Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T., Tuhan Yang Maha Esa, pada
akhirnya makalah atau paper yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah metode dan peralatan kontruksi yang penulis beri judul: “Perbandingan Metode
Pelaksanaan Horizontal Directional Drriling Dengan Auger Boring”, telah dapat
diselesaikan.
Makalah/paper ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan
akses internet. Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipankutipan dari beberapa sumber
sebagaimana yang tercantum dalam Daftar Pustaka, dengan beberapa ulasan pribadi.
Ulasan pribadi sifatnya hanyalah analisis dan sintesis dari beberapa kutipan yang
berasal dari bahan bacaan. Tulisan yang amat seederhana ini tidak akan terselesaikan
tanpa adanya peran dan bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
sudah semestinya penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:
1. Dr. Dwi Dinariana., M.T. selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Metode
dan Peralatan Kontruksi pada Program Studi S2 Teknik Sipil Universitas
Persada Indonesia Y.A.I.
2. Teman-teman pada Program Studi S2 Teknik Sipil Universitas Persada
Indonesia Y.A.I. Angkatan 2022, yang selalu memberikan motivasi dan
beberapa masukan-masukan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan
mungkin beberapa pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya. Namun,
harapan penulis semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama
untuk penulis pribadi dan teman-teman yang telah membaca makalah ini.

Jakarta, Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 4

1.2. Permasalahan ................................................................................................... 5

1.3. Tujuan ............................................................................................................... 5

1.4. Lingkup Pembahasan ...................................................................................... 5

GAMBARAN PROYEK .................................................................................................. 6

2.1. Gambaran kegiatan Proyek ............................................................................ 6

2.2. Metode Pelaksanaan ........................................................................................ 7

PEMBAHASAN ............................................................................................................... 8

3.1. Definisi Metode HDD ....................................................................................... 8

3.2. Peralatan Pendukung..................................................................................... 10

3.3. Kompetitor ...................................................................................................... 16

3.4. Kelebihan dan kekurangan ........................................................................... 21

3.5. Persyaratan Kondisi....................................................................................... 27

3.6. Contoh pelaksanaan kontruksi ..................................................................... 29

3.7. Analisa Efesiensi Biaya .................................................................................. 31

KESIMPULAN ............................................................................................................... 32
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pipa adalah arteri yang membawa sumber kehidupan energi dunia, utilitas, dan
jaringan industri. Di Amerika Serikat saja, lebih banyak lagi dari 2,7 juta mil
(4.345.229 km) jaringan pipa mengalir alami gas, minyak mentah, air dan produk lain
yang digunakan dalam manufaktur dan proses industri dan kehidupan sehari-hari.
Jaringan pipa adalah landasan dari infrastruktur masyarakat modern kita. Saat
mengangkut cairan dan gas dengan metode apa pun akan selalu membawa risiko bagi
kesehatan manusia dan lingkungan, saluran pipa terbukti jauh lebih aman, lebih andal,
dan lebih ekonomis daripada transportasi pesaing metode-metode seperti kereta api
atau truk tangki.
Perancangan jalur pipeline kegiatan air minum tidak selalu dalam kondisi yang
sama yaitu berada dalam jalur yang normal dan tidak terjadi crossing. Dalam kondisi
tertentu, jalur pipeline akan melewati jalan, rel kereta, sungai, existing pipa, saluran,
ataupun utilias lainnya. Crossing pada pipeline memiliki berbagai macam metode yang
dapat digunakan. Penggunaan metode crossing dipertimbangkan berdasarkan aspek
constructibiliy, faktor safety, perijinan, biaya, serta metode yang paling efisien dan
efektif yang dapat dilakukan. Setiap crossing pada jalur pipeline harus dilakukan
perhitungan dan analisis yang mengacu kepada kode dan standard yang berlaku. Salah
satu kode dan standar yang digunakan untuk crossing pada jalur pipeline adalah API
RP 1102 Steel Pipelines Crossing Railroads and Highways. Berbagai metode yang
dapat digunakan pada crossing jalur pipeline diantaranya adalah Auger Boring, Open
Cut, Horizontal Directional Drilling (HDD), dan Pipe Bridge. teknik konstruksi ini
membantu mengurangi risiko dalam infrastruktur pipa.
Pada waktu proyek memasuki tahap pelaksanaan (construction), maka pekerjaan
pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek
yang sudah dirancang oleh konsultan perencana sehingga memenuhi variabel Biaya-
MutuWaktu-Ku-Puas, yang telah disyaratkan (Syah, M. S, 2004).
Untuk dapat memenuhi tolok ukur seperti tersebut diatas, yang disyaratkan oleh
pemilik proyek atau pemberi tugas atau yang sering disebut pengguna jasa, maka
sebagai pengelola proyek harus memahami kegiatan bidang utama manajemen proyek
dan melaksanakan serta menerapkan unsur-unsur manajemen sesuai dengan
kemanpuan dan kebutuhan dalam melaksanakan proyek, dimana unsur-unsur
manajemen yang harus diterapkan, yaitu:
1. Perencanaan (Plan).
2. Pelaksanaan (Do).
3. Kontrol (Check) dan.
4. Tindakan (Action)

1.2.Permasalahan
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini
memperoleh hasil yang diinginkan, maka masalah dalam makalah ini dibatasi pada:
1) Bagaimanakah perbandingan metode pelaksanaan menggunakan metode
Horizontal Directional drriling dengan Auger boring ?
2) Metode apa yang menjadi Kompetitor Metode Horizontal Directional drriling ?
3) Apa persyaratan kondisi penggunaan metode Horizontal Directional drriling ?
4) Apakah penggunaan metode Horizontal Directional drriling lebih efesien ?

1.3.Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain memberikan informasi tentang
penelitian perbandingan metode Horizontal Directional drriling dengan Auger boring,
kelebihan dan kekurangan setiap metode, memenuhi tugas pada mata kuliah Metode dan
Peralatan kontruksi, serta diharapkan bisa bermanfaat untuk penerapan kegiatan
kontruksi.

1.4.Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup dari penulisan paper ini adalah mencakup aspek tentang
penggunaan metode Horizontal Directional drriling dengan kompetitor metode yang
sama dalam kegiatan pemasangan pipa terutama pada saat crossing jalan raya, jalan
kereta dan sungai.
GAMBARAN PROYEK

2.1. Gambaran kegiatan Proyek

Pipa JDU NUWSP


Pipa Eksisting PDAM

Nama Pekerjaan : Pembangunan Jaringan Perpipaan SPAM Kota Semarang


Waktu Pelaksanaan : 300 Hari Kalender
Tanggal Kontrak : 7 Februari 2022
Lingkup kegiatan pekerjaan pembangunan jaringan perpipaan SPAM Kota Semarang
berada di 13 Lokasi dengan total rencana panjang pekerjaan sebesar 28.428 meter.
Dengan Rincian sebagai Berikut :

 Jaringan Distribusi Tampingan : 2445 Meter


 Jaringan Distribusi Jalan Hadi Subeno : 528 Meter
 Jaringan Distribusi Jalan Hadi Subeno – LP Kedungpane : 1055 Meter
 Jaringan Distribusi LP Kedungpane- Gondoriyo – Beringin : 2820 Meter
 Jaringan Distribusi Gowongan : 3279 Meter
 Jaringan Distribusi jalan Empu Sendok : 2554 Meter
 Jaringan Distribusi jalan Perintis Kemerdekaan : 277 Meter
 Jaringan Distribusi Jalan Prof. Sudartho : 3191 Meter
 Jaringan Distribusi Klipang – Rowosari : 5192 Meter
 Jaringan Distribusi Rowosari- Bontaman- Tampirejo : 3582 Meter
 Jaringan Distribusi Ketiling Raya : 628 Meter
 Jaringan Distribusi jalan Hasanudin : 920 meter
 Jaringan Distribusi Jalan Papandayan : 1792 Meter
 Pelaksaan K3

2.2. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dengan Metode Horizontal Directional Drilling untuk


crossing jalan raya sepanjang 277 m.
PEMBAHASAN

3.1. Definisi Metode HDD


Horizontal Directional Drilling (atau HDD) adalah metode konstruksi yang
digunakan untuk memasang pipa dibawah tanah tanpa parit dan tanpa menggangu
permukaan tanah yang ada diatasnya. Pengeboran (boring) dilakukan dari satu ujung
jalur lubang (awal) yang dirancang dan diambil di ujung lainnya (akhir). Semua proses
pekerjaan pengeboran berlangsung di bawah tanah, sehingga tidak terlihat kecuali ujung
awal dan ujung akhir pengeboran saja yang terlihat.
HDD menjadi alternatif pilihan untuk pekerjaan pemasangan pipa konvensional
yang membutuhkan pembukaan permukaan tanah hingga kedalaman pemasangan pipa
untuk seluruh rute pipa.
Pengeboran berarah horizontal sangat ideal untuk digunakan di mana penggalian
perlu dihindari seperti di bawah rel kereta api, tanggul, jalan raya, bahkan di bawah
danau dan sungai. Dengan teknologi kemudi HDD yang canggih, sekarang
dimungkinkan untuk memasang pipa di bawah jalan-jalan kota yang sibuk tanpa
mengganggu arus lalu lintas diatasnya dan mempengaruhi lalu lintas kendaraan
diatasnya.
Penggunaan Metode Horizontal Directional Drilling
Metode HDD banyak digunakan dan cocok untuk pemasangan pipa air bersih,
pipa air limbah, pipa minyak /gas serta pekerjaan lainnya misalkan untuk kabel listrik,
fiber optic / serat optic yang akan dipasang menyeberangi (crossing) jalan raya, sungai,
danau atau bangunan gedung, dimana konstruksi konvensional (parit terbuka) tidak
layak atau akan menyebabkan gangguan yang merugikan terhadap lingkungan tersebut.
Jasa yang kami tawarkan ini banyak diperlukan oleh perusahaan BUMN dan swasta
seperti :

o Perusahaan Listrik Negara (PLN)


o Perusahaan Gas Negara
o Pertamina
o Telekomunikasi
o PAM / PDAM
o Pabrik Pengolahan Limbah, dan masih banyak lagi.

Kebijakan yang digunakan pada metode ini Keputusan Menteri Pertambangan &
Energi Republik Indonesia No 300.K/38/M.pe/1997 pasal 13 tentang Keselamatan
Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi, yaitu :

 Pipa Penyalur yang digelar melintasi sungai atau saluran irigasi wajib
ditanam dengan kedalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) meter di bawah
dasar normalisasi sungai atau saluran irigasi,
 Pipa penyalur yang digelar melintasi daerah rawa serta dilengkapi dengan
system pemberat sedemikian sehingga pipa tidak akan tergeser maupun
berpindah, atau disangga dengan pipa pancang.

Adapun resiko yang mungkin muncul saat pemasangan pipa menggunakan


metode HDD diantaranya adalah benturan antara mata bor HDD dengan jaringan
utilitas lama (existing) yang akan menyebabkan banyak kerugian. Tingginya resiko
kecelakaan kerja yang terjadi dikarenakan kurangnya pemahaman pelaku pekerjaan
(kontraktor) tentang teknologi serta peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Pada umumnya penerapan metode Horizontal Directional Drilling (HDD) digunakan
pada;
a. Area lalu lintas padat dan perkotaan.
b. Area jalan raya dan jalan tol.
c. Area perumahan/pemukiman padat penduduk.
d. Area industri maupun sentral usaha.
e. Area perlintasan kereta api.

Kelebihan penggunaan metode HDD, antara lain;


a. Ramah lingkungan dikarenakan sedikitnya galian dan bekas galian.
b. Tidak memerlukan area kerja yang besar.
c. Efisien waktu dan tenaga kerja.
d. Kedalaman serta arah pemasangan jaringan utilitas dapat disesuaikan.
e. Mengurangi dampak konstruksi.
f. Mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.
g. Jaringan utilitas baru dapat dipasang pada cuaca apapun.
h. Jumlah tanah yang digali dan/atau dibuang lebih sedikit.

Kekurangan penggunaan metode HDD, antara lain;


a. Biaya operasional yang relatif tinggi dikarenakan menggunakan teknologi
modern.
b. Membutuhkan banyak tenaga ahli.
c. Membutuhkan support dari pemerintah.

Peraturan Perundang-undangan
Berikut adalah peraturan perundang – undangan yang mengatur terkait
pekerjaangalian/pengeboran, tata ruang dan instalasi jaringan utilitas, diantaranya:
f. Undang-Undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial.
g. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) Nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
i. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Republik Indonesia (KepMen
ESDM RI) No. 300.K/38/M.pe/1997 tentang Keselamatan Kerja Pipa
Penyalur Minyak dan Gas Bumi.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 02/PRT/M/2014
tentang Pedoman Pemanfaatan Ruang di Dalam Bumi.
3.2. Peralatan Pendukung
A. Georadar
Prinsip kerja metode georadar adalah dengan memancarkan sinyal atau
gelombang elektromagnetik oleh antenna Transmitter (Tx) yang kemudian
sinyal hasil pantulan dan hamburan dari transmitter akan diterima oleh antenna
Receiver (Rx). Sinyal yang dipancarkan (ditransmisikan) dan metode pengolahan
sinyal pada georadar tergantung pada:
a. Jenis objek yang dideteksi.
b. Kedalaman objek.
c. Frekuensi alat.
d. Karakteristik medium.

Gambar 2. Pengambilan Data Georadar (abhinaya-mb.com)


Ilustrasi Penjalaran Gelombang saat Pengukuran Georadar (abhinaya-mb.com)

Adapun faktor yang mempengaruhi penjalaran gelombang elektromagnetik


pada suatu medium dalam pengukuran georadar antara lain nilai konstanta yang
terdapat pada medium (konstanta dielektrik) dan kelembaban tanah
(konduktivitas). Konstanta dielektrik dan kelembaban tanah berperan penting
dalam penjalaran gelombang elektromagnetik pada suatu medium dikarenakan
untuk mengestimasi kecepatan gelombang elektromagnetik yang menjalar
melalui medium.Nilai konstanta dielektrik berbeda-beda tergantung pada
medium tersebut.
Kelebihan metode georadar antara lain:
a. Salah satu metode uji tidak merusak (Non Destructive Test atau NDT).
b. Pengoperasian alat mudah dan cepat.
c. Biaya operasional lebih murah.
d. Menghasilkan resolusi tinggi.

Kekurangan metode georadar antara lain:


a. Hasil kedalaman yang diperoleh tergantung dengan frekuensi alat.
Tidak bisa digunakan pada medium yang mengandung nilai konduktivitas tinggi
misalnya di daerah sekitar sungai maupun laut karena akan menghasilkan gelombang
yang lemah.

Kegunaan georadar terhadap perencanaan dan pekerjaan HDD, antara lain:


a. Menginformasikan kedalaman utilitas.
b. Menginformasikan jenis utilitas.
c. Menginformasikan letak utilitas.
d. Mendesain ulang hasil utilitas lama (existing) dalam bentuk drawing pada
AutoCad.
e. Meminimalisir kecelakaan kerja.

B. Pipe and Cable Locator


Pipe and cable locator merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mendeteksi pipa berbahan logam dan kabel listrik (power) yang berada di bawah
permukaan tanah dengan tingkat kedalaman tertentu. Prinsip kerja pipe and
cable locator menggunakan gelombang radio elektromagnetik yang dipancarkan
oleh pemancar (transmitter / Tx) dan diterima oleh penerima sinyal (receiver /
Rx).

Gambar 4. Receiver, Transmitter 10Tx dan Transmitter 150Tx (vivax-

metrotech.com)

Pemilihan Transmitter (Tx) pada metode Pipe and Cable Locator


tergantung padabeberapa hal, yaitu:
a. Jenis utilitas.
b. Diameter utilitas.
c. Kedalaman utilitas.
d. Kondisi dan jenis tanah.
e. Frekuensi sinyal.
f. Daya transmitter.
Gambar 5. Pengambilan Data Pipe and Cable Locator (abhinaya-mb.com)

Alat pipe and cable locator dapat digunakan dengan 2 metode yaitu metode
pasif dan metode aktif. Metode pasif memanfaatkan radiasi medan gelombang
elektromagnetik yang terdapat pada jaringan utilitas, sedangkan metode aktif
memanfaatkan medan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh
transmitter ke utiltas dan ditangkap oleh receiver. Pengukuran metode aktif
dapat menggunakan clamping, direct connection, dan induction.

Kelebihan metode pipe and cable locator antara lain:


a. Salah satu metode uji tidak merusak (Non Destructive Test atau NDT).
b. Penggunaan alat efektif dan efisien

Kekurangan metode pipe and cable locator antara lain:


- Adanya Saluran Udara Tegangan Energi Tinggi (SUTET) atau radio
transmisi di sekitar area kerja akan mempengaruhi receiver sebagai
penerima sinyal frekuensiyang di induksi dari transmitter.
Kegunaan pipe and cable locator terhadap perencanaan dan pekerjaan HDD, antara
lain:
a. Menginformasikan letak utilitas yang berbahan logam dan kabel listrik.
b. Menginformasikan kedalaman utilitas.
c. Mendesain ulang hasil utilitas lama (existing) dalam bentuk drawing pada
AutoCad.
d. Meminimalisir kecelakaan kerja
Jenis Pipa Produk metode Horizontal Directional Drilling (HDD):

o Pre-cast concrete, dan


o Ductile iron

Tipikal Aplikasi pada metode (HDD) berbeda beda bergantung pada ukuran diameter
pipa produk, kedalaman dan panjang pengeboran. Berikut kami buatkan tipikal aplikasi
berdasarkan diameter pipa, kedalaman pengeboran, panjang jalur pengeboran, dll.

Deskripsi Ø Pipa Kedalaman Panjang Jalur Tipikal Aplikasi


Sistem Produk Pengeboran (m) Pengeboran (m)
(mm)
Maxi HDD 600 – 1200 ≤ 61 ≤ 1.818 River, Highway
Crossing
Midi HDD 300 – 600 ≤ 23 ≤ 274 Under rivers,
Roadway
Mini HDD 50 – 300 ≤ 4.5 ≤ 182 Telecom & power
cables, Gas Lines

Horizontal Directional Drilling Machine (DDW-200) with Pullback Force 20 ton


Sertification: ISO 9001:2008

Drill Hole Diameter: 75-500mm

Drill Hole Depth: 10-30m

Bit Type: Depende on Soil Condition

Drilling Way: Rotary

Technical Specifications

Dimensions
Length/Width/Height 6120*2100*2320 mm
Entry angle 13-19.5º
Machine weight 6.9 ton
Track width 320 mm
Engine
Make Cummins
Gross power rating 110 KW
Rated speed 2300 rpm
Fuel tank capacity 155 L
Drilling unit
Travel self-propelled on rubber track crawler
Speed 0-2.0 km/h, forward & reverse
Rear stabilizer 2
Hydraulic hose carrier chain type
Lighting system cabin, rotary head
Hydraulic system
Max pressure (rotary & carriage) 22 Mpa
Max pressure (control sys.) 21 Mpa
Hydraulic tank capacity 500 L
Operator station
Cabin Canopy or full closed, climate control with A/C
Control system Hydraulic pilot valve control
Operation controls Hydraulic levers
Rotary drive
Maximum rotary torque 8000 Nm
Maximum rotary speed 130 r/min,
Drive shaft floating 65 mm
Carriage
Carriage system rack and pinion drive
Maximum thrust/pullback force 200KN
Max travel speed 24 m/min
Max travel distance 3.45 m
Wrench assembly
Wrench design open-top style
Max breakout torque 15000 Nm
Max makeup force 150 KN
Clamp/grip range 40 -100 mm
Pipe loader
Automatic pipe loader uses 3 m drill stem.
Magazine capacity 48 pipes per box
Stake down system
Stake down operation Hydraulic
Stake down anchors 1
Mud pump
Onboard mud pump triplex piston pump
Volume rate 240 L/min
Maximum pressure 8 Mpa
Mud minxing unit
Tank capacity 1.7 m3
Mud pipe inlet 2" * 8 m
Drill pipe
Length ( each section) 3000 mm
Outside tube diameter 60 mm
Thread type 60 double shoulder
Pilot drill bit
Beacon housing suitable for wireless/wireline transmitter
Tools
Back reamer Diameter 260,330, 430, 530, 630, 730 mm

3.3. Kompetitor (Auger Boring)

Auger Boring adalah teknik untuk membuat lubang bor horizontal melalui
tanah, dari drive shaft ke poros penerimaan, dengan cara pemotongan kepala berputar.
Pemotongan kepala melekat pada akhir terkemuka string auger.
Auger boring merupakan metode yang paling mudah untuk membuat lubang
dalam tanah secara horizontal, dalam rangka pemasangan pipa untuk menghindari jalan,
rel kereta atau hambatan lainnya dimana tidak mungkin dilaksanakan penggalian
Metode Trenchless memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
a) Penggalian dan pemindahan tanah direduksi seminimal mungkin sehingga dapat
meminimalisir masalah lingkungan. Membuang tanah hanya sebanyak volume
pipa, bukan seluruh galian seperti pada teknik pemasangan pipa konvensional,
berapa pun kedalaman pipa.
b) Guided Auger Boring Maranti dapat bekerja dengan gangguan lalu lintas
minimum dan dampak minimum untuk fasilitas sekitar. Seluruh lokasi konstruksi
hanya memerlukan sedikit ruang di jalan ramai.
c) Dengan Guided Auger Bor dapat memasang pipa ukuran kecil yang tidak efektif
jika dikerjakan dengan metode trenchless lain (Microtunneling).
d) Metode Guided Auger Bor menggunakan peralatan yang jauh lebih ringkas dan
tidak sebanyak metode Microtunneling.
e) Pekerjaan konstruksi tidak tergantung pada cuaca, yang menghasilkan tingkat
keandalan dan efektivitas biaya yang tinggi.
f) Akurasi tinggi posisi jalur pipa dengan toleransi yang sangat ketat karena
penggunaan sistem panduan laser pada saat piloting dan dapat dilakukan koreksi
berulang jika masih didapat jalur yang belum sesuai desain.
Peralatan yang digunakan

1) Mesin jacking 1 unit


2) Mata bor auger 1 bh
3) Batang auger 1 m, 10 bh
4) Klem pemutar 2 bh
5) Pompa lumpur
6) Pipa besi (gi) 2 bt
7) Kunci inggris, 1 bh
8) Kunci pas, 1 set
9) Kunci trimo, 1 bh
10) Kunci rantai, 1 bh
11) Knee besi (gi), 1 bh
12) Tripod
13) Papan pelurus
14) Cangkul
15) Ember
Jenis Mesin Auger (Merk OYS)

Penggalian lubang memiliki tiga proses utama :


Piloting – Dimana saat pekerjaan ini, dengan dipandu dengan pemandu laser dan
suar LED yang ditempatkan di pilot head terdepan dilakukan pemasangan drill rod di
sepanjang jalur pipa yang akan dipasang.

a) Step – 1, Piloting
Selama pemasangan piloting ini laser harus tetap menyala dan menunjukkan
arah dan elevasi yang telah ditentukan.
Operator secara kontiniu memantau arah pergerakan pilot head agar selalu sesuai
dengan garis arah maupun elevasi. Jika pada suatu waktu pilot head melenceng dari arah
yang telah ditentukan operator dapat menarik kembali beberapa atau seluruh drill rod
untuk dilakukan pengulangan/perbaikan. Alat laser secara berkala diperiksa agar selalu
menunjukkan arah yang benar.

b) Step - 2 Monitoring arah piloting


Setelah Pilot head telah sampai/tiba di pit kedatangan maka di bagian drill rod
paling belakang disiapkan konektor pembesar untuk selanjutnya dilakukan pemasangan
srew auger casing mendorong drill rod yang ada didepannya. Di pit penerima drill rod
dilepaskan satu per satu dan disimpan untuk digunakan bentang selanjutnya.
Setelah seluruh screw auger telah sampai/tiba di pit kedatangan dan terpasang di
sepanjang bentangan maka ada 2 opsi pekerjaan:
Jika pipa produk yang akan dipasang lebih kecil atau sama besar dengan casing
screw auger maka di bagian paling belakang casing auger tsb disiapkan konektor
dengan pipa produk untuk selanjutnya dilakukan pendorongan/jacking pipa produk
langsung dibelakang casing auger. Sambil mendorong pipa produk, di pit penerima
dilakukan pembongkaran casing auger dan di siapkan untuk lokasi berikutnya.

c) Step – 3, Instal Product Pipe


Jika pipa produk yang akan dipasang lebih besar dengan casing screw audger
maka di bagian paling belakang casing auger tsb disiapkan konektor dengan mesin
cutterhead untuk selanjutnya dilakukan pendorongan/jacking pipa produk langsung
dibelakang mesin/cutterhead.

Step – 2, Instal Cutterhead – Jacking Pipes


Cutterhead tsb ukurannya sesuai dengan pipa yang akan dipasang. Didalam
cutterhead tsb terdapat motor pemutar mekanis yang digerakkan dengan system
Hidrolik. Material tanah yang masuk kedalam chamber/ruang didalam cutterhead tsb
akan ditransport ke bagian depan/pit penerima melalui ulir yang telah dipasang
sebelumnya.
Sambil mendorong pipa produk, di pit penerima tanah yang keluar melalui
media ulir tsb ditampung didalam bak/buket yang secara berkala diangkat keatas pit dan
dibuang ketempat yang telah ditentukan. Sambil dilakukan pendorongan dari pit
keberangkatan, di pit penerima dilakukan pembongkaran casing auger dan di siapkan
untuk lokasi berikutnya.

3.4. Kompetitor kedua (Manual Boring)


Boring Manual merupakan galian tanah yang akan dilakukan di jalur-jalur yang
tidak mungkin dilakukan galian open dengan syarat ketentuan pelaksanaan
Boring Rojok/Kocok horizontal merupakan metode boring horizontal dengan
menggunakan Pipa PVC berukuran 1,5 / 2 inch, diujung pipa PVC dilengkapi dengan
besi Galpanis yang telah diruncingkan, untuk membantu pekerjaan dibantu air untuk
melunakkan tanah yang dirojok. lebar galian 0,8 meter x panjang 1,25 meter x
kedalaman 1,6 meter Jarak antara lubang galian (span) maksimal 25 meter.
Pekerjaan dengan menggunakan Boring Rojok banyak kita lihat di proyek pemasangan
kabel Fiber Optik dan PDAM.

Cara Kerja :
Pertama-tama buatlah lubang galian (feet) mulai dari titik awal dengan jarak
masing-masing lubang 10-25 meter, setelah lubang siap mulailah dengan meluruskan
titik tujuan bor agar arah pipa tidak melenceng lalu mengisi air ke lubang galian setelah
dirasa cukup, pipa yang mempunyai mata pisau dari galvanis mulai di tusukkan ke
dinding tujuan pengeboran dengan cara mendorong-dorong pipa dibantu air, apabila
sudah masuk pipa 1 meter sambung kembali dengan pipa tanpa mata pisau terus
menerus sampai menembus lubang galian kedua. Biasanya setelah mencapai jarak 100
meter lubang bor tersebut dimasukkan casing (pelindung kabel atau SubDuct) warna
dari casing bermacam-macam warnanya. warna tersebut bisa juga menandakan sebuah
perusahaan yang mempunyai kabel tersebut.
Peralatan apa yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan

1. Alat untuk penggalian seperti skop, cangkul, belincong, linggis, dan sejenisnya
untuk penggalian PIT (lubang rojok).
2. Pilar pengaman.
3. Alat pemotong hotmix.
4. Meteran/Walking Measure Meter.
5. Rambu-rambu pengaman pekerjaan.
6. Pipa Besi/ Pipa PVC
7. Balok Kayu.
8. Kunci Pipa.
9. Genset.
10. Pompa Air.
11. Air, ember
12. Tali/tambang
3.5. Kelebihan dan kekurangan
Perbedaan HDD Dan Auger boring Dilihat Dari Launch
a) HDD itu teknik pemasangannya tanpa parit dan biasanya digunakan untuk
memasang jaringan pipa. Metode ini tidak membutuhkan proses penggalian
poros. Sehingga cara kerjanya menjadi lebih fleksibel.
Hanya saja dalam hal ini membutuhkan ruang kerja yang cukup untuk
menyimpan pipa serta peralatan tambahannya. Sehingga pekerjaannya bisa
berjalan dengan sempurna tanpa ada kekurangan sedikit saja.
b) Auger boring merupakan teknik instalasi yang dikerjakan menggunakan remote
control khusus. Metode ini akan membantu kontraktor untuk melakukan
pekerjaan penggalian secara khusus.
Karena sudah dilengkapi dengan dinding dorong dan sistem jacking. Biasanya
metode ini dimanfaatkan untuk pemasangan jaringan pipa pada infrastruktur
jalan raya, sungai besar, jalur kereta api, dll.

Perbedaan Dari Jenis, Ukuran, Serta Akurasi Tanahnya


a) HDD itu lebih efektif digunakan untuk pasir non kohesif, tanah liat, dan juga
tekstur yang berlumpur. Karena kemampuannya tersuspensi ke dalam cairan
pengeboran secara langsung. Biasanya jenis ini dimanfaatkan untuk proses
instalasi panjang hingga melebihi 1800 meter dengan kedalaman sampai 15 m.
Untuk diameter pipanya bervariasi mulai dari 50mm sampai dengan 1200 mm.
Tingkat akurasinya kurang lebih sampai 100 mm. Bila dipakai untuk menutup
tanah yang dangkal biasanya akan membuat gerakan tanahnya naik turun dan
kehilangan cairan pengeboran.
b) Auger boring dapat bekerja dengan baik pada tanah yang lunak. Panjang
instalasinya mencapai 225 meter lebih dan tingkat kedalamannya bervariasi.
Untuk ukuran diameter pipanya bermacam-macam, mulai dari 250-3000 mm.
Selanjutnya untuk tingkat akurasinya kurang lebih 10 mm.

Perbedaan Keduanya Bila Berdasarkan Fungsinya


a) HDD itu bentuknya melengkung ke tanah sehingga tidak bisa dipakai untuk
memasang pipa. HDD lebih cocok untuk pemasangan kabel, saluran air, pipa
gas, dan pembuangan. Biasanya metode ini murah.
b) Auger boring itu baik untuk pemasangan saluran pipa air, gas, dan kabel, dengan
material yang kaku. Biasanya harganya lebih mahal karena biaya perawatannya
rendah setelah pemasangan. Sehingga cara ini lebih sering dipilih.

Perbedaan Keduanya Dilihat Dari Proses Pengeboran


a) HDD menggunakan 2 tahapan dalam pengeboran. Yaitu menggunakan
pengeboran lubang pilot berukuran 1-5 inch. Selanjutnya melibatkan alat
tambahan untuk membesarkan lubang yang telah dibor tersebut.
b) Auger boring itu cara kerjanya dengan menggali hingga kedalaman instalasi
pipa. Metode ini butuh tanah yang stabil supaya dapat bekerja dengan sempurna
sesuai dengan kebutuhan. Karena bila tanahnya kondisinya tidak stabil, hal
tersebut bisa membuat cara kerjanya menjadi tidak sempurna seperti yang
diharapkan oleh para kontraktor. Maka dari itu perhatikan dulu tekstur tanahnya.

Tips Menentukan Pilihan Antara HDD Dan Auger boring


Dalam memilih antara HDD dan Auger boring itu harus dilihat dari beberapa faktornya
dulu. Misalnya saja seperti material pipa, ukuran, dan kondisi tanahnya. Berikut
penjelasannya lebih lanjut.
a) Bila akan memasang pipa dengan tekanan air, gas, pipa kabel, serta saluran
pembuangan pompa, sebaiknya gunakan HDD. Selain sesuai dengan prosesnya,
biayanya lebih hemat.
b) Bila membutuhkan tingkat akurasi yang lebih tinggi, begitu juga dengan
keandalannya, maka Auger boring solusinya. Hanya saja biayanya lebih mahal
sehingga perlu diperhatikan lagi budgetnya.
c) Jika akan mengerjakan proyek dengan anggaran kecil, namun tidak begitu
memperhatikan akurasi dan biayanya, sebaiknya pilih HDD. Namun bila
sebaliknya sebaiknya pilih Auger boring karena lebih bagus akurasinya.
Jadi seperti itulah seluk beluk dari perbedaan metode pengeboran yang perlu
diperhatikan. Dengan memahami perbedaan antara HDD dan Auger boring, maka Anda
bisa memilih mana yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan.
Analisa Biaya
1) Horizontal Directional Drilling

Biaya Perkiraan Rp. 2.860.000,00/meter dengan menggunakan pipa HDPE 200


mm dan kedalaman sama dengan kompetitor
2) Auger Boring
Biaya Perkiraan Rp. 1.500.000,00/meter dengan menggunakan pipa HDPE 200
mm dan kedalaman sama dengan Metode HDD
3) Manual Boring

Biaya Perkiraan Rp. 694.697,00/meter dengan menggunakan pipa HDPE 200


mm dan kedalaman sama dengan Metode HDD
Berikut Perbandingan Biaya permeter dengan diameter pipa HDPE 200 mm.

Grafik Perbandingan Biaya


4.000.000

2.000.000

0
Biaya
HDD Auger Boring Manual Boring

Analisa Perbadingan Setiap Metode


1) Kelebihan setiap Metode Pelaksanaan

2) Kekurangan setiap Metode Pelaksanaan


3.6. Persyaratan Kondisi
Untuk memahami kondisi di bawah permukaan, perancang HDD mengandalkan
penyelidikan rekayasa geoteknik. Kru bor geoteknik mengebor secara vertikal ke dalam
tanah di lokasi yang telah ditentukan sebelumnya di sepanjang penjajaran HDD,
mengambil sampel tanah dan batuan yang terletak di bawahnya. Secara umum, proyek
HDD membutuhkan setidaknya dua lubang bor (terkadang lebih banyak), dan harus
memanjang cukup dalam untuk mengambil sampel material di bawah perkiraan
kedalaman HDD. Bergantung pada spesifikasi masing-masing proyek, para insinyur
dapat melakukan penyelidikan tambahan untuk menentukan kondisi bawah permukaan
dengan lebih baik. Ini dapat mencakup metode geofisika seperti resistivitas listrik,
seismik, atau survei radar penembus tanah.

LANGKAH 1 : PEKERJAAN LAB DAN KARAKTERISASI


Setelah sampel tanah atau batuan dikumpulkan di lapangan, sampel tersebut dibawa ke
laboratorium geoteknik untuk diklasifikasikan dan diuji kekuatannya. Tes umum
meliputi kadar air tanah, analisis ukuran butir untuk klasifikasi, kekuatan geser,
kekerasan, dan abrasivitas.
Desainer HDD mengambil hasil dari investigasi lokasi dan mengintegrasikannya
dengan jalur pipa asli dan desain HDD konseptual untuk mengevaluasi kelayakannya
dan menyelesaikannya sebelum melanjutkan ke tahap konstruksi.

LANGKAH 2: MENGEVALUASI DATA GEOTECHNICAL TERHADAP KONDISI


TANAH
Setelah penyelidikan lokasi selesai dan para insinyur memiliki data tanah dan
batuan di bawah permukaan, mereka dapat mengevaluasi risiko konstruksi yang terkait
dengan kondisi geoteknik.
HDD dapat digunakan dalam berbagai kondisi bawah permukaan. Setiap jenis
formasi geologi menampilkan serangkaian karakteristiknya sendiri yang perlu
dipertimbangkan selama fase desain dan konstruksi proyek HDD. Secara umum, dua
kategori material bawah permukaan adalah tanah dan batuan, dengan masing-masing
kategori terdiri dari berbagai macam material yang berbeda. Dalam beberapa kasus,
HDD mungkin perlu menembus tanah dan batu.Tanah: Umumnya dianggap mudah
dibor untuk pemasangan HDD, tetapi kerikil dapat membuat lubang bor menjadi tidak
stabil dan rawan kehilangan cairan pengeboran. Tanah granular yang lebih besar seperti
batu dan bongkahan batu besar juga bisa menimbulkan masalah. Lihat ilustrasi di
halaman 6 untuk deskripsi berbagai jenis tanah. Secara umum, tanah dengan kekuatan
geser rendah memiliki risiko retakan hidrolik dan pengembalian cairan pengeboran yang
tidak disengaja.
Batuan: Biasanya juga dianggap dapat dibor, tetapi diperlukan perkakas yang
lebih kuat yang dirancang khusus untuk formasi batuan. Instalasi di batu membutuhkan
waktu yang jauh lebih lama untuk diselesaikan daripada instalasi di tanah. Rekahan
yang ada pada batuan juga dapat menyebabkan ketidakstabilan lubang dan kehilangan
cairan pengeboran, sedangkan sifat abrasif batuan dapat mempercepat keausan pahat.

CLAY OR SOFT SOIL


Steering in soft soil layers may be difficult and
GRAVELBYWEIGHT:5% there can be hydraulic fracture potential if the
HDDFEASIBLETOEXCELLENT soil is too soft. Proper tooling needed when clay
is dense and sticky.

SANDY SOIL
Low risk of fluid loss or hydraulic fracture.
GRAVELBYWEIGHT:0-30%
HDDGOODTOEXCELLENT

GRAVELY SOIL
Increased gravel content can cause steering
GRAVELBYWEIGHT:30-85% challenges in dense areas, and fluid
HDDMARGINALTOQUESTIONABLE characteristics are important to avoid
formation loss.

GRAVEL OR COBBLED ROCK


Drill penetration is very difficult or impossible,
GRAVEL BYWEIGHT:85-100% and dense gravel (or larger cobble) should
HDDUNACCEPTABLE
always be avoided.

ROCK
Weathered rock can offer good HDD
GRAVELBYWEIGHT:N/A characteristics, but requires more time, heavier
HDDGOOD
tooling and equipment will wear more rapidly.
HDD is less feasible in areas where rock
Setiap metode memerlukan persyaratan kondisi tertentu agar pekerjaan lebih efektif.
Kondisi sendiri berupa kemampuan mesin, tahapan pelaksanaan, lubang pit yang
diperlukan, dan kondisi geologi seperti pada tabel berikut:
Tabel Persyaratan kondisi

3.7. Contoh pelaksanaan kontruksi

Pelaksanaan HDD di Jakarta

PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) secara resmi mulai
mengoperasikan mesin Horizontal Directional Drilling (HDD) yang memungkinkan
pengerjaan penanaman kabel tegangan menengah (TM) 20 kV tanpa melakukan galian
yang terlalu panjang
Metode HDD adalah Metode boring menggunakan alat berat yang untuk
membantu proses pengeboran terarah secara horizontal atau melintang meliwati jalur
hambatan di atas tanah. Sering juga dipakai dalam proses pemasangan saluran utilitas
atau membuat jaringan pipa seperti PDAM, dan kabel PLN tanpa merusak bangunan
diatasnya.

Pelaksanaan Auger boring di Cilegon


Auger boring adalah metode konstruksi tanpa galian (trenchless) menggunakan
mesin bor (mesin auger boring) dan dikombinasikan dengan teknik pipejacking. Pipe
jacking adalah suatu teknik dalam pemasangan pipa dengan mendorong pipa pra cetak
ke dalam tanah dari sebuah lubang vertikal/pit.
Lubang kerja dirancang untuk mampu menahan gaya dari jack alat serta beban
berat alat. Ukuran lubang kerja umumnya memiliki panjang 6m x lebar 2m dengan
kedalaman mencapai 0.60m dibawah titik tengah pengeboran, yang tergantung dari jenis
alat. Jalur masuk yang aman serta ruang kerja untuk staff yang bekerja di dalam lubang
kerja harus juga disediakan dalam pembuatan lubang kerja. Desain lubang kerja harus
mencakup akan keperluan kestabilan dudukan akibat gaya dari jack. Desain lubang
kerja disesuaikan dengan jenis tanah serta beban jack.
Lubang penampungan air (sump pit) harus berada di dasar lubang kerja agar
dapat dipasang alat pompa air. Ukuran dari lubang penampung harus disesuaikan
dengan kedalaman lubang serta volume air untuk keperluan pelaksanaan pengeboran.
Berikut Contoh pelaksanaan setiap Metode:
1) Pelaksanaan HDD di Indonesia
 Pelaksanaan pipa HDPE jl. Perintis Kemerdekaan PDAM Kota
Semarang 2021
 Horizontal Directional Drilling HDPE Pipe dia 200 mm, Banjarbaru,
Kalimantan Selatan
 Pelaksanaan crossing sungai pipa HDPE PDAM Tirtanadi Kota Medan
2021
2) Pelaksanaan HDD diluar Negara lain
 Diameter pipa HDPE dia. 1100 mm Dengan Panjang 220 m, di Eropa
3) Pelaksanaan Auger Boring di Indonesia
 Metode pelaksanaan Auger boring di komplek Pertamina, Pendopo
 Metode pelaksanaan Auger boring Diameter 16” Cilegon Banten
4) Pelaksanaan Auger boring di Negara lain
 American Augers - Auger Boring Machine 72
5) Pelaksanaan Manual boring di Indonesia
 Pekerjaan pipa air bersih jalan Cikembar Sukabumi 2020
 Pekerjaan kabel optic Garut

3.8. Analisa Efesiensi Biaya, mutu, dan waktu


Tabel Perbandingan Metode kerja

A : Memenuhi
B : Cukup
C : Kurang

Perbandingan ini menggunakan kondisi tanah sedang, dengan panjang


277 m, Pipa yang digunakan HDPE dengan Diameter pipa 200 mm. Hasilnya
biaya boring manual lebih murah dibandingkan kedua metode.Sedangkan untuk
waktu metode Horizontal directional drilling lebih cepat dibandingkan kedua
metode kompetitor.
KESIMPULAN
Analisa Secara Biaya
1) Horizontal Directional drilling pekerjaan lebih murah dikarenakan tidak
memerlukan casing
2) Horizontal Directional drilling Untuk jenis pipa yang diameter kecil mampu
melakukan pengemboran maksimal Panjang ≤ 1.818 sehingga tidak perlu
membuat pit
3) Horizontal Directional drillinglubang galian yang diperlukan lebih sedikit
dibandingan dengan Auger borring
4) Boring manual lebih murah dikarenakan tidak memerlukan alat berat
Analisa Mutu
1) Pelaksanaan mesin/alat merode Horizontal Directional drilling dan auger boring
secara mutu sama, tergantung kebutuhan diameter, syarat kedalaman galian, dan
jenis tanah
2) Kualitas boring manual tergantung pelaksanaan tenaga terampil, dan potensi
ketidak sesuaian lebih tinggi
Analisa Secara Waktu
1) Pelaksanaan mesin/alat merode Horizontal Directional drilling dan auger boring
secara waktu sama, tergantung dengan jenis tanah
2) Pelaksanaan metode auger borring memerlukan pendukung kerja yang cukup
banyak sehingga berpengaruh terhadap waktu kerja
3) Pekerjaan boring manual memerlukan waktu yang lama dikarenakan
menggunakan metode sederhana
DAFTAR PUSTAKA
abhinaya-mb.com

https://bpsdm.pu.go.id/

https://www.vivax-metrotech.com/

Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Republik Indonesia Nomor


300.K/38/M.pe/1997 Tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2014 Tentang Pedoman


Pemanfaatan Ruang di Dalam Bumi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Undang – Undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. Undang – Undang
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Anda mungkin juga menyukai