Anda di halaman 1dari 37

Dalam Pembangkitan, transformasi, transmisi dan utilisasi energi listrik dapat

ditunjukkan bahwa akan lebih ekonomis menggunakan transformator tiga fasa


dibandingkan transformator satu fasa. Terdapat dua susunan yang mungkin, yaitu deretan
tiga buah transformator satu fasa atau satu buah transformator tiga fasa, dimana masing-
masing belitan primer dan sekunder digulung pada masing-masing kaki inti.
Transformator tiga fasa lebih murah 15% dibanding tiga buah transformator satu fasa,
selain ukuran fisiknya lebih kecil. Penggunaan tiga buah transformator satu fasa memiliki
kelebihan dapat beroperasi sebagai rangkaian open delta bila salah satu fasa tidak
beroperasi.

Trafo yang umum dipergunakan untuk sistem distribusi adalah trafo 3 fasa dan satu fasa
sedangkan trafo tiga fasa merupakan trafo yang paling banyak dipakai, Menurut jenisnya
trafo dibedakan :
1. Over head transformer.
2. Underground transformer.

Over head Transformer terdiri dari :


1. Konvensional.
2. CSP ( Completely Self Protection ).

Transformator Konvensional
Trafo konvensional tidak memiliki alat pengaman seperti arester, pengaman beban lebih
sebagai suatu kesatuan unit trafo. namun alat alat pengaman tersebut di dapat dan
dipasang secara terpisah

Untuk nilai pengenal (rating) yang tidak terlalu besar tipe konvesional adalah dalam
bentuk pasangan tiang, sedang untuk rating yang besar ditempatkan pada gardu distribusi.

Transformator CSP (Completely Self Protection).

Transformator HS - 1
Trafo distribusi tipe CSP ini memiliki pengaman sebagai kesatuan unit trafo pengaman
yang terdapat adalah pengaman terhadap gangguan surja petir dan surja hubung,
pengaman beban lebih dan pengaman hubung singkat. Selain itu trafo ini juga dilengkapi
dengan lampu merah peringatan yang akan menyala bila temperatur kumparan melebihi
batas yang di ijinkan untuk isolasinya. Kondisi ini apabila tidak diambil tindakan dan
temperatur mencapai batas bahaya maka CB ( circuit breaker ) akan bekerja membuka.
Apabila diperlukan CB dapat diset pada posisi darurat untuk melakukan beban lebih
sementara.

Transformator tiga fasa memiliki berbagai macam hubungan, diantaranya ia dapat


dihubungkan Bintang, Segitiga, Segitiga terbuka, atau bintang Zig-Zag.

Transformator Distribusi (Transformator Daya)

Gambar 1. transformator daya 3 fasa

Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Ia
dirancang dengan standard rekayasa yang tinggi untuk menjamin pelayanan kontinuitas
catu daya. Transformator dengan rating 5000 hingga 10.000 KVA tersedia dalam sistem

Transformator HS - 2
3 fasa dengan pendinginan sendiri atau dengan tambahan pendinginan udara. Dalam
operasi umumnya, transformator daya ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan
kebutuhan untuk sistem pengaman/proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV
ditanahkan secara langsung disisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan
dengan tahanan disisi netral 20 kV. Contoh transformator daya ditunjukkan pada gambar
10.

KONSTRUKSI UMUM

Transformator - transformator distribusi tiga fasa terdiri dari bagian-bagian :


Keterangan-keterangan lebih lanjut adalah :
1. Bushing Primer.
2. Indikator tinggi permukaan minyak.
3. Penapas pengering.
4. Lubang untuk pembukaan.
5. Lubang untuk penarikan.
6. Kran untuk pemasukan/pengeluaran minyak.
7. Pelat nama.
8. Thermometer.
10. Tap trafo (alat untuk merubah tegangan).

Transformator HS - 3
KONSTRUKSI DAN BAHAN TANGKI PENDINGIN

Tangki-tangki transformator terbuat dari baja yang di las dan merupakan pelindung yang
kokoh bagi inti dan belitan.

KONSTRUKSI DAN BAHAN INTI


Inti trafo adalah sebagai penghantar arus magnetic (fluks), sehingga belitan/kumparan
dapat diinduksikan suatu tegangan. Inti terbentuk dari lapisan-lapisan plat dinamo yang

Transformator HS - 4
bahanya dibuat dari baja alloy atau baja silicon yang mempunyai sifat resistansi yang
tinggi dan histerisis yang kecil.

Tebal plat ini berkisar antara 0,35 - 0,5 mm, tergantung besar kecilnya kapasitas trafo.
Untuk menghindari/mengurangi adanya arus pusar (Eddy current), maka antara plat satu
dengan yang lainnya diberi semacam lapisan isolasi (vernish) yang tahan terhadap suhu
tinggi. Lapisan ini harus ditekan (press) untuk menghilangkan adanya celah udara antara
plat yang satu dengan yang lainnya yang dapat menimbulkan suara keras pada waktu
trafo kerja (operasi).

Untuk memudahkan pemasangan kumparan (coil) maka penampang inti dibuat berbentuk
bulat dengan susunan sebai gambar dibawah ini.

Gambar : Inti besi transformator

Bahan - bahan untuk inti trafo


1. Low aloy steel : 0.8 s/d 1,8°o silicon  Rugi besi Normal
2. Medium aloy steel : 1,8 s/d 2,8°o silicon  Rugi besi Kurang
3. Medium to high aloy steel : 2,8 s/d 4°o silicon  Rugi besi Kecil
4. High aloy steel :4 s/d 4,8°o silicon  Rugi besi sangat kecil

Transformator HS - 5
K O NS TRUK S I DAN BAH AN LILIT AN
Kumparan terdiri dari suatu penghantar dan isolasi yang menpunyai tegangan tembus
yang tinggi dan tahan terhadap suhu yang tinggi pula. Konduktor terbuat dari
allumunium. Pada umumnya digunakan tembaga yang memiliki keuntungan-
keuntungan :
a. Tahanan jenis kecil 0,0175 Ω mm2 /m.
b. Kekuatan mekanis yang lebih besar dari allumunium.
c. Tahan terhadap korosi dari atmosfir.
d. Titik cair atau lebur lebih tinggi (1083°C).
e. Mudah pengerjaanya : dibengkokan, diratakan, dibor, dipres, disolder, dilass dsb.

Gambar 11. Susunan inti dan belitan transformator daya 3 Fasa.

Pada transformator daya yang berkapasitas besar, kumparan dan intinya direndam dalam
minyak transformator yang selain berfungsi sebagai pemindah panas, juga bersifat
sebagai isolasi.

Transformator HS - 6
Dua macam konstruksi dari kumparan
1. Consentric winding
Kumparan berbentuk silinder, kumparan tegangan rendah diletakkan berdekatan dengan
inti, sedang kumparan tegangan tinggi disebelah luarnya. Antara keduanya terdapat
semacam isolasi kertas bakelit yang tahan terhadap tegangan yang tinggi (kv/cm) dan
suhu yang tinggi. Kumparan tegangan tinggi penampang (q) kecil jumlah lilitan (N)
banyak, isolasi lebih baik. Kumparan tegangan rendah : q besar, N lebih sedikit, isolasi
sesuai dengan tegangan.

2. Sandwich winding
Kumparan tegangan rendah dan kumparan tegangan tinggi dibuat saling menumpuk dan
diantaranya terdapat satu isolasi kertas bakelit.

KONSTRUKSI DAN BAHAN BUSHING (TIPE INDOOR DAN OUT DOOR )


Untuk menghubungkan kumparan transformator dengan jaringan luar digunakan bushing,
yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator yang berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor dengan tangki transformator. Bushing sangat menentukan dalam
pengambilan tegangan dan pemasukan tegangan pada tranformator, pada sisi tegangan

Transformator HS - 7
tinggi bushing harus memenuhi syarat titik tembus. Bahan utama untuk bushing adalah
dari bahan keramik. Dan pada bushing tegangan tinggi biasanya dilengkapi arcing horn.
Beberapa contoh konstruksi bushing.

Gambar . Bentuk (Konstruksi Bushing)


1. Bushing untuk 11 kv (in door)
2. Bushing untuk 11 kv (out door)
3. Bushing untuk 33 kv (out door)
4. Bushing untuk 33 kv untuk cable

Peralatan bantu Transformator Daya.


Pendingin.
Panas merupakan salah satu yang paling menyebabkan rusaknya transformator. Operasi
yang hanya 10ºC di atas rating transformator akan mengurangi usia transformator hingga
50%. Panas disebabkan oleh rugi-rugi internal akibat pembebanan, temperatur
lingkungan yang tinggi dan radiasi matahari.

Akibat rugi-rugi besi dan tembaga, pada inti dan kumparan transformator akan menjadi
panas. Panas tersebut dapat mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, hal ini dapat
merusak isolasi (di dalam transformator). Untuk mengurangi kenaikan suhu yang
berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk

Transformator HS - 8
menyalurkan panas keluar transformator. Media yang dipakai pada sistem pendingin
dapat berupa Udara, minyak, Air dan sebagainya. Sedang pengalirannya dapat dengan
cara, Alamiah atau tekanan/paksaan. Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat
adanya perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media
tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang luas antara media
(minyak-udara/gas), dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator).

Sirip (radiator) sebagai pendingin transformator

Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara alamiah di atas dapat
dilengkapi dengan peralatan sirkulasi menggunakan pompa-pompa minyak, udara dan
sebagainya.

Transformator HS - 9
ANSI dan IEEE memberikan klas pendingin pada masig-masing transformator
yangdicantumkan pada nameplate trafo. Huruf-huruf kelas menunjukkan atmosfir dan
tipe-tipe pendingin. Pada beberapa transformator terdapat lebih dari satu klas
pendinginan. Huruf A menunjukkan ”Air” (Udara), FA udara paksa (fans), ”O”
menunjukkan minyak. FO menunjukkan minyak paksa (pompa), sedang G menunjukkan
Gas dan W menunjukkan Water/Oil heat exchanger.

Transformator berdasarkan cara-cara pendinginanya dapat diklasifikasikan dalam


beberapa macam system pendingin sebagai berikut :

AN : Pendingin alam (natural cooling) oleh sirkulasi udara sekitarnya tanpa alat-alat
khusus. Inti dan kumparan trafo terbuka, tanpa minyak. Sistim ini digunakan untuk
trafo-trafo kecil dan bertegangan rendah, misalnya step-up trafo dirumah-rumah.

AA : adalah transformator dengan pendinginan sendiri dan diberi ventilasi. Ini berarti
bahwa terdapat ventilasi yang diletakkan pada dinding penutup transformator.
Tidak terdapat fan atau udara paksa

AFA: transformator pendinginan sendiri (A) dan pendingin tambahan melalui sirkulasi
udara paksa (FA).

Transformator HS - 10
AF : Pendinginan oleh udara (air blast) langsung yang dihasilkan oleh fan (kipas
angin). Sistim ini juga tidak mengunakan minyak.
ON : Pendingin minyak (oil immersed) disertai pendingin alam (natural cooling). Panas
yang ditimbulkan oleh inti dan kumparan diteruskan melalui minyak kedinding
trafo yang kemudian didinginkan oleh udara luar sekitarnya . Keuntungan cara hal
ini adalah bahwa kotoran-kotoran (debu) semua uap air tidak masuk pada inti dan
kumparan maupun minyak trafo. Sistim ini digunakan untuk trafo tenaga yang
lebih dari 10 kVA.
OF : Sistim ini adalah sama dengan hembusan sistim ON yang dilengkapi dengan
hembusan angin dari fan pada dinding trafo.

OFN : Pendinginan ini sama dengan sistim ON, tetapi untuk sirkulasi minyaknya melalui
radiator mengunakan suatu cara. Pada sistim ini tidak ada fan.
OFAN : Adalah sistim OFN yang dilengkapi hembusan angin dari fan. Digunakan
untuk trafo-trafo yang berkapasitas besar.

ONAN: Gabungan dari pendinginan minyak dengan pendinginan udara sirkulasi pada
dinding luar radiator tanpa fan .

Transformator HS - 11
Macam-macam sistem pendingin transformator berdasarkan media dan cara
pengalirannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 1: Macam-macam sistem pendingin.


No Macam Sistem MEDIA
Pendingin Di dalam Transformator Di Luar Transformator
Sirkulasi Alamiah Sirkulasi Paksa Sirkulasi Alamiah Sirkulasi Paksa
1 AN --- --- Udara ---
2 AF --- --- --- Udara
3 ONAN Minyak --- Udara ---
4 ONAF Minyak --- ---
5 OFAN --- Minyak Udara ---
6 OFAF --- Minyak --- Udara
7 OFWF --- Minyak --- Air
8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4
9 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5
10 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6
11 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7

Pengubah Tap.
Adalah alat perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi
sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan yang berubah-ubah.
Pengubah tap yang hanya dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam
keadaan berbeban disebut “ON-Load Tap changer” dan dapat dioperasikan secara manual
atau otomatis. Secara skematik pengubah tap ini ditunjukkan pada gambar di bawah.

Transformator HS - 12
Bila karena perubahan beban sehingga tegangan pada sistem berubah, maka pengubah tap
ini harus kita sesuaikan. Urutan pengubahan tap dapat ditunjukkan pada gambar di
bawah.

Transformator HS - 13
Alat pernafasan.
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu
minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi,
minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak ke luar dari dalam
tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan
masuk ke dalam tangki. Proses ini disebut pernafasan trafo.

Akibat pernafasan transformator tersebut, maka permukaan minyak akan selalu


bersinggungan dengan udara lain. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai
tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa
penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernafasan, berupa tabung berisi kristal zat
hygroskopis.

Radiator
Radiator berfungsi sebagai alat pendingin dari trafo. Minyak trafo yang panas
mempunyai berat jenis yang rendah, sehingga berada dibagian atas ; kemudian masuk
kebagian atas dari pipa radiator. Didalam radiator minyak didinginkan oleh udara luar
atau angin. Minyak turun dari bagian atas pipa masuk bak trafo bagian bawah (lihat arah
panah gambar didepan). Pada trafo-trafo kecil radiator diganti dengan sirip-sirip (ribbon)
yang fungsinya memperluas permukaan dinding trafo sehingga pendinginan lebih baik /
sempurna.

Conservator :
Apabila suatu trafo mempunyai beban yang tinggi atau kenaikan suhu udara luar, maka
minyak trafo akan mengembang. Pengembangan minyak ini diterima oleh Conservator
expansion tank. Udara diatas permukaan minyak didalam conservator terdesak keluar
melalui silica-gel dan alat pernapasan udara (air breather) apabila minyak trafo dingin,
maka udara dari luar akan masuk melalui alat pernapasan, silica-gel dan kembali ke
conservator. Tinggi rendahnya minyak didalam conservator dapat dilihat dalam gelas
pendingin yang menempel pada conservator tersebut.

Transformator HS - 14
Untuk menghindari hubungan langsung antara bagian dalam dari trafo dengan udara luar
maka didalam alat pernafasan diberi minyak trafo. Hal ini juga untuk dimaksud untuk
menjaga agar udara yang masuk dari luar tidak mengandung kotoran-kotoran (debu), uap
air dll.

Indikator.
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, perlu adanya indikator sebagai berikut :
- Indikator suhu minyak
- Indikator permukaan minyak
- Indikator sistem pendingin.
- Indikator kedudukan tap.
- Dan sebagainya.

Terminal pada sisi tegangan tinggi diberi label hurup kapital seperti A, B, dan C. sedang
pada sisi tegangan rendah diberi hurup kecil seperti a, b dan c. Polaritas terminal ditandai
dengan index 1 dan 2. Label terminal ini ditunjukkan pada gambar 7.

Gambar 7. Label pada terminal transformator.

Transformator HS - 15
Hubungan bintang dibentuk pada masing-masing sisi dengan menghubungkan terminal
berindex 1, seperti pada gambar 8.a, dan bentuk fasornya ditunjukkan pada gambar 8.b.
Dari gambar ini terlihat bahwa beda fasa antara primer dan sekunder adalah 0. Sehingga
hubungan ini disebut juga Yy0. Bila lilitan pada sekunder dibalik akan diperoleh
hubungan dengan beda fasa 180.

Gambar 8. Hubungan bintang-Bintang (Y/Y)

Hubungan ini ditunjukkan pada gambar 9. Bila beda fasa antara primer dan sekunder 0,
hubungan ini disebut Dd0. Beda fasa antara tegangan primer dan sekunder dapat juga
dibuat 180, dengan membentuk hubungan segitiga a2b1, b2c1 dan c2a1.

Gambar 9. Hubungan segitga/segitiga

Transformator HS - 16
Berdasarkan perbedaan sudut (letak) antara tegangan jepitan primer dengan tegangan
jepitan sekunder (yang dihubung keluar) dari setiap phasa, maka hubungan trafo tiga
phasa dibagi menjadi golongan atau group. Group tersebut dinyatakan dalam penunjukan
jam, dengan anggapan :
 Sisi primer = Sisi tegangan tinggi = jarum panjang sisi sekunder
 Sisi tegangan rendah = jarum pendek.

Dengan demikian trafo diatas mempunyai vektor group Yy6 artinya :


Y = belitan primer / tegangan tinggi dalam hubungan bintang.
Y6 = Belitan sekunder hubungan bintang dengan belitan fasa menunjuk ke jarum jam 6

y = Belitan sekunder/tegangan redah dalam hubungan bintang.


6 = jam 6 atau beda sudut 180'

Apabila hubungan sisi sekunder seperti ini :

Transformator HS - 17
Gambar 25. Vektor group

Nomenclature ( ketentuan-ketentuan khusus trafo ) :


1. Menurut normalisasi British Standart jepitan-jepitan trafo dikeluarkan sejajar pada
sisi yang satu terdapat jepitan-jepitan tengangan tinggi dan pada sisi yang lain
terdapat jepitan tegangan rendah.

Pemberian huruf dari kiri kekanan dengan menghadap pada sisi tegangan tinggi.
Pada sisi tegangan rendah : U-V-W.
Pada sisi tegangan rendah : u-v-w

2. Bila tegangan induksi dalam phasa tegangan tinggi U - X dalam arah dari U ke X
suatu saat yang sama arahnya dari u ke x. ini menunjukan bahwa polaritetnya adalah
a; adiditive (penjumlahan)

2. Sudut pergeseran dinyatakan dengan jarum jam. Vektor tegangan tinggi menunjuk
jam 12 : 00 (00:00) dan vektor tegangan-tegangan rendah sebagai jarum pendek
(penunjuk).

Misalnya ; Y d 11 artinya :
a. Sisi tegangan tinggi dalam hubungan bintang.
b. Sisi tegangan rendah dalam hubungan segi tiga/delta.

Transformator HS - 18
c. Pergeseran sudut : + 330 atau menunjuk jam 11:00

4. Klassifikasi trafo-trafo (menurut VDE)


Grotip 1 ; pergeseran phasa nol (Yy0 ; Dd0 ; Dzo)
Group 2 ; pergeseran phasa 1500 (Dy 5 : Yd 5; Yz 5)
Group 3 ; pergeseran phasa 1800 (Da 6 ; Yy 6; Dz 6)
Group 4 ; pergeseran phase 3300 (Dy..ll,; Yd 11 ; Yz 11)

Pada hubungan segitiga arah jarum ditentukan oleh garis yang menghubungkan antara
titik berat segi tiga dengan masing-masing titik keluarnya (X ; Y atau Z ). Apabila vektor
primer dan sekunder kita jadikan satu sehingga titik bintang primer berimpit dengan titik
berat sekunder, maka apabila U-X dianggap jarum panjang dan x-o jarum pendek, akan
menunjuk suatu jam 5:00 atau beda sudut 150°

DAYA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI.


1.1. DAYA PENGENAL.
Nilai-nilai daya pengenal yang lebih disukai dalam SPLN 8° : 1978 IEC 76 – 1 (1976)
seperti dibawah ini sedang yang bertanda * adalah nilai-nilai standar PLN.

kVA KVA KVA

5 25* 200*
6,3 31,5 250*
8 40 315*
10 50* 400*
12,5 63 500*
16* 80 500*
20 100* 630*
125 630*

Transformator HS - 19
800*
160* 1000*
1250*
1600* dst

Catatan :
Nilai-nilai dalam tabel diatas berlaku bagi transformator fasa tiga dan fasa tunggal. Bagi
transformator fasa tunggal yang akan dipasang pada bangku fasa tiga, nilainya seperti
dari nilai-nilai tercantum dalam tabel diatas.

Pembebanan Transformator :
Pembebanan transformator dilaksanakan sesuai dengan SPLN 17° : 1979 (Publikasi IEC
354.1972) lampiran dan SPL 17 : 1979 masing-masing tentang Pedoman Pembebanan
Transformator Terendam minyak dan Pedoman Penerapannya. Nilai-nilai beban yang
tercantum dalam tabel 1 s/d x dari lampiran A menunjukkan dimungkinkannya
pembebanan lebih pada suhu sekitar dan jangka waktu tertentu. Dengan nilai-nilai
tersebut transformator dijamin tidak mengalami susut umur (umur transformator tetap
sesuai dengan disain) karena pengaruhnya dengan isolasi sama dengan transformator
yang bekerja pada daya pengenal dan suhu sekitar 20 C, sehingga suhu tidak panas pada
lilitan mencapai 98 C. Dengan demikian untuk menguji pemamfaatan Publikasi IEC 354
(1872 tersebut, maka umur transformator perlu ditetapkan yaitu selama 20 tahun
atau7300 hari, sehingga transformator akan mempunyai susut normal (normal loss of life)
O, 0137 % perhari

Catatan :
Dalam SPLN 17 A ; 1979, lampiran A, sub ayat 2.2. diberikan pengertian dan contoh
perhitungan mengenai susut umur (use of life) sbb :
Dengan dibebaninya transformator pada daya pengenal dan suhu sekitar 20 C, maka
transformator akan mengalami pemburukan isolasi dan karenanya mengalami susut umur
yang normal, sehingga umur transformator sesuai dengan desain, misalnya 30 tahun.

Transformator HS - 20
Dibawah ini adalah tabel susut umur sebagai fungsi dari suhu titik panas 0c :
Oc Susut Umur

80
0,125
86
0,25
92
0,5
98
1,0
104
2,0
110
4,0
116
8,0
122
16,0
128
32,0
134
64,0
140
128,0

Contoh 1 :
Transformator dibebani 10 jam pada 0c = 104 C dan 14 jam pada 0c = 86 C. Susut
umurnya = 10 x 2 + 14 x 0,25 = 23,5 jam umur selama 24 jam (harian). Karena masih
kurang dari 24 jam, transformator tidak mengalami kenaikan susut umur, sehingga tetap
sesuai dengan desain (tabel 1 s/d x )

Contoh 2 :
Transformator dibebani 4 jam pada 0c = 110 (pada beban puncak) dan 20 jam pada 0c =
90 C. Susut umurnya = 4 x 4 + 20 x 0,9 ( intrapolasi ) = 24 jam umur, selama 24 jam. Ini
juga berarti mengalami susut umur yang normal tabel 1 s/d x

Contoh 3 :
Transformator dibebani 12 jam pada suhu 0c 104 C dan 12 jam pada 0c = 90 C. Susut
umurnya = 12 x 2 + 12 x 1 = 36 jam umur, selama 24 jam. Ini berarti susut umurnya
normal, sehingga umurnya menjadi 2/3 x 30 tahun = 20 tahun.

Transformator HS - 21
PLN menetapkan nilai maksimum bagi rugi total ( dalam % terhadap daya pengenal),
yaitu rugi besi dan tembaga pada 75 C faktor daya 1,0 dan beban 100 %

Tabel-Rugi total maximum


Fasa Tunggal Fasa Tiga
25 50 50 100 160 200 250 315 400 500 630
2,21 1,75 800 1000 1250 1600
2,2 2,07 1,76 1,71 1,56 1,48 1,37 1,32 1,24
1,52 1,44 1,42 1,33

TEGANGAN PENGENAL DAN PENYADAPNYA (TEGANGAN PRIMER).


Tegangan primer ditetapkan sesuai dengan tegangan nominal sistem pada jaringan
tegangan menengah (JTM) yang berlaku dilingkungan PLN, 6 kv dan 20 kv. Dengan
demikian ada tiga macam transformator yang dibedakan tegangan primernya, yaitu :
a). Transformator bertegangan primer 6 kv ;
b). Transformator bertegangan primer 20 kv
c). Transformator bertegangan primer 6 kv dan 20 kv, yang dapat dipindahkan dengan
sebuah pemindahan tegangan (komutator). Transformator bertegangan ganda ini
dibuat dengan kapasitas 100 kVA sampai dengan 630 kVA

Catatan :
Pada sistem distribusi fasa tiga, 4 kawat maka transformator fasa tunggal yang dipasang
tentunya mempunyai tegangan pengenal 20 kV/V3 = 12 kV. Karena SPLN 1 : 1978
menetapkan tegangan nominal sistem 20 kV, maka masih perlu dipasang transformator
fasa tunggal dengan tegangan pengenal 12 kV

Tegangan sekunder :
Tegangan sekunder ditetapkan tanpa disesuaikan dengan tegangan nominal sistem pada
jaringan tegangan rendah (JTR) yang berlaku dilingkungan PLN ( 127 & 220 V untuk

Transformator HS - 22
sistim fasa tunggal dan 127/220 V dan 220 / 380 V untuk sistem fasa tiga, yaitu : 133 /
231 V dan 231 / 400 V pada kedaaan tanpa beban)

Tabel-Komposisi Sistem Tegangan


Daya
TP/TS1+ TS 2TP / TS 2TP/TS1+
Pengenal ITP/TS 1 ITP/TS 2 2TP/TS 1
2 2 Ts2
KVA

16
* * * * * *
25
* * * * * *
50
* * * * * *
100
* * * * * *
160
* * * * * *
200
* * * * * *
250
* * * * * *
315
* * * * * *
400
* * * * * *
500
* * * * * *
630
* * * * * *
800
+ * + + + +
1000
+ * + + + +
1250
+ * + + + +
1600
+ * + + + +

Keterangan :

1 TP : Tegangan Primer Tunggal


2 TP : Tegangan Primer Ganda
TS 1 : Tegangan Sekunder 133/231 V
TS 2 : Tegangan Sekunder 231/400V
TS 1 + TS 2 : Tegangan Sekunder Ganda Dapat Bekerja Ganda
 : Dinyatakan Sebagai Standar Dilingkungan PLN
+ : Belum standar, dipesan sesuai kebutuhan

Penyadapan :
Ada tiga macam penyadapan tanpa beban, yaitu :
(a). Sadapan tanpa beban (STB) tiga langkah : 21, 20, 19 kV.
(b). Sadapan tanpa beban lima langkah : 22, 21, 20, 19, 18 kV.

Transformator HS - 23
(c). Sadapan tanpa beban lima langkah : 21; 20,5; 20; 19,5; 19 kV.

Penyadapan dilakukan dengan pemgubah sadapan (komotator) pada keadaan tampa


beban pada sisi primer.
Catatan :
Nilai-nilai tegangan sadapan, khususnya penyadap utama (principle tapping), adalah
nilai-nilai yang bersesuaian dengan besaran-besaran pengenal (arus, tegangan ,daya)
sebagaimana didefenisikan dalam publikasi IEC 76 – 1 (1976) sub. Ayat 3, 5, 1, 1.

1.4. TINGKAT ISOLASI DASAR


Tingkat isolasi dasar (TID) bagi transformator distribusi telah ditetapkan dalam SPLN 7 :
1978, yaitu 125 kV

Karateristik Elektris
Tabel berikut ini adalah estándar PLN, kecuali nilai rugi besi dan temabaga, arus
beban nol, efesiensi serta pengaturan tegangan yang hanya merupakan contoh.

KERJA PARALEL TRANSFORMATOR


4.1. Pengertian Kerja Paralel
Hubungan paralel dua buah trafo sering dilakukan yaitu apabila tenaga yang
ditransformasikan lebih besar dari pada kapasitas (kemampuan) dari suatu trafo yang
sudah terpasang, sehingga diperlukan sebuah trafo yang lain. Sebagai contoh, apabila
kita ingin menyalurkan tenaga sebesar 1000 KVA melalui sebuah trafo yang
kapasitasnya hanya 500 KVA, maka diperlukan sebuah trafo lain yang dihubungkan
paralel dengan trafo yang sudah ada.

Pengertian hubungan paralel dua buah trafo disebut paralel apabila tegangan primer dua
buah trafo berasal dari suatu tegangan yang sama (sumber yang sama) sehingga sisi
sekunder trafo dihubungkan satu dengan lain.

Transformator HS - 24
Primer

Ip1 Ip2
1E1 2E1

Trafo 1 Trafo 2

1e2 2e2
S

Sekunder

4.2. Syarat Kerja Paralel.


4.2.1. Perbadingan transformasi kedua trafo tersebut harus sama. Perbandingan
transformator.
a =Ehe .P:/Eph .S.
Tegangan primer dari masing-masing trafo pada gambar adalah IE1, dan 2E1 adalah
sama besarnya apabila sisi sebelum sekunder kita hubungkan dengan saklar S, kita ukur
tegangan induksi sekunder masing-masing trafo (beban nol) dengan hasil yang sama
maka berarti perbandingan transformasi kedua trafo adalah sama, demikian pula
sebaliknya bila kedua trafo mempunyai tegangan induksi sekunder tidak sama, berarti
perbandingan transformasi trafo tidak sama.

Dalam hal yang pertama ( a sama ) maka bila kedua trafo dihubungkan paralel (sisi
primer dan sekunder) maka dalam keadaan beban nol maupun berbeban pada kedua sisi
sekunder tidak akan mengalir arus sirkulasi Is. Sebalikmya apabila kedua trafo
mempunyai perbandingan transformasi tidak sama , maka pada keadaan paralel pada sisi
sekunder kedua trafo akan mengaIir suatu arus sirkulasi yang akan mempengaruhi sisi
primer juga.

Trafo Da1am Keadaan Beban Nol


- Tegangan phasa pada sisi sekunder trafo 1. T1,
- Tegangan phasa pada sisi sekunder trafo 11 .T2.

Transformator HS - 25
Kalau perbandingan ttansformator T1, dan T2 sama, maka :
Eph.T1 =Eph.T2  Eph.T1 = Eph.T2 = O  E=0

maka arus sirkulasi (Is) = =0A

Arus sirkulasi merupakan beban tambahan didalam trafo tidak dapat dibebani penuh.

CATATAN :
- Perbedaan transformasi pada umumnya diperbolehkan tidak melebihi dari 0,5%
- Transformator yang sama memberikan tegangan jepit yang sama pada trfo.
- Perbandingan transformasi dapat berubah karena pengaturan tegangan ( tap changer).

Contoh Trafo I : a = =5

Trafo II : a = = 4,92

Perbedaan 5 – 4,92 = 0,08

= x 100 % = 1,6 % lebih besar dari 0,5 %

4.2.2. Prosentasi impedansi ( % Z ) sama.

Z% = x 100 %  Z =

I = Arus beban penuh (sekunder dihubung singkat) .


Z = Impedansi sekunder.
V = Tegangan jepitan pada sisi sekunder beban trafo penuh (sekunder dihubung
singkat dan primer diberi tegangan sedemikian sehingga pada sekunder mengalir
arus beban penuh).
Jadi Z %= Hilang tegangan ( drop voltage) pada impedansi trafo.

Catatan :
- Prosentasi impedansi yang sama trafo yang bekerja paralel dapat berbeban.
- Pembebanan trafo berbanding berbalik dengan % Z nya.
- Seyogyanya trafo dengan % Z- kecil, dipilih kapasitasnya ( KVA) besar.

Transformator HS - 26
- Pada umumnya perbedaan % tidak melebihi 10 %.

4.2.3. Perbandingan daya tidak dibebani.


Misalkan perbandingan daya 1 : 3 begitu pula % Z nya, maka kalau beroperasi
paralel, trafo yang berkapasitas besar.hanya memberi 1/3 dari kapasitasnya sendiri.
Jadi trafo yang berkapasitas besar, dalam hal ini akan memberikan efisiensi yang
terlalu rendah.

4.2.4. Vek-tor group yang sama.


Vektor group yang sama memudahkan untuk menyambung terminal trafo (terminal
phasa a trafo dihubungkan dengan rel a). Hubungan kumparan primer dan sekunder
tegangan tinggi. Y-Y, Y-D, D-Y, D-D,

CARA : MENYAMBUNG TERMINAL TRAFO.


Untuk primer dalam sambungan Iangsung ( sambungan nominal ) yaitu :
Phase A -jam 12
Phase B -jam 4 A B C
Phase C jam 8 12 4 8

Pada sekunder
Phase a - jam 5.
Phase b -jam 9 a b c
Phase c -jam 1 5 9 1

Untuk primer dalam sambungan tidak langsung ( berlawanan) yaitu :


Phase A -jam 8
Phase B -jam 4 A B C
Phase C -jam 12 8 4 12

Maka pada sekunder :

Transformator HS - 27
Phasa a – jam 3
Phasa b -jam 11 a b c
Phasa c -jam 7 3 11 7

- Untuk bilangan jam yang sama.


- Primer ( sisi tegangan tinggi) dalam sambungan langsung.

- Primer (sisi tegangan tinggi) dalam sambungan berlawanan atau tidak


langsung.

Dibawah ini primer T1 disambung langsung, tetapi T2 disambung berlawanan.

Transformator HS - 28
Jadi dengan perubahan atau dengan penukaran sambungan terminal salah satu trafo
( dalam hal T2) pada primernya maka sekunder kedua trafo mempunyai bilangan jam
yang sama. T1, dan T2; Dapat beke;ja paralel.

4.2.6. PEMERIKSAAN TEGANGAIN PARALEL


Kedua sisi tegangan trafo sudah masuk rel, tetapi dalam keadaan beban nol, sisi tegangan
rendah diukur Va-a = 0, Vb – b = 0, Vc-c = 0, Maka kedua trafo dapat disambung
paralel.

Catatan :
Gardu induk 70/30 kV, dengan kapasitas 3 trafo yang bekerja paralel masing-masing
dengan :
Trafo I : 30 mVA, prosentasi ini impedansi 15 %
Trafo II : 20 mVa, prosentase ini impedansi 8 %
Trafo III : 20 mVa, prosentase ini impedansi 10 %

Trafo II behan penuh


Beban penuh trafo I : 8/15 X 30 mVA = 16 MVA
Beban penuh trafo II : 8/8 X 20 mVA = 20 MVA
Beban penuh trafo III: 8/10 X 20 mVA = 16 MVA
Beban penuh gardu.

Transformator HS - 29
PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK TEGANGAN TINGGI
1.1. Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan.
Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses
kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang
menyebabkan kerusakan.

Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin


kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :
a. Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency.
b. Untuk memperpanjang umur peralatan.
c. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.
d. Meningkatkan Safety peralatan.
e. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.

Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah
pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan isolasi minyak (cair).
Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus, dari demikian isolasi
merupakan bagian yang terpenting dan sangat menentukan umur dari peralatan. Untuk itu
kita harus memperhatikan / memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap
isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi. Dalam pemeliharaan peralatan listrik
tegangan tinggi kita membedakan antara pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat,
meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian,
koreksi / resetting serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam.

Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh operator atau petugas patroli
setiap hari dengan sistem check list atau catatan saja. Sedangkan pemeliharaan
harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan

Jenis-jenis Pemeliharaan.
Jenis–jenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut :

Transformator HS - 30
Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang
dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan
kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi
kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai
adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak
beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa.
Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base
Maintenance ).

Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang


dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk
mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan
ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari
pabrik, standar-standar yang ada ( IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di
lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time
Base Maintenance ).

Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada


waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah
pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi
semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga
Curative Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian
yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana.

Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan


mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat. Pelaksanaan pemeliharaan
peralatan dapat dibagi 2 macam :
1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator atau
petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO – Gardu Induk Tanpa
Operator).

Transformator HS - 31
2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.

Pemeliharaan Trafo Tenaga.


1. Pemeliharaan transformator yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas
operator setiap hari untuk Gardu Induk yang dijaga atau petugas patroli pada Gardu
Induk yang tidak dijaga dan dilaksanakan setiap minggu (Jadwal Mingguan) dalam
keadaan operasi.

Transformator HS - 32
2. Pemeliharaan transformator yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas
Pemeliharaan setiap bulan untuk Gardu Induk yang dijaga maupun Gardu Induk yang
tidak dijaga.

Transformator HS - 33
2. Pemeliharaan transformator yang berupa pemeriksaan, pengukuran dan
pengujian dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun untuk Gardu Induk
yang dijaga maupun Gardu Induk yang tidak dijaga.

Transformator HS - 34
Transformator HS - 35
Transformator HS - 36
--oo0oo--

Transformator HS - 37

Anda mungkin juga menyukai