Anda di halaman 1dari 27

Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin)

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan
angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Sistem pembangkitan listrik menggunakan angin sebagai sumber energi
merupakan sistem alternatif yang sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan
salah satu energi yang tidak terbatas di alam.

Komponen PLT Angin :

gambar PLT Angin

Anemometer : Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan angin ke


pengontrol.
Blades : Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau. Angin bertiup di atas menyebabkan pisau pisau untuk
"mengangkat" dan berputar.
Brake : Sebuah cakram rem, yang dapat diterapkan dalam mekanik, listrik, hidrolik atau untuk
menghentikan rotor dalam keadaan darurat.
Controller : pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16 mil per jam (mph) dan menutup
mesin turbin sekitar 55 mph. tidak beroperasi pada kecepatan angin sekitar 55 mph di atas,
karena dapat rusak karena angin yang kencang.
Gear box : Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros kecepatan rendah dan meningkatkan
kecepatan sekitar 30-60 rotasi per menit (rpm), sekitar 1000-1800 rpm, kecepatan rotasi yang
diperlukan oleh sebagian besar generator untuk menghasilkan listrik. gearbox adalah bagian
mahal (dan berat) dari turbin angin dan insinyur generator mengeksplorasi "direct-drive"
yang beroperasi pada kecepatan rotasi yang lebih rendah dan tidak perlu kotak gigi.
Generator : Biasanya standar induksi generator yang menghasilkan listrik dari 60 siklus listrik AC.
High-speed shaft : drive generator
Low-speed shaft : Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi per menit.
Nacelle : nacelle berada di atas menara dan berisi gear box, poros kecepatan rendah dan tinggi, generator,
kontrol, dan rem.
Pitch : Blades yang berbalik, atau nada, dari angin untuk mengontrol kecepatan rotor dan menjaga rotor
berputar dalam angin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk menghasilkan listrik.
Rotor : pisau dan terhubung bersama-sama disebut rotor.
Tower : Menara yang terbuat dari baja tabung (yang ditampilkan di sini), beton atau kisi baja. Karena
kecepatan angin meningkat dengan tinggi, menara tinggi memungkinkan turbin untuk
menangkap lebih banyak energi dan menghasilkan listrik lebih banyak.
Wind direction : Ini adalah turbin "pertama",yang disebut karena beroperasi melawan angin. turbin lainnya
dirancang untuk menjalankan "melawan arah angin," menghadap jauh dari angin.
Wind vane : Tindakan arah angin dan berkomunikasi dengan yaw drive untuk menggerakkan turbin
dengan koneksi yang benar dengan angin.
Yaw drive : digunakan untuk menjaga rotor menghadap ke arah angin sebagai perubahan arah angin.
Yaw motor : kekuatan drive yaw.
Cara kerja PLT Angin :

Energi angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas
angin (bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin
untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan
untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah
energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros pada
generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros
terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk
loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator
yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik
tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan
listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan
oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang
lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan.
http://bene rg i.com/kelebihan-dan-kekurangan-pembangkit- listrik-tenaga- angin

Tenaga angin merupakan pengumpulan energi yang berguna dari angin. Hingga saat ini
tenaga angin dihasilkan dalam bentuk listrik dengan cara mengubah rotasi dari pisau turbin
menjadi arus listrik dengan menggunakan generator listrik. Pada kincir angin energi angin
digunakan untuk memutar peralatan mekanik untuk melakukan kerja fisik seperti memompa
air.

Energi angin sendiri timbul akibat sirkulasi di atmosfer yang dipengaruhi oleh aktivitas
matahari dalam menyinari bumi yang berotasi. Sehingga, daerah khatulistiwa akan menerima
energi radiasi matahari lebih banyak jika dibandingkan dengan daerah kutub. Perbedaan berat
jenis dan tekanan udara inilah yang dapat menyebabkan pergerakan udara. Dan pergerakan
ini juga disebut dengan angin. Berdasarkan prinsip dan terjadinya, angin dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis. Berikut ulasannya

Angin topan

Yang pertama adalah angin topan. Angin topan adalah pusaran angin kencang yang memiliki
kecepatan hingga 120 km/jam. Angin ini sering terjadi di wilayah tropis di antara garis utara
dan selatan. Angin topan sendiri disebabkan karena perbedaan dalam suatu sistem cuaca.

Angin laut dan angin darat

Yang kedua adalah angin laut dan angin darat. Angin laut terjadi karena adanya perbedaan
suhu antara daratan dan lautan. Hal ini karena bahwa sifat air dalam melepaskan panas dari
radiasi sinar matahari lebih lambat daripada daratan. Sehingga suhu pada malam hari suhi
dilaut akan lebih tinggi dengan suhu di daratan. Semakin tinggi suhu, maka tekanan udara
akan semakin rendah. Akibatnya ini akan menyebabkan perbedaan tekanan udara di atas
daratan dan lautan. Hal inilah yang menyebabkan angin akan bertiup dari arag darat ke laut.
sebaliknya, pada siang hari angin akan berhembus daai laut ke darat.

Angin lembah

Jenis angin selanjutnya adalah angin lembah. Angin lembah adalah angin yang bertiup dari
arah lembah ke arah puncak gunung. Hal ini biasa terjadi pada siang hari. Angin lembah juga
seringkali terjadi karena perbedaan suhu antara puncak gunung dan juga lembah.

Angin permukaan

Secara umum, tempat yang memiliki perbedaan tekanan udara yang tinggi akan memiliki
potensi angin yang kuat. Ketinggian juga dapat menyebabkan pusat tekanan menjadi lebih
intensif. Tak hanya perbedaan tekanan udara saja, material permukaan bumi juga dapat
mempengaruhi kuat dan lemahnya kekuatan angin tersebut. disamping itu, material
permukaan bumi juga mempengaruhi kemampuan dalam menyerap dan melepaskan panas
matahari yang ditemia dari sinar matahari. Lantas apa saja kelebihan dan kekurangan dari
pembangkit listrik tenaga angin? Untuk lebih jelasnya, berikut ulasannya.
Daftar keuntungan dan kelemahan dari pembangkit listrik tenaga
angin

Keuntungan energi angin atau PLTA

1. Sumber energi terbarukan. Yang pertama adalah angin merupakan salah satu sumber energi
terbarukan. Dikatakan menjadi sumber energi terbarukan karena sumber energi angin tidak
akan pernah habis, tidak seperti minyak bumi.
2. Tidak menimbulkan emisi. Yang kedua adalah tidak menimbulkan emisi. Listrik yang
dihasilkan oleh angin tidak menimbulkan emisi yang bisa menyebabkan hujan asam ataupun
gas rumah kaca. Seperti yang Anda ketahui penggunaan bahan bakar fosil dapat
menyebabkan hujan asam. Hujan asam yang terjadi pun dapat mempengaruhi kehidupan di
bumi, seperti ikan dan tumbuhan mati, besi berkarat dan lainnya.
3. Ramah lingkungan. Kelebihan menggunakan pembangkit listrik tenaga angin selanjutnya
adalah ramah lingkungan. Selain terbarukan, energi angin merupakan salah satu sumber
energi alternatif yang jika digunakan tanpa mencemari lingkungan.
4. Menggunakan space yang lebih kecil. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya,
energi angin hanya membutuhkan beberapa meter untuk membentuk pondasi turbin angin.
Tentu saja tanah di sekitar turbin dapat digunakan untuk keperluan lainnya, salah satunya
yaitu untuk pertanian.

Lantas apa saja kelemahannya? Berikut ulasannya.

Kelemahan energi angin atau PLTA

1. Tidak mudah diprediksi. Sama seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik
tenaga air juga tidak mudah diprediksi. Meskipun sumber terbarukan, akan tetapi sumber
energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus menerus.
2. Memerlukan biaya yang tinggi. Kelemahan yang kedua adalah memerlukan biaya yang cukup
tinggi. Seperti yang kita ketahui biasanya pembangkit listrik yang satu ini dibangun di tempat
yang jauh dari sumber beban. Dan tentu saja semua itu membutuhkan transmisi dengan
biaya yang cukup tinggi.
3. Biaya perawatan tinggi. Selain itu, biaya perawatan atau cost maintenance turbin angin juga
sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan turbin angin memiliki beberapa bagian yang mudah
rusak seiring dengan berjalannya waktu.
4. Ancaman bagi kehidupan liar. Kenapa bisa dikatakan sebagai ancaman bagi kehidupan liar?
Ini karena burung yang terbang bebas dapat terbunuh dan terluka jika terbang menuju ke
arah turbin angin tersebut.
5. Membutuhkan turbin angin yang banyak. Berikutnya adalah membutuhkan turbin yang
banyak. Untuk menghasilkan listrik yang sama dengan pembangkit fosil. Dibutuhkan turbin
angin yang banyak, dengan begitu dibutuhkan pula area yang luas.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan energi alternative baru dan terbarukan sedang digalakan melalui kebijakan-

kebijakan pemerintah untuk mendorong dan memfasilitasi pemanfaatan sumber energi terbarukan.

Dan juga untuk mengatasi krisis sumber energi dan pemanasan global yang di akibatkan dari

penggunaan sumber energi fosil.

Energi terbarukan berasal dari proses alami dan kemungkinan tidak akan pernah habis. Energi

terbarukan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan energi dari sumber yang alami

regenerasi dan karenanya, hampir tak terbatas. Ini termasuk energi surya, energi angin, tenaga air,

biomassa (berasal dari tumbuhan), energi panas bumi (panas dari bumi), dan energi laut.

Peningkatan penggunaan energi terbarukan bisa mengurangi pembakaran bahan bakar fosil

(batubara, minyak bumi, dan gas alam), menghilangkan polusi udara yang terkait dan emisi karbon

dioksida, dan berkontribusi untuk kemandirian energi nasional dan keamanan ekonomi dan politik.

Masing-masing sumber energi alternatif memiliki kelebihan dan kekurangan, dan banyak

pengamat berharap bahwa satu atau lebih dari mereka suatu hari nanti dapat memberikan sumber

energi jauh lebih baik dibandingkan konvensional, metode pembakaran bahan bakar fosil.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1.2.1 Bagaimana sejarah penggunaan dari energi angin?


1.2.2 Bagaimana proses terbentuknya energi angin?

1.2.3 Bagaimana prinsip kerja dari energi angin?

1.2.4 Apa saja keuntungan dan kerugian dari energi angin?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk :

1.3.1 Mengetahui sejarah penggunaan dari energi angin.

1.3.2 Mengetahui proses terbentuknya energi angin.

1.3.3 Mengetahui prinsip kerja dari energi angin.

1.3.4 Mengetahui keuntungan dan kerugian dari energi angin.

1.4 Metode Penulisan

Pada penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kupustakaan dan mencari sumber-

sumber yang berhubungan dengan energi angin dari media internet. Baik itu berupa jurnal-jurnal

maupun bahan bacaan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Energi Angin

Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia. Sejak zaman dahulu, orang telah

memanfaatkan energi angin. Lebih dari 5.000 tahun yang lalu, orang Mesir kuno menggunakan angin

untuk berlayar kapal di Sungai Nil. Kemudian, orang-orang membangun kincir angin untuk menggiling

gandum dan biji-bijian lainnya. Naskah tertua tentang kincir angin terdapat dalam tulisan Arab dari

abad ke-9 Masehi yang menjelaskan bahwa kincir angin yang dioperasikan di perbatasan Iran dan

Afganistan sudah ada sejak beberapa abad sebelumnya, kadang disebut Persian windmill. Kincir

angin dikenal paling awal adalah di Persia (Iran). Awal kincir angin ini tampak seperti roda dayung

besar. Berabad-abad kemudian, orang-orang Belanda meningkatkan desain dasar kincir angin

mereka. Kualitas kreatifitas masyarakat Belanda akan aplikasi kincir angin, membuat Belanda menjadi

terkenal dengan kincir anginnya. Sedangkan koloni Amerika menggunakan kincir angin untuk

menggiling gandum dan jagung, untuk memompa air, dan memotong kayu di penggergajian. Pada

akhir tahun 1920-an, Amerika menggunakan kincir angin kecil untuk menghasilkan listrik di daerah

pedesaan yang hidup tanpa layanan listrik. Ketika kabel listrik mulai digunakan untuk transportasi

listrik di daerah pedesaan di tahun 1930-an, kincir angin lokal menjadi semakin jarang digunakan.

Meskipun demikian, kincir angin tersebut masih dapat dilihat pada beberapa peternakan di daerah

barat. Kekurangan minyak pada 1970-an mengubah gambaran mengenai energi untuk negara dan

dunia. Ini menciptakan suatu kepentingan sumber energi alternatife baru, membuka jalan bagi

masuknya kembali kincir

Angin untuk menghasilkan listrik. Pada awal 1980an energi angin menjadi sangat luar biasa di

California, sebagian besar karena kebijakan negara yang mendorong sumber energi terbarukan.

Dukungan untuk pembangunan angin telah menyebar ke negara lain, tapi pada saat itu California

masih dapat memproduksi sebanyak lebih dari dua kali energi angin apapun di negara lain. Kincir
angin jenis Persian windmill juga digunakan di Cina untuk menguapkan air laut dalam memproduksi

garam. Terakhir masih digunakan di Crimea, Eropa dan Amerika Serikat. Selanjutnya sejarah

berkembang menjadi manipulasi fungsi. Kincir angin yang pertama kali digunakan untuk

membangkitkan listrik, dibangun oleh P.La Cour dari Denmark diakhir abad ke19. Setelah perang

dunia I, kincir angin diterapkan pada layar dengan penampang melintang menyerupai sudut propeler

pesawat yang pada masa ini disebut type propeler atau turbin. Eksperimen kincir angin sudut

kembar dilakukan di Amerika Serikat tahun 1940, berukuran sangat besar. Mesin raksasa ini disebut

mesin Smith-Putman, karena salah satu perancangnya bernama Palmer Putman, kapasitasnya 1,25

MW yang dibuat oleh Morgen Smith Company dari York Pensylvania. Diameter propelernya 175 f

(55m) beratnya 16 ton dan menaranya setinggi 100 f (34m). Tapi dikemudian hari salah satu batang

propelernya patah pada tahun 1945.

2.2 Pengertian Angin

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa angin adalah udara yang bergerak. Menurut Buys Ballot,

ahli ilmu cuaca dari Perancis, angin adalah massa udara yang bergerak dari daerah bertekanan

maksimum ke daerah bertekanan minimum. Gerakan massa udara yang arahnya horizontal dikenal

dengan istilah angin. Anemometer mangkok adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan

angin. Satuan yang biasa digunakan dalam menentukan kecepatan angin adalah km/jam atau knot (1

knot = 0,5148 m/det = 1,854 km/jam). Sisteman penamaan angin biasanya dihubungkan dengan arah

datangnya massa udara tersebut.

Ladang Angin atau wind farm adalah serangkaian tiang turbin angin yang di desain untuk

menyuplai listrik dari kekuatan angin bagi penduduknya dan sebagai bentuk dalam upaya
menyelamatkan bumi dari kerusakan alam akibat eksplorasi sumber bahan bakar secara besar-

besaran di lepas pantai atau daratan.

2.3 Sumber Energi Angin

Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas permukaan bumi.

Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi ringan dan bergerak naik ke atas, sedangkan

udara yang lebih dingin akan lebih berat dan bergerak menempati daerah tersebut. Perbedaan

tekanan atmosfer pada suatu daerah yang disebabkan oleh perbedaan temperatur akan

menghasilkan sebuah gaya. Perbedaan dalam tekanan dinyatakan dalam istilah gradien tekanan

merupakan laju perubahan tekanan karena perbedaan jarak. Gaya gradien merupakan gaya yang

bekerja dalam arah dari tekanan lebih tinggi ketekanan yang lebih rendah. Arah gaya gradien tekanan

di atmosfer tegak lurus permukaan isobar. Beberapa karakteristik angin :

2.3.1 Angin Darat-Laut

Wilayah Indonesia merupakan daerah kepulauan dengan luas lautan lebih besar dari daratan.

Angin darat-laut disebabkan karena daya serap panas yang berbeda antara daratan dan lautan.

Perbedaan karakteristik laut dan darat tersebut menyebabkan angin di pantai akan bertiup secara

kontinyu.

2.3.2 Angin Orografi

Angin orografi merupakan angin yang dipengaruhi oleh perbedaan tekanan antara

permukaan tinggi dengan permukaan rendah (angin gunung dan angin lembah). Pada pagi sampai

menjelang siang hari, bagian lereng atau punggung pegunungan lebih dahulu disinari matahari bila

dibandingkan dengan wilayah lembah. Akibatnya, wilayah lereng lebih cepat panas dan mempunyai

tekanan udara yang rendah, sedangkan suhu udara di daerah lembah masih relatif dingin sehingga

mempunyai tekanan udara yang tinggi. Maka massa udara bergerak dari lembah ke lereng atau ke

bagian punggung gunung. Massa udara yang bergerak ini disebut sebagai angin lembah.
Pada malam hari, suhu udara di wilayah gunung sudah sedemikian rendah sehingga terjadi

pengendapan massa udara padat dari wilayah gunung ke lembah yang masih relatif lebih hangat.

Gerakan udara inilah yang disebut angin gunung.

Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik

dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2 berikut.

Tabel 2.1 Tabel Kondisi Angin

Tabel 2.2 Tingkat Kecepatan Angin 10 Meter di atas Permukaan Tanah


Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin

yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

2.4. Turbin Angin

Turbin angin adalah suatu kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.

Sistem kerjanya adalah mengkonversikan tenaga angin menjadi tenaga listrik. Berikut pada gambar

dibawah ini akan dijelaskan mengenai bagian–bagian penyusun dari turbin angin :

Gambar 2.1 Bagian Dalam Turbin Angin

Sesuai susunan dan fungsi dari beberapa komponen penting dalam turbin pembangkit listrik

tersebut, maka dapat diuraikan tugas dan fungsinya masing-masing.

1. Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah kipas angin yang

menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar.


2. Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor Tower (Menara): Menara bisa dibuat dari pipa

baja, beton, ataupun rangka besi. Karena kencangnya angin bertambah dengan seiring dengan

bertambahnya ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar tenaga angin yang didapat.
3. Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan kecepatan rotor yang

dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu rendah atau terlalu kencang.
4. Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis dengan bantuan tenaga listrik

atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan darurat.


5. Low-speed shaf (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar kira-kira 30-60 rpm.
6. Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi sekitar 1000-1800 rpm.

Ini merupakan tingkat putaran standar yang disyaratkan untuk memutar generator listrik.
7. Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang disebut alternator arus bolak-balik.
8. Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini men-start turbin pada kecepatan angin kira-kira 12-

25 km/jam, dan kemudian mematikannya pada kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak beroperasi di atas

90 km/jam. Hal ini dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang dapat merusakkannya.
9. Anemometer: Mengukur kecepatan angin dan mengirim data angin ke alat pengontrol.
10. Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan penggerak arah yang

memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.


11. Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di dalamnya berisi gearbox, poros

putaran tinggi/rendah, generator, alat pengontrol, dan alat pengereman.


12. High-speed shaf (Poros Putaran Tinggi): Berfungsi untuk menggerakkan generator.
13. Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak arah memutar turbin ke arah angin untuk desain turbin yang

menghadap angin. Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angin dari belakang tak

memerlukan alat ini.


14. Yaw motor (Motor Penggerak Arah): Motor listrik yang menggerakkan Yaw drive.
15. Tower (Menara).

2.5 Jenis Turbin Angin

Turbin angin memanfaatkan energi kinetik dari angin dan mengkonversinya menjadi energi listrik.

Ada dua jenis turbin angin yang utama:

 Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH) / Horizontal Axis Wind Turbin (HAWT)

 Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV) / Vertical Axis Wind Turbin (VAWT)

2.5.1 Turbin Angin Sumbu Horizontal


Turbin Angin Sumbu Horizontal Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor

utama dan generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-

baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada

umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian

besar memiliki sebuah gear box yang mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat

berputar. Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin biasanya diarahkan

melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong menuju

menara oleh angin berkecepatan tinggi. Turbin angin sumbu horizontal dapat dilihat pada gambar 2.2

berikut.

Gambar 2.2 Turbin Angin Sumbu Horizontal

a. Kelebihan TASH

Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang

memiliki geseran angin, perbedaan antara laju dan arah angin antara dua titik yang jaraknya relatif
dekat di dalam atmosfer bumi. Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas,

kecepatan angin meningkat sebesar 20%.

b. Kelemahan TASH

 Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter sulit diangkut. Diperkirakan

besar biaya transportasi bisa mencapai 20% dari seluruh biaya peralatan turbin angin.

 TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat tinggi dan mahal serta para

operator yang trampil.

 Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah yang berat, gearbox, dan

generator.

 TASH yang tinggi bisa memengaruhi radar airport.

 Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu penampilan

landscape/Pemandangan.

 TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw tambahan untuk membelokkan kincir ke arah angin.

2.5.2 Turbin Angin Sumbu Vertikal

Turbin angin sumbu vertikal memiliki bilah yang memanjang dari atas ke bawah. Turbin angin

jenis ini yang paling umum adalah turbin angin Darrieus, dinamai sesuai dengan nama insinyur

Perancis Georges Darrieus yang desainnya dipatenkan pada tahun 1931. Jenis turbin angin vertikal

biasanya berdiri setinggi 100 meter dengan lebar 50 kaki. Turbin angin sumbu vertikal dapat dilihat

pada gambar 2.3 berikut.


Gambar 2.3 Turbin Angin Sumbu Vertikal

a. Kelebihan TASV

 Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.

 Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.

 Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya yang

bergerak jadi lebih mudah.

 TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat secara melintang) yang

lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang

rendah dan tinggi.

 Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak atau empat persegi panjang

memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk

lingkarannya TASH.

 TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH. Biasanya TASV mulai

menghasilkan listrik pada 10km/jam (6 m.p.h.)


 TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung sebuah

bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di

saat angin berhembus sangat kencang.

 TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi dilarang dibangun.

 TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari berbagai lokasi yang

menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar

dan puncak bukit),

 TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.

 Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.

b. Kekurangan TASV

 Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH karena drag tambahan yang

dimilikinya saat kincir berputar.

 TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi.

 Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai

berputar.

 Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi tekanan pada bantalan

dasar karena semua berat rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan

meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.

2.6 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin

mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir

angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk
memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi

listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.

Turbin angin adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Komponen lainnya dinamakan

komponen penyeimbang sistem/ balance of system (BOS) dan ada beberapa jenis tergantung kepada

jenis sistem yang diinstalasi. Tiga jenis sistem energi angin yang utama bisa dibedakan yaitu :

1. Sistem yang Terhubung ke jaringan PLN,


Jika jaringan PLN sudah ada di daerah tersebut, maka sistem energi angin bisa dihubungkan ke

jaringan tersebut. Rangkaian Sistem yang Terhubung ke jaringan PLN dapat dilihat pada gambar 2.4

berikut.

Gambar 2.4 Sistem yang Terhubung ke Jaringan PLN

1. Off grid atau sistem berdiri sendiri


Sistem tersebut bisa beroperasi tanpa topangan eksterior; sangat sesuai untuk penggunaan di

daerah terpencil. Rangkain system off grid dapat dlihat pada gambar 2.5 berikut.
Gambar 2.5 Sistem Off Grid

1. Sistem Listrik Hybrid Turbin Angin


Sistem Listrik Hybrid Turbin Angin sebaiknya digunakan dengan sumber-sumber energi

lainnya (PV, generator diesel). Ini bisa meningkatkan produksi energi listrik dari sistem ini dan

menurunkan resiko kekurangan energi. Rangkain sistem hybrid dapat dilihat pada Gambar 2.6

berikut.

Gambar 2.6 Sistem Listrik Hybrid

2.7 Keuntungan dan Kerugian dari Energi Angin

 Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya adalah

disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan
membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh

karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan.
 Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak

mengakibatkan emisi gas buang ataupolusi yang berarti ke lingkungan.


 Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan ladang angin sebagai

pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk

disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk keperluan

yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat. Selain mengganggu

pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit

angin dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat pembangkitan

tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai tinggi bangunan juga telah

membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat. Penggunaan tiang yang

tinggi untuk turbin angin juga dapat menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke

rumah-rumah penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip

dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.


 Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah. Putaran dari

sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu daripada suara angin pada

ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat

menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik. Derau mekanik yang terjadi

disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada dalam nacelle atau rumah

pembangkit listrik tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan

interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang

mikro untuk perkomunikasian.

 Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah terhadap populasi

burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat terbang melewati

sudu-sudu yang sedang berputar. Namun dampak ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan

kematian burung-burung akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan aktivitas manusia lainnya
yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Dalam beberapa studi yang telah dilakukan, adanya

pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu migrasi populasi burung dan kelelawar.

Pembangunan pembangkit angin pada lahan yang bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan

rusaknya lahan di daerah tersebut.

 Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu pelaut dan kapal-

kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat mengganggu permukaan

dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan konstruksi di lepas pantai adalah terganggunya kehidupan

bawah laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di Irlandia, dimana terjadinya polusi yang

bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di daerah pemasangan turbin angin. Studi baru-baru

ini menemukan bahwa ladang pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai menambah 80 – 110 dB

kepada noise frekuensi rendah yang dapat mengganggu komunikasi ikan paus dan kemungkinan

distribusi predator laut. Namun begitu, ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi tempat

pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru. Karena memancing dan berlayar di daerah sekitar ladang

angin dilarang, maka spesies ikan dapat terjaga akibat adanya pemancingan berlebih di laut.

Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan kecelakaan.

Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran telah menyebabkan beberapa

kecalakaan dan kematian. Kematian juga terjadi kepada beberapa penerjun dan pesawat terbang

kecil yang melewati turbin angin. Reruntuhan puing-puing berat yang dapat terjadi merupakan

bahaya yang perlu diwaspadai, terutama di daerah padat penduduk dan jalan raya. Kebakaran pada

turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan akibat tingginya posisi api

sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini dapat menyebarkan asap beracun dan

juga dapat menyebabkan kebakaran berantai yang membakar habis ratusan acre lahan pertanian. Hal

ini pernah terjadi pada Taman Nasional Australia dimana 800 km 2 tanah terbakar. Kebocoran minyak

pelumas juga dapat teradi dan dapat menyebabkan terjadinya polusi daerah setempat, dalam
beberapa kasus dapat mengkontaminasi air minum. Salah satu contoh kerusakan pada turbin

pembangkit listrik tenaga angin,dapat dlihat pada gambar 2.7 berikut.

Gambar 2.7 Kerusakan Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Meskipun dampak-dampak lingkungan ini menjadi ancaman dalam pembangunan

pembangkit listrik tenaga angin, namun jika dibandingkan dengan penggunaan energi fosil,

dampaknya masih jauh lebih kecil. Selain itu penggunaan energi angin dalam kelistrikan telah turut

serta dalam mengurangi emisi gas buang.

Penggunaan inovasi dalam teknologi, bagaimanapun selalu memunculkan permasalahan

baru yang memerlukan pemecahan dengan terknologi baru lagi. Oleh karena itu kita sebagai orang-

orang yang bergerak di bidang science dan teknologi haruslah dapat terus mengembangkan

teknologi yang lebih ramah lingkungan yang memiliki efek negatif sekecil mungkin.

2.8 Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia dan Dunia

Pada saat ini, sistem pembangkit listrik tenaga angin mendapat perhatian yang cukup besar

sebagai sumber energi alernatif yang bersih, aman, serta ramah lingkungan serta kelebihan-

kelebihan lain yang telah disebutkan sebelumnya di atas. Turbin angin skala kecil mempunyai
peranan penting terutama bagi daerah-daerah yang belum terjangkau oleh jaringan listrik.

Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbaru yang paling berkembang saat ini.

Berdasarkan laporan tengah tahun 2012 The World Wind Energy Association (WWEA), total

kapasitas pembangkit listrik tenaga angin diseluruh dunia telah mencapai 254.000 MW atau 254 GW.

Jumlah tersebut sudah merupakan penambahan 16.546 MW selama enam bulan pertama tahun

2012. Hal ini menunjukkan 10 % lebih sedikit jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun

2011, yaitu terdapat penambahan 18.405 MW.

Total Kapasitas Terpasang 2010-2012(MW)

Kapasitas global tumbuh sekitar 7 % dalam 6 bulan (2 % lebih sedikit dibandingkan dengan tahun

2011 untuk periode yang sama) dan 16,4 % dari basis tahunan (mid-2012 dibandingkan dengan mid-

2011). Perbandingannya, pertumbuhan tahunan tahun 2011 adalah 20,3 %.

Berdasarkan laporan akhir tahun 2011 The World Wind Energy Association (WWEA), Indonesia

menempati urutan ke 84 dalam kaitan total kapasitas pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) serta

penambahan kapasitas ditahun 2011. Peringkat ini merosot dari yang pada akhir tahun 2010

menempati peringkat 74. Di akhir tahun 2011, total kapasitas pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB)

yang dimiliki oleh Indonesia hanya 1,4 MW dan hal tersebut tidak ada penambahan kapasitas jika

dibandingkan dengan tahun 2010.


Pada akhir tahun 2007 telah dibangun kincir angin pembangkit dengan kapasitas kurang dari 800

watt dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan

Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Kemudian, di seluruh Indonesia,

lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) mulai dibangun.

Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan

mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.

Inggris, negara kerajaan terbesar di dunia ini merupakan salah satu negara yang giat

mempromosikan lingkungan hijau. Negara ini memiliki beberapa ladang angin yang dapat

mengalirkan listrik untuk 500 ribu rumah tangga dan terbesar di dunia. Salah satu ladang angin

terbesar di namakan London Aray dikerjakan tahun 2009 dan rampung 2013.

Gambar 2.8 Ladang Turbin Angin London Aray Di Lepas Pantai

London Aray dibangun oleh perusahaan Siemens yang menginstal 175 turbin angin, setiap turbin dan

sub-stasiun lepas pantai didirikan di atas tiang tunggal bawah laut dan terhubung dengan 210 km

kabel bertegangan 33 kV.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat berdasarkan pembahasan di atas adalah:

1. Sejarah peggunaan energi angin adalah, energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia.

Sejak zaman dahulu, orang telah memanfaatkan energi angin. Lebih dari 5.000 tahun yang lalu, orang

Mesir kuno menggunakan angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil. Kemudian, orang-orang

membangun kincir angin untuk menggiling gandum dan biji-bijian lainnya. Kekurangan minyak pada

1970-an mengubah gambaran mengenai energi untuk negara dan dunia. Ini menciptakan suatu

kepentingan sumber energi alternative baru, membuka jalan bagi masuknya kembali kincir angin

untuk menghasilkan listrik. Pada awal 1980-an energi angin menjadi sangat luar biasa di California,

sebagian besar karena kebijakan negara yang mendorong sumber energi terbarukan. Dukungan

untuk pembangunan angin telah menyebar ke negara lain

2. Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai

sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.


3. Proses terbentuknya energi angin adalah, karena adanya angin. Angin disebabkan oleh pemanasan

sinar matahari yang tidak merata di atas permukaan bumi. Udara yang lebih panas akan

mengembang menjadi ringan dan bergerak naik ke atas,

4. Komponen utama dari pembangkit listrik tenaga angin yaitu turbinangin (wind turbine) yang di

dalamnya terdapat komponen-komponen seperti anemometer, blades, brake, controller, gear box,

generator, high-speed shaft, low-speed shaft, nacelle, pitch, rotor, tower, wind direction, wind

vane, yaw drive, yaw motor, dan penyimpan energi (battery)

5. Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin

angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas. Kemudian angin akan memutar sudut turbin,

lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Generator

inilah yang akan menghasilkan energi listrik.

6. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga adalah sifatnya yang terbarukan.

Namun selain kelebihan yang ada, pembangkit ini juga memiliki kekurangan, antara lain membuat

lebih buruk dampak visual, menyebabkan derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.

3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan terhadap pembahsan ini adalah agar sumber energi angin dapat

lebih dimanfaatkan lagi sehingga krisis energi listrik dapat dikurangi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://afrizalmulyana.blogspot.com/2009/12/pembangkit-listrik-tenaga-angin.html

www.indoenergi.com\2012\06menghasilkan-listrik-dari-turbin -angin.html
www.indoenergi.com/2012/06pengetahuan-dasar-mengenai-turbin-angin.html

http://www.indoenergi.com/2012/07/jenis-jenis-turbin-angin.html

http://www.kincirangin.info/plta-gbr.php

http://yefrichan.wordpress.com/2010/05/12/pembangkit-listrik-tenaga-anginbayu-pltb/

http://www.antaranews.com/berita/384332/jepang-ajak-indonesia-adopsi-pengembangan-kota-
pintar

www.greenpeace.org. Pembangkit Listrik Tenaga Angin: (terjemahan), diakses 1 April 2014


melalui www.vedcmalang.com.

http://sikasatmata.blogspot.com/2013/04/pembangkit-listrik-tenaga-angin-dan.html

Anda mungkin juga menyukai