Disusun oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era modern sekaligus globalisasi ini, banyak industri-industri, gedung
bertingkat, kantor-kantor, perumahan yang baru dibangun dan lain-lainnya membutuhkan
tenaga listrik yang sangat besar untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang diinginkan.
Untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan menengah lalu ke
tegangan rendah sangatlah tidak mudah dan melalui beberapa tahapan-tahapan yang
panjang. Tetapi kini kita akan melihat bagaimana cara pendistribusian tenaga listrik dari
tegangan menengah ke tegangan rendah, penurunan tersebut biasanya dapat kita lihat pada
gardu distribusi karena pada gardu tersebut merupakan perubahan tegangan dari 20kV ke
0,4kV.
Biasanya konsumen menginginkan agar mudah, aman dan efisien didalam
penggunaannya, tetapi ada pula konsumen tertentu yang menginginkan listrik itu tidak
padam apabila supply listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) padam. Maka untuk
melayani permintaan konsumen tersebut, biasanya pada gardu distribusinya dilengkapi
dengan Genset dan UPS yang dikontrol dengan AMF (Automatic Main Failure) yang
menjadi cadangan sumber tenaga listrik apabila listrik dari PLN padam.
1.2 Tujuan.
Tujuan dibuatnya perancangan gardu distribusi ini adalah untuk memenuhi
permintaan perancangan gardu distribusi yang baik, aman, ekonomis,efisien dan handal.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yang timbul pada perancangan distribusi ini cukup banyak, misalnya
bagaimana menentukan peralatan apa yang dipakai, dasarnya apa perlu diperhatikan dalam
perancangan dan hal yang terpenting adalah perancangan tersebut haruslah handal,
ekonomis dan effisien, dengan demikian masalah yang ada dibatasi pada masalah :
BAB II
TEORI DASAR
Pasangan dalam
2.
Pasangan luar
Pendinginan
Ditinjau dari cara pendinginan transformator secara garis besar dapat dibagi atas
dua macam yaitu :
1. Transformator kering (dry type transformer)
AN: Pendingin dengan udara yang bersirkulasi secara alamai
AF: Pendingin dengan udara yang bersirkulasi secara paksa
(dihembuskan /ditiupkan dengan kipas.
2. Transformator minyak
No
1
Sistem
pendingin
ONAN
Pendingin dalam
Media Sistem sirkulasi
Minyak
Alami
Pendingin luar
Media
Sistem sirkulasi
Udara
Alami
2
3
4
5
6
7
8
9
ONAF
Minyak
OFAN
Minyak
OFAF
Minyak
OFWF
Minyak
ONAN/ONAF
ONAN/OFAN
ONAN/OFAF
ONAN/OFWF
ONAN : ON : Pendingin dalam
Alami
Udara
Paksa
Udara
Paksa
Udara
Paksa
Air
Kombinasi 1 dan 2
Kombinasi 1 dan 3
Kombinasi 1 dan 4
Kombinasi 1 dan 7
Paksa
Alami
Paksa
Paksa
AN : Pendingin luar
Fungsi pemakaian :
1.
Transformator Mesin
2.
3.
Transformator Distribusi
4.
juga
untuk
penyambungan
peralatan
bantu
seperti
Alamiah (natural)
Tekanan/paksaan (forced).
Tap Changer (perubah tap), Tap Changer adalah perubah
trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah
mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai
dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan
masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo.
Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang
menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal
tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi
kristal zat hygroskopis.
Indikator, Untuk mengawasi selama trafo beroperasi,
dan sebagainya.
3. Peralatan Proteksi
Rele Bucholz, Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan
mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas.
Gas yang timbul diakibatkan oleh:
Pengaman tekanan lebih, Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca,
plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki
trafo terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan
pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kakuatan
tangi trafo.
Rele tekanan lebih, Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz,
yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini
hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung
mentripkan P.M.T.
Rele Diferensial, Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam
trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan atau
kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan
ataupun beda kumparan.
Rele Arus lebih, Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus
yang diperkenankan lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi
oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
Rele Tangki tanah, Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung
singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak
bertegangan pada trafo.
Rele Hubung tanah, Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi
gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.
Kelas
Sistem Koneksi
Star/Star
Delta/Delta
Kelas 1
Delta/Z
Vee/Vee
Tee/Tee
3 to 3 phase
Delta/Star
Star/Delta
Kelas 2
Z/Star
Star/Z
Star/Double Star
Kelas 3
Delta/Double Delta
3 to 6 phase
Star/Double Delta
Kelas 4
Delta/Double Star
3 to 2 phase
Kelas 5
Scott
Diagram Vektor
Lee Blanc
2 to 6 phase
Kelas 6
Double Scott
2.2 Switchgear
Switchgear adalah sebuah piranti untuk mengendalikan distribusi energi listrik atau
untuk melindungi peralatan yang dihubungkan ke catuan listrik. Switchgear yang
digunakan untuk sebuah gardu distribusi adalah sebagai berikut :
2.2.1
dan memutuskan aliran listrik sesuai ratingnya, baik dalam kondisi normal maupun tidak
normal misalnya kalau terjadi arus beban lebih atau arus hubung singkat. Pemutus beban
yang otomatis dilengkapi dengan kumparan trip yang tersambung pada relay, dirancang
untuk membuka dan menutup secara otomatis.
Pada saat memutuskan atau menghubungkan daya / arus listrik ini akan timbul
busur api pada ruang media kontaknya, oleh karena itu CB biasanya dilengkapi dengan
peralatan pemadam busur api. Pada ruang media kontak ini terdapat kontak gerak, kontak
tetap, dan media busur api.
Berdasarkan jenis CB dibagi 2 tipe yaitu :
Tipe Moulded Case
Tipe Air Break
Komponen Moulde Case breakers berisikan material-material penyekat
(Insulating Materials). Beraker tipe initersedia pada rating arus di atas 3200 A. MCCB
tersedia dengan bentuk yang khas membuat MCCB itu cocok untuk digunakan sebagai
pengaman rangkaian motor saat digunakan sebagai penghubung dengan perangkat
peralatan pengaman beban lebih.
MCCB dapat dipilih berdasarkan :
1. Ukuran bingkai
2. Rating Arus ; mulai dari 16 A sampai 3200 A
3. Kapasitas pemutusannya ; hingga 35.000 A
Pada Air Breaker tidak terdapat bahan penyekat seperti pada Moulded Case,
dan biasa diproduksi untuk rating di atas 6300 A. di samping konstruksinya, CB juga
diklarifikasikan tergantung design, dengan prinsip Current Zero Breakers dan Current
Limiter. Current Zero Breakers bekerja dengan prinsip Switching ARC pada transisi nilai
nol secara alami pada arus AC.
Kuat medan elektromagnetik dimanfaatkan untuk mengerjakan kontak saat terjadi Short
Circuit, dan kontak tidak dapat kembali pada posisi semula sebelum arus hubung singkat
dilepaskan. Semua bagian kontak yang ada pada CB ini harus mampu dialiri oleh arus
maksimum short circuit. Current Limiter adalah fast acting Circuit Breaker yang bekerja
sebelum dicapai arus maksimum. Arus maksimum Short Circuit I p dibatasi untuk mengCut-Off arus
Berdasarkan media atau bahan yang igunakan sebagai pemadam, maka CB ini
dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
2.2.1.1 Oil Circuit Breaker (OCB)
Yaitu jenis Circuit Breaker yang memanfaatkan minyak sebagai pemadam
busur api listrik pada ruang media kontaknya. Secara garis besar OCB dibagi menjadi 2
jenis yaitu :
Jenis Bulk Oil Circuit Breaker, pada jenis ini minyak berfungsi
sebagai pemadam busur api dan sebagai isolasi anatara bagian-bagian yang
bertegangan dengan body.
Jenis Low Oil Content Circuit Breaker, yaitu jenis CB yang
Perawatan sulit
2.2.1.2 Air Blast circuit Breaker (ABCB)
Yaitu jenis Circuit Breaker yang menggunakan udara tekanan tinggi
sebagai pemadam busur api pada ruang media kontaknya. Selain sebagai pemadam busur
api, pada CB jenis ini udara juga berfungsi sebagai pencegah terjadinya tegangan pukul
(restricking).
2.2.1.3 Vacum Circuit Breaker (VCB)
Yaitu jenis Circuit Breaker yang menggunakan hampa udara (vacuum) sebagai
media pemadam busur api pada ruang media kontaknya. Inti dari VCB yang penting adalah
Vacuum Interrupter. Pada vacuum interrupter inilah terjadinya pemadam busur api.
Terjadinya busur api pada vacuum adalah pada saat kontak vacuum terbuka, saat itulah
busur api timbul. Pada kejadian tersebut satu titik panas dimana diikuti juga dengan
tersebarnya bau metal / bahan. Karena arus busur api tersebut merupakan arus bolak balik
maka arus cenderung turun sesuai dengan prinsip gelombang yang akhirnya arus busur api
tersebut menjadi nol. Hal ini berarti kejadian yang timbul tadi juga akan hilang atau nol.
Bersamaan dengan itu kekuatan isolasi dari vacuum juga kembali naik yang tadinya turun
akibat menahan busur api yang terjadi. Kenaikan kekuatan isolasi ini juga mencegah
timbulnya busur api lagi (restriking arc).
menghubungkan bagian-bagian yang bertegangan satu sama lainnya dalam keadaan tanpa
beban. Pengoperasiannya dengan manual, motor atau mekanisme pegas. Aplikasi PMS
pada kubikel tegangan menengah antara lain terdapat pda jenis kubukel PT dan kubikel
PGDB. Untuk pemisah distribusi tegangan menengah batas kerjanya diperlihatkan pada
tabel berikut ini.
Arus Hubung
nominal (kV)
10
Singkat (kA)
35
400
50
75
125
160
25
50
75
630
630; 1250; 1600
1250; 1600; 2500
1250; 2500; 4000
400
630
630
20
2.2.3
Switching capasitor banks sampai 1500KVA, seperti juga pada jaringan udara
ataupun kabel bawah tanah pada kondisi tanpa beban.
Pada gambar susunan LBS katub-katub isolator tersebut tergantung pada base
frame (rangka dasar) dengan penyanggah isolator. Jalur arus adalah jalur antara bagian
yang terhubung pada kontak tetap dan kontak transfor yang menggerakan batang/tongkat
penghantar arus, yang terdapat pada tabung isolasi. Busur api pemutus terjadi diantara
bagian terdalam dari kontak transfor dan cicin busur dari tabung moving kontak. Bagian
dalam dari ruang busur dan bagian luar dinding tabung moving kontak, membentuk
percikan yang berbentuk cincin /ring. Dalam ruang busur ini, bunga api di padamkan oleh
gas yang dibangkitkan sendiri. Setelah jalur arus Bantu yang terbentuk oleh kontak moving
sekunder dan kontak tetap sekunder, membuka sehingga mendapatkan pemutusan secara
nyata.
Metal penutup dari tabung moving kontak juga merupakan pembawa making
current, sehingga walaupun terjadi SC pada saat switch terputus. Pembakaran
tongkat/batang penghantar arus dapat terhindari sehingga capasitas pembaawa arus tidak
terpengauh. Fuse HRC dalam pemasangannya dihubungkan ke ujung kontak tetap, lalu
kemudian kepemutus yang nyata. Hal ini untuk melindungi cabang cabang dari SC.dan
pemasangan dari fuse dan switch terbatas untuk LBS 400A. LBS juga digabung dengan
Earthing Switch. Untuk LBS yang yang tergabung dengan dengan fuse HRC pemasangan
Earthing Switch hanya mungkin pada bagian arc chamber (ruang busur).
Tetapi tidak dapat dipergunakan untuk memutuskan arus yang ditimbulkan oleh
gangguan hubung singkat. Pada saklar beban bunga api yang timbul pada saat terjadinya
pemutusan dapat dipadamkan dengan cara menghembuskan udara atau medan magnet
kepada kontak kontak dari saklar tersebut.
2.2.4
terhadap hubung singkat dan beban lebih sederhana dari pemutus beban, tetapi
kemampuannya sama dengan gabungan antar pemutus beban dan relay. Kerugiannya tidak
dapat memutuskan ketiga fasa secara bersamaan dan harus diganti dengan yang baru setiap
kali putus. Dipandang dari segi pengaman sistem koordinasinya sangat sukar. Oleh karena
itu dipakai untuk pengaman trafo kecil. Trafo tegangan serta pengaman saluran cabang
yang kurang penting.
2.3
2.3.1
Instrumentation
kelas isolasi dari suatu transformator arus, dimana trafo dibedakan fungsi
penggunaannya oleh suatu kelas isolasinya. Berikut merupakan jenis trafo
arus berdasarkan media/bahan isolasinya :
Type
Voltage range
Application
Indoors
type transformers
Cast resin
Indoors
transformers
SF6-
and
Oil-
installation
Tank and inverted- High and very Outdoors
impregnated
type transformers
high voltage
paper/percelin
VDE
IEC
class class
0.1
0.1
0.2
0.2
0.5
0.5
1
1
3
3.5
5P, 10P
ANSI
Class
0.3
0.3
0.6
1.2
1.2
C,T
Sambungan CT, Pada umumnya semua peralatan listrik tiga fasa dihubung
satu dari dua cara yang ada, yaitu dihubung bintang (star) atapun dihubung
segitiga (delta), demikian juga dengan CT. Berikut merupakan sambungan
yang digunakan untuk CT (Penerapan dan Pengujian Trafo Arus, oleh
Rasam Syamsudin).
1. Hubungan Bintang
2. Hubungan segitiga
akurasi,
Tingkat
ketelitian
VT
dibagibagi
menurut
2.3.1.3 Metering
Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur analog maupun digital. Alat
ukur analog berdasarkan prinsip kerjanya bisa berupa alat ukur kumparan putar,
thermocouple, besi putar, elektro dinamis, induksi, atau elektro statis. Bila menggunakan
alat ukur digital, maka hanya dengan menggunakan satu alat ukur akan dapat mencakup
Voltmeter, Amperemeter, Wattmeter, VARmeter, Cosmeter, KWhmeter, KVARhmeter.
Alat ukur digital memiliki keuntungan lain, yaitu lebih akurat, terutama pada sistem daya
yang banyak terdapat harmonic karena meningkatnya penggunaan beban elektronik.
Metode pengukuran analog merespon terhadap harga rata-rata dari bentuk gelombang
input, hal ini hanya efektif bila bentuk gelombangnya mendekati sinusoida murni.
Pengukuran dengan alat ukur digital menggunakan teknik pengukuran RMS (Root Mean
Square) sebenarnya yang dapat melakukan pengukuran dengan akurat dengan adanya
harmonic sampai harmonic ke 15.
Jenis-jenis sistem pengukuran sebagai berikut :
a) Pengukuran satu fasa.
b) Pengukuran tiga fasa 3 kawat beban seimbang atau tidak seimbang.
c) Pengukuran tiga fasa 4 kawat beban seimbang atau tidak seimbang.
Contoh hubungan alat ukur analog :
2.4
Busbar System
Dalam penggunaannya, busbar dapat dinyatakan sebagai lempengan tebal dalam
proses pendistribusian listrik pada kubikal. Ukuran dari busbar menyatakan dari jumlah
arus yang mampu dialirkannya. Panel distribusi berukuran kecil atau unit konsumen
tegangan rendah memiliki busbar yang berukuran lebih kecil dari tegangan menengah.
Dalam penginstalasian sistem busbar dapat dikategorikan menjadi tiga jenis sistem yang
bergantung dari kebutuhan konsumen dan ketersediaan tenaga listrik, antara lain :
Sistem Ganda, Sistem ganada merupakan kelanjutan dari sistem tunggal dimana
ada dua buah busbar.Jika terjadi gangguan pada salah satu sistem busbar maka
busbar lain akan siaga untuk menggantikan untuk menyuplai kepada konsumen
sehingga pasokan listrik kepada konsumen akan tetap terjaga.
Sistem Tertutup (Ring Busbar), Pada sistem busbar ganda sistem akan
menyupalai beban (konsumen) melalui beberapa busbar dimana apabila terjadi
gangguan pada salah satu sistem maka sistem yang lain akan menanggung
beban yang terganggu.
Pada sistem busbar dengan kapasitas 1000 KVA yang merupakan kategori tegangan
menengah, keandalan dan keamanan menjadi fokus utama dari penulisan karya tulis ini.
Busbar dapat dibagi menjadi beberapa kategori, dengan sistem busbar masing-masing
dalam beberapa kasus dikonstruksikan dari beberapa jenis :
Isolasi udara dimana tiap fasa terpisah oleh pembumian dan sering
disebut sebagai Busbar Fasa Terisolasi
Dalam beberapa rangkaian listrik energi listrik yang mengalir hilang sebgagai
panas, dimana jika tidak terjaga dalam batas aman dapat mempengaruhi performa sistem.
Busbar, sebagaimana layaknya peralatan lain dalam sistem harus mampu memikul beban
yang dipikul. Sebuah material konduktor, khususnya busbar harus memilik ketentuan jika
ingin diproduksi efisien dan memiliki biaya rendah dari sisi pandang konsumsi energi dan
perawatan :
Resistansi listrik dan panas yang rendah
Kekuatan mekanik yang tinggi dalam uji tarik, uji tekan
Daya tahan yang tinggi terhadap keausan
Mudah dalam pabrikasi
Daya tahan yang tinggi terhadap korosi
Harga yang bersaing
Kombinasi tersebut hanya dapat ditemui pada tembaga dan bukan pada aluminium
yang sama juga sering dipergunakan dalam rangkaian listrik. Jenis dari sistem busbar
dipilih berdasarkan dari tegangan, arus, keamanan, reabilitas, frekuensi, arus hubung
singkat dan lingkungan. Selain itu guna memaksimalkan performa dari suatu sistem busbar
penempatan dari lempengan material atau desainnya sehingga ada fakto-faktor yang
diperhatikan yaitu : distribusi panas dari area maksimal, pengaturan dari lempengan
material yang menyebabkan interfensi minimum dengan pergerakan alami udara, efek low
skin dan efek proximity untuk sistem, arus seragam yang mengalir pada bagian
konduktor akibat magnetisasi pada busbar.
Berikut ini adalah cara-cara pemasangan busbar :
Lempengan
Tembaga
Berlapis,
Penempatan
ini
ditujukan
untuk
d = diameter rod, mm
f = frekuensi, Hz
= resistivitas, cm
= permeabilitas tembaga (=1)
untuk tembaga HC pada 20C, = 1.724 cm, dimana :
Kelebihan
1.
Sederhana
2.
3.
Kelemahan
1.
Kurang handal
2.
Daya terbatas
Kelebihan
1.
Handal
2.
Kelemahan
1.
Incoming
Feeder
PMS
TRAFO
PMT
TRAFO
TRAFO
Incoming
Feeder
TRAFO
Incoming
Feeder
2.5
Emergency System
Emergency supply adalah tenaga listrik yang diberikan kepada beban pada saat
aliran listrik dari PLN terputus. Biasanya tenaga listrik itu disupply oleh genset dan
UPS. Dan beban yang disupply oleh genset atau UPS adalah beban yang vital saja.
UPS (Uninterruptible Power Supplay)
listrik padam
2.
tegangan rendah
3.
teganga tinggi
4.
fluktuasi tegangan
5.
commond-mode noise
6.
normal-mode noise
7.
Ups dapat melindungi berbagai berbagai tipe peralatan listrik yang sensitif,
tentunya dengan jenis dan kegunaan dari Ups itu sendiri. Peralatan yang dapat
dilindungi seperti;
1.
2.
3.
critical instrument
4.
system telekomunikasi
5.
terminal point-of-sale
6.
Kegunaan UPS
Pada dasarnya UPS merupakan sumber tenaga alternatif sementara yang
menggantikan suplai tenaga listrik utama dalam hal ini sumber listrik PLN. Namun
UPS yang baik mampu menangani permasalahan gangguan listrik yang lain seperti
tegangan transien, tegangan spike, atau distorsi harmonisa/noise.
UPS sendiri merupakan sebuah sistem yang berdiri sendiri terhadap sistem
suplai tenaga listrik PLN. UPS diharapkan mampu melindungi peralatan listrik yang
kritis terhadap gangguan suplai tegangan listrik seperti komputer, jaringan komputer,
bahkan peralatan industri agar terhindar dari kerusakan yang fatal.
Penggunaan UPS tidaklah menjadi suatu keharusan, namun yang menjadi
acuan penentuan penggunaan UPS adalah terganggu tidaknya peralatan listrik ketika
terjadi gangguan suplai tenaga listrik yang terjadinya tidak dapat diprediksikan.
Selain itu dasar pertimbangan yang lain adalah berapa besar kapasitas UPS yang
akan digunakan. Untuk pertimbangan yang kedua ini sebagai pengguna perlatan
listrik harus dapat raengetahui peralatan listrik mana saja yang terganggu karena
gangguan listrik dan jumlah daya yang dibutuhkan olch perlatan listrik tersebut.
Pertimbangan kedua merupakan pertimbangan yang sedikit menjadi masalah
bagi orang yang awam terhadap dunia elektronika. Pemilihan kapasitas yang terlalu
kecil terhadap kebutuhan daya yang harus disuplai pada saat terjadi gangguan tenaga
listrik dapat berakibat pendeknya waktu pelayanan UPS. Tetapi pemilihan kapasitas
UPS yang terlalu besar tentunya tidak efektif jika biaya juga menjadi dasar
AC
INPUT
FILTER AND
SURGE
SUPRESSOR
BATERRY
BACK UP
BI-DIRECTIONAL
CONVERTER
ISO LATIO N
TRANSFO RM ATO R
LOAD
SERIES UPS
Sama halnya dengan gardu pasang dalam dimana pada gardu ini semua peralatan
utamanya diletakan dibangunan bawah tanah.
Khusus untuk gardu distibusi dan gardu transformator, berdasarkan konstruksi dapat
dibagi atas:
1. Gardu Beton / Tembok
Gardu ini adalah gardu distribusi yang bangunannya secara keseluruhan terbuat
dari beton dan dibangaun bila kepadatan bebannya sudah dianggap besar,
melebihi 2 MVA / Km2 , Alasan utama pemilihan ini adalah karena sulitnya
mendapatkan tanah untuk pembangunan gardu pada lokasi beban yang harus
dilayani.
Gardu beton/ tembok inidapat dibedakan atas :
a.
b.
Konsumen Umum
2.
Konsumen Khusus
3.
2. Gardu Kios
Gardu kios adalah gardu distribusi yang bangunannya dipakai sebagai gardu
sementara dan dapat bersifat mobil. Gardu ini dapat dikelompokan atas :
a. Komsumen Umum
b. Konsumen Khusus
c. Konsumen Umum-khusus
3. Gardu Tiang
Pada gardu tiang ini seluruh instalasinya dipasang pada tiang distribusi. Bila
transformator yang dipasang relative kecil (ringan) dapat digunakan satu buah
tiang saja. Jenis ini biasa disebut dengan Gardu Cantol. Tapi bila transformator
yang dipasang berat dan harus menggunakan dua buah tiang maka gardu ini
disebut gardu portal.
a. Gardu Portal
1. Konsumen Umum
2. Konsumen Khusus
Uraian
Pasang Luar
Pasang Dalam
Bawah Tanah
Saluran keluar
Keselarasan dengan
Atas tanah
Daerah industri /
Bawah tanah
Daerah perumahan
Bawah tanah
Daerah pusat kota
lingkungan
Pencegahan
jalur hijau
dan industri
terhadap ganguan
Agak sukar
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Tidak perlu
Tidak perlu
Besar
Sedang
Kecil
tanah murah
mudah
harga mahal
Agak sukar
suara
Pencegahan
terhadap kebakaran
Pencegahan
Sukar didaerah
terhadap banjir
Pencegahan
yang rendah
Sukar, perlu hati-
hati
penggaraman
Daerah yang
diperlukan
Harga tanah
Op-Har
Beban untuk kawasan ini adalah untuk keperluan kenyamanan dan daya tarik
masyarakat seperti untuk penerangan, penyegaran udara, hiburan dan lain-lain.
System suplai untuk kawasan ini menghendaki kehandalan yang tinggi.
3. Kawasan Pemukiman
Suplai daya yang dikehendaki di kawasan ini tergantung dari tingkat hunian dimana
untuk perumahan sederhana tidak memerlukan kehandalan yang tinggi, tetapi untuk
hunian perumahan elit menghendaki tingkat keandalan yang tinggi.
4. Kawasan Pertanian
Catu daya untuk kawasan ini, biasanya dipisahkan dari jaringan untuk kawasan yang
lain.
Komponen Utama untuk Gardu Listrik
Komponen untuk gardu listrik adalah :
1. Trnsformator Daya
2. Switchgear
a. Pemisah (Disconnecting Switch)
b. Pemutus beban (LBS)
c. Pemutus tenaga (Circuit Breaker)
3. Rel atau Busbar
4. Proteksi system (fuse, relay dll)
5. Meter meter dan alat ukur
Jenis jenis kubikel tegangan menengnah (TM) pada umumnya indoor type, dan
disebut menurut peralatan yang ada didalamnya antara lain :
Jenis jenis kubikel tersebut secara umum dapat dilihat dalam single lines
diagram dibawah ini :
PGDB
PB
BAB III
PERANCANGAN dan ANALISA
3.1
Deskripsi Proyek
1. Sebagai sumber daya utama dilayani oleh PLN tegangan menegah 20KV
(SKTM).
2. Sumber PLN tersebut masuk ke panel tegangan menengah (MVMDP).
3. Dari MVMDP diteruskan ke panel distribusi tegangan renda (LVMDP)
melalui transformator daya.
4. Out going feeder dari LVMDP berjumlah sebanyak 9 feeder yang
dihubungkan langsung ke sub distribution panel (SDP) di lokasi gedung yaitu
SDP 1.1, SDP 1.2, SDP 1.3, SDP-ME, SDP-PL dan SDP-C, sedangkan tiga
feeder lagi digunakan sebagai cadangan (spare).
5. Bila listrik dari PLN mati (mengalami gangguan), dalam hal ini beban
performance load akan dilayani oleh diesel Emergency yang dioperasikan
secara otomatis dalam waktu maksimum 15 detik.
6. Beban performance load diatas yaitu gedung laboratorium setengah dari
kapasitas terpasang, gedung kantor pusat dan pompa air bersih dan hydran
dilayani secara penuh.
7. Khusus untuk gedung UPT komputer, bila listrik PLN mati (padam), maka
akan dilayani oleh Battre Emergency secara penuh.
8. Pada saat dilayani oleh diesel emergency, tiba-tiba sumber PLN hidup
kembali, bersamaan dengan itu diesel mergency akan mati secara otomatis
dan pelayanan beban akan dilayani kembali ileh PLN secara penuh.
9. Rekapitulasi dari beban yang terpasang pada setiap gedung adalah seperti
tabel dibawah ini.
3.2
Untuk Gedung
Laboratarium
Kantor pusat
Lab. Algae
Pompa air bersih dan hidran
Penerangan luar
UPT komputer
Total
Panel
SDP 1.1
SDP 1.2
SDP 1.3
SDP-ME
SDP-PL
SDP-C
Daya terpasang
460 KVA
45 KVA
38 KVA
152 KVA
32 KVA
120 KVA
847 KVA
Transformator Daya
Total daya yang terpasang
= 847 KVA
: 1000 kVA
Tegangan nominal
: 20 kV \ 0,4 kV
Frequency
: 50 Hz.
Koneksi
Kubikel MVMDP
Digunakan 3 buah kubikel MVMDP yaitu :
a) Cubicle Incoming type: ISARC-1P, berisi:
Post insulator dan Bus bar sistem.
Air Load Break Switch type ISARC-1P
Earthing Switch.
Operating handle.
Interlock antara door handle dengan main switch dan earthing
switch.
Grounding Bar
Capacitive Voltage Indicator.
Key lock.
b) Cubicle Metering, berisi:
Post insulator dan Bus bar sistem.
Hv Fuse Holder
Fuses
: 24 KV
Rated frequency
: 50 Hz
: 24 KV
Rated frequency
: 50 Hz
Metering Compartment
Volt meter & Selector Switch
Digunakan Voltmeter :
System
: Moving Iron
Mechanism
Internal Consumption
: 2,5 VA
Frame Size
: 96 x 96 mm
: Moving Iron
Mechanisme
Internal Consumption
: 2,5 VA
: 2 x measuring range
Connection
: Direct Connection
Frame Size
: 96 x 96 mm
Diesel Emergency
Apabila listrik dari PLN mati, maka diesel emergency ini akan melayani
gedung laboratorium setengah dari kapasitas terpasang, sedangkan gedung
kantor pusat dan gedung pompa air bersih & hydran akan dilayani secara
penuh. Sehingga total bebannya menjadi :
Laboratorium (setengah dari kapasitas terpasang) = 230 kVA
Kantor pusat
= 45 kVA
= 152 kVA +
Total daya
= 427 kVA
3.2.4
Daya
: 500 kVA
Rated Voltage
: 380 400V
Frequency
: 50 Hz
Cos
: 0,8 lagging
Insulation
: Class F
Batere emergency
Apabila listrik dari PLN mati, maka batere emergency ini akan melayani
sebuah gedung UPT computer secara penuh, sehingga total bebannya
menjadi :
Gedung UPT komputer = 120 kVA
In = 120 kVA = 182,32 A
3 x 380 V
Batere Emergency yang dipakai :
3.2.5
Daya
= 120 kVA.
Input voltage
= 380 to 415V
= 380 to 415V
= 50/60 Hz
Kubikel LVMDP
Supply dari PLN :
Laboratorium (SDP 1.1)
In = 460 kVA = 698,89 A
3 x 380 V
MCCB yang dipakai :
Rated Current
: 800 A
Breaking Capacity
: 35 kA
Type
: Therm / Mag
Terminal Type
: Busbar O 21 mm hole
: 75 A
Breaking Capacity
: 30 kA
Type
: Mag / Hyd
Terminal Type
: 60 A
Breaking Capacity
: 30 kA
Type
: Mag / Hyd
Terminal Type
: 350 A
Breaking Capacity
: 35 kA
Type
: Therm/ Mag
Terminal Type
: 60 A
Breaking Capacity
: 30 kA
Type
: Mag / Hyd
Terminal Type
: 200 A
Breaking Capacity
: 25 kA
Type
: Therm/ Mag
Terminal Type
Spare
Spare 1
In = 53 kVA = 80,52 A
3 x 380 V
: 100 A
Breaking Capacity
: 30 kA
Type
: Mag/Hyd
Terminal Type
Spare 2 & 3
In = 50 kVA = 75,96 A
3 x 380 V
: 100 A
Breaking Capacity
: 30 kA
Type
: Mag/Hyd
Terminal Type
: 2000 A
Breaking Capacity
: 65 kA
Type
: Masterpact NW 20 H1
Rated Current
: 350 A
Breaking Capacity
: 35 kA
Type
: Therm/ Mag
Terminal Type
Rated Current
: 75 A
Breaking Capacity
: 30 kA
Type
: Mag / Hyd
Terminal Type
Rated Current
: 350 A
Breaking Capacity
: 35 kA
Type
: Therm/ Mag
Terminal Type
Rated Current
: 200 A
Breaking Capacity
: 25 kA
Type
: Therm/ Mag
Terminal Type
: 0.8VA.F.S
Rated frequency
: 50-60 Hz
=
=
3.3
5,4 VA
23,4 VA
Analisa Peralatan
Untuk menentukan peralatan pengaman yang ingin dipakai untuk gardu distribusi
Transformator
Dalam mendistribusikan tenaga listriknya digunakan satu buah transformator
20 / 0,4 kV dengan daya 1000 kVA, pemilihan trafo tersebut berdasarkan daya yang
terpasang yang tercantum pada deskripsi proyek. Pada trafo jenis ini digunakan
koneksi delta-star karena perlunya titik netral untuk peralatan yang akan digunakan.
Dan jenis pendingin yang digunakan trafo adalah jenis ONAN yaitu media
pendingin minyak dengan sirkulasi alami, alasan penggunaan sirkulasi alami karena
beban jarang menggunakan beban penuh sehingga suhu trafo tetap stabil walaupun
hanya menggunakan sirkulasi alami.
2. MVMDP
a. Air Load Break Switch
Alasan penggunaan ALBS :
Pengoperasiannya mudah.
b. Earthing Switch
Penggunaan earthing switch berfungsi untuk membuang muatan sisa yang ada
pada penghantar dengan pentanahan, dimana pada penggunaannya di interlock
dengan LBS agar tidak terjadi kesalahan urutan operasi.
3. LVMD
MCCB
MCCB digunakan pada system distribusi tegangan rendah karena penggunaan
rating arusnya yang lebih besar dari pada rating arus MCB, dan dapat bekerja
sebagai pengaman terhadap arus hubung singkat dan pengaman terhadap arus
beban lebih, selain itu alat ini juga dapat berfungsi sebagai pemutus tenaga.
4.
Diesel Emergency.
Diesel Emergency sangat diperlukan sekali karena sering adanya gangguan
dipihak PLN sebagai pemasok listrik sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan
konsumen (pabrik, perusahaan dll) dapat terganggu, dengan adanya diesel
emergency maka kegiatan tersebut dapat berjalan kembali tetapi tidak semua alat
dapat dioperasikan.
5.
Battere Emergency.
Penggunaan battere emergency karena beban berupa komputer yang akan
mengalami kerusakan atau kehilangan data apabila listrik padam sehingga pada
beban ini apabila listrik padam, maka akan dapat hidup kembali dengan adanya
batere emergency tersebut.
6.
Panel AMF.
Penggunaan AMF disini adalah untuk mengontrol kerja dari genset pada saat
supply dari PLN padam / terganggu, adapun deskripsi kerja dari AMF sebagai
berikut:
Menghidupkan genset secara otomatis pada saat supply dari PLN
pada PLN
7.
HRC Fuse
Alasan digunakan HRC FUSE adalah untuk pengaman pada peralatan metering
khususnya untuk PT, sedangkan pada Out going HRC di kombinasikan dengan LBS
sebagai pengaman untuk Trafo Distribusi dan berfungsi juga sebagai pemutus.
8.
Yang perlu diperhatikan dalam memilih PT adalah primary voltage trafo yang
digunakan, dengan tegangan primer trafo 20 kV maka :
PT yang digunakan yaitu :
Type
: PT 24 1B1S
: 24 KV
Rated frequency
: 50 Hz
9.
: CT 24 1C1R
: 100 A
Rated Secondary
:5A
Rated frequency
: 50 Hz
MVMDP
3.4.3 LVMDP
3.4.6 AMF
3.4.7 UPS
BAB IV
KESIMPULAN
Gardu distribusi adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan daya
listrik dari tegangan menengah ke tegangan rendah lalu ke konsumen.
UPS dan genset yang dikontrol oleh AMF secara otomatis sebagai supply
cadangan.
PLC bertindak sebagai AMF yang digunakan untuk mengatur kondisi dari kedua
sumber listrik yang digunakan
Dasar pemilihan dari genset atau UPS adalah dilihat dari bebannya, untuk
kelompok beban yang memerlukan kehandalan tinggi maka dipilih UPS
Untuk kelompok beban yang kurang memerlukan keandalan yang tinggi dapat
mempergunakan genset sebagai suplay cadangan yang pengoperasiaannya
dikontrol secara otomatis oleh AMF.
Daftar Komponen
No
Daftar komponen
Jumlah
Keterangan
MVMDP
Peralatan Incoming Cubicel
1
Trafindo
Earthing Switch
Rated Voltage : 20-24 kV
Rated Current : 630 A
Rated withstand current : 25 kA
Trafindo
Trafindo
Peralatan Matering :
4
Trafindo
Potensial Transformer
Rated primary voltage : 20 kV
Rated secondary voltage : 110 V
Type : PT 24 - 1B1S
Trafindo
Fuse HRC
Transformer Rating : 150 kVA
Rating Current : 16 A
Type fusarc
Trafindo
Ampere Meter
System
: Moving Iron
Mechanism
: Strip core system with oil damping
Internal Consumption : 2,5 VA
Upper Scala Value
: 2 x the measuring
Trafindo
GAE
Connection
Frame Size
range
: Direct Connection
: 96 x 96 mm
Volt Meter
System
: Moving Iron
Mechanism
: Strip core system with oil damping
Internal Consumption : 2,5 VA
Upper Scala Value : 1.2 x the measuring range for../100V
or 110Vwith trafo connected 100 V - secondary
Frame Size : 96 x 96 mm
11 Earthing Switch
Rated Voltage : 20-24 kV
Rated Current : 630 A
Rated withstand current : 25 kA
Trafindo
Trafindo
Trafindo
Trafindo
Merlin Gerin
Merlin gerlin
Merlin Gerin
Merlin Gerin
CB yang digunakan
14 MCCB 4 Pole
Type MCCB
Micrologic 5.0
Rating Arus : 800 2000 A
Breaking Capacitiy : 70 kA
15 MCCB 4 Pole
Type Compact NS 1600 N/H/L micrologic 5.0
Rating Arus : 640 1600 A
Breaking Capacitiy : 70 kA
16 MCCB 4 Pole
Type MCCB
Micrologic 5.0
Rating Arus : 320 800 A
Breaking Capacitiy : 50 kA
17 MCCB 4 Pole
Type MCCB
Micrologic 5.0
Rating Arus : 252 630 A
Breaking Capacitiy : 45 kA
18 MCCB 4 Pole
Type MCCB
Merlin Gerin
Merlin Gerin
Merlin Gerin
Merlin Gerin
Merlin Gerin
Merlin Gerin
Merlin Gerin
Merlin Gerin
AEG
(GE electrical)
160 H N/H/L
20 MCCB 4 Pole
Type MCCB
21 MCCB 4 Pole
Type MCCB Compact NS
Rating Arus : 200 250 A
Breaking Capacitiy : 36 kA
250 N N/H/L
22 MCCB 4 Pole
Type MCCB
22 MCCB 4 Pole
Type MCCB Compact NS
Rating Arus : 25 32 A
Breaking Capacitiy : 25 kA
100 N N/H/L
23 MCCB 4 Pole
Type MCCB
24 MCCB 4 Pole
Type MCCB Compact NS
Rating Arus : 64 80 A
Breaking Capacitiy : 25 kA
25 ACB
Type ME 2507 M, 3 Pole
Rating Arus : 1804 A
Breaking Capacity : 40 kA
100 N N/H/L
UNINDO
27 Gen - Set
Kapasitas : 400 kVA / 50 Hz / 3~ / 4 Kawat
Putaran : 1500 rpm
Type : MTU MERC 400
Pf = 0,8
Mercedez Benz
28 UPS ( Baterai )
AC Input and output : Single Phase 230 Vac
Capasity : 8 KVA
Frequency Range : 45 65 Hz
Power Factor : > 0.98
Battery Rated Voltage : 252 Vdc
Rated Output Current : 34,7 A
Toshiba
200 m
Pirelli
500 m
Pirelli
3 Roll
Pirelli
2 Roll
Pirelli
2 Roll
Pirelli
2 Roll
Pirelli
Emergency Supply
2 Roll
Pirelli
2 Roll
Pirelli
2 Roll
Pirelli
2 Roll
2 Roll
2 Roll
43 LVMDP
Lampu tanda
Rated Voltage :380/220v
Frequency : 50 Hz
Merah
Kuning
Hijau
44 Ampere Meter
System : Moving Iron
Class : 1.5
Mechanism : Strip core system with
oil damping
Internal Consumption : 3 VA
Upper Scala Value : 2 x the measuring
range
Connection : Direct Connection
45 Frame Size : 96 x 96 mm
Weight : 0.25 kg
Volt Meter
System : Moving Iron
Class : 1.5
Mechanism : Strip core system with
F&G
13
13
13
17
GAE
13
GAE
oil damping
Internal Consumption : 3 VA
45 Upper Scala Value : 1.2 x the measu ring range / 100 V or / 110 V
With transformer connected 100 V Secondary
Frame Size : 96 x 96 mm
Weight : 0.25 kg
Capacitor Drive Indicator
Terdiri dari 3 buah resin isolator
46 24 kV + box lengkap socket
Rated Voltage : 20 kV
Frequency : 50 Hz
F&G
Earthing Switch
Rated Voltage : 20-24 kV
Rated Current : 630 A
Rated withstand current : 25 kA
Pole Stand distance : 230 mm
F&G
AEG
47 AMF
123
Penanggung Jawab :
Halaman :
Biaya Upah +
No.
Uraian Pekerjaan
Bahan
Satuan
Pemasangan MVMDP
Pemasangan Kubikel Incoming
Pemasangan kubikel Outgoing
Pemasangan kubikel PB
Pemasangan kubikel metering
Pemasangan Transformator
Pemasangan LVMDP
Pemasangan Panel LVMDP
Pemasangan Genset
Pemasangan Panel AMF
Pemasangan UPS
Pemasangan kabel dari
2
3
4
5
6
7
MVMDP ke trafo
Upah
Jumlah
Waktu
/
Satuan
( jam )
7
Faktor
Overhead
Harga /
Satuan
( Rp )
4
Biaya
Bahan/satuan
( Rp )
6
1 set
100,000,000
1,5
150,000,000
1 set
100,000,000
1,5
150,000,000
1 set
40,000,000
1,5
1 set
80,000,000
1 buah
Bahan
Biaya
Upah / jam
( Rp )
Upah /
Satuan
( Rp )
9
Faktor
Overhead
10
upah/
Satuan
( Rp )
11
200,000
1,200,000
1,5
1,800,000
151,800,000
200,000
1,200,000
1,5
1,800,000
151,800,000
60,000,000
200,000
800,000
1,5
1,200,000
61,200,000
1,5
120,000,000
200,000
1,600,000
1,5
2,400,000
122,400,000
250,000,000
1,5
375,000,000
100,000
500,000
1,5
750,000
375,750,000
1 set
200,000,000
1,5
300,000,000
20
250,000
5,000,000
1,5
7,500,000
307,500,000
1 set
50,000,000
1,5
75,000,000
10
100,000
1,000,000
1,5
1,500,000
76,500,000
1 set
30,000,000
1,5
45,000,000
50,000
150,000
1,5
225,000
45,225,000
1 set
20,000,000
1,5
30,000,000
75,000
225,000
1,5
337,500
30,337,500
20,000,000
1,5
30,000,000
18
150,000
2,700,000
1,5
4,050,000
34,050,000
( Rp )
12
200
mtr
LVMDP
Pemasangan kabel dari genset
ke LVMDP
300
mtr
45,000,000
1,5
67,500,000
15
150,000
2,250,000
1,5
3,375,000
70,875,000
15,000,000
1,5
22,500,000
10
150,000
1,500,000
1,5
2,250,000
24,750,000
200
mtr
Total :
Tax 10 %
= Rp. 145,218,750 +
Jumlah
= Rp. 1,597,406,250
1,452,187,500
Lampiran
BAB I
TINJAUAN UMUM
Pasal 1
Syarat umum
Pemberi tugas
Pemberi tugas adalah :
Bioteknologi LIPI Cibinong
Perencana adalah :
Consultant and Contractor Installation
Direksi pekerjaan
Adalah wakil pemberi tugas dalam perancangan. Sebagai direksi dalam pelaksanaan
pekerjaan adalah Drs. A Tatang selaku dosen Perancangan Listrik Semester VI
Politeknik Negeri Jakarta
Pasal 2
Dokumen RKS
Isi dokumen RKS adalah ssebagai berikut :
1. Spesifikasi teknik;
2. Gambar rencana;
Pasal 3
Penjelasan Pekerjaan
Kepada peserta lelang diwajibkan melakukan peninjauan lapangan atas resiko dari biaya
sendiri untuk memperoleh segala keterangan yang diperlukan mengenai keadaan
lapangan tempat pekerjaan harus dilaksanakan dan persoalan lainnya yang bersangkutan
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan guna pengajuan penawaran.
Pada saat itu peserta lelang diberi kesempatan untuk mendapatkan keterangan atau
pedoman atau dasar petunjuk guna pelaksanaan. Penjelasan akan diberikan oleh panitia
lelang dan akan diberikan oleh panitia lelang dan minimal yang hadir dalam rapat
penjelasan ini diikuti oleh tiga peserta.
Apabila dianggap perlu akan diberikan penjelasan tambahan di luar ketentuan jadwal
rapat penjelasan di atas. Mengenai waktu dan tempatnya akan ditentukan dalam rapat
penjelasan.
BAB II
PENJELASAN UMUM
Proyek yang akan dilaksanakan berupa proyek Perancangan Gardu Distribusi 20
KV Bioteknologi Lipi Cibinong yang berlokasi Cibinong..
Sumber daya utama adalah sebesar 20 KV, dilayani oleh PLN. Sumber tersebut
akan masuk ke panel tegangan menengah (MVMDP), diteruskan ke panel distribusi
tegangan rendah (LVMDP), melalui transformator daya. Out going feeder dari LVMDP
berjumlah sebanyak 9 feeder yang dihubungkan langsung ke sub distribution panel
(SDP) di lokasi gedung yaitu SDP 1.1, SDP 1.2, SDP 1.3, SDP-ME, SDP-PL dan SDPC, sedangkan tiga feeder lagi digunakan sebagai cadangan (spare).
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam merancang gardu distribusi 20 KV Bioteknologi
LIPI Cibinong pada proyek tersebut adalah sebagai berikut ini.
Persyaratan perancangan
1.
Bila listrik dari PLN mati (mengalami gangguan), dalam hal ini beban
performance load akan dilayani oleh diesel Emergency yang dioperasikan secara
otomatis dalam waktu maksimum 15 detik.
2.
3.
Khusus untuk gedung UPT komputer, bila listrik PLN mati (padam), maka akan
dilayani oleh Battre Emergency secara penuh.
4.
Pada saat dilayani oleh diesel emergency, tiba-tiba sumber PLN hidup kembali,
bersamaan dengan itu diesel mergency akan mati secara otomatis dan pelayanan
beban akan dilayani kembali ileh PLN secara penuh.
BAB III
PERATURAN TEKNIS
Pasal 1
Ruang lingkup pekerjaan
Bioteknologi LIPI Cibinong menyerahkan pekerjaan borongan kepada
Instalasi trafo daya, pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang
digunakan untuk pendistribusian daya listrik dari sumber-submber daya listrik, panel
dan pusat-pusat beban serta peralatan-peralatan lain yang letaknya terpisah untuk
supplay daya listrik sesuai gambar perancangan.
Penyambungan catu daya dari supply listrik sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2.
Kabel-kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard PLN dan SII
atau standard-standard lain yang diakui pemerintah Indonesia serta mendapat
rekomendasi dari LMK.
3.
Data teknis.
Jenis kabel
Bahan konduktor
Isolasi : PVC
Tegangan nominal
: NYY
: tembaga
: 4 kV
2.
3.
2.
Syarat Mekanis
Perlengkapan listrik harus dipasang rapi dengan cara yang baik dan tepat.
Perlengkapan listrik harus dipasang dan ditempatkan secara aman dan jika perlu
harus dilindungi agar tidak menimbulkan bahaya
Semua sambungan atau hubungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
dapat lepas atau kendur sendiri.
Syarat Listrik
Bagian yang dapat bergerak, tidak boleh bertegangan pada waktu sakelar dalam
keadaan terbuka atau tidak terhubung.
Semua pengawatan harus dipasang sedemikian rupa sehingga bebas dari hubung
singkat (Short Circuit) dan hubung bumi.
Syarat Khusus
Bagian perlengkapan listrik yang pada waktu kerja normal mengeluarkan atau
menimbulkan bunga api, busur api atau logam leleh, harus diberi selungkup, kecuali
jika terpisah atau terisolasi dari bahan yang mudah menyala atau terbakar.
Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka terbuat dari besi siku atau besi
plat yang dibentuk dan dicat dasar dengan meni tahan karat serta difinis dengan cat
bakar warna abu-abu. Dengan ketebalan plat baja :
Dinding
: 1,6 mm
Pintu
: 2,0 mm
Pada bagian panel bagian sisi kiri dan sisi kanan panel harus diberikan sirip
udara agar udara dapat bersikulasi dengan baik di dalam panel dibagian dalamnya
diberikan pelindung agar panel tidak mudah kotor.
Panel dilengkapi tutup bagian dalam dan pintu yang dilengkapi dengan kunci.
Pada tutup bagian dalam terdapat kunci yang berfungsi sebagai saklar, dimana
pengoprasiannya hanya dilakukan oleh maintenence rieper.
Pada pintu bagian dalam harus digambarkan diagram sistem instalasi panel
tersebut secara lengkap dan baik serta harus di cilaminasi.
Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar yang tercantum
dalam gambar perencanaan.
Untuk MCCB dan fuse 3 yang digunakan harus sebesar yang tercantum pada
gambar perencanaan.
Untuk pengaman lebur pada peralatan digunakan fuse type HRC yang besarnya
seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
Pasal 2
Syarat Pelaksanaan
Kontraktor pelaksana harus memiliki pas Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta
surat-surat ijin dari instansi yang sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat,
maupun surat ijin lain yang diminta oleh pengawas pelaksana maupun pengawas
pelaksana lapangan. Dalam pekerjaan pelaksanaan, pihak kontraktor harus memenuhi
ketentuan yang telah digariskan dalam gambar rencana, baik dalam segi ukuran, kualitas
bahan maupun kuantitasnya.
Sehubungan adanya pekerjaan ini pihak kontraktor pelaksana harus menghubungi pihak
PLN terlebih dahulu, untuk kelancaran pembangunan sampai pada hari penyerahan
pekerjaan, dengan hasil pengujian yang sangat memuaskan, dan layak untuk
dipergunakan.
GAMBAR-GAMBAR
Gambar Perancangan
Gambar-gambar
dalam
perancangan
ini
tidak
dimaksudkan
untuk
Dalam hal ini keraguan yang ditimbulkan oleh kesalahan penggambaran dan/
ketidaksesuaian lain kontraktor harus mengajukan pertanyaaan untuk mendapat
penjelasan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum masalah tersebut terlibat
dilapangan baik dalam arti pemasangan ataupun pemesanan barang.
Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat oleh
kontraktor, pemasok barang atau pihak-pihak lain yang bertujuan menjelaskan cara
pemasangan maupun cara penyambungan dan lainnya pada saat pelaksanaan
pekerjaan sedang berlangsung.
Gambar-gambar, seperti :
Gambar perancangan
Detail-detail, seperti :
Detail panel.
dengan
DAFTAR PUSTAKA