DASAR TEORI
4
5
2. Motor DC Seri
Motor ini dipasang secara seri dengan kumparan
armature. Motor ini, kurang stabil. Pada torsi yang tinggi
kecepatannya menurun dan sebaliknya. Namun, pada saat
tidak terdapat beban motor ini akan cenderung
menghasilkan kecepatan yang sangat tinggi. Tenaga putaran
yang besar ini dibutuhkan pada elevator dan Electric
Traction. Kecepatan ini juga dibutuhkan. Dalam motor seri,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu, arus medan
sama dengan arus dynamo.
Keterangan :
f = frekuensi sumber AC (Hz)
P = jumlah pasang kutup
p = jumlah kutup
Ns = kecepatan putaran sinkron medan magnet stator (rpm)
sink = kecepatan putaran sinkron medan magnet stator (rad/dt)
Motor induksi tidak dapat berputar pada kecepatan sinkron. Seandainya
hal ini terjadi, maka rotor akan tetap diam relatif terhadap fluks yang berputar.
Maka tidak akan ada GGL yang di induksikan dalam rotor, tidak ada arus yang
mengalir pada rotor, dan karenanya tidak akan menghasilkan kopel. Kecepatan
rotor sekalipun tanpa beban, harus lebih kecil sedikit dari kecepatan sinkron
agar adanya tegangan induksi pada rotor, dan akan menghasilkan arus di rotor,
arus induksi ini akan berinteraksi dengan fluks listrik sehingga menghasilkan
kopel (Surianto, 2020). Slip merupakan selisih anatara kecepatan rotor dan
kecepatan sinkron. (Gianto, 2020). Slip dinyatakan dalam persamaan berikut.
𝑛𝑠−𝑛
𝑆= 100%……………………...……………………………..(2.5)
𝑛𝑠
Keterangan :
S : Slip
ns : Kecepatan sinkron (Rpm)
n : Kecepatan rotor (Rpm)
2.2.1. Karakteristik Motor Induksi
Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi pada motor induksi
3 phasa dengan arus yang sudah ditetapkan dapat ditunjukkan kedalam
satu gambar torquekecepatan motor seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah :
ringkas stator terdiri dari blek – blek dinamo yang berisolasi pada satu
sisinya dan mempunyai ketebalan 0,35 – 0,5 mm, disusun menjadi
sebuah paket blek yang berbentuk gelang. Sisi dalamnya dilengkapi
dengan alur – alur. Didalam alur ini terdapat perbedaan antara motor
asinkron dengan lilitan sarang (rotor sarang atau rotor hubung pendek)
dan gelang seret dengan lilitan tiga fasa. Atau dari sisi lainnya bahwa inti
besi stator dan rotor terbuat dari lapisan (email) baja silikon tebalnya 0,35
- 0,5 mm, tersusun rapi, masing – masing terisolasi secara elektrik dan
diikat pada ujung – ujungnya.
rangkaian melaju bagi arus rotor dan searah dengan hukum yang
berlaku yaitu hukum lenz. Arahnya melawan fluksi yang
mengimbas, dalam hal ini arus rotor itu ditimbulkan karena adanya
perbedaan kecepatan yang berada diantara fluksi atau medan putar
stator dengan penghantar yang diam. Rotor akan berputar dalam
arah yang sama dengan arah medan putar stator, untuk mengurangi
beda kecepatan diatas. Jika rotor dibebani, maka putaran rotor akan
turun sehingga terjadi perbedaan putaran antara rotor dan stator,
perbedaan kecepatan putaran ini disebut slip.
Dimana:
Ns = Kecepatan sinkron
Nr = Kecepatan rotor
Slip yang terjadi akibat tegangan urutan negative adalah :
−𝑁𝑠 −𝑁𝑟
𝑆2 = …………………………………………..……..……(2.14)
−𝑁𝑠
Jika slip urutan positif s1 sangat kecil (mendekati nol), slip urutan
negatif s2 menjadi sangat besar (mendekati 2). Berdasarkan teori dasar motor
induksi, impedansi dari motor induksi sangat tergantung pada slip dimana untuk
slip yang tinggi (misalnya pada saat start atau kondisi motor terkunci) nilainya
kecil dan sebaliknya jika slipnya rendah nilainya sangat besar. Sehingga secara
pendekatan dapat dinyatakan bahwa perbandingan antar impedansi urutan
positf dan urutan negatif adalah:
𝑍1 𝐼𝑆𝑡𝑎𝑟𝑡
=𝐼 ………………………………….…..……...(2.16)
𝑍2 𝑅𝑢𝑛𝑛𝑖𝑛𝑔
𝑉
Diketahuinya arus urutan positif 𝐼1 = 𝑍1 dan arus urutan negative 𝐼2 =
1
𝑉2 𝐼 𝑉 𝐼𝑆𝑡𝑎𝑟𝑡
didapatkan 𝐼2 = 𝑉2 𝑥 𝐼
𝑍2 1 1 𝑅𝑢𝑛𝑛𝑖𝑛𝑔
Jika motor terbeban penuh, beberapa lilitan fasa stator dan rotor akan
membawa arus lebih dari yang diijinkan yang menyebabkan kerugian motor
ekstra. Hal ini akan menyebabkan penurunan efisiensi motor dan juga
mengurangi usia dari isolasi disebabkan panas berlebihan. Penting untuk
dicatat bahwa perkiraan usia rata-rata dari isolasi turun setengahnya untuk tiap
100 C seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
tahanan rotor lilit. Akan tetapi disini penulis hanya membahas pengasutan
bintang (Y) - segitiga (∆).
Jenis pengasutan yang sering digunakan bintang (Y) - segitiga (∆).
Hubungan bintang digunakan untuk menurunkan tegangan yang masuk ke
kumparan stator, sedangkan pada saat motor berjalan normal, kumparan stator
dihubung segitiga. Hubungan bintang-segitiga dapat dibuat dengan gambar
berikut.
Keterangan :
𝐼𝑠𝑐= Arus hubung singkat
𝐼𝑠𝑡= Arus starting
Z = kumparan stator motor (Impedansi)
20
motor induksi 3 fasa karena nilai tegangan nya berada diatas setting
tegangan yang disyaratkan yakni 232 Volt. Dari pengamatan ini dapat
disimpulkan bahwa sistem pengaman yang dibuat telah dapat bekerja
sesuai dengan prinsip yang di inginkan dan dapat digunakan untuk
mengamankan gangguan tegangan lebih pada motor induksi tiga phasa.
2.6.2. Pengujian Gangguan Tegangan Kurang
Pengujian gangguan tegangan kurang dilakukan dengan
memberikan tegangan masukan dari sumber tegangan 3 phasa. Dalam
pengujian, nilai setting tegangan nominal motor diatur terlebih dahulu,
setelah itu tegangan sumber diturunkan secara bertahap sampai kurang
dari setting tegangan trip motor, kemudian dilihat respon dari sistem
proteksi yang ada apakah dapat bekerja sesuai dengan prinsip yang
diinginkan yaitu apabila nilai tegangan minimum kurang dari nilai
setting (Vmin < 90% V nominal) maka sistem akan trip. Setting
tegangan nominal motor 220 Vac, saat VLN yang terbaca pada sensor
yakni sebesar 198 Volt maka relay akan langsung bekerja memutus
suplay tegangan ke motor sehingga sistem akan langsung trip karena
tegangan sumber tersebut lebih kecil dari setting yaitu 90% dari
tegangan nominal yaitu 198 Vac dan relay akan mati. Selanjutya ketika
tegangan VLN di naikan dan besar tegangan yang terbaca pada sensor
adalah 199 Volt makan sistem akan tetap berjalan dengan normal dan
relay tidak akan memutus suplay tegangan ke sistem karena nilai
tegangan nya berada diatas setting tegangan yang disyaratkan yakni
90% dari tegangan nominal (220 Volt). Hal itu sesuai dengan standar
proteksi tegangan kurang yang di syaratkan berdasarkan NEMA MG1-
1998. Berdasarkan pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa sistem
pengaman yang dibuat telah dapat bekerja sesuai standar dan dapat
digunakan untuk mengamankan gangguan tegangan kurang pada motor
induksi tiga phasa.
2.6.3. Pengujian gangguan tegangan tidak seimbang
Pengujian gangguan tegangan tidak seimbang, untuk
memperoleh tegangan yang berbeda-beda, digunakan 3 buah regulator
22
2.9. MetodeBoolean
Metode Boolean adalah rumusan matematika untuk menjelaskan
hubungan logika antara fungsi pensaklaran digital. Aljabar boolean memiliki
dasar dua macam nilai logika. Hanya bilangan biner yang terdiri dari angka 0
dan 1 maupun pernyataan rendah dan tinggi. Keluaran dari satu atau kombinasi
beberapa buah gerbang dapat dinyatakan dalam suatu ungkapan logika yang
disebut ungkapan Boole. Teknik ini memanfaatkan aljabar Boole dengan
notasi-notasi khusus dan aturan-aturan yang berlaku untuk elemen-elemen
logika termasuk gerbang logika. Aljabar boolean mendefinisikan aturan-aturan
untuk memanipulasi ekspresi simbol logika biner. Ekspresi logika simbol biner
yang terdiri dari variabel biner dan operator-operator seperti AND, OR dan
NOT (contoh: A+B+C). Nilai-nilai dari ekspresi boolean dapat ditabulasikan
dalam tabel kebenaran (Truth Table). Berikut ini gerbang dasar logika pada
metode Boolean.