OLEH KELOMPOK 1 :
I. Transformator Daya
Transformator daya atau trafo daya adalah suatu peralatan listrik yang
termasuk dalam klasifikasi mesin listrik statis (karena sekundernya tidak berputar),
yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya menggunakan prinsip induksi elektromagnetik.
Dalam pengoperasiannya, transformator-transformator daya pada umumnya
ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan, untuk kebutuhan
pengamanan dan proteksi. Pada transformator 150/70 kV yang ditempatkan pada
gardu induk, ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, sedangkan
transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya.
2. Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat pada inti besi membentuk suatu kumparan, dan
kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan
lain dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Pada transformator terdapat kumparan primer, kumparan sekunder dan
kumparan tertier.
3. Minyak transformator
Sebagian besar dari transformator tenaga, kumparan-kumparan dan intinya
direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-
transformatordaya yang berkapasitas besar. Minyak transformator selain
berfungsi sebagai media pemindah panas (pendingin), juga berfungsi sebagai
media isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi). Untuk minyak
transformator yang baru, spesifikasi yang dipersyaratkan seperti tampak pada
Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Spesifikasi Minyak Isolasi Baru
4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dan jaringan luar dilakukan
melalui bushing transformator, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh
isolator, yang berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan
tangki transformator.
Gambar 3. Bushing
5. Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendam minyak
transformator, berada atau ditempatkan di dalam tangki, dan untuk
menampung pemuaian pada minyak transformator, maka tangki dilengkapi
dengan sebuah konservator. Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya
adalah:
a. Jenis sirip (tank corrugated), Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai
dingin yang menjalani penekukan, pemotongan dan proses pengelasan
otomatis, untuk membentuk badan tangki bersirip. Siripnya berfungsi sebagai
radiator pendingin sekaligus sebagai media pernapasan trafo. Tutup dan dasar
tangki terbuat dari plat baja bercanai panas yang kemudian dilas sambung pada
badan tangki yang membentuk sirip (corrugated). Umumnya transformator di
bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk tangki corrugated.
b. Jenis tangki Conventional Beradiator, Jenis tangki terdiri dari badan tangki
dan tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja bercanai panas) ditekuk
dan dilas sesuai dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat
dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel sheets). Transformator ini
umumnya dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk 25.000 kVA,
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.
c. Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined, Tipe tangki ini sama dengan
jenis conventional, tetapi di atas permukaan minyak terdapat gas nitrogen
untuk mencegah kontak antara minyak dengan udara luar, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 4. Transformator Tipe Conventional Beradiator
3. Tap Changer
Adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan
tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan), akibat tegangan
jaringan primer yang berubah-ubah. Tap changer yang hanya dapat beroperasi
untuk memindahkan tap trafo dalam keadaan tanpa beban disebut OFF Load
tap Changer, dimana perubahan tapnya bersifat manual. Sedangkan tap changer
yang beroperasi dalam keadaan berbeban disebut dengan ON Load Tap
Changer (OLTC) dan dapat beroperasi secara manual ataupun otomatis.
Ada dua cara mengubah tegangan transformator dalam keadaan berbeban:
a. Memasang pengatur tegangan berbeban (On Load Voltage Regulator)
secara seri dan terpisah dari transformator utama.
b. Memasang transformator dengan pengubah tap (On Load Tap Changer)
Lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 8.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6. Keadaan (a) adalah keadaan
kerja normal, dimana arus mengalir melalui kumparan dengan posisi tap
ditengah, kedua bagian kumparan di kedua sisi tap tergulung pada inti besi
yang identik, sehingga fluks magnetnya sama besar dan saling meniadakan, dan
sudah barang tentu impedansi reaktornya mendekati 0.
Keadaan (b) saklar peng-alih membuka, arus mengalir pada satu sisi
kumparan, Keadaan (c) Pemilih tap berpindah pada tap berikutnya, Keadaan (d)
Saklar peng-alih menutup kembali, 2 tap yang berbeda saling terhubung, dan
arus sirkulasi karena adanya beda tegangan antara kedua tap kemudian dibatasi
oleh reactor, keadaan (e) dan (f) saklar peng-alih dan pemilih tap bekerja pada
sisi tap yang lain, Keadaan (g) pemindahan pada satu tap dianggap selesai
Selain OLTC Jenis reactor, ada juga jenis tahanan dan tahanan ganda (multi
resistor type), dimana arus sirkulasi dibatasi oleh tahanan, sebagaimana gambar
9 dan 10.
6. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya
indicator yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
• indikator suhu minyak
• indikator permukaan minyak
• indikator sistem pendingin
• indikator kedudukan tap, dan sebagainya.
C. Peralatan Proteksi
1. Relai Bucholz
Adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan transformator yang menimbulkan gas. Timbulnya gas dapat diakibatkan
oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
a. Hubung singkat antara lilitan pada atau dalam phasa
b. Hubung singkat antara phasa
c. Hubung singkat antara phasa dan tanah
d. Busur api listrik antar laminasi
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik
2. Pengaman tekanan lebih
Alat ini berupa membrane yang terbuat dari kaca plastic, tembaga atau
plastik, tembaga atau katup berpegas, sebagai pengaman tangki transformator
terhadap kenaikan tekanan gas yang timbul dalam tangki yang akan pecah pada
tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator
4. Relai Diferensial
Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan didalam
transformator, antara lain kejadian flas over antara kumparan atau kumparan
dengan tangki atau belitan dengan belitan didalam kumparan atau pun beda
Bila kumparannya lebih dari dua, menggunakan tanda x, y dan z, maka Pada
trafo 3 phasa, H1 ditempatkan pada sisi kanan ketika posisi kita berada pada sisi
tegangan tinggi, dan H2, H3 ditempatkan secara berurutan dari kanan ke kiri,
sedangkan terminal x1 berada pada sisi kiri, ketika posisi kita berada pada sisi
tegangan rendah, diikuti oleh x2, x3 secara berurutan.
2. Polaritas Trafo
Adalah petunjuk arah arus yang mengalir melalui terminal tegangan tinggi,
berkenaan dengan arah arus yang mengalir pada terminal tegangan rendah pada
setiap saat atau arah relatif dari tegangan induksi antar terminal tegangan tinggi dan
terminal tegangan rendah. Polaritas trafo 1 phasa dapat berupa:
• Polaritas Additif, bila tanda H1 dan X1 penempatannya berlawanan
secara diagonal
• Polaritas subtractive, bila tanda H1 dan X1 saling sejajar
Polaritas trafo dapat pula dikenali dengan melakukan pengujian sederhana.
Menurut standar ASA, bahwa Trafo distribusi 1phasa dengan kapasitas daya hingga
200 KVA yang dioperasikan pada sistem tegangan tinggi hingga 8660 V,
mempunyai polaritas additive, selain dari itu berpolaritas subtractive. Pengenalan
jenis polaritas dari trafo 1 phasa, sangat penting berkenaan dengan paralelisasi dan
hubungan trafo 3 phasa.
V. Rugi-rugi daya pada transformator
A. Rugi-rugi daya pada transformator, terdiri dari:
a. Rugi-rugi belitan (Resistansi dan reaktansi)
Resistansi timbul karena factor bahan dari kumparan, umumnya adalah
bahan tembaga sedangkan reaktansi timbul oleh adanya fluks bocor. Rugi-rugi ini
terdapat baik pada sisi primer maupun pada sisi sekunder.
b. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus
seperti semula. Batas dari tegangan system di mana arus susulan ini masih
mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.
Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi
normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja arrester berlaku
sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke tanah.
Setelah arus hilang, arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator. Pada
dasar arrester terdiri dari dua bagian yaitu : Sela api (spark gap) dan tahanan kran
(valve resistor). Keduanya dihubungkan secara seri. Batas atas dan bawah dari
tegangan percikan ditentukan oleh tegangan system maksimum dan oleh tingkat
isolasi peralatan yang dilindungi.
Untuk penggunaan yang lebih khusus arrester mempunyai satu bahagian
lagi yang disebut dengan Tahanan katup dan system pengaturan atau pembagian
tegangan (grading system). Jika hanya melindungi isolasi terhadap bahaya
kerusakan karena gangguan dengan tidak memperdulikan akibatnya terhadap
pelayanan, maka cukup dipakai sela batang yang memungkinkan terjadinya
percikan pada waktu tegangan mencapai keadaan bahaya.
Dalam hal ini, tegangan system bolak – balik akan tetap mempertahankan
busur api sampai pemutus bebannya dibuka. Dengan menyambung sela api ini
dengan sebuah tahanan, maka kemungkinan api dapat dipadamkan. Tetapi bila
tahanannya mempunyai harga tetap, maka jatuh tegangannya menjadi besar sekali
sehingga maksud untuk meniadakan tegangan lebih tidak terlaksana, dengan akibat
bahwa maksud melindungi isolasi pun gagal. Oleh sebab itu disrankan memakai
tahanan kran (valve resistor), yang mempunyai sifat khusus, yaitu tahanannya kecil
sekali bila tegangannya dan arusnya besar.
Proses pengecilan tahanan berlangsung cepat yaitu selama tegangan lebih
mencapai harga puncak. Tegangan lebih dalam hal ini mengakibatkan penurunan
drastis pada tahanan sehingga jatuh tegangannya dibatasi meskipun arusnya besar.
Bila tegangan lebih habis dan tinggal tegangan normal, tahanannya naik lagi
sehingga arus susulannya dibatasi kira – kira 50 ampere. Arus susulan ini akhirnya
dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang
pertama sehingga alat ini bertindak sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari
sini didapatkan nama tahanan kran. Pada arrester modern pemadaman arus susulan
yang cukup besar (200–300 A) dilakukan dengan bantuan medan magnet.
Dalam hal ini, baik amplitude maupun lamanya arus susulan dapat
dikurangi dan pemadaman dapat dilakukan sebelum tegangan system mencapai
harga nol. Tegangan dasar (rated voltage) yang dipakai pada lightning arrester
adalah tegangan maksimum sistem, dimana lightning arrester ini harus mempu-
nyai tegangan dasar maksimum tak melebihi tegangan dasar maksimum dari
sistem, yang disebut dengan tegangan dasar penuh atau lightning arrester 100 %.
Oleh karena arrester dipakai untuk melindungi peralatan system tenaga listrik maka
perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik
dalam pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar yang penting
dalam pemakaiannya yaitu :
1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui
2. Mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage limiting) bila
dilalui oleh berbagai macam arus petir. Sebagaimana diketahui bahwa arrester
adalah suatu peralatan tegangan yang menpunyai tegangan ratingnya. Maka
jelaslah bahwa arrester tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi rating ini,
baik pada keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu
menjalankan fungsingnya ia menanggung tegangan system normal dan tegangan
lebih transiens 50 c/s. Karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester
adalah harga yang dapat ditahan oleh terminal ketika melalukan arus – arus tertentu
dan harga ini berubah dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupun mulai
bekerja.
Batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu
yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa menaikan suhunya. Meskipun
kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000
ampere, tetapi kemampuannya untuk melalukan surja hubung terutama bila saluran
menjadi panjang dan berisi tenaga besar masih rendah. Maka agar supaya tekanan
stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu system perlindungan
tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Dapat melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke
tanah (saturated ground fault)
2. Dapat memutuskan arus susulan.
3. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya
tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.
Jenis-jenis pengaman Ligntning arrester:
a. Lightning Arrester Jenis Oksida Film
b. Lightning Arrester Jenis Thyrite
c. Lightning Arrester Jenis Katup (Valve)
d. Lightning Arrester Jenis Expulsion
7. Alat Pengaman Fuse Cut Out
Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi
jaringan terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari
batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau
beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana bila
dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat di Gardu
Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan yang
sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu
saluran kawat jaringan di dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga
fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah. Penggunaan fuse cut out ini
merupakan bagian yang terlemah di dalam jaringan distribusi. Sebab fuse cut out
boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat yang memiliki penampang disesuaikan
dengan besarnya arus maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat
tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada
faktor lumer yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity) yang
tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya
bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak, kawat
tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahanbahan tersebut.
Mengingat kawat perak memiliki konduktivitas 60,6 mho/cm lebih tinggi dari
kawat tembaga, dan memiliki temperature 960° C, maka pada jaringan distribusi
banyak digunakan. Kawat perak ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang
diisi dengan pasir putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat
tersebut pada kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya. Jenis fuse cut out ini
utnuk jaringan distribusi dugunakan dengan saklar pemisah. Pada ujung atas
dihubungkan dengan kontak-kontak yang berupa pisau yang dapat dilepaskan.
Sedangkan pada ujung bawah dihubungkan dengan sebuah engsel. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar di bawah ini.
Gambar 17. Fuse Cut Off
Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat
perak di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat
dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan
oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara yang berada di
dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang
karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan
diserap oleh pasir putih tersebut.
Apabila kawat perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi
maksimum, maka waktu itu kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan,
maka tabung porselin akan terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya
tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah
peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung
singkat. Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus
yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse cut
out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan distribusi
hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas tegangan jaringan,
lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang diperkenankan. Fuse cut out
ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman tansformator distribusi, dan pengaman
pada cabangcabang saluran feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.
VII. BUSBAR
Busbar adalah konduktor telanjang berupa plat logam berjenis tembaga
(Cu) atau aluminium (Al). Berbentuk persegi panjang dengan ukuran tertentu.
Fungsi busbar yaitu menghantarkan atau mendistribusikan listrik antara feeder,
incomer dan komponen listrik lainnya dalam panel listrik.
Gambar 18. Panel dari Depan, Dimana Busbar Terkoneksi dengan ACB
2. Rel Ganda dengan Satu PMT Hubungan ke rel 1 atau rel 2 dilakukan
melalui PMS. Rel ganda umumnya dilengkapi dengan PMT beserta PMS-nya yang
berfungsi menghubungkan rel 1 dan rel 2. Dengan rel ganda, sebagian instalasi
dapat dihubungkan ke rel 1 dan sebagian lagi ke rel 2. Kedua rel tersebut (rel 1 dan
rel 2) dapat dihubungkan paralel atau terpisah dengan cara menutup atau membuka
PMT Kopel. Dengan cara ini fleksibilitas pengoperasian bertambah terutama
sewaktu menghadapi gangguan yang terjadi dalam sistem. Sebagian dari unit
pembangkit atau beban dapat dihubungkan ke rel 1 dan lainnya ke rel 2. Apabila
salah satu unit pembangkit atau salah satu beban akan dipindah rel, terlebih dahulu
PMT-nya harus dibuka, selanjutnya disusul pembukaan PMS rel yang akan dilepas,
baru memasukkan PMS rel yang dituju, urutannya tidak boleh dibalik. Apabila
terbalik, maka akan terjadi hubungan paralel antara rel 1 dan rel 2 yang belum
tentu sama tegangannya dan berbahaya. Setelah selesai melakukan pemindahan
posisi PMS, PMT dimasukkan. Untuk unit pembangkit, pemasukan PMT harus
melalui proses sinkronisasi.
3. Pusat pembangkit listrik dengan dua PMT Rel ganda dengan dua PMT sama
seperti rel ganda dengan satu PMT, tetapi semua unsur dapat dihubungkan ke rel 1
atau rel 2 atau dua-duanya melalui PMT sehingga fleksibilitasnya lebih baik tinggi.
Pusat pembangkit listrik dengan rel ganda menggunakan dua PMT (PMT Ganda).
Pemindahan beban dari rel 1 ke rel 2 dapat dilakukan tanpa pemadaman, karena
dengan adanya 2 buah PMT (masing-masing satu PMT untuk setiap rel)
pemindahan beban dilakukan dengan menutup rel yang dituju, kemudian membuka
PMT rel yang dilepas. Rel 1 dan rel 2 tegangannya sama, baik besarnya maupun
phasanya, setelah itu PMT harus masuk.
4. Rel dengan PMT 1½ Rel dengan PMT 1½ adalah rel ganda dengan 3 buah
PMT di antara dua rel. Jika rel-rel diberi identifikasi sebagai rel A dan rel B, maka
PMT yang dekat dengan rel A diberi identifikasi sebagai PMT A1, PMT A2, dan
seterusnya. PMT yang dekat rel B diberi identifikasi sebagai PMT B1, PMT B2,
dan seterusnya. PMT yang di tengah disebut PMT diameter dan diberi identifikasi
sebagai PMT AB1, PMT AB2, dan seterusnya. Bagian-bagian dari instalasi
dihubungkan pada titik-titik yang letaknya antara PMT A dengan PMT B dan pada
titik-titik yang letaknya antara PMT B dengan PMT AB. Dibandingkan dengan rel-
rel sebelumnya, rel dengan PMT 1½ ini memiliki keandalan paling tinggi.
Jika rel A mengalami gangguan, dengan membuka semua PMT bernomor A beserta
PMS-nya, daya tetap dapat disalurkan secara penuh. Jika rel B mengalami
gangguan, dengan membuka semua PMT bernomor B beserta PMSnya, daya tetap
dapat disalurkan secara penuh. Apabila rel A dan Rel B mengalami gangguan,
dengan membuka semua PMT bernomor A dan PMT bernomor B beserta PMS-
nya, daya tetap bisa disalurkan walaupun dengan fleksibilitas pembebanan yang
berkurang.
Gambar 26. Ukuran busbar tembaga berdasarkan standar pabrik (Standar DIN-43671)
Keterangan:
1. Pada kolom pembebanan kontinu arus AC, tentukan besaran Ampere sesuai
breaker pada panel, kemudian tentukan jumlah rangkap busbar (I, II, III, III)
2. Setelah itu lihat kolom ukuran lebar x tebal busbar, horizontal sesuai
Ampere yang tadi ditentukan
3. Untuk panjang busbar, disesuaikan dengan konstruksi pada panel
DAFTAR PUSTAKA
Oleh:
Ni Wayan Dian Puspita Sukma Dewi (1705542008)
I Kadek Dwi Artika Putra (1705542012)
Made Niken Ayu Larasati Danianto (1705542014)
I Nyoman Wardana (1705542016)
I Putu Adhe Putra Novantara (1705542022)
H. Kompensator
Kompensator didalam sistem Penyaluran tenaga Listrik disebut pula alat pengubah
fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran transmisi atau
transformator, dengan mengatur daya reaktif atau dapat pula dipakai untuk menurunkan
rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat tersebut ada yang berputar dan ada
yang stationer, yang berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron,
sedangkan yang stationer adalah kondensator statis atau kapasitor shunt dan reaktor
shunt.
2. Transformator Daya
A. Pengertian Transformator Daya
Transformator daya atau Trafo daya adalah suatu peralatan listrik yang termasuk
dalam klasifikasi mesin listrik statis(karena sekundernya tidak berputar),yang
berfungsimenyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknyamenggunakan prinsip induksi elektromagnetik.
a. Menurut Pemasangan:
1. Transformator pasangan dalam
2. Transformator pasangan luar
Gambar 1 Contoh transformator 3 Phasa dengan Tegangan Kerja >1100 kV dan Daya >1000 MVA
Transformator biasanya berbentuk oval bila dilihat dari sisi konstruksi, tangkinya
terbuat dari plat baja dengan ketebalan 5-12 mm, bagian dasar dan penutup (Cover) tangkinya
terbuat dari plat baja yang lebih tebal.
Kumparan dililit pada inti dan direndam dalam minyak trafo,ujung-ujung kumparan
terhubung dengan rangkaian luar melalui bushing.Tangkiberfungsi menampung minyak (oil)
berupa minyak mineral yang berasal dari jenis petroleum.Minyak trafo selain berfungsi
sebagai media transfer panas (pendingin) yang berasal dari kumparan dan inti,juga sebagai
isolasi antar bagian yang mengalirkan arus dengan tangki dan tanah.
Radiator ditempatkan pada tangki melalui pipa pengapit untuk menambah luas
permukaan tangki, sedangkan Konservatormerupakan tangki pemeliharaan untuk
menampung pemuaian minyak trafo, dimana volumenya sekitar 8% -10% dari volume minyak
dalam tangki trafo, dilengkapi dengan Oil Gauge (pengukur permukaan minyak) yang
berbentuk gauge glass (kaca ukur).
Jika terjadi hubung singkat pada trafo, maka minyak akan menghasilkan gas yang
cukup besar, membuat temperatur dalam tangki akan naik secara tiba-tiba yang dapat
membahayakan tangki. Untuk itu transformator dilengkapi pula dengan Explosiun Vent
Pipeyang dijulurkan naik pada cover tangki, yang bagian atasnya ditutup dengan thin glass
disk (piringan kaca tipis). Pada keadaan dimana terjadi sentakan tekanan yang tiba-tiba dalam
trafo, maka minyakakan bebas naik melalui pipa tersebut dan kemudian memecahkan piringan
kaca tipis.Thermometer berfungsi mengukur temperatur minyak dalam trafo, sedangkan
bucholz relay berfungsi melindungi trafo pada saat terjadi gangguan internal atau flash over
yang menyebabkan timbulnya busur api(arcing),yang dapat menimbulkan naiknya produksi
gas yang merusak material isolasi.Pada bagian dasar tangki disangga dengan Roller. Mounted
Truck,agar trafo bebas bergerak/berpindah untuk keperluan perbaikan dan overhaul.
Sebuah transformator dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yang terdiri atas
2 Peralatan Bantu
3 Peralatan Proteksi
1. Inti besi
2. Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat pada inti besi membentuk suatu kumparan, dan
kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.Pada transformator terdapat
kumparan primer, kumparan sekunderdan kumparan tertier.
3. Minyak transformator
Untuk minyak isolasi yang sudah terpakai, transformator dengankapasitas >1 MVA
atau bertegangan >30 kV, spesifikasi yang dipersyaratkan seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Gambar 3. Bushing
Gambar 5 Transformator 5 MVA dengan oil conservator dan Transformator 1250 kVA hermetic shell
6. Peralatan Bantu
1. Sistem Pendingin
Energy yang hilang dalam bentuk panas yang dihasilkan oleh inti besi dan
kumparan, dapat menyebabkan temperatur yang berlebihan dalam tangki dan
merusak isolasi disekitar conductor.Untuk itu dibutuhkan pendinginan
transformator. Metode pendinginan harus mampu mempertahankan temperatur
rata-rata yang cukup rendah dan mampu mencegah timbulnya temperature yang
berlebihan pada setiap bagian trafo serta terbentuknya “hot spots”, dengan
memberikan ruang sirkulasi yang bebas pada minyak
Adapun proses pendinginan trafo, pertama tama, panas pada inti besi dan
kumparan diserap oleh minyak, kemudian ditransfer ke dinding tangki, lalu
dibuang melalui udara disekitar dinding tangki. Namun demikian panas pada
minyak menyebabkan minyak akan memuai(bergerak naik) dan ketika
panasnya turun ia pun akan bergerak turun.Pergerakan naik turunnya minyak
membantu mempercepat transfer panas pada dinding tangki.Lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 6.
Pada Oil Natural-Air Blast Cooling, Untuktrafo dengan kapasitas besar penggunaan
natural oil cooling tidak efisien, untuk itu sistem pendinginannya dikombinasi dengan forced
air (udara paksa) atau air blast cooling. Pada air blast cooling, tube bank radiator didinginkan
secara paksa melalui hembusan udara menggunakan motor-fan yang ditempatkan dalam ruang
radiator tube.
Kipas-kipas tersebut dapat di switch out jika temperature ambient turun atau beban pada
transformator turun, selain itu untuk transformator dengan kapasitas besar, kipas-kipas tersebut
dapat dikontrol secara otomatis menggunakan relay.
Air blast cooling dapat dioperasikan sebagai natural oil cooling tanpa air blast, jika beban
sama dengan atau lebih rendah dari 70% dari rating air blast, demikian pula ketika beban yang
dipikul berada antara 70-100.Dalam hal ini temperature minyak tidak melebihi 55 C. Secara
detail macam-macam sistem pendinginan dapat dilihat pada tabel 3.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.keadaan (a) adalah keadaan kerja
normal, dimana arus mengalir melalui kumparan dengan posisi tap ditengah, kedua bagian
kumparan di kedua sisi tap tergulung pada inti besi yang identik, sehingga fluks magnetnya
sama besar dan saling meniadakan, dan sudah barang tentu impedansi reaktornya mendekati
0.
Keadaan (b) saklar peng-alih membuka, arus mengalir pada satu sisi kumparan,
Keadaan (c) Pemilih tap berpindah pada tap berikutnya, Keadaan (d) Saklar peng-alih
menutup kembali, 2 tap yang berbeda saling terhubung, dan arus sirkulasi karena adanya
beda tegangan antara kedua tap kemudian dibatasi oleh reactor, keadaan (e) dan (f) saklar
peng-alih dan pemilih tap bekerja pada sisi tap yang lain, Keadaan (g) pemindahan pada satu
tap dianggap selesai
Untuk jenis 6 tahanan, fluktuasi tegangan pada waktu perpindahan tap dibatasi
dan tugas buka-tutup dari saklar peng-alih diperingan.
Untuk meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka OLTC direndam di
dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi trafo. Hal ini disebabkan
karena proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak cendrung menyebabkan fenomena
elektris, mekanis, kimia dan panas, membuat minyak isolasi OLTC kualitasnya akan cepat
menurun. tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.
Bila dilihat dari sisi fluktuasi tegangan, sifat induktif dan stabilitas sistem, maka
dikehendaki impedansi tegangan (Impedance Voltage) yang kecil, dan bila dilihat dari sisi
pembatas arus hubung singkat dikehendaki tegangan impedansi yang besar. Untuk itu bila
design trafo dipilih impedansi yang tinggi, maka tembaganya akan lebih berat, sedangkan
bila dipilih impedansi yang rendah, maka besinya yang lebih berat. Untuk itu dalam design
yang ekonomis harus mempertimbangkan harga di antara; keduanya. Adapun harga standard
dari design trafo dapat dilihat pada tabel. Pada umumnya berat transformator kapasitas kecil
sebanding dengan pangkat dari kapasitasnya.Adapun keadaan sebenarnya dapat dilihat pada
gambar. Sedangkan untuk kapasitas kecil, beratnya sebanding dengan pangkat 0,6-0,65 dari
kapasitasnya.
5. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indicator yang
dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1. indikator suhu minyak
2. indikator permukaan minyak
3. indikator sistem pendingin
4. indikator kedudukan tap, dan sebagainya.
6. Peralatan Proteksi
1. Relai Bucholz
Relai Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan transformator yang menimbulkan gas. Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh
beberapa hal, diantaranya adalah:
a. Hubung singkat antara lilitan pada atau dalam phasa
b. Hubung singkat antara phasa
c. Hubung singkat antara phasa dan tanah
d. Busur api listrik antar laminasi
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik
Relai ini berfungsi hamper sama seperti relai bucholz. Fungsinya adalah
mengamankan terhadap gangguan didalam transformator. Bedanya relai ini hanya
bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba tiba dan langsung mentripkan CB
4. Relai Diferensial
9. Polaritas Trafo
Polaritas Trafo adalah petunjuk arah arus yang mengalir melalui terminal
tegangan tinggi, berkenaan dengan arah arus yang mengalir pada terminal tegangan rendah
pada setiap saat atau arah relatif dari tegangan induksi antar terminal tegangan tinggi dan
terminal tegangan rendah.Polaritas trafo 1 phasa dapat berupa:
a. Polaritas Additif, bila tanda H1 dan X1 penempatannya berlawanan secara
diagonal
b. Polaritas subtractive, bila tanda H1 dan X1 saling sejajar Polaritas trafo
dapat pula dikenali dengan melakukan pengujian sederhana.Menurut
standar ASA, bahwa Trafo distribusi 1phasa dengan kapasitas daya hingga
200 KVA yang dioperasikan pada sistem tegangan tinggi hingga 8660 V,
mempunyai polaritas additive, selain dari itu berpolaritas subtractive.
Pengenalan jenis polaritas dari trafo 1 phasa, sangat penting berkenaan
dengan paralelisasi dan hubungan trafo 3 phasa.
10. Rugi-rugi daya pada transformator
Rugi-rugi daya pada transformator, terdiri dari :
a. Rugi-rugi belitan (Resistansi dan reaktansi )
Resistansi timbul karena factor bahan dari kumparan, umumnya adalah
bahan tembaga sedangkan reaktansi timbul oleh adanya fluks
bocor.Rugi-rugi ini terdapat baik pada sisi primer maupun pada sisi
sekunder.
Pe = ke f2 Bm 2 (W/m 3)
Dimana: ke = ke
d2 = resistivity bahan
d = ketebalan laminasi
12. Rugi-rugi Hysteresis
Perhatikan kurva jerat hysteresis pada gambar 10
Bila mmf dinaikkan dari 0 hingga nilai maximum, maka energi yang
disimpan dalam bentuk medan magnet per unit volume pada bahan inti adalah:
∫ dB = daerah o f a b g o
Bila H diturunkan menuju nol, maka tidak semua energi yang tersimpan
dalam medan magnet akan dikembalikan ke sumber (tidak dapat diperoleh kembali),
karena sebagian energi tersebut telah berubah menjadi energi panas dalam bahan inti
yaitu daerah o a f b c o yang disebut dengan rugi-rugi hysteresis.
∫ dB = daerah c b g
Ph = Wh V f
Dan menurut Steinmetz, formulasi empiris untuk menghitung rugi hysteresis yang
didasari pada study experiment adalah:
Ph = kh f Bm n
Dimana:
Gambarr 12 Busbar
Busbar dapat diganti dengan kabel. Perbedaan busbar dan kabel hanya di
bagianpelindungnya atau isolator. Jika busbar ‘telanjang’, sedangkan kabel ada ‘baju’nya.
Namun,karena kabel sangat merepotkan untuk di dalam panel, maka digunakanlah busbar.
Pemakaian busbar hanya di dalam panel. Alasannya karena busbar telanjang, dan siapapun
yang memegangnya saat ada aliran listrik, dapat menyebabkan kematian.
Sedangkan untuk pemakaian di luar panel seperti outdoor, dan tempat-tempat yang bisa dilihat
manusia, digunakan busbar yang memakai baju atau disebut kabel.
Busbar atau rel adalah titik pertemuan atau hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT
dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik atau daya listrik.
Ada pula yang mengartikan, Busbar dalam sistem tenaga adalah lokasi di mana jalur transmisi,
sumber generasi, dan beban distribusi bertemu. Karena konvergensi ini, sirkuit pendek yang
terletak di dekat busbar cenderung memiliki arus besar yang sangat tinggi. Karena arus sangat
besarnya, maka jika ada kesalahan memerlukan kecepatan yang tinggi dalam operasi
perlindungan busbar untuk membatasi kerusakan peralatan tersebut. Namun, kliring
berkecepatan tinggi harus seimbang terhadap kebutuhan untuk keamanan. Tersandung salah
untuk kesalahan eksternal dapat menyebabkan gangguan besar, dan membahayakan stabilitas
daya sistem. Besarnya kesalahan yang tinggi meningkatkan kemungkinan CT saturasi selama
kesalahan eksternal dekat dengan busbar, dan CT saturasi meningkatkan kemungkinan operasi
yang salah dari perlindungan busbar.
Perlindungan busbar mungkin rumit dan bervariasi dengan topologi bus. Banyak busbar
menghubungkan semua sirkuit untuk satu segmen umum dari busbar. Komplikasi untuk bus
ini adalah hanya jumlah sirkuit terhubung. Namun, busbar tertentu mungkin memiliki beberapa
segmen bus, dengan sirkuit individu yang terhubung ke segmen bus yang berbeda tergantung
pada kebutuhan operasi. Untuk bus kompleks seperti, perlindungan busbar harus mampu
melindungi setiap segmen bus individual, dan dinamis melacak sirkuit terhubung ke segmen
bus tertentu. Semua generator sinkron pada pusat pembangkit listrik menyalurkan tenaga listrik
ke rel pusat listrik. Demikian pula semua saluran yang mengambil maupun yang mengirim
tenaga listrik dihubungkan ke rel ini.
Mayoritas kesalahan busbar melibatkan fase satu dan bumi, tetapi kesalahan muncul dari
berbagai banyak. Bahkan, sebagian besar hasil kerusakan pada busbar dari kesalahan manusia
dan bukan kegagalan komponen switchgear.Semua generator sinkron pada pusat pembangkit
listrik menyalurkan tenaga listrik ke rel pusat listrik. Demikian pula semua saluran yang
mengambil maupun yang mengirim tenaga listrik dihubungkan ke rel ini.
1. Rel tunggal pada pusat pembangkit Rel tunggal adalah susunan rel yang sederhana
dan relatif paling murah, tetapi memiliki kelemahan dalam hal keandalan, dan kontinuitas
pelayanan serta kurang fleksibel dalam pengoperasiannya. Jika terjadi kerusakan pada rel,
seluruh pusat listrik harus dipadamkan jika akan melakukan perbaikan. Rel tunggal paling baik
jika digunakan hanya pada pusat pembangkit listrik yang tidak begitu penting peranannya
dalam sistem.
2. Rel Ganda dengan Satu PMT Hubungan ke rel 1 atau rel 2 dilakukan melalui PMS. Rel
ganda umumnya dilengkapi dengan PMT beserta PMS-nya yang berfungsi menghubungkan
rel 1 dan rel 2. Dengan rel ganda, sebagian instalasi dapat dihubungkan ke rel 1 dan sebagian
lagi ke rel 2. Kedua rel tersebut (rel 1 dan rel 2) dapat dihubungkan paralel atau terpisah dengan
cara menutup atau membuka PMT Kopel. Dengan cara ini fleksibilitas pengoperasian
bertambah terutama sewaktu menghadapi gangguan yang terjadi dalam sistem. Sebagian dari
unit pembangkit atau beban dapat dihubungkan ke rel 1 dan lainnya ke rel 2. Apabila salah satu
unit pembangkit atau salah satu beban akan dipindah rel, terlebih dahulu PMT-nya harus
dibuka, selanjutnya disusul pembukaan PMS rel yang akan dilepas, baru memasukkan PMS rel
yang dituju, urutannya tidak boleh dibalik. Apabila terbalik, maka akan terjadi hubungan
paralel antara rel 1 dan rel 2 yang belum tentu sama tegangannya dan berbahaya. Setelah selesai
melakukan pemindahan posisi PMS, PMT dimasukkan. Untuk unit pembangkit, pemasukan
PMT harus melalui proses sinkronisasi.
3. Pusat pembangkit listrik dengan dua PMT Rel ganda dengan dua PMT sama seperti
rel ganda dengan satu PMT, tetapi semua unsur dapat dihubungkan ke rel 1 atau rel 2 atau dua-
duanya melalui PMT sehingga fleksibilitasnya lebih baik tinggi. Pusat pembangkit listrik
dengan rel ganda menggunakan dua PMT (PMT Ganda). Pemindahan beban dari rel 1 ke rel 2
dapat dilakukan tanpa pemadaman, karena dengan adanya 2 buah PMT (masing-masing satu
PMT untuk setiap rel) pemindahan beban dilakukan dengan menutup rel yang dituju, kemudian
membuka PMT rel yang dilepas. Rel 1 dan rel 2 tegangannya sama, baik besarnya maupun
phasanya, setelah itu PMT harus masuk.
4. Rel dengan PMT 1½ Rel dengan PMT 1½ adalah rel ganda dengan 3 buah PMT di antara
dua rel. Jika rel-rel diberi identifikasi sebagai rel A dan rel B, maka PMT yang dekat dengan
rel A diberi identifikasi sebagai PMT A1, PMT A2, dan seterusnya. PMT yang dekat rel B
diberi identifikasi sebagai PMT B1, PMT B2, dan seterusnya. PMT yang di tengah disebut
PMT diameter dan diberi identifikasi sebagai PMT AB1, PMT AB2, dan seterusnya. Bagian -
bagian dari instalasi dihubungkan pada titik-titik yang letaknya antara PMT A dengan PMT B
dan pada titik-titik yang letaknya antara PMT B dengan PMT AB. Dibandingkan dengan rel-
rel sebelumnya, rel dengan PMT 1½ ini memiliki keandalan paling tinggi.
Jika rel A mengalami gangguan, dengan membuka semua PMT bernomor A beserta PMS-nya,
daya tetap dapat disalurkan secara penuh. Jika rel B mengalami gangguan, dengan membuka
semua PMT bernomor B beserta PMSnya, daya tetap dapat disalurkan secara penuh. Apabila
rel A dan Rel B mengalami gangguan, dengan membuka semua PMT bernomor A dan PMT
bernomor B beserta PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan walaupun dengan fleksibilitas
pembebanan yang berkurang.
Berdasarkan standar PUIL 2000 dengan ketentuan sebagai berikut:
• warna merah untuk fasa R
• Warna kuning untuk fasa S
• warna hitam untuk fasa T
• warna biru untuk kawat Netral
2. Peranan BUSBAR pada Panel Listrik
Busbar mempunyai peranan penting pada sistem kerja sebuah panel listrik, dalam hal
desain busbar lebih mudah di instalasi. Bentuk dari busbar juga lebih rapi dan tersusun
dibandingkan kabel.
Jika ingin mendistribusikan listrik misal di 2000 A, kalau menggunakan kabel maka kabel
yang digunakan akan besar, akibatnya panel listrik akan terlihat berantakan, tapi dengan busbar
akan rapi. Busbar lebih efektif mengatasi panas berlebih saat dilewati arus listrik yang besar.
Jika suatu saat ada perubahan beban atau lokasi beban, busbar akan lebih mudah di
terapkan dibandingkan menggunakan kabel yang harus dipotong dan disambung. Untuk
menyambungkan kabel ke busbar digunakan lugs kabel, lugs adalah material yang terbuat dari
tembaga atau aluminium dimana kabel listrik dapat dihubungkan dengan busbar dan dikunci
dengan baut.
Keterangan:
1. Pada kolom pembebanan kontinu arus AC, tentukan besaran Ampere sesuai breaker
pada panel, kemudian tentukan jumlah rangkap busbar (I, II, III, III)
2. Setelah itu lihat kolom ukuran lebar x tebal busbar, horizontal sesuai Ampere yang tadi
ditentukan
3. Untuk panjang busbar, disesuaikan dengan konstruksi pada panel
Contoh:
1. Breaker dengan nilai Ampere 220 (kolom I), maka ukuran yang digunakan 20 x 3mm
2. Breaker dengan nilai Ampere 2500 (kolom II), maka ukuran yang digunakan 100 x
10mm, apabila kita menggunakan Ampere di kolom II maka diasumsikan busbar busbar
yang digunakan jadi 2 rangkap 2(100x10mm).
Untuk menentukan besarnya ukuran rel busbar bisa juga menggunakan persamaan berikut:
Keterangan:
η = Efisiensi 0,85
Contoh:
1. PHB motor crane memiliki daya beban 40.000. maka perhitungannya sebagai berikut:
Maka besarnya batangan busbar harus mempunyai kemampuan hantar arus sebesar :
ln x 150% = 84,1 x 150 = 126 A
Maka dipilih busbar tembaga dengan ukuran:
• Lebar 15 mm x tebal 2 mm
• Panjang bus bar disesuaikan dengan konstruksi panel
TUGAS PERALATAN PUSAT TENAGA LISTRIK
LAPORAN GARDU INDUK KAPAL
OLEH KELOMPOK 3 :
Proteksi sistem tenaga listrik adalah system proteksi yang dilakukan kepada
peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada suatu sistem tenaga misanya generator,
transformator jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu
sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain hubung singkat, tegangan lebih,
beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain proteksi itu diperlukan :
Pengetahuan mengenai arus-arus yang timbul dari pelbagai tipe gangguan pada
suatu lokasi merupakan hal yang sangat esensial bagi pengoperasian sistem proteksi
secara efektif. Jika terjadi gangguan pada sistem, para operator yang merasakan adanya
gangguan tersebut diharapkan segera dapat mengoeprasikan circuit-circuit yang tepat
untuk mengeluarkan sistem yang terganggu atau memisahkan pembangkit dari
jaringan yang terganggu. Sangat sulit bagi seorang operator untuk mengawasi
gangguan-gangguan yang mungkin terjadi dan menentukan CB mana yang
diperoperasikan untuk mengisolir gangguan tersebut secara manual. Mengingat arus
gangguan yang cukup besar, maka perlu secepat mungkin dilakukan proteksi. Hal ini
perlu suatu peralatan yang digunakan untuk mendeteksi keadaan-keadaan yang tidak
normal tersbut dan selanjutnya mengistruksikan circuit-circuit yang tepat untuk bekerja
memutuskan rangkaian atau sistem yang terganggu. Peralatan tersebut kita kenal
dengan relay. Ringkasnya proteksi dan tripping otomatik circuit-circuit yang
sehubungan mempunyai dua fungsi pokok :
Koordinasi antara relay dan circuit breaker (CB) dalam mengamati dan
memutuskan gangguan disebut sebagai sistem proteksi. Banyak hal yang harus
dipertimbangkan dalam mempertahankan arus kerja maksimum yang aman. Jika arus
kerja bertambah melampaui batasaman yang ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika
proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan
mengakibatkan kerusakan isolasi. Pertambahan arus yang berkelebihan menyebabkan
rugi-rugi daya pada konduktor akan berkelebihan pula. Perlu diingat bahwa pengaruh
pemanasan adalah sebanding dengankwadrat dari arus :
H = 12 Rt Joules
Dimana :
Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari kesanggupan system dalam
mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja
b. Stabilitas
Sifat yang tetap inoperatif apabila gangguan-gangguan terjadi diluar zona yang
melindungi (gangguan luar).
c. Kecepatan Operasi
Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin besar
kerusakan peralatan. Hal yang paling penting adalah perlunya membuka
bagian-bagian yang terganggu sebelum generator-generator yang dihubungkan
sinkron kehilangan sinkronisasi dengan system selebihnya. Waktu pembebasan
gangguan yang tipikal dalam sistemsistem tegangan tinggi adalah 140 ms.
Dimana mendatnag waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80 ms sehingga
memerlukan relay dengan kecepatan yang sangat tinggi (very high speed
relaying)
d. Sensitivitas (kepekaan)
Yaitu besarnya arus gangguan agar alat bekerja. Harga ini dapat dinyatakan
dengan besarnya arus dalam jaringan aktual (arus primer) atausebagai
prosentase dari arus sekunder (trafo arus).
e. Pertimbangan ekonomis
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh
karena jumlah feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja
persyaratan keamanan yang pokok dipenuhi. Dalam sistem-sistemtrtansmisi
justru aspek teknis yang penting. Proteksi relatif mahal, namun demikian pula
sistem atau peralatan yang dilindungi dan jaminan terhadap kelangsungan
peralatan sistem adalah vital. Biasanya digunakan dua sistem proteksi yang
terpisah, yaitu proteksi primer atau proteksi utama dan proteksi pendukung
(back up)
f. Realiabilitas (keandalan)
Sifat ini jelas, penyebab utama dari “outage” rangkaian adalah tidak bekerjanya
proteksi sebagaimana mestinya (mal operation).
g. Proteksi Pendukung
Pada sistem distribusi aplikasi back up digunakan tidak seluas dalam sistem
tansmisi, cukup jika hanya mencakup titik-titik strategis saja. Remote back upa
bereaksi lambat dan biasanya memutus lebih banyak dari yang diperlukan untuk
mengeluarkan bagian yang terganggu.
Lightning Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan
lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung. Alat ini berfungsi sebagai by pass
disekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui arus kilat ke sistem
pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak
isolasi peralatan listrik. Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila
terjadi tegangan surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif
rendah sehingga dapat menyalurkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang
arrester dapat dengan cepat kembali sebagai isolasi.
Sesuai dengan fungsinya, maka arrester dipasang di setiap ujung SUTT yang
memasuki gardu induk. Di Gardu Induk adakalanya pada transformator dipasang
juga arrester untuk menjamin terlindungnya transformator dan peralatan lainnya dari
tegangan lebih tersebut.
Gambar 1. Arrester
A. Elektroda
Elektroda-elektroda ini adalah terminal dari arrester yang dihubungkan
dengan bagian atas dan elektroda bawah dihubungkan dengan tanah.
B. Sela percikan
Apabila terjadi tegangan lebih oleh sambaran petir atau surja hubung pada
arrester yang terpasang, maka pada sela percikan (spark gap) akan terjadi loncatan
busur api. Pada dasarnya pada arrester, busur api yang terjadi tersebut ditiup keluar
oleh tekanan gas yang ditimbulakn oleh tabung fiber yang terbakar.
Pemisah adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyatakan bahwa suatu
peralatan listrik sudah bebas dari tagangan kerja. Oleh karena itu pemisah tidak
diperbolehkan untuk dimasukkan atau dikeluarkan pada saat rangkaian listrik dalam
keadaan berbeban.
- Pemisah kabel
Merupakan pemisah yang terpasang di sisi kabel.
- Pemisah seksi
Merupakan pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel tersebut
dapat terpisah menjadi dua seksi.
- Pemisah tanah
Merupakan pemisah yang terpasang pada penghantar atau kabel untuk di
hubungkan ke tanah.
a. PMT Minyak
Pada PMT jenis ini, ketika kontak terbuka, arc akan terjadi dengan media
sekitar berupa minyak sehingga minyak menguap dan menimbulkan gelembung
gas yang menyelubungi arc di antara kontak. Gelembung ini membuat minyak
terdekomposisi sehingga menimbulkan gas hidrogen yang menghambat arc.
Dengan adanya media minyak ini, diharapkan arc dapat segera dipadamkan.
Secara fisik bentuknya paling besar diantara jenis PMT yang lain dan dicirikan
dengan adanya tangki-tangki yang di dalamnya terdapat minyak.
b. PMT udara
Jenis ini menggunakan metode yang paling sederhana, yaitu
memperpanjang lintasan arc. Karena efek pemanjangan lintasan ini
diharapkan arc dapat segera dipadamkan. Biasanya dipakai untuk indoor (dalam
switchgear) untuk level tegangan 4.16kV dan 13.8kV.
c. PMT SF6
Saat kontak terbuka dan arc muncul, gas SF6 bertekanan tinggi ditiupkan
diantara kontak untuk menyingkirkan partikel bermuatan dari sela antara kedua
kontak sehingga membuat arc semakin cepat padam. Gas SF6 dipilih karena sifat
gas ini yang merupakan bahan isolasi dan pendingin yang baik.
d. PMT Vakum
Pada PMT jenis ini kontak ditempat- kan pada suatu bilik yang vakum.
Tidak boleh terjadi kebocoran sedikitpun pada bilik ini. PMT jenis ini umumnya
tidak menggunakan kontak yang bergerak secara mekanik seperti kontak yang
lain. Kontak mekanik akan menyebabkan pergeseran kontak yang
memungkinkan terjadinya kebocoran. Pada PMT vakum, pemadaman arc
dilakukan dengan memperpanjang lintasan serta menghilangkan molekul udara
yang dapat mengalami ionisasi.
Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan
suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi
terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang
terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan pelayanan
penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi.
Macam relay yang digunakan sebagai proteksi:
Pada panel instrumen terpasang dan penunjuk gangguan dari sini keadaan
operasi dapat diawasi. Pada panel operasi terpasang saklar operasi pemutus beban
dan pemisah serta lampu penunjuk posisi, saklar, ril tiruan (mimic bus), saklar dan
lampu diatur letak dan hubungannya sesuai dengan keadaan rangkaian yang
sesungguhnya sehingga keadaannya dapat dengan mudah dilihat. Pada gardu induk
kecil, panel kontrol utamanya dari jenis tegak dan instrumen serta saklar-saklarnya
bersama-sama terpasang dimuka. Pada gardu induk besar, panel yang tegak harus
dipakai sebagai panel instrumen. Panel operasinya adalah dari jenis meja (bench
type) dan ada didepannya.
Pada panel rele terpasang rele pengaman saluran transmisi, rele pengaman
differensial trafo dan sebagainya. Bekerjanya rele dapat diketahui dari penunjukan
pada rele itu sendiri dan pada penunjukan gangguan dipanel kontrol utama. Pada GI
kecil, sisi depan dari panel tegak dipakai sebagai panel utama dengan instrumen dan
saklar, dan sisi belakangnya dipakai sebagai panel rele. Pada GI besar, jika
rangkaiannya sudah rumit, panel terpasang dalam ruangan tersendiri.
Pada GI yang besar dan modern dengan susunan rel yang sudah sangat rumit,
mulai banyak dipakai panel dengan gambar-gambar yang bercahaya. Bagian sistem
yang bekerja dibuat bercahaya dan berkedip-kedip pada waktu ada gangguan. Jika
suatu PMT akan ditutup, bagian dari rel yang akan menjadi bertegangan oleh
menutupnya PMT itu dibuat berkedip-kedip sehingga luasnya bagian sistem yang
akan terkena akibatnya dapat diperiksa lebih dahulu sebelum PMT itu benar-benar
menutup. Dengan jalan ini kesalahan operasi dapat dicegah.
Tata susunan (arrangement) panel kontrol dan panel rele harus sesuai dengan
tata peralatan yang ada diluar, kelas tegangan dan saluran transmisi yang masuk.
Dengan demikian maka pengawasan operasi dan pelaksanaan pemeliharaan
dipermudah. Sesuai dengan keadaan diluar maka urutan panel adalah untuk saluran
masuk trafo alat pengubah fasa dan panel saluran keluar. Untuk memudahkan
pengawasan operasi, panel kontrol utama dimana perhatian operator harus dipusatkan,
dipasang didepan dan panel tambahan (auxilary board) dan panel pemakaian sendiri
dipasang disatu sisi atau kedua sisinya tegak lurus padanya.
Bila terjadi gangguan panel itu membuka pemutus beban (secara otomatis)
melalui rele pengaman dan memisahkan bagian yang terganggu. Karena tegangan
dan arus tidak dapat langsung diukur pada sisi tegangan tinggi, maka transformator
ukur (instrument) mengubahnya menjadi tegangan dan arus yang rendah dan
sekaligus memisahkan alat ukur tadi dari tegangan tinggi. Ada tiga jenis
transformator ukur, yaitu trafo tegangan, trafo arus dan tegangan arus.
5. Lemari Hubung
Lemari hubung (cubicle) terbuat untuk kelas 3-30 kV dan dipakai untuk
pusat beban atau pusat daya (power centre). Karakteristiknya adalah bahwa :
6. Saklar Pentanahan
7. Kompensator
Transformator tenaga atau tiga fasa adalah suatu peralatan tenaga listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan) dengan frekuensi sama. Sebuah
transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah transformator satu fasa,
perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem kelistrikannya yaitu sistem satu
fasa dan tiga fasa. Sehingga sebuah transformator tiga fasa bisa dihubung bintang,
segitiga, atau zig-zag. Transformator tiga fasa banyak digunakan pada sistem transmisi
dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan ekonomis. Transformator tiga
fasa banyak sekali mengurangi berat dan lebar kerangka, sehingga harganya dapat
dikurangi bila dibandingkan dengan penggabungan tiga buah transformator satu fasa
dengan “rating” daya yang sama. Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai
kekurangan, diantaranya bila salah satu fasa mengalami kerusakan, maka seluruh
transformator harus dipindahkan (diganti), tetapi bila transformator terdiri dari tiga
buah transformator satu fasa, bila salah satu fasa transformator mengalami kerusakan.
Sistem masih bias dioperasikan dengan sistem “ open delta “. Dalam operasi umumnya,
transformator-transformator tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan
kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh transformator
150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20
kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah
diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
Transformator tiga fasa digunakan untuk sistem listrik berdaya besar, baik pada
sistem pembangkitan, transmisi maupun distribusi. Transformator tiga fasa yang
umum kita lihat pada gardu distribusi daya 250 KVA sampai 630 KVA berbentuk
persegi Gambar 2.1. Konstruksi transformator tiga fasa untuk daya besar dalam bentuk
potongan lihat Gambar 2.2. Inti trafo berbentuk E-I dengan kumparan primer dan
sekunder pada ketiga kaki inti trafo. Terminal tegangan tinggi (primer) tampak dari
isolator yang panjang. Terminal tegangan rendah (sekunder) dengan terminal lebih
pendek. Trafo ditempatkan dalam rumah trafo yang diisi dengan minyak trafo yang
berfungsi sebagai pendingin sekaligus isolasi. Secara berkala minyak trafo diganti.
Pendinginan rumah trafo disempurnakan dengan dipasang sirip pendingin agar panas
mudah diserap oleh udara luar. Bagian terpenting dari trafo tiga fasa. Trafo tiga fasa
bisa dibangun dari dua buah trafo satu fasa, atau tiga buah trafo satu fasa. Untuk trafo
tiga fasa berukuran berdaya besar, dibangun dari tiga buah trafo satu fasa, tujuannya
jika ada salah satu fasa yang rusak/ terbakar, maka trafo yg rusak tersebut dapat diganti
dengan cepat dan praktis. Trafo tiga fasa memiliki enam kumparan Gambar 2.2. Tiga
kumparan primer dan tiga kumparan sekunder. Kumparan primer diberikan nomor
awal 1, kumparan 1U1 – 1U2 artinya kumparan primer fasa U. Kumparan sekunder
diberikan notasi nomor awal 2, misalnya 2U2 – 2U1, artinya kumparan sekunder fasa
U. Kumparan primer atau sekunder dapat dihubungkan secara Bintang atau hubungan
Segitiga.
Bahan inti trafo 3 fasa dari bahan plat tipis ferromagnetis yang ditumpuk
dengan ketebalan tertentu. Plat tipis dimaksudkan untuk menekan rugi-rugi histerisis
dan arus edy pada batas minimal. Ada beberapa tipe inti trafo 3 fasa tampak pada
Gambar 2.6. Tipe U-I terdiri dari tiga inti yang dipasangkan sudut menyudut 120°
Gambar 2.6a. Tipe U terdiri atas tiga inti U dipasang sudut menyudut 120° Gambar
2.6b. Tipe menyudut ini dipakai untuk trafo 3 fasa yang dipasang pada tabung bulat
untuk trafo outdoor yang dipasang pada tiang jaringan distribusi. Tipe E-I yang banyak
dipakai, tiap kaki terdapat kumparan primer dan sekunder masing-masing fasa Gambar
2.6c. Tipe jenis ini banyak dipakai untuk daya kecil, sedang sampai daya besar. Bahkan
tiga buah trafo satu fasa yang digabungkan, bisa menjadi trafo tiga fasa.
Minyak Transformator
Untuk mendinginkan transformator saat beroperasi maka kumparan dan inti
transformator direndam di dalam minyak transformator,minyak juga berfungsi sebagai
isolasi. Di dalam sebuah transformator terdapat dua komponen yang secara
aktif “membangkitkan” energi panas, yaitu besi (inti) dan tembaga (kumparan). Bila
energi panas tidak disalurkan melalui suatu sistem pendinginan akan mengakibatkan
besi maupun tembaga akan mencapai suhu yang tinggi, yang akan merusak nilai
isolasinya. Untuk maksud pendinginan itu, kumparan dan inti dimasukkan ke dalam
suatu jenis minyak, yang dinamakan minyak transformator. Minyak itu mempunyai
fungsi ganda, yaitu pendinginan dan isolasi. Fungsi isolasi ini mengakibatkan berbagai
ukuran dapat diperkecil. Perlu dikemukakan bahwa minyak transformator harus
memiliki mutu yang tinggi dan senantiasa berada dalam keadaan bersih. Disebabkan
energimpanas yang dibangkitkan dari inti maupun kumparan, suhumminyak akan naik.
Hal ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada minyak
transformator. Lagi pula dalam jangka panjang waktu yang lama akan terbentuk
berbagai pengotoran yang akan menurunkan mutu minyak transformator. Hal-hal ini
dapat mengakibatkan kemampuan pendinginan maupun isolasi minyak akan menurun.
Selanjutnya dapat pula terjadi bahwa hawa lembab yang sebagaimana halnya terjadi di
daerah tropis, mengakibatkan masuknya air didalam minyak transformator. Bila suhu
minyak transformator yang sedang dioperasikan diukur, akan tampak bahwa suhu
minyak itu akan tergantung pada tinggi pengukuran pada bak. Suhu tertinggi akan
ditemukan pada sekitar 70 – 80% tinggi bejana.
Oleh karena itu minyak transformator harus memenuhi persyaratan, sebagai
berikut :
1. Mempunyai kekuatan isolasi ( Dielectric Strength);
2. Penyalur panas yang baik dengan berat jenis yang kecil, sehingga partikel-
partikel kecil dapat mengendap dengan cepat;
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik;
4. Tidak nyala yang tinggi, tidak mudah menguap;
5. Sifat kimia yang stabil.
Minyak trafo sebagai bahan isolasi sekaligus sebagai media penghantar panas dari
bagian yang panas (belitan dan inti) kedinding tangki atau radiator pendingin memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Berat Jenis (Specific grafitty) 0,85 sampai 0,90 pada suhu 13,5º C
2. Kekentalan (Viscocity) cukup rendah untuk memperlancar sirkulasi
dari bagian yang panas ke bagian yang dingin, yaitu 100 sampai 110 Saybolts
second pada 40º C
3. Titik didih tidak kurang dari 135º C
4. Titik beku tidak lebih dari -45º C
5. Tegangan tembus tidak kurang dari 30 kV per 2,5 mm atau 120 kV/1cm.
6. Koefisien muai 0,00065 per 1º C
7. Titik api ( flash point ) 180º C sampai 190º C
8. Titik nyala (burning point) 205º C
9. Kelembaban terhadap uap air (moisture) nihil
Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > I MVA
atau bertegangan > 30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2.3.2.
Tangki Transformator
Tangki transformator berfungsi untuk menyimpan minyak transformator dan sebagai
pelindung bagian-bagian transformator yang direndam dalam minyak. Ukuran tangki
disesuaikan dengan ukuran inti dan kumparan. Terdapat beberapa jenis tangki,
diantaranya adalah:
a. Jenis sirip (tank corrugated ) Badan tangki terbuat dari pelat baja bercanai
dingin yang menjalani penekukan, pemotongan dan proses pengelasan
otomatis, untuk membentuk badan tangki bersirip dengan siripnya
456 Pembangkitan Tenaga Listrik berfungsi sebagai radiator pendingin dan
alat bernapas pada saat yang sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari plat baja
bercanai panas yang kemudian dilas sambung kepada badan tangki bersirip
membentuk tangki corrugated ini. Umumnya transformator di bawah 4000
kVA dibuat dengan bentuk tangki corrugated .
b. Jenis tangki Conventional Beradiator Jenis tangki terdiri dar badan tangki dan
tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja bercanai panas) ditekuk dan
dilas untuk dibangun sesuai dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis
panel terbuat dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel sheets).
Transformator ini umumnya dilengkapi dengan konservator dan digunakan
untuk 25.000,00 kVA, yang ditunjukkan pada Gambar 2.10.
c. Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined Tipe tangki ini sama dengan
jenis conventional tetapi di atas permukaan minyak terdapat gas nitrogen
untuk mencegah kontak antara minyak dengan udara luar
Konservator Transformator
Konservator merupakan tabung berisi minyak transformator yang diletakan pada
bagian atas tangki. Fungsinya adalah :
1. Untuk menjaga ekspansi atau meluapnya minyak akibat pemanasan;
2. Sebagai saluran pengisian minyak.
Bushing
Bushing transformator adalah sebuah konduktor yang berfungsi untuk
menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberi selubung
isolator. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki
transformator. Bahan bushing adalah terbuat dari porselin yang tengahnya berlubang
(Gambar 2.11).
Tap Changer
Alat Indikator
Alat Indikator digunakan untuk memonitor kondisi komponen utama atau media bantu
yang ada didalam transformator saat transformator beroperasi, seperti :
1. suhu minyak ;
2. permukaan minyak ;
3. sistem pendinginan ;
4. posisi tap.
Kelompok (b)
Apa yang dinamakan gangguan ialah suatu gangguan yang dimulai gangguan
yang kecil atau tidak berarti, namun secara lambat akan menimbulkan kerusakan.
gangguan ini tidak dapat dideteksi adanya tegangan atau bertambah besarnya arus pada
ujung lilitan. yang termasuk gangguan lilitan ini ialah :
1. Sambungan secara elektris dari konduktor jelek dan gangguan inti misalnya
tembusnya lapisan isolasi inti serta baut atau ring klem kurang kencang, yang
akan menimbulkan busur yang terbatas pada minyak.
2. Gangguan sistem pendingin, yang akan menyebabkan pemanasan lebih
walaupun bebannya belum mencapai nominal. Sehubungan butir 2 adalah
kemungkinan kurang minyak atau tersumbatnya aliran minyak sehingga
menimbulkan pemanasan setempat pada lilitan.
3. Gangguan dari pengatur tegangan dan pembagian beban yang tidak baik antara
transformator yang bekerja pararel, yang akan menyebabkan pemanasan lebih
karena adanya arus sirkulasi.
Secara umum untuk gangguan pada kelompok (a) sangat penting bahwa
peralatan yang terganggu harus secepat mungkin dipisahkan setelah terjad gangguan,
tidak hanya untuk membatasi kerusakan trasformator daya tersebut tetapi juga
membatasi lama waktu tegangan sistem turun. Bila tegangan turun terlalu lama dapat
menimbulkan hilangnya sinkronisasi antar mesin, bila hal ini terjadi arus lebih yang
besar akan muncul karena adanya lepas sinkron dari unit pembangkit sehingga akan
ada relay yang salah kerja menyebabkan gangguan yang beruntun. Gangguan pada
kelompok (b) tidak merupakan hal yang serius pada masa gangguan incipient, tetapi
dapat menjadi gangguan yang parah tergantung dari waktu, maka juga harus
dihilangkan secepat mungkin. Dalam hal bila pengaman untuk kelompok (a) tidak
mampu mengamankan gangguan pada kelompok (b), maka untuk pengamanan untuk
kelompok (b) tidak perlu mendeteksi gangguan pada terminal dan untuk
menghilangkan gangguan tidak perlu secepat seperti gangguan pada kelompok (a).
Inilah merupakan filosofi dasar pengamanan transformator daya, dan ini artinya bahwa
pengaman kelompok (a).
I1 = N2/N1 x I2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah, maka perlu diperhatikan agar
rangkaian sekunder selalu tertutup. Dalam keadaan rangkaian sekunder terbuka, ggm
N2I2 akan sama dengan nol (karena h = 0) sedangkan ggm N1/I1 tetap ada sehingga
fluks normal akan terganggu.
V1 = N2/N1 x I2
Pentanahan rangkaian sekunder diperiukan untuk tnenceg,ah adanya beda
potensial yang besar antara kumparan primer dan sekunder (antara titik a dan b) pada
saat isolasi kumparan primer rusak.
Pemutus Daya
Pemutus daya diperlukan guna memutus arus-arus kerja ataupun arus – arus
hubung singkat. Pemutus daya dapat dioperasikan, yaitu ditutup atu dibuka ditempat
atau secara jarak jauh menggunakan sistem proteksi. Dengan demikian sebuah pemutus
daya dapat secara otomatis membuka suatu rangkaian bilamana misalnya arus saluran,
tegangan saluran , atau frekuensi sistem melampaui batas – batas tertentu. Jenis – jenis
pemutus daya yang tepenting adalah :
Bilamana terjadi beban lebih sehingga rele arus lebih bekerja, kontak bergerak
akan ditarik keluar dari kontak tetap agar hubungan jaringan menjadi terbuka. Pada
saat kedua kontak melepas, terjadi suatu busur api yang sangat kuat, dan juga gas – gas
panas. Tekanan dari gas panas itu menyebabkan terjadinya turbelensi dari minyak –
minyak sekitar busur api. Hal itu mengakibatkan minyak yang dingin mengitari busur
api. Hal itu mengakibatkan minyak yang dingin mengitari busur api dan
memadamkanya. Pada pemutus daya minyak modern busur api dilokasikan dalam
suatu ruang pemadam (explosion chamber), sehinga tekanan gas panas menghasilkan
suatu semburan minyak melintasi busur api. Terdapat pula desain dimana dengan
bantuan medan magnit yang terjadi, busur api diperpanjang dan ditiup terhadap suatu
seri pelat isolasi yang mematahkan dan mendinginkan busur api. Masalah pada
pemutus daya minyak adalah bahwa minyak itu sendiri mudah terbakar. Bilamana
kondisi pemutus daya kurang baik, dan daya yang terjadi pada suatu hubung singkat
sangat besar, pemutus daya dapat meledak, dan minyak yang membakar akan disembur
kesemua arah, menyebabkan terjadinya kebakaran.
Pemasangan ACT
3. Jika berfungsi untuk menyesuaikan pergeseran fasa selalu dipasang pada sisi Y
transformator dayanya, dan disisi lainnya dapat dipasang atau tidak.
4. Jika berfungsi hanya penyesuaian arus dapat dipasang disisi primer maupun
sekunder, atau kedua – duanya.
5. Bila CT disisi primer mempunyai sekunder 1 A dan disisi sekunder 5 A,
umumnya ACT dipasang dikedua sisi. Perbandingan tranformasi untuk
penyesuai sudut fase:
6. Hubungan yy sisi sekundernya 5 A atau 1 A
7. Hubungan yd sisi sekundernya 5/V3 atau 1/V3
Busbar atau rel adalah titik pertemuan atau hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT,
SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik
atau daya listrik. Ada pula yang mengartikan, Busbar dalam sistem tenaga adalah lokasi
di mana jalur transmisi, sumber generasi, dan beban distribusi bertemu. Karena
konvergensi ini, sirkuit pendek yang terletak di dekat busbar cenderung memiliki arus
besar yang sangat tinggi. Karena arus sangat besarnya, maka jika ada kesalahan
memerlukan kecepatan yang tinggi dalam operasi perlindungan busbar untuk
membatasi kerusakan peralatan tersebut. Namun, kliring berkecepatan tinggi harus
seimbang terhadap kebutuhan untuk keamanan. Tersandung salah untuk kesalahan
eksternal dapat menyebabkan gangguan besar, dan membahayakan stabilitas daya
sistem. Besarnya kesalahan yang tinggi meningkatkan kemungkinan CT saturasi
selama kesalahan eksternal dekat dengan busbar, dan CT saturasi meningkatkan
kemungkinan operasi yang salah dari perlindungan busbar.
Mayoritas kesalahan busbar melibatkan fase satu dan bumi, tetapi kesalahan
muncul dari berbagai banyak. Bahkan, sebagian besar hasil kerusakan pada busbar dari
kesalahan manusia dan bukan kegagalan komponen switchgear.
Semua generator sinkron pada pusat pembangkit listrik menyalurkan tenaga
listrik ke rel pusat listrik. Demikian pula semua saluran yang mengambil maupun yang
mengirim tenaga listrik dihubungkan ke rel ini.
Rel tunggal adalah susunan rel yang sederhana dan relatif paling murah, tetapi
memiliki kelemahan dalam hal keandalan, dan kontinuitas pelayanan serta kurang
fleksibel dalam pengoperasiannya. Jika terjadi kerusakan pada rel, seluruh pusat listrik
harus dipadamkan jika akan melakukan perbaikan. Rel tunggal paling baik jika
digunakan hanya pada pusat pembangkit listrik yang tidak begitu penting
peranannyadalamsistem.
Hubungan ke rel 1 atau rel 2 dilakukan melalui PMS. Rel ganda umumnya
dilengkapi dengan PMT beserta PMS-nya yang berfungsi menghubungkan rel 1 dan
rel 2. Dengan rel ganda, sebagian instalasi dapat dihubungkan ke rel 1 dan sebagian
lagi ke rel 2. Kedua rel tersebut (rel 1 dan rel 2) dapat dihubungkan paralel atau terpisah
dengan cara menutup atau membuka PMT Kopel. Dengan cara ini fleksibilitas
pengoperasian bertambah terutama sewaktu menghadapi gangguan yang terjadi dalam
sistem. Sebagian dari unit pembangkit atau beban dapat dihubungkan ke rel 1 dan
lainnya ke rel 2. Apabila salah satu unit pembangkit atau salah satu beban akan
dipindah rel, terlebih dahulu PMT-nya harus dibuka, selanjutnya disusul pembukaan
PMS rel yang akan dilepas, baru memasukkan PMS rel yang dituju, urutannya tidak
boleh dibalik. Apabila terbalik, maka akan terjadi hubungan paralel antara rel 1 dan rel
2 yang belum tentu sama tegangannya dan berbahaya. Setelah selesai melakukan
pemindahan posisi PMS, PMT dimasukkan. Untuk unit pembangkit, pemasukan PMT
harus melalui proses sinkronisasi.
3. Rel Ganda dengan dua PMT
Rel ganda dengan dua PMT sama seperti rel ganda dengan satu PMT, tetapi
semua unsur dapat dihubungkan ke rel 1 atau rel 2 atau dua-duanya melalui PMT
sehingga fleksibilitasnya lebih baik tinggi. Pusat pembangkit listrik dengan rel ganda
menggunakan dua PMT (PMT Ganda). Pemindahan beban dari rel 1 ke rel 2 dapat
dilakukan tanpa pemadaman, karena dengan adanya 2 buah PMT (masing-masing satu
PMT untuk setiap rel) pemindahan beban dilakukan dengan menutup rel yang dituju,
kemudian membuka PMT rel yang dilepas. Rel 1 dan rel 2 tegangannya sama, baik
besarnya maupun phasanya, setelah itu PMT harus masuk.
Rel dengan PMT 1½ adalah rel ganda dengan 3 buah PMT di antara dua rel.
Jika rel-rel diberi identifikasi sebagai rel A dan rel B, maka PMT yang dekat dengan
rel A diberi identifikasi sebagai PMT A1, PMT A2, dan seterusnya. PMT yang dekat
rel B diberi identifikasi sebagai PMT B1, PMT B2, dan seterusnya. PMT yang di
tengah disebut PMT diameter dan diberi identifikasi sebagai PMT AB1, PMT AB2,
dan seterusnya. Bagian-bagian dari instalasi dihubungkan pada titik-titik yang letaknya
antara PMT A dengan PMT B dan pada titik-titik yang letaknya antara PMT B dengan
PMT AB. Dibandingkan dengan rel-rel sebelumnya, rel dengan PMT 1½ ini memiliki
keandalan paling tinggi. Jika rel A mengalami gangguan, dengan membuka semua
PMT bernomor A beserta PMS-nya, daya tetap dapat disalurkan secara penuh. Jika rel
B mengalami gangguan, dengan membuka semua PMT bernomor B beserta PMSnya,
daya tetap dapat disalurkan secara penuh. Apabila rel A dan Rel B mengalami
gangguan, dengan membuka semua PMT bernomor A dan PMT bernomor B beserta
PMS-nya, daya tetap bisa disalurkan walaupun dengan fleksibilitas pembebanan yang
berkurang.
Rel (Busbar)
Gardu Induk (GI) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran
transmisi distribusi listrik. Dimana suatu sistem tenaga yang dipusatkan pada
suatu tempat berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung
bagi, transfomator, dan peralatan pengaman serta peralatan control.
Fungsi utama dari gardu induk :
Gardu Induk sistem ring busbar Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk
ring. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung)
satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).
single busbar adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada
umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir)
dari suatu sistem transmisi.
Gambar 2 : Gardu Induk Single Busbar
Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk sistem double
busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada
saat melakukan perubahan system (manuver sistem). Jenis gardu induk ini pada
umumnya yang banyak digunakan.
Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk
jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang
berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat
mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan sistem (maneuver
system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang
secara deret (seri).
Pengaturan busbar ini bergantung pada arus yang akan dilewat oleh busbar (Kuat
hantar arus/Ampacity).Pada dasarnya pengaturan atau penggunaan busbar disesuaikan
dengan ukuran ampere masing-masing breaker pada panel listrik tersebut.
Rel (busbar) pada pusat listrik merupakan bagian instalasi yang vital, artinya
apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada rel akibatnya akan besar bagi operasi
pusat listrik yang bersangkutan karena daya menjadi tidak dapat disalurkan. Apabila
kejadian seperti ini terjadi pada pusat listrik yang besar dalam sistem interkoneksi,
maka hal ini dapat mengganggu seluruh sistem interkoneksi. Oleh karena itu, gangguan
apalagi kerusakan pada rel harus sedapat mungkin dihindarkan.
Di lain pihak, rel yang keadaannya terbuka, rawan terhadap polusi debu atau
uap air laut untuk pusat listrik yang terletak di tepi pantai. Pusat listrik yang besar
umumnya terletak di tepi pantai karena membutuhkan air pendingin dalam jumlah yang
besar dan juga memerlukan pasokan bahan bakar dalam jumlah besar di mana
transportasi yang ekonomis dilakukan dengan kapal laut.
Jika sampai terjadi gangguan pada rel, maka proteksi yang khusus memproteksi
rel adalah relai busbar protection. Prinsip kerjanya seperti relai diferensial yang
mengukur selisih arus yang masuk dan keluar rel (busbar). Dalam keadaan ada
gangguan di rel, selisih arus nilainya 0 sehingga relai akan bekerja membuka semua
PMT yang berhubungan dengan rel yang terganggu tersebut.
Diferensial Busbar
Oleh :
Ni Made Vifiana Anggi Suryani (1705542003)
Hendika Auliya Rohman (1705542007)
I Putu Gede Listara Wijaya (1705542009)
I Putu Nanda Nugraha Utama ( 1705542028)
2019
1.1 Gardu Induk
Gardu induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi). Berarti gardu
induk merupakan sub-sub system dari sistem tenaga listrik, sebagai sub sistem dari
sistem penyulang (transmisi) gardu induk mempunyai peran penting dalam
pengoprasiannya, tidak dapat dipisahkan dari system penyaluran (transmisi) secara
keseluruhan.
· Switch yard adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat
peralatan komponen utama gardu induk.
Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi
tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama bila terjadi gangguan
hubungsingkat, system proteksi juga harus dapat mengeliminiir daerah yang
terganggu dan memisahkan daerah yang tidak tergangggu, sehingga gangguan
tidak meluas dan kerugian yang timbuk akibat gangguan tersebut dapat di
minimalisasi. Relai proteksi gardu induk terdiri dari beberapa bagian yaitu
Lightning Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan
lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung. Biasanya disebut dengan Arrester
Alat ini berfungsi sebagai pengaman instalasi (peralatan listrik pada instalasi
Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (ligthning Surge)
maupun oleh surja hubung ( Switching Surge ) dan by pass disekitar isolasi yang
membentuk jalan dan mudah dilalui arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak
menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi peralatan listrik.
Pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila terjadi tegangan surja alat
ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relatif rendah sehingga dapat
menyalurkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja hilang arrester dapat dengan
cepat kembali sebagai isolasi.
Sesuai dengan fungsinya, maka arrester dipasang di setiap ujung SUTT yang
memasuki gardu induk. Di Gardu Induk adakalanya pada transformator dipasang juga
arrester untuk menjamin terlindungnya transformator dan peralatan lainnya dari
tegangan lebih tersebut.
Bagian-bagian yang penting dari arrester :
a. Elektroda
b. Sela percikan
Apabila terjadi tegangan lebih oleh sambaran petir atau surja hubung pada
arrester yang terpasang, maka pada sela percikan (spark gap) akan terjadi
loncatan busur api. Pada dasarnya pada arrester, busur api yang terjadi tersebut
ditiup keluar oleh tekanan gas yang ditimbulakn oleh tabung fiber yang
terbakar.
Tahanan yang digunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis material yang
sifat tahanannya dapat berubah bila mendapatkan perubahan tegangan.
1.2.2 Pemisah (PMS)
Pemisah adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyatakan bahwa suatu
peralatan listrik sudah bebas dari tagangan kerja. Berfungsi untuk mengisolasikan
peralatan listrik dari peralatan lain atauinstalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh
dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban. Mengenai Sakelar
pemisah akan dibahas pada postingan selanjutnya.
4) Pemisah seksi merupakan pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga
rel tersebut dapat terpisah menjadi dua seksi.
5) Pemisah tanah merupakan pemisah yang terpasang pada penghantar atau
kabel untuk di hubungkan ke tanah.
Pada PMT jenis ini, ketika kontak terbuka, arc akan terjadi dengan media
sekitar berupa minyak sehingga minyak menguap dan menimbulkan gelembung gas
yang menyelubungi arc di antara kontak. Gelembung ini membuat minyak
terdekomposisi sehingga menimbulkan gas hidrogen yang menghambat arc. Dengan
adanya media minyak ini, diharapkan arc dapat segera dipadamkan. Secara fisik
bentuknya paling besar diantara jenis PMT yang lain dan dicirikan dengan adanya
tangki-tangki yang di dalamnya terdapat minyak.
Saat kontak terbuka dan arc muncul, gas SF6 bertekanan tinggi ditiupkan di
antara kontak untuk menyingkirkan partikel bermuatan dari sela antara kedua kontak
sehingga membuat arc semakin cepat padam. Gas SF6 dipilih karena sifat gas ini yang
merupakan bahan isolasi dan pendingin yang baik.
1.2.3.4PMT Vakum
Pada PMT jenis ini kontak ditempat- kan pada suatu bilik yang vakum. Tidak
boleh terjadi kebocoran sedikitpun pada bilik ini. PMT jenis ini umumnya tidak
menggunakan kontak yang bergerak secara mekanik seperti kontak yang lain. Kontak
mekanik akan menyebabkan pergeseran kontak yang memungkinkan terjadinya
kebocoran. Pada PMT vakum, pemadaman arc dilakukan dengan memperpanjang
lintasan serta menghilangkan molekul udara yang dapat mengalami ionisasi.
Relay proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan
suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya
kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang terganggu sekecil
mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan pelayanan penyaluran tenaga
listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi.
Macam relay yang digunakan sebagai proteksi:
Berfungsi untuk mendeteksi suhu minyak trafo dan kumparan secara langsung,
yang akan membunyikan alarm serta mentripkan Circuit Breaker
~ Relay Jansen :
Berfungsi mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan bunga api
dan pemanasan setempat dalam minyak trafo.
~ Relay Tekanan Lebih :
Bagi Trafo tanpa konservator, dipasang relay tekanan mendadak dipasang pada
tangki dan bekerja dengan pertolongan.
b. Proteksi pada penghantar SUTT/SKTT
~ Relay Jarak :
Berfungsi mengamankan SKTT dan juga SUTT yang pendek dari gangguan
antar phasa maupun gangguan hubung singkat (short circuit).
~ Relay Arus Lebih Berarah :
Berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar phasa dan hanya bekerja
pada satu arah. Relay ini dapat membedakan arah arus gangguan.
~ Relay Arus Lebih :
Panel kontrol merupakan pusat syaraf bagi suatu gardu induk. Pada
panel inilah operator dapat mengamati keadaan peralatan melakukan operasi
peralatan serta pengukuran-pengukuran tegangan, arus, daya, dan sebagainya
setiap waktu bila dipandang perlu.
Bila terjadi gangguan panel itu membuka pemutus beban (secara
otomatis) melalui rele pengaman dan memisahkan bagian yang terganggu.
Karena tegangan dan arus tidak dapat langsung diukur pada sisi tegangan tinggi,
maka transformator ukur (instrument) mengubahnya menjadi tegangan dan arus
yang rendah dan sekaligus memisahkan alat ukur tadi dari tegangan tinggi. Ada
tiga jenis transformator ukur, yaitu trafo tegangan, trafo arus dan tegangan arus.
1.2.5 Lemari Hubung
Lemari hubung (cubicle) terbuat untuk kelas 3-30 kV dan dipakai untuk pusat
beban atau pusat daya (power centre). Karakteristiknya adalah bahwa :
- Bagian yang bertegangan tidak boleh terbuka (exposed)
Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi yang
berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada konduktor pada
saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem. Sakelar Pentanahan
ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem dalam keadaan tidak bertegangan (PMS
dan PMT sudah membuka).
1.2.7 Peralatan SCADA dan Telekomunikasi
Data yang diterima SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition)
interface dari berbagai masukan (sensor, alat ukur, relay, dan lain lain) baik berupa data
digital dan data analog dan dirubah dalam bentuk data frekwensi tinggi (50 kHz sampai
dengan 500 kHz) yang kemudian ditransmisikan bersama tenaga listrik tegangan
tinggi. Data frekwensi tinggi yang dikirimkan tidak bersifat kontinyu tetapi secara
paket per satuan waktu. Dengan kata lain berfungsi sebagai sarana komunikasi suara
dan komunikasi data serta tele proteksi dengan memanfaatkan penghantarnya dan
bukan tegangan yang terdapat pada penghantar tersebut. Oleh sebab itu bila penghantar
tak bertegangan maka Power Line Carrier (PLC) akan tetap berfungsi asalkan
penghantar tersebut tidak terputus. Dengan demikian diperlukan peralatan yang
berfungsi memasukkan dan mengeluarkan sinyal informasi dari energi listrik di ujung-
ujung penghantar. Materi ini akan dibahas lebih lanjut pada artikel selanjutnya.
1.2.9 Kompensator
Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya. Berfungsi mentranformasikan daya listrik, dengan merubah besaran
tegangannya, sedangkan frequensinya tetap. Transformator daya dilengkapi dengan
trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titik neutral dari trafo daya.
Peralatan ini disebut Neutral Current Transformer (NCT). Perlengkapan lainnya adalah
pentanahan trafo, yang disebut Neutral Grounding Resistance (NGR).
- Transforamator besar
- Transforamtor sedang
- Transforamtor kecil
2. Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu ku
3. Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier
atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk
penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan
reactor shunt, namun demikian tidak semua transformator daya mempunyai kumparan
tertier.
4. Minyak transformator
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang
intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-
transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator
mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi
(memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin
dan isolasi.
Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
- Kekuatan isolasi tinggi
- Penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel
dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
- Viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
- Titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan
baha
- Tidak merusak bahan isolasi padat
- Sifat kimia yang stabil
Minyak transformator baru harus memiliki spesifikasi seperti tampak pada Tabel 1 di
bawah ini.
Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator berkapasitas > 1 MVA atau
bertegangan > 30 kV sifatnya seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
- Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined, Tipe tangki ini sama dengan
jenis conventional tetapi di atas permukaan minyak terdapat gas nitrogen untuk
mencegah kontak antara minyak dengan udara luar
3. Alat pernapasan
Karena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara
luar, maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu
minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak
keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka
udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan
transformator. Permukaan minyak transformator akan selalu bersinggungan dengan
udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus pada minyak transformator, maka
untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi
tabung berisi kristal zat hygroscopis.
4. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indicator yang
dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
- Indikator suhu minyak
- Indikator permukaan minyak
- Indikator sistem pendingin
- Indikator kedudukan tap, dan sebagainya.
3. Relai Diferensial
Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam
transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan dengan
kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan
ataupun beda kumparan.
4. Relai Arus lebih
Berfungsi mengamankan transformator jika arus yang mengalir melebihi dari
nilai yang diperkenankan lewat pada transformator tersebut dan arus lebih ini dapat
terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat. Arus lebih ini dideteksi
oleh transformator arus atau current transformator (CT).
7. Relai Thermis
Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan
isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih.
Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah kenaikan suhu.
1. Suhu minyak ;
2. Permukaan minyak ;
3. Sistem pendinginan ;
4. posisi tap.
Plat nama yang terdapat pada bagian luar transformator sebagai pedoman saat
pemasangan maupun perbaikan. Data-data yang dicantumkan seperti Phasa dan
frekuensi, daya nominal, tegangan primer/ sekunder,kelompok hubungan, arus
nominal, % arus hubung singkat, sistem pendinginan, volume minyak, dan lainlain.
Kelompok (b)
Apa yang dinamakan gangguan ialah suatu gangguan yang dimulai gangguan
yang kecil atau tidak berarti, namun secara lambat akan menimbulkan kerusakan.
gangguan ini tidak dapat dideteksi adanya tegangan atau bertambah besarnya arus pada
ujung lilitan. yang termasuk gangguan lilitan ini ialah :
1. Sambungan secara elektris dari konduktor jelek dan gangguan inti misalnya
tembusnya lapisan isolasi inti serta baut atau ring klem kurang kencang, yang
akan menimbulkan busur yang terbatas pada minyak.
2. Gangguan sistem pendingin, yang akan menyebabkan pemanasan lebih
walaupun bebannya belum mencapai nominal. Sehubungan butir 2 adalah
kemungkinan kurang minyak atau tersumbatnya aliran minyak sehingga
menimbulkan pemanasan setempat pada lilitan.
3. Gangguan dari pengatur tegangan dan pembagian beban yang tidak baik antara
transformator yang bekerja pararel, yang akan menyebabkan pemanasan lebih
karena adanya arus sirkulasi.
Secara umum untuk gangguan pada kelompok (a) sangat penting bahwa
peralatan yang terganggu harus secepat mungkin dipisahkan setelah terjad gangguan,
tidak hanya untuk membatasi kerusakan trasformator daya tersebut tetapi juga
membatasi lama waktu tegangan sistem turun. Bila tegangan turun terlalu lama dapat
menimbulkan hilangnya sinkronisasi antar mesin, bila hal ini terjadi arus lebih yang
besar akan muncul karena adanya lepas sinkron dari unit pembangkit sehingga akan
ada relay yang salah kerja menyebabkan gangguan yang beruntun. Gangguan pada
kelompok (b) tidak merupakan hal yang serius pada masa gangguan incipient, tetapi
dapat menjadi gangguan yang parah tergantung dari waktu, maka juga harus
dihilangkan secepat mungkin. Dalam hal bila pengaman untuk kelompok (a) tidak
mampu mengamankan gangguan pada kelompok (b), maka untuk pengamanan untuk
kelompok (b) tidak perlu mendeteksi gangguan pada terminal dan untuk
menghilangkan gangguan tidak perlu secepat seperti gangguan pada kelompok (a).
Inilah merupakan filosofi dasar pengamanan transformator daya, dan ini artinya bahwa
pengaman kelompok (a).
I1 = N2/N1 x I2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah, maka perlu diperhatikan agar
rangkaian sekunder selalu tertutup. Dalam keadaan rangkaian sekunder terbuka, ggm
N2I2 akan sama dengan nol (karena h = 0) sedangkan ggm N1/I1 tetap ada sehingga
fluks normal akan terganggu.
1.3.8 Trafo Tegangan/Potensial Transformer (PT)
V1 = N2/N1 x I2
Pentanahan rangkaian sekunder diperiukan untuk tnenceg,ah adanya beda
potensial yang besar antara kumparan primer dan sekunder (antara titik a dan b) pada
saat isolasi kumparan primer rusak.
Pemutus daya diperlukan guna memutus arus-arus kerja ataupun arus – arus
hubung singkat. Pemutus daya dapat dioperasikan, yaitu ditutup atu dibuka ditempat
atau secara jarak jauh menggunakan sistem proteksi. Dengan demikian sebuah pemutus
daya dapat secara otomatis membuka suatu rangkaian bilamana misalnya arus saluran,
tegangan saluran , atau frekuensi sistem melampaui batas – batas tertentu. Jenis – jenis
pemutus daya yang tepenting adalah :
Waktu interupsi dapat berkisar hingga 3 atau 8 siklus pada sistem 50HZ. Untuk
menginterupsi arus – arus listrik besar dalam waktu yang demikian singkat, perlu diatur
terjadinya de-ionisasi busur yang cepat, disertai pendinginan yang cepat pula. Interupsi
kecepatan tinggi membatasi kerusakan – kerusakan yang dapat terjadi pada instalasi
transmisi dan peralatan lainya, serta mempertahankan stabilitas sistem bilamana terjadi
suatu keadaan darurat. Sebuah pemutus daya akan bekerja karena misalnya digerakan
oleh suatu alat pengaman berupa rele arus lebih. Kemampuan sebuah saklar daya
dinyatakan dalam sebuah arus yang dapat diputuskanya, atau dalam daya hubung
singkat MVA.
Bilamana terjadi beban lebih sehingga rele arus lebih bekerja , kontak bergerak
akan ditarik keluar dari kontak tetap agar hubungan jaringan menjadi terbuka. Pada
saat kedua kontak melepas, terjadi suatu busur api yang sangat kuat, dan juga gas – gas
panas. Tekanan dari gas panas itu menyebabkan terjadinya turbelensi dari minyak –
minyak sekitar busur api. Hal itu mengakibatkan minyak yang dingin mengitari busur
api. Hal itu mengakibatkan minyak yang dingin mengitari busur api dan
memadamkanya. Pada pemutus daya minyak modern busur api dilokasikan dalam
suatu ruang pemadam (explosion chamber), sehinga tekanan gas panas menghasilkan
suatu semburan minyak melintasi busur api. Terdapat pula desain dimana dengan
bantuan medan magnit yang terjadi, busur api diperpanjang dan ditiup terhadap suatu
seri pelat isolasi yang mematahkan dan mendinginkan busur api. Masalah pada
pemutus daya minyak adalah bahwa minyak itu sendiri mudah terbakar. Bilamana
kondisi pemutus daya kurang baik, dan daya yang terjadi pada suatu hubung singkat
sangat besar, pemutus daya dapat meledak, dan minyak yang membakar akan disembur
kesemua arah, menyebabkan terjadinya kebakaran.
Pemasangan ACT
3. Jika berfungsi untuk menyesuaikan pergeseran fasa selalu dipasang pada sisi Y
transformator dayanya, dan disisi lainnya dapat dipasang atau tidak.
4. Jika berfungsi hanya penyesuaian arus dapat dipasang disisi primer maupun
sekunder, atau kedua – duanya.
5. Bila CT disisi primer mempunyai sekunder 1 A dan disisi sekunder 5 A,
umumnya ACT dipasang dikedua sisi. Perbandingan tranformasi untuk
penyesuai sudut fase:
6. Hubungan yy sisi sekundernya 5 A atau 1 A
7. Hubungan yd sisi sekundernya 5/V3 atau 1/V3
Gambar 1.17 Wiring Relay Diferensial Untuk Vector Grup Trafo Ynyn0 (d)
1.4 Busbar atau Rel
Busbar adalah batangan berbahan metal yang digunakan di dalam panel listrik
(atau biasa disebut switchboard atau switchgear) untuk distribusi tenaga listrik. Busbar
menghantarkan listrik dari incoming feeder ke seluruh cabang sirkuit perlindungan
dalam instalasi listrik anda. Di dalam panel lsitrik terdapat berbagai macam circuit
breaker, motor starteryang berbeda merek, ukuran, dan letak pemasangan. Oleh karena
itu busbar perlu dibuat custom agar seluruh komponen tersebut muat dalam panel listrik
dan mampu berfungsi dengan baik tanpa menganggu satu sama lain.
Apabila panel dan busbar berada di kondisi lingkungan yang keras maupun di
lokasi yang memiliki suhu lingkungan yang tinggi seperti di atas laut, pinggir pantai,
dalam pabrik kimia, dan sebagainya, maka busbar dapat diberi perlindungan lebih
berupa insulation.
Gambar 1.18 Busbar
Sistem bus bar terdiri dari isolator dan pemutus sirkuit. Pada saat terjadi
kerusakan, pemutus sirkuit terputus dan bagian busbar yang rusak mudah terputus dari
sirkuit.
Bar bus listrik tersedia dalam bentuk persegi panjang, cross-sectional, bulat dan
banyak lainnya. Bar bus persegi panjang sebagian besar digunakan dalam sistem daya.
Tembaga dan aluminium digunakan untuk pembuatan bar bus listrik.. Ada beberapa
jenis konfigurasi busbar yang digunakan saat ini, antara lain :
Berikut ini adalah keuntungan dari bus bar yang sudah dipisah-pisahkan.
Pengaturan Bus Utama dan Transfer Jenis pengaturan seperti itu menggunakan dua
jenis busbar yaitu, busbar utama dan bar bus tambahan. Pengaturan busbar
menggunakan bus coupler yang menghubungkan sakelar isolasi dan pemutus sirkuit ke
busbar. Coupler bus juga digunakan untuk mentransfer beban dari satu bus ke bus
lainnya jika terjadi kelebihan muatan. Berikut ini adalah langkah-langkah pemindahan
muatan dari satu bus ke bus lainnya.
- Potensi kedua bar bus tetap sama dengan menutup coupler bus.
- Bilah bus tempat muatan dipindahkan disimpan dekat.
- Buka bilah bus utama. Dengan demikian, muatan dipindahkan dari bus utama
ke bus cadangan
Dalam jenis pengaturan bus ini, bar bus utama yang dipisah-pisah digunakan
bersama dengan bar bus tambahan. Bagian mana pun dari busbar yang dilepas dari
sirkuit untuk pemeliharaan dan terhubung ke salah satu bar bus tambahan. Tetapi jenis
pengaturan semacam itu meningkatkan biaya sistem. Tidak diperlukan subrasionalisasi
bus tambahan karena akan meningkatkan biaya sistem
Gardu induk dengan konfigurasi seperti ini mempunyai dua busbar juga sama
seperti pada busbar ganda, tapi konfigurasi busbar seperti ini dipakai pada Gardu induk
Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar, karena sangat efektif dalam segi
operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan
sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal yang terpasang
secara seri. Keuntungan dari Pengaturan Satu dan Setengah Breaker Ini melindungi
pengaturan terhadap kehilangan pasokan. Potensi bus bar digunakan untuk
mengoperasikan relai. Dalam jenis pengaturan seperti itu, sirkuit tambahan mudah
ditambahkan ke sistem. Kekurangan dari Pengaturan Satu dan Setengah Breaker
Rangkaian menjadi rumit karena sistem relay. Biaya perawatan mereka sangat tinggi.
Pengaturan Utama Dering Dalam jenis pengaturan seperti itu, ujung bar bus
dihubungkan kembali ke titik awal bus untuk membentuk cincin
Gambar 1.23 Sistem Busbar satu setengah atau one half busbar.
1.4.6 Busbar Pengaturan Mesh
Ketika terjadi kesalahan pada bagian mana pun, dua pemutus sirkuit harus
terbuka, yang mengakibatkan terbukanya jala. Jenis pengaturan semacam itu
memberikan keamanan terhadap kesalahan bus-bar tetapi tidak memiliki fasilitas
switching. Lebih disukai untuk gardu induk yang memiliki sejumlah besar sirkuit.