DISUSUN OLEH:
NURFADILLAH SAID
321 20 028
3B D3 TEKNIK LISTRIK
GROUP A KELOMPOK 4
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
I. Tujuan Percobaan
3. Pengujian ke Beban
Pembangkit listrik tenaga bayu adalah jenis pembangkit listrik yang mengubah tenaga
angin menjadi energi listrik. Transformasi energi dilakukan dengan memanfaatkan
hembusan angin untuk memutar kincir angin yang terhubung dengan turbin angin. Pembangkit
listrik tenaga angin menghasilkan listrik dari tenaga angin dengan menggabungkan beberapa
turbin angin sekaligus. Bagian yang diputar oleh tenaga angin adalah sudu-sudu
turbin. Tegangan listrik atau beda potensial listrik yang dihasilkan oleh generator listriknya
sesuai dengan hukum induksi Faraday. Pembangkit listrik tenaga bayu memerlukan kondisi
angin tertentu agar dapat menghasilkan energi listrik.
SUMBER ENERGI
Angin terbentuk sebagai hasil perbedaan suhu di suatu wilayah dengan wilayah
lainnya. Pembangkit listrik tenaga bayu menggunakan tenaga angin untuk menggerakkan turbin
angin. Pergerakan angin merupakan akibat dari adanya energi surya yang
menggerakkan molekul udara di atmosfer Bumi. Molekul udara ini membawa energi potensial
yang kemudian diubah menjadi energi kinetik. Turbin angin memanfaatkan energi kinetik ini
untuk dapat memutar porosnya dengan gerakan rotasi. Kelemahan dari pembangkitan listrik
dengan bantuan energi angin adalah kondisi angin yang berubah-ubah. Energi listrik yang
dihasilkan dapat berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kecepatan angin yang berubah-ubah.
Dari segi pembiayaan, biaya pembangunan pembangkit listrik tenaga angin
memerlukan modal yang banyak. Sementara itu, dari segi mekanisme pembangkit listrik tenaga
angin menghasilkan suara yang bising.
TURBIN ANGIN
Alat pengontrol merupakan peralatan yang mengatur kecepatan putaran turbin angin.
Bagian ini terhubung langsung dengan poros turbin. Alat pengontrol ini digunakan untuk
menstabilkan jumlah putaran turbin angin sehingga tetap berada pada batas normalnya. Alat ini
akan berfungsi ketika kecepatan angin berada dalam rentang 12-90 kilometer per jam.
Keberadaan alat pengontrol mencegah kerusakan turbin angin akibat berputar terlalu kencang.
RODA GIGI
Roda gigi digunakan untuk mengubah tingkat kecepatan putaran dari kinciri angin
terhadap turbin angin. Putaran kincir angin yang pelan diubah menjadi putaran yang cepat pada
bagian roda gigi. Perbandingan kecepatan putaran ini adalah 1:60. Putaran awal dari kincir angin
dalam rentang 30-60 putaran per menit diubah menjadi 1000-1800 putaran per menit.
Pengubahan kecepatan putaran ini mampu memutar poros generator listrik.
MENARA
Menara dibangun berdasarkan kecepatan angin yang diperlukan. Semakin tinggi menara,
maka semakin kencang angin yang berhembus. Bahan pembuatan menara yaitu pipa
baja, beton dan rangka besi.
RUMAH MESIN
Bagian atas menara terdapat rumah mesin. Di dalam rumah mesin terdapat roda gigi,
poros putaran, generator listrik, alat pengontrol dan alat pengereman.
CARA KERJA
Kincir angin mempunyai baling-baling yang akan berputar ketika terkena hembusan
angin. Bagian baling-baling ini terhubung dengan poros turbin angin sehingga turbin angin akan
berputar ketika baling-baling berputar. Energi mekanis dari turbin angin diteruskan menuju
ke rotor generator listrik yang terhubung dengan turbin angin. Bagian rotor generator listrik
dapat mengubah bentuk energi menjadi energi listrik karena terbuat dari bahan feromagnetik.
Bahan feromagnetik ini akan menghasilkan arus listrik dengan bantuan medan
elektromagnetik. Fluks magnetik yang memicu terbentuknya arus listrik dan tegangan
listrik dihasilkan melalui medan magnet yang timbul akibat adanya kumparan-kumparan di
bagian stator dari generator.
KONDISI ANGIN
Pembangkit listrik tenaga bayu dapat menghasilkan energi listrik dengan beberapa
kondisi tertentu. Kondisi ini diamati dari keadaan angin yang memutar turbin angin. Kondisi
angin ini ditentukan oleh kecepatan angin. Dalam penggolongannya, kecepatan angin yang
mampu memutar turbin angin terbagi menjadi dua belas tingkatan. Tingkatan terendah memiliki
kecepatan angin 0,3 sampai 1,5 meter tiap detik. Sementara kecepatan angin tertinggi memiliki
kecepatan lebih besar dari 32 meter tiap detik.
PERHITUNGAN ENERGI
Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga bayu ditentukan oleh jenis
rotor, kecepatan angin dan jenis generator listrik. Daya listrik yang dihasilkan oleh generator
memiliki nilai yang sebanding dengan diameter rotor. Semakin besar diameternya, maka
semakin besar daya listrik yang dihasilkan. Baling-baling pemutarnya juga menentukan daya
listrik yang dihasilkan. Umumnya digunakan tiga sampai enam baling-baling untuk
menghasilkan energi listrik. Perputaran rotor ini kemudian dipengaruhi oleh kecepatan angin.
Perputaran rotor ini menghasilkan perputaran pada rotor generator. Efisiensi energi listrik yang
optimal pada pembangkit listrik tenaga bayu dapat diperoleh menggunakan generator listrik yang
dapat menghasilkan listrik meski dengan kecepatan putaran yang rendah.
BAB II
TEORI DASAR
Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar
turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik
untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian
angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian
belakang turbin angin. Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori
medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik
permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-
kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan
tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan
melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current) (Pratama, 2107).
Generator Sinkron
Generator sinkron atau generator AC (alternating current) adalah suatu peralatan yang
berfungsi untuk mengkonversi energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik (elektrik) dengan
perantara induksi medan magnet. Perubahan energi ini terjadi karena adanya perubahan medan
magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya tegangan pada generator).
Generator sinkron mempunyai arti bahwa rotor generator sinkron yang terdiri dari belitan
medan dengan suplai arus searah akan menghasilkan medan magnet yang diputar dengan
kecepatan yang sama dengan kecepatan putar rotor. Dikatakan generator sinkron karena jumlah
putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet (medan putar) pada stator.
Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang
berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin sinkron tidak
dapat start sendiri karena kutub-kutub yang berat dan tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan
medan putar pada waktu saklar terhubung dengan jala-jala oleh sebab itu diperlukan suatu alat
bantu start (prime mover) (Pratama, 2017).
Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi yang
dispulai oleh arus searah sehingga menimbulkan fluks yang besarnya tetap terhadap waktu.
Kemudian penggerak mula (prime mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan
sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya sesuai dengan persamaan:
𝑛= ..................................................................................................(3)
Keterangan:
𝑓 = frekuensi (Hz)
Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh
kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor akan menginduksikan tegangan tiga
fasa pada kumparan jangkar sehingga akan menimbulkan medan putar pada stator. Perputaran
tersebut menghasilkan fluks magnetik yang berubah ubah besarnya terhadap waktu. Adanya
perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan GGL induksi
pada ujung-ujung kumparan tersebut. GGL induksi (Ea) pada alternator akan terinduksi pada
kumparan jangkar alternator bila rotor diputar disekitar stator (Pratama, 2017).
Akumulator
Inverter
Gambar 5. Inverter
BAB III
METODE PERCOBAAN
3. Multimeter
6. Pengujian dilakukan dengan memvariasikan beban listrik yang digunakan, yaitu Lampu TL,
Lampu Pijar, dan Kipas
DATA PERCOBAAN
Tabel 1 Percobaan Pengujian Tegangan Input Blower Terhadap Tegangan Output Generator,
Kecepatan angin, dan Putaran Generator
Tegangan
Tegangan Input Kecepatan Angin Putaran
No. Output
Blower (V) (m/s) Generator (RPM)
Generator (V)
1 220 3,57 751,5 30,06
2 200 2,7 741,8 29,85
3 180 2,96 725,6 28,85
4 160 2,9 693,1 27,71
5 140 2,93 621,2 25,12
6 120 2,64 436,7 17,29
7 0 0 0 0
Putaran
Waktu Kecepatan Arus Tegangan Daya
No. Generator
(Menit) Angin (m/s) (A) (V) (W)
(RPM)
1 1 3,05 247,2 0,40 12,46 4,9
2 2 3,95 246,2 0,40 12,48 4,8
3 3 3,23 245,1 0,39 12,47 4,8
4 4 3,23 247 0,39 12,47 4,8
5 5 3,11 245,6 0,39 12,46 4,8
6 6 3,22 246,1 0,38 12,46 4,8
7 7 3,22 247,8 0,38 12,46 4,7
8 8 3,67 247 0,38 12,46 4,7
9 9 3,55 247,3 0,38 12,45 4,8
10 10 3,25 247,3 0,39 12,45 4,7
Putaran
Waktu Kecepatan Arus Tegangan Daya
No. Generator
(Menit) Angin (m/s) (A) (V) (W)
(RPM)
1 1 3,39 233,9 0,096 210,5 19,1
2 2 3,36 234,6 0,095 211,4 18,9
3 3 3,25 235,1 0,093 211,7 18,7
4 4 3,29 234,8 0,092 211,8 18,6
5 5 3,31 235,6 0,092 212 18,5
6 6 3,66 235 0,092 211,6 18,4
7 7 3,64 235,6 0,09 211 18,3
8 8 3,72 235 0,09 210,2 18
9 9 3,54 237,5 0.089 210,2 17,9
10 10 3,55 236,5 0.089 210,5 18
BAB V
PEMBAHASAN
Grafik 1. Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Tegangan Keluaran tanpa Beban dengan Kipas
posisi 1
Grafik 2. Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Tegangan Keluaran tanpa Beban dengan Kipas
posisi 2
Grafik 3. Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Tegangan Keluaran tanpa Beban dengan Kipas
posisi 3
Grafik 4. Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Tegangan Keluaran berbeban dengan Kipas
posisi 4
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kecepatan angin yang diterima
mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan. Semakin besar kecepatan maka tegangan
yang dihasilkan juga semakin besar, begitu juga sebaliknya. Semakin kecil kecepatan angin
maka tegangan yang dihasilkan juga semakin kecil. Daya keluaran yang dihasilkan oleh
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu, secara keseluruhan dihitung menggunakan rumus yang telah
ada pada dasar teori.
Tabel 5. Daya Keluaran tanpa Beban Posisi Kipas 2
Tegangan Daya
No. Arus (mA) (Volt) Keluaran
(VA)
1 0,175 34 0,0060
2 0,175 34 0,0060
3 0,15 33 0,0050
4 0,15 32 0,0048
5 0,15 30 0,0045
6 0,15 28 0,0042
7 0,15 27 0,0041
KESIMPULAN