan gaya mekanik saat transportasi dan
operasi tidak menyebabkan berubahnya kerapatan pelat dan sambungan.
10
Jalur minyak pada lapisan belitan

Belitan dibentuk dari lilitan-lilitan konduktor berinsulasi. Lilitan tersebut dapat


terdiri dari beberapa lapis (layer) yang dipisahkan satu dengan lainnya dengan
kertas insulasi. Setiap beberapa lapisan diberi jalur untuk melintasnya minyak
pendingin
11
Bahan untuk konduktor belitan adalah tembaga atau
aluminium.
Tembaga merupakan material yang paling banyak digunakan,
sedangkan aluminium muncul lebih belakangan sebagai
material alternatif, dan umumnya digunakan pada belitan
tegangan rendah.
Resistivitas aluminium lebih tinggi dibandingkan tembaga,
sehingga untuk mendapatkan rugi-rugi yang setara harus
dikompensasi dengan luas penampang yang lebih besar.

12
Material konduktor untuk belitan primer yang paling banyak digunakan
adalah enamelled round copper wire dengan varnish jenis PVF (polyvinil
formal) dengan kelas suhu 105°C.
Dibandingkan varnish lain yang digunakan pada enamelled wire, seperti
polyurethane, polyester, dll, kelas suhu PVF lebih rendah, namun
varnish ini cocok digunakan dalam rendaman minyak.

Untuk belitan sekunder, material konduktor adalah tembaga atau


aluminium.
Bentuk konduktor berbentuk segi-empat (rectangular wire) atau
lembaran (metal foil) yang diinsulasi dengan kertas.
Kertas digunakan karena perpaduannya dengan minyak mempunyai
ketahanan tegangan yang cukup tinggi.
Metal foil, yang dikombinasikan dengan epoxy dotted paper sebagai
insulasi antar-foil, mempunyai ketahanan hubung-singkat yang lebih baik
dibandingkan bentuk konduktor segi-empat.
13
Belitan metal foil dan proses penggulungannya

 Pada saat transformator memasok beban akan timbul rugi-rugi (disebut rugi
berbeban), yang terdiri dari rugi I²R dan rugi sasar.
 Rugi I²R disebabkan oleh mengalirnya arus pada konduktor belitan,
sedangkan rugi sasar akibat arus eddy pada belitan dan bagian-bagian
logam konstruksi transformator yang terpapar fluks magnetik.
 Rugi berbeban kuadratis terhadap arus beban dan proporsional terhadap
suhu operasi belitan.
14
 Fungsi penyangga belitan adalah menjaga kestabilan belitan, terutama
pada saat terjadi gangguan pada sisi eksternal transformator.
 Bahan yang digunakan adalah kayu transformator atau kayu alam.
 Sebelum digunakan, kayu alam perlu melalui proses pengeringan terlebih
dahulu untuk memastikan kandungan airnya tidak berlebihan sehingga
mempengaruhi mutu dielektrik minyak insulasi.
 konstruksi penyangga belitan tidak dibuat rapat. Bagian yang terbuka
dipersiapkan sebagai jalur bagi minyak pendingin dalam membasuh
lapisan-lapisan belitan. 15
 Panas yang ditimbulkan oleh rugi-rugi transformator berpotensi merusak
ketahanan komponen-komponen dari sistem insulasi (kertas atau
enameled wire) transformator.
 Untuk menjaga agar suhu pada semua bagian insulasi selalu berada di
bawah batas ketahanan termalnya, diperlukan pendinginan.
 Sistem pendinginan yang umum digunakan adalah ONAN. Dua huruf
awal menggambarkan metode pendinginan internal, sedangkan dua
huruf terakhir untuk metode eksternal.

Medium internal yang kontak dengan O Minyak mineral atau sintetik dengan
belitan titik bakar ≤ 300 °C
Mekanisme sirkulasi dari medium N Aliran natural melalui belitan
pendingin internal
Medium pendinginan eksternal A Udara
Mekanisme sirkulasi dari medium N Konveksi natural
eksternal

16
 Pemeran utama di bagian internal adalah minyak isolasi.

 Kemampuan minyak untuk fungsi ini dipengaruhi oleh kualitas heat


transfernya dan bagaimana minyak dapat secara efektif mengalir
(membasuh) pada setiap celah dari susunan belitan.

 Pada bagian eksternal, pemeran utamanya adalah suhu dan aliran


udara di sekitar transformator serta luas permukaan sirip-sirip
pendingin.

17
 Sirip pendingin merupakan bagian pendinginan eksternal transformator.
 Luas permukaan sirip-sirip pendingin yang akan berinteraksi dengan udara
luar merupakan faktor yang menentukan efektifitas pendinginan.
 Jumlah dan ukuran sirip pendingin didesain sehingga mampu mendisipasi
suhu yang timbul saat transformator dioperasikan.
 Aliran udara akan melakukan pertukaran panas melalui sirip-sirip
pendingin. Luas permukaan sirip pendingin akan menentukan kualitas
pendinginan.
 Untuk transformator dengan kelas suhu A, seperti halnya kebanyakan
transformator distribusi, desain ketahanan termal ditentukan pada suhu
ruang maksimum 40°C.
 Suhu pada bagian-bagian transformator dibedakan menjadi suhu rata-rata
dan suhu titik terpanas (hot spot).
 Suhu panas pada bagian selain belitan dapat terjadi pada bagian
konstruksi klem inti besi yang dibuat dari bahan logam magnetik dan
bagian tutup tangi di sekitar busing.
 Untuk mengurangi pengaruh arus eddy, pada sebagian bidang pelat tutup
tangki diganti dengan bahan logam non-magnetik.
18
 Minyak transformator adalah minyak berbasis mineral yang digunakan
karena keunggulan sifat kimia dan kekuatan dielektrik.
 Minyak berfungsi sebagai isolasi dan sekaligus media pendingin. Kualitas
minyak akan mempengaruhi sifat insulasi dan pendingin.
 Sepanjang waktu pengoperasian transformator, kualitas minyak akan
terdegradasi sehingga potensi gangguan pada transformator membesar.
Kelembaban, sedimen dan partikel konduktif merupakan faktor yang
cenderung mereduksi kuat dielektrik minyak.
 Oksidasi adalah asam (acid) yang terbentuk dari minyak yang terjadi bila
kontak dengan udara. Keasaman akan membentuk sludge yang
mendiami belitan transformator mereduksi disipasi panas. Belitan akan
lebih panas dengan semakin besarnya sludge, sehingga transformator
lebih panas.
 Kadar keasaman tinggi dan peningkatan suhu akan mengakselerasi
pemburukan kualitas minyak.
 Kontaminasi yang terdapat pada minyak transformator umumnya
mengandung air dan partikel. Keberadaan salah satu dari kontaminan
akan mereduksi kualitas insulasi.
19
 Bila tingkat keasaman tinggi perlu kewaspadaan. Sludge yang terbentuk
oleh keasaman harus dibersihkan dengan minyak panas untuk
menghilangkan sedimen.
 Lebih ekonomis bila dilakukan saat tingkat keasaman lebih dini saat
keasaman mulai terbentuk, sebelum sludge terbentuk, sehingga minyak
akan tetap bertahan kualitasnya selama kondisi operasi normal.
 Minyak transformator dapat menahan partikel air bergantung pada suhu
minyak. Jika minyak pada titik jenuhnya, free water pada bagian bawah
transformator.
 Kekuatan dielektrik akan menurun dengan hadirnya air pada minyak dan
direkomendasi untuk dilakukan degasifikasi.
 Jika kadar air tinggi mengalirkan keluar minyak panas perlu
dipertimbangkan walau lebih mahal daripada degasifikasi, karena
mengeluarkan juga minyak pada inti besi dan rakitan belitan.
 Pada penggantian minyak sebaiknya dilakukan pada kondisi vakum. Jika
tangki tidak tahan vakum minyak harus didegasifikasi dan disirkulasi melalui
degasifier 3 kali dari volume tangki untuk membantu menghilangkan
lembab pada insulasi transformator.
 Kerusakan disebabkan level uap air yang masuk ke dalam tangki. humiditas
yang rendah 20
Karakteristik minyak trafo berdasarkan IEC 60422:2005

No Parameter Baik Cukup Buruk

1 Warna dan penampakan Clear - Gelap


Tegangan tembus [kV/2,5
2 > 40 30 - 40 < 30
mm]
Kadar air pada 20°C [mg < 10 10 - 25 > 25
3
/kg]
4 Keasaman [mgKOH/g] < 0,15 0,15 - 0,30 > 0,30

5 tan δ pada 90 oC <0,1 0,1 – 0,5 0,5


Tahanan jenis pada 90 oC >3 0,2 - 3 < 0,2
6
[GΩ.m]
7 Sedimen [% berat] < O,02
Tegangan antar muka
8 > 28 22 - 28 < 22
[mN/m]
9 Titik nyala [oC] Maks penurunan 13°C
21
 Pengubah sadapan (tap changer) merupakan lengkapan untuk
pengaturan tegangan keluaran transformator.
 Pengaturan ini diperlukan untuk mengkompensasi jatuh tegangan pada
saluran JTM yang memasok suatu transformator distribusi.
 Melalui pengubah sadapan, nilai tegangan pelayanan dapat dicapai
dengan cara menempatkan posisi sadapan yang sesuai dengan
tegangan aktual pada JTM di lokasi terpasang.
 Prinsip dasar pengubah sadapan adalah pengaturan jumlah lilitan dari
belitan sisi primer.
 Jenis pengubah sadapan yang digunakan adalah off-circuit, sehingga
untuk merubah posisi sadapan, transformator harus dalam kondisi tidak
bertegangan (tidak enerjais).
 Posisi sadapan yang ditempatkan oleh pabrikan adalah pada sadapan
utama 3.

22
Posisi sadapan utama (nomor sadapan yang bersesuaian dengan tegangan nominal sisi
primer) pada transformator desain SPLN adalah sebagai berikut:

No. SPLN 1 2 3 4 5 6 7

SPLN 50 : 1982 21 20,5 20 19,5 19 - -


SPLN 50 : 1997 22 21 20 19 18 - -
21 20 19 - - - -
SPLN D3.002-1 : 2007 21 20,5 20 19,5 19 18,5 18
21 20,5 20 19,5 19 - -

23
Lead belitan primer dan sekunder (yang
bertegangan) harus dapat dikeluarkan dari tangki
dengan aman agar dapat dihubungkan dengan
sumber dan beban.

Busing digunakan untuk meminimalkan stress


tegangan pada titik ini dan menyediakan fasilitas
untuk kemudahan koneksi.

Busing didesain untuk menginsulasi konduktor lead


yang melewati tutup atau dinding tangki dan juga
menjaga integritas seal tangki agar mencegah
masuknya air, udara dan kontaminan lain ke dalam
tangki.
24
Busing sisi sekunder menggunakan keramik,
sedangkan busing sisi primer tergantung dari
jenis konstruksi transformator. Transformator
pasangan luar menggunakan busing keramik,
sedangkan transformator pasangan dalam
umumnya menggunakan plug-in bushing.

Parameter dalam pemilihan busing primer


adalah jarak rambat yang ditentukan oleh
tingkat polusi dari lokasi terpasangnya
transformator.

Busing dengan rating 24 kV untuk sisi primer


yang diproduksi pabrikan busing sesuai SPLN
D3.002-1 : 2007 menetapkan jarak rambat
busing primer untuk tingkat polusi sedang
(moderate).
25
Gelas penduga berfungsi memberikan indikasi level tinggi minyak.
Keberadaannya diperlukan karena beberapa komponen seperti lead wire
busing primer dan pengubah sadapan berpotensi mengalami kegagalan
tegangan bila tidak terendam minyak.

Untuk transformator hermetik, posisi tap changer merupakan level batas


minimum. Pada saat level minyak terendah, tap changer harus tetap terendam
minyak isolasi. Pemeriksaan harus dilakukan saat beban rendah.

Pembatas tekanan berfungsi untuk mengurangi


tekanan di dalam tangki saat terjadi gangguan.

26
27
 Umur transformator merupakan fungsi dari umur sistem insulasinya yang
merupakan bagian terlemah pada transformator.

 Umur insulasi didefinisikan berakhir bila kekuatan mekanikalnya telah


menurun hingga 50% kekuatan awal. Pada batas ini transformator masih
dapat beroperasi namun rentan terhadap berbagai gangguan.

 Untuk kelas suhu insulasi A, seperti sistem insulasi pada transformator desain
SPLN, penurunan ini dicapai pada 180.000 jam (20,55 tahun) bila
transformator dioperasikan pada kapasitas penuh secara kontinu.

 Sistem insulasi didesain untuk beroperasi pada suhu belitan rata-rata 65°C
dan suhu belitan hottest-spot 80°C di atas suhu ambien rata-rata 30°C.

 Dengan kondisi ini, suhu operasi transformator adalah:


- 65°C kenaikan suhu rata-rata + 30°C suhu ambien = 95°C suhu rata-2 belitan
- 80°C kenaikan hottest-spot + 30°C suhu ambien = 110°C suhu hottest-spot
28
10.000.000

1.000.000
103

117
Umur trafo [jam]

100.000

10.000
42,60 tahun 10,17 tahun

1.000
20,55 tahun

100
80 90 100 110 120 130 140 150

Suhu [°C]

Secara operasional, umur transformator akan ditentukan oleh suhu pada


sistem belitannya. Suhu yang melebihi batas kemampuannya akan
mempercepat umur transformator dan sebaliknya.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa untuk variasi suhu 7°C dari batas
suhu operasi akan terjadi faktor kelipatan dua. Pada suhu 117°C, umur
transformator akan berkurang separuhnya akibat penuaan progresif oleh suhu
tinggi terhadap sistem insulasi, sedangkan pada suhu belitan 107°C umur
akan lebih panjang dua kalinya. 29
Selain suhu tinggi, penuaan pada sistem
insulasi dapat dipercepat oleh kelembaban CO2 CO

dan oksidasi. H 2O

Oksidasi selulose Oksidasi minyak

Suhu tinggi, air dan oksigen, secara


simultan akan membentuk siklus berantai H 2O Suhu tinggi O2

melalui tiga proses: oksidasi (pada minyak


dan material selulose) ; hidrolisis dan ; Asam Hydrolysis Pyrolysis

pirolisis yang akan mempercepat Depolimerisasi Pemecahan


levoglucosane
kerusakan sistem insulasi.
Dehidrasi
Fragmentasi
levoglucosane

Pada tingkat suhu beban normal, oksidasi Furan


dan lembab cenderung lebih berperan
dalam merusak sistem insulasi.
Asam CO2 CO H2O î2

Hasil dari siklus ini adalah peningkatan


kadar keasaman (acidity) pada minyak
30
Kadar keasaman mempunyai korelasi
terhadap pembentukan sludge, yang CO2 CO

keberadaannya akan merusak H 2O

kemampuan heat transfer minyak. Oksidasi selulose Oksidasi minyak

H 2O Suhu tinggi O2
Asam akan membentuk sludge yang
menetap pada belitan transformator,
menghasilkan berkurangnya kemampuan Asam Hydrolysis Pyrolysis

minyak dalam mendisipasi panas. Depolimerisasi Pemecahan


levoglucosane

Dehidrasi
Suhu operasi belitan yang menjadi lebih Fragmentasi
levoglucosane

panas akan membentuk lebih banyak Furan


sludge dan menimbulkan lebih panas
lagi.
Asam CO2 CO H2O î2

31
Kadar asam yang semakin tinggi dan
CO2 CO
peningkatan suhu operasi belitan akan
mempercepat pemburukan kualitas H 2O

Oksidasi selulose Oksidasi minyak


insulasi minyak.
H 2O Suhu tinggi O2
Penelitian telah membuktikan bahwa
kertas yang mengandung kadar air 2%
Asam Hydrolysis
akan mengalami penuaan tiga kali lebih Pyrolysis

cepat daripada yang berkadar air 1%, Depolimerisasi Pemecahan


levoglucosane

dan pada kadar air 3% kecepatan Dehidrasi


penuaan akan mencapai 30 kali lebih Fragmentasi
levoglucosane

cepat. Furan

Asam CO2 CO H2O î2

32
33
CO2 2500 4000 10.000
CO 350 570 1400

NORM AL LOW LEVEL HIGH LEVEL EXCESSIVE

Kondisi 1 Kondisi 2 Kondisi 3 Kondisi 4

Normal Modest concern Major corncern Imminent risk

Profile kandungan CO2 dan CO terhadap kondisi kertas

3 7 10

DEGRADATED NORMAL DEGRADATED

Profile rasio CO2/CO terhadap degradasi selulose

34
35
Furan (senyawa furanik) adalah kelompok senyawa organik yang terbentuk
oleh degradasi insulasi kertas. Bila selulose terdegradasi oleh panas-lebih,
CO2, CO dan senyawa furanik yang melarut dalam minyak akan bertahan
dalam waktu lama pada minyak.

Ada lima komponen yang dideteksi pada senyawa furanic:

• 5H2F (5-hydroxymethyl-2-furaldehyde), disebabkan oleh


oksidasi kertas (penuaan dan panas)
• 2FOL (2-fulfurol), disebabkan kandungan air yang tinggi pada kertas
• 2FAL (2-furaldehyde), disebabkan oleh panas-lebih
• 2ACF (2-acetylfuran), disebabkan oleh petir
• 5M2F (5-methyl-2-furaldehyde), disebabkan panas-lebih lokal (hotspot)

36
Kandungan air, pada kondisi tertentu, dapat menggambarkan
indikasi penuaan pada transformator, karena air pada
dasarnya merupakan produk dari mekanisme penuaan kertas.
Air akan berada pada kertas insulasi dan minyak. Secara
tipikal, 90% dari jumlah air di dalam transformator berada
pada selulose. Kandungan air pada minyak bertambah
dengan meningkatnya suhu.

Batas normal dari kandungan air di dalam minyak adalah <5


[mg/kg] pada 20ºC.
5 15

NORMAL POOR
37
Reaksi antara hidrokarbon labil pada minyak dengan oksigen,
lembab dan unsur lainnya dengan dibantu oleh panas sebagai
akselerator menghasilkan pembentukan asam. Asam akan
diserap oleh selulose, merusak dan mengakselerasi
kerusakan selulose dengan pembentukan asam baru.

Reklamasi atau penggantian minyak direkomendasikan pada


tingkat keasaman 0,2 mg KOH/g.

0,1 0,2

GOOD FAIR POOR

Reklamasi
38
Sifat isolasi dari minyak juga
dipengaruhi oleh kontaminan dari
material padat yang melarut dalam
minyak. saat uji IFT, partikel ini
melintasi garis permukaan air-
minyak dan memperlemah tekanan
antara dua cairan ini, sehingga
angka IFT akan menurun. Angka
IFT dan keasaman merupakan
indikasi untuk menentukan perlunya
reklamasi atau penggantian minyak.
Reklamasi direkomendasikan bila
IFT telah menurun hingga 25
dynes/cm.
39
40
Konservator berfungsi untuk menampung
pemuaian minyak saat transformator
berbeban.

Tekanan-lebih yang timbul selama beban


tinggi akan mengalir ke atmosfer luar.

Bila minyak mulai mendingin (beban


berkurang atau suhu ambien menurun)
udara akan mengalir masuk ke dalam
tangki.

Proses aliran udara yang demikian


merupakan sistem pernafasan pada
transformator konvensional (disebut
dengan open system atau freely breathing)
dalam menangani fluktuasi beban.
41
Udara lembab dari atmosfer luar yang masuk ke
dalam tangki selama proses pernafasan tersebut
berpotensi mempengaruhi kekuatan dielektrik
transformator.

Untuk menghindari hal ini, udara yang mengalir


ke dalam tangki disaring dengan desiccants,
bahan kimia yang dapat menyerap air.

Jenis desiccants yang umum digunakan adalah


silika gel, butiran transparan yang akan berubah
warna secara proporsional sesuai dengan kadar
air yang diserapnya.

Agar dapat mengindikasikan efektifitas dalam penyerapan lembab, silika


gel diberi warna biru atau oranye sebagai warna awal. Warna ini akan
berubah menjadi pink atau coklat setelah silika gel jenuh.
42
Silika gel yang telah jenuh dapat direaktivasi
dengan cara pemanasan pada suhu 105 oC –
130oC selama 4 – 6 jam untuk menurunkan kadar
air ke tingkat ≤ 2% berat dan kembali ke warna
awalnya.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan silika gel


dalam menyaring lembab merupakan faktor
penentu dalam menjaga kualitas sistem dielektrik.

Meningkatnya kadar air di dalam minyak akan


menurunkan ketahanan tegangan transformator.
Bila nilai tegangan tembus minyak telah berada di
bawah ambang batas minimal, minyak perlu
dipelihara (purifying) untuk menurunkan kadar air
dan membuang partikel fisika lainnya, sehingga
transformator konvensional perlu pemeriksaan dan
pemeliharaan secara reguler.
43
Konsep lain dalam memproteksi
transformator dari udara lembab adalah
dengan sistem tangki kedap
(hermetically-sealed). Pada sistem ini
konservator dan sistem pipa untuk
hubungan dengan atmosfer luar tidak
digunakan lagi. Ada dua jenis sistem
hermetik pada transformator distribusi
dengan pendekatan teknologi berbeda
yaitu dengan bantalan gas
(hermetically-sealed inert gas cushion)
dan minyak penuh (fully filled).

44
Sistem hermetik jenis ini
umumnya digunakan pada
bentuk tangki rigid dengan
menerapkan bantalan gas
(nitrogen) pada ruang di atas
level minyak. Volume untuk
ruang gas diperhitungkan
agar mampu menampung
ekspansi minyak yang terjadi
pada saat beban maksimum.

45
Konsep hermetik lainnya adalah
dengan mengisi seluruh ruang di dalam
tangki dengan minyak. Sistem ini
diterapkan pada tangki yang
dikonstruksi dengan sirip pendingin dari
pelat corrugated. Penggunaan sirip
lentur membuat volume tangki bersifat
variabel, membesar saat beban tinggi
dan kembali mengecil pada beban
yang lebih rendah. tekanan dapat
dibatasi hanya berkisar 0,2 – 0,3 bar,
sehingga stress terhadap seal (gasket)
lebih kecil daripada sistem gas cushion.
46
47
48
Batas suhu ambien normal transformator desain SPLN
(mengadopsi ketentuan IEC 60076-1) adalah -25°C s/d
+40°C. Suhu sekitar di Indonesia relatif masih belum
mencapai batas suhu maksimum yang ditetapkan.

Namun untuk transformator pasangan dalam, suhu ruang


gardu berpotensi melebihi batas 40oC tersebut akibat
akumulasi dari suhu-suhu yang dibangkitkan oleh semua
peralatan terpasang atau tidak efektifnya sistem
pendinginan gardu.

Sehingga perlu diusahakan dan dijaga agar suhu sekitar


trafo di bawah 40oC
49
Faktor yang harus diperhatikan pada penempatan posisi
sadapan adalah perbedaan antara tegangan JTM pada
beban rendah dan pada beban puncak.

Hal ini perlu dicermati agar transformator distribusi tidak


mengalami eksitasi lebih saat beban berkurang atau
tegangan pada sisi konsumen berkurang melebihi
ketentuan saat beban puncak.

Eksitasi lebih, selain menyebabkan transformator


menerima tegangan yang melebihi ketahanannya, juga
akan meningkatkan losses bila inti besi bekerja pada
daerah jenuh.
50
Gambaran pengaturan sadapan transformator pada penyulang radial
dengan panjang 40 km yang memasok beban puncak 6 MVA dan
beban rendah 2 MVA. Tegangan pasokan dari gardu induk adalah
19,5 kV

51
52
53
54
SPLN D3-002.1:2007, mengatur kelompok vektor trafo distribusi
yang digunakan di Indonesia, yaitu :
- Fase tunggal : Ii0 Ii0

- Fase tiga :
• 25 kVA s/d 160 kVA : Yzn5
• 200 kVA s/d 2500 kVA : Dyn5
• Sistem Jaringan 4 kawat : YNyn0

Yzn5 Dyn5 Yyn0

55
56
Pemeriksaan on-line
• Pengukuran beban setiap fasa,
kriteria: I fasa < I nominal fasa trafo.

• Ketidakseimbangan beban,
kriteria : maksimum 25 %.

• Temperatur terminal dengan infra red camera

• Pemeriksaan visual : level minyak dan kondisi busing

57
Pemeriksaan on-line

• Pemeriksaan visual kondisi busing :


- Kebersihan permukaan
- Kondisi koneksi lead wire pada terminal busing
- Pemeriksaan keretakan
- Pastikan bahwa busing TM dan khususnya busing TR
tidak menerima stress mekanikal oleh kabel keluarannya.
- Pastikan tidak terjadi kebocoran minyak, khususnya
pada seal busing.

58
Pemeriksaan off-line

• Pengukuran tahanan belitan


• Pengukuran rasio kumparan (perbandingan tegangan)
• Pengukuran tegangan tembus minyak.
• Pengukuran kondisi minyak (DGA, water content,
keasaman, Furan)
• Pengukuran tahanan insulasi.

59
Panas lebih karena beban lebih

Panas pada transformator dibangkitkan oleh rugi-rugi yang


diserap oleh transformator. Rugi-rugi ini terdiri dari rugi tanpa
beban (rugi besi) dan rugi berbeban (rugi tembaga). Rugi
tanpa beban akan hadir setiap waktu sepanjang terminal
primer transformator tersambung ke jaringan, sedangkan rugi
berbeban terdiri dari rugi I²R pada belitan yang kuadratis
terhadap arus beban dan rugi sasar (stray) yang disebabkan
oleh arus eddy.

60
Panas lebih karena beban non-linear yang menimbulkan
harmonik

Arus harmonik triple-n bersirkulasi pada belitan delta (belitan


primer pada Dyn5) yang akan meningkatkan rugi-rugi resistif
dan suhu operasi minyak dan belitan. Arus bersirkulasi
karena pada belitan delta, tidak tersedia jalur balik ke
jaringan TM

Arus harmonik yang berfrekuensi tinggi, menyebabkan


peningkatan rugi-rugi magnetik pada inti besi dan
peningkatan arus eddy dan rugi skin effect pada belitan.

61
Panas lebih karena konduktor SUTM putus

Panas lebih akibat konduktor SUTM putus merupakan kasus


khusus yang terjadi pada sistem distribusi 4 kawat
(transformator kelompok vektor YNyn0). Bila satu fasa
konduktor SUTM putus, transformator yang mempunyai
konstruksi inti magnetik core type (tiga kaki) dan berada pada
sisi yang lebih hilir dari titik putus akan mengalami kenaikan
suhu sangat tinggi yang dapat mencapai 2x kondisi normal.

62
Panas lebih karena konduktor SUTM putus

Beban tiga fasa akan dipikul oleh dua fasa yang sehat,
sehingga arus primer dari fasa yang sehat akan mengalami
kenaikan (dapat mencapai 1,5 kali arus nominal).
VT
VT

IT

IT
120o

o
120

120o
VR

IR 120o
IR
IS VR

IS

VS VS

Perubahan vektor pada konstruksi inti kaki 3 saat SUTM fasa R putus 63
Panas lebih karena konduktor SUTM putus

Gangguan ini tidak begitu dirasakan oleh konsumen, karena


tegangan sekunder relatif masih cukup baik (listrik tidak
padam). Tegangan sekunder akan semakin rendah bila
beban semakin tinggi.
VT VT

IT IT
120o
120o

VR
IR
IR 120 o

VR
IS
IS

VS VS

Perubahan vektor pada konstruksi inti kaki 5 saat SUTM fasa R putus 64
Faktor penyimpangan desain

Uji kenaikan suhu bertujuan untuk memverifikasi keefektifan


sistem pendinginan (ukuran oil duct dan sirip radiator) dalam
meredam panas yang ditimbulkan oleh belitan dan inti
magnetik. Hasil uji kenaikan suhu bersifat spesifik, yaitu
hanya berlaku untuk desain transformator yang diuji.

Berbagai perubahan terhadap desain prototype seperti


perbedaan ukuran dan jenis material pada: konduktor belitan,
konstruksi core clamping, oil duct, dan sirip pendingin
membuat hasil uji kenaikan suhu pada pengujian jenis tidak
berlaku. Desain transformator ini harus dinyatakan berbeda
dengan prototype, sehingga harus dilakukan uji jenis baru.
65
Jalur minyak / oil duct

Jalur minyak (oil duct) tidak


direkonstruksi ulang (ditutup) Belitan asli

66
Faktor penyimpangan desain

Keidentikkan suatu produk transformator dengan


prototypenya didefinisikan pada SPLN 50 : 1997 Pasal 6 dan
SPLN D3.002-1 : 2007 butir 10.3.2.

Definisi keidentikan rugi-rugi transformator pada kedua SPLN


tersebut sedikit berbeda. SPLN 50 : 1997 mendefinisikan
variasi 10% pada rugi tanpa beban dan rugi berbeban,
sedangkan SPLN D3.002-1 pada 10% rugi tanpa beban dan
rugi I²R.

67
Gangguan hubung-singkat di sepanjang sirkit yang dipasok
oleh transformator akan menimbulkan stress termal dan
mekanikal pada sistem belitan transormator. Stress termal
disebabkan oleh mengalirnya arus tinggi pada belitan selama
durasi tertentu, sedangkan stress mekanikal oleh timbulnya
gaya elektrodinamik hasil interaksi arus tinggi dan medan
magnetik bocor (leakage flux).

Gaya elektrodinamik akan merusak kestabilan struktur


belitan. Pengaruh kerusakan belitan berbanding lurus dengan
jumlah kejadian hubung-singkat, yang direpresentasikan
dengan meningkatnya reaktansi bocor transformator.

68
KERUSAKAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG-SINGKAT

broken supporting
structure

Winding
damage
69
Transformator distribusi di desain memiliki tingkat isolasi :
− Terminal primer : LI/AC 125/50 kV
− Terminal sekunder : LI/AC -/3 kV

Tegangan ketahanan impuls petir pengenal:


− Terminal primer, fase dan netral : 125 kV

Tegangan ketahanan frekuensi daya pengenal:


− Terminal primer terhadap fase dan netral : 50 kV
− Terminal sekunder terhadap fase dan netral : 3 kV

70
71
Seperti halnya standar IEC, ANSI, standar PLN (SPLN) untuk
spesifikasi transformator distribusi juga mengalami perubahan.
Pertama kali di terbitkan tahun 1982, kemudian direvisi tahun
1997, kemudian direvisi kembali tahun 2007 dan masih dapat
direvisi sesuai perkembangan yang ada.

72
Rugi-rugi transformator
Rugi tanpa beban [W] Rugi berbeban [W]
[kVA]
1982 1997 2007 1982 1997 2007
25 NA 75 NA 425
50 190 150 125 1100 800
100 320 300 210 1750 1600 1420
160 460 400 300 2360 2000
200 550 480 355 2850 2500 2350
250 650 600 420 3250 3000 2750
315 770 500 3900 3900 3250
400 930 595 4600 4600 3850
500 1100 700 5500 5500 4550
630 1300 835 6500 6500 5400
800 1950 1750 1000 10200 9100 6850
1000 2300 1100 12100 12100 8550
73
25
50

630
500
400
315
250
200
160
100

800
1000
Suhu belitan rata-rata = 65K [kVA]
Suhu minyak atas = 60K 1982
1997

Suhu belitan rata-rata = 55K


Kenaikan suhu

Suhu minyak atas = 50K


2007
1982

5 langkah : 22 ; 21 ; 20 ; 19 ; 18 Kv
3 langkah : 21 ; 20 ; 19 kV.
1997
Langkah sadapan

5 langkah : 21 ; 20,5 ; 20 ; 19,5 ; 19 kV


2007

7 langkah: 21;20,5; 20; 19,5; 19; 18,5; 18 kV


74
Terima kasih
a
75

Anda mungkin juga menyukai