Anda di halaman 1dari 42

GANGGUAN PADA

TRANSFORMATOR
Fungsi dan
karakteristik bagian-
bagian Utama
Transformator
BAGIAN TRAFO
12
6

8
7
8 10 15
9 12

2
2
1

3 5
7
7
4

14

1. Inti besi 6. Konservator 11. Breather


2. Klem inti besi 7. radiator 12. Pembatas tekanan
3. Belitan sekunder 8. Busing primer 13. Gelas penduga
4. Belitan primer 9. Busing sekunder 14. Roda
5. Penyangga belitan 10. Tap changer 15. Kuping pengangkat

www.pln.co.id |
Fungsi dan Karakteristik Bagian Transformator
 Inti besi

 Kumparan
 Isolasi kumparan
 Minyak pendingin/ isolasi
 Alat pengaman

Inti besi

Minyak
kumparan
Pengaman/body
Isolasi
www.pln.co.id |
Fungsi
 Inti besi berfungsi untuk tempat terjadinya fluks akibat dari medan magnet

 Kumparan berfungsi untuk menentukan kapasitas tegangan yang akan dihasilkan

 Isolasi Kumparan berfungsi sebagai penyekat agar tidak tidak terjadi short sirkuit antar belitan

 Minyak pendingin berfungsi sebagai isolasi atau sebagai pendingin pada transformator

 Alat Pengaman/body berfungsi sebagai pengaman material didalam transformator.

www.pln.co.id |
SUSUNAN INTI BESI & BELITAN

Gambar 1: Core type

Gambar 2: Shell type


www.pln.co.id |
Susunan
Plat Inti Besi

a) Stacked type b) Wound type

Bila terminal transformator terhubung dengan sumber tegangan, pada inti besi
akan timbul rugi besi akibat perubahan siklus pada magnetik besi (rugi
histerisis) dan mengalirnya arus eddy pada laminasi inti besi. Rugi-rugi ini
disebut dengan rugi tanpa beban karena selalu timbul walaupun transformator
tidak sedang memasok beban.

www.pln.co.id |
Perkembangan inti besi

Rugi besi dapat direduksi dengan mengurangi tebal pelat,


memperbaiki permeabilitas atau menggunakan bahan dengan
resistans magnetik yang lebih kecil. www.pln.co.id |
Perkembangan inti besi
Tahun Tebal Rugi-rugi
Material inti Nomenklatur
(sekitar) [mm] (W/kg pada 50Hz)
1950 Cold rolled CGO 0,35 1,11 (1,5T) M6x
1960 Cold rolled CGO 0,30 0,97 (1,5T) M5x
1965 Cold rolled CGO 0,27 0,85 (1,5T) M4x
1970 Cold rolled HiB 0,30 0,8 (1,5T) M0H
1975 Amorphous metal 0,025 0,2 (1,3T)
1980 Cold rolled CGO 0,23 0,75 (1,5T) M3x
Cold rolled HiB 0,23 0,70 (1,5T) M0H
1983 Laser treated HiB 0,23 0,6 (1,5T) ZDKH
1985 Cold rolled CGO 0,18 0,68 (1,5T) M2x
1987 Plasma treated HiB 0,23 0,6 (1,5T) Plasma PJ
1991 Chem. Etched HiB 0,23 0,6 (1,5T) PDR

www.pln.co.id |
Klem Inti besi

A. Klem inti dari baja kanal U B. Klem inti dari kayu transformator

Rugi tanpa beban dipengaruhi oleh kualitas susunan pelat inti besi (kerapatan
dan penyambungan antar pelat). Untuk menjaga kestabilan, rakitan inti besi
diikat dengan klem, agar getaran dan gaya mekanik saat transportasi dan
operasi tidak menyebabkan berubahnya kerapatan pelat dan sambungan.

www.pln.co.id |
Belitan

Jalur minyak pada lapisan belitan

Belitan dibentuk dari lilitan-lilitan konduktor berinsulasi. Lilitan tersebut dapat


terdiri dari beberapa lapis (layer) yang dipisahkan satu dengan lainnya dengan
kertas insulasi. Setiap beberapa lapisan diberi jalur untuk melintasnya minyak
pendingin

www.pln.co.id |
BELITAN
Bahan untuk konduktor belitan adalah tembaga atau aluminium.
Tembaga merupakan material yang paling banyak digunakan, sedangkan aluminium
muncul lebih belakangan sebagai material alternatif, dan umumnya digunakan pada
belitan tegangan rendah.
Resistivitas aluminium lebih tinggi dibandingkan tembaga, sehingga untuk mendapatkan
rugi-rugi yang setara harus dikompensasi dengan luas penampang yang lebih besar.

www.pln.co.id |
Belitan Primer
Material konduktor untuk belitan primer yang paling banyak digunakan
adalah enamelled round copper wire dengan varnish jenis PVF (polyvinil
formal) dengan kelas suhu 105°C.
Dibandingkan varnish lain yang digunakan pada enamelled wire, seperti
polyurethane, polyester, dll, kelas suhu PVF lebih rendah, namun
varnish ini cocok digunakan dalam rendaman minyak.

Belitan Sekunder
Untuk belitan sekunder, material konduktor adalah tembaga atau
aluminium.
Bentuk konduktor berbentuk segi-empat (rectangular wire) atau
lembaran (metal foil) yang diinsulasi dengan kertas.
Kertas digunakan karena perpaduannya dengan minyak mempunyai
ketahanan tegangan yang cukup tinggi.
Metal foil, yang dikombinasikan dengan epoxy dotted paper sebagai
insulasi antar-foil, mempunyai ketahanan hubung-singkat yang lebih baik
dibandingkan bentuk konduktor segi-empat.

www.pln.co.id |
Belitan metal foil dan proses penggulungannya

 Pada saat transformator memasok beban akan timbul rugi-rugi (disebut rugi
berbeban), yang terdiri dari rugi I²R dan rugi sasar.
 Rugi I²R disebabkan oleh mengalirnya arus pada konduktor belitan,
sedangkan rugi sasar akibat arus eddy pada belitan dan bagian-bagian
logam konstruksi transformator yang terpapar fluks magnetik.
 Rugi berbeban kuadratis terhadap arus beban dan proporsional terhadap
suhu operasi belitan.

www.pln.co.id |
Penyangga Belitan

 Fungsi penyangga belitan adalah menjaga kestabilan belitan, terutama


pada saat terjadi gangguan pada sisi eksternal transformator.
 Bahan yang digunakan adalah kayu transformator atau kayu alam.
 Sebelum digunakan, kayu alam perlu melalui proses pengeringan terlebih
dahulu untuk memastikan kandungan airnya tidak berlebihan sehingga
mempengaruhi mutu dielektrik minyak insulasi.
 konstruksi penyangga belitan tidak dibuat rapat. Bagian yang terbuka
dipersiapkan sebagai jalur bagi minyak pendingin dalam membasuh
lapisan-lapisan belitan.

www.pln.co.id |
Sistem Pendingin
 Panas yang ditimbulkan oleh rugi-rugi transformator berpotensi merusak
ketahanan komponen-komponen dari sistem insulasi (kertas atau
enameled wire) transformator.
 Untuk menjaga agar suhu pada semua bagian insulasi selalu berada di
bawah batas ketahanan termalnya, diperlukan pendinginan.
 Sistem pendinginan yang umum digunakan adalah ONAN. Dua huruf
awal menggambarkan metode pendinginan internal, sedangkan dua huruf
terakhir untuk metode eksternal.

Medium internal yang kontak dengan O Minyak mineral atau sintetik dengan
belitan titik bakar ≤ 300 °C
Mekanisme sirkulasi dari medium N Aliran natural melalui belitan
pendingin internal
Medium pendinginan eksternal A Udara
Mekanisme sirkulasi dari medium N Konveksi natural
eksternal

16 www.pln.co.id |
Sistem Pendingin

 Pemeran utama di bagian internal adalah minyak isolasi.

 Kemampuan minyak untuk fungsi ini dipengaruhi oleh kualitas heat transfernya dan bagaimana
minyak dapat secara efektif mengalir (membasuh) pada setiap celah dari susunan belitan.

 Pada bagian eksternal, pemeran utamanya adalah suhu dan aliran udara di sekitar transformator
serta luas permukaan sirip-sirip pendingin.

www.pln.co.id |
Sirip Pendingin

 Sirip pendingin merupakan bagian pendinginan eksternal transformator.


 Luas permukaan sirip-sirip pendingin yang akan berinteraksi dengan udara luar merupakan
faktor yang menentukan efektifitas pendinginan.
 Jumlah dan ukuran sirip pendingin didesain sehingga mampu mendisipasi suhu yang
timbul saat transformator dioperasikan.
 Aliran udara akan melakukan pertukaran panas melalui sirip-sirip pendingin. Luas
permukaan sirip pendingin akan menentukan kualitas pendinginan.
 Untuk transformator dengan kelas suhu A, seperti halnya kebanyakan transformator
distribusi, desain ketahanan termal ditentukan pada suhu ruang maksimum 40°C.
 Suhu pada bagian-bagian transformator dibedakan menjadi suhu rata-rata dan suhu titik
terpanas (hot spot).
 Suhu panas pada bagian selain belitan dapat terjadi pada bagian konstruksi klem inti besi
yang dibuat dari bahan logam magnetik dan bagian tutup tangi di sekitar busing.
 Untuk mengurangi pengaruh arus eddy, pada sebagian bidang pelat tutup tangki diganti
dengan bahan logam non-magnetik.

18 www.pln.co.id |
Minyak Transformator
 Minyak transformator adalah minyak berbasis mineral yang digunakan karena keunggulan sifat
kimia dan kekuatan dielektrik.
 Minyak berfungsi sebagai isolasi dan sekaligus media pendingin. Kualitas minyak akan
mempengaruhi sifat insulasi dan pendingin.
 Sepanjang waktu pengoperasian transformator, kualitas minyak akan terdegradasi sehingga
potensi gangguan pada transformator membesar. Kelembaban, sedimen dan partikel konduktif
merupakan faktor yang cenderung mereduksi kuat dielektrik minyak.
 Oksidasi adalah asam (acid) yang terbentuk dari minyak yang terjadi bila kontak dengan udara.
Keasaman akan membentuk sludge yang mendiami belitan transformator mereduksi disipasi
panas. Belitan akan lebih panas dengan semakin besarnya sludge, sehingga transformator lebih
panas.
 Kadar keasaman tinggi dan peningkatan suhu akan mengakselerasi pemburukan kualitas
minyak.
 Kontaminasi yang terdapat pada minyak transformator umumnya mengandung air dan partikel.
Keberadaan salah satu dari kontaminan akan mereduksi kualitas insulasi.

www.pln.co.id |
Minyak Transformator
 Bila tingkat keasaman tinggi perlu kewaspadaan. Sludge yang terbentuk oleh keasaman
harus dibersihkan dengan minyak panas untuk menghilangkan sedimen.
 Lebih ekonomis bila dilakukan saat tingkat keasaman lebih dini saat keasaman mulai
terbentuk, sebelum sludge terbentuk, sehingga minyak akan tetap bertahan kualitasnya
selama kondisi operasi normal.
 Minyak transformator dapat menahan partikel air bergantung pada suhu minyak. Jika minyak
pada titik jenuhnya, free water pada bagian bawah transformator.
 Kekuatan dielektrik akan menurun dengan hadirnya air pada minyak dan direkomendasi
untuk dilakukan degasifikasi.
 Jika kadar air tinggi mengalirkan keluar minyak panas perlu dipertimbangkan walau lebih
mahal daripada degasifikasi, karena mengeluarkan juga minyak pada inti besi dan rakitan
belitan.
 Pada penggantian minyak sebaiknya dilakukan pada kondisi vakum. Jika tangki tidak tahan
vakum minyak harus didegasifikasi dan disirkulasi melalui degasifier 3 kali dari volume tangki
untuk membantu menghilangkan lembab pada insulasi transformator.
 Kerusakan disebabkan level uap air yang masuk ke dalam tangki. humiditas yang rendah

20 www.pln.co.id |
Karakteristik minyak trafo berdasarkan IEC 60422:2005

No Parameter Baik Cukup Buruk

1 Warna dan penampakan Clear - Gelap


Tegangan tembus [kV/2,5
2 > 40 30 - 40 < 30
mm]
Kadar air pada 20°C < 10 10 - 25 > 25
3
[mg /kg]
< 0,15 0,15 - 0,30 > 0,30
4 Keasaman [mgKOH/g]

5 tan δ pada 90 oC <0,1 0,1 – 0,5 0,5


Tahanan jenis pada 90 oC >3 0,2 - 3 < 0,2
6
[GΩ.m]
7 Sedimen [% berat] < O,02
Tegangan antar muka
8 > 28 22 - 28 < 22
[mN/m]
9 Titik nyala [oC] Maks penurunan 13°C

www.pln.co.id |
Penyebab gangguan pada trafo :
1. Gangguan Internal
Diakibatkan oleh gangguan yang berasal dari dalam sistem.

Weak Link Found!


Connections Cause 90% of Electrical Failures
API New studies just out reveal that over 90% of the failures of electrical equipment are due
to faulty connections. Late breaking news of transformer and switchgear failures, power
systems outages are linked to improper connector installations. Millions of dollars at stake!
Carl Tamm, Hubbell Power Systems, www.HubbellPowerSystems.com

www.pln.co.id |
POTENSI GANGGUAN HUBUNG-SINGKAT

Gangguan hubung-singkat di sepanjang sirkit yang dipasok oleh transformator


akan menimbulkan stress termal dan mekanikal pada sistem belitan transormator.
Stress termal disebabkan oleh mengalirnya arus tinggi pada belitan selama durasi
tertentu, sedangkan stress mekanikal oleh timbulnya gaya elektrodinamik hasil
interaksi arus tinggi dan medan magnetik bocor (leakage flux).
Gaya elektrodinamik akan merusak kestabilan struktur belitan. Pengaruh
kerusakan belitan berbanding lurus dengan jumlah kejadian hubung-singkat, yang
direpresentasikan dengan meningkatnya reaktansi bocor transformator.

www.pln.co.id |
Kerusakan Akibat Gangguan Hubung-singkat

broken supporting
structure

Winding
damage

24
www.pln.co.id |
POTENSI GANGGUAN TEGANGAN LEBIH
Transformator distribusi di desain memiliki tingkat isolasi :
− Terminal primer : LI/AC 125/50 kV
− Terminal sekunder : LI/AC -/3 kV
 
Tegangan ketahanan impuls petir pengenal:
− Terminal primer, fase dan netral : 125 kV

 Tegangan ketahanan frekuensi daya pengenal:


− Terminal primer terhadap fase dan netral : 50 kV
− Terminal sekunder terhadap fase dan netral : 3 kV

www.pln.co.id |
Penyebab gangguan pada trafo :
2. Gangguan Eksternal
Diakibatkan oleh gangguan yang berasal dari luar sistem.
Misalnya : Sambaran Petir & Bencana Alam

www.pln.co.id |
DAMPAK
GANGGUAN
Dampak gangguan terhadap karakteristik trafo
:
Penuaan Usia
Penurunan Unjuk kerja
Losses

www.pln.co.id |
PENUAAN USIA
 Umur transformator merupakan fungsi dari umur sistem insulasinya yang merupakan bagian terlemah
pada transformator.

 Umur insulasi didefinisikan berakhir bila kekuatan mekanikalnya telah menurun hingga 50% kekuatan
awal. Pada batas ini transformator masih dapat beroperasi namun rentan terhadap berbagai gangguan.

 Untuk kelas suhu insulasi A, seperti sistem insulasi pada transformator desain SPLN, penurunan ini
dicapai pada 180.000 jam (20,55 tahun) bila transformator dioperasikan pada kapasitas penuh secara
kontinu.

 Sistem insulasi didesain untuk beroperasi pada suhu belitan rata-rata 65°C dan suhu belitan hottest-
spot 80°C di atas suhu ambien rata-rata 30°C.

 Dengan kondisi ini, suhu operasi transformator adalah:


- 65°C kenaikan suhu rata-rata + 30°C suhu ambien = 95°C suhu rata-2 belitan
- 80°C kenaikan hottest-spot + 30°C suhu ambien = 110°C suhu hottest-spot

www.pln.co.id |
10.000.000

1.000.000
103
U m u r tra fo [ja m ]

117
100.000

10.000
42,60 tahun 10,17 tahun

1.000
20,55 tahun

100
80 90 100 110 120 130 140 150
Suhu [°C]

Secara operasional, umur transformator akan ditentukan oleh suhu pada sistem belitannya. Suhu yang
melebihi batas kemampuannya akan mempercepat umur transformator dan sebaliknya.

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa untuk variasi suhu 7°C dari batas suhu operasi akan terjadi faktor
kelipatan dua. Pada suhu 117°C, umur transformator akan berkurang separuhnya akibat penuaan progresif
oleh suhu tinggi terhadap sistem insulasi, sedangkan pada suhu belitan 107°C umur akan lebih panjang dua
kalinya.
www.pln.co.id |
PENURUNAN UNJUK KERJA

www.pln.co.id |
POTENSI GANGGUAN PANAS LEBIH

Panas lebih karena beban lebih

Panas pada transformator dibangkitkan oleh rugi-rugi yang diserap oleh


transformator. Rugi-rugi ini terdiri dari rugi tanpa beban (rugi besi) dan rugi
berbeban (rugi tembaga). Rugi tanpa beban akan hadir setiap waktu
sepanjang terminal primer transformator tersambung ke jaringan,
sedangkan rugi berbeban terdiri dari rugi I²R pada belitan yang kuadratis
terhadap arus beban dan rugi sasar (stray) yang disebabkan oleh arus
eddy.

www.pln.co.id |
POTENSI GANGGUAN PANAS LEBIH
Faktor penyimpangan desain

Uji kenaikan suhu bertujuan untuk memverifikasi keefektifan sistem


pendinginan (ukuran oil duct dan sirip radiator) dalam meredam panas yang
ditimbulkan oleh belitan dan inti magnetik. Hasil uji kenaikan suhu bersifat
spesifik, yaitu hanya berlaku untuk desain transformator yang diuji.

Berbagai perubahan terhadap desain prototype seperti perbedaan ukuran dan


jenis material pada: konduktor belitan, konstruksi core clamping, oil duct, dan
sirip pendingin membuat hasil uji kenaikan suhu pada pengujian jenis tidak
berlaku. Desain transformator ini harus dinyatakan berbeda dengan prototype,
sehingga harus dilakukan uji jenis baru.

33 www.pln.co.id |
POTENSI GANGGUAN PANAS LEBIH

Faktor penyimpangan desain

Keidentikkan suatu produk transformator dengan prototypenya didefinisikan


pada SPLN 50 : 1997 Pasal 6 dan SPLN D3.002-1 : 2007 butir 10.3.2.

Definisi keidentikan rugi-rugi transformator pada kedua SPLN tersebut sedikit


berbeda. SPLN 50 : 1997 mendefinisikan variasi 10% pada rugi tanpa beban
dan rugi berbeban, sedangkan SPLN D3.002-1 pada 10% rugi tanpa beban dan
rugi I²R.

34 www.pln.co.id |
POTENSI GANGGUAN TEGANGAN LEBIH

Transformator distribusi di desain memiliki tingkat isolasi :


− Terminal primer : LI/AC 125/50 kV
− Terminal sekunder : LI/AC -/3 kV
 
Tegangan ketahanan impuls petir pengenal:
− Terminal primer, fase dan netral : 125 kV
 
Tegangan ketahanan frekuensi daya pengenal:
− Terminal primer terhadap fase dan netral : 50 kV
− Terminal sekunder terhadap fase dan netral : 3 kV

35 www.pln.co.id |
LOSSES
Rugi – Rugi Transformator
1. Rugi-rugi tanpa beban (rugi inti)
o Rugi histeresis (Ph)
o Rugi arus eddy (PEC-C)
2. Rugi-rugi berbeban
o Rugi DC (PDC)
o Rugi sasar (Stray losses)

• Rugi arus eddy lilitan (PEC)

• Rugi sasar lain (POSL)

Rugi belitan (PW) = PDC + PEC www.pln.co.id |


DEFINISI
1. Kerugian tembaga. Kerugian I2 R dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh
resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak
sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer
memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung
lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang
terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi
efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank
winding)

www.pln.co.id |
4. Kerugian Histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya
dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti
reluktansi rendah.

www.pln.co.id |
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung
untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga
menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz,
yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio
digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.

 
Rugi Arus Eddy pada Belitan
Rugi arus eddy pada lilitan terjadi akibat fluks bolak balik yang dihasilkan oleh aliran arus
beban pada lilitan trafo. Rugi arus eddy pada lilitan dipengaruhi oleh skin effect.

www.pln.co.id |
6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang
membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan
fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-
lapisan. Rugi Arus Eddy pada Inti Transformator

Dimana :
T = tebal inti tegak lurus dengan arah fluks

www.pln.co.id |
LOSSES

Pembebanan melebihi kapasitas Tansformator mempengaruhi losses


pada transformator.
Ketidakseimbangan pembebanan mempengaruhi losses pada
transformator.

www.pln.co.id |
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai