Seiring meningkatnya tuntutan manusia akan kemudahan dalam proses penyaluran energi listrik, maka berbagai
usaha akan ditempuh dengan penerapan ilmu dan teknologi, usaha tersebut semakin mudah dilakukan ketika
manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai masalah yang dapat dijadikan
implementasi adalah dari ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu salah satunya dala hal mengubahnya daya listrik AC
dari suatu level ke level yang lain dalam suatu instalasi kelistrikan.
Proses Kerja transformator telah menjadi tinjauan yang penting dalam suatu instalasi listrik, pemakaian
transformator dalam suatu instalasi listrik menjadi hal pokok yang sangat berpengaruh pada kelangsungan dan
kemajuan proses penyaluran energi listrik, beberapa hal yang nampak mencolok dari hasil penggunaan
transformator adalah beragam jenis perangkat elektronik yang dapat digunakan pada instalasi listrik dengan
tegangan yang cukup tinggi.
II. ISI
A. Pengertian Transformator
Transformator atau yang lebih dikenal dengan “trafo” sejatinya adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya
listrik AC pada satu level tegangan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik tanpa merubah frekuensinya.
Transformator biasa digunakan untuk mentransformasikan tegangan (menaikkan atau menurunkan tegangan AC).
Selain itu transformator juga dapat digunakan untuk sampling tegangan, sampling arus dan juga mentransformasikan
impedansi. Transformator terdiri dari dua atau lebih kumparan yang membungkus inti besi feromagnetik. Kumparan
– kumparan tersebut biasanya satu sama lain tidak dihubungkan secara langsung. Kumparan yang satu dihubungkan
dengan sumber listrik AC (kumparan primer) dan kumparan yang lain mensuplai istrik ke beban (kumparan
sekunder). Bila terdapat lebih dari dua kumparan tersebut akan disebut sebagai kumparan tersier, kuarter, dan
sebagainnya.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Ketika kumparan primer dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak – balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan perubahan medan
magnet. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi. Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan
fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan sehingga fluks magnet yang timbul akan mengalir
ke kumparan sekunder, sehingga pada ujng – ujung kumparan sekunder akantimbul GGL ( gerak gaya listrik)
induksi. Efek ini dinamaka timbal balik (mutual inductance). Bila pada rangkaian sekunder ditutp (rangkaian beban
) maka akan mengallir arus pada kumparan sekunder. Jika efisiensi sempurna (100%), semua daya pada lilitan
primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Bagian transformator adalah dua buah kumparan yang keduanya dililitkan pada sebuah inti besi lunak.
Kedua kumparan tersebut memiliki jumlah lilitan yang berbeda . kumparan yang dihubungkan dengan sumber
tegangan AC disebut kumparan primer, sedangkan kumparan yang lain disebut kumparan sekunder.
Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC (dialiri arus listrik AC), besi lunak akan
menjadi elektromagnet. Karena arus yang mengalir tersebut adalah arus AC, garis–garis elektromagnet selalul
berubah – ubah.Oleh karena itu , garis – garis yang dildingkupi oleh kumparan sekunder juga berubah – ubah.
Perubahan garis gaya itu menimbulkan GGL induksi pada kumparan sekunder. Hal itu menyebabkan pada kumparan
sekunder mengalir arus AC (arus induksi)
C. Komponen Transformator
Komponen transformator terdiri dari dua bagian yaitu, peralatan utama dan peralatan bantu.
Peralatan utama transformator terdiri dari :
a. Kumparan Trafo
Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang dilapisi dengan bahan isolasi (karton,
pertinax, dan lain- lain ) untuk mengisolasi baik terhadap inti besi maupun kumparan lain. Untuk trafo dengan daya
besar lilita dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media pendingin. Banyak lilitan akan menentukan besar
tegangan dan arus yang ada pada sisi dekunder. Kadang kala transformator memiliki kumparan tertier. Kumparan
tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut
kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier juaga sering juga untuk dipergunakan penyambungan
peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt, dan reactor shunt.
b. Inti Besi
Inti besi ternuat dari lempengan feromagnetik tipis yang berguna untuk mempermudah jalan fluksi yang
ditimbulkan oleh arus listrik melalui kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi
– rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy “Eddy Current”.
c. Minyak Trafo
Minyak trafo berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Minyak trafo mempunyai sifat media
pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus tinggi.Pada power transformator, terutama yang
berkapasitas besar, kumparan – kumparan daninti besi transformator direndam dalam minyaak trafo. Syarat suatu
cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai berikut:
1. Ketahanan isolasi harus tinggi (>10kV/mm)
2. Berat jenis harus kecil , sehingga partikel – partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersikulasi dan kemampuan pendingin menjadi lebih baik
4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang akan membahayakan
5. Tidak dapat merusak bahan isolasi padat
6. Mempunyai sifat kimia yang stabil
d. Bushing
Bushing adalah sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan transformator dengan jaringan
luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi sebagai konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Selain itu juga berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan
tangki trafo.
Dimana :
E = Gaya Listrik yang disebabkan Induksi (V/m)
Dl= Unsur Panjang (m)
B = Induksi magnetik / kerapatan fluks (Webber/m2)
dA = Unsur Luas (m2)
Sedangkan arus induksi (fluks) adalah integral permukaan dari pada induksi magnit melalui suatu luas yang dibatasi
oleh garis lengkung tersebut diatas. Rumus arus induksi adalah :
Dimana :
Φ = Arus Induksi / Fluks (Weber)
B = Induksi Magnet ( Webber/ m2)
dA= Unsur Luas (m2)
E. Jenis Transformator
1. Step Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkait tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi
jarak jauh.
2. Step Down
Transformator step doen adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih sedikit dari pada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama
dalam adaptor AC-DC.
F. Transformator 1 Phase
Pada sekema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan
primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik
yang arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder,
dapat dinyatakan dalam persamaan:
Dimana :
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Prinsip kerja trafo 1 fasa adalah kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber), maka akan
mengalir arus bolak – balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan mempunyai inti , arus I 1,
menimbulkan fluks magnet yang juga berubah – ubah, pada intinya akibat adanya flluks magnet yang berubah –
ubah , pada kumparan primer akan timbul GGL induksi. Untuk mencari GGL yang dibangkitkan maka maka
persamaan yang digunakan :
E1 = Ep = 4,44.f.Np..Φmnt.10-8
E1 = Es = 4,44.f.Np..Φmnt.10-8
G. Transformator 3 Phase
Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang disusun menjadi 3 buah dan
mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan sekunder. Ada dua metode utama untuk menghubungkan belitan
primer yaitu segitiga dan bintang (delta dan wye). Sedangkan pada belitan sekundernya dapat dihubungkan segitiga,
bintang dan zig- zag (Delta, Wye, dan Zig- zag). Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open –
delta (VV connection).
Pada sistem tanaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan , disalurkan dan diserap oleh beban
semuanya seimbang., P pembangkitan = P pemakaian, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang
seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase
dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120o listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan
sebesar 60o , da dapat dihubungkan secara bintang atau segitiga.
menunjukkan fasor diagram dari tegangan 3 fase. Bila fasor – fasor tegangan tersebut berputar dengan kecepatan
sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam ( arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut –
turut untuk fase V1, V2 dan V3. Sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c .
Sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.
Keuntungan penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan menghasilkan banyak isolasi / penyekatan
yang dihasilkan di dalam transformator. Lilitan HV (High Voltage) telah diisolasi/ dipisahkan hanya 1/1,73 atau
58% dari tegangan saluran.
Transformator hubungan segitiga terbuka (open delta)
Hubungan open delta ini untuk mengubah tegangan sistem 3 fasa dengan menggunakan hanya 2 transformator
yang dihubungkan secara open-delta. Rangkaian open – delta adalah identik dengan rangkaian delta – delta, kecuali
bahwa satu transformator tidak ada. Bagaimanapun, hubungan open delta jarang digunakan sebab hanya mampu
dibebani sebesar 86,6% (0,577 x 3 x rating trafo) dari kapasitas transformator yang terpasang .
Sebagai contoh, jika 2 transformator 50 kVA dihubungkan secara open delta , kapasitas transformator bank yang
terpasang adalah jelas 2 x 50 = 100 kVA, karena terhubung open- delta, maka transformator hanya dapat dibebani
86.6 kVA sebelum transformator mulai menjadi overheat. Hubungan open – delta utamanya digunakan dalam situasi
darurat . Maka jika 3 transformator dihubungkan secara delta- delta dan salah datunya rusak dan harus
diperbaiki/dipindahkan, maka hal ini memungkinkan .
Transformator dengan hubungan Zig- zag memiliki ciri khusus, yaitu belitan primer memiliki tiga belitan,
belitan sekunder memiliki enam belitan dan biasa digunakan untuk beban yang tidak seimbang (asimetris) artinya
beban antar fasa tidak sama , ada yang lebih besar ada yang lebih kecil. menunjukkan belitan primer 20 kV
terhubung dalam bintang L1, L2, dan L3 tanpa netral N dan belitan sekunder 400 V merupakan hubungan Zig – zag
dimana hubungan dari enam belitan sekunder saling menyiilang satu dengan lainnya. Saat beban terhubung dengan
phasa U dab N arus sekunder I2 mengalir melalui balitan phasa U dan phasa S. Bentuk vektor tegangan Zig – zag
garis tegangan bukan garis lurus, tetapi bergeser dengan sudut 60 o.