Trafo yang umum dipergunakan untuk sistem distribusi adalah trafo 3 fasa dan satu fasa
sedangkan trafo tiga fasa merupakan trafo yang paling banyak dipakai, Menurut jenisnya
trafo dibedakan :
1. Over head transformer.
2. Underground transformer.
Transformator Konvensional
Trafo konvensional tidak memiliki alat pengaman seperti arester, pengaman beban lebih
sebagai suatu kesatuan unit trafo. namun alat alat pengaman tersebut di dapat dan
dipasang secara terpisah
Untuk nilai pengenal (rating) yang tidak terlalu besar tipe konvesional adalah dalam
bentuk pasangan tiang, sedang untuk rating yang besar ditempatkan pada gardu distribusi.
Transformator HS - 1
Trafo distribusi tipe CSP ini memiliki pengaman sebagai kesatuan unit trafo pengaman
yang terdapat adalah pengaman terhadap gangguan surja petir dan surja hubung,
pengaman beban lebih dan pengaman hubung singkat. Selain itu trafo ini juga dilengkapi
dengan lampu merah peringatan yang akan menyala bila temperatur kumparan melebihi
batas yang di ijinkan untuk isolasinya. Kondisi ini apabila tidak diambil tindakan dan
temperatur mencapai batas bahaya maka CB ( circuit breaker ) akan bekerja membuka.
Apabila diperlukan CB dapat diset pada posisi darurat untuk melakukan beban lebih
sementara.
Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Ia
dirancang dengan standard rekayasa yang tinggi untuk menjamin pelayanan kontinuitas
catu daya. Transformator dengan rating 5000 hingga 10.000 KVA tersedia dalam sistem
Transformator HS - 2
3 fasa dengan pendinginan sendiri atau dengan tambahan pendinginan udara. Dalam
operasi umumnya, transformator daya ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan
kebutuhan untuk sistem pengaman/proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV
ditanahkan secara langsung disisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan
dengan tahanan disisi netral 20 kV. Contoh transformator daya ditunjukkan pada gambar
10.
KONSTRUKSI UMUM
Transformator HS - 3
KONSTRUKSI DAN BAHAN TANGKI PENDINGIN
Tangki-tangki transformator terbuat dari baja yang di las dan merupakan pelindung yang
kokoh bagi inti dan belitan.
Transformator HS - 4
bahanya dibuat dari baja alloy atau baja silicon yang mempunyai sifat resistansi yang
tinggi dan histerisis yang kecil.
Tebal plat ini berkisar antara 0,35 - 0,5 mm, tergantung besar kecilnya kapasitas trafo.
Untuk menghindari/mengurangi adanya arus pusar (Eddy current), maka antara plat satu
dengan yang lainnya diberi semacam lapisan isolasi (vernish) yang tahan terhadap suhu
tinggi. Lapisan ini harus ditekan (press) untuk menghilangkan adanya celah udara antara
plat yang satu dengan yang lainnya yang dapat menimbulkan suara keras pada waktu
trafo kerja (operasi).
Untuk memudahkan pemasangan kumparan (coil) maka penampang inti dibuat berbentuk
bulat dengan susunan sebai gambar dibawah ini.
Transformator HS - 5
K O NS TRUK S I DAN BAH AN LILIT AN
Kumparan terdiri dari suatu penghantar dan isolasi yang menpunyai tegangan tembus
yang tinggi dan tahan terhadap suhu yang tinggi pula. Konduktor terbuat dari
allumunium. Pada umumnya digunakan tembaga yang memiliki keuntungan-
keuntungan :
a. Tahanan jenis kecil 0,0175 Ω mm2 /m.
b. Kekuatan mekanis yang lebih besar dari allumunium.
c. Tahan terhadap korosi dari atmosfir.
d. Titik cair atau lebur lebih tinggi (1083°C).
e. Mudah pengerjaanya : dibengkokan, diratakan, dibor, dipres, disolder, dilass dsb.
Pada transformator daya yang berkapasitas besar, kumparan dan intinya direndam dalam
minyak transformator yang selain berfungsi sebagai pemindah panas, juga bersifat
sebagai isolasi.
Transformator HS - 6
Dua macam konstruksi dari kumparan
1. Consentric winding
Kumparan berbentuk silinder, kumparan tegangan rendah diletakkan berdekatan dengan
inti, sedang kumparan tegangan tinggi disebelah luarnya. Antara keduanya terdapat
semacam isolasi kertas bakelit yang tahan terhadap tegangan yang tinggi (kv/cm) dan
suhu yang tinggi. Kumparan tegangan tinggi penampang (q) kecil jumlah lilitan (N)
banyak, isolasi lebih baik. Kumparan tegangan rendah : q besar, N lebih sedikit, isolasi
sesuai dengan tegangan.
2. Sandwich winding
Kumparan tegangan rendah dan kumparan tegangan tinggi dibuat saling menumpuk dan
diantaranya terdapat satu isolasi kertas bakelit.
Transformator HS - 7
tinggi bushing harus memenuhi syarat titik tembus. Bahan utama untuk bushing adalah
dari bahan keramik. Dan pada bushing tegangan tinggi biasanya dilengkapi arcing horn.
Beberapa contoh konstruksi bushing.
Akibat rugi-rugi besi dan tembaga, pada inti dan kumparan transformator akan menjadi
panas. Panas tersebut dapat mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, hal ini dapat
merusak isolasi (di dalam transformator). Untuk mengurangi kenaikan suhu yang
berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk
Transformator HS - 8
menyalurkan panas keluar transformator. Media yang dipakai pada sistem pendingin
dapat berupa Udara, minyak, Air dan sebagainya. Sedang pengalirannya dapat dengan
cara, Alamiah atau tekanan/paksaan. Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat
adanya perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media
tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang luas antara media
(minyak-udara/gas), dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator).
Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara alamiah di atas dapat
dilengkapi dengan peralatan sirkulasi menggunakan pompa-pompa minyak, udara dan
sebagainya.
Transformator HS - 9
ANSI dan IEEE memberikan klas pendingin pada masig-masing transformator
yangdicantumkan pada nameplate trafo. Huruf-huruf kelas menunjukkan atmosfir dan
tipe-tipe pendingin. Pada beberapa transformator terdapat lebih dari satu klas
pendinginan. Huruf A menunjukkan ”Air” (Udara), FA udara paksa (fans), ”O”
menunjukkan minyak. FO menunjukkan minyak paksa (pompa), sedang G menunjukkan
Gas dan W menunjukkan Water/Oil heat exchanger.
AN : Pendingin alam (natural cooling) oleh sirkulasi udara sekitarnya tanpa alat-alat
khusus. Inti dan kumparan trafo terbuka, tanpa minyak. Sistim ini digunakan untuk
trafo-trafo kecil dan bertegangan rendah, misalnya step-up trafo dirumah-rumah.
AA : adalah transformator dengan pendinginan sendiri dan diberi ventilasi. Ini berarti
bahwa terdapat ventilasi yang diletakkan pada dinding penutup transformator.
Tidak terdapat fan atau udara paksa
AFA: transformator pendinginan sendiri (A) dan pendingin tambahan melalui sirkulasi
udara paksa (FA).
Transformator HS - 10
AF : Pendinginan oleh udara (air blast) langsung yang dihasilkan oleh fan (kipas
angin). Sistim ini juga tidak mengunakan minyak.
ON : Pendingin minyak (oil immersed) disertai pendingin alam (natural cooling). Panas
yang ditimbulkan oleh inti dan kumparan diteruskan melalui minyak kedinding
trafo yang kemudian didinginkan oleh udara luar sekitarnya . Keuntungan cara hal
ini adalah bahwa kotoran-kotoran (debu) semua uap air tidak masuk pada inti dan
kumparan maupun minyak trafo. Sistim ini digunakan untuk trafo tenaga yang
lebih dari 10 kVA.
OF : Sistim ini adalah sama dengan hembusan sistim ON yang dilengkapi dengan
hembusan angin dari fan pada dinding trafo.
OFN : Pendinginan ini sama dengan sistim ON, tetapi untuk sirkulasi minyaknya melalui
radiator mengunakan suatu cara. Pada sistim ini tidak ada fan.
OFAN : Adalah sistim OFN yang dilengkapi hembusan angin dari fan. Digunakan
untuk trafo-trafo yang berkapasitas besar.
ONAN: Gabungan dari pendinginan minyak dengan pendinginan udara sirkulasi pada
dinding luar radiator tanpa fan .
Transformator HS - 11
Macam-macam sistem pendingin transformator berdasarkan media dan cara
pengalirannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Pengubah Tap.
Adalah alat perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi
sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan yang berubah-ubah.
Pengubah tap yang hanya dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam
keadaan berbeban disebut “ON-Load Tap changer” dan dapat dioperasikan secara manual
atau otomatis. Secara skematik pengubah tap ini ditunjukkan pada gambar di bawah.
Transformator HS - 12
Bila karena perubahan beban sehingga tegangan pada sistem berubah, maka pengubah tap
ini harus kita sesuaikan. Urutan pengubahan tap dapat ditunjukkan pada gambar di
bawah.
Transformator HS - 13
Alat pernafasan.
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu
minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi,
minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak ke luar dari dalam
tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan
masuk ke dalam tangki. Proses ini disebut pernafasan trafo.
Radiator
Radiator berfungsi sebagai alat pendingin dari trafo. Minyak trafo yang panas
mempunyai berat jenis yang rendah, sehingga berada dibagian atas ; kemudian masuk
kebagian atas dari pipa radiator. Didalam radiator minyak didinginkan oleh udara luar
atau angin. Minyak turun dari bagian atas pipa masuk bak trafo bagian bawah (lihat arah
panah gambar didepan). Pada trafo-trafo kecil radiator diganti dengan sirip-sirip (ribbon)
yang fungsinya memperluas permukaan dinding trafo sehingga pendinginan lebih baik /
sempurna.
Conservator :
Apabila suatu trafo mempunyai beban yang tinggi atau kenaikan suhu udara luar, maka
minyak trafo akan mengembang. Pengembangan minyak ini diterima oleh Conservator
expansion tank. Udara diatas permukaan minyak didalam conservator terdesak keluar
melalui silica-gel dan alat pernapasan udara (air breather) apabila minyak trafo dingin,
maka udara dari luar akan masuk melalui alat pernapasan, silica-gel dan kembali ke
conservator. Tinggi rendahnya minyak didalam conservator dapat dilihat dalam gelas
pendingin yang menempel pada conservator tersebut.
Transformator HS - 14
Untuk menghindari hubungan langsung antara bagian dalam dari trafo dengan udara luar
maka didalam alat pernafasan diberi minyak trafo. Hal ini juga untuk dimaksud untuk
menjaga agar udara yang masuk dari luar tidak mengandung kotoran-kotoran (debu), uap
air dll.
Indikator.
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, perlu adanya indikator sebagai berikut :
- Indikator suhu minyak
- Indikator permukaan minyak
- Indikator sistem pendingin.
- Indikator kedudukan tap.
- Dan sebagainya.
Terminal pada sisi tegangan tinggi diberi label hurup kapital seperti A, B, dan C. sedang
pada sisi tegangan rendah diberi hurup kecil seperti a, b dan c. Polaritas terminal ditandai
dengan index 1 dan 2. Label terminal ini ditunjukkan pada gambar 7.
Transformator HS - 15
Hubungan bintang dibentuk pada masing-masing sisi dengan menghubungkan terminal
berindex 1, seperti pada gambar 8.a, dan bentuk fasornya ditunjukkan pada gambar 8.b.
Dari gambar ini terlihat bahwa beda fasa antara primer dan sekunder adalah 0. Sehingga
hubungan ini disebut juga Yy0. Bila lilitan pada sekunder dibalik akan diperoleh
hubungan dengan beda fasa 180.
Hubungan ini ditunjukkan pada gambar 9. Bila beda fasa antara primer dan sekunder 0,
hubungan ini disebut Dd0. Beda fasa antara tegangan primer dan sekunder dapat juga
dibuat 180, dengan membentuk hubungan segitiga a2b1, b2c1 dan c2a1.
Transformator HS - 16
Berdasarkan perbedaan sudut (letak) antara tegangan jepitan primer dengan tegangan
jepitan sekunder (yang dihubung keluar) dari setiap phasa, maka hubungan trafo tiga
phasa dibagi menjadi golongan atau group. Group tersebut dinyatakan dalam penunjukan
jam, dengan anggapan :
Sisi primer = Sisi tegangan tinggi = jarum panjang sisi sekunder
Sisi tegangan rendah = jarum pendek.
Transformator HS - 17
Gambar 25. Vektor group
Pemberian huruf dari kiri kekanan dengan menghadap pada sisi tegangan tinggi.
Pada sisi tegangan rendah : U-V-W.
Pada sisi tegangan rendah : u-v-w
2. Bila tegangan induksi dalam phasa tegangan tinggi U - X dalam arah dari U ke X
suatu saat yang sama arahnya dari u ke x. ini menunjukan bahwa polaritetnya adalah
a; adiditive (penjumlahan)
2. Sudut pergeseran dinyatakan dengan jarum jam. Vektor tegangan tinggi menunjuk
jam 12 : 00 (00:00) dan vektor tegangan-tegangan rendah sebagai jarum pendek
(penunjuk).
Misalnya ; Y d 11 artinya :
a. Sisi tegangan tinggi dalam hubungan bintang.
b. Sisi tegangan rendah dalam hubungan segi tiga/delta.
Transformator HS - 18
c. Pergeseran sudut : + 330 atau menunjuk jam 11:00
Pada hubungan segitiga arah jarum ditentukan oleh garis yang menghubungkan antara
titik berat segi tiga dengan masing-masing titik keluarnya (X ; Y atau Z ). Apabila vektor
primer dan sekunder kita jadikan satu sehingga titik bintang primer berimpit dengan titik
berat sekunder, maka apabila U-X dianggap jarum panjang dan x-o jarum pendek, akan
menunjuk suatu jam 5:00 atau beda sudut 150°
5 25* 200*
6,3 31,5 250*
8 40 315*
10 50* 400*
12,5 63 500*
16* 80 500*
20 100* 630*
125 630*
Transformator HS - 19
800*
160* 1000*
1250*
1600* dst
Catatan :
Nilai-nilai dalam tabel diatas berlaku bagi transformator fasa tiga dan fasa tunggal. Bagi
transformator fasa tunggal yang akan dipasang pada bangku fasa tiga, nilainya seperti
dari nilai-nilai tercantum dalam tabel diatas.
Pembebanan Transformator :
Pembebanan transformator dilaksanakan sesuai dengan SPLN 17° : 1979 (Publikasi IEC
354.1972) lampiran dan SPL 17 : 1979 masing-masing tentang Pedoman Pembebanan
Transformator Terendam minyak dan Pedoman Penerapannya. Nilai-nilai beban yang
tercantum dalam tabel 1 s/d x dari lampiran A menunjukkan dimungkinkannya
pembebanan lebih pada suhu sekitar dan jangka waktu tertentu. Dengan nilai-nilai
tersebut transformator dijamin tidak mengalami susut umur (umur transformator tetap
sesuai dengan disain) karena pengaruhnya dengan isolasi sama dengan transformator
yang bekerja pada daya pengenal dan suhu sekitar 20 C, sehingga suhu tidak panas pada
lilitan mencapai 98 C. Dengan demikian untuk menguji pemamfaatan Publikasi IEC 354
(1872 tersebut, maka umur transformator perlu ditetapkan yaitu selama 20 tahun
atau7300 hari, sehingga transformator akan mempunyai susut normal (normal loss of life)
O, 0137 % perhari
Catatan :
Dalam SPLN 17 A ; 1979, lampiran A, sub ayat 2.2. diberikan pengertian dan contoh
perhitungan mengenai susut umur (use of life) sbb :
Dengan dibebaninya transformator pada daya pengenal dan suhu sekitar 20 C, maka
transformator akan mengalami pemburukan isolasi dan karenanya mengalami susut umur
yang normal, sehingga umur transformator sesuai dengan desain, misalnya 30 tahun.
Transformator HS - 20
Dibawah ini adalah tabel susut umur sebagai fungsi dari suhu titik panas 0c :
Oc Susut Umur
80
0,125
86
0,25
92
0,5
98
1,0
104
2,0
110
4,0
116
8,0
122
16,0
128
32,0
134
64,0
140
128,0
Contoh 1 :
Transformator dibebani 10 jam pada 0c = 104 C dan 14 jam pada 0c = 86 C. Susut
umurnya = 10 x 2 + 14 x 0,25 = 23,5 jam umur selama 24 jam (harian). Karena masih
kurang dari 24 jam, transformator tidak mengalami kenaikan susut umur, sehingga tetap
sesuai dengan desain (tabel 1 s/d x )
Contoh 2 :
Transformator dibebani 4 jam pada 0c = 110 (pada beban puncak) dan 20 jam pada 0c =
90 C. Susut umurnya = 4 x 4 + 20 x 0,9 ( intrapolasi ) = 24 jam umur, selama 24 jam. Ini
juga berarti mengalami susut umur yang normal tabel 1 s/d x
Contoh 3 :
Transformator dibebani 12 jam pada suhu 0c 104 C dan 12 jam pada 0c = 90 C. Susut
umurnya = 12 x 2 + 12 x 1 = 36 jam umur, selama 24 jam. Ini berarti susut umurnya
normal, sehingga umurnya menjadi 2/3 x 30 tahun = 20 tahun.
Transformator HS - 21
PLN menetapkan nilai maksimum bagi rugi total ( dalam % terhadap daya pengenal),
yaitu rugi besi dan tembaga pada 75 C faktor daya 1,0 dan beban 100 %
Catatan :
Pada sistem distribusi fasa tiga, 4 kawat maka transformator fasa tunggal yang dipasang
tentunya mempunyai tegangan pengenal 20 kV/V3 = 12 kV. Karena SPLN 1 : 1978
menetapkan tegangan nominal sistem 20 kV, maka masih perlu dipasang transformator
fasa tunggal dengan tegangan pengenal 12 kV
Tegangan sekunder :
Tegangan sekunder ditetapkan tanpa disesuaikan dengan tegangan nominal sistem pada
jaringan tegangan rendah (JTR) yang berlaku dilingkungan PLN ( 127 & 220 V untuk
Transformator HS - 22
sistim fasa tunggal dan 127/220 V dan 220 / 380 V untuk sistem fasa tiga, yaitu : 133 /
231 V dan 231 / 400 V pada kedaaan tanpa beban)
16
* * * * * *
25
* * * * * *
50
* * * * * *
100
* * * * * *
160
* * * * * *
200
* * * * * *
250
* * * * * *
315
* * * * * *
400
* * * * * *
500
* * * * * *
630
* * * * * *
800
+ * + + + +
1000
+ * + + + +
1250
+ * + + + +
1600
+ * + + + +
Keterangan :
Penyadapan :
Ada tiga macam penyadapan tanpa beban, yaitu :
(a). Sadapan tanpa beban (STB) tiga langkah : 21, 20, 19 kV.
(b). Sadapan tanpa beban lima langkah : 22, 21, 20, 19, 18 kV.
Transformator HS - 23
(c). Sadapan tanpa beban lima langkah : 21; 20,5; 20; 19,5; 19 kV.
Karateristik Elektris
Tabel berikut ini adalah estándar PLN, kecuali nilai rugi besi dan temabaga, arus
beban nol, efesiensi serta pengaturan tegangan yang hanya merupakan contoh.
Pengertian hubungan paralel dua buah trafo disebut paralel apabila tegangan primer dua
buah trafo berasal dari suatu tegangan yang sama (sumber yang sama) sehingga sisi
sekunder trafo dihubungkan satu dengan lain.
Transformator HS - 24
Primer
Ip1 Ip2
1E1 2E1
Trafo 1 Trafo 2
1e2 2e2
S
Sekunder
Dalam hal yang pertama ( a sama ) maka bila kedua trafo dihubungkan paralel (sisi
primer dan sekunder) maka dalam keadaan beban nol maupun berbeban pada kedua sisi
sekunder tidak akan mengalir arus sirkulasi Is. Sebalikmya apabila kedua trafo
mempunyai perbandingan transformasi tidak sama , maka pada keadaan paralel pada sisi
sekunder kedua trafo akan mengaIir suatu arus sirkulasi yang akan mempengaruhi sisi
primer juga.
Transformator HS - 25
Kalau perbandingan ttansformator T1, dan T2 sama, maka :
Eph.T1 =Eph.T2 Eph.T1 = Eph.T2 = O E=0
Arus sirkulasi merupakan beban tambahan didalam trafo tidak dapat dibebani penuh.
CATATAN :
- Perbedaan transformasi pada umumnya diperbolehkan tidak melebihi dari 0,5%
- Transformator yang sama memberikan tegangan jepit yang sama pada trfo.
- Perbandingan transformasi dapat berubah karena pengaturan tegangan ( tap changer).
Contoh Trafo I : a = =5
Trafo II : a = = 4,92
Z% = x 100 % Z =
Catatan :
- Prosentasi impedansi yang sama trafo yang bekerja paralel dapat berbeban.
- Pembebanan trafo berbanding berbalik dengan % Z nya.
- Seyogyanya trafo dengan % Z- kecil, dipilih kapasitasnya ( KVA) besar.
Transformator HS - 26
- Pada umumnya perbedaan % tidak melebihi 10 %.
Pada sekunder
Phase a - jam 5.
Phase b -jam 9 a b c
Phase c -jam 1 5 9 1
Transformator HS - 27
Phasa a – jam 3
Phasa b -jam 11 a b c
Phasa c -jam 7 3 11 7
Transformator HS - 28
Jadi dengan perubahan atau dengan penukaran sambungan terminal salah satu trafo
( dalam hal T2) pada primernya maka sekunder kedua trafo mempunyai bilangan jam
yang sama. T1, dan T2; Dapat beke;ja paralel.
Catatan :
Gardu induk 70/30 kV, dengan kapasitas 3 trafo yang bekerja paralel masing-masing
dengan :
Trafo I : 30 mVA, prosentasi ini impedansi 15 %
Trafo II : 20 mVa, prosentase ini impedansi 8 %
Trafo III : 20 mVa, prosentase ini impedansi 10 %
Transformator HS - 29
PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK TEGANGAN TINGGI
1.1. Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan.
Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses
kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang
menyebabkan kerusakan.
Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah
pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan isolasi minyak (cair).
Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus, dari demikian isolasi
merupakan bagian yang terpenting dan sangat menentukan umur dari peralatan. Untuk itu
kita harus memperhatikan / memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap
isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi. Dalam pemeliharaan peralatan listrik
tegangan tinggi kita membedakan antara pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat,
meraba serta mendengar) dalam keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian,
koreksi / resetting serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam.
Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh operator atau petugas patroli
setiap hari dengan sistem check list atau catatan saja. Sedangkan pemeliharaan
harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan
Jenis-jenis Pemeliharaan.
Jenis–jenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut :
Transformator HS - 30
Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang
dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan
kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi
kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai
adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak
beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa.
Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base
Maintenance ).
Transformator HS - 31
2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
Transformator HS - 32
2. Pemeliharaan transformator yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas
Pemeliharaan setiap bulan untuk Gardu Induk yang dijaga maupun Gardu Induk yang
tidak dijaga.
Transformator HS - 33
2. Pemeliharaan transformator yang berupa pemeriksaan, pengukuran dan
pengujian dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun untuk Gardu Induk
yang dijaga maupun Gardu Induk yang tidak dijaga.
Transformator HS - 34
Transformator HS - 35
Transformator HS - 36
--oo0oo--
Transformator HS - 37