Anda di halaman 1dari 82

PERANCANGAN GARDU DISTRIBUSI 20 KV

LIMNOLOGI LIPI CIBINONG

Disusun oleh :

Lerenia Reza N. (4313040013)


Mahar Tri Wahyudin (4313040014)

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI LISTRIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2015

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era modern sekaligus globalisasi ini, banyak industri-industri, gedung
bertingkat, kantor-kantor, perumahan yang baru dibangun dan lain-lainnya membutuhkan
tenaga listrik yang sangat besar untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang diinginkan.
Untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan menengah lalu ke
tegangan rendah sangatlah tidak mudah dan melalui beberapa tahapan-tahapan yang
panjang. Tetapi kini kita akan melihat bagaimana cara pendistribusian tenaga listrik dari
tegangan menengah ke tegangan rendah, penurunan tersebut biasanya dapat kita lihat pada
gardu distribusi karena pada gardu tersebut merupakan perubahan tegangan dari 20kV ke
0,4kV.
Biasanya konsumen menginginkan agar mudah, aman dan efisien didalam
penggunaannya, tetapi ada pula konsumen tertentu yang menginginkan listrik itu tidak
padam apabila supply listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) padam. Maka untuk
melayani permintaan konsumen tersebut, biasanya pada gardu distribusinya dilengkapi
dengan Genset dan UPS yang dikontrol dengan AMF (Automatic Main Failure) yang
menjadi cadangan sumber tenaga listrik apabila listrik dari PLN padam.
1.2 Tujuan.
Tujuan dibuatnya perancangan gardu distribusi ini adalah untuk memenuhi
permintaan perancangan gardu distribusi yang baik, aman, ekonomis,efisien dan handal.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yang timbul pada perancangan distribusi ini cukup banyak, misalnya
bagaimana menentukan peralatan apa yang dipakai, dasarnya apa perlu diperhatikan dalam
perancangan dan hal yang terpenting adalah perancangan tersebut haruslah handal,
ekonomis dan effisien, dengan demikian masalah yang ada dibatasi pada masalah :

Merancang Medium Voltage Main Distribution Panel

MVMDP ( Busbar, Fedeer, Switching, Proteksi, Instrumentasi dan lainlain )

Merancang Low Voltage Main Distribution Panel LVMDP


( Busbar, Fedeer, Switching, Proteksi, Instrumentasi dan lain-lain )

Merancang sistem supply darurat

Pemilihan peralatan trafo utama.

BAB II
TEORI DASAR

2.1 Transformator tenaga


Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan
pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai
contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV,
transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV dan transformator
20/0,4 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 0,4 kV-nya. Transformator yang telah
diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
Transformator tenaga dapat diklasifikasikan menurut :
Pasangan:
1.

Pasangan dalam

2.

Pasangan luar

Pendinginan
Ditinjau dari cara pendinginan transformator secara garis besar dapat dibagi atas
dua macam yaitu :
1. Transformator kering (dry type transformer)
AN: Pendingin dengan udara yang bersirkulasi secara alamai
AF: Pendingin dengan udara yang bersirkulasi secara paksa
(dihembuskan /ditiupkan dengan kipas.
2. Transformator minyak
No
1

Sistem
pendingin
ONAN

Pendingin dalam
Media Sistem sirkulasi
Minyak
Alami

Pendingin luar
Media
Sistem sirkulasi
Udara
Alami

2
3
4
5
6
7
8
9

ONAF
Minyak
OFAN
Minyak
OFAF
Minyak
OFWF
Minyak
ONAN/ONAF
ONAN/OFAN
ONAN/OFAF
ONAN/OFWF
ONAN : ON : Pendingin dalam

Alami
Udara
Paksa
Udara
Paksa
Udara
Paksa
Air
Kombinasi 1 dan 2
Kombinasi 1 dan 3
Kombinasi 1 dan 4
Kombinasi 1 dan 7

Paksa
Alami
Paksa
Paksa

AN : Pendingin luar
Fungsi pemakaian :
1.

Transformator Mesin

2.

Transformator Gardu Induk

3.

Transformator Distribusi

4.

Kapasitas dan Tegangan

Untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi :


1. Trafo besar
2. Trafo sedang
3. Trafo kecil
Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi masingmasing:
1. Bagian utama
Inti besi, Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas
(sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
Kumparan trafo, Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu
kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun
terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax dan
lain-lain. Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder.
Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka
pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila
pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir
arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan
dan arus.

Kumparan tertier, Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan


tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut,
kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering
dipergunakan

juga

untuk

penyambungan

peralatan

bantu

seperti

kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian


tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier.
Minyak trafo, Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya
direndam dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas
besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas
(disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi)
sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak
trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

kekuatan isolasi tinggi

penyalur panas yang baikberat jenis yang kecil, sehingga


partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat

viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan


kemampuan pendinginan menjadi lebih baik

titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat


membahayakan

tidak merusak bahan isolasi padat

sifat kimia yang stabil.

Bushing, Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah


busing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang
sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut denga
tangki trafo.
Tangki dan Konservator, Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang
terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk
menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
2. Peralatan Bantu

Pendingin, Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan


timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas

tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak


isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang
berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk
menyalurkan panas keluar trafo. Media yang digunakan pada sistem
pendingin dapat berupa: Udara/gas, minyak dan air. Pengalirannya
(sirkulasi) dapat dengan cara :

Alamiah (natural)

Tekanan/paksaan (forced).
Tap Changer (perubah tap), Tap Changer adalah perubah

perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder


sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah.
Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau
dalam keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.
Alat pernapasan, Karena pengaruh naik turunnya beban

trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah
mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai
dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan
masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo.
Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang
menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal
tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi
kristal zat hygroskopis.
Indikator, Untuk mengawasi selama trafo beroperasi,

maka perlu adanya indicator pada trafo sebagai berikut:

Indikator suhu minyak

Indikator permukaan minyak

Indikator sistem pendingin

Indikator kedudukan tap

dan sebagainya.

3. Peralatan Proteksi
Rele Bucholz, Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan
mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas.
Gas yang timbul diakibatkan oleh:

Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa.

Hubung singkat antar phasa.

Hubung singkat antar phasa ke tanah.

Busur api listrik antar laminasi.

Busur api listrik karena kontak antar yang kurang baik.

Pengaman tekanan lebih, Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca,
plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki
trafo terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan
pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kakuatan
tangi trafo.
Rele tekanan lebih, Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz,
yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini
hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
mentripkan P.M.T.
Rele Diferensial, Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam
trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan atau
kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan
ataupun beda kumparan.
Rele Arus lebih, Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus
yang diperkenankan lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi
oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
Rele Tangki tanah, Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung
singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan pada trafo.
Rele Hubung tanah, Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi
gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.

Rele Termis, Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan


isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus
lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
Untuk menghubungkan lilitan pada transformator digunakan berbagai macam
koneksi diantaranya:
Tabel . koneksi transformator
Transformasi
Phasa

Kelas

Sistem Koneksi
Star/Star
Delta/Delta

Kelas 1

Delta/Z
Vee/Vee
Tee/Tee

3 to 3 phase

Delta/Star
Star/Delta
Kelas 2
Z/Star
Star/Z
Star/Double Star
Kelas 3
Delta/Double Delta
3 to 6 phase
Star/Double Delta
Kelas 4
Delta/Double Star
3 to 2 phase

Kelas 5

Scott

Diagram Vektor

Lee Blanc
2 to 6 phase

Kelas 6

Double Scott

2.2 Switchgear
Switchgear adalah sebuah piranti untuk mengendalikan distribusi energi listrik atau
untuk melindungi peralatan yang dihubungkan ke catuan listrik. Switchgear yang
digunakan untuk sebuah gardu distribusi adalah sebagai berikut :
2.2.1

Pemutus Beban ( Circuit Breaker )


Pemutus beban (Citcuit Breaker) adalah peralatan switch yang mampu mengalirkan

dan memutuskan aliran listrik sesuai ratingnya, baik dalam kondisi normal maupun tidak
normal misalnya kalau terjadi arus beban lebih atau arus hubung singkat. Pemutus beban
yang otomatis dilengkapi dengan kumparan trip yang tersambung pada relay, dirancang
untuk membuka dan menutup secara otomatis.
Pada saat memutuskan atau menghubungkan daya / arus listrik ini akan timbul
busur api pada ruang media kontaknya, oleh karena itu CB biasanya dilengkapi dengan
peralatan pemadam busur api. Pada ruang media kontak ini terdapat kontak gerak, kontak
tetap, dan media busur api.
Berdasarkan jenis CB dibagi 2 tipe yaitu :
Tipe Moulded Case
Tipe Air Break
Komponen Moulde Case breakers berisikan material-material penyekat
(Insulating Materials). Beraker tipe initersedia pada rating arus di atas 3200 A. MCCB
tersedia dengan bentuk yang khas membuat MCCB itu cocok untuk digunakan sebagai
pengaman rangkaian motor saat digunakan sebagai penghubung dengan perangkat
peralatan pengaman beban lebih.
MCCB dapat dipilih berdasarkan :
1. Ukuran bingkai
2. Rating Arus ; mulai dari 16 A sampai 3200 A
3. Kapasitas pemutusannya ; hingga 35.000 A

Pada Air Breaker tidak terdapat bahan penyekat seperti pada Moulded Case,
dan biasa diproduksi untuk rating di atas 6300 A. di samping konstruksinya, CB juga
diklarifikasikan tergantung design, dengan prinsip Current Zero Breakers dan Current
Limiter. Current Zero Breakers bekerja dengan prinsip Switching ARC pada transisi nilai
nol secara alami pada arus AC.
Kuat medan elektromagnetik dimanfaatkan untuk mengerjakan kontak saat terjadi Short
Circuit, dan kontak tidak dapat kembali pada posisi semula sebelum arus hubung singkat
dilepaskan. Semua bagian kontak yang ada pada CB ini harus mampu dialiri oleh arus
maksimum short circuit. Current Limiter adalah fast acting Circuit Breaker yang bekerja
sebelum dicapai arus maksimum. Arus maksimum Short Circuit I p dibatasi untuk mengCut-Off arus
Berdasarkan media atau bahan yang igunakan sebagai pemadam, maka CB ini
dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
2.2.1.1 Oil Circuit Breaker (OCB)
Yaitu jenis Circuit Breaker yang memanfaatkan minyak sebagai pemadam
busur api listrik pada ruang media kontaknya. Secara garis besar OCB dibagi menjadi 2
jenis yaitu :
Jenis Bulk Oil Circuit Breaker, pada jenis ini minyak berfungsi

sebagai pemadam busur api dan sebagai isolasi anatara bagian-bagian yang
bertegangan dengan body.
Jenis Low Oil Content Circuit Breaker, yaitu jenis CB yang

menggunakan sedikit minyak, dimana minyak digunakan sebagai pemadam


busur api, sedangkan sebagai bahan isolasi dari bagian yang bertegangan
menggunakan bahan isolasi dari porselin atau material isolasi dari jenis
organic.
Keuntungan menggunakan OCB
Paling murah dibandingkan dengan CB lain pada kapasitas yang sama
Minyak dapat diganti atau dapat di murnikan kembali untuk
mendapatkan kemampuan dielektriknya
Kemampuan dielektiknya sesuai dengan kemampuan minyak
Kekurangan menggunakan OCB
Bahaya terbakar dapat terjadi
Terjadi sisa pemadaman berupa udara kotor.

Perawatan sulit
2.2.1.2 Air Blast circuit Breaker (ABCB)
Yaitu jenis Circuit Breaker yang menggunakan udara tekanan tinggi
sebagai pemadam busur api pada ruang media kontaknya. Selain sebagai pemadam busur
api, pada CB jenis ini udara juga berfungsi sebagai pencegah terjadinya tegangan pukul
(restricking).
2.2.1.3 Vacum Circuit Breaker (VCB)
Yaitu jenis Circuit Breaker yang menggunakan hampa udara (vacuum) sebagai
media pemadam busur api pada ruang media kontaknya. Inti dari VCB yang penting adalah
Vacuum Interrupter. Pada vacuum interrupter inilah terjadinya pemadam busur api.
Terjadinya busur api pada vacuum adalah pada saat kontak vacuum terbuka, saat itulah
busur api timbul. Pada kejadian tersebut satu titik panas dimana diikuti juga dengan
tersebarnya bau metal / bahan. Karena arus busur api tersebut merupakan arus bolak balik
maka arus cenderung turun sesuai dengan prinsip gelombang yang akhirnya arus busur api
tersebut menjadi nol. Hal ini berarti kejadian yang timbul tadi juga akan hilang atau nol.
Bersamaan dengan itu kekuatan isolasi dari vacuum juga kembali naik yang tadinya turun
akibat menahan busur api yang terjadi. Kenaikan kekuatan isolasi ini juga mencegah
timbulnya busur api lagi (restriking arc).

2.2.1.4 Sulphur Hexafluorida Circuit Breaker (Sf6 CB)


Pada jenis circuit Breaker, pemadaman busur api pada media kontaknya
menggunakan Sulphur Hexafluorida atau gas Sf6, karena sifat gas ini tidak berbau, tidak
berwarna, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. PAda suhu diatas 150 o C gas ini
mempunyai sifat tidak merusak metal, plastic dan bermacam-macam bahan yang umumnya
digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi. Sebagai isolasinya gas ini mempunyai
kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 x udara) dan kekuatan dielektrik ini bertambah
dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gas ini adalah mampu mengembakikan
kekuatan dielektrik dengan cepat, setelah arus bunga api listrik melalui titik nol.
2.2.2

Pemisah Tenaga (Disconnecting Switch)


Disconnecting Switch adalah saklar yang digunakan untuk memisahkan /

menghubungkan bagian-bagian yang bertegangan satu sama lainnya dalam keadaan tanpa

beban. Pengoperasiannya dengan manual, motor atau mekanisme pegas. Aplikasi PMS
pada kubikel tegangan menengah antara lain terdapat pda jenis kubukel PT dan kubikel
PGDB. Untuk pemisah distribusi tegangan menengah batas kerjanya diperlihatkan pada
tabel berikut ini.

Table1. Batas Kerja PMS


Tegangan

Arus Hubung

Arus Nominal (A)

nominal (kV)
10

Singkat (kA)
35

400

50
75
125
160
25
50
75

630
630; 1250; 1600
1250; 1600; 2500
1250; 2500; 4000
400
630
630

20

2.2.3

Saklar Beban (Load Break Switch)


LBS merupakan switch beban, atau suatu peralatanyang dapat digunakan untuk

memutuskan/menghubungkan rangkaian listrik (tenaga) pada keadaan normal atau


abnormal, dan pada saat posisi terbuka merupakan suatu isolasi ( dapat mengisolasi ).
a. kondisi system normal

switching arus beban lebih dari arus batas (rate current)

switching transformator pada kondisi berbeban atau kondisi tanpa beban

Switching capasitor banks sampai 1500KVA, seperti juga pada jaringan udara
ataupun kabel bawah tanah pada kondisi tanpa beban.

Sebagai isolator pengaman, dimana peralatan interlock tidak digunakan.

b. kondisi system abnormal

memutuskan/pengaman short circuit

memutuskan bila terjadi kesalahanarus pentanahan satu phasa. Memutuskan 3


phasa dari system setelah terjadi pemutus arus short circuit oleh fuse HRC
tegangan tinggi.

Pada gambar susunan LBS katub-katub isolator tersebut tergantung pada base
frame (rangka dasar) dengan penyanggah isolator. Jalur arus adalah jalur antara bagian
yang terhubung pada kontak tetap dan kontak transfor yang menggerakan batang/tongkat

penghantar arus, yang terdapat pada tabung isolasi. Busur api pemutus terjadi diantara
bagian terdalam dari kontak transfor dan cicin busur dari tabung moving kontak. Bagian
dalam dari ruang busur dan bagian luar dinding tabung moving kontak, membentuk
percikan yang berbentuk cincin /ring. Dalam ruang busur ini, bunga api di padamkan oleh
gas yang dibangkitkan sendiri. Setelah jalur arus Bantu yang terbentuk oleh kontak moving
sekunder dan kontak tetap sekunder, membuka sehingga mendapatkan pemutusan secara
nyata.
Metal penutup dari tabung moving kontak juga merupakan pembawa making
current, sehingga walaupun terjadi SC pada saat switch terputus. Pembakaran
tongkat/batang penghantar arus dapat terhindari sehingga capasitas pembaawa arus tidak
terpengauh. Fuse HRC dalam pemasangannya dihubungkan ke ujung kontak tetap, lalu
kemudian kepemutus yang nyata. Hal ini untuk melindungi cabang cabang dari SC.dan
pemasangan dari fuse dan switch terbatas untuk LBS 400A. LBS juga digabung dengan
Earthing Switch. Untuk LBS yang yang tergabung dengan dengan fuse HRC pemasangan
Earthing Switch hanya mungkin pada bagian arc chamber (ruang busur).
Tetapi tidak dapat dipergunakan untuk memutuskan arus yang ditimbulkan oleh
gangguan hubung singkat. Pada saklar beban bunga api yang timbul pada saat terjadinya
pemutusan dapat dipadamkan dengan cara menghembuskan udara atau medan magnet
kepada kontak kontak dari saklar tersebut.
2.2.4

Sekering Tenaga (Power Fuse)


Sekring tenaga disebut juga pengaman lumer. Banyak dipakai untuk pengaman

terhadap hubung singkat dan beban lebih sederhana dari pemutus beban, tetapi
kemampuannya sama dengan gabungan antar pemutus beban dan relay. Kerugiannya tidak
dapat memutuskan ketiga fasa secara bersamaan dan harus diganti dengan yang baru setiap
kali putus. Dipandang dari segi pengaman sistem koordinasinya sangat sukar. Oleh karena
itu dipakai untuk pengaman trafo kecil. Trafo tegangan serta pengaman saluran cabang
yang kurang penting.
2.3

Protection System & Instrumentation


2.3.1 Pengetanahan peralatan
Pengetanahan peralatan adalah pengetanahan bagian dari peralatan yang dalam

keadaaan bekerja tidak dilalui oleh arus .


Tujuan pengetahuan peralatan:

Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya bagi


manusia dalam daerah tersebut.
Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun
lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran
atau keadaan bahaya.
Untuk memperoleh impedansi yang rendah/kecil dari jalan balik arus
hubung yang singkat ke tanah.
Pengukuran tahanan jenis tanah:
Metode 4 elektroda
Metode 3 Elektroda
MCB PPOS ( Pengamanan dengan Pemutus Otomatis dari Supply)
Macam-macam pentanahan :
TT Sistem/PP (Pentanahan pengaman)
TN Sistem/PNP (Pentanahan Netral Pengaman)
Sistemnya ditanahkan
Badan peralatan dihubungkan dengan hantaran netral
Macam system TN:
TN sistem dengan hantaran netral yang berfungsi sebagai hantaran
pengaman di seluruh system.
TN sistem dengan hantaran netral dan hantaran pengaman sendirisendiri di seluruh system, disebut juga system 5 kawat.
TN sistem dengan hantaran netral yang sekaligus berfungsi sebagai
hantaran pengaman di sebagian sistem.
IT Sistem
* Sistemnya tidak ditanahkan (I)
* Badan peralatan/instalasi ditanahkan (T)

2.3.1

Instrumentation

2.3.1.1 Current Transformer (CT)


Dalam pemilihan CT ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yiatu
insulation class, rated current, rated burden, acuracy class, dan sambungan CT.

Insulation Class, Insulation class merupakan

kelas isolasi dari suatu transformator arus, dimana trafo dibedakan fungsi
penggunaannya oleh suatu kelas isolasinya. Berikut merupakan jenis trafo
arus berdasarkan media/bahan isolasinya :

Tabel . Jenis CT berdasarkan berdasarkan bahan isolasi


Insulation
Dry

Type

Voltage range

Slipover, wound and cable- Low voltage

Application
Indoors

type transformers
Cast resin

Post type and bushing Medium voltage

Indoors

transformers

SF6-

and

Oil-

installation
Tank and inverted- High and very Outdoors

impregnated

type transformers

high voltage

paper/percelin

Rated Current, Dalam pemilihan CT harus


diperhatikan kemampuan arus nominal dan arus hubung singkat dari suatu
CT tersebut yang disesuaikan dengan arus nominal jaringannya.
Berdasarkan DIN VDE 0414, CT harus dapat dialiri arus beban lebih
sebesar 20% secara terus menerus. Misalkan pada suatu jaringan distribusi
arus nominalnya 20 A, berarti dapat digunakan CT dengan nilai 100 A.
Perhitungan arus hubung singkat maksimum perlu dilakukan agar apabila
terjadi hubung singkat, CT tidak mengalami kerusakan.

Rated Burden, Rated burden merupakan besarnya


daya yang dapat disuplai CT pada sisi skundernya. Setiap peralatan yang
akan disuplai CT mengkonsumsi daya yang harus dipenuhi oleh CT,
sehingga rated burden yang akan dipilih disesuaikan dengan alat yang akan
disuplai CT. Misalnya CT akan mensuplai sebuah amperemeter dengan
daya 5 VA, maka CT harus mampu mensuplai daya tersebut.

Kelas akurasi, Kelas akurasi merupakan tingkat


ketelitian dari CT tersebut dan dipilih berdasarkan tujuan dari penggunaan
CT tersebut. Kelas akurasi dari CT dapat dilihat pada tabel .

Tabel. Kelas akurasi CT


Application
Precision measurements and calibration
Accurate power measurement, tariff metering
Tarif metering, accurate measuring instruments
Industrial meters: voltage, current, power, etc
Ammeters or voltmeters, overcurrent or voltage relays
Protection cores of current transformers

VDE

IEC

class class
0.1
0.1
0.2
0.2
0.5
0.5
1
1
3
3.5
5P, 10P

ANSI
Class
0.3
0.3
0.6
1.2
1.2
C,T

Sambungan CT, Pada umumnya semua peralatan listrik tiga fasa dihubung
satu dari dua cara yang ada, yaitu dihubung bintang (star) atapun dihubung
segitiga (delta), demikian juga dengan CT. Berikut merupakan sambungan
yang digunakan untuk CT (Penerapan dan Pengujian Trafo Arus, oleh
Rasam Syamsudin).

1. Hubungan Bintang

Gambar1. CT dengan hubungan bintang


Bentuk hubungan bintang banyak digunakan pada penginstalasian untuk
pengukuran dan juga pada feeder pemutus tenaga. Pada feeder pemutus tenaga trafo arus
digunakan untuk mensuplai arus ke rele arus lebih fasa, arus tersebut mempunyai sudut
fasa ekivalen yang sebanding dengan arus beban pada sisi primer. Dengan menganggap
bahwa perbandingan lilitan trafo arus sama dengan satu dan mengabaikan kesalahan sudut
fasa, maka arus primer dan skunder akan sama.
Trafo arus yang dihubung bintang, sisi skundernya akan menghasilkan arus
urutan positif, negatif dan nol seperti yang ada pada sisi primernya.

2. Hubungan segitiga

Gambar 2. CT hubungan segitiga


Pada hubungan segitiga tidak terdapat arus urutan nol pada keluarannya, hanya
terdapat arus urutan positif dan negatif saja. Hubungan segitiga ini dapat dipakai untuk
sistem pengaman yang hanya memerlukan komponen arus positif dan negatif saja, dan arus
urutan nol tidak diperlukan atau bahkan tidak boleh ada.
2.3.1.2 Voltage Transformer (VT)/Pontensial Transformer (PT)
Untuk memilih VT yang tepat untuk tegangan menegah, yang perlu
diperhatikan adalah rated voltage primer dan sekunder, kelas akurasi, dan rated out put
kumparan sekunder, dan juga perlu diperhatikan sambungan yang digunakan.
Rated voltage, Rated voltage adalah tegangan nominal VT, pada sisi
primer dipilih sesuai tegangan nominal jaringan, sedangkan pada sisi
sekunder dipilih berdasarkan ratio VT yang ada.
Kelas

akurasi,

Tingkat

ketelitian

VT

dibagibagi

menurut

penggunaannya, kami menganggap penggunaannya sama seperti CT,


sehingga tingkat ketelitian VT dapat dilihat pada tabel tingkat ketelitian
CT di atas.
Rated out put, Sama seperti CT, VT juga memiliki kemampuan daya
maksimal yang dapat disuplai sisi sekunder. Untuk memilih rated out put
yang tepat, maka harus diketahui total daya dari alat ukur yang akan
disuplai oleh VT, sehingga rated out put dapat dipilih di atasnya.

2.3.1.3 Metering
Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur analog maupun digital. Alat
ukur analog berdasarkan prinsip kerjanya bisa berupa alat ukur kumparan putar,

thermocouple, besi putar, elektro dinamis, induksi, atau elektro statis. Bila menggunakan
alat ukur digital, maka hanya dengan menggunakan satu alat ukur akan dapat mencakup
Voltmeter, Amperemeter, Wattmeter, VARmeter, Cosmeter, KWhmeter, KVARhmeter.
Alat ukur digital memiliki keuntungan lain, yaitu lebih akurat, terutama pada sistem daya
yang banyak terdapat harmonic karena meningkatnya penggunaan beban elektronik.
Metode pengukuran analog merespon terhadap harga rata-rata dari bentuk gelombang
input, hal ini hanya efektif bila bentuk gelombangnya mendekati sinusoida murni.
Pengukuran dengan alat ukur digital menggunakan teknik pengukuran RMS (Root Mean
Square) sebenarnya yang dapat melakukan pengukuran dengan akurat dengan adanya
harmonic sampai harmonic ke 15.
Jenis-jenis sistem pengukuran sebagai berikut :
a) Pengukuran satu fasa.
b) Pengukuran tiga fasa 3 kawat beban seimbang atau tidak seimbang.
c) Pengukuran tiga fasa 4 kawat beban seimbang atau tidak seimbang.
Contoh hubungan alat ukur analog :

2.4

Busbar System
Dalam penggunaannya, busbar dapat dinyatakan sebagai lempengan tebal dalam

proses pendistribusian listrik pada kubikal. Ukuran dari busbar menyatakan dari jumlah

arus yang mampu dialirkannya. Panel distribusi berukuran kecil atau unit konsumen
tegangan rendah memiliki busbar yang berukuran lebih kecil dari tegangan menengah.
Dalam penginstalasian sistem busbar dapat dikategorikan menjadi tiga jenis sistem yang
bergantung dari kebutuhan konsumen dan ketersediaan tenaga listrik, antara lain :

Sistem Busbar Tunggal, Di sini sistem akan menyuplai langsung beban


(konsumen) dengan busbar tunggal. Jadi apabila terjadi gangguan maka seluruh
konsumen yang disupali oleh sistem akan padam hingga gangguan telah diatasi.

Sistem Ganda, Sistem ganada merupakan kelanjutan dari sistem tunggal dimana
ada dua buah busbar.Jika terjadi gangguan pada salah satu sistem busbar maka
busbar lain akan siaga untuk menggantikan untuk menyuplai kepada konsumen
sehingga pasokan listrik kepada konsumen akan tetap terjaga.

Sistem Tertutup (Ring Busbar), Pada sistem busbar ganda sistem akan
menyupalai beban (konsumen) melalui beberapa busbar dimana apabila terjadi
gangguan pada salah satu sistem maka sistem yang lain akan menanggung
beban yang terganggu.

Pada sistem busbar dengan kapasitas 1000 KVA yang merupakan kategori tegangan
menengah, keandalan dan keamanan menjadi fokus utama dari penulisan karya tulis ini.
Busbar dapat dibagi menjadi beberapa kategori, dengan sistem busbar masing-masing
dalam beberapa kasus dikonstruksikan dari beberapa jenis :

Isolasi udara dengan saluran terbuka

Isolasi udara dengan halangan terpisah antara konduktor beda fasa

Tertutup tetapi memiliki konstruksi sama seperti sebelumnya

Isolasi udara dimana tiap fasa terpisah oleh pembumian dan sering
disebut sebagai Busbar Fasa Terisolasi

Sistem busbar berpendingin udara atau air

Isolasi gas SF6

Tertutup dengan media oli atau kompon

Dalam beberapa rangkaian listrik energi listrik yang mengalir hilang sebgagai
panas, dimana jika tidak terjaga dalam batas aman dapat mempengaruhi performa sistem.
Busbar, sebagaimana layaknya peralatan lain dalam sistem harus mampu memikul beban
yang dipikul. Sebuah material konduktor, khususnya busbar harus memilik ketentuan jika

ingin diproduksi efisien dan memiliki biaya rendah dari sisi pandang konsumsi energi dan
perawatan :
Resistansi listrik dan panas yang rendah
Kekuatan mekanik yang tinggi dalam uji tarik, uji tekan
Daya tahan yang tinggi terhadap keausan
Mudah dalam pabrikasi
Daya tahan yang tinggi terhadap korosi
Harga yang bersaing
Kombinasi tersebut hanya dapat ditemui pada tembaga dan bukan pada aluminium
yang sama juga sering dipergunakan dalam rangkaian listrik. Jenis dari sistem busbar
dipilih berdasarkan dari tegangan, arus, keamanan, reabilitas, frekuensi, arus hubung
singkat dan lingkungan. Selain itu guna memaksimalkan performa dari suatu sistem busbar
penempatan dari lempengan material atau desainnya sehingga ada fakto-faktor yang
diperhatikan yaitu : distribusi panas dari area maksimal, pengaturan dari lempengan
material yang menyebabkan interfensi minimum dengan pergerakan alami udara, efek low
skin dan efek proximity untuk sistem, arus seragam yang mengalir pada bagian
konduktor akibat magnetisasi pada busbar.
Berikut ini adalah cara-cara pemasangan busbar :

Lempengan

Tembaga

Berlapis,

Penempatan

ini

ditujukan

untuk

mendapatkan rating efisien dan pendinginan yang maksimal. Lapisan

dengan ketebalan 6 - 6,3 mm paling sering digunakan pada rangkaian AC


bertegangan rendah.
Inter Leaving, Desain ini ditujukan dimana batang panjang tegangan
rendah AC membawa arus besar, ada pada factor daya rendah , tegangan
jatuh induktif menjadi masalah. Hal ini dapat direduksi dengan memecah
batang menjadi rangkaian ekuivalen yang lebih kecil secara parallel. Nilai
reduksinya bergantung dari jarak yang diberikan antar fasa.
Hollow Square, Pada desain ini dimaksudkan untuk mendapatkan efisiensi
maksimal dari efek skin. Ini dapat mereduksi efek skin yang berkisar
antara 2 atau lebih. Namun penempatan arus tidak sebaik konduktor tubular.
Disipasi panasnya juga tidak sebaik lempengan tembaga berlapis
sebelumnya.
Modified Hollow Square, Desain ini memperbaiki pendahulunya dimana
mengalami perbaikan, dimana disipasi panas mulai diatasi. Kemudian
memiliki daya angkut dua kali lebih besar
Transposisi Konduktor, Pada desain ini, diharapkan mampu untuk
mengurangi efek skin dan efek proximity. Tapping dan koneksi lainya
membuat transposisi sulit, namun cukup penting ketika bagian panjang dari
busbar terbebas dari tapping itu sendiri.
Batang Tembaga Silinder Padat, Rasio dari efek skin dari batang tembaga
ini dapat dihitung melalui formula oleh Maxwell, Rayleigh dan rekan
(Bulletin of the Bureau of Standards, 1912):

dimana S = rasio efek skin

d = diameter rod, mm
f = frekuensi, Hz
= resistivitas, cm
= permeabilitas tembaga (=1)
untuk tembaga HC pada 20C, = 1.724 cm, dimana :

dimana A area silang dari konduktor, mm2


Berdasarkan konstruksinya terdapat 3 jenis sistem busbar/rel pada gardu
distribusi, yaitu:
1.

Rel Tunggal/Single Busbar


Standar

Untuk Gardu Induk

Untuk Gardu Distribusi

Rel Tunggal dengan Pemisah (PMS) Bagian

Rel Tunggal dengan Pemutus (PMT) Bagian

Kelebihan
1.

Sederhana

2.

Biaya investasi relatif murah

3.

Mudah dalam pengoperasian

Kelemahan
1.

Kurang handal

2.

Daya terbatas

2. Rel Ganda/Double Busbar


Standar

Rel Ganda Duplikat (4 Bagian)

Rel Ganda 1,5 PMT

Rel Ganda 2 PMT

Kelebihan
1.

Handal

2.

Daya yang dipikul besar

Kelemahan
1.

Biaya investasi besar

3. Rel Tertutup/Ring Busbar


Incoming
Feeder

Incoming
Feeder

PMS
TRAFO
PMT

TRAFO

TRAFO

Incoming
Feeder

TRAFO

Incoming
Feeder

2.5

Emergency System
Emergency supply adalah tenaga listrik yang diberikan kepada beban pada saat

aliran listrik dari PLN terputus. Biasanya tenaga listrik itu disupply oleh genset dan
UPS. Dan beban yang disupply oleh genset atau UPS adalah beban yang vital saja.
UPS (Uninterruptible Power Supplay)

Peralatan listrik yang peka membutuhkan perlindungan terhadap gangguan


listrik , gangguan dari luar maupun dari dalam peralatan listrik tersebut. (seperti
petir,gangguan pada pusat listrik, transmisi radio atau motor, air conditioner, vending
machine, dan arc welders) dapat membuat masalah pada pada tegangan listrik yang
menjalankan peralatan tersebut. Masalah itu mencakup;
1.

listrik padam

2.

tegangan rendah

3.

teganga tinggi

4.

fluktuasi tegangan

5.

commond-mode noise

6.

normal-mode noise

7.

dan lonjakan yang disebabkan switching dan kesalahan pada system


danjaringan.

Ups dapat melindungi berbagai berbagai tipe peralatan listrik yang sensitif,
tentunya dengan jenis dan kegunaan dari Ups itu sendiri. Peralatan yang dapat
dilindungi seperti;
1.

hampir semua mikrokomputer dan work station jenis


terbaru

2.

peralatan yang digunakan pada multi-user dan LAN


environment

3.

critical instrument

4.

system telekomunikasi

5.

terminal point-of-sale

6.

system computer lainya

Kegunaan UPS
Pada dasarnya UPS merupakan sumber tenaga alternatif sementara yang
menggantikan suplai tenaga listrik utama dalam hal ini sumber listrik PLN. Namun
UPS yang baik mampu menangani permasalahan gangguan listrik yang lain seperti
tegangan transien, tegangan spike, atau distorsi harmonisa/noise.

UPS sendiri merupakan sebuah sistem yang berdiri sendiri terhadap sistem
suplai tenaga listrik PLN. UPS diharapkan mampu melindungi peralatan listrik yang
kritis terhadap gangguan suplai tegangan listrik seperti komputer, jaringan komputer,
bahkan peralatan industri agar terhindar dari kerusakan yang fatal.
Penggunaan UPS tidaklah menjadi suatu keharusan, namun yang menjadi
acuan penentuan penggunaan UPS adalah terganggu tidaknya peralatan listrik ketika
terjadi gangguan suplai tenaga listrik yang terjadinya tidak dapat diprediksikan.
Selain itu dasar pertimbangan yang lain adalah berapa besar kapasitas UPS yang
akan digunakan. Untuk pertimbangan yang kedua ini sebagai pengguna perlatan
listrik harus dapat raengetahui peralatan listrik mana saja yang terganggu karena
gangguan listrik dan jumlah daya yang dibutuhkan olch perlatan listrik tersebut.
Pertimbangan kedua merupakan pertimbangan yang sedikit menjadi masalah
bagi orang yang awam terhadap dunia elektronika. Pemilihan kapasitas yang terlalu
kecil terhadap kebutuhan daya yang harus disuplai pada saat terjadi gangguan tenaga
listrik dapat berakibat pendeknya waktu pelayanan UPS. Tetapi pemilihan kapasitas
UPS yang terlalu besar tentunya tidak efektif jika biaya juga menjadi dasar

AC
INPUT

FILTER AND
SURGE
SUPRESSOR

BATERRY
BACK UP

BI-DIRECTIONAL
CONVERTER

ISO LATIO N
TRANSFO RM ATO R

pertimbangan penggunaan UPS.

LOAD

SERIES UPS

gambar.1. system block diagram UPS


Ups mendapatkan daya dari sumber tegangan listrik atau battery, serta
mengkondisikan tegangan dan membuat tegangan yang masuk kebeban kritis tetap
bersih dan stabil. Ketika disupplay oleh sumber tegangan listrik, ups membersihkan
noise dan lonjakan dari tegangan listrik dengan efisiensi yang tinggi dari AC-ke-AC bila
supplay listrik dari PLN padam, UPS seara otomatis akan mengambil daya dari battery
cadangan dan mensupplay kebeban kritis tanpa interupsi.
2.6 Jenis Gardu Listrik
Suatu system daya listrik terdiri dari 4 komponen, yaitu pusat pembangkit tenaga
listrik, transmisi tenaga listrik, gardu listrik dan distribusi tenaga listrik.

Berdasarkan fungsinya gardu listrik dapat dibagi atas:


1. Gardu Induk ( GI )
Gardu Induk adalah bagian dari suatu system tenaga yang dipusatkan pada suatu
tempat tertentu, berisikan sebagian besar ujung-ujung saluran transmisi atau
distribusi, perlengkapan hubungan bagi bangunannya dan dapat juga berisi
transformator-transformator. Suatu gardu induk umumnya berisikan peralatan
keamanan dan kontrol.
2. Gardu Induk Distribusi
Gardu distribusi ini berfungsi menyalurkan daya listrik ke pusat-pusat beban
melalui jaringan distribusi. Berdasarkan klasifikasi daya gardu distribusi ini
dapat dibagi atas :
a. Gardu distribusi kecil adalah gardu dengan beban maksimal 20 MVA
b. Gardu distribusi sedang adalah gardu dengan beban maksimal 60 MVA
c. Gardu distribusi besar adalah gardu distribusi dengan beban makslimal >60
MVA
3. Gardu Transformator
Gardu transformator adalah gardu yang didalamnya berisi transformator yang
saling berhubungan (menginterkoneksi) dua atau lebih jaringan yang
mempunyai tegangan berbeda
4. Gardu Hubung ( Switch Substation )
Gardu hubung adalah gardu yang tidak berisikan transformator, tetapi hanya
mempunyai perlengkapan hubung bagi ( switchgear ) dan busbar.
Berdasarkan konstruksinya gardu listrik (substation) dapat dibagi:
1. Gardu Listrik Pasang Luar
Gardu listrik pasang luar yaitu dimana semua peralatan utama dari gardu
tersebut terletak diluar bangunan, kecuali hanya panel kontrol dan alat ukur yang
berada didalam bangunan.
2. Gardu Listrik Pasang Dalam
Pada gardu jenis ini dimana hamper semua peralatan utama dari gardu berada
didalam bangunan, sehingga bebas dari panas matahari dan hujan. Jenis ini
sangat sesuai dengan daerah yang sulit pengadaan tanah yang luas dan
memerlukan pengamanan dan perawatan yang tinggi.
3. Gardu Listrik Pasang Bawah Tanah

Sama halnya dengan gardu pasang dalam dimana pada gardu ini semua peralatan
utamanya diletakan dibangunan bawah tanah.
Khusus untuk gardu distibusi dan gardu transformator, berdasarkan konstruksi dapat
dibagi atas:
1. Gardu Beton / Tembok
Gardu ini adalah gardu distribusi yang bangunannya secara keseluruhan terbuat
dari beton dan dibangaun bila kepadatan bebannya sudah dianggap besar,
melebihi 2 MVA / Km2 , Alasan utama pemilihan ini adalah karena sulitnya
mendapatkan tanah untuk pembangunan gardu pada lokasi beban yang harus
dilayani.
Gardu beton/ tembok inidapat dibedakan atas :
a.

Gardu tembok untuk SKTM


1. Konsumen Umum
2. Konsumen Khusus
3. Konsumen Umum dan Khusus

b.

Gardu tembok UNTUK SUTM


1.

Konsumen Umum

2.

Konsumen Khusus

3.

Konsumen Umum dan Khusus

2. Gardu Kios
Gardu kios adalah gardu distribusi yang bangunannya dipakai sebagai gardu
sementara dan dapat bersifat mobil. Gardu ini dapat dikelompokan atas :
a. Komsumen Umum
b. Konsumen Khusus
c. Konsumen Umum-khusus
3. Gardu Tiang
Pada gardu tiang ini seluruh instalasinya dipasang pada tiang distribusi. Bila
transformator yang dipasang relative kecil (ringan) dapat digunakan satu buah
tiang saja. Jenis ini biasa disebut dengan Gardu Cantol. Tapi bila transformator
yang dipasang berat dan harus menggunakan dua buah tiang maka gardu ini
disebut gardu portal.
a. Gardu Portal
1. Konsumen Umum
2. Konsumen Khusus

3. Konsumen Umum Khusus


b. Gardu Cantol
1. Konsumen Umum
2. Konsumen Khusus
3. Konsumen Umum Khusus
Tabel 1. Perbandingan dari berbagai jenis gardu

Uraian

Pasang Luar

Pasang Dalam

Bawah Tanah

Saluran keluar
Keselarasan dengan

Atas tanah
Daerah industri /

Bawah tanah
Daerah perumahan

Bawah tanah
Daerah pusat kota

lingkungan
Pencegahan

jalur hijau

dan industri

dan gedung tinggi

terhadap ganguan

Agak sukar

Mudah

Mudah

Mudah

Mudah

Sukar perlu hati-hati

Mudah

Sukar perlu hati-hati

Tidak perlu

Tidak perlu

Besar

Sedang

Kecil

Cocok untuk harga

Cocok untuk tanah

Cocok untuk harga

tanah murah
mudah

harga mahal
Agak sukar

tanah mahal sekali


Agak sukar

suara
Pencegahan
terhadap kebakaran
Pencegahan

Sukar didaerah

terhadap banjir
Pencegahan

yang rendah
Sukar, perlu hati-

terhadap debu dan

hati

penggaraman
Daerah yang
diperlukan
Harga tanah
Op-Har

Kawasan Beban Konsumen


Kawasan beban konsumen pada prinsipnya dapat digolongkan dalam 4 kawasan yaitu :
1. Kawasan Industri
Beban konsumen pada kawasan ini, suplai daya listrik pada umumnya digunakan
untuk mengoperasikan mesin-mesin listrik dan suplai untuk kawasan ini mempunyai
kehandalan yang tinggi
2. Kawasan Komersial

Beban untuk kawasan ini adalah untuk keperluan kenyamanan dan daya tarik
masyarakat seperti untuk penerangan, penyegaran udara, hiburan dan lain-lain.
System suplai untuk kawasan ini menghendaki kehandalan yang tinggi.
3. Kawasan Pemukiman
Suplai daya yang dikehendaki di kawasan ini tergantung dari tingkat hunian dimana
untuk perumahan sederhana tidak memerlukan kehandalan yang tinggi, tetapi untuk
hunian perumahan elit menghendaki tingkat keandalan yang tinggi.
4. Kawasan Pertanian
Catu daya untuk kawasan ini, biasanya dipisahkan dari jaringan untuk kawasan yang
lain.
Komponen Utama untuk Gardu Listrik
Komponen untuk gardu listrik adalah :
1. Trnsformator Daya
2. Switchgear
a. Pemisah (Disconnecting Switch)
b. Pemutus beban (LBS)
c. Pemutus tenaga (Circuit Breaker)
3. Rel atau Busbar
4. Proteksi system (fuse, relay dll)
5. Meter meter dan alat ukur

2.7 Pengertian Kubikel


Yang dimaksud kubikel disini adalah peralatan elektrikal yang terbuat dari metal
yang kompak (metal enclosed) berbentuk lemari, dimana di dalamnya terdapat
komponen saklar seperti pemutus tenaga, pemutus beban, pemisah, sekring pengaman,
trafo arus, trafo tegangan, peralatan proteksi dan peralatan control. Kubikel yang
dimaksud juga disebut switchgear, mempunyai tegangan nominal 24kV dengan arus
pemutusan 400A. Tetapi karena dioperasikan pada sistem jaringan distribusi 20 kV
sering juga disebut dengan nama kubikel 20 kV. Dengan bentuknya yang kompak, maka
dipoeroleh manfaat kemudahan dalam operasional, pemeliharaan, efisiensi pengaturan
ruangan serta sekaligus keamanan untuk operator.

Jenis jenis kubikel tegangan menengnah (TM) pada umumnya indoor type, dan
disebut menurut peralatan yang ada didalamnya antara lain :

Kubikel saluran masuk / keluar, Jenis kubikel saluran masuk (incoming


cubicle) dan kubikel keluar (outgoing cubicle) atau biasa disebut dengan
istilah Load Break Switch (LBS), didalamnya terdapay peralatan switch
pemutus beban, yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan
aliran listrik dalam keadaan berbeban.

Kubikel Pemisah, Jenis kubikel pemisah (Disconnecting Switch) atau


biasa disebut dengan istilah kubikel PMS, didalamnya terdapat peralatan
switch pemisah yang berfungsi memisahkan rangkaian listrik dalam
keadaan tanpa beban.

Kubikel Pengaman Beban, Jenis kubikel pengaman beban / trafo


(transformator protection cubicle) atau biasa disebut dengan istilah kubikel
PB, didalamnya terdapat peralatan LBS yang dilengkapi dengan sekring
tegangan menengah (TM) yang berfungsi sebagai pengaman beban,
misalnya beban lebih atau beban hubung singkat.

Kubikel Metering, Jenis kubikel metering atau disebut dengan


Protection Transformator (PT), didalamnya terdapat trafo tegangan yang
berfungsi menurunkan tegangan dari 20 kV menjadi 100 V untuk
keperluan pengukuran kWh meter.

Kubikel Pemutus tenaga, jenis kubikel pemutus tenaga (general


protection cubicle) atau disebut dengan kubikel Protection General direct
Busbar (PGDB),didalamnya terdapat peralatan pemutus tenaga (circuit
breaker) yang berfungsi untuk memutuskan hubungan tenaga listrik dalam
keadaan berbeban (normal) atau dalam keadaan gangguan (abnormal).
Didalam kubikel jenis ini juga dilengkapi dengan trafo arus (CT) TM yang
berfungsi untuk pengukuran arus dan rele proteksi.

Jenis jenis kubikel tersebut secara umum dapat dilihat dalam single lines
diagram dibawah ini :

Gambar jenis-jenis kubikel


PT

PGDB

PB

BAB III
PERANCANGAN dan ANALISA
3.1

Deskripsi Proyek
1. Sebagai sumber daya utama dilayani oleh PLN tegangan menegah 20KV
(SKTM).
2. Sumber PLN tersebut masuk ke panel tegangan menengah (MVMDP).
3. Dari MVMDP diteruskan ke panel distribusi tegangan renda (LVMDP)
melalui transformator daya.
4. Out going feeder dari LVMDP berjumlah sebanyak 9 feeder yang
dihubungkan langsung ke sub distribution panel (SDP) di lokasi gedung yaitu
SDP 1.1, SDP 1.2, SDP 1.3, SDP-ME, SDP-PL dan SDP-C, sedangkan tiga
feeder lagi digunakan sebagai cadangan (spare).
5. Bila listrik dari PLN mati (mengalami gangguan), dalam hal ini beban
performance load akan dilayani oleh diesel Emergency yang dioperasikan
secara otomatis dalam waktu maksimum 15 detik.
6. Beban performance load diatas yaitu gedung laboratorium setengah dari
kapasitas terpasang, gedung kantor pusat dan pompa air bersih dan hydran
dilayani secara penuh.
7. Khusus untuk gedung UPT komputer, bila listrik PLN mati (padam), maka
akan dilayani oleh Battre Emergency secara penuh.
8. Pada saat dilayani oleh diesel emergency, tiba-tiba sumber PLN hidup
kembali, bersamaan dengan itu diesel mergency akan mati secara otomatis
dan pelayanan beban akan dilayani kembali ileh PLN secara penuh.
9. Rekapitulasi dari beban yang terpasang pada setiap gedung adalah seperti
tabel dibawah ini.

Tabel 1. Rekapitulasi daya beban.


No
1
2
3
4
5
6

3.2

Untuk Gedung
Laboratarium
Kantor pusat
Lab. Algae
Pompa air bersih dan hidran
Penerangan luar
UPT komputer
Total

Panel
SDP 1.1
SDP 1.2
SDP 1.3
SDP-ME
SDP-PL
SDP-C

Daya terpasang
460 KVA
45 KVA
38 KVA
152 KVA
32 KVA
120 KVA
847 KVA

Pemilihan Peralatan yang Digunakan


3.2.1

Transformator Daya
Total daya yang terpasang

= 847 KVA

Trafo yang dipakai :


Daya

: 1000 kVA

Tegangan nominal

: 20 kV \ 0,4 kV

Frequency

: 50 Hz.

Koneksi

: Delta \ Star ( \ Y),

pendingin transformator menggunakan minyak dan udara dengan sirkulasi


alami (ONAN).
Sisa daya = 1000 847 = 153 KVA digunakan untuk spare.
Spare 1 = 53 kVA
Spare 2 = 50 kVA
Spare 3 = 50 kVA
3.2.2

Kubikel MVMDP
Digunakan 3 buah kubikel MVMDP yaitu :
a) Cubicle Incoming type: ISARC-1P, berisi:
Post insulator dan Bus bar sistem.
Air Load Break Switch type ISARC-1P
Earthing Switch.
Operating handle.
Interlock antara door handle dengan main switch dan earthing
switch.

Grounding Bar
Capacitive Voltage Indicator.
Key lock.
b) Cubicle Metering, berisi:
Post insulator dan Bus bar sistem.
Hv Fuse Holder
Fuses

3 unit Potensial Transformator


Besarnya tegangan pada sisi primer trafo adalah 20kV maka,
digunakan PT dengan Type PT 24 1B1S :
Operating voltage

: 24 KV

Rated frequency

: 50 Hz

2 unit Current Transformator


Besarnya tegangan pada sis primer trafo adalah 20kV maka,
digunakan CT dengan Type CT 24 1C1R :
Operating voltage

: 24 KV

Rated frequency

: 50 Hz

Metering Compartment
Volt meter & Selector Switch
Digunakan Voltmeter :
System

: Moving Iron

Mechanism

: Strip core system with oil damping

Internal Consumption

: 2,5 VA

Upper Scala Value

: 1,2 x measuring range for / 100 V


or / 110 V With transformer
connected 100 V secondary.

Frame Size

: 96 x 96 mm

Amperemeter & Selector Switch


Digunakan Amperemeter
System

: Moving Iron

Mechanisme

: Strip core system with oil damping

Internal Consumption

: 2,5 VA

Upper Scala Value

: 2 x measuring range

Connection

: Direct Connection

Frame Size

: 96 x 96 mm

Kilowatt Hour Meter (KWH) single tariff


KVARH dan KWH double tariff
PF, KW, HZ, meter
Protection Relay :
1. Over Current Relay
2. Over & Under Voltage Relay
3. Grount Fault Relay
c) Cubicle Outgoing type: ISARC-2P, berisi:
Post Insulator and Busbar System
Air Load Break Switch type ISARC-2P
Earthing Switch.
Operation Handle
Interlok antar Door Handle, saklar utama dan saklar
pentanahan.
Automatic Tripping Mechanisme when even one fuse blow out.
Fuses
Grounding Bar
Capacitive Voltage Indicator.
Shunt trip coil 220 V AC/110V DC
Key lock
3.2.3

Diesel Emergency
Apabila listrik dari PLN mati, maka diesel emergency ini akan melayani
gedung laboratorium setengah dari kapasitas terpasang, sedangkan gedung
kantor pusat dan gedung pompa air bersih & hydran akan dilayani secara
penuh. Sehingga total bebannya menjadi :
Laboratorium (setengah dari kapasitas terpasang) = 230 kVA

Kantor pusat

= 45 kVA

Pompa Air Bersih & Hydran

= 152 kVA +

Total daya

= 427 kVA

In = 427 kVA = 648,75 A


3 x 380 V
Diesel emergency yang dipakai :

3.2.4

Daya

: 500 kVA

Rated Voltage

: 380 400V

Frequency

: 50 Hz

Cos

: 0,8 lagging

Insulation

: Class F

Batere emergency
Apabila listrik dari PLN mati, maka batere emergency ini akan melayani
sebuah gedung UPT computer secara penuh, sehingga total bebannya
menjadi :
Gedung UPT komputer = 120 kVA
In = 120 kVA = 182,32 A
3 x 380 V
Batere Emergency yang dipakai :

3.2.5

Daya

= 120 kVA.

Input voltage

= 380 to 415V

Out put voltage

= 380 to 415V

Out put frequency

= 50/60 Hz

Kubikel LVMDP
Supply dari PLN :
Laboratorium (SDP 1.1)
In = 460 kVA = 698,89 A
3 x 380 V
MCCB yang dipakai :
Rated Current

: 800 A

Breaking Capacity

: 35 kA

Type

: Therm / Mag

Terminal Type

: Busbar O 21 mm hole

Kantor Pusat (SDP 1.2)


In = 45 kVA = 68,37 A
3 x 380 V
MCCB yang dipakai :
Rated Current

: 75 A

Breaking Capacity

: 30 kA

Type

: Mag / Hyd

Terminal Type

: Screw/Tunnel for 50mm2 cable

Laboratorium Algae (SDP 1.3)


In = 38 kVA = 57,73 A
3 x 380 V
MCCB yang dipakai :
Rated Current

: 60 A

Breaking Capacity

: 30 kA

Type

: Mag / Hyd

Terminal Type

: Screw/Tunnel for 50mm2 cable

Pompa Air Bersih & Hydran (SDP ME)


In = 152 kVA = 230,94 A
3 x 380 V
karena menggunakan motor lilit sehingga :
In = 1,5 x 230,94 A = 346,41 A
MCCB yang dipakai :
Rated Current

: 350 A

Breaking Capacity

: 35 kA

Type

: Therm/ Mag

Terminal Type

: Busbar O 13,5 mm hole

Penerangan Luar (SDP PL)


In = 32 kVA = 48,61 A
3 x 380 V
MCCB yang dipakai :
Rated Current

: 60 A

Breaking Capacity

: 30 kA

Type

: Mag / Hyd

Terminal Type

: Screw/Tunnel for 50mm2 cable

UPT Komputer (SDP C)


In = 120 kVA = 182,32 A
3 x 380 V
MCCB yang dipakai :
Rated Current

: 200 A

Breaking Capacity

: 25 kA

Type

: Therm/ Mag

Terminal Type

: Screw/Tunnel for 120 mm2 cable

Spare

Spare 1
In = 53 kVA = 80,52 A
3 x 380 V

MCCB yang dipakai :


Rated Current

: 100 A

Breaking Capacity

: 30 kA

Type

: Mag/Hyd

Terminal Type

: Screw/Tunnel for 50 mm2 cable

Spare 2 & 3
In = 50 kVA = 75,96 A
3 x 380 V

MCCB yang dipakai :


Rated Current

: 100 A

Breaking Capacity

: 30 kA

Type

: Mag/Hyd

Terminal Type

: Screw/Tunnel for 50 mm2 cable

Dari perhitungan In di atas, maka besarnya MCCB adalah :


698,89+68,37+57,73+346,41+48,61+182,32+80,52+75,96+75,96 = 1635A
Jadi MCCB yang digunakan :
Rated Current

: 2000 A

Breaking Capacity

: 65 kA

Type

: Masterpact NW 20 H1

Supply dari Diesel Emergency :

Laboratorium (SDP 1.1) setengah dari kapasitas terpasang :


In = 230 kVA = 349,44 A
3 x 380 V
MCCB yang dipakai :

Rated Current

: 350 A

Breaking Capacity

: 35 kA

Type

: Therm/ Mag

Terminal Type

: Busbar O 13,5 mm hole

Kantor Pusat (SDP 1.2)


In = 45 kVA = 68,37 A
3 x 380 V
MCCB yang dipakai :

Rated Current

: 75 A

Breaking Capacity

: 30 kA

Type

: Mag / Hyd

Terminal Type

: Screw/Tunnel for 50mm2 cable

Pompa Air Bersih & Hydran (SDP ME)


In = 152 kVA = 230,94 A
3 x 380 V
karena menggunakan motor lilit sehingga :
In = 1,5 x 230,94 A = 346,41 A
MCCB yang dipakai :

Rated Current

: 350 A

Breaking Capacity

: 35 kA

Type

: Therm/ Mag

Terminal Type

: Busbar O 13,5 mm hole

Supply dari Batere Emergency :

UPT Komputer (SDP C)


In = 120 kVA = 182,32 A
3 x 380 V
MCCB yang dipakai :

Rated Current

: 200 A

Breaking Capacity

: 25 kA

Type

: Therm/ Mag

Terminal Type

: Screw/Tunnel for 120 mm2 cable

CT 3 Untuk arus dari genset.


Arus = 500 A
Maka digunakan CT 0 to 500 A
Burden

: 0.8VA.F.S

Rated frequency

: 50-60 Hz

Out put ripple

: kurang dari 1,0% F.S

Pemilihan CT yang digunakan berdasarkan rating arus alat ukur.


Perhitungan dan Pemilihan Busbar
Busbar berdasarkan arus nominal trafo pada sisi ( MV )
In =

1250 KVA = 36,08 A ( MV )


3 x 20 KV

Rating arus busbar yang dipakai pada sisi ( MV ) = ..A


Busbar berdasarkan arus nominal trafo pada sisi ( LV )
In =

1250 KVA = 1,8 KA ( LV )


3 x 0,4 KV

Rating arus busbar yang dipakai pada sisi ( LV ) = ..A

4. Kabel 30 m (2,5 mm2)


30 m x 0,18

=
=

3.3

5,4 VA
23,4 VA

Analisa Peralatan
Untuk menentukan peralatan pengaman yang ingin dipakai untuk gardu distribusi

adalah sebagai berikut :


1.

Transformator
Dalam mendistribusikan tenaga listriknya digunakan satu buah transformator
20 / 0,4 kV dengan daya 1000 kVA, pemilihan trafo tersebut berdasarkan daya yang
terpasang yang tercantum pada deskripsi proyek. Pada trafo jenis ini digunakan
koneksi delta-star karena perlunya titik netral untuk peralatan yang akan digunakan.
Dan jenis pendingin yang digunakan trafo adalah jenis ONAN yaitu media
pendingin minyak dengan sirkulasi alami, alasan penggunaan sirkulasi alami karena
beban jarang menggunakan beban penuh sehingga suhu trafo tetap stabil walaupun
hanya menggunakan sirkulasi alami.

2. MVMDP
a. Air Load Break Switch
Alasan penggunaan ALBS :

Pada incoming hanya digunakan ALBS tanpa ada pengaman


seperti HRC fuse karena pada incoming fungsinya sebagai penghubung
antara daya dari PLN ke peralatan cubicel metering dan outgoing.

Harga lebih murah dan ekonomis.

Mempunyai kemampuan yang cukup baik dan dapat diandalkan.

Perawatan dan pemeliharaan yang mudah.

Penempatan posisi pada kubikel yang tidak rumit.

Pengoperasiannya mudah.

b. Earthing Switch
Penggunaan earthing switch berfungsi untuk membuang muatan sisa yang ada
pada penghantar dengan pentanahan, dimana pada penggunaannya di interlock
dengan LBS agar tidak terjadi kesalahan urutan operasi.
3. LVMD

MCCB
MCCB digunakan pada system distribusi tegangan rendah karena penggunaan
rating arusnya yang lebih besar dari pada rating arus MCB, dan dapat bekerja
sebagai pengaman terhadap arus hubung singkat dan pengaman terhadap arus
beban lebih, selain itu alat ini juga dapat berfungsi sebagai pemutus tenaga.
4.

Diesel Emergency.
Diesel Emergency sangat diperlukan sekali karena sering adanya gangguan
dipihak PLN sebagai pemasok listrik sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan
konsumen (pabrik, perusahaan dll) dapat terganggu, dengan adanya diesel
emergency maka kegiatan tersebut dapat berjalan kembali tetapi tidak semua alat
dapat dioperasikan.

5.

Battere Emergency.
Penggunaan battere emergency karena beban berupa komputer yang akan
mengalami kerusakan atau kehilangan data apabila listrik padam sehingga pada
beban ini apabila listrik padam, maka akan dapat hidup kembali dengan adanya
batere emergency tersebut.

6.

Panel AMF.
Penggunaan AMF disini adalah untuk mengontrol kerja dari genset pada saat
supply dari PLN padam / terganggu, adapun deskripsi kerja dari AMF sebagai
berikut:
Menghidupkan genset secara otomatis pada saat supply dari PLN

terganggu. Dan mematikan genset secara otomatis apabila supply dari


PLN hidup kembali
Memindahkan beban secara otomatis pada saat terjadi gangguan

pada PLN

7.

Genset akan mensuplay beban setelah 10 detik.

Pengisisan battere secara otomatis.

HRC Fuse
Alasan digunakan HRC FUSE adalah untuk pengaman pada peralatan metering

khususnya untuk PT, sedangkan pada Out going HRC di kombinasikan dengan LBS
sebagai pengaman untuk Trafo Distribusi dan berfungsi juga sebagai pemutus.
8.

Pemilihan PT (Potensial Transformer)

Yang perlu diperhatikan dalam memilih PT adalah primary voltage trafo yang
digunakan, dengan tegangan primer trafo 20 kV maka :
PT yang digunakan yaitu :
Type

: PT 24 1B1S

Rated Primary Voltage

: 24 KV

Rated frequency

: 50 Hz

9.

Pemilihan CT (Current Transformer)


Yang perlu diperhatikan dalam memilih CT adalah primary current trafo yang

digunakan, dengan arus primer trafo 28,86A maka :


CT yang digunakan yaitu :
Type

: CT 24 1C1R

Rated Primary current

: 100 A

Rated Secondary

:5A

Rated frequency

: 50 Hz

3.4 Gambar-gambar Perancangan


3.4.1

MVMDP

3.4.2 Instalasi Transformator

3.4.3 LVMDP

3.4.4 Ruang Gardu

3.4.5 Ruang Genset

3.4.6 AMF

3.4.7 UPS

BAB IV
KESIMPULAN

Gardu distribusi adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan daya
listrik dari tegangan menengah ke tegangan rendah lalu ke konsumen.

Perancangan Gardu Distribusi Bioteknologi LIPI Cibinong ini menggunakan


dua buah transformator daya dengan kapasitas daya sebesar 20 kV.

UPS dan genset yang dikontrol oleh AMF secara otomatis sebagai supply
cadangan.

PLC bertindak sebagai AMF yang digunakan untuk mengatur kondisi dari kedua
sumber listrik yang digunakan

Dasar pemilihan dari genset atau UPS adalah dilihat dari bebannya, untuk
kelompok beban yang memerlukan kehandalan tinggi maka dipilih UPS

Untuk kelompok beban yang kurang memerlukan keandalan yang tinggi dapat
mempergunakan genset sebagai suplay cadangan yang pengoperasiaannya
dikontrol secara otomatis oleh AMF.

SCADA digunakan untuk memonitoring dan mengontrol keadaan seluruh


system.

Daftar Komponen
No

Daftar komponen

Jumlah

Keterangan

MVMDP
Peralatan Incoming Cubicel
1

ALBS (Air Load Break Switch)


Rated Current : 400 A
Rated Voltage : 20 kV
Type : ISARC-1P

Trafindo

Earthing Switch
Rated Voltage : 20-24 kV
Rated Current : 630 A
Rated withstand current : 25 kA

Trafindo

Capacitor Voltage Indicator

Trafindo

Terdiri dari 3 buah resin isolator


24 kV + box lengkap socket
Rated Voltage : 20 kV
Frequency : 50 Hz

Peralatan Matering :
4

Current Transformer (CT)


Rated primary current : 100 A
Rated secondary current : 5 A
Type : CT 24 - 1C1R

Trafindo

Potensial Transformer
Rated primary voltage : 20 kV
Rated secondary voltage : 110 V
Type : PT 24 - 1B1S

Trafindo

Fuse HRC
Transformer Rating : 150 kVA
Rating Current : 16 A
Type fusarc

Trafindo

Ampere Meter
System
: Moving Iron
Mechanism
: Strip core system with oil damping
Internal Consumption : 2,5 VA
Upper Scala Value
: 2 x the measuring

Trafindo

GAE

Connection
Frame Size

range
: Direct Connection
: 96 x 96 mm

Volt Meter
System

: Moving Iron

Mechanism
: Strip core system with oil damping
Internal Consumption : 2,5 VA
Upper Scala Value : 1.2 x the measuring range for../100V
or 110Vwith trafo connected 100 V - secondary
Frame Size : 96 x 96 mm

Peralatan Outgoing Cubicel


10 ALBS (Load Break Switch)
Rated Current : 400 A
Rated Voltage : 20 kV
Type : ISARC- 2P

11 Earthing Switch
Rated Voltage : 20-24 kV
Rated Current : 630 A
Rated withstand current : 25 kA

Trafindo

Trafindo

Pole Stand distance : 230 mm


12 Capacitor voltage Indicator
Terdiri dari 3 buah resin isolator
24 kV + box lengkap socket
Rated Voltage : 20 kV
Frequency : 50 Hz
13 Fuse HRC
Transformer Rating : 1250 kVA
Rating Current : 40 A
Type fusarc

Trafindo

Trafindo

Merlin Gerin

Merlin gerlin

Merlin Gerin

Merlin Gerin

CB yang digunakan
14 MCCB 4 Pole
Type MCCB

Compact NS 2000 / N/H/L/70KA

Micrologic 5.0
Rating Arus : 800 2000 A
Breaking Capacitiy : 70 kA
15 MCCB 4 Pole
Type Compact NS 1600 N/H/L micrologic 5.0
Rating Arus : 640 1600 A
Breaking Capacitiy : 70 kA
16 MCCB 4 Pole
Type MCCB

Compact NS 800 N N/H/L/

Micrologic 5.0
Rating Arus : 320 800 A
Breaking Capacitiy : 50 kA
17 MCCB 4 Pole

Type MCCB

Compact NS 630 N N/H/L

Micrologic 5.0
Rating Arus : 252 630 A
Breaking Capacitiy : 45 kA
18 MCCB 4 Pole
Type MCCB

Merlin Gerin

Merlin Gerin

Merlin Gerin

Merlin Gerin

Merlin Gerin

Merlin Gerin

Merlin Gerin

Merlin Gerin

AEG
(GE electrical)

Compact NS 160 N N/H/L

Rating Arus : 100 125 A


Breaking Capacity : 36 kA
19 MCCB 4 Pole
Type MCCB Compact NS
Rating Arus : 125 160 A
Breaking Capacitiy : 70 kA

160 H N/H/L

20 MCCB 4 Pole
Type MCCB

Compact NS 250 N N/H/L


Rating Arus : 160 200 A
Breaking Capacitiy : 36 kA

21 MCCB 4 Pole
Type MCCB Compact NS
Rating Arus : 200 250 A
Breaking Capacitiy : 36 kA

250 N N/H/L

22 MCCB 4 Pole
Type MCCB

Compact NS 100 N N/H/L


Rating Arus : 20 25 A
Breaking Capacitiy : 25 kA

22 MCCB 4 Pole
Type MCCB Compact NS
Rating Arus : 25 32 A
Breaking Capacitiy : 25 kA

100 N N/H/L

23 MCCB 4 Pole
Type MCCB

Compact NS 100 N N/H/L


Rating Arus : 32 40 A
Breaking Capacitiy : 25 kA

24 MCCB 4 Pole
Type MCCB Compact NS
Rating Arus : 64 80 A
Breaking Capacitiy : 25 kA
25 ACB
Type ME 2507 M, 3 Pole
Rating Arus : 1804 A
Breaking Capacity : 40 kA

100 N N/H/L

Transformator Yang Digunakan


26 Transformator
Kapasitas : 1250 kVA
Impedansi : 5,5 %
Rugi tanpa beban = 2700 Watt
Rugi Tembaga : 15000 Watt
Berat : 3200 kg

UNINDO

27 Gen - Set
Kapasitas : 400 kVA / 50 Hz / 3~ / 4 Kawat
Putaran : 1500 rpm
Type : MTU MERC 400
Pf = 0,8

Mercedez Benz

28 UPS ( Baterai )
AC Input and output : Single Phase 230 Vac
Capasity : 8 KVA
Frequency Range : 45 65 Hz
Power Factor : > 0.98
Battery Rated Voltage : 252 Vdc
Rated Output Current : 34,7 A

Toshiba

30 Four Core N2XY 0,6/1 kV, XLPE


Low Voltage Cable
A = 240 mm2

200 m

Pirelli

31 Three Core N2XSY 12/20 kV, XLPE


Medium Voltage Cable
A = 35 mm2

500 m

Pirelli

32 Four Core XLPE


Low Voltage Cable for SDP-1.1
A = 6 mm2

3 Roll

Pirelli

33 Four Core XLPE


Low Voltage Cable for SDP-1.2
A = 6 mm2

2 Roll

Pirelli

34 Four Core XLPE


Low Voltage Cable for SDP-1.1
A = 6 mm2

2 Roll

Pirelli

35 Four Core XLPE


Low Voltage Cable for SDP-1.1
A = 6 mm2

2 Roll

Pirelli

Emergency Supply

Kabel yang Digunakan

36 Four Core XLPE


Low Voltage Cable for SDP-1.1
A = 6 mm2
37 Four Core XLPE
Low Voltage Cable for SDP-1.1
A = 6 mm2

2 Roll

Pirelli

2 Roll

Pirelli

2 Roll

Pirelli

38 Four Core XLPE


Low Voltage Cable for SDP-1.1
A = 6 mm2
39 Four Core XLPE
Low Voltage Cable for SDP-1.1
A = 6 mm2
40 Four Core XLPE
Low Voltage Cable for SDP-1.1
A = 6 mm2

2 Roll

41 Four Core XLPE


Low Voltage Cable for SDP-1.1
A = 6 mm2

2 Roll

42 Four Core XLPE


Low Voltage Cable for SDP-1.1
A = 6 mm2

2 Roll

43 LVMDP
Lampu tanda
Rated Voltage :380/220v
Frequency : 50 Hz
Merah
Kuning
Hijau
44 Ampere Meter
System : Moving Iron
Class : 1.5
Mechanism : Strip core system with
oil damping
Internal Consumption : 3 VA
Upper Scala Value : 2 x the measuring
range
Connection : Direct Connection
45 Frame Size : 96 x 96 mm
Weight : 0.25 kg
Volt Meter
System : Moving Iron
Class : 1.5
Mechanism : Strip core system with

F&G

13
13
13
17

GAE

13

GAE

oil damping
Internal Consumption : 3 VA
45 Upper Scala Value : 1.2 x the measu ring range / 100 V or / 110 V
With transformer connected 100 V Secondary
Frame Size : 96 x 96 mm
Weight : 0.25 kg
Capacitor Drive Indicator
Terdiri dari 3 buah resin isolator
46 24 kV + box lengkap socket
Rated Voltage : 20 kV
Frequency : 50 Hz

F&G

Earthing Switch
Rated Voltage : 20-24 kV
Rated Current : 630 A
Rated withstand current : 25 kA
Pole Stand distance : 230 mm

F&G

AEG

47 AMF

FORMULIR HARGA SATUAN


JL. H. MIDUN NO
PT. MANGCAY JAYA

PERANCANGAN GARDU DISTRIBUSI 20 KV


BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG

123

Penanggung Jawab :

Halaman :
Biaya Upah +

No.

Uraian Pekerjaan

Bahan
Satuan

Pemasangan MVMDP
Pemasangan Kubikel Incoming
Pemasangan kubikel Outgoing
Pemasangan kubikel PB
Pemasangan kubikel metering
Pemasangan Transformator
Pemasangan LVMDP
Pemasangan Panel LVMDP
Pemasangan Genset
Pemasangan Panel AMF
Pemasangan UPS
Pemasangan kabel dari

2
3
4
5
6
7

MVMDP ke trafo

Upah
Jumlah

Waktu
/
Satuan
( jam )
7

Faktor
Overhead

Harga /
Satuan
( Rp )
4

Biaya
Bahan/satuan
( Rp )
6

1 set

100,000,000

1,5

150,000,000

1 set

100,000,000

1,5

150,000,000

1 set

40,000,000

1,5

1 set

80,000,000

1 buah

Bahan
Biaya

Upah / jam
( Rp )

Upah /
Satuan
( Rp )
9

Faktor
Overhead
10

upah/
Satuan
( Rp )
11

200,000

1,200,000

1,5

1,800,000

151,800,000

200,000

1,200,000

1,5

1,800,000

151,800,000

60,000,000

200,000

800,000

1,5

1,200,000

61,200,000

1,5

120,000,000

200,000

1,600,000

1,5

2,400,000

122,400,000

250,000,000

1,5

375,000,000

100,000

500,000

1,5

750,000

375,750,000

1 set

200,000,000

1,5

300,000,000

20

250,000

5,000,000

1,5

7,500,000

307,500,000

1 set

50,000,000

1,5

75,000,000

10

100,000

1,000,000

1,5

1,500,000

76,500,000

1 set

30,000,000

1,5

45,000,000

50,000

150,000

1,5

225,000

45,225,000

1 set

20,000,000

1,5

30,000,000

75,000

225,000

1,5

337,500

30,337,500

20,000,000

1,5

30,000,000

18

150,000

2,700,000

1,5

4,050,000

34,050,000

( Rp )

12

200
mtr

Pemasangan kabel dari trafo ke

LVMDP
Pemasangan kabel dari genset
ke LVMDP

300
mtr

45,000,000

1,5

67,500,000

15

150,000

2,250,000

1,5

3,375,000

70,875,000

15,000,000

1,5

22,500,000

10

150,000

1,500,000

1,5

2,250,000

24,750,000

200
mtr

Total :
Tax 10 %

= Rp. 145,218,750 +

Jumlah

= Rp. 1,597,406,250

Profit 20 % = Rp. 319,481,250


Harga akhir = Rp. 1,916,887,500

1,452,187,500

Lampiran

RENCANA KERJA DAN SYARAT


( RKS )

Proyek : Perancangan Gardu Distribusi 20 KV

BIOTEKNOLOGI LIPI CIBINONG

BAB I
TINJAUAN UMUM

Pasal 1
Syarat umum
Pemberi tugas
Pemberi tugas adalah :
Bioteknologi LIPI Cibinong
Perencana adalah :
Consultant and Contractor Installation
Direksi pekerjaan
Adalah wakil pemberi tugas dalam perancangan. Sebagai direksi dalam pelaksanaan
pekerjaan adalah Drs. A Tatang selaku dosen Perancangan Listrik Semester VI
Politeknik Negeri Jakarta
Pasal 2
Dokumen RKS
Isi dokumen RKS adalah ssebagai berikut :
1. Spesifikasi teknik;
2. Gambar rencana;

Pasal 3
Penjelasan Pekerjaan
Kepada peserta lelang diwajibkan melakukan peninjauan lapangan atas resiko dari biaya
sendiri untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai keadaan
lapangan tempat pekerjaan harus dilaksanakan dan persoalan lainnya yang bersangkutan
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan guna pengajuan penawaran.
Pada saat itu peserta lelang diberi kesempatan untuk mendapatkan keterangan atau
pedoman atau dasar petunjuk guna pelaksanaan. Penjelasan akan diberikan oleh panitia
lelang dan akan diberikan oleh panitia lelang dan minimal yang hadir dalam rapat
penjelasan ini diikuti oleh tiga peserta.
Apabila dianggap perlu akan diberikan penjelasan tambahan di luar ketentuan jadwal
rapat penjelasan di atas. Mengenai waktu dan tempatnya akan ditentukan dalam rapat
penjelasan.
BAB II
PENJELASAN UMUM
Proyek yang akan dilaksanakan berupa proyek Perancangan Gardu Distribusi 20
KV Bioteknologi Lipi Cibinong yang berlokasi Cibinong..
Sumber daya utama adalah sebesar 20 KV, dilayani oleh PLN. Sumber tersebut
akan masuk ke panel tegangan menengah (MVMDP), diteruskan ke panel distribusi
tegangan rendah (LVMDP), melalui transformator daya. Out going feeder dari LVMDP
berjumlah sebanyak 9 feeder yang dihubungkan langsung ke sub distribution panel
(SDP) di lokasi gedung yaitu SDP 1.1, SDP 1.2, SDP 1.3, SDP-ME, SDP-PL dan SDPC, sedangkan tiga feeder lagi digunakan sebagai cadangan (spare).
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam merancang gardu distribusi 20 KV Bioteknologi
LIPI Cibinong pada proyek tersebut adalah sebagai berikut ini.
Persyaratan perancangan

1.

Bila listrik dari PLN mati (mengalami gangguan), dalam hal ini beban
performance load akan dilayani oleh diesel Emergency yang dioperasikan secara
otomatis dalam waktu maksimum 15 detik.

2.

Beban performance load diatas yaitu gedung laboratorium setengah dari


kapasitas terpasang, gedung kantor pusat dan pompa air bersih dan hydran dilayani
secara penuh.

3.

Khusus untuk gedung UPT komputer, bila listrik PLN mati (padam), maka akan
dilayani oleh Battre Emergency secara penuh.

4.

Pada saat dilayani oleh diesel emergency, tiba-tiba sumber PLN hidup kembali,
bersamaan dengan itu diesel mergency akan mati secara otomatis dan pelayanan
beban akan dilayani kembali ileh PLN secara penuh.
BAB III
PERATURAN TEKNIS
Pasal 1
Ruang lingkup pekerjaan
Bioteknologi LIPI Cibinong menyerahkan pekerjaan borongan kepada

kontraktor seperti kontraktor menerima penyerahan pekerjaan tersebut dari Bioteknologi


LIPI Cibinong dan berjanji untuk melaksanakan pekerjaan kelistrikan. Dalam hal ini
melakukan perancangan Gardu Distribusi 20 KV Bioteknologi LIPI Cibinong.
Pekerjaan yang dimaksud pada ayat 1 di atas pada pokoknya adalah pekerjaan
perancangan gardu distribusi 20 KV Bioteknologi LIPI Cibinong. Pekerjaan
perancangan ini adalah seluruh perancangan sehingga diperoleh suatu instalasi yang
lengkap dan baik, setelah diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
Pekerjaan listrik disini adalah :
Perancangan system gardu distribusi 20 KV Bioteknologi LIPI Cibinong, mulai dari :
Perancangan MVMDP
Perancangan instalasi transformator daya
Perancangan LVMDP
Perancangan sumber daya cadangan dan AMF panel

Perancangan layout power house


Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan tenaga kerja
dan lain-lain untuk pemasangan pengetesan, commisioning dan pemeliharaan yang
sempurna untuk seluruh instalasi seperti yang dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti
ditunjukan dalam gambar-gambar perencanaan listrik. Dalam pekerjaan ini juga
termasuk pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang tidak mungkin disebutkan secara
terperinci dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan
fungsi dan operasi sistem kontrol.
Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Panel gardu distribusi, pekerjaan ini meliputi pekerjaan perpanelan gardu


distribusi dan seluruh komponen yang ada didalam panel tersebut yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem kontrol.

Instalasi trafo daya, pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang
digunakan untuk pendistribusian daya listrik dari sumber-submber daya listrik, panel
dan pusat-pusat beban serta peralatan-peralatan lain yang letaknya terpisah untuk
supplay daya listrik sesuai gambar perancangan.

Peralatan penunjang instalasi gardu distribusi, pekerjaan ini termasuk juntion


box, condduit, doos penyambungan, doos klem dan peralatan lain yang dibutuhkan
untuk sistem kontrol dan distribusi dayanya meskipun tidak disebutkan dan
digambarkan pada gambar perencanaan.

Penyambungan catu daya dari supply listrik sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Sistem Distribusi Daya Listrik.


Ketentuan umum
1.

Kabel yang digunakan untuk menghubungkan dari supply PLN ke pusat-pusat


beban digunakan kabel tegangan menegah NYY sampai ke panel distribusi.

2.

Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN dan SII
atau standard-standard lain yang diakui pemerintah Indonesia serta mendapat
rekomendasi dari LMK.

3.

Data teknis.

Jenis kabel

Bahan konduktor

Isolasi : PVC

Tegangan nominal

Ukuran kabel : sesuai dengan gambar perencanaan

: NYY
: tembaga

: 4 kV

4. Persyaratan pemasangan kabel :


Pemasangan kabel distribusi daya harus sesuai dengan peraturan PLN dan PUIL
atau peraturan-peraturan lain yang berlaku di negara Republik Indonesia.
Kabel harus diatur dengan rapih dan terpasang dengan kokoh sehingga tidak
akan lepas atau rusak apabila terjadi gangguan-gangguan mekanis maupun
termal.
Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe press, ukuran
sesuai dengan diameter penampang kabel.
Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan bantu, yang sesuai dan
tidak boleh melebihi strength dan stress maximum yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat.
Sebelum dilakukan penyambungan kabel daya, bagian ujung dan bagian awal
kabel harus dilindungi dengan sealing and cable, sehingga bagian konduktor
maupun bagian isolator tidak rusak.
INSTALASI PANEL MVMDP DAN LVMDP
Syarat Umum
a) Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas :
1.

Nama pembuat dan merk dagang

2.

Daya, tegangan, dan arus nominal

3.

Data teknis lain

b) Perlengkapan listrik hanya boleh dipasang pada instalasi jika:


1.

Memenuhi ketentuan dalam PUIL 2000

2.

Mendapat izin atau pengesahan dari instalasi yang berwenang

c) Setiap perlengkapan listrik tidak boleh dibebani melebihi kemampuanya.

Syarat Mekanis

Perlengkapan listrik harus terpasang kokoh pada tempatnya sehingga tidak


berubah oleh gangguan mekanis.

Perlengkapan listrik harus dipasang rapi dengan cara yang baik dan tepat.

Perlengkapan listrik harus dipasang dan ditempatkan secara aman dan jika perlu
harus dilindungi agar tidak menimbulkan bahaya

Pelindung perlengkapan listrik harus kuat dan terpasang secara kokoh.

Semua sambungan atau hubungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
dapat lepas atau kendur sendiri.

Syarat Listrik

Bagian yang dapat bergerak, tidak boleh bertegangan pada waktu sakelar dalam
keadaan terbuka atau tidak terhubung.

Tegangan nominal perlengkapan yang digunakan harus sesuai dengan tegangan


nominal rangkaian / sirkuit.

Seluruh bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik harus diamankan


terhadap bahaya sentuhan langsung.

Semua pengawatan harus dipasang sedemikian rupa sehingga bebas dari hubung
singkat (Short Circuit) dan hubung bumi.

Semua penghantar harus mempunyai KHA (Kemampuan Hantar Arus)


sekurang-kurangnya sama dengan arus yang akan melaluinya.

Syarat Khusus

Untuk pemutus arus harus mempunyai daya pemutus sekurang-kurangnya sama


dengan hasil perkalian tegangan nominal dan arus putus.

Bagian perlengkapan listrik yang pada waktu kerja normal mengeluarkan atau
menimbulkan bunga api, busur api atau logam leleh, harus diberi selungkup, kecuali
jika terpisah atau terisolasi dari bahan yang mudah menyala atau terbakar.

Semua pemutus daya harus mempunyai daya pemutus sekurang-kurangnya sama


dengan arus hubung singkat yang dapat terjadi ditempat pemutus daya.

Konstruksi panel kontrol

Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka terbuat dari besi siku atau besi
plat yang dibentuk dan dicat dasar dengan meni tahan karat serta difinis dengan cat
bakar warna abu-abu. Dengan ketebalan plat baja :

Dinding

: 1,6 mm

Pintu

: 2,0 mm

Dalam panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan


(grounding) serta busbar pentanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel
pentanahan.

Pada bagian panel bagian sisi kiri dan sisi kanan panel harus diberikan sirip
udara agar udara dapat bersikulasi dengan baik di dalam panel dibagian dalamnya
diberikan pelindung agar panel tidak mudah kotor.

Panel dilengkapi tutup bagian dalam dan pintu yang dilengkapi dengan kunci.
Pada tutup bagian dalam terdapat kunci yang berfungsi sebagai saklar, dimana
pengoprasiannya hanya dilakukan oleh maintenence rieper.

Ukuran panel didalam gambar perancangan sifatnya tidak mengikat, dapat


disesuaikan dengan ukuran komponen dan peralatan penunjang yang dipilih serta
standard pabrik pembuat.

Pada pintu bagian dalam harus digambarkan diagram sistem instalasi panel
tersebut secara lengkap dan baik serta harus di cilaminasi.

Switchgear untuk proteksi peralatan distribusi harus menggunakan proteksi yang


dirancang untuk elemenelemen distribusi.

Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum
dalam gambar perencanaan.

Untuk MCCB dan fuse 3 yang digunakan harus sebesar yang tercantum pada
gambar perencanaan.

Untuk pengaman lebur pada peralatan digunakan fuse type HRC yang besarnya
seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
Pasal 2

Syarat Pelaksanaan
Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta
surat-surat ijin dari instansi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat,
maupun surat ijin lain yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun pengawas
pelaksana lapangan. Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi
ketentuan yang telah digariskan dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas
bahan maupun kuantitasnya.
Sehubungan adanya pekerjaan ini pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi pihak
PLN terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyerahan
pekerjaan, dengan hasil pengujian yang sangat memuaskan, dan layak untuk
dipergunakan.
GAMBAR-GAMBAR
Gambar Perancangan

Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-gambar yang


menyertai buku ini, gambar-gambar penjelasan dan segala gambar-gambar beserta
addendumnya.

Kontraktor harus segera mempelajari gambar-gambar perancangan dan


secepatnya melaporkan, kepada manajemen kostruksi apabila terdapat hal-hal yang
dianggap harus jelas, dalam waktu tidak kurang dari 3 (tiga) minggu setelah
diadakan rapat prapelaksana.

Gambar-gambar

dalam

perancangan

ini

tidak

dimaksudkan

untuk

mencantumkan semua detail konstruksi detail pemasangan terutama yang


berhubungan dengan peralatan yang akan disediakan/dipasang oleh kontraktor.

Walaupun demikian, kontraktor tetap harus tetap memasang peralatan tersebut


sesuai dengan praktek pelaksanaan terbaik yang memberikan hasil yang terbaik,
dalam hal ini kontraktor diharuskan membuat shop drawing yang terinci untuk
menjelaskan hal tersebut diatas.

Dalam hal ini keraguan yang ditimbulkan oleh kesalahan penggambaran dan/
ketidaksesuaian lain kontraktor harus mengajukan pertanyaaan untuk mendapat
penjelasan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum masalah tersebut terlibat
dilapangan baik dalam arti pemasangan ataupun pemesanan barang.

Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantumkan pada


gambar perancangan dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan ukuran-ukuran
efektif.

Gambar kerja (shop drawing)

Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat oleh
kontraktor, pemasok barang atau pihak-pihak lain yang bertujuan menjelaskan cara
pemasangan maupun cara penyambungan dan lainnya pada saat pelaksanaan
pekerjaan sedang berlangsung.

Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib membuat gambar


kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan dilapangan terdiri
atas :

Gambar-gambar, seperti :

Gambar perancangan

Gambar layout ruang Gardu

Gambar layout ruang genset

Dan gambar-gambar lainnya

Detail-detail, seperti :

Detail panel.

Detail pemasangan panel.

Detail pemasangan peralatan.

Detail-detail lain yang diperlukan.


Gambar-gambar lain yang diperlukan sesuai

dengan

pekerjaan yang sedang dikerjakan.

Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada


gambar perancangan, spesifikasi teknik serta disesuaikan dengan kondisi lapangan
yang sebenarnya, sehingga tidak terjadi kesalahan dilapangan.

Gambar-gambar dibuat sebanyak tiga rangkap dan diserahkan


kepada manajemen konstruksi untuk diperiksa dan disahkan.

Kontraktor diwajibkan mengamati dan mengikuti tatacara


pelaksanaan sesuai yang tertulis pada peraturan-peraturan tersebut dan disesuaikan
dengan bahan, unit mesin atau peralatan yang dipasang.

Jika terjadi kesimpang siuran dalam hal standard yang harus


diikuti, Kontraktor harus melapor pada manajemen kostruksi untuk mendapat
kejelasan tentang hal tersebut.

Bila manajemen konstruksi tidak dapat mengambil keputusan


maka pengambilan keputusan akan diserahkan kepada instansi atau badan yang
berwenang.

DAFTAR PUSTAKA

ABB Power Technology. Power Vacuum Cast Coil Dry Type


Distribution Transformers. Spanyol .

Elkima Trafo Katalog diunduh pada 11 Juni 2015.

https://en.wikipedia.org/wiki/Switchgear diunduh pada 9 Juni 2015

Joeck, Remigius & Ossowicki Jozef. Fuse Protection of


Transformer Pole Substation in Poland. Volume 130.

MV Trafo Instrument Catalogue. 2006. Merlin Gerin


www.merlingerin.com diunduh pada 10 Juni 2015.

Tatang, Asrizal. 1995. Diktat Rancangan Listrik Semester VI.


Depok.

Wijaya, Mochtar. 2001. Dasar-dasar Mesin Listrik. Jakarta :


Djambatan.

Anda mungkin juga menyukai