Anda di halaman 1dari 11

Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.

Turbin
angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan
penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark,
Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat,
dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum
dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional (Contoh: PLTD,PLTU,dll), turbin angin masih
lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan
dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (Contoh : batubara, minyak bumi)
sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.
Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan diameter kipas r adalah
:
dimana adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan adalah kecepatan angin pada waktu
tertentu.
Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar 20%-30%.
Jadi rumus di atas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk mendapatkan hasil yang cukup
eksak.
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi
putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan
menghasilkan listrik.
Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub-sistem yang dapat
meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin, yaitu :

1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya
Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.

2. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat
terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman
dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat
bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin di luar diguaan akan
menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak di atasi maka
putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya
: overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus karena tidak dapat menahan arus yang
cukup besar.

3. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini
dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan
menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja
generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu
disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang
membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada
stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik
tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik
untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh
generator ini berupa AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih
sinusoidal.

4. Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu
tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan
energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik
masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka
kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu
menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin
berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini
diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh sederhana yang dapat
dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki mobil memiliki
kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk
mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt.
Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC (Direct Current)
untuk meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya AC
(Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi
keperluan ini. Rectifier-inverter akan dijelaskan berikut.

5. Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusodal(AC) yang
dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan
daya dari penyimpan energi(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk
gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC ,
maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi
gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.

B. Mekanisme Turbin Angin

Sebuah pembangkit listrik tenaga angin dapat dibuat dengan menggabungkan beberapa turbin
angin sehingga menghasilkan listrik ke unit penyalur listrik. Listrik dialirkan melalui kabel
transmisi dan didistribusikan ke rumah-rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya.
Turbin angin dapat memiliki tiga buah bilah turbin. Jenis lain yang umum adalah jenis turbin dua
bilah.
Jadi, bagaimana turbin angin menghasilkan listrik? Turbin angin bekerja sebagai kebalikan dari
kipas angin. Bukannya menggunakan listrik untuk membuat angin, seperti pada kipas angin,
turbin angin menggunakan angin untuk membuat listrik.
Angin akan memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah poros yang dihubungkan dengan
generator, lalu menghasilkan listrik. Turbin untuk pemakaian umum berukuran 50-750 kilowatt.
Sebuah turbin kecil, kapasitas 50 kilowatt, digunakan untuk perumahan, piringan parabola, atau
pemompaan air.
C. Jenis Jenis Turbin Angin

Turbin Angin Sumbu Horisontal


Turbin angin sumbu horizontal merupakan turbin angin yang sumbu rotasi rotornya paralel
terhadap permukaan tanah. Turbin angin sumbu horizontal memiliki poros rotor utama dan
generator listrik di puncak menara dan diarahkan menuju dari arah datangnya angin untuk dapat
memanfaatkan energi angin. Rotor turbin angin kecil diarahkan menuju dari arah datangnya
angin dengan pengaturan baling – baling angin sederhana sedangkan turbin angin besar
umumnya menggunakan sensor angin dan motor yang mengubah rotor turbin mengarah pada
angin. Berdasarkan prinsip aerodinamis, rotor turbin angin sumbu horizontal mengalami gaya lift
dan gaya drag, namun gaya lift jauh lebih besar dari gaya drag sehingga rotor turbin ini lebih
dikenal dengan rotor turbin tipe lift, seperti terlihat pada gambar 2.11.
Dilihat dari jumlah sudu, turbin angin sumbu horizontal terbagi menjadi:
1. Turbin angin satu sudu (single blade)
2. Turbin angin dua sudu (double blade)
3. Turbin angin tiga sudu (three blade)
4. Turbin angin banyak sudu (multi blade)

Gambar 1. Turbin angin dua sudu (double blade)


Gambar 2. Turbin angin tiga sudu (three blade)

Berdasarkan letak rotor terhadap arah angin, turbin angin sumbu horizontal dibedakan menjadi
dua macam yaitu:
1. Upwind
2. Downwind
Turbin angin jenis upwind memiliki rotor yang menghadap arah datangnya angin sedangkan
turbin angin jenis downwind memiliki rotor yang membelakangi/menurut arah angin.
Upwind Downwind

Turbin angin sumbu vertikal

Ada berbagai type TASV yang sering digunakan diantaranya adalah Tipe Savonius, Tipe
Darrieus, dan Tipe H-Rotor.
a. Tipe Savonius TASV seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah, diciptakan oleh
seorang insinyur Finlandia SJ Savonius pada tahun 1929. Kincir TASV ini merupakan jenis yang
paling sederhana dan menjadi versi besar dari anemometer. Kincir Savonius dapat berputar
karena adanya gaya dorong dari angin, sehingga putaran rotorpun tidak akan melebihi kecepatan
angin. Meskipun daya koefisien untuk jenis turbin angin bervariasi antara 30% sampai 45%,
menurut banyak peneliti untuk jenis Savonius biasanya tidak lebih dari 25%. Jenis turbin ini
cocok untuk aplikasi daya yang rendah dan biasanya digunakan pada kecepatan angin yang
berbeda.

Gambar 1. Savonius wind turbine

Gambar 2. Turbin Angin jenis savonius


Gambar 3. Prinsip kerja Turbin Angin Sumbu Vertikal Savonius

Gambar 4. Turbin Savonius dan Savonius Tiga-Stack, Savonius Helix S322

b. Type Darrieus TASV ditemukan oleh seorang insinyur Perancis George Jeans Maria
Darrieus yang dipatenkan pada tahun 1931. Ia memiliki 2 bentuk turbin yang digunakan
diantaranya adalah ‘‘Eggbeater/ Curved Bladed’’ dan ‘‘Straightbladed’’ TASV. Sketsa dari
kedua variasi konsep Darrieus ditunjukkan dalam gambar dibawah. Kincir angin Darrieus TASV
mempunyai bilah sudu yang disusun dalam posisi simetri dengan sudu bilah yang diatur relatif
terhadap poros. Pengaturan ini cukup efektif untuk menangkap berbagai arah angin. Berbeda
dengan Savonius, kincir angin Darrieus bergerak dengan memanfaatkan gaya angkat yang terjadi
ketika angin bertiup. Bilah sudu turbin Darrieus bergerak berputar mengelilingi sumbu.

Gambar 5. Eggbeater/Curved Bladed Darrieus, Straight-Bladed Darrieus

Dibawah ini adalah beberapa contoh turbin tipe Darrieus TASV yang telah digunakan:

Gambar 6. Darrieus di Pulau Magdalen


Gambar 7. Windspire

Gambar 8. Venco Twister Vertikon-H50 dan helical twisted

c. Giromill
Bentuk pengembangan lanjut turbin angin Darrieus dengan latar belakang untuk meminimalisasi
kekurangan. Turbin angin Giromill memiliki tiga konfigurasi bentuk blade, yaitu: straight,
helical twisted V, atau curved bladed.
Gambar 9. Giromill wind turbin helical
d. Type H-rotor ditunjukkan pada gambar di atas, dikembangkan di Inggris melalui penelitian
yang dilakukan selama 1970-1980an, diuraikan bahwa mekanisme yang digunakan pada pisau
berbilah lurus (Straight-bladed) Darrieus TASV tidak diperlukan, ternyata ditemukan bahwa efek
hambatan yang diciptakan oleh sebuah pisau akan membatasi kecepatan aliran angin. Oleh
karena itu, H-rotor akan mengatur semua kecepatan angin untuk mencapai kecepatan putaran
optimalnya.

Gambar 10. Turbin Angin Sumbu Vertikal H-Rotor

D. Kelebihan dan Kekurangan Turbin Angin


Tabel 1.1 Kelebihan dan Kekurangan Turbin Angin Sumbu Horizontal
Turbin Angin Sumbu Horizontal

Tabel 1.2 Kelebihan dan Kekurangan Turbin Angin Aksis Vertikal


Turbin Angin Aksis Vertikal

Anda mungkin juga menyukai