Anda di halaman 1dari 33

1.

TEORI TRAFO

1.1 PENGERTIAN TRANSFORMATOR

Transformator atau trafo adalah alat listrik melalui gandengan magnet


memindahkan daya listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainya dengan
frekuensi yang sama. Tegangan dapat di naikan atau diturunkan sesuai dengan
besar kecilnya arus yang mengalir dalam rangkaian.

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan


mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-
elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga
listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik
yaitu untuk menaikan tegangan dari pembangkit listrik, untuk ditransmisikan.
Transformator juga dipakai untuk menurunkan tegangan listrik akan
didistribusikan.
Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai
gandengan impedansi antara sumber dengan beban, untuk memisahkan satu
rangkain dari rangkaian yang lain; dan untuk menghambat arus searah sambil
tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian. Berdasarkan
frekuensi, transformator dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Frekuensi daya,50 - 60 kc/s
2. Frekuensi pendengaran, 50 - 20kc/s
3. Frekuensi radio, diatas 30 kc/s.
Dalam bidang elektronika pemakaian transformator dikelompokkan menjadi :
1. Transformator inti besi
2. Transformator inti ferit
3. Transformator inti udara

1
1.2 BAGIAN-BAGIAN TRANSFORMATOR

Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian, yaitu:

1. Bagian utama transformator


2. Peralatan Bantu
3. Peralatan Proteksi

Bagian utama transformator, terdiri dari:

a. Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas
(sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy
(eddy current).
b. Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan
kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap
kumparan lain dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax
dan lain-lain.
Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan
sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus
bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang menimbulkan
induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban)
maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini
berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c. Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh
tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan
tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta atau segitiga.
Kumparan tertier sering digunakan juga untuk penyambungan peralatan
bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt,

2
namun demikian tidak semua transformator daya mempunyai kumparan
tertier.
d. Minyak transformator

Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-


kumparan yang intinya direndam dalam minyak transformator, terutama
pada transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena
minyak transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas
(disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya
tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi.

Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:

1) kekuatan isolasi tinggi


2) penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga
partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan
cepat
3) viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan
memiliki kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
4) titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang
dapat menimbulkan baha
5) tidak merusak bahan isolasi padat
6) sifat kimia yang stabil
e. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui
sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator,
yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut
dengan tangki transformator.
f. Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendam
minyak transformator berada atau (ditempatkan) di dalam tangki. Untuk
menampung pemuaian pada minyak transformator, pada tangki dilengkapi
dengan sebuah konservator.

3
Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya adalah:
1) Jenis sirip (tank corrugated) Badan tangki terbuat dari
pelat baja bercanai dingin yang menjalani penekukan,
pemotongan dan proses pengelasan otomatis, untuk
membentuk badan tangki bersirip dengan siripnya berfungsi
sebagai radiator pendingin dan alat bernapas pada saat yang
sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari plat baja bercanai
panas yang kemudian dilas sambung kepada badan tangki
bersirip membentuk tangki corrugated ini. Umumnya
transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk
tangki corrugated.
2) Jenis tangki Conventional Beradiator, Jenis tangki terdiri
dar badan tangki dan tutup yang terbuat dari mild steel plate
(plat baja bercanai panas) ditekuk dan dilas untuk dibangun
sesuai dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis panel
terbuat dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel
sheets). Transformator ini umumnya dilengkapi dengan
konservator dan digunakan untuk 25.000,00 kVA, )
3) Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined, Tipe
tangki ini sama dengan jenis conventional tetapi di atas
permukaan minyak terdapat gas nitrogen untuk mencegah
kontak antara minyak dengan udara luar

Peralatan Bantu, terdiri dari:

a. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat
rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan
kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka
untuk mengurangi adanya kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada
transformator perlu juga dilengkapi dengan sistem pendingin yang
bergungsi untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang

4
digunakan pada sistem pendingin dapat berupa
udara, gas, minyak dan air.
Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
1) Alamiah (natural)
2) Tekanan/paksaan (forced).
b. Tap Changer (perubah tap)

Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk


mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari
tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat
dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak
berbeban (off load), dan tergantung jenisnya.

c. Alat pernapasan

Karena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator


maupun suhu udara luar, maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti
keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan
mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar
akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan
transformator. Permukaan minyak transformator akan selalu
bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus
pada minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada
ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat
hygroscopis.

d. Indikator

Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu


adanya indicator yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut
adalah sebagai berikut:

1) indikator suhu minyak


2) indikator permukaan minyak

5
3) indikator sistem pendingin
4) indikator kedudukan tap, dan sebagainya

Peralatan Proteksi, terdiri dari:

a. Relay Bucholz

Relay Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan


mengamankan terhadap gangguan transformator yang menimbulkan gas.

Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya


adalah:

1) Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa


2) Hubung singkat antar phasa
3) Hubung singkat antar phasa ke tanah
4) Busur api listrik antar laminasi
5) Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
b. Relai Tekanan Lebih

Relai ini berfungsi hampir sama seperti Relay Bucholz. Fungsinya


adalah mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya
relai ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan
langsung mentripkan pemutus tenaga (PMT). Alat pengaman tekanan
lebih ini berupa membran yang terbuat dari kaca, plastik, tembaga atau
katup berpegas, sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan
tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan
tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator

c. Relai Diferensial

Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di


dalam transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara
kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan
dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.

d. Relai Arus lebih

6
Berfungsi mengamankan transformator jika arus yang mengalir
melebihi dari nilai yang diperkenankan lewat pada transformator tersebut
dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan
hubung singkat. Arus lebih ini dideteksi oleh transformator arus atau
current transformator (CT).
e. Relai Tangki Tanah

Alat ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada


hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan pada transformator.

f. Relai Hubung Tanah

Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika


terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.

g. Relai Thermis

Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator


dari kerusakan isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang
ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah
kenaikan suhu.

1.3 HUKUM HUKUM DASAR TRANSFORMATOR

a. Hukum Maxwell
Persamaan Maxwell apabila disederhanakan akan menjadi:
Hl=IN
Dimana: H = Kuat Medan Magnet
l  = Panjang Jalur
I = Arus Listrik
N =Jumlah Lilitan
Hl=IN adalah GGM yang merupakan penghasil flux
b. Hukum induksi Faraday
Hukum utama yang digunakan pada prinsip kerja trafo adalah
Hukum Induksi Faraday Menurut Hukum Induksi Faraday, maka integral

7
garis suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup adalah
berbanding lurus dengan perubahan tersebut. Rumus Hukum Faraday
adalah sebagai berikut:
Dimana: E = Gaya listri yang disebabkan induksi (V/m)
dl = Unsur Panjang (m)
B = Induksi magnetik/kerapatan fluks (Webber/m2)
dA = Unsur luas (m2)
Sedangkan arus induksi (flux) adalah integral permukaan dari pada
induksi magnit melalui suatu luas yang dibatasi oleh garis lengkung
tersebut diatas. Rumus arus induksi adalah:

Dimana : φ = Arus Induksi/fluks (weber)


B = Induksi magnet (weber/m2)
dA = Unsur luas
Apabila rumus hukum induksi disederhanakan

Dimana : e = Gaya gerak listrik


N = jumlah lilitan
φ = Arus induksi/Fluks(weber)

1.4 PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR

Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang
bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan
secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah.

Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-


balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena
kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer.
Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi
(self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh
induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual
induction)  yang  menyebabkan  timbulnya  fluks  magnet  di  kumparan  sekunder, 

8
maka mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi
listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi). Prinsip dasar suatu
transformator adalah induksi bersama(mutual induction) antara dua rangkaian yang
dihubungkan oleh fluks magnet.

Dalam bentuk yang sederhana,transformator terdiri dari dua buah kumparan


induksi yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu path
yang mempunyai relaktansi yang rendah. Kedua kumparan tersebut mempunyai
mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan
dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik)
induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak
balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).

9
2. INTI TRAFO

Identifikasi Jenis –jenis Transformator, dilihat dari pemakaiannya


digolongkan kedalam 3 jenis :

a. Transformator inti udara dipakai pada rangkaian frekuensi tinggi.


Trafo inti Udara, banyak dipakai sebagai alat Interface Rangkaian
matching Impedansi dalam rangkaian Elektronik Frekuensi Tinggi.

b. Transformator inti ferit dipakai pada rangkaian frekuensi menengah


Trafo inti Ferit, banyak dipakai sebagai alat Interface Rangkaian
matching Impedansi dalam rangkaian Elektronik Frekuensi menengah.

c. Transformator inti Besi dipakai pada rangkaian frekuensi rendah.


Trafo inti Besi, banyak dipakai sebagai alat Interface, Step Up,
Step Down Rangkaian matching Impedansi, Matching Voltage dalam
rangkaian Elektronik Frekuensi rendah.

10
Jenis-jenis transformator berbeda dalam cara di mana kumparan primer
dan sekunder disediakan sekitar inti baja laminasi . Menurut desain ,
transformator dapat diklasifikasikan menjadi dua :

a. Core- Type Transformer

Dalam inti - jenis transformator , belitan diberikan kepada sebagian


besar dari inti . Kumparan yang digunakan untuk transformator ini adalah
bentuk- luka dan jenis silinder . Seperti jenis transformator dapat
diterapkan untuk berukuran besar dan kecil berukuran transformer . Pada
tipe skala kecil , inti akan persegi panjang dalam bentuk dan kumparan
yang digunakan adalah silinder . Gambar di bawah menunjukkan jenis
berukuran besar . Anda dapat melihat bahwa kumparan bulat atau silinder
yang luka sedemikian rupa untuk menyesuaikan lebih bagian inti salib .

Dalam kasus kumparan silindris melingkar , mereka memiliki


keuntungan wajar memiliki kekuatan mekanik yang baik . Kumparan
silinder akan memiliki lapisan yang berbeda dan setiap lapisan akan
terisolasi dari yang lain dengan bantuan bahan-bahan seperti kertas, kain ,
papan micarta dan sebagainya. Pengaturan umum inti -jenis transformator
sehubungan dengan inti ditunjukkan di bawah ini . Kedua tegangan rendah
( LV ) dan tegangan ( HV ) gulungan tinggi yang akan ditampilkan.

Gulungan tegangan rendah ditempatkan lebih dekat ke inti karena


merupakan yang paling mudah untuk melindungi . Daerah inti efektif dari
transformator dapat dikurangi dengan penggunaan laminasi dan isolasi .

11
b. Shell -Type Transformer

Di shell -jenis transformator inti mengelilingi sebagian besar dari


gulungan . Perbandingan ditunjukkan pada gambar dibawah .

Kumparan adalah bentuk - luka tetapi multi layer tipe disk biasanya luka
dalam bentuk pancake . Kertas digunakan untuk melindungi berbagai lapisan

12
cakram multi-layer . Berkelok-kelok terdiri seluruh cakram ditumpuk dengan
ruang isolasi antara kumparan . Ruang-ruang isolasi membentuk pendinginan
horizontal dan isolasi saluran . Transformator seperti ini mungkin memiliki
bentuk persegi panjang sederhana atau mungkin juga memiliki bentuk
terdistribusi . Kedua desain yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Shell Jenis Transformers Bentuk Rectangular

Sebuah bracing mekanik yang kuat kaku harus diberikan kepada core dan
kumparan transformator . Ini akan membantu dalam meminimalkan pergerakan
perangkat dan juga mencegah perangkat dari mendapatkan kerusakan isolasi .
Sebuah transformator dengan bracing yang baik tidak akan menghasilkan apapun
suara dengungan selama bekerja dan juga akan mengurangi getaran .

13
Sebuah platform perumahan khusus harus diberikan untuk transformator.
Biasanya , perangkat ditempatkan dalam tangki logam lembaran yang terpasang
rapat diisi dengan minyak isolasi khusus . Minyak ini diperlukan untuk beredar
melalui perangkat dan mendinginkan kumparan . Hal ini juga bertanggung jawab
untuk menyediakan isolasi lain untuk perangkat ketika dibiarkan di udara .

Mungkin ada kasus ketika permukaan tangki halus tidak akan mampu
menyediakan area pendinginan yang dibutuhkan . Dalam kasus tersebut , sisi
tangki yang bergelombang atau disatukan dengan radiator di sisi perangkat.
Minyak yang digunakan untuk tujuan pendinginan harus benar-benar bebas dari
alkali , sulfur dan yang paling penting kelembaban . Bahkan sejumlah kecil
kelembapan dalam minyak akan menyebabkan perubahan yang signifikan dalam
properti isolasi perangkat , karena hal itu mengurangi kekuatan dielektrik minyak
untuk sebagian besar . Matematis berbicara , kehadiran sekitar 8 bagian air dalam
1 juta mengurangi kualitas isolasi dari minyak ke nilai yang tidak dianggap
standar untuk digunakan.

Dengan demikian , tank dilindungi dengan menyegel mereka kedap udara


dalam unit yang lebih kecil . Ketika transformator besar digunakan , metode
kedap udara praktis sulit untuk diterapkan . Dalam kasus tersebut , ruang yang
disediakan untuk minyak untuk memperluas dan kontrak dengan meningkatnya
suhu dan penurunan . Ini bernapas membentuk penghalang dan menolak
kelembaban atmosfer dari kontak dengan minyak . Perhatian khusus juga harus
diambil untuk menghindari sledging . Sledging terjadi ketika minyak terurai
akibat paparan ke oksigen selama pemanasan . Ini hasil dalam pembentukan
deposito besar dari materi gelap dan berat yang menyumbat saluran pendingin di
transformator .

Kualitas, daya tahan dan penanganan bahan-bahan isolasi menentukan


kehidupan transformator . Semua lead transformator dibawa keluar dari kasus
mereka melalui bushing yang sesuai . Ada banyak desain ini , ukuran dan
konstruksi tergantung pada tegangan lead . Bushing porselen dapat digunakan
untuk mengisolasi lead , untuk transformator yang digunakan dalam tegangan

14
moderat. Bushing berisi minyak atau kapasitif -jenis yang digunakan untuk
transformator tegangan tinggi .

Pemilihan antara inti dan jenis shell dilakukan dengan membandingkan


biaya karena karakteristik serupa dapat diperoleh dari kedua jenis . Kebanyakan
produsen lebih suka menggunakan shell -jenis transformator untuk aplikasi
tegangan tinggi atau untuk multi - berliku desain . Bila dibandingkan dengan jenis
inti , jenis shell memiliki panjang lebih lama rata-rata turn coil . Parameter lain
yang dibandingkan untuk pemilihan jenis transformator adalah rating tegangan ,
kilo volt ampere , berat badan , stres isolasi, distribusi panas dan sebagainya.

15
3. PERHITUNGAN TRAFO

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika


Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan
arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.
Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti
besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan
timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual
inductance)
Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber
tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah
polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus
listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya. 

   
   
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan
primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan
sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

16
Keterangan :
Vp = tegangan primer (volt) 
Vs = tegangan sekunder (volt) 
Np = jumlah lilitan primer 
Ns = jumlah lilitan sekunder 
A. Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
skunder transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah
lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns
> Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah
lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np
> Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh
kumparan sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

 Sehingga dapat dituliskan:

Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang


memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal
radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka
diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt
menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan
transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan
sebagainya.

17
Penyelesaian: 
Diketahui: Vp = 220 V
                  Vs = 10 V
                  Np = 1100 lilitan

Ditanyakan: Ns = ........... ?
Jawab:

               
Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan

Efesiensi Transformator
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya
listrik keluaran dengan daya listrik yang masuk pada transformator. Pada
transformator ideal efisiensinya 100 %, tetapi pada kenyataannya efisiensi
tranformator selalu kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian energi terbuang
menjadi panas atau energi bunyi.

Efisiensi transformator dapat dihitung dengan:

18
Contoh cara menghitung daya transformator:
Sebuah transformator mempunyai efisiensi 80%. Jika lilitan primer
dihubungkan dengan tegangan 200 V dan mengalir kuat arus listrik 5 A,
Tentukan:
 a. daya primer, 
b. daya sekunder

Penyelesaian:
Diketahui : 

Ditanyakan:
a. Pp = ........... ? 
b. Ps = ........... ?

Jawab: 
a. 

Jadi, daya primer transformator 1000 watt. 

b.

19
Jadi, daya sekunder transformator 800 watt.

4. TRAFO 1 PHASE

Prinsip kerja dari sebuah transformator pada umumnya adalah sebagai


berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-
balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet
yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan
dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik
(mutual inductance).

Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan
yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan
magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan
pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.

20
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan
sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Dimana: Vp= tegangan primer (volt) 


Vs = tegangan sekunder (volt) 
Np = jumlah lilitan primer 
Ns = jumlah lilitan sekunder 
Prinsip kerja trafo 1 fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan
dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus bolak balik I1 pada
kumparan tersebut. Oleh karena kumparan menpunyai inti, arus I1, menimbulkan
fluks magnet yang juga berubah – ubah, pada intinya.Akibat adanya fluks magnet
yang berubah –ubah, pada kumparan primer akan timbul GGL induksi ep. Untuk
mencari GGL yang dibangkitkan maka persamaan yang digunakan:

Kontruksi Trafo 1 Fasa

21
Dalam keadaan sederhana transformator mempunyai bagian-bagian
sebagai berikut :
1. Kumparan Primer yaitu kumparan trafo yang dihubungkan ke
sumber tegangan.
2. Kumparan Sekunder yaitu kumparan trafo yang dihubungkan
dengan beban.
3. Inti yang dibuat dari lapisanplat dinamo.
Bagian Inti Trafo
Fungsi utama inti trafo adalah sebagai jalan atau penghantar garis-garis
gaya magnit. Karena fluksi magnet yang mengalir pada inti trafo adalah fluksi
bolak-balik, untuk itu diperlukan persyaratan agar kerugian histerisis dan arus
pusar dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk itu biasanya inti trafo dibuat dari
bahan plat baja silikon dengan kadar silikonnya 4-5% dengan ketebalan 0,3 s/d
0,5mm.
Dipasaran tersedia bermacam-macam bentuk bentuk inti trafo dalam
bermacam ukuran.Yang perlu diperhatikan disini adalah cara penyusunan pelat-
pelat inti trafo, harus diusahakan serapat mungkin, sehingga tidak ada celah udara.
Untuk trafo satu fasa tersedia inti :
         Bentuk Core ( UI ) : efesiensinya rendah
         Bentuk Shell ( EI ) : efesiensinya dapat mencapai 80-90%
Yang dapat digunakan adalah inti yang tebalnya 0,5mm yang pada
kerapatan fluksi (B)= 1Wb/m2, mempunyai kerugian besi (Pf)=2,3watt/kg.
Luas Penampang Inti Trafo
Luas penampang inti trafo akan menentukan daya trafo. Jadi semakin luas
penampang suatu trafo akan mempunyai kapasitas daya yang semakin besar pula.
Luas penampang inti trafo harus mampu mengalirkan fluksi magnit seluruhnya
tanpa menimbulkan panas yang berlebihan. Untuk menentukan luas penampang
inti yang diperlukan ,dapat digunakan rumus emperis sebagai berikut :

22
Dimana: A = Luas penampang dalam satuan cm2
P = Daya out put trafo dalam Volt Amper
f = frekvensi (Hz) 
Karena inti trafo berupa plat plat tipis untuk mencapai luas penampang
tertentu, harus disusun berlapis-lapis. Penampang inti trafo dapat berbentuk bujur
sangkar atau empat persegi panjang .apabila luas penampang inti telah diketahui
dan lebar inti sudah di pilih maka jumlah plat inti trafo dapat di hitung yaitu :
 Berat inti = volume bersih inti x berat jenis inti
 dimana berat jenis inti = 7,8.
Untuk inti bentuk shell [ EI ] ukuran luas inti di tentukan lebar kaki
tengahnya. Dipasaran tersedia bermacam-macam ukuran antara lain E25 , E32 ,
E38 , E44 dan seterusnya. Angka dibelakang huruf E menunjukkan lebar kaki
tengah inti , sedangkan huruf E menandakan bentuk shell.

23
5. TRAFO 3 PHASE

Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang


disusun menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan
sekunder. Ada dua metode utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu
hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye). Sedangkan pada belitan
sekundernya dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye
dan Zig-zag). Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open-
delta (VV connection).

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P
pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang
terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama
tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik,
sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan
secara bintang (Y,wye) atau segitiga (delta, Δ, D).

Gambar 1. sistem 3 fase.

24
Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor
tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan
jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-
turut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang
mempunyai urutan fasa a – b – c . sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh
generator sinkron 3 fase.

Konfigurasi Transformator 3 fasa:

 Transformator hubungan segitiga – segitiga (delta – delta)

Gambar 1. Hubungan delta-delta (segitiga-segitiga).

Pada gambar 1 baik belitan primer dan sekunder dihubungkan secara


delta. Belitan primer terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan suplai
tegangan 3 fasa. Sedangkan belitan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W
disambungkan dengan sisi beban. Pada hubungan Delta (segitiga) tidak ada titik
netral, yang diperoleh ketiganya merupakan tegangan line ke line, yaitu L1, L2
dan L3.

Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi primer
(sisi masukan) dan sisi sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa. Dan pada
aplikasinya (lihat gambar 2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3,
maka hasil arus keluaran adalah sama besarnya. Hal ini menghasilkan arus line
imbang dalam saluran masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa hubungan delta,
bahwa arus line adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus
primer) dan Is (arus sekunder) yang mengalir dalam lilitan primer dan sekunder.

25
Power rating untuk transformator 3 fasa adalah 3 kali rating transformator
tunggal.

Gambar 2. Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3


Fasa Dihubungkan Pembangkit Listrik dan Beban (Load)
 Transformator hubungan bintang – bintang (wye – wye )

Gambar 3. Hubungan Belitan Bintang-bintang.

Ketika transformator dihubungkan secara bintang-bintang, yang perlu


diperhatikan adalah mencegah penyimpangan dari tegangan line ke netral (fase ke
netral). Cara untuk mencegah menyimpangan adalah menghubungkan netral untuk
primer ke netral sumber yang biasanya dengan cara ditanahkan (ground), seperti
ditunjukkan pada Gambar 4. Cara lain adalah dengan menyediakan setiap
transformator dengan lilitan ke tiga, yang pdisebut lilitan” tertiary”. Lilitan
tertiary untuk tiga transformator dihubungkan secara delta seperti ditunjukkan
pada Gambar 5, yang sering menyediakan cabang yang melalui tegangan dimana
transformator dipasang. Tidak ada beda fasa antara tegangan line transmisi
masukan dan keluaran (primer & sekunder) untuk transformator yang
dihubungkan bintang-bintang.

26
Gambar 4. Hubungan bintang-bintang.

Gambar 5. Hubungan Bintang-bintang dengan belitan tertier.


 Transformator hubungan seitiga – bintang (delta – wye)

Pada hubungan segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang melalui setiap


lilitan primer adalah sama dengan tegangan line masukan. Tegangan saluran
keluaran adalah sama dengan 1,73 kali tegangan sekunder yang melalui setiap
transformator. Arus line pada phasa A, B dan C adalah 1,73 kali arus pada lilitan
sekunder. Arus line pada fasa 1, 2 dan 3 adalah sama dengan arus pada lilitan
sekunder.

Gambar 6. Hubungan Segitiga-Bintang (Delta-wye).

Hubungan delta-bintang menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan


saluran masukan dan saluran transmisi keluaran. Maka dari itu, tegangan line
keluaran E12 adalah 30° mendahului tegangan line masukan EAB, seperti dapat
dilihat dari diagram phasor. Jika saluran keluaran memasuki kelompok beban

27
terisolasi, beda fasanya tidak masalah. Tetapi jika saluran dihubungkan paralel
dengan saluran masukan dengan sumber lain, beda phasa 30° mungkin akan
membuat hubungan paralel tidak memungkinkan, sekalipun jika saluran
tegangannya sebaliknya identik.

Keuntungan penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan


menghasilkan banyak isolasi/penyekatan yang dihasilkan di dalam transformator.
Lilitan HV (high Voltage/tegangan tinggi) telah diisolasi/dipisahkan hanya 1/1,73
atau 58% dari tegangan saluran.

Gambar 8. Skema Diagram Hubungan Delta-Bintang dan Diagram Phasor

 Transformatot hubungan segitiga terbuka (open delta)

Hubungan open-delta ini untuk merubah tegangan sistem 3 fasa dengan


menggunakan hanya 2 transformator yang dihubungkan secara open–delta.
Rangkaian open–delta adalah identik dengan rangkaian delta–delta, kecuali bahwa
satu transformer tidak ada. Bagaimanapun, hubungan open-delta jarang digunakan
sebab hanya mampu dibebani sebesar 86.6% (0,577 x 3 x rating trafo) dari
kapasitas transformator yang terpasang.

28
Gambar 7.Hubungan Open Delta.

Sebagai contoh, jika 2 transformator 50 kVA dihubungkan secara open–


delta, kapasitas transformator bank yang terpasang adalah jelas 2x50 = 100kVA.
karen terhubung open-delta, maka transformator hanya dapat dibebani 86.6 kVA
sebelum transformator mulai menjadi overheat (panas berlebih). Hubungan open–
delta utamanya digunakan dalam situasi darurat. Maka, jika 3 transformator
dihubungkan secara delta–delta dan salah satunya rusak dan harus
diperbaiki/dipindahkan, maka hal ini memungkinkan

 Transformator hubungan zig – zag

Transformator dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu


belitan primer memiliki tiga belitan, belitan sekunder memiliki enam belitan dan
biasa digunakan untuk beban yang tidak seimbang (asimetris) - artinya beban
antar fasa tidak sama, ada yang lebih besar atau lebih kecil-

29
Gambar 9. Hubungan Bintang-zigzag (Yzn5)

Gambar 9 menunjukkan belitan primer 20 KV terhubung dalam bintang


L1, L2 dan L3 tanpa netral N dan belitan sekunder 400 V merupakan hubungan
Zig-zag dimana hubungan dari enam belitan sekunder saling menyilang satu
dengan lainnya. Saat beban terhubung dgn phasa U dan N arus sekunder I2
mengalir melalui belitan phasa phasa U dan phasa S. Bentuk vektor tegangan Zig-
zag garis tegangan bukan garis lurus,tetapi bergeser dengan sudut 60°.

Daya pada Sistem 3 Fase

1. Daya sistem 3 fase Pada Beban yang Seimbang

Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang
diserap oleh beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap
fase. Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya
fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama.

Gambar 4. Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang.

Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya
perfasa adalah :

30
Pfase = Vfase.Ifase.cos θ

sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase,
dan dapat dituliskan dengan :

PT = 3.Vf.If.cos θ

Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah


1,73Vfase maka tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus
saluran sama dengan arus fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian
hubung bintang (Y) adalah :

PT = 3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ

Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama
dengan tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase,
sehingga arus perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada
rangkaian segitiga adalah :

PT = 3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ

Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa
besarnya daya pada kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya
pada tegangan kerja dan arus yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi
beban yang seimbang.

2. Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang

Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor


dari ketiga tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor
dari arus pada ketiga fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga
fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan
nol dan beban dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja
terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada beban.

Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu :

1. Ketidakseimbangan pada beban.


2. Ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).

Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari


pemecahan permasalahannya, oleh karena itu kami hanya akan membahas
mengenai ketidakseimbangan beban dengan sumber listrik yang seimbang.

31
Gambar 5. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase.

Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan
teraliri arus listrik. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui
dengan indikasi naiknya arus pada salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada
tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan.

32
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil adalah, bahwa transformator merupakan


komponen elektronik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/ daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan). Sebuah transformator terdiri dari dua atau lebih lilitan yang saling
dikaitkan medan magnet bersama.

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.


Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks
magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-
balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna,
semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

33

Anda mungkin juga menyukai