2016-11-210
TEORI TAMBAHAN
MESIN SINKRON
Motor arus bolak-balik (Motor AC) menggunakan arus listrik yang membalikkan
arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah
bagian dasar listrik: “stator” dan “rotor” seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah.
Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar
untuk memutar as motor. Salah satu jenis motor listrik AC adalah motor AC
sinkron yang dijelaskan sebagai berikut.
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya
dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi
dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim,
sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.
Rotor : Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah
bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran
medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi
terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa
untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet
lainnya.
Jika beban mekanis pada motor dinaikkan ke titik dimana rotor ditarik keluar dari
sinkronisasi , maka motor akan berhenti. Harga maksimum torque sehingga motor
tetap bekerja tanpa kehilangan sinkronisasi disebut pull-out torque.
A. Kontruksi Motor AC Sinkron
F = frekuensi daya AC
Di mana :
Nr = kecepatan putar, dalam rpm
S = slip normal, 0 sampai 1.
Sebagai contoh, sebuah motor dengan empat kutub beroperasi pada 60 Hz bisa
memiliki plat nama 1725 RPM pada beban penuh, sedangkan bila dihitung
kecepatannya 1800 RPM.
Ada banyak metode kendali motor AC (motor induksi, motor sinkron) dengan
kelebihan dan kekurangannya. Namun secara umum metode ini dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Kendali Skalar (v/f Konstan)
2. Kendali Berorientasi Medan (Field Oriented Control, FOC)
3. Kendali Torsi Langsung (Direct Torque Control, DTC)
REFERENSI :
http://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-prinsip-kerja-motor-listrik-sinkron/
https://ilmulistrikzar.blogspot.com/2015/07/motor-sinkron.html
https://www.academia.edu/5504123/Mesin-sinkron
GENERATOR AC
Generator 1 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya hanya terdiri dari satu kumpulan
kumparan yang hanya dilukiskan dengan satu garis dan dalam hal ini tidak
diperhatikan banyaknya lilitan. Ujung kumparan atau fasa yang satu dijelaskan
dengan huruf besar X dan ujung yang satu lagi dengan huruf U.
Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu 1) stator,
yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolakbalik, dan (2) rotor, yakni
bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke stator.
Stator terdiri dari badangenerator yang terbuat dari baja yang berfungsi
melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti
Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur
tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk
menghasilkan tegangan. Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub
dengan celah udara sama rata (rotor silinder).
Terdapat dua jenis konstruksi dari generator ac, jenis medan diam atau medan magnet
dibuat diam dan medan magnet berputar.
Besar tegangan generator bergantung pada :
1. Kecepatan putaran (N)
2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
3. Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)
4. Konstruksi Generator
Karakteristik :
Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu :
Frekuensi Listrik AC
Frekuensi menjadi salah satu karakter arus listrik AC, tentu saja hal ini dikarenakan
bentuk grafik arus listrik yang berupa gelombang sinusoidal. Frekuensi adalah jumlah
gelombang yang terjadi di setiap satu detik, dengan satuan frekuensi yaitu Hertz. Pada
gambar di atas satu gelombang voltase listrik AC dihasilkan oleh satu putaran penuh
kawat angker rotor lilitan single, di dalam medan magnet kutub utara-selatan. Putaran
rotor yang konstan akan menghasilkan frekuensi listrik AC yang konstan pula. Sehingga
jika putaran rotor semakin cepat, maka frekuensi listrik juga akan semakin besar. Oleh
karena itulah nilai frekuensi listrik AC adalah berbanding lurus dengan kecepatan rotasi
rotor ( ƒ ∝ Ν), dengan N = rpm.
Pada gambar sederhana di atas kita juga hanya menggunakan kutub tunggal untuk
masing-masing kutub utara dan selatan, sehingga hanya terdapat satu arah garis gaya
magnet. Misalkan saja kita menambah satu pasang lagi kutub magnet sehingga terdapat
dua kutub utara dan dua kutub selatan, maka untuk satu saja putaran kumparan rotor
akan menghasilkan dua gelombang sinusoidal listrik AC. Dapat disimpulkan disini
bahwa nilai frekuensi listrik AC juga berbanding lurus dengan jumlah pasangan kutub
magnet ( ƒ ∝ P ), dimana P = jumlah pasangan kutub magnet stator generator.
Dengan ini dapat kita simpulkan bahwa nilai frekuensi listrik AC sebuah generator AC
dapat kita hitung menggunakan rumus sederhana berikut :
f=N×Pf=N×P dengan f = gelombang / menit
atau,
Penggunaan Generator :
REFERENSI :
https://www.academia.edu/9583618/Generator_AC
https://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211029ardinathasanjayaputra/2013/04/28/gene
rator-ac-and-dc-miscellaneous-subjects-preparing-equipments-specifications/
http://artikel-teknologi.com/prinsip-kerja-generator-ac/
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet,
persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor dengan
frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi
50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan tetapdengan jumlah
kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada
mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk
membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor harus berputar pada 1500
rpm.
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan
(If), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk
hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.
Ea = c.n.fluks
yang mana:
n = putaran sinkron
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak
terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
Alternator Berbeban
Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V
akan berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada:
Resistansi jangkar Ra
Reaktansi bocor jangkar X
Reaksi Jangkar Xa
a) Resistansi Jangkar
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak
mengimbas pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks Bocor
c) Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan
menimbulkan fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi dengan fluksi yang dihasilkan
pada kumparan medan rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi resultan
sebesar :
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Sirilus Dwirawan
2016-11-210
Persamaan tegangan pada generator adalah:
Ea = V + I.Ra + j I.Xs
Xs = Xm + Xa
yang mana:
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron
Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada stator, disebut
reaksi jangkar.
Harga X diperoleh dari dua macam percobaan yaitu percobaan tanpa beban dan
percobaan hubungan singkat. Pada pengujian tanpa beban, generator diputar pada
kecepatan ratingnya dan terminal generator tidak dihubungkan ke beban. Arus eksitasi
medan mula adalah nol. Kemudian arus eksitasi medan dinaikan bertahap dan tegangan
terminal generator diukur pada tiap tahapan. Dari percobaan tanpa beban arus jangkar
Pengujian yang kedua yaitu pengujian hubung singkat. Pada pengujian ini mula-mula
arus eksitasi medan dibuat nol, dan terminal generator dihubung singkat melalui ampere
meter. Kemudian arus jangkar Ia (= arus saluran) diukur dengan mengubah arus eksitasi
medan. Dari pengujian hubung singkat akan menghasilkan hubungan antara arus
jangkar (Ia ) sebagai fungsi arus medan (If), dan ini merupakan garis lurus.
Untuk melayani beban yang berkembang, maka diperlukan tambahan sumber daya
listrik. Agar sumber daya listrik yang yang baru (alternator baru) bisa digunakan
bersama, maka dilakukan penggabungan alternator dengan cara mempararelkan dua
atau lebih alternator pada sistem tenaga dengan maksud memperbesar kapasitas daya
yang dibangkitkan pada sistem. Selain untuk tujuan di atas, kerja pararel juga sering
dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas pelayanan apabila ada mesin (alternator) yang
harus dihentikan, misalnya untuk istirahat atau reparasi, maka alternator lain masih bisa
bekerja untuk mensuplai beban yang lain. Untuk maksud mempararelkan ini, ada
beberapa pesyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
Harga sesaat ggl kedua alternator harus sama dalam kebesarannya, dan bertentangan
dalam arah, atau harga sesaat ggl alternator harus sama dalam kebesarannya dan
bertentangan dalam arah dengan harga efektif tegangan jalajala.
Frekuensi kedua alternator atau frekuensi alternator dengan jala harus sama
Bila sebuah generator ’G’ akan diparaelkan dengan jala-jala, maka mula-mula G diputar
oleh penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan IF diatur hingga
tegangan terminal generator tersebut sama denga jala-jala. Untuk mendekati frekuensi
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Sirilus Dwirawan
2016-11-210
dan urutan fasa kedua tegangan (generator dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi yang
dapat berupa lampu sinkronoskop hubungan terang. Benar tidaknya hubungan pararel
tadi, dapat dilihat dari lampu tersebut.
Untuk bisa menentukan nilai reaktansi dan impedansi dari sebuah generator,
harus dilakukan percobaan (test). Ada tiga jenis test yang biasa dilakukan, yaitu:
Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan rangkaian jangkar
terbuka (tanpa beban) seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Percobaan
dilakukan dengan cara mengatur arus medan (If) dari nol sampai rating tegangan output
terminal tercapai.
Untuk melakukan test ini terminal generator dihubung singkat, dan dengan
Ampermeter diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung singkat tersebut. Arus
medan dinaikkan secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar maksimum. Selama
proses test arus If dan arus hubung singkat Ihs dicatat.
REFERENSI :
Nagrath, I.J, Kothari, D.P., “Electric Machine”, Tata McGraw Hill Publishing
Company Limited, New Delhi
Catatan Kuliah Mesin Arus Bolak Balik, Ir. Teguh Yuwono, Teknik Elektro ITS
https://anggadewangga.wordpress.com/2011/03/28/generator-sinkron/
Salah satu jenis aktuator yang dapat digunakan sebagai penggerak sistem
mekanik robot adalah motor DC magnet permanent (selanjutnya disingkat dengan
DCMP). Motor DCMP adalah komponen elektro-magnet yang dapat memiliki energi
gerak apabila bagian kumparan listriknya diberi tegangan listrik. Gambar 1 adalah
gambar struktur motor DCMP.
Dengan melihat gambar 1 di atas, dapat kita ketahui bahwa motor DCMP memiliki
bagian-bagian sebagai berikut:
Pertama, sebuah rotor yang berupa kumparan listrik yang digulung dalam suatu inti besi
yang dirangkai dengan As motor. Kemudian pada bagian ujung kumparan terdapat
sepasang sikat (brush) yang berfungsi mengalirkan tegangan listrik DC (+ dan -) dari
sumber tegangan menuju kumparan listrik untuk menghasilkan medan elektromagnet
pada kumparan listrik.
Kedua, dua buah stator yang berupa magnet permanen dengan kutub yang berbeda,
yaitu satu magnet berkutub selatan (S) dan satu magnet berkutub utara (N).
Sifat magnet:
Pertemuan antara kutub-kutub magnet yang senama, maka akan terjadi gaya
tolak-menolak.
Pertemuan antara kutub-kutub magnet yang tak senama, maka akan terjadi gaya
tarik-menarik.
Motor DCMP memiliki 2 buah kutub, yaitu kutub positif (+) dan kutub
negatif (-). Untuk mengaktifkan putaran motor DCMP dengan arah putaran as
searah jarum jam (clockwise, CW) dapat dilakukan dengan memberi catu
tegangan positif (+) pada kutub posistif (+) dan catu tegangan negatif (-) pada
kutub negatif (-) motor DCMP. Sebaliknya apabila diinginkan putaran as motor
DCMP berputar berlawanan arah jarum jam (counter-clockwise, CCW), maka hal
tersebut dapat dilakukan dengan memberi catu tegangan negatif (-) pada kutub
posistif (+) dan catu tegangan positif (+) pada kutub negatif (-) motor DCMP.
Untuk lebih jelasnya, mari kita simak tabel 1 berikut ini.
Rangkaian ini terdiri dari dua buah MOSFET kanal P dan dua buah MOSFET kanal
N. Prinsip kerja rangkaian ini adalah dengan mengatur mati-hidupnya ke empat MOSFET
tersebut. Huruf M pada gambar adalah motor DC yang akan dikendalikan. Bagian atas
rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub positif, sedangkan bagian bawah
rangkaian akan dihubungkan dengan sumber daya kutub negatif. Pada saat MOSFET A
dan MOSFET D on sedangkan MOSFET B dan MOSFET C off, maka sisi kiri dari
gambar motor akan terhubung dengan kutub positif dari catu daya, sedangkan sisi sebelah
kanan motor akan terhubung dengan kutub negatif dari catu daya sehingga motor akan
bergerak searah jarum jam dijelaskan pada Gambar berikut.
REFERENSI :
https://fahmizaleeits.wordpress.com/tag/motor-dc-magnet-permanen/
http://www.robotics-university.com/2014/12/motor-dc-magnet-permanent-
dcmp.html
MOTOR DC SERI
Motor arus searah (motor DC) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor
DC telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang
disebut AC Shunt Motor. Motor DC telah memunculkan kembali Silicon Controller
Rectifier yang digunakan untuk memfasilitasi kontrol kecepatan pada motor. Mesin
listrik dapat berfungsi sebagai motor listrik apabila didalam motor listrik tersebut terjadi
proses konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik merupakan
perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi
mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor dan mengangkat bahan. Motor listrik digunakan juga di rumah
(mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik terkadang disebut “kuda kerja”
nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban
listrik total di industri.
Sedangkan untuk motor DC itu sendiri memerlukan suplai tegangan yang searah
pada kumparan jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Pada
motor DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor DC sering dimanfaatkan sebagai
penggerak pintu geser otomatis dan dalam rangkaian robot sederhana.
Motor DC memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam dunia industri. Motor DC memudahkan pekerjaan sehingga proses industri dapat
berjalan efisien. Semakin banyak industri yang berkembang, maka akan semakin banyak
mesin yang digunakan. Semakin banyak mesin yang digunakan, maka semakin banyak
penggunaan motor DC.
Bagian-bagian yang penting dari motor DC :
1. Badan Mesin
Badan mesin ini berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks magnet yang dihasilkan
kutub magnet, sehingga harus terbuat dari bahan ferromagnetik.Fungsi lainnnya
adalah untuk meletakkan alat-alat tertentu dan mengelilingi bagian-bagian dari
mesin, sehingga harus terbuat dari bahan yang benar-benar kuat, seperti dari besi
tuang dan plat campuran baja.
2. Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran atau loop
maka kedua sisi loop yaitu pada sudut kanan medan magnet akan mendapatkan gaya
pada arah yang berlawanan.
Laboratorium Mesin Listrik
STT-PLN
Sirilus Dwirawan
2016-11-210
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar atau torque untuk memutar kumparan.
Sedangkan untuk prinsip kerja pada Motor DC adalah jika arus lewat pada
suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Medan magnet hanya terjadi
di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada konduktor tersebut. Arah medan
magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka
tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi
lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka
menimbulkan perputaran pada motor.
Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan kiri.
Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke
kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus
searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya
Lorentz, yang besarnya sama dengan F. Prinsip motor adalah aliran arus di dalam
penghantar yang berada di dalam pengaruh medan magnet akan menghasilkan gerakan.
Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika arus yang melalui penghantar
bertambah besar.
Motor DC Tipe Seri Dalam, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.
REFERENSI :
https://rdimas20.wordpress.com/2015/10/09/motor-dc-tipe-seri-dalam/
https://www.academia.edu/29518859/Motor_DC_Series_Karakteristik_dan_Rank
_Ekuivalennya
http://insauin.blogspot.com/2014/12/makalah-motor-dc.html