Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERALATAN SISTEM ENERGI LISTRIK


TRANSFORMATOR DAYA
Dosen Pengampu : Dr. Firdaus, S. Pd, M.T.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2 : 1. Muh. Arya Saputra

2. Muh. Fadil Faruq

3. Muh. Jurais S.

PRODI TEKNIK ELEKTO D4


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam system tenaga listrik, penggunaan transformator sangat diperlukan untuk

menyaurkan listrik kepada konsumen, beberapa fungsi transformator yaitu dapat menaikkan dan

menurunkan tegangan Ketika tegangan yang disalurkan dari pembangkit menuju transmisi itu

dinamakan trafo step up yang berfungsi untuk menaikkan tegangan dan Ketika sampai

kejaringan tegangan rendah (konsumen) disebut trafo step down. Ini sangat diperlukan karena

jika dialkukan akan timbul overvoltage (kelebihan tegangan), ada beberapa jenis transformator

berdasarkan fungsinya yaitu trafo step up dan trafo step down, kemudian berdasarkan bahan inti

yaitu trafo berinti udara, trafo berinti besi kemudian ada juga yang dikelompokkan berdasarkan

pengaturan lilitannya yaitu trafo otomatis (auto trafo).

1.2. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Agar pembaca dapat mengerti dan memahami jenis dan fungsi trafo.

2. Agar pembaca dapat mengetahui penegrtian dan fungsi trafo daya.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah


1. Pembaca menjadi paham mengenai fungsi dan jenis trafo.

2. Pembaca menjaddi paham mengenai pengetian dan fungsi trafo daya.

3. Mendapat nilai yang layak dari dosen.


BAB II

ISI

A. Pengertian Transformator

Transformator atau trafo adalah peralatan listrik yang mengubah bentuk energi

listrik menjadi suatu bentuk energi listrik yang lainnya. Nilai tegangan listrik yang dihasilkan

oleh transformator ditentukan oleh kebutuhan energi listrik. Jenis transformator meliputi

transformator penaik tegangan, transformator penurun tegangan, transformator pengukuran dan

transformator elektronik. Transformator dapat dipasang dari satu rangkaian listrik ke yang lain,

atau beberapa rangkaian. Arus yang bervariasi dalam setiap kumparan transformator

menghasilkan fluks magnet yang bervariasi dalam inti transformator, yang menginduksi gaya

gerak listrik yang bervariasi pada kumparan lain yang melilit pada inti yang sama. Energi

listrik dapat ditransfer antara kumparan yang terpisah tanpa koneksi logam (konduktif) antara

kedua sirkuit. Hukum induksi Faraday, ditemukan pada tahun 1831, menjelaskan efek tegangan

yang diinduksi dalam setiap kumparan karena perubahan fluks magnet yang dikelilingi oleh

kumparan.

Transformator, atau kerap disebut dengan ‘trafo’, merupakan suatu alat listrik yang dapat

memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

listrik yang lain melalui suatu aluai magnet yang berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Trafo digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan

trafo dalam alua tenaga memungkinkan pemilihan tegangan yang sesuai secara ekonomis dan

teknis untuk kebutuhan beban atau permintaan konsumen, misalnya kebutuhan akan tegangan

tinggi dalam proses transmisi daya listrik jarak jauh. Dalam bidang elektronika, trafo digunakan
antara lain sebagai aluai impedansi antara sumber dan beban, untuk memisahkan satu rangkaian

dengan rangkaian yang lain serta menghambat arus searah dengan tetap mengalirkan arus bolak-

balik antar rangkaian. Trafo memiliki frekuensi kerja yang berbeda-beda sesuai penggunaannya

yang bergantung kebutuhan beban/konsumen.

Secara umum, trafo terdiri atas beberapa bagian, yaitu: bagian utama trafo, bagian

supporting, dan juga peralatan proteksi.

Transformer paling umum digunakan untuk meningkatkan tegangan AC rendah pada arus

tinggi (transformator step-up) atau mengurangi voltase AC tinggi pada arus rendah

(transformator step-down) dalam aplikasi tenaga listrik, dan untuk menyambungkan tahapan

sirkuit pemrosesan sinyal. Transformer juga dapat digunakan untuk isolasi, di mana tegangan

sama dengan tegangan keluar, dengan kumparan terpisah tidak terikat secara elektrik satu sama

lain.

Sejak penemuan transformator potensial konstan pertama pada tahun 1885, transformer

telah menjadi penting untuk transmisi, distribusi, dan pemanfaatan dari alternatif tenaga arus

listrik. Berbagai macam desain transformator ditemukan dalam aplikasi daya elektronik dan

listrik. Ukuran transformator berkisar dari transformer RF dengan volume kurang dari

satu sentimeter kubik, hingga unit dengan berat ratusan ton yang digunakan untuk

menghubungkan jaringan listrik.


B. Fungsi bagian-bagian trasformator

Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian, yaitu: 

• Bagian utama transformator 

• Peralatan Bantu 

• Peralatan Proteksi 

Setiap bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing, dan untuk detailnya anda juga

dapat membaca artikel mengenai komponen-komponen transformator.

1. Bagian utama transformator

a) Inti besi 

Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh

arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi

tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang

ditimbulkan oleharus pusar atau arus eddy (eddy current). 

b) Kumparan transformator 

Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan

tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain

dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. 

Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika

kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada

kumparan tersebut timbul fluks yang menimbulkan induksi tegangan, bila

pada rangkaian sekunder ditutup maka mengalir arus pada kumparan tersebut,

sehingga kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus. 
c)  Kumparan tertier 

Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier

atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier

selalu dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering digunakan

juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone,

kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua transformator

daya mempunyai kumparan tertier. 

d) Minyak transformator 

Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang

intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-

transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator

mempunyai sifat 

sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai

isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai

media pendingin dan isolasi. 

Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu: 

• kekuatan isolasi tinggi 

• penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel

dalam minyak dapat mengendap dengan cepat 

• viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki

kemampuan pendinginan menjadi lebih baik 

• titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan

baha 
• tidak merusak bahan isolasi padat 

• sifat kimia yang stabil 

e) Bushing

Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui sebuah

bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang

sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan alua

transformator. 

f) Tangki dan konservator 

Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang terendam minyak

transformator berada atau (ditempatkan) di dalam alua. Untuk menampung

pemuaian pada minyak transformator, pada alua dilengkapi dengan sebuah

konservator. 

Terdapat beberapa jenis alua, diantaranya adalah: 

• Jenis sirip (tank corrugated) Badan alua terbuat dari pelat baja bercanai

dingin yang menjalani penekukan, pemotongan dan proses pengelasan

otomatis, untuk membentuk badan alua bersirip dengan siripnya berfungsi

sebagai radiator pendingin dan alat bernapas pada saat yang sama.

• Jenis alua Conventional Beradiator, Jenis alua terdiri dar badan alua dan

tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja bercanai panas) ditekuk dan

dilas untuk dibangun sesuai dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis

panel terbuat dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel sheets).
• Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined, Tipe alua ini sama dengan

jenis conventional tetapi di atas permukaan minyak terdapat gas nitrogen

untuk mencegah kontak antara minyak dengan udara luar 

2. Peralatan Bantu 

a) Pendingin 

Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi

besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu

yang berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk mengurangi

adanya kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga

dilengkapi dengan alua pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas

keluar transformator. Media yang digunakan pada alua pendingin dapat

berupa 

udara, gas, minyak dan air. 

Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara: 

• Alamiah (natural) 

• Tekanan/paksaan (forced). 

b)  Tap Changer (perubah tap) 

Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan

tegangan operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan

jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam

keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), dan

tergantung jenisnya. 
c) Alat pernapasan 

Karena adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu

udara luar, maka suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut.

Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas

permukaan minyak keluar dari dalam alua, sebaliknya bila suhu minyak turun,

minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam alua. Kedua proses

di atas disebut pernapasan transformator. Permukaan minyak transformator

akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan

tembus pada minyak transformator.

d) Indikator 

Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya

indicator yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai

berikut: 

• aluai suhu minyak 

• aluai permukaan minyak 

• aluai alua pendingin 

• aluai kedudukan tap, dan sebagainya.


3. Peralatan Proteksi 

a) Relay Bucholz 

Relay Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan

terhadap gangguan transformator yang menimbulkan gas. 

Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah: 

• Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa 

• Hubung singkat antar phasa 

• Hubung singkat antar phasa ke tanah 

• Busur api listrik antar laminasi 

• Busur api listrik karena kontak yang kurang baik. 

b) Relai Tekanan Lebih 

Relai ini berfungsi untuk sama seperti Relay Bucholz. Fungsinya adalah

mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya relai ini

hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung

mentripkan pemutus tenaga (PMT). Alat pengaman tekanan lebih ini berupa

aluai yang terbuat dari kaca, aluai, tembaga atau katup berpegas, sebagai

pengaman alua transformator terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di

dalam alua yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih

rendah dari kekuatan alua transformator 


c) Relai Diferensial 

Berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam

transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan dengan

kumparan atau kumparan dengan alua atau belitan dengan belitan di dalam

kumparan ataupun beda kumparan. 

d) Relai Arus lebih 

Berfungsi mengamankan transformator jika arus yang mengalir melebihi dari

nilai yang diperkenankan lewat pada transformator tersebut dan arus lebih ini

dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat. Arus

lebih ini dideteksi oleh transformator arus atau current transformator (CT). 

e) Relai Tangki Tanah 

Alat ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat

antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada

transformator. 

f) Relai Hubung Tanah 

Fungsi alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi

gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah. 

g) Relai Thermis 

Alat ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari

kerusakan isolasi pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan

oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah kenaikan suhu.
C. Sistem Kerja Transformator

Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan level tegangan AC,

berguna untuk membantu alua transmisi tenaga listrik. Setelah listrik terbangkitkan

melalui generator pada pembangkit listrik, level tegangannya akan dinaikkan

menggunakan trafo step-up. Ketika proses transmisi daya listrik, dengan tegangan yang

lebih tinggi maka akan didapatkan arus yang lebih rendah sehingga dapat menekan

kerugian daya yang terjadi selama proses transmisi. Oleh karena itu, trafo banyak

digunakan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi dalam proses transmisi daya

listrik dari satu tempat ke tempat lain melalui proses menaik-turunkan level tegangan.

Setelah daya listrik ditransmisikan, maka level tegangannya dapat diturunkan aluai sesuai

dengan kebutuhan konsumen menggunakan trafo step-down.

D. Pemakaian Transformator Daya

Pada gardu listrik aliran atas, transformator daya digunakan sebagai penurun

tegangan tinggi menjadi tegangan menengah. Perubahan nilai tegangan listrik ini

dilakukan pada ujung saluran penyulang sumber daya listrik. Transformator daya yang

digunakan berada dalam satuan MVA dengan nilai yang disesuaikan dengan total daya

listrik yang diperlukan oleh sistem. Umumnya, jumlah transformator daya yang

digunakan pada gardu listrik aliran atas berjumlah lebih dari satu. Pemakaian

transformator daya dalam jumlah yang banyak merupakan bagian dari pencegahan akibat

gangguan listrik yang mengharuskan pemutusan daya listrik pada saluran listrik aliran

atas. Trasnsformator daya dilengkapi dengan belitan pengatur tegangan yang menjaga

nilai perubahan tegangan tetap sama.


Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk

menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.

Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan jantung dari transmisi dan

distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal

(alua bias secara terus menerus tanpa berhenri). Mengingat kerja keras dari suatu transformator

seperti itu, maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik munkin. Oleh karena itu tranformator

harus dipelihara dengan menggunakan system dan peralatan yang benar,baik dan tepat.Untuk itu

regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-bagian tranformator dan bagian-bagian mana yang

perlu diawasi melebihi bagian lainnya. Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan

menjadi tranformator 500/150 Kv dan 150/70 Kv biasa disebut Interbus Transformator (IBT).

Transformator 150/20 Kv dan 70/20 Kv disebut juga trafodistribusi. Titik netral transformator

ditanahkan sesuai dengan kebutuhan unutk systempengamanan / proteksi,sebagai contoh

transformator 150/70 Kv ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 Kv dan transformator

70/20 Kv ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung disisi netral 20

Kv nya.
BAB III

A. Kesimpulan

Pada materi ini dapat disimpulkan bahwa trafo daya adalah peralatan listrik yang

mengubah bentuk energi listrik menjadi suatu bentuk energi listrik yang lainnya. Nilai tegangan

listrik yang dihasilkan oleh transformator ditentukan oleh kebutuhan energi listrik. Jenis

transformator meliputi transformator penaik tegangan, transformator penurun tegangan,

transformator pengukuran dan transformator elektronik. Transformator dapat dipasang dari

satu rangkaian listrik ke yang lain, atau beberapa rangkaian. Arus yang bervariasi dalam setiap

kumparan transformator menghasilkan fluks magnet yang bervariasi dalam inti transformator,

yang menginduksi gaya gerak listrik yang bervariasi pada kumparan lain yang melilit pada inti

yang sama.

B. Daftar Pustaka

Kadir, Abdul (2010). Pembangkit Tenaga Listrik Edisi Revisi. Jakarta: UI Press. hlm. 99–
100.  ISBN  979-456-168-1.

Haroen, Yanuarsyah (2017).  Sistem Transportasi Elektrik. Bandung: ITB Press.


hlm.  151. ISBN 978-602-7861-65-7.

Anda mungkin juga menyukai