Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Angin


Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan di
permukaan bumi ini. Angin akan bergerak dari suatu daerah yang memiliki
tekanan tinggi ke tekanan tinggi ke daerah yang memiliki tekanan yang lebih
rendah. Angin yang bertiup di permukaan bumi ini terjadi akibat adanya
perbedaan penerimaan radiasi surya, sehingga mengakibatkan perbedaan suhu
udara. Adanya perbedaan suhu tersebut menyebabkan perbedaan tekanan,
akhirnya menimbulkan gerakan udara. Perubahan panas antara siang dan malam
merupakan gaya gerak utama system angin harian, karena beda panas yang kuat
antara udara di atas darat dan laut atau antara udara diatas tanah tinggi
(pengunungan) dan tanah rendah (lembah).

2.2. Potensi Tenaga Angin


Proses pemanfaat energi angin dilakukan melalui dua tahapan konversi
energi. Pertama aliran angin akan mengerakan rotor (baling-baling) yang
menyebabkan rotor berputar selaras dengan angin yang bertiup, kemudian putaran
dari rotor dihubungkan dengan generator, dari generator inilah dihasilkan arus
listrik.
Jadi proses tahapan konversi energi bermula dari energi kinetik angin menjadi
energi gerak rotor kemudian menjadi energi listrik. Besarnya energi listrik yang
dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa factor diantaanya adalah sebagai berikut:
1. Rotor (Kincir), rotor turbin sangat bervariasi jenisnya, diameternya rotor akan
berbanding lurus dengan daya listrik. Semakin besar diameter semakin besar
pula listrik yang dihasilkan, dilihat dari jumlah sudut rotor (baling-baling),
sudut dengan jumlah sedikit berkisar antara 3-6 buah lebih banyak
digunakan.
2. Kecepatan angin, kecepatan angin akan mempengaruhi kecepatan putaran
rotor yang akan mengerakan generator.

4
3. Jenis generator, generator terbagi dalam beberapa karakteristik yang berbeda,
generator yang cocok untuk Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) adalah
generator yang dapat menghasilkan arus listrik pada putaran rendah.
Listrik yang dihasilkan dari Sistem Konversi Energi Angin akan berkerja
optimal pada siang hari dimana angin berhembus cukup kencang dibandingkan
dengan pada malam hari, sedangkan penggunaan listrik biasanya akan
meningkatkan pada malam hari. Untuk mengatisipasinya system ini sebaiknya
tidak langsung digunakan untuk keperluan produk-produk elektronik, namun
terlebih dahulu disimpan dalam satu media seperti baterai atau aki sehingga listrik
yang keluar besarnya stabil dan bisa digunakan kapan saja.
Syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi
listrik dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2  berikut.

Tabel 2.1 Tabel Kondisi Angin

Tabel 2.2 Tingkat Kecepatan Angin 10 Meter di atas Permukaan Tanah

5
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik.

2.3. Turbin Angin


Turbin angin adalah suatu kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Sistem kerjanya adalah mengkonversikan tenaga
angin menjadi tenaga listrik. Berikut pada gambar dibawah ini akan dijelaskan
mengenai bagian–bagian penyusun dari turbin angin :

Gambar 2.1 Bagian Dalam Turbin Angin


Sesuai susunan dan fungsi dari beberapa komponen penting dalam turbin
pembangkit listrik tersebut, maka dapat diuraikan tugas dan fungsinya masing-
masing.
1. Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah
kipas angin yang menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar.
2. Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor Tower (Menara):
Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton, ataupun rangka besi. Karena
kencangnya angin bertambah dengan seiring dengan bertambahnya ketinggian,
maka makin tinggi menara makin besar tenaga angin yang didapat.
3. Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan
kecepatan rotor yang dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu
rendah atau terlalu kencang.

6
4. Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis dengan
bantuan tenaga listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan
darurat.
5. Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar kira-kira
30-60 rpm.
6. Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi
sekitar 1000-1800 rpm. Ini merupakan tingkat putaran standar yang disyaratkan
untuk memutar generator listrik.
7. Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang disebut alternator
arus bolak-balik.
8. Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini men-start turbin pada
kecepatan angin kira-kira 12-25 km/jam, dan kemudian mematikannya pada
kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak beroperasi di atas 90 km/jam. Hal ini
dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang dapat merusakkannya.
9. Anemometer: Mengukur kecepatan angin dan mengirim data angin ke alat
pengontrol.
10. Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan
penggerak arah yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.
11. Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di
dalamnya berisi gearbox, poros putaran tinggi/rendah, generator, alat
pengontrol, dan alat pengereman.
12. High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi): Berfungsi untuk menggerakkan
generator.
13. Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak arah memutar turbin ke arah angin
untuk desain turbin yang menghadap angin. Untuk desain turbin yang
mendapat hembusan angin dari belakang tak memerlukan alat ini.
14. Yaw motor (Motor Penggerak Arah): Motor listrik yang menggerakkan Yaw
drive.
15. Tower (Menara).

Anda mungkin juga menyukai