Anda di halaman 1dari 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Angin Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan konveksi (http://id.wikipedia.org/wiki/Angin).

2.2

Konversi Energi Angin Energi angin dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dengan menggunakan kincir angin. Energi mekanik yang dihasilkan oleh kincir angin dapat dimanfaatkan secara langsung atau dikonversi menjadi energi listrik. Konversi energi angin menjadi energi listrik adalah sebagai berikut: Angin yang melalui sudu - sudu kincir menyebabkan kincir berputar. Putaran kincir menyebabkan generator ikut berputar. Di dalam generator energi angin diubah menjadi energi listrik. Untuk pembangkit tenaga listrik skala kecil, karena kecepatan angin senantiasa berubah - ubah, maka perlu adanya pengatur tegangan. Disamping itu perlu baterai untuk menyimpan 5

energi, karena seiring adanya kemungkinan dimana angin tidak bertiup. Bila angin tidak bertiup, generator tidak berfungsi sebagai motor, sehingga perlu sebuah pemutus otomatik untuk mencegah generator bekerja sebagai motor. Maka energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin angin disebut sebagai kincir angin, bila dikonversi menjadi listrik maka disebut sebagai turbin angin,( www.id.wikipedia.org ) 2.3 Turbin Angin Awalnya kincir angin adalah sebuah mesin yang digerakkan oleh tenaga angin untuk menumbuk biji - bijian. Kincir angin juga digunakan untuk memompa air atau untuk mengairi sawah. Kincir angin modern adalah mesin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik, disebut juga dengan turbin angin. Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk

membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara - negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill. Turbin angin dirancang untuk memanfaatkan energi angin. Aerodynamic dasar hukum menunjukkan bahwa tidak semua energi angin di suatu titik dapat diambil, tetapi yang praktis desain dapat memperoleh sekitar 80% dari teori maksimum. turbin angin instalasi terdiri dari subsistem untuk menangkap energi angin, titik yang menjadi turbin angin,

rotasi mekanik dikonversi menjadi daya listrik, dan sistem untuk memulai, menghentikan, dan mengontrol turbin. Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional ( Co : PLTD,PLTU,dll ), turbin angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.( www.id.wikipedia.org ). 2.3.1 Macam Macam Dan Jenis Turbin Angin

Dalam perkembangannya, turbin angin dibagi menjadi jenis turbin angin propeler dan turbin angin darrieus. Kedua jenis turbin inilah yang kini memperoleh perhatian besar untuk dikembangkan. Pemanfaatannya yang umum sekarang sudah digunakan adalah untuk memompa air dan pembangkit tenaga listrik. Turbin angin propeler adalah jenis turbin angin dengan poros horizontal seperti baling - baling pesawat terbang pada umumnya. Turbin angin ini harus diarahkan sesuai dengan arah angin yang paling tinggi kecepatannya. Turbin angin darrieus merupakan suatu sistem konversi energi angin yang digolongkan dalam jenis turbin angin berporos tegak atau vertikal. Maka menurut letak sumbu porosnya, turbin 7

angin dibagi menjadi 2 jenis. Yaitu Turbin Angin Sumbu Horisontal (TASH) dan Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV). 2.3.1.1 Turbin Angin Sumbu Horisontal (TASH)

Gambar 2.1. Turbin Angin Sumbu Horisontal Turbin Angin Sumbu Horisontal (TASH) memiliki poros yang letaknya horisontal untuk memutar generatornya. Bentuknya seperti baling-baling pesawat terbang pada umumnya, yang memanfaatkan gaya angkat (lift force) untuk memutar rotornya. Turbin angin ini harus diarahkan sesuai dengan arah angin datang yang paling tinggi kecepatannya menggunakan ekor pengarah (tail). Pada turbin angin horisontal dibutuhkan tiang penyangga yang tinggi agar mendapatkan kecepatan angin yang sesuai dengan desain rotor bladenya(http://id.wikipedia.org/wiki/Kincir_angin, 2008). 2.3.1.2 Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV) Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV) dibedakan menjadi 2 jenis menurut pemanfaatan gayanya. Yaitu: Pertama adalah turbin angin Darrieus, sesuai namanya turbin angin tersebut pertama kali ditemukan oleh GJM Darrieus pada tahun 1920. Walaupun bersumbu vertikal, turbin angin 8

Darrieus juga memanfaatkan gaya angkat (lift force) untuk memutar rotornya. Berbeda dengan turbin angin sumbu horisontal, turbin angin Darrieus tidak memerlukan ekor pengarah untuk menghadapkan turbin pada angin yang datang

(http://id.wikipedia.org.wiki/kincir_angin,2008) Kedua adalah turbin angin Savonius, yang ditemukan oleh Sigurd J. Savonius tahun 1922. Johann Ernst Elias Bessler (lahir 1680) adalah yang pertama mencoba membangun kincir angin yang vertikal tipe Savonius di kota Furstenburg, Jerman pada tahun 1745. Turbin angin Savonius adalah salah satu turbin yang

sederhana. Turbin ini memanfaatkan gaya hambat (drag force) untuk memutar rotornya. Terdiri dari dua atau tiga sekop, jika dilihat dari atas akan tampak seperti huruf S membentuk potongan melintang. Turbin angin Savonius mengambil sangat sedikit tenaga angin dibanding turbin angin lift type. Pada turbin ini keandalan jauh lebih penting dibanding efisiensi, dan sangat kecil dibutuhkan pemeliharaannya.Turbin angin Darrieus dan Savonius seperti terlihat pada gambar 2.2 berikut ini :

Darrieus

Savonius

Gambar 2.2. Turbin Angin Sumbu Vertikal

Desain turbin angin helix ini menggunakan jenis sumbu poros vertikal Savonius drag type. Kelebihan yang paling penting dari jenis ini adalah kemampuannya menerima angin dari arah manapun(www.helixwind.com), sehingga tidak memerlukan tiang penyangga yang tinggi dan ekor pengarah. Seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.3 berikut ini :

Gambar 2.3. Perbandingan arah angin yang diterima turbin angin sumbu horisontal dengan turbin angin sumbu vertikal tipe helix. Kelebihan dan kekurangan turbin angin sumbu vertikal yaitu: Kelebihan TASV Tidak membutuhkan struktur menara yang besar. Karena sudu-sudu rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw. Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah. TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung sebuah sudu dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat kencang.

10

TASV bisa didirikan pada lokasi - lokasi dimana struktur yang lebih tinggi dilarang dibangun. TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit). TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah. Kekurangan TASV Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar. Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai berputar. Kecepatan rotor rendah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin)

2.3.2 Kecepatan Angin

Kecepatan angin dapat diukur dengan suatu alat yang disebut Anemometer. Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika (http://id.wikipedia.org/wiki/Anemometer). Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin yang berhembus pada tempat yang akan dipasang turbin angin. Karena data kecepatan angin tersebut sangat diperlukan untuk mendesain dimensi rotor turbin angin agar dapat disesuaikan dengan kecepatan angin yang 11

selalu berubah-ubah. Contoh gambar anemometer seperti pada gambar 2.4. dibawah ini :

Gambar 2.4. Alat pengukur kecepatan angin Pada tahun 1804 Beaufort seorang laksamana Inggris telah membuat daftar kekuatan dan kecepatan angin yang digunakannya untuk pelayaran. Daftar tersebut kini masih tetap digunakan secara internasional. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut. Tabel 2.1 Skala Beaufort berikut ini :

12

Tabel 2.2. Syarat-syarat dan kondisi angin

Ket : Kelas angin 3 S/D 8 adalah batas minimum dan maximum kecepatan angin yang dapat menggerakkan turbin angin. Pada turbin angin, batasan tersebut dikenal dengan istilah sebagai berikut(www.aerolapan.com) : Kecepatan Asut (Starting Speed) Kecepatan angin dimana rotor turbin mulai berputar. Kecepatan Cut-In (Cut-In Speed) Kecepatan angin terendah dimana turbin angin mulai menghasilkan daya bermanfaat. Kecepatan Cut-Out (Cut-Out Speed) Kecepatan angin tertinggi dimana turbin angin masih menghasilkan daya. Kecepatan Nominal (Rated Speed) Kecepatan angin dimana daya nominal (rated power) tercapai.

13

Kecepatan Furling (Furling Wind Speed) Kecepatan angin dimana turbin angin harus dimatikan guna mencegah kerusakan.

Kecepatan Angin Maksimum Rancangan Kecepatan angin tertinggi dimana sebuah turbin angin dirancang agar bertahan utuh.

2.3.2.1 Macam Macam Angin Macam macam angin yang ada di Indonesia disertai

pengertian atau arti definisi : Angin dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu: a) Angin tetap, yaitu angin yang arah tiupnya tetap sepanjang tahun, seperti: Angin passat, yaitu angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan ( 30 - 40 ) menuju ke minimum khatulistiwa. Angin barat, yaitu angin antipassat (angin yang berhembus di atas angin passat pada ketinggian ( 30 km dan arahnya berlawanan dengan angin passat ). Angin timur, yaitu angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum kutub menuju daerah minimum subpolar lintang 66 1/2C LU dan LS .

14

b) Angin periodik. Angin ini dibagi menjadi: Angin periodik harian meliputi angin darat dan angin laut; angin gunung dan angin lembah. Angin periodik setengah tahunan, disebut juga dengan angin muson (musim). c) Angin lokal, yaitu angin yang bertiup pada daerah tertentu dan waktu tertentu. Misalnya : angin kumbang, angin fohn, angin brubu, angin bahorok, angin gending, dan lain-lain.(www.ilmupengetahuan-geografi.html). 2.3.2.2 Kerugian Yang Ditimbulkan Oleh Angin Dalam perencanaan turbin angin, ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan kerugian yang ditimbulkan oleh angin. Yaitu : a) Turbulensi angin Turbulensi angin adalah kerugian yang ditimbulkan oleh perubahan arah maupun besarnya kecepatan secara tiba-tiba, sehingga mengakibatkan bentuk dan arah angin yang tidak beraturan. Hal ini dapat menimbulkan getaran serta putaran yang tidak stabil sehingga daya akan menurun(www.aerolapan.com) Turbulensi angin terjadi akibat aliran angin yang menabrak bendabenda di permukaan bumi, misalnya pepohonan atau perumahan, seperti tampak pada gambar 2.5 berikut ini :

15

Gambar 2.5. Aliran turbulen angin Pada turbin angin vertikal helix ini kerugian akibat turbulensi tidak berpengaruh terhadap putaran dan daya yang dihasilkan. Karena desainnya bersumbu vertikal serta bentuk rotor blade helix yang mampu menerima angin dari arah manapun justru memanfaatkan turbulensi angin menjadi daya yang

berguna(www.helixwind.com). b) Gesekan angin Adanya pembalikan arah angin mengakibatkan kerusakan sudu-sudu turbin akibat perubahan siklus gaya pada sudu-sudu. Untuk mengatasi hal itu desain penampang sudu dan sudut serang sudu harus tepat(www.aerolapan.com). Pada desain turbin angin helix ini menggunakan drag type, yaitu memanfaatkan gaya hambat dari angin untuk berputarnya. Sehingga adanya pembalikan arah angin tidak berpengaruh terhadap kinerjanya, serta tidak perlu mengatur sudut serang seperti turbin angin lift type.

16

c)

Angin ribut dan hujan lebat Angin ribut dan hujan lebat biasanya kerap terjadi

bersamaan. Hal ini terjadi karena fenomena alam itu sendiri. Angin ribut biasa terdapat pada daerah tertentu pada kondisi cuaca yang selalu berubah-ubah.(www.ilmu-pengetahuan-geografi.html). d) Tiupan debu dan kotoran Di dalam aliran angin banyak mengandung unsur-unsur partikel yang ikut terbawa pada saat berhembus. Debu merupakan partikel yang ringan, sehingga mudah sekali terbawa oleh angin. Angin juga kadang mengandung garam-garam yang akan merusak sudu karena sifatnya yang korosif. Tiupan angin yang mengandung banyak garam biasanya terdapat pada daerah tepi pantai. Untuk bertahan dalam kondisi tersebut, desain sudu pada turbin angin helix ini dari bahan fiberglass. Pada komponen poros dan yang berbahan logam lainnya dilakukan pelapisan yaitu

menggunakan cat yang bertujuan untuk melindungi komponenkomponen poros dari korosi. 2.3.2.3 Letak Geografis Secara khusus lokasi yang diinginkan dalam pemasangan turbin angin adalah pada daerah yang memiliki kecepatan angin yang relatif konstan, arahnya tak berubah - ubah dan sedikit kemungkinan kecepatan angin yang sangat besar. Ditinjau dari letaknya pemanfaatan energi angin dibedakan menjadi tiga, onshore, offshore dan nearshore. 17

Instalasi turbin onshore didefinisikan pada jarak 3 km atau lebih dari garis pantai dan umumnya instalasi dilakukan di daerah berbukit untuk mendapatkan percepatan topografis. Akan tetapi penentuan lokasi tepatnya harus dilakukan secara hati-hati karena dapat menyebabkan perbedaan kecepatan angin yang signifikan. Instalasi turbin nearshore umumnya didefinisikan di wilayah pantai dari 3 km di daratan ke 10 km pada laut dari garis pantai. Pemanfaatan pada lokasi ini mengutamakan keuntungan dari adanya angin darat dan angin laut sehubungan dengan perbedaan suhu laut dan darat. Ketika instalasi dilakukan di laut lebih dari 10 km dari pantai maka disebut sebagai intalasi turbin offshore. Keuntungan dari pemasangan ini disebabkan oleh kecepatan angin yang relatif lebih tinggi sehubungan dengan tahanan geseknya yang lebih rendah dibandingkan di daratan. Selain itu, keberadaan turbin turbin relatif tidak mengganggu dibandingkan dengan pemasangan di daratan. Akan tetapi, pemasangan di laut tentu akan memiliki kekurangan yakni membutuhkan transmisi yang lebih kompleks sehubungan dengan jarak dan harus melalui lautan. Ketika turbin - turbin ini diinstalasi dalam jumlah yang besar maka instalasi ini sering disebut sebagai ladang angin ( wind farm ). Pada ladang angin perlu diperhatikan "efek wind park" yakni turbin - turbin ini cenderung menghalangi turbin yang lain. 18

Umumnya digunakan jarak antar turbin 3 - 5 kali diameter turbin pada instalasinya. Tetapi secara umum tempat-tempat yang baik untuk pemasangan turbin angin antara lain:

a) Celah di antara gunung. Tempat ini dapat berfungsi sebagai nozzle, yang mempercepat aliran angin. b) Dataran terbuka. Karena tidak ada penghalang yang dapat memperlambat angin, dataran terbuka yang sangat luas memiliki potensi energi angin yang besar.sdi laut dan di daratan menyebabkan angina bertiup secara terus menerus. Pengkajian potensi angin tetap harus dilakukan untuk mendapatkan suatu system konversi energi angin yang tepat. Pengkajian potensi energi angin di suatu tempat dilakukan dengan mengukur dan

menganalisis kecepatan dan arah angin. Analisis data angin dilakukan dengan menggunakan metoda statistik untuk mencari kecepatan angina rata-rata, durasi kecepatan angin dan distribusi frekwensi data angin. Jika informasi mengenai arah angin juga tersedia, analisis dengan menggunakan metoda wind rose dapat dilakukan untuk mengetahui kecepatan rata - rata, frekwensi dan energi angin di setiap arah mata angin. c) Pesisir pantai. Perbedaan suhu udara di laut dan di daratan menyebabkan angina bertiup secara terus menerus. Pada

19

prakteknya, penentuan tempat pemasangan sistem konversi energi angin dapat ditentukan dengan cara :

1.

Pilih tempat. Tempat ditentukan sesuai kebutuhan, kemudian potensi energi angin dikaji dari data yang didapat. Cara ini mempertimbangkan : Aksesibilitas baik untuk pekerjaan konstruksi maupun perawatan, Kondisi sosial budaya setempat dan kepentingan lain 2. Pilih potensi. Pemilihan tempat berdasarkan besarnya potensi energi angin yang tersedia. Semakin besar kecepatan angin rata - rata di suatu tempat akan semakin baik. Semakin tinggi potensi energi yang tersedia akan memberikan keuntungan berupa ukuran sistem konversi energi angin yang semakin kecil dan tidak perlu terlalu efisien sehingga pembuatannya akan lebih mudah dan murah.

2.3.3 Bagian Bagian Turbin Angin Sumbu Vertikal Tipe Helix

Turbin angin sumbu vertikal tipe helix memiliki bagianbagian utama untuk berputar menghasilkan energi listrik. Bagian bagian tersebut meliputi :

20

1. Rotor Rotor merupakan bagian pertama dari turbin angin yang berputar setelah mendapat tiupan angin. Rotor terdiri dari beberapa komponen, yaitu : a. Sudu Sudu (blade) merupakan penampang dari rotor yang berfungsi sebagai penghambat aliran angin, serta penerus daya menuju poros yang berupa putaran. Bentuk sudu yang akan digunakan dalam desain turbin angin sumbu vertikal ini berbentuk helix mempunyai 3 sudu. Bahan sudu menggunakan lembaran fiberglass yang diperkuat rangka pipa besi ukuran luar 18 mm dan dalam 16 mm . Alasan utama menggunakan fiberglass karena murah harganya, ringan, lentur, tahan terhadap cuaca, dan banyak dijual di pasar lokal.

Gambar 2.6. Sudu helix b. Naf Naf (hub) merupakan tempat dudukan sudu agar dapat terpasang pada poros. Bentuk naf bermacam-macam, tergantung dari bentuk desain sudu. Diharapkan naf 21

mempunyai konstruksi yang kuat untuk menahan sudu ketika mendapat tiupan angin, serta ringan agar poros tidak terbebani berlebihan(www.aerolapan.com) Desain naf pada turbin angin helix ini seperti tampak pada gambar 2.7. Bahan menggunakan pipa besi 1" dan pipa luar 44,5 mm dan dalam 41,5 mm di gabung dengan poros yang telah di beri dudukan dengan menggunakan mur dan baut. Bentuknya didesain agar tidak terlalu berat namun kuat.

Gambar 2.7. Naf c. Poros Poros adalah komponen penerus daya dan putaran dari rotor. Bahan poros harus mampu menahan beban puntir dan lentur yang dihasilkan rotor ketika

bekerja(sularso,1987). Pada desain turbin angin helix ini menggunakan poros berbahan baja karbon difinisi dingin yang mempunyai kekuatan tarik diatas 60 kg/mm2.

22

d. Bantalan Bantalan adalah komponen yang berfungsi sebagai pondasi dari komponen rotor. Bantalan harus menjaga putaran rotor tetap berputar ringan dan halus. Pemasangan bantalan pada turbin angin sumbu vertikal rooftop tipe helix 3 sudu terletak pada bagian atas dan bawah, dimana pada bagian atas dan bawah ujung poros turbin angin digunakan sebagai penjepit tower rooftop sebagai pemegang poros yang berputar(sularso,1987). Pada desain turbin angin sumbu vertikal rooftop tipe helix 3 sudu ini menggunakan bantalan gelinding rol kerucut baris tunggal, lihat gambar 2.8. Bantalan gelinding jenis ini mampu menahan gaya aksial dari rotor yang letak porosnya vertikal. Pelumasan bantalan gelinding ini juga tidak terlalu rumit, cukup diberi grease pada elemen gelindingnya. Bantalan ini juga mudah didapat di pasaran dan harganya tidak terlalu mahal.

Gambar 2.8. Bantalan gelinding rol kerucut baris tunggal 2. Generator Generator yang dipilih adalah tipe fluksi aksial 3 fasa. Bagian generator terdiri atas sepasang rotor dan satu buah stator. 23

Pada masing-masing rotor menggunakan magnet permanen berjumlah 12 buah, sedangkan pada stator terdapat 9 buah kumparan. Pemilihan pasangan magnet dan kumparan ini didasarkan pada tabel 2.3 berikut ini. Tabel 2.3 Pasangan kumparan-magnet generator 3 fasa

Sumber: Steven Fahey, Basic Principles Of The Homemade Axial Flux Alternator, 2006 Generator fluksi aksial dapat menghasilkan listrik pada putaran rendah serta daya yang lebih tinggi, andal, densitas fluksi yang lebih tinggi. Selain itu juga proses pembuatan generator fluksi aksial lebih mudah dibanding dengan fluksi radial, karena bentuknya yang simple. Digunakan generator 3 fasa karena arus yang dihasilkan lebih stabil daripada generator satu fasa, serta lebih seimbang karena terdapat 3 kumpulan kumparan yang tiap kumparannya dinamakan fasa. Generator ini terletak di bawah sudu dan langsung tersambung dengan poros sudu turbin angin sumbu vertikal tipe helix sehingga tidak memerlukan transmisi. Desain generator dapat dilihat pada gambar 2.9. dibawah ini:

24

Gambar 2.9 Susunan generator fluksi aksial. Keterangan: 1. Poros generator. 2. Rotor yang memiliki susunan 12 magnet. 3. Poros penghubung antara kedua rotor dengan sudu. 4. Stator yang didalamnya terdapat 9 kumparan. 5. Magnet permanen jenis Sr-Ferrite magnet dengan ukuran 3 x 5 cm dengan tebal 1.3 cm. 6. Pemegang stator yang terhubung ke tower. 7. Dudukan generator 3. Tiang penyangga Tiang penyangga berfungsi sebagai tempat dudukan badan turbin angin yang didalamnya banyak terdapat sistem pendukung turbin angin. Jenis tiang penyangga yang baik untuk turbin angin adalah harus cukup kuat untuk mendukung turbin angin dalam mempertahankan getaran pada saat cuaca buruk yang kecepatan anginnya sangat tidak stabil. Hal utama yang paling penting pada desain tiang penyangga adalah penghapusan gema antara rentang

25

frekuensi dari rotasi baling-baling dan resonan frekuensi dari tiang penyangga(http://www.rise.org.au 2008)

Guyed Lattice Tower

Guyed Tilt-Up Tower

Self Supporting Tower

Gambar 2.10 Jenis tower yang umum digunakan pada turbin angin Pada pemilihan tiang penyangga pada turbin angin helix ini didesain untuk dipasang pada area atap rumah yang tentunya telah dicor, selain itu dipasang di atap gedung perkantoran yang umumnya seluruh atap dilapisi dengan cor, tiang penyangga yang digunakan adalah jenis rooftop, yang mempunyai empat kaki, diperkuat dengan sistem fling pada setiap kaki yang dipasang dan diberi pengunci baut dan mur. Tiang penyangga dalam posisi terkunci ketika sedang digunakan, tetapi dapat dengan mudah untuk dibuka dan dipisah pada bagian kaki sebelum dirobohkan ke tanah, sehingga memudahkan pemeliharaan dan perbaikan pada generator turbin angin. Jenis tiang seperti ini tidak memerlukan tempat yang luas untuk mendirikannya. Desain tiang penyangga jenis rooftop dapat dilihat pada gambar 2.10 dibawah ini :

26

Gambar 2.11. Tiang penyangga jenis rooftop yang berkaki 4 dan diperkuat dengan sistem flange. Keterangan : 1. Dudukan bearing atas. 2. Tiang penyangga rooftop. 3. Turbin angin tipe helix 3 sudu. 4. Kaki tiang penyangga turbin berjumlah 3 buah. 5. Generator fluksi aksial 3 fasa. 6. Sambungan flange kaki dan tiang penyangga rooftop. 7. Flange yang pengunci. 4. Kelistrikan Sistem kelistrikan pada turbin angin sangat penting, karena merupakan penyalur utama dari generator menuju tempat penyimpan atau battery. Sistem kelistrikan terdiri dari : a. Rectifier Rectifier berarti penyearah, rectifier dapat menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi arus searah (DC). Ada dua jenis penyearah, yaitu penyearah setengah 27

gelombang (half-wave rectifier) dan penyearah gelombang penuh (full-wave rectifier). Rangkaian penyearah yang paling sederhana adalah penyearah setengah gelombang, terdiri dari sebuah dioda yang dipasang pada sisi sekunder sebuah trafo dan disusun seri dengan sebuah beban. Hal penting untuk diketahui adalah harga tegangan maksimum yang diijinkan terhadap dioda. Penyearah gelombang penuh dapat menggunakan empat dioda yang dihubungkan seperti jembatan wheatstone, disebut juga penyearah jembatan. Agar dapat mengalirkan arus dalam satu gelombang penuh sehingga tegangan keluaran lebih mudah diratakan dan dapat menghasilkan nilai konstan, kita gunakan penyearah gelombang penuh(Departemen Pendidikan Nasional, 2003). Untuk turbin angin helix ini dipilih rectifier jenis gelombang penuh (full wave rectifier), karena berdasarkan kelebihan jenis rectifier gelombang penuh yang tegangan keluaran lebih mudah diratakan dan dapat menghasilkan nilai konstan. b. Battery Battery (accu) merupakan sumber tegangan yang berasal dari reaksi kimia, fungsinya sebagai penyimpan arus listrik yang dihasilkan generator(www.dunialistrik.com) Ada 2 jenis battery, yaitu battery basah dan battery kering. Battery basah terdiri atas karet keras atau kaca yang berbentuk bak dan berisi larutan asam 28

sulfat pekat H2SO4 yang berfungsi sebagai larutan elektrolit. Di dalam larutan ini terdapat dua kerangka timbal, yaitu timbal peroksida (PbO2) sebagai anoda dan timbal murni (Pb) sebagai katoda. Berbeda dengan battery basah, battery kering tidak memakai cairan, mirip seperti battery telepon sellular. Battery kering tahan terhadap getaran dan suhu rendah. Dimensinya yang kecil bisa menimbulkan keuntungan dan kerugian. Battery jenis ini sama sekali tidak butuh perawatan, tetapi rentan terhadap pengisian berlebih dan pemakaian arus yang sampai habis, karena bisa merusak sel-sel penyimpanan arusnya. Battery sebagai media penyimpan energi dan penyuplai arus listrik. Dari 2 jenis battery yang ada, maka dipilih jenis battery kering 12V 7Ah seperti pada gambar 2.11 yang dipakai pada turbin angin tipe helix 3 sudu ini. Dari tipe amperenya merupakan yang terbesar dari battery kering yang tersedia di pasaran. Jika tersedia, battery yang digunakan jauh lebih baik jika mempunyai spesifikasi 12V 10Ah.

Gambar 2.12. Battery kering. 29

c. Battery Charger Controller Battery Charger Controller ialah alat yang digunakan untuk mengisi (charge) battery dan menjaga daya arus listrik yang masuk pada battery agar tidak melewati beban yang mampu diterima oleh battery, sehingga tidak merusak battery. Kelebihan arus dari generator akan dibuang atau dinetralkan oleh alat ini. Secara keseluruhan fungsi dari battery charger controller yaitu dapat menjaga agar battery tidak kelebihan (over charger) dan kehabisan tegangan (under charger) dengan begitu maka umur dari battery akan bertahan lama(www.suryadayasolusindo.com). Dari jenisjenis battery charger controller yang ada di pasaran, maka dipilihlah battery charger controller untuk battery kering. Alasan utama dari pemilihan jenis ini karena pada desain turbin angin helix ini jenis battery yang digunakan adalah battery kering. Peranti pengisi battery kering jenis ini juga memiliki kontrol otomatis. Bila tegangan listrik pada battery kering sudah lewat dari 12 volt, maka secara otomatis pengisian akan putus. Sehingga battery tidak panas dan tidak akan meledak. d. Inverter Inverter adalah pembalik, fungsinya mengubah arus listrik DC (Direct Current) menjadi arus AC (Alternate

Current)(www.dunialistrik.com) Inverter modern sangat efisien dan dapat diandalkan untuk berbagai keperluan.

30

Ada tiga jenis gelombang yang dihasilkan oleh inverter, pemilihan dari ketiga jenis gelombang ini sangat penting dalam menentukan jenis inverter yang di butuhkan. Antara lain : Square Wave (gelombang kotak) Beberapa tahun lalu, hanya inverter ini yang tersedia. Saat ini sudah amat jarang ditemukan, banyak perlengkapan elektronik tidak dapat bekerja pada jenis gelombang square wave. Modified Sine Wave Modified Sine Wave adalah jenis gelombang pilihan mayoritas masyarakat, produk dengan gelombang ini lebih ekonomis dan range penggunaan fleksibel, peralatan rumah tangga, working tools, komputer dan masih banyak lagi. Namun gelombang ini tidak cocok bila digunakan pada alat-alat dengan presisi gelombang sangat tinggi, seperti laser printer dan alat-alat kedokteran. Untuk penggunaan sehari-hari, dianjurkan menggunakan inverter

bergelombang Modified Sine Wave ini. True Sine Wave True Sine Wave adalah jenis gelombang terbaik output power inverter. True Sine Wave setara bahkan lebih baik dari kualitas gelombang listrik rumahan. Untuk penggunaan ekonomis tidak dianjurkan menggunakan inverter jenis ini, karena harganya yang sangat mahal(www.dunialistrik.com).

31

Anda mungkin juga menyukai