Anda di halaman 1dari 29

INSTALASI LISTRIK

“ MOTOR LISTRIK “

DISUSUN OLEH :

NAMA : KERIN BERLIANA


KELAS : 1 LE
NIM : 061930311834

DOSEN PEMBIMBING :
SUDIRMAN YAHYA, S.T.,M.T.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
K ELAS KERJASAMA PT.PLN (PERSERO)
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2019/2020
I. PENGERTIAN MOTOR LISTRIK
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau
blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Motor listrik digunakan juga
di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin) dan di industri. Motor listrik dalam dunia industri
seringkali disebut dengan istilah “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Mesin Listrik merupakan alat listrik yang berputar dan dapat mengubah energi mekanis menjadi
energi listrik (menggunakan Generator AC/DC) dan dapat mengubah energi listrik menjadi energi
mekanis (menggunakan Motor AC/DC), serta dapat juga mendistribusikan energi listrik dari satu
rangkaian ke rangkaian lain (menggunakan Transformator) dengan tegangan yang bisa berubah-rubah
dan dengan frekuensi yang tetap melalui suatu medium berupa medan magnet atas dasar prinsip
Elektromagnetis.

II. JENIS – JENIS MOTOR LISTRIK

1
A. MOTOR LISTRIK AC
Motor listrik arus bolak-balik adalah jenis motor listrik yang beroperasi dengan sumber
tegangan arus listrik bolak balik (AC, Alternating Current). Motor listrik arus bolak-balik AC ini
dapat dibedakan lagi berdasarkan sumber dayanya sebagai berikut.
1. MOTOR SINKRON
Motor sinkron adalah motor AC bekerja pada kecepatan tetap pada sistem frekuensi tertentu.
Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal
yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban
rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor. Motor sinkron
mampu untuk memperbaiki faktor daya sistem, sehingga sering digunakan pada sistem yang
menggunakan banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron adalah :

 Rotor
Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin
sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini
memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet
permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila
dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
 Stator
Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang
dipasok. Motor sinkron ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh
persamaan matematis berikut :
Dimana:

f = frekwensi dari pasokan frekuensi (Hz)


P= jumlah kutub (pool)

KARAKTERISTIK MOTOR SINKRON

 Synchronous motor ac digunakan untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik.

 Rotasi dari Synchronous motor dibentuk oleh rangkaian fase dari tiga fasa AC yang
diterapkan ke stator motor. Seperti dengan tiga fase motor induksi, rotasi synchronous motor
dapat berubah dengan membalik tiap dua stator penunjuk. Polaritas rotor tidak berpengaruh
pada rotasi.
 Synchronous motor seringkali langsung digabungkan ke beban dan dapat berbagi sebuah
poros bersama dan bantalan dengan beban.

 Synchronous motor yang besar biasanya dimulai sebagai yang besar biasanya dimulai sebagai
across the line across the line. Kadang-kadang, metode mengurangi tegangan, seperti
autotransformer atau bagian yang berliku dapat digunakan.Sebuah motor sinkron, seperti
namanya, berjalan pada kondisi stabil pada kecepatan tetap disebut kecepatan sinkron.

 Kecepatan sinkron bergantung pada (a) frekuensi tegangan dan (b) jumlah kutub dalam mesin
Dengan kata lain kecepatan motor sinkron independen dari beban dalam mesin. Dengan kata
lain, kecepatan motor sinkron independen dari beban selama beban dalam kemampuan motor.

 Jika beban melebihi torsi maksimum yang dapat dikembangkan oleh motor, motor berhenti
dan torsi rata-rata yang dikembangkan adalah nol.

 Keban y ( p) akan motor sinkron memiliki nilai antara 150 kW (200 hp) dan 15 MW (20,000
hp) dan kecepatan berkisar 150-1.800 r / min. Akibatnya, mesin-mesin ini digunakan dalam
industri berat.

 Motor sinkron dibangun di unit besar dibandingkan dengan motor induksi (motor induksi
lebih murah untuk peringkat yang lebih kecil) dan digunakan untuk industri kecepatan
konstan drive 9 kecepatan konstan drive.

 Kutub yang ditampilkan di bagian kanan adalah tipe rotor brush yang menggunakan cincin
slip untuk aplikasi arus medan DC aplikasi arus medan DC.

 Tegangan rendah DC digunakan untuk memutar bidang. Tipe tegangan yang tipikal
digunakan adalah 120 VDC d 250 VDC VDC dan 250 VDC.

 Polaritas cincin slip tidaklah kritikal dan harus secara berkala dibalik untuk men y pp amakan
pada pemakaian cincin slip. Cincin polaritas negatif akan memperlama pemakaian
dibandingkan cincin positif karena faktor elektrolisis.

 Cincin slip biasanya terbuat dari baja untuk umur pemakaian yang lama.

a. MOTOR SINKRON 1 FASA


Motor AC atau lebih dikenal sebagai Motor Sinkron 1 (satu) fasa.Secara prinsip kerja secara umum
menunjukkan bahwa Jika tidak ada Medan Elektromagnetik yang terjadidari STATOR terhadap
ROTOR maka tidak akan pernah ada yang namanya putaran (RPM).Tegangan Induksi yang terjadi
dalam rotor merupakan proses dari induksi magnetic. Dengan demikian makadisekitar rotor akan
akan menghasilkan medan mafnet utama. Secara detail dapat diperhatikan pada gambar tentang
Hukum Lenz yang terjadi disekitar Stator.
Motor AC 1 Fasa terdiri dari 4 (empat) jenis yang banyak dipergunakan secara umum, yaitu:
1) Split Phase Motor
2) Start resistor Motor
3) Capacitor Motor
4) Shaded pole induction Motor

Kecepatan Motor
Kecepatan motor induksi sangat tergantung dari desain motor itu sendiri., kecepatan sinkron
tergantung pada Frewkensi dan besarnya tegangan input (AC) pada kutub di stator.
Dengan kata lain bahwa jumlah kutubsangat memepengaruhi kecepatan sinkron karena adanya
kerjasama antara Kutub, Frekwensi dan kecepatan sinkron sebagaimana persamaan berikut ini:

Contoh:
Sebuah motorsinkron memiliki 4 buah kutub dan bekerja pada frekwensi 60 Hz dan kecepatan
sinkronnya adalah:
Ns = 120 x f /p
Ns = 120 x 60 / 4
Ns = 1800 rpm

Slip Pada Motor Listrik


Slip adalah perbedaan kecepatan pada rotorterhadap kecepatan sinkronnya
Perhitungan terhadap besarnya Slip dapat ditunjukkan seperti rumus berikut ini:

HP (Horse Power) Pada Motor


Guna mengetahui berapa besar Total Daya Output dari sebuah motor dapat dilakukan dengan
Rumus berikut ini:

Contoh :
Sebuah motor listrik 1 Fasa dengan tegangan input (PLN) sebesar 240 volt,20 Amper dengan
Effisiensi sebesar85%. Hitunglah besar Total Daya Output yang dihasilkan?
HP = I x V x Eff / 746
HP = 20 x 240 x 85% / 746
HP = 5.5

b. MOTOR SINKRON 3 FASA


Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya
sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi pada sumber
tegangan tiga fasa yang dihubungkan dengan kumparan jangkar di stator. Selain mendapat suplai
tegangan tiga fasa, motor sinkron juga mendapat arus eksitasi/arus medan dari sumber arus searah
(DC) pada kumparan medan di rotornya.

c. PENGGUNAAN MOTOR SINKRON


 Generator.
 Penggilingan karet.
 Penggilingan bubur kayu.
 Pompa-pompa sentrifugal.
 Motor pada jam.
 Motor pada kompresor.

d. RANGKAIAN EKIVALEN MOTOR SINKRON
2. MOTOR ASINKRON ATAU INDUKSI
Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini
beroperasi pada kecepatan dibawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan
rotasi medan magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan
banyaknya kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena
medan magnet yang dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut
dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami lagging dibandingkan fluks
yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran
medan magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan, motor induksi dibagi menjadi dua jenis,
yaitu motor: induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa.

a. MOTOR ASINKRON 1 FASA

Karakteristik motor asinkron 1 fasa


- Handal dan lebih mudah perawatannya.
- Motor induksi AC cukup murah
- Konstruksi dan pemeliharaan yang sederhana
- Faktor daya relatif rendah dan efisiensi Faktor daya relatif rendah dan efisiensi

Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa

Gambar-bagian utama motor induksi satu fasa


Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu: rotor dan stator. Rotor merupakan bagian
yang berputar dari motor dan stator merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya berbentuk
slinder dan bergerigi sedangkan stator berbentuk silinder yang melingkari seluruh badan rotor. Stator
harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet dimana kutub utara dan selatan pada stator harus sama
dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan kumparan stator untuk menginduksi
kutub sehingga menciptakan medan magnet. Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang
bertujuan membantu putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi dengan konduktor berupa
kumparan. Selain itu, stator juga dilapisi dengan lamina berbahan dasar silikon dan besi yang bertujuan
untuk mengurangi tegangan yang terinduksi pada sumbu stator dan mengurangi dampak kerugian akibat
munculnya arus eddy (eddy current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan dibuat
bergerigi untuk menciptakan celah yang akan diisi konduktor berupa kumparan. Selain itu, rotor juga
dilapisi dengan lamina untuk menambah kinerja dari rotor yang digunakan. Masing-masing komponen
dipasang pada besi yang ditunjukkan seperti pada gambar berikut:

Jenis-Jenis Motor Induksi Satu Fasa


Motor induksi satu fasa ini memiliki 4 jenis berdasarkan bagaimana motor ini diaktifkan sendiri (self-
starting).
 Motor Induksi Split-Phase
Motor Jenis ini menggunakan kapasitor di salah satu stator windingnya, dimana besarnya kapasitas dari
kapasitor sebisa mungkin dibuat kecil. Misalkan kita memiliki sumber arus 2 fasa dan sumber ini
disambungkan pada motor jenis ini, maka arus yang mengalir pada salah satu winding akan membesar
dan mengalami pergeseran fase. Akibat 2 hal tersebut, motor akan dapat berputar karena perbedaan
fluks dari masing-masing winding. Torsi yang dihasilkan umumnya dapat mencapai kecepatan
maksimum dari motornya. Motor jenis ini sering dipakai pada beban 200W. Peletakan kapasitor sangat
berpengaruh pada rangkaian ini karena dapat mengubah aras fluks yang dihasilkan dan sebagai
akibatnya mengubah arah putaran rotor.

Gambar 7-Rangkaian Ekivalen Split-Phase


 Motor Induksi Capasitor-Start
Motor jenis ini kurang lebih sama dengan motor induksi tipe split-phase. Perbedaannya ialah adanya
switch yang dipasang antara salah satu stator winding dan kapasitor. Kondisi dari switch akan menjadi
close saat motor mulai berputar dan menjadi open ketika motor mulai mencapai kecepatan yang
diinginkan. Umumnya belitan pada winding yang diserikan dengan kapasitor dibuat lebih banyak untuk
mencegah panas berlebihan pada winding tersebut. Motor jenis ini dipakai pada alat elektronik yang
memakan daya tinggi seperti AC.

Gambar 8-Rangkaian Ekivalen Capacitor-Start

 Motor Induksi Capacitor-Run


Perbedaan motor tipe ini dengan motor sebelumnya ialah adanya kapasitor yang besar yang di-paralel
dengan switch dan kapasitor lainnya (yang kecil). Umumnya motor induksi tipe ini bekerja pada torsi
yang lebih tinggi sama seperti motor sebelumnya, hanya saja arus yang mengaliri motor cukup kecil.

Gambar 9-Rangkaian Ekivalen Capacitor Run

 Motor Induksi Shaded Pole


Motor ini memiliki nama Shaded Pole karena 1/3 dari kutub pada stator ditutup dengan tembaga untuk
menghasilkan perbedaan sudut fluks yang lebih besar. Akibat perbedaan ini, rotor pada motor dapat
berputar dengan mudah. Kedua winding pada motor tipe ini tersambung paralel secara langsung (tanpa
ada komponen lain), namun pada salah satu winding diberikan coil tap untuk mengatur kecepatan
motor. Motor tipe ini memiliki torsi starting yang sangat rendah sehingga sering digunakan pada alat-
alat elektronik disekitar kita, seperti kipas angin.
Mengapa Motor Induksi 1 Fasa Tidak Bisa Di–Start Sendiri?
Seperti yang dijelaskan sedikit di atas, motor induksi 1 fasa tidak bisa di-start sendiri karena fluks yang
dihasilkan dari arus pada stator dan pada rotor besarnya sama namun berlawanan arah, sehingga total
fluks yang dialami oleh rotor adalah 0. Untuk mengatasi hal ini, motor dapat dirangkai mengikuti salah
satu dari 4 rangkaian yang telah dijelaskan.
Rangkaian ekivalen motor asinkron 1 fasa
Motor induksi satu fasa terdiri kumparan stator dan kumparan rotor. Kumparan stator dan rotor masing-
masing terdiri dari parameter resistansi “R’, reaktansi “jX” dan lilitan
penguat “N”. rangkaian ekivalen dari motor induksi satu fasa dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
b. MOTOR ASINKRON 3 FASA

Karakteristik motor asinkron 3 fasa

Berdasarkan karakteristik kelasnya motor induksi 3 fasa dibagi menjadi:


1. Kelas A
Motor Induksi 3 fasa kelas A memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Torsi awal normal (150 – 170%) dari nilai ratingnya) dan torsi breakdown
 nya tinggi
 Arus awal relatif tinggi dan Slip rendah ( 0.0015 < Slip < 0.005 )
 Tahanan rotor kecil sehinga efisiensi tinggi
 Baik digunakan untuk torsi beban kecil saat start dan cepat mencapai
 putaran penuhnya
 Contoh : pompa dan fan
2. Kelas B
Motor Induksi 3 fasa kelas B memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Torsi awal normal hampir sama seperti kelas A
 Arus awal rendah ( lebih rendah 75% dari kelas A ) dan Slip rendah (slip <
 0.005)
 Arus awal dapat diturunkan karena rotor mempunyai reaktansi tinggi
 Politeknik Negeri Sriwijaya 18
 Rotor terbuat dari plat atau saklar ganda
 Efisiensi dan faktor dayanya pada saat berbeban penuh tinggi
 Contoh : fan, blower, dan motor generator set
3. Kelas C
Motor Induksi 3 fasa kelas C memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Torsi awal lebih tinggi (200 % dari nilai ratingnya)
 Arus awal rendah dan Slip rendah (slip < 0.005)
 Reaktansi rotor lebih tinggi dari kelas B
 Saat beban penuh slip cukup tinggi sehingga efisiensinya rendah (lebih
 rendah dari kelas A dan Kelas B)
 Contoh : Kompressor, Konveyor, dan fort
4. Kelas D
Motor Induksi 3 fasa kelas D memiliki karakteristik sebagai berikut
 Torsi awal yang paling tinggi dari kelas lainnya
 Arus awal rendah dan Slip tinggi
 Motor ini cocok untuk aplikasi dengan perubahan beban dan perubahan
 kecepatan secara mendadak pada motor
 Ketika torsi maksimum slip mencapai harga 0.5 atau lebih, sedangkan
 ketika beban penuh slip antara 8% hingga 15% sehingga efisiensinya
 rendah
 Contoh : elevator, crane.

Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa


Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki sumber AC 3 fasa yang terhubung
dengan stator pada motor. Karena stator terhubung dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke stator
melalui kumparan stator. Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan stator saja. Sesuai hukum faraday
bahwa apabila terdapat arus yang mengalir pada suatu kabel maka arus itu dapat menghasilkan fluks
magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya mengikuti kaidah tangan kanan.

Gambar 6 Arus pada Kabel menghasilkan Fluks (www.learnengineering.org)


Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena setiap fasa dialiri arus, namun
besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang
berbeda-beda pada tiap fasa di tiap waktunya. Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada
kalanya arus pada fasa a maksimum sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus fasa b tidak
mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga menghasilkan fluks
maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum. Hal ini mengakibatkan fluks yang
dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak
langsung dapat dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring waktu.
Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.
Gambar 7 Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada Rangkaian
(www.learnengineering.org)
Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah dialiri arus. Akibat adanya
fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi pada rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian
sehingga arus dapat mengalir pada rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus pada
rotor dan adanya medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz. Hal
yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan pernah mencapai kecepatan sinkron atau
lebih. Hal ini disebabkan karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka tidak ada arus yang
terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi pada rotor sesuai dengan hukum lorentz.
Akibat tidak adanya gaya pada rotor maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya
gesek dengan sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron dan
kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus sehingga rotor mendapatkan
gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah motor dapat menambah kecepatannya kembali.
Fenomena perbedaan kecepatan ini dikenal sebagai slip.

Gambar 8 Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz (www.learnengineering.org)


Gambar 9 Gaya Akibat Fluks pada Stator dan Rotor (www.learnengineering.org)
Mengapa Motor Induksi 3 Fasa Dapat Start Sendiri?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa motor ini memiliki 3 fasa pada masing-masing kumparan
statornya. Karena besarnya arus yang dibangkitkan dari masing-masing fasa berbeda tiap waktunya,
maka fluks yang dihasilkan juga berbeda-beda, seolah-olah medan magnet yang dihasilkan juga ikut
“berputar” seiring waktu. Sehingga jika ada rotor yang diam dipasang diantara medan magnet ini maka
rotor akan mengalami gaya karena terjadi perbedaan kecepatan antara rotor dan medan magnet ini.
Berbeda dengan motor induksi 1 fasa yang medan magnetnya juga diam. Karena rotor dan medan
magnet sama-sama diam maka rotor tidak mengalami gaya, atau lebih tepat dikatakan resultan gayanya
nol karena gaya yang dihasilkan fluks sama dengan gaya yang dihasilkan arus induksi pada rotor.
Rangkaian ekivalen motor asinkron 3 fasa
Motor induksi 3-fasa ini dapat dianalisa berdasarkan rangkaian ekivalen motor tanpa harus
mengoperasikan motor. Dari rangkaian ekivalen(Gambar 2.4) dibawah ini I 1 merupakan arus yang
mengalir pada kumparan stator yang terbagi arus Im dan I2 , dimana untuk mencari besarnya arus yang
mengalir pada saat pembebanan.

Vᵩ = Tegangan sumber perfasa pada kumparan stator


R1 = Resistansi kumparan stator
jX1 = Reaktansi Induktif kumparan stator
Rc = Tahanan Inti Besi
R2 = Resistansi kumparan rotor dilihat dari sisi stator
jX2 = Reaktansi Induktir rotor dilihat dari sisi stator
jXm = Reaktansi magnet pada Motor
I1 = Arus kumparan stator
I2 = Arus pada kumparan rotor dilihat dari sisi stator saat motor distart.

c. PENGGUNAAN MOTOR ASINKRON


Motor asinkron 3 fasa
 air compressor dengan motor penggerak 3 HP atau lebih
 penggerak conveyor
 mesin pengaduk adonan roti
 mesin untuk membuat dempul (putty)
 kipas / blower pada spraybooth
Motor asinkron 1 fasa
 air compressor dengan motor penggerak 3 HP kebawah
 kulkas
 mesin cuci
 pompa air
 hair dryer

A. MOTOR LISTRIK DC
Motor listrik arus searah adalah jenis motor listrik yang beroperasi dengan sumber tegangan
arus listrik searah (DC, Direct Current). Motor listrik arus searah DC ini dapat dibedakan lagi
berdasarkan sumber dayanya sebagai berikut.

1. Motor DC Sumber Daya Terpisah (Separately Excited Motors)


Seperti dengan namanya, motor DC jenis ini menggunakan sumber daya terpisah untuk lilitan
jangkar dan lilitan medan, dengan kata lain lilitan jangkar dan lilitan medan secara elektrik
terpisah satu sama lain.

Pada motor DC sumber daya arus terpisah, arus jangkar dan arus medan tidak saling mengganggu
karena sumbernya berbeda, tetapi daya inputnya adalah sama dengan total daya input . Jika Vf dan
If adalah tegangan dan arus yang sesuai dengan sirkuit medan magnet dan Vt dan Ia adalah tegangan
dan arus yang sesuai dengan sirkuit jangkar, maka total daya inputnya:

Vf * If + Vt * Ia.

2. Motor DC Sumber daya Sendiri (Self-Excited Motors)


Pada motor DC yang tereksitasi sendiri, lilitan medan dan lilitan armature terhubung di sumber
suplai tunggal, dimana hubungan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan shunt atau
paralel dan seri. Oleh karena itu, motor sumber daya sendiri sendiri diklasifikasikan lagi menjadi
motor DC shunt dan motor DC seri

A. Motor DC Shunt
Pada jenis motor DC shunt, lilitan medan dan lilitan angker (armature) terhubung secara paralel di
catu daya yang sama sehingga mengakibatkan lilitan medan terpapar ke seluruh tegangan
terminal. Meskipun jenis daya-nya sama, tetapi arus medan dan arus jangkar akan berbeda,
disamping itu kecepatan motor DC shunt konstan dan tidak bervariasi dengan beban mekanik
pada output.

Berikut ini gambar struktur motor DC shunt :

Rangkaian listrik motor DC shunt

Jika Eb adalah ggl belakang motor, maka :

Vt = Eb + Ia * Ra

Jika konstanta jangkar adalah Ka dan kecepatan putarannya adalah ω, maka :

Eb = Ka * ω * Φ

Di mana Φ adalah fluks magnet, maka :

Vt = Ka * ω * Φ + Ia * Ra

Total arus adalah : It = If + Ia

Maka total daya adalah : P = Vt * It


B. Motor DC Seri

Pada jenis motor DC seri, belitan medan dan belitan angker (armature) terhubung secara seri dengan
catu daya, hasilnya arus yang sama mengalir di belitan medan dan belitan dinamo.

Motor DC seri disebut juga sebagai Motor Universal hal ini karena motor DC seri dapat bekerja
dengan catu daya AC atau catu daya DC.

Motor DC seri akan terus berputar ke arah yang sama berdasarkan polaritas sumber tegangan, hal ini
karena jika kita mengubah polaritasnya, maka polaritas lilitan jangkar dan arah medan magnet dibalik
secara bersamaan, dimana kecepatan motor seri DC bervariasi dengan beban mekanisnya.

Berikut ini gambar rangkaian Motor DC seri :

Gambar rangkaian listrik motor DC Seri

C. Motor DC Coumpound/Gabungan

Motor DC coumpound/gabungan menggunakan kombinasi gulungan seri dan gulungan medan shunt,
dimana belitan seri terhubung secara seri dengan jangkar motor sementara belitan shunt terhubung
secara paralel.

Pada motor DC coumpound terdapat dua sirkuit medan yang menghasilkan medan magnet, sehingga
motor DC coumpound terbagi lagi menjadi dua jenis berdasarkan orientasi fluks-nya, yaitu motor DC
Compound Kumulatif dan motor DC Compound Diferensial.
Dalam motor DC coumpound fluks bidang shunt akan membantu fluks bidang seri contohnya bila
keduanya dalam arah yang sama, maka ini yag disebut motor DC coumpound kumulaitf, dimana
jumlah fluks adalah fluks magnet total.

ΦTOTAL = ΦSERIES + ΦSHUNT

Berikut gambar rangkaian motor DC coumpound kumulatif

Gambar rangkaian listrik-nya

Dalam kasus motor DC coumpound kumulatif, apabila fluks yang dihasilkan oleh medan seri dan
medan shunt berada pada arah yang berlawanan maka fluks total sama dengan selisih di antara
keduanya.

ΦTOTAL = ΦSERIES – ΦSHUNT

Berdasarkan rumus diatas maka fluks yang dihasilkan kurang dari fluks asli-nya, oleh karena itulah
jenis motor DC coumpound kumulatif jarang dipakai.

Motor DC coumpund kumulatif dan diferensial dapat dibagi lagi berdasarkan shunting dari belitan
medan shun menjadi perangkat shunt panjang (Long Shunt) dan shunt pendek (Short Shunt).

Pada motor shunt panjang, lilitan medan shunt sejajar dengan lilitan armatur dan seri.
Jenis Motor DC Compound berdasarkan kombinasi letak kumparan seri-paralel:

Compound pendek

Rumusan :

Is = Ish + Ia

Vsh = Eb

V = Is*Rs + Ish*Rsh

Eb = Ish*Rsh
Pin = V * Is

Pa = Eb * Ia

Compound panjang

Rumusan :

Itotal = Is + Ish

Is = Ia

V = Ish*Rsh = Is*(Rs+Ra)

Eb = V-Is*Rs

Pin = V * Itotal

Pa = Eb * Ia

Rs = resistansi medan seri (stator)

Rsh = resistansi medan shunt (stator)

Ra= resistansi jangkar (rotor)

Is = arus medan seri

Ish = arus medan shunt

Ia = arus jangkar

V = tegangan sumber

Eb = tegangan back EMF / tegangan jangkar

Pin = daya masukan

Pa = daya jangkar

D. Motor DC Magnet Permanen


Pada motor DC magnet permanen, magnet yang kuat digunakan untuk menghasilkan medan magnet,
maka dari itu motor DC magnet permanen hanya terdiri dari belitan dinamo saja.

Berikut ini gambar dari motor DC magnet permanen :

Motor DC brush tipe magnet permanen memiliki ukuran lebih kecil dan lebih murah jika
dibandingkan dengan jenis motor DC stator eksitasi. Umumnya magnet langka yang ada di bumi
seperti samarium, kobalt atau neodimium serta boron digunakan sebagai magnet pada motor DC
magnet permanen karena magnet tersebut sangat kuat dan mempunyai medan magnet tinggi,
disamping itu karakteristik kecepatan / torsi pada motor DC magnet permanen lebih linier daripada
motor DC stator eksitasi

Adapun kelemahan dari motor DC brush adalah apabila terjadi percikan antara komutator dan sikat
dalam kondisi beban berat (heavy load) maka dapat menghasilkan panas dalam jumlah besar sehingga
mengurangi masa pakai motor.

III. PASAL – PASAL PUIL TENTANG MOTOR LISTRIK


IKSTISAR PUIL 1987 PASAL 520

A1. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Cabang (Ps. 520 F), berfungsi sebagai pengaman arus lebih pada
suatu sirkit cabang yang mensuplai dua motor atau lebih.

A2. Sirkit Cabang (Ps. 520 C2), berfungsi sebagai penghantar rangkaian akhir yang mensuplai dua
motor atau lebih.

B. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Motor (Ps. 520 E), berfungsi sebagai pengaman arus lebih sirkit
akhir yang mensuplai motor tunggal dari gangguan hubung singkat.
C. Sarana Pemutus (Ps. 520 H), berfungsi sebagai sarana pemutus (pengisolir) motor dari jaringan
apabila akan dilakukan perbaikan pada motor.

D. Kendali Motor (Ps. 520 G), berfungsi sebagai alat pengatur putaran motor, menjalankan motor,
membalik arah putaran motor, alat pengasutan motor, memberhentikan motor, dan laian-lain.

E. Pengaman Beban Lebih (Ps. 520 D), berfungsi sebagai pengaman/melindungi motor, peralatan
kontrol motor dan hantaran akhir terhadap pemanasan berlebihan akitan beban lebih dan atau motor
tidak dapat diasut.

F. Motor Listrik (Ps. 520 A&B), berfungsi sebagai alat yang merubah energi listrik menjadi energi
mekanis untuk menggerakkan mesin-mesin pemakai listrik.

G. Grounding System/Pembumian (Ps.520 L), berfungsi mengamankan peralatan instalasi dan motor
listrik dari adanya kejut listrik akbitat kebocoran arus.
IV. RANGKAIAN UTAMA MOTOR LISTRIK
Memahami Data Nameplate
Berikut Contoh namepalte motor listrik

Spesikasi motor dari nameplate nya :


Tegangan = 400 V / 690 V
Arus Listrik = 29A / 17 A (In = 29 A)
Daya (P) = 15 Kw
Sambungan =∆/Y
Indeks Proteksi =54

1. Pengaman jaringan (MCB)


2. Kapasitas Kontaktor
3. Jenis dan pengaman kabel
(penampang kabel)
4. Pengaman Motor (TOR)
5. Sambungan kumparan motor
Rancangan Komponen
Unuk menentukan jenis komponen dan rating current sesuai dengan beban yang terpasang maka
kita harus mengacu ke PUIL 2000, tabel 5-5-2 halaman 185

Gambar 3. Contoh Perhitungan Nilai Proteksi dari PUIL hal 185


1. Pengaman Jaringan
kita memilih pengaman jaringan dengan MCB atau NFB. Nilai memilih pengaman dapat diperoleh
dengan hitungan :

Gambar 4. Pengaman MCB 3 Fasa

Untuk menentukan besar MCB yang digunakan adalah dengan menggunakan ketentuan : Nilai
minimum = 1,25 x In (dimana In = 29 A)
= 1,25 x 29 A
= 36,25A (minimal 40 A)
Nilai maksimum = 2,5 x In (dimana In = 29 A)
= 2,5 x 29 A
= 75,5 A (minimal 80 A)

Dari tabel 7.3.1 kita baca data MCB 3 fasa berada direntang 35 A sampai 80 A. Dalam kasus
ini nilai maksimal MCB adalah 63 A, jika diyakini beban yang akan diberikan adalah maksimal.
Perhatikan tabel 7.3.1 PUIL 2000 hal 301

Gambar 5. Tabel besar MCB dan KHA /Penampang Kabel

2. Kontaktor

Kapasitas kontaktor yang dipasang harus mampu dilewati sebesar arus beban
maksimum. Speikasi kontaktor yang akan dipasang lebih besar dari arus
nominal motor (I kontaktor > In) atau sama dengan arus nominal diatas
yaitu 63 A, atau sama dengan daya motor berdasarkan nameplate diatas 15
Kw, jadi kontaktor minimal 15 Kw. Kontaktor mempunyai kontak bantu NO
dan NC yang terbuat dari bahan perak yang sangat sensitif terhadap adanya
busur api dan batas temperature yang diizinkan (fungsi arus listrik)
3. Jenis dan penampang kabel
untuk menentukan jenis penampang kabel kita harus mempertimbangkan kabel tersebut akan
dipasang di lingkungan seperti apa, apakah ditanam, di udara atau di dalam pipa. Untuk
menentukan besar penampang kabel disesuaikan dengan PUIL 2000 tabel 7.3.1. berdasarkan besar
MCB yang digunakan yaitu sebesar 63 A, maka penampang kabel yang digunakan adalah 25 mm2
(dipasang di dalam pipa).

4. Pengaman Motor Thermal Overload Relay (TOR)

TOR digunakan untuk mengamankan motor (kumparan motor).


Didalam TOR terdapat bimetal sebagai alat untuk memutuskan
apabila terjadi panas akibat beban arus dari beban lebih.
Bimetal
akan membengkok bila terjadi panas yang berlebih.
Pemasangan TOR dipasang secara seri dengan motor listrik

Untuk menentukan besarnya


TOR yang akan dipasang
pada motor listrik, maka
TOR harus diset arusnya
sebesar arus nominal motor
(I tor = In motor)
berdasarkan nameplate
motor diatas TOR harus
diset sebesar 29 A (28 - 36
A). Untuk menset arus pada
TOR dilakukan dengan cara
memutar obeng minus ke
angka 29 atau mendekati
angka 29 A

5. Sambungan Kumparan Motor


sambungan kumparan motor terbagi menjadi dua yaiu sambungan bintang (star) dan segitiga
(delta). Sambungan kumparan motor harus sesuai antara spesikasi motor dengan tegangan sumber
listrik yang tersedia. Jika tegangan PLN yang diberikan 3 x 380 Volt dan nameplate pada motor
tertulis ∆/Y, tegangan 400 V/690 V maka dataini disesuaikan dengan pasokan listriknya
 Kapasitas tegangan kumparan fasa 400 V. Sehingga cocok dengan pasokan tegangan PLN
380 V kumparan disambung segitiga/delta
 Kumparan dapat disambung bintang/star tetapi sebagai start awal dalam waktu yang singkat
yang lebih dikenal dengan starting bintang-segitiga
Catatan : Jika beban motor kapasitas > 4 Kw, maka untuk menghindari arus awal yang besar,
maka motor tersebut harus dioperasikan dengan pengasutan bintang-segitiga (Starting Star-
Delta)

Gambar 8. Hubungan Bintang dan Delta


DAFTAR PUSTAKA

http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-1-fasa/
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-3-fasa/
https://hendrosuryono1992.wordpress.com/2015/09/28/motor-dc-compound/
http://kuliahelektro.blogspot.com/2011/02/motor-ac-sinkron-jenis-1-fasa.html
http://gurulistrikkeren.blogspot.com/2017/05/menentukan-proteksipengaman-pada-
motor.html http://baguszlistrik.blogspot.com/2013/12/perbedaan-motor-sinkron-dan-
asinkron.html

Anda mungkin juga menyukai