Anda di halaman 1dari 28

Oleh :

Andi Susmanto, ST, MSi

Uji Kompetensi Pengawas Operasional Pertama Panas Bumi


Hotel Padjajaran Suites Resort & Convention
Bogor, 4 7 Oktober 2016
OUTLINE

I. PENDAHULUAN 3

II. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI 10


PENDAHULUAN
Skema Operasi PLTP
Fluida yang diperoleh dari
sumur-sumur produksi akan
dialirkan ke dalam separator
untuk dipisahkan antara uap
dan air. Fluida cair (brine) akan
di reinjeksi ke dalam bumi
melalui sumur-sumur reinjeksi
agar sustainability dari sistem
panas bumi tetap terjaga.
Sedangkan uap akan dialirkan
ke pembangkit untuk memutar
turbin yang akan menghasilkan
listrik. Listrik tersebut akan
dialirkan menuju transformer
untuk kemudian ditransmisikan
melalui jaringan transmisi. Uap
yang telah melalui turbin akan
dikondensasikan menjadi air
kondensat pada kondensor, dan Kondensat tersebut kemudian dipompakan menuju cooling tower
ditampung didalam kolam untuk diturunkan temperaturnya dan diinjeksikan melalui sumur
panas. reinjeksi.
Kondisi Saat Ini KONDISI SAAT INI
Potensi Panas Bumi Kapasitas Terpasang
29,5 GW 1493,5 MW
Resources 11.997,5 MW 11 PLTP pada 9 WKP
Reserves 17.546 MW Pemanfaatan 8,5% dari cadangan panas bumi
Badan Geologi, Desember 2015
Indonesia
Wilayah Kerja Panas Bumi Produksi Listrik
69 WKP 9,964 GWh
Eksisting 19 WKP Realisasi Produksi Listrik Tahun 2015
Baru 50 WKP Capaian 104% dari target 9,594 GWh
Realisasi per Agustus 2016 7,032 GWh
(72%) dari target 9,798 GWH
Investasi PNBP
876,5 Juta USD 886 Miliar Rp
Realisasi Investasi Tahun 2015
Realisasi PNBP Tahun 2015
Capaian 93,5 % dari target 937,2 Juta USD
Capaian 153 % dari target 580 Miliar Rp
Realisasi per Juni 2016 558 Juta USD (58%) Realisasi per Agustus 2016 504,58 Miliar Rp (80 %
dari target 960 Miliar USD dari target 630 Miliar Rp)

Regulasi Kendala Utama


UU No. 21/2014
PP 59/2007 jo. PP 75/2015 Tumpang tindih lahan
PP 28/2016 Harga
PP 9/2012 Pendanaan
PP 79/2014 Perizinan
Permen ESDM, PMK terkait & Permen LHK
terkait
Isu Sosial
Potensi Panas Bumi Indonesia
Sumber: Badan Geologi KESDM (2015)

PLTP SIBAYAK: 12 MW PLTP LAHENDONG: 80 MW

PLTP GUNUNG SALAK: 377 MW

PLTP ULUBELU: 165 MW

PLTP WAYANG WINDU: 227 MW

PLTP KAMOJANG: 235 MW

PLTP MATALOKO: 2,5 MW

PLTP PATUHA: 55 MW
PLTP DIENG: 60 MW
PLTP DARAJAT: 270 MW PLTP ULUMBU: 10 MW

Energi Potensi (Mwe)


Jumlah
No Pulau Sumber Daya Cadangan Total Terpasang
Lokasi Spekulatif Hipotetis Terduga Mungkin Terbukti
1 Sumatera 97 3.191 2.334 6.992 15 380 12.912 177
2 Jawa 73 1.560 1.739 4.023 658 1.815 9.795 1.224
3 Bali 6 70 22 262 - - 354 0
4 Nusa Tenggara 27 225 409 917 - 15 1.566 12,5
5 Kalimantan 14 152,5 30 - - - 182,5 0
6 Sulawesi 77 1.221 318 1.441 108 120 3.208 80
7 Maluku 33 560 91 800 - - 1.451 0
8 Papua 3 75 - - - - 75 0
Total 330 7.054,5 4.943 14.435 781 2.330 29.543,5 1.493,5
11.997,5 17.546
29.543,5
Pemanfaatan Energi Panas Bumi Negara Dunia
KAPASITAS TERPASANG
NO NEGARA POTENSI (MW) RASIO
(MW)

1 AMERIKA SERIKAT 30.000 25,15 % 3.450 29,92% 11,5 %

2 FILIPINA 4.000 3,35 % 1.870 16,22% 46,75 %

3 INDONESIA 29.543,5 24,77 % 1.493,5 12,95% 5,05 %

4 SELANDIA BARU 3.650 3,06 % 1.005 8,72% 27,53 %

5 MEKSIKO 4.600 3,86 % 1.017 8,82% 22,1 %

6 ITALIA 3.270 2,74 % 916 7,94% 28,01 %

7 ISLANDIA 5.800 4,86 % 665 5,77% 11,47 %

8 KENYA 15.000 12,58 % 594 5,15% 3,96 %

9 JEPANG 23.400 19,62 % 519 4,50% 2,22 %

JUMLAH 119.263,5 100 % 11.476,4 100 % 9,67 %

CATATAN: Sumber: IGA Paper


DUNIA BARU MEMANFAATKAN 9,67% (11,5 GW) DARI POTENSI PANAS BUMI YANG ADA (119,3 GW);
INDONESIA MENEMPATI URUTAN KEDUA DARI SISI POTENSI PANAS BUMI ATAU 24,77 %;
INDONESIA BERADA DI PERINGKAT KETIGA DARI SISI PEMANFAATAN PANAS BUMI (12,95%);
FILIPINA MERUPAKAN NEGARA PALING OPTIMUM MEMANFAATKAN PANAS BUMI (46,75 %) DAN BANYAK PLTP BERADA DI AREA CAGAR ALAM;
JEPANG LEBIH BANYAK MENGGUNAKAN SUMBER PANAS BUMINYA UNTUK PEMANFAATAN LANGSUNG.
Rencana Pengembangan Panas Bumi s.d Tahun 2025

Rencana Status Juli Rencana Pengembangan (MW)


Total
Pengembangan 2016 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Tambahan
1.493,5 35 215 255 225 360 616 450 858 650 1.175 999 7.241,5
Kapasitas (MW)
Investasi (Juta
5.974 140 860 1.020 900 1.440 2.464 1.800 3.432 2.600 4.700 3.996 28.966
USD)
Serapan Tenaga
4.481 105 645 765 675 1.080 1.848 1.350 2.574 1.950 3.525 2.997 21.725
Kerja (Orang)
Setara Produksi
Minyak 6.428.232 150.645 925.390 1.097.556 968.431 1.549.490 2.651.350 1.936.863 3.692.952 2.797.691 5.057.364 4.299.835 31.168.426
(BOE/YEAR)

CO2 Reduction 8.948.813 209.714 1.288.246 1.527.919 1.348.164 2.157.062 3.690.973 2.696.328 5.140.999 3.894.696 7.040.412 5.985.848 43.389.909

Keterangan: Target pengembangan panas bumi tersebut dapat


1 MW = USD 4 Juta dicapai dengan catatan diperlukan:
1 MW = 3 Orang Tenaga Kerja
1 SBM = 1,628.2 KWh 1. Adanya regulasi yang harmonis antar sektor (KESDM,
Penurunan Emisi CO2 = Produksi Listrik (MWh) x Faktor Kehutanan, Keuangan, Pemerintah Daerah, dll);
Emisi Jaringan 2. Penyederhanaan perizinan di sektor panas bumi;
Faktor Emisi (tonCO2/MWh)
3. Pemberian insentif untuk pengembangan panas bumi (tax
Sistem Kelistrikan
holiday, pembebasan bea masuk impor dan PPN, dll);
2010 2011 2012 2013
Sistem Interkoneksi Jawa - Madura - Bali 0,730 0,778 0,823 0,855 4. Mengoptimalkan potensi panas bumi pada lapangan-
Sistem Interkoneksi Sumatera 0,749 0,724 0,687 0,668 lapangan besar khususnya WKP yang dikelola PGE;
Sistem Interkoneksi Sulawesi Utara,
Tengah, dan Gorontalo 0,332 0,480 0,600 0,737 5. Harga listrik dari panas bumi sesuai dengan keekonomian
Maluku, Nusa Tenggara dan Papua 0,800 0,717 pengembangan lapangan;
6. Adanya kebijakan perbankan nasional yang mendukung.
Sumber: Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Realisasi dan Target Pengembangan Panas Bumi

Kapasitas Terpasang s.d. Sept.


2016: 1,493.5 MW
(Tambahan Kapasitas dari PLTP
Ulubelu Unit 3 per26 Juli 2016
sebesar 55 MW)
Tambahan Rencana COD PLTP 2016:
PLTP Lahendong Unit 5 20 MW
PLTP Sarulla Unit 1 110 MW
PLTP Karaha Unit 1 30 MW

*Asumsi: Filipina (1.870 MW) dan Amerika (3.450) tidak mengalami penambahan kapasitas
ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
WILAYAH KERJA PANAS BUMI

Definisi
Wilayah dengan batas-batas koordinat tertentu digunakan untuk pengusahaan Panas Bumi untuk
pemanfaatan Tidak Langsung (listrik).

Kewenangan Penetapan Wilayah Kerja


Menteri menetapkan Wilayah Kerja pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung.
Penetapan Wilayah Kerja dilakukan berdasarkan hasil Survei Pendahuluan dan Survei Pendahuluan dan
Eksplorasi.

Penetapan Wilayah Kerja


Batas dan koordinat Wilayah Kerja
Besar dan kelas cadangan
Luas Wilayah Kerja (<200.000 Ha)
Batas wilayah administratif
PROSES PENETAPAN WK PANAS BUMI
Lelang WK
Panas Bumi

4
DIRJEN
MENTERI
EBTKE
5

1
Data Direktorat
1.Geologi Panas Bumi SK WK Panas
2.Geokimia Tim Bumi
3.Giofisika 6
Penyiapan WKP
4.Pengeboran

3 2

NO
BADAN GEOLOGI
Evaluasi
YES

Badan Geologi
a. Survei Pendahuluan
b. Penugasan Survei Pendahuluan Perguruan Tinggi
c. Penugasan Survei Pendahuluan
dan Eksplorasi Badan Usaha
c. Kerjasama Penugasan Survei Pendahuluan
PT SMI/Badan Geologi
PENYIAPAN
WILAYAH 1
EKSPLORASI EKSPLOITASI PEMANFAATAN
TERBUKA

Survey Pendahuluan
PEMERINTAH
Survey Pendahuluan &
Eksplorasi
Penugasan PENUGASAN
PELELANGAN TERBUKA BUMN atau BLU
PIHAK LAIN Badan Usaha/ Konsorsium di bidang Panas Bumi
- Perguruan Tinggi
Survey Pendahuluan
- Lembaga Penelitian
PELELANGAN HASIL PSPE
Survey Pendahuluan & Pelaku PSPE* & BUMN
- Badan Usaha
Eksplorasi*
* Beauty Contest
PENAWARAN
4

2 3

WILAYAH KERJA IPB

PENGEMBALIAN
PERUBAHAN IPB BERAKHIR
Seluruh WKP menggeser Habis masa berlaku
menambah dikembalikan Hak & Kewajiban
Sebagian WKP Pemegang IPB
mengurangi dibatalkan
dicabut
Penetapan Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan
Kriteria Wilayah Penugasan Surve Pendahuluan
Permen ESDM 02/09 :
1. Mempunyai potensi panas bumi besar dan/atau
kebutuhan listrik tinggi
2. Wilayah Potensi panas bumi yang telah mempunyai
infrastruktur serta jaringan transmisi nasional yang memadai; atau
3. Wilayah tertinggal (frontier/remote area ) yang secara potensi dan
teknis apabila dikembangkan potensi panas bumi di daerah
tersebut akan membawa multiplier effect yang signifikan

Bisa diusulkan Dirjen Menyiapkan Badan


gubernur,bupati/ Wilayah Penugasan SP Geologi
walikota/BU untuk
dilakukan SP
Persyaratan:
Menteri 1. Peta wilayah penugasan SP
Menetapkan Wilayah 2. Persyaratan Administratif
a. Identitas pemohon/akte pendirian perusahaan
Penugasan SP b. Profil perusahaan
c. NPWP
3.Persyaraatan Teknis
a. Rencana teknis kegiatan selama SP
b. Kemampuan teknis operasional di bid. Panas bumi
Dirjen Menawarkan c. Mempunyai tenaga ahli dibidang Pabum
4. Persyaratan keuangan
Wilayah PSP a. Rencana kerja dan anggaran biaya
b. Bukti kepemilikan dana untuk SP dlm bentuk garansi
bank, deposito atau dana hutang siap pakai

Pengumuman melalui
Promosi di forum nasional
media cetak, elektronik &
& Internasional
media lain
Status Wilayah Kerja Panas Bumi
Telah Beroperasi:
9 WKP (1.493,5 MW)
Rencana Pengembangan (778 MW)
1. Sibayak (12 MW)
2. Ulubelu (165 MW)
PRODUKSI: 3. Cibeureum-Parabakti (377 MW)
9 WKP (1.493,5 MW) 4. Pangalengan (282 MW)
Rencana Pengembangan 5. Kamojang-Darajat (505 MW)
(778 MW) 6. Dieng (60 MW)
EKSPLOITASI: 7. Lahendong-Tompaso (80 MW)
8 WKP (1.190 MW) 8. Ulumbu (10 MW)
1. Sibual-Buali (330 MW) 9. Mataloko (2,5 MW)
2. Sungai Penuh (145 MW)
3. Lumut Balai (285 MW)
4. Hululais (340 MW)
5. Karaha Cakrabuana (50 MW)
EKSPLORASI & EKPLOITASI: 6. Cibuni (10 MW) Telah Tanda Tangan PPA/PJBL
23 WKP ( 3.000 MW) 7. Tabanan (10 MW) 14 WKP (1.770 MW)
8. Tulehu (20 MW) 1. Muaralaboh (220 MW)
2. Gn. Rajabasa (220 MW)
69 WKP 3. Rantau Dedap (220 MW)
(7.241,5 MW) 4. Blawan-Ijen (110 MW)
5. Gn.Ungaran (55 MW)
6. Telaga Ngebel (165 MW)
EKSPLORASI: 7. Baturaden (180 MW)
15 WKP (1.810 MW) 8. Guci (55 MW)
PROSES PENERBITAN IPB: 9. Kaldera Danau Banten (110 MW)
3 WKP (330 MW) 10. Cisolok Sukarame (45 MW)
1. Seulawah Agam (165 MW) 11. Tangkuban Perahu (110 MW)
2. Gn. Lawu (110 MW) 12. Sorik Marapi (240 MW)
3. Way Ratai (55 MW) 13. Jaboi (10 MW)
14. Sokoria (30 MW)

Proses Tanda Tangan PPA/PJBL:


WKP Jailolo (40 MW)
PERSIAPAN
PENUGASAN/LELANG WKP:
34 WKP (1.640 MW)
Tahapan Pelelangan Wilayah Kerja
1. Pasal 18 UU No 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi bahwa Menteri melakukan penawaran Wilayah Kerja secara lelang
Pendaftaran 2. PP No. 59 Tahun 2007 jo Peraturan Pemerintah No. 75/2014 Tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi
3. Pasal 2 s.d Pasal 8 Peraturan Menteri ESDM No. 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi

Pelelangan Tahap Pelelangan


Kesatu Tahap Kedua
Menentukan Badan Usaha yang memenuhi Memilih Badan Usaha sebagai pemegang IPB
kualifikasi Dokumen Lelang Tahap Kedua: Dokumen
Penawaran yang terdiri dari 2 sampul:
Dokumen Lelang Tahap Kesatu:
a. Sampul 1 (satu): Program kerja & komitmen
a. Persyaratan administratif eksplorasi
b. Kualifikasi aspek teknis b. Sampul 2 (dua): Penawaran Harga &
c. Kualifikasi aspek keuangan proyeksi cashflow

Persyarata Sistem Gugur


Sampul 1
n Proposal:
administrat Ya Sampul 2
Ya Program
if Penawaran Harga &
kerja &
proyeksi cashflow Ya
Kualifikasi komitmen
Tidak aspek eksplorasi
keuangan Ya

Tidak
Tidak
Kualifikasi
Tidak Lolos Penetapan
aspek
Tidak Lolos Peringkat
Tidak teknis

Pelelangan Tahap Pemenang Lelang


Kedua
Proses Pelelangan Tahap Kesatu
Pengambilan
Pengumuman Pelelangan Dokumen Lelang Tahap I

Penjelasan
Dokumen Lelang Tahap I

Pendaftaran
Penyerahan Formulir Pemasukan Dokumen
Pendaftaran Penawaran Tahap I
Penyetoran Jaminan
Lelang
Evaluasi, Klarifikasi, dan
Konfirmasi Dokumen
Penawaran Tahap I

Penetapan Peserta
Lolos Tahap I

Penetapan
Peserta 2 peserta/ 1 peserta
apabila lelang ulang
Pengumuman Peserta
hanya 1 Hasil Evaluasi Lolos
peserta Tahap I sanggahan tidak Tahap I
benar/tidak ada
hanya 1
peserta

Masa Sanggah

Pelelangan diulang Penjelasan Sanggahan


(Apabila ada sanggahan)
sanggahan
benar
Proses Pelelangan Tahap Kesatu
Evaluasi dan klarifikasi
Pembukaan Dokumen Penerbitan Izin Panas
Dokumen Penawaran Pembukaan Dokumen
Penawaran Tahap II Bumi
Tahap II Sampul 1 Penawaran Tahap II
Sampul 2

Penyampaian
Penetapan hasil evaluasi
Dokumen Penawaran
sampul 1 Evaluasi dan klarifikasi
Tahap II
Dokumen Penawaran
Tahap II Sampul 2
Penjelasan Pengumuman hasil
Dokumen Lelang evaluasi sampul 1
Tahap II Penyampaian Hasil
Lelang kepada
Menteri
Pengambilan
PROSES SANGGAHAN sanggahan
Dokumen Lelang sanggahan
Tahap II Penetapan Pemenang benar
tidak
sanggahan benar/tidak oleh Menteri
>2 benar ada
peserta
Undangan Pengumuman PROSES
Pelelangan diulang Pemenang Lelang SANGGAHAN
Peserta
Lolos
Tahap I
Evaluasi, klarifikasi, dan
Pembukaan Dokumen Pemenang
negosiasi Dokumen
Penawaran Sampul 2 memenuhi
Penawaran Sampul 2
1 peserta telah sanggahan kewajiban sebagai
lelang ulang tidak Pemenang Lelang
Pengambilan Penetapan hasil evaluasi Penyampaian hasil
Dokumen Penunjukkan benar/tidak
Dokumen Penawaran penawaran kepada
Langsung ada
Sampul 1 Menteri

Penjelasan Evaluasi dan klarifikasi Penetapan Pemenang oleh


Dokumen Penunjukkan Dokumen Penawaran Menteri
Langsung Sampul 1
Kewenangan
Menteri
Pemasukan Dokumen Pembukaan Dokumen Pengumuman Pemenang
Penawaran Penawaran Sampul 1
Proses Penerbitan IPB

Hasil Evaluasi Dokumen


Penawaran Tahap 2

Pengumuman Pemenang Urutan Berikutnya menjadi


Lelang Pemenang Lelang

Kewajiban Tidak Gugur, Jaminan Lelang


Pemenang Menjadi Penerimaan Negara
Lelang Bukan Pajak

Kewajiban Pememang Lelang :


Ya 1. Membayar Harga Dasar Data
2. Menempatkan Dana Komitmen
Eksplorasi di Bank yang Berstatus Badan
Usaha Milik Negara atau Bank Utama
IPB
(Prime Bank)
3. Menyampaikan Bukti Penempatan
Komitmen Eksplorasi Kepada Menteri
PROSES PENETAPAN PEMENANG LELANG, PENEMPATAN KOMITMEN EKSPLORASI, DAN
PENERBITAN IPB

PEMEGANG IPB
DJEBTKE Menteri ESDM KEPALA BKPM - Persiapan
Pemenang Lelang
mengusulkan Menetapkan
HARUS: Menerbitkan - Pembangunan Infrastuktur
pemenang lelang Pemenang Lelang - Pengeboran Sumur Eksplorasi ke-1
IPB - Pengeboran Sumur Eksplorasi ke-2

4 BULAN 5 TAHUN
a. membayar harga dasar
data WK atau bonus PNBP
- Pengelolaan Rekening Bersama
b. menempatkan dana - Persetujuan Dirjen EBTKE untuk:
komitmen Eksplorasi di Penarikan ke-1
bank yang berstatus Penarikan ke-2
badan usaha milik negara
atau bank utama (prime
Penarikan ke-3
bank); dan Penarikan ke-4
c. menyampaikan bukti - Penutupan Rekening Bersama
penempatan dana
komitmen Eksplorasi

DJEBTKE dan KPA DJPB DJEBTKE


PEMENANG PEMENANG
PEMENANG Mengajukan Permohonan Menilai dan dan
LELANG LELANG
Mendirikan Badan LELANG Persetujuan Pembukaan Menyetujui/Menolak PEMENANG LELANG
Menyetor Dana
Membuat Perjanjian Rekening kepada DJPB Permohonan Membuka rekening
Usaha selaku KUASA BUN Pusat Pembukaan Rekening bersama Komitmen Eksplorasi
Rekening Bersama

- Pememang Lelang mengusulkan Bank _ (_)


- Rekening Bersama antara Dirjen EBTKE (selaku
Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri ESDM)
dengan Badan Usaha Baru
KEWENANGAN KEMENTERIAN ESDM DAN BKPM DALAM PENERBITAN IPB

Kewenangan Menteri ESDM

PEMENANG LELANG
DJEBTKE Menteri ESDM Menempatkan dana
mengusulkan Menetapkan komitmen eksplorasi dan
pemenang lelang Pemenang Lelang menyampaikan bukti setor
kepada Menteri ESDM

Persyaratan administratif permohonan IPB terdiri atas:


a. profil pemohon;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
c. Akta Pendirian perusahaan dan/atau perubahannya;
d. Tanda Daftar Perusahaan;
e. Keputusan Menteri ESDM tentang Penetapan
Pemenang Lelang Wilayah Kerja Panas Bumi; dan
f. bukti setor komitmen eksplorasi.

PEMENANG
LELANG
IPB KEPALA BKPM
Menerbitkan IPB Mengajukan
permohonan IPB
kepada Kepala BKPM

Kewenangan Kepala BKPM

Kepala BKPM dalam memberikan izin usaha bertindak untuk dan atas nama Menteri ESDM
Atas izin yang diberikan, Kepala BKPM wajib menyampaikan tembusan kepada Menteri ESDM
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI

Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah


(Government) (Government) (Government) (Government)
Pemerintah Daerah
(Local Government)
Badan Usaha Badan Usaha Badan Usaha Badan Usaha
(Business Entity) (Business Entity) (Business Entity) (Business Entity)

Potensi Survey
Panas Bumi Eksplorasi Studi Eksploitasi Pemanfaatan
Pendahuluan Eksplorasi
Geothermal Kelayakan
Preliminary Exploration Exploration Exploitation Utilization
Potential Feasibility Study
Survey

Sumur pengembangan & injeksi


3G (Geophysic,Geochemical, Geologic)
Devt & Injection well
Pemb. fasiltas lap & penunjangnya
Sumur eksplorasi (Wild Cat)
Steamfield & supporting facilities
Operasi produksi
Sumur deliniasi
Production operation

Paling lama 5 tahun + 1 tahun + 1 tahun Paling lama 30 tahun/Maximum 30 years


WILAYAH KERJA
HASIL SP ATAU PSP Maximum 5 years + 1 year + 1 year

1) Izin Panas Bumi/Geothermal License (BUMN, BUMD, Swasta)


WILAYAH KERJA
HASIL SP/PSP DAN EKSPLORASI
2) Penugasan/Assignment (BUMN atau BLU)

Investasi di bidang panas bumi dapat dilakukan dengan cara:


1. Sebagai badan usaha pemegang Izin Panas Bumi (IPB) yang diperoleh dengan mekanisme pelelangan
2. Sebagai badan usaha pelaku Penugasan Survey Pendahuluan (PSP) atau pelaku PSP dan eksplorasi
3. Melakukan pendanaan terhadap pengembang/ pemegang IPB (lender, shareholder)
4. Melalui industri usaha penunjang panas bumi sebagai pemasok barang atau jasa (goods & services)
PENGANGKATAN KTPB
(Perdirjen EBTKE No. 404K/30/DJE/2015)

KTPB (Pasal 2 ayat (1)): Merupakan pimpinan tertinggi di WK dan penanggung


jawab atas terlaksananya serta ditaatinya ketentuan peraturan perundangan-
undangan bidang K3, perlindungan lingkungan dan peraturan terkait lainnya
dengan pelaksanaan kegiatan usaha Panas Bumi pada WK yang menjadi
tanggung jawabnya.
Waktu Mulai Dibutuhkannya KTPB (Pasal 2 ayat (2)):
Kegiatan Eksplorasi atau Eksploitasi dalam pemanfaatan Tidak Langsung di
WK Panas Bumi dapat dimulai setelah Badan Usaha memiliki KTPB.
Persyaratan Pengusulan KTPB:
1. WNI
2. Sehat jasmani dan rohani
3. S-1 dengan pengalaman 15 tahun di Panas Bumi, Migas, atau
Pertambangan
4. Memiliki jabatan struktural dan kewenangan tertinggi di WK
5. Memiliki sertifikat POP, POM, dan POU atau pernah menjadat inspektur
paling sedikit 10 tahun.
6. Ditunjuk oleh pimpinan tertinggi dari Badan Usaha yang dituangkan dalam
surat penunjukan
Struktur Organisasi Dasar Panas Bumi

PEMEGANG IUP

KTPB
SAFETY OFFICER

MIDLE MIDLE MIDLE


MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT
PO PO PO

LOWER LOWER LOWER LOWER LOWER


MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT MANAGEMENT
PO PO PO PO PO
KTPB KESELAMATAN OPERASI PANAS BUMI

Peranan KTPB Good and Clean Eng Practices


Sbg representative Pengelola WK Panas Dilaksanakan teknologi panas bumi
Bumi (Orang yg tertinggi dilapangan : secara benar dan baik
GM/FM, ops lapangan langsung.)
Diikut sertakan dalam pengambilan Dipatuhinya Ketentuan K-3
keputusan hal-hal yang terkait di area
WKP Panas Bumi Terpeliharanya lingkungan kerja dan
Pengambil keputusan tertinggi dilapangan usaha
Sebagai operasional manager yang
bertanggung jawab atas terlaksananya Diterapkannya prinsip konservasi
usaha pencegahan kecelakaan di lapangan pada daerah operasi panas bumi
pada setiap tahapan kegiatan (eksplorasi,
eksploitasi, pemanfaatan) Menghasilkan nilai tambah dan
Mematuhi peraturan perundang-
manfaat yang maksimal bagi masy.
sekitar daerah operasi
undangan mengenai pengembnagan

Transparansi dan partisipasi maksimal


dari stakeholders
MENGINTEGRASIKAN
PENCEGAHAN KECELAKAAN

Seluruh level manajemen bertanggung jawab atas


keselamatan dilingkungan kerjanya sesuai dengan levelnya

Wilayah Panas Bumi dibagi menjadi beberapa zona sebagai


tanggung jawab fungsional level lower management
ZONA TANGGUNG JAWAB
MANAGER (FUNGSIONAL)
Wilayah kegiatan pertambangan
WILAYAH PANAS BUMI
dibagi menjadi :

Manager *A* bertanggung


jawab pd wilayah Panas Bumi WILAYAH
WILAYAH PEMBANGKIT
Manager *B* bertanggung PERKANTORAN
jawab pd wilayah perkantoran
Manager *C* bertanggung WILAYAH
jawab pd wilayah Pembangkit SUMUR PADA CLUSTER

Manager *D* bertanggung


jawab pd wilayah Sumur pada Cluster
Dst
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai