Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kemajuan teknologi sekarang ini banyak dibuat peralatan-peralatan yang


inovatif dan tepat guna. Salah satu contoh dalam bidang teknik mesin terutama
dalam bidang konversi energi dan pemanfaatan alam sebagai sumber energi.
Diantaranya adalah pemanfaatan air yang bisa digunakan untuk menghasilkan
tenaga listrik. Alat tersebut adalah berupa turbin yang digerakan oleh air yang
disambungkan dengan generator. Dalam konvensionalnya pada zaman dahulu air
juga dimanfaat untuk pembagkit tenaga listrik yaitu untuk meggerakan generator
pembangkit digunakan sebuah kincir air, tetapi sekarang ini kincir air sudah
ditinggalkan dan digunakanlan turbin air Darrieus-Savonius. Dalam suatu sistem
PLTA, turbin air Darrieus-Savonius merupakan salah satu peralatan utama selain
generator. Turbin air Darrieus-Savonius adalah alat untuk mengubah energi air
menjadi energi puntir. Energi puntir ini diubah menjadi energi listrik oleh
generator.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan beberapa


masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud Turbin Darrieus-Savonius ?

2. Apa saja jenis-jenis Turbin angin ?

3. Bagaimana manfaat Turbin Darrieus-Savonius ?

1.3 Tujuan Penyusunan

Sesuai dengan apa yang telah penulis rumuskan pada rumusan masalah
diatas, makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui apa Turbin Darrieus-Savonius


b. Untuk mengetahui jenis-jenis Turbin angin
c. Untuk mengetahui bagaimana manfaat Turbin Darrieus-Savonius

1
BAB II

PEMBAHASAN

 
Kincir angin adalah sebuah mesin yang digerakkan oleh tenaga angin
untuk menumbuk biji-bijian. Kincir angin juga digunakan untuk memompa
air untuk mengairi sawah. Kincir angin modern adalah mesin yang digunakan
untuk menghasilkan energi listrik, disebut juga dengan turbin angin.

2.1 Sejarah Kincir Angin

Sebetulnya, kincir angin yang pertama kali digunakan adalah di Persia pada abad
5. Kemudian kincir angin tersebut menyebar ke seluruh Eropa. Di Belanda
sendiri, kincir angin digunakan pertama kali sekitar abad 13. Pada saat itu,
masih banyak lokasi di Belanda yang masih berada di bawah air.
Dengan menggunakan kincir air yang ada di dalam bangunan kincir angin
tersebut, air yang ada di tanahbelanda dialihkan, disalurkan dan dibendung
sehingga kita bisa melihat saat initidak banyak air di sini. Selanjutnya, tanah yang
masih sedikit basah dikeringkan dengan kincir angin.
Dengan adanya perkembangan teknologi dan arsitektur, penggunaan kincir angin 
pun juga berkembang. Sekitar abad 17, banyak terjadirevolusi di negara-negara
Eropa. Karena faktor tersebut, masyarakat di Belandamenggunakan kincir angin
untuk kepentingan lain. Tidak hanya digunakan sebagai alat untuk mengalihkan
dan membendung air, kincir angin juga dipergunakansebagai salah satu sarana
pembantu dalam bidang pertanian dan industri. Kincir angin memang memegang
peran penting dalam berbagai bidang di negara ini.
Pada akhir 1890an, di Denmark, kincir angin dimanfaatkan untuk membangkitkan 
listrik. Sejak saat itu, penggunaan kincir angin pembangkit tenagalistrik
berkembang secara luas dengan segala penyempurnaannya. Ada beberapa contoh
Kincir Angin misal : kincir angin untuk menggergaji (sawmill red.) Ataukincir
angin untuk menggiling jagung (cornmill red.), Kincir Angin SAVONIUS.Turbin
angin Savonius pertama kali diperkenalkan oleh insinyur Finlandia Sigurd
J.Savonius pada tahun 1922.

2
2.2 Klasifikasi Turbin Angin

   Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan


tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi
kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll.
Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda dan negara-negara
Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill. Kini turbin angin lebih banyak
digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan
menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui yaitu angin (Daryanto, 2007)

Saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi


pembangkit listrik konvensional (Contoh: PLTD, PLTU, dll), namun turbin masih
lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak dapat diperbaharui
(Contoh: batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan
listrik. Turbin angin dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu: turbin angin
sumbu horizontal dan turbin angin sumbu vertikal(Daryanto, 2007)

2.3 Turbin Angin Sumbu Horisontal

Turbin angin sumbu horizontal ialah jenis turbin angin yang paling banyak


digunakan. Turbin ini terdiri dari sebuah menara yang di puncaknya terdapat
sebuah baling-baling yang berfungsi sebagai rotor dan menghadap atau
membelakangi arah angin. Kebanyakan turbin angin jenis ini mempunyai dua atau
tiga bilah baling-baling walaupun ada juga turbin bilah baling-balingnya kurang

3
atau lebih daripada yang disebut diatas. Contoh turbin angin sumbu horizontal
ditunjukan pada Gambar 1.

Gambar1 Turbin Angin Sumbu Horizontal.

Sumber: Daryanto (2007).

2.4 Turbin angin sumbu vertikal

Turbin sumbu vertikal dibagi menjadi dua jenis yaitu: Savonius dan
Darrieus.

a.    Turbin Darrieus

Turbin Darrieus mula-mula diperkenalkan di Perancis pada sekitar tahun 1920-an.


Turbin angin sumbu vertikal ini mempunyai bilah-bilah tegak yang berputar
kedalam dan keluar dari arah angin (Daryanto, 2007). Contoh turbin Darrieus
ditunjukkan pada Gambar 2.

4
Gambar 2  Turbin Darrieus.

Sumber: Daryanto (2007).

b.      Turbin Savonius

Turbin Savonius diciptakan pertama kali di negara Finlandia dan berbentuk S


apabila dilihat dari atas. Turbin jenis ini secara umumnya bergerak lebih perlahan
dibandingkan jenis turbin angin sumbu horizontal, tetapi menghasilkan torsi yang
besar. Contoh turbin Savonius ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Turbin Savonius.

Sumber: http://www.reuk.co.uk/Savonius-Wind-Turbines.htm.

2.5 Gaya Aerodinamik pada Turbin angin Darrieus

Prinsip kerja dari rotor Darrieus dapat disederhanakan. Pertama,


asumsikan arah angin datang dari depan rotor baling-baling. Ketika pergerakan
rotor lebih cepat menyamai dengan kecepatan angin yang tak terganggu yaitu ratio
kecepatan blade  dengan kecepatan angin bebas, tsr > 3. Gambar 4 menunjukan

5
garis vektor percepatan dari bentuk airfoil baling-baling pada posisi angular yang
berbeda-beda (Arsad et al, 2009)

Gambar 4 Gaya-gaya pada setiap blade

Sumber: Arsad et al (2009).

Dengan:

1. Panah biru – kecepatan angin relatif.

2. Panah merah – kecepatan relatif ke baling-baling.

3. Panah hitam – resultan kecepatan udara relatif ke baling-baling.

6
4. Panah hijau – gaya angkat (lift force).

5. Panah abu-abu – gaya seret (drag force).

Dengan nilai tsr yang tinggi, baling-baling akan ”memotong” melalui


angin dengan sudut serang (angle of attack) yang kecil. Resultan gaya angkat (lift)
akan membantu perputaran baling-baling, sedangkan gaya seret (drag) akan
melawan perputaran dari baling-baling itu. Ketika gaya angkat nol pada sisi kiri
(0˚) dan sisi kanan (180˚) dengan baling-baling simetris bergerak pararel menuju
arah angin, torsi berubah menjadi negatif disekitar posisi ini. Mendekati posisi
depan (90˚) dan posisi dibelakang (270˚), komponen dari gaya 15 angkat (lift)
lebih besar dibandingkan gaya seret (drag) sehingga menghasilkan torsi. Torsi
total per satu putaran akan bernilai positif jika baling-baling diposisikan pada
tempat yang tepat sehingga rotor akan berputar pada arah yang benar (Arsad et al,
2009)

Keuntungan turbin angin Darrieus (Kragten, 2004):

a. tidak memerlukan pengarah angin dan memerlukan konstruksi yang mudah.

b. biaya pembuatannya lebih murah dibanding dengan turbin angin sumbu


horisontal dan memiliki desain rotor yang lebih mudah

c. dapat digunakan di kecepatan angin rendah.

Kerugian turbin angin Darrieus ( Kragten, 2004):

a. tidak memiliki sistem self starting.

b. rumit dalam pembuatan sudunya.

c. Sudut serang berubah ubah seiring dengan berputarnya turbin. 

2.6 Teori Elemen Bilah

Teori elemen bilah adalah metode sederhana yang digunakan unutk


menganalisis rotor, propeler, fan, dan kompresor. Teori ini digunakan untuk
menganalisa gaya aerodinamika pada rotating machine. Pada teori ini, gaya

7
angkat dan gaya hambat dihitung per elemen sudu kemudian diintregasikan
sepanjang sudu.

Prinsip teori ini adalah membagi sudu menjadi beberapa bagian dan
menghitung gaya-gaya yang timbul pada setiap sub bagian untuk kemudian
disatukan kembali. Penerapan teori elemen bilah pada turbin angin Darrieus tipe-
H ditunjukkan pada gambar 5 di bawah ini:

Gambar 5: Gaya pada sudu turbin angin Darrieus

Sumber: Arsad et al (2009)

Dari gambar 2.18 dapat diturunkan kecepatan relatif:

                  

Sudut serang α,

Koefisien normal dan tangensial,

8
                  

Sehingga Torsi yang diperoleh searah putaran pada θ tertentu suatu airfoil adalah:

Dengan: Ur: kecepatan relatif(m/s)

ρ  :  masa jenis udara(kg/m3)

U’:kecepatan udara pada sudu(m/s)

ω : kecepatan tangensial turbin(rad/s)

Fl:Gaya angkat airfoil (N)

Fd: Gaya hambat airfoil(N)

R  : jari-jari turbin(m)

2.7  Teori momentum

Teori momentum adalah metode analisis dengan cara memperhitungkan


perubahan momentum udara selama melewati turbin angin. Teori momentum
mengasumsikan bahwa aliran adalah tidak viskos dan tunak, juga rotor dianggap
sebagai sebuah piringan dengan jumlah sudu tak terbatas. Pertimbangan yang
digunakan dalam teori momentum yang juga diaplikasikan pada teori elemen sudu
adalah (Liang, 2002):

1. Daya merupakan fungsi sederhana dari thrust

2. Kecepatan dianggap seragam

9
Gambar 6 Arah angin sebelum dan sesudah turbin

Sumber: Liang (2002)

Seperti pada Gambar 6 terlihat bahwa jika U adalah kecepatan angin di


depan rotor, U’ adalah kecepatan angin pada saat melalui rotor dan U” adalah
kecepatan angin dibelakang rotor, maka berdasarkan persamaan
kontinuitas (Liang, 2002):

Selanjutnya berdasarkan teorema Euler, gaya yang bekerja pada rotor


adalah:

              

Karenanya daya kinetik angin yang diserap oleh rotor adalah:

              

Selisih daya kinetik di depan dan di belakang rotor dapat dihitung dengan
persamaan energi kinetik:

10
                                                   

Dengan integral diperoleh:

                

Lalu kita substitusikan kecepatan angin diatas ke dalam persamaan


bernoulli diperoleh:

               

Dengan menambahkan kedua persamaan untuk menghilangkan P maka


diperoleh:

               

Dengan membandingkan dengan perbedaan energi kinetik di depan dan di


belakang rotor:

                 

Maka diperoleh:

                           

Jika persamaan 2-19 disubstitusikan kedalam 2-10 dan 2-11 didapat:

11
                  

Untuk kecepatan U tertentu dapat dikaji besarnya Pt sebagai fungsi dari U”


dengan , mendeferensiasi persamaan.

Pada  , maka:

Untuk persamaan diatas dapat diperoleh akar-akarnya dengan persamaan


dibawah:

  dengan:

a = -3

b = -2U

c = -U

Sehingga diperoleh dua akar persamaan yaitu: U” = -U yang berarti

mengahsilkan energi kinetik minimum dan   yang merupakan harga yang


menghasilkan energi kinetik maksimum. Dengan demikian energi kinetik
maksimum yang diperoleh adalah:

12
Efisiensi turbin angin adalah perbandingan antara energi kinetik yang
diserap oleh turbin angin terhadap energi kinetik angin yang tersedia. Persamaan
untuk mendapatkan efisiensi maksimum turbin angin adalah sebagai
berikut (Liang, 2002):

           

Dengan energi kinetik maksimum dari persamaan 2-23 didapat:

              

Nilai 16/27 adalah batas maksimum Betz (Betz limit) yang menyatakan


daya maksimum yang mampu diserap oleh turbin angin tidak lebih dari 59,3%
dari daya angin yang tersedia.

2.8 Daya Turbin Angin

Daya yang dihasilkan dari konversi oleh rotor turbin angin sebanding
dengan pangkat tiga kecepatan angin. Daya yang dapat dihasilkan rotor turbine
adalah (Hunt, 1981):

                                 

           

Dengan:        Pt          : daya keluaran rotor turbin angin (watt)

                               Cp         : koefisien daya turbin angin

                               ρ            : massa jenis udara (kg/m3)

                               A’         :Luas sapuan rotor(m2)

13
                               U          : kecepatan angin (m/s)

2.9 MANFAAT KINCIR ANGIN SAVONIUS

1. Sebagai sumber energi penerangan di daerah petani / nelayan yang


belummendapat sambungan. Listrik Kincir model ini sengaja dikembangkankhusu
s untuk teknologi rakyat.

2. Daya dan putaran yang dihasilkan turbin savonius relatif rendah,


sehingga pada penerapannya digunakan untuk keperluan yang membutuhkan daya
kecil dan sederhana seperti memompa air.

2.10 APLIKASI KINCIR ANGIN SAVONIUS

1. Energi listrik
mempunyai banyak kegunaan dari pemanas sampai penggerak mesin-mesin indust
ri, dari penghasil cahaya sampai penghidup komputer dansebagainya.

2.Turbin angin tipe Savonius sendiri digunakan pada lampu-lampu penerangan
di jalan tol. Selain itu, bisa digunakan sebagai kebutuhan rumahtangga, dll.
Lampu-lampu jalan tol tidak perlu lagi menggunakan listrik.Cukup dengan turbin
angin Savonius ini, lampu akan menyala.

2.11 BAGIAN-BAGIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS

1.Papan kayu digunakan sebagai alas
tempat pembentukan kincir

14
angin2.Stator adalah bagian yang tak berputar
(diam) yang mempunyai bagianterdiri dari rangka stator yang
merupakan salah satu bagian utama darigenerator yang terbuat dari besi tuang dan
ini merupakan rumah dari semua bagian-bagian generator 3.Rotor adalah
merupakan elemen yang berputar, pada rotor terdapat kutub-kutub magnet dengan
lilitan-lilitan kawatnya dialiri oleh arus searah.4.2 buah sudu (baling-
baling)5.LED6.Tiiang penyangga

2.12 CARA KERJA KINCIR ANGIN SAVONIUS

Kincir angin Savonius merupakan sumber energi alternatif yang ramahCara kincir
angin bekerja yaitu:-
Angin (energy kinetic) meniup kincir angin sehingga sudu dan rotor  bergerak.-
Sudu dan rotor akan berputar pada porosnya.-Putaran sudu dan rotor
ini mempengaruhi kumparan stator yang ada di bawah rotor.

Turbin angin savonius memiliki bentuk dasar sudu setengah silinder.


Turbin angin savonius pertama kali ditemukan oleh seorang insinyur asal Finland
yang bernama Sigurd J. Savonius pada tahun 1922. Konsep kerja turbin angin ini

15
cukup sederhana dimana turbin angin ini menghasilkan daya dengan cara
memanfaatkan gaya drag yang dihasilkan tiap-tiap sudunya. Gaya drag adalah
gaya yang berkerja berlawanan dengan arah angin yang menumbuk sudu. (White,
1986: 412)

Gambar 1. Turbin Angin Savonius


Sumber : http://www.reuk.co.uk/Savonius-Wind-Turbines.htm

Turbin angin savonius yang termasuk kedalam tipe TASV dapat berputar
tanpa mempedulikan arah angin serta turbin dapat berputar dengan laju angin
yang reatif kecil sehingga sangat cocok digunakan pada daerah yang memiliki
arah angin tidak menentu dan laju angin yang relatif rendah. Meskipun tubin
angin savonius dapat mudah berputar meski hanya dengan laju angin rendah
namun efisiensi dari turbin angin savonius masih rendah yaitu hanya 15% saja
dari energi angin yang mengenai sudu yang dapat berubah menjadi energi
mekanik rotasi. Selain itu kecepatan turbin savonius tidak dapat melebihi
kecepatan angin sehingga dibutuhkan gear box agar dapat mengurangi torsi dan
menghasilkan rpm yang lebih besar.

2.13 Turbin Angin Darrieus

16
Seorang aeronautical engineer asal Prancis yang bernama Georges Jean
Marie Darrieus pertama kali menemukan sebuah turbin angin vertikal pada tahun
1931.

Gambar 2. Turbin Angin Darrieus


Sumber : http://www.instructables.com/id/Darrieus-Wind-Turbine/

Turbin angin darrieus memiliki efisiensi yang cukup baik namun torsi yang
dihasilkan kecil sehingga dibutuhkan energi yang lebih besar untuk
menggerakkan putaran awal turbin tersebut. Turbin angin darrieus memiliki sudu
berbentuk airfoil. Airfoil adalah suatu bidang seperti sayap pesawat terbang yang
direncanakan untuk memperoleh reaksi udara bila benda tersebut bergerak di
udara. Airfoil yang efisien adalah Airfoil yang penampangnya berbentuk hampir
seperti tetesan air, berikut adalah gambar bentuk Airfoil:

Gambar 3. Bagian Airfoil


(Sumber: Manwell,1980)

Bagian bagian Airfoil :

17
1. Leading edge adalah bagian terdepan dari sebuah Airfoil.

2. Trailing edge adalah bagian yang paling belakang dari Sebuah Airfoil.

3. Mean chamber line atau yang biasa disebut dengan mean line adalah garis yang
merupakan tempat kedudukan titik-titik yang sama jauhnya terhadap permukaan
atas dan bawah sebuah Airfoil.

4. Chordline adalah sebuah garis lurus yang yang menghubungkan kedua ujung
mean line sebuah Airfoil.

2.14 Turbin Angin Hybrid Savonius-Darrieus


Dengan menggabungkan turbin angina savonius dan turbin angina darrieus,
maka akan menutupi masing-masing kekurangan dari turbin tersebut. Turbin
Savoius yang bergerak sebagai self-starting dipadukan dengan turbin darrieus
yang memiliki efisiensi yang cukup tinggi sehinga dapat dihasilkan rancangan
optimal dari TASV ini.

Gambar 4. Turbin Angin Hybrid Savonius-Darrieus


(Sumber : Haryo,2014)

2.15 Pengaruh Energi angin terhadap putaran Turbin


Energi mekanik pada turbin biasanya terkonversi dari energy kinetic dan atau
energy potensial yang berasal dari pergerakan fluida yang menumbuk sudu turbin.
Bentuk energi yang terdapat pada angin yang dapat diekstraksi oleh turbin angin
adalah energi kinetiknya. Angin adalah massa udara yang bergerak. Besarnya
energi yang terkandung pada angin tergantung pada kecepatan angin dan massa
jenis angin atau udara yang bergerak tersebut. Jika diformulasikan, besar energi

18
kinetik yang terkandung pada angin atau udara bergerak yang bermassa m dan
berkecepatan v adalah :
Dimana:
1
Ek = m v 2
2
Ek = Energi kinetic (joule)
m = massa udara (kg)
v = kecepatan angin (m/s)
Energi kinetik yang terdapat pada angin berbanding lurus dengan massa udara dan
berbanding lurus dengan kuadrat dari kecepatannya.

BAB III PENUTUP

19
Kesimpulan

Dalam suatu sistem PLTA, turbin air Darrieus-Savonius merupakan salah satu
peralatan utama selain generator. Turbin air Darrieus-Savonius adalah alat untuk
mengubah energi air menjadi energi puntir. Energi puntir ini diubah menjadi
energi listrik oleh generator.

DAFTAR PUSTAKA

20
 Yasheive saadi. 2012 .Penggunaan kincir
angin savoniussebagai sumber energi listrik, [Online]

(https://www.scribd.com/doc/110510160/KINCIR-ANGIN-SAVONIUS
Diakses 16 Oktober 2017)

Michael Suseno. 2011.Turbin Angin, [Online]

(http://michael-suseno.blogspot.co.id/2011/09/turbin-angin.html. Diakses
16 Oktober 2017)

Darmawan, Hendra. Bachtiar, Kahfi Ibnu. : Perancangan Turbin Angin Tipe


Savonius L Sumbu Vertikal. Program Studi Teknik Elektro, UMRAH :
Riau
Duffet, Ian. 2009 : Design and Evaluation of Twisted Savonius Wind Turbine.
Vertical Wind Energy Engineering
Faruk, Al Abdulah. 2014 : Influence of Blade Overlap and Blade Angle on the
Aerodynamic Coefficients in Vertical Axis Swirling type Savonius Wind
Turbine. University of Southern Queensland : Australia
Mahendra, Bayu dkk. : Pengaruh Jumlah Sudu Terhadap Unjuk Kerja
Turbin Angin Savonius Type L. Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya :
Malang

21

Anda mungkin juga menyukai