Anda di halaman 1dari 9

PENGGUNAAN STATIC FREQUENCY CONVERTER (SFC)

UNTUK START-UP GAS TURBINE GENERATOR PADA


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP (PLTGU)

Anggie Alvionita1
1
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Kota Malang 65145
Jawa Timur, Indonesia
Email: 1anggieealv@student.ub.ac.id

Abstrak--Generator merupakan salah satu peralatan yang bisa dibilang penting


pada suatu sistem pembangkit melihat peranannya sebagai penggerak mula.
Dalam perkembangan dan dengan tujuan efisiensi yaitu tanpa menggunakan
peralatan tambahan yang banyak, maka generator utama yang sudah terhubung
dengan kompresor dan turbin dapat dipilih dan digunakan sebagai pengganti
komponen-komponen sebelumnya dengan cara, generator diubah menjadi motor
dengan menggunakan SFC (static frequency converter) untuk kemudian berfungsi
sebagai penggerak mula. SFC (static frequency converter) menghubungkan antara
terminal masukan generator dengan supplai daya dari jaringan luar dan
selanjutnya melakukan tugas pengaturan terhadap putaran selama proses starting
generator. Generator utama yang merupakan generator sinkron diubah menjadi
motor sinkron sebagai motor starter. SFC sendiri merupakan kontrol yang terdiri
dari converter AC-DC dan DC-AC. Arus AC keluaran SFC merupakan arus AC
yang terkontrol frekuensi dan tegangannya. Arus AC terkontrol tersebut dialirkan
menuju stator generator dan arus DC dialirkan ke rotor generator.
Kata kunci : Static Frequency Converter, Generator, Start-up.

I. PENDAHULUAN
Listrik merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan
masyarakat, baik itu dalam rumah tangga maupun di sektor industri. Permintaan
energi listrik sudah memasuki hampir semua aspek kehidupan, termasuk
penerangan, transportasi, komunikasi, dan pendidikan. Kelestarian dapat dijaga
dengan mengupayakan pemanfaatan secara optimal dan penggunaan peralatan
serta teknologi hemat energi dalam rangka kebijakan energi nasional yang
menyeluruh dan terpadu. Salah satu dukungan dalam penyediaan energi listrik
adalah ketersediaan teknis yang dapat mengubah energi tersebut menjadi energi
listrik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sistem kelistrikan di Indonesia disuplai oleh beberapa pembangkit listrik yang
salah satunya adalah PLTGU. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
sendiri merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi
panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang
bermanfaat yang mengkombinasikan 2 jenis pembangkit listrik yaitu Pembangkit
Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dimana
panas dari gas buang dari PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang
digunakan sebagai fluida kerja di PLTU dan bagian yang digunakan untuk
menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam Generator)
(Achmad F.H., 2017).
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi
listrik yang menggunakan peralatan atau mesin turbin gas sebagai penggerak
generatornya. Generator sendiri adalah mesin yang digunakan untuk
mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Generator dapat dikatakan
sinkron apabila frekuensi listrik yang dibangkitkannya sinkron dengan putaran
mekanis generator tersebut. Generator merupakan salah satu peralatan yang bisa
dibilang penting pada suatu sistem pembangkit melihat peranannya sebagai
penggerak mula. Alat bantu penggerak mula (prime mover) turbin gas (gas turbine
auxcilliary) sendiri ada yang menggunakan starting motor (cranking motor) dan
sistem Static Frequency Converter (SFC) generator sebagai motor. Generator
sebagai motor starter pada proses start-up gas turbin mengeliminasi peralatan-
peralatan seperti gearbox, torque converter, poni motor (starter). Dengan
ketiadaan peralatan ini memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam penggunaan
dan mengurangi biaya perawatan (costless maintenance). Penggunaan tanpa
gearbox ini juga menghilangkan rugi-rugi daya seperti rugi gesekan dan rugi-rugi
panas (PT. Indonesia Power, 2016).
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian PLTGU
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan suatu sistem
instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi panas dari hasil
pembakaran bahan bakar dan udara menjadi energi listrik yang bermanfaat. PLTGU
merupakan gabungan antara Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Panas dari gas buang PLTG dimanfaatkan
untuk menghasilkan uap oleh ketel uap dan digunakan sebagai penggerak turbin
uap. Bagian yang menghasikan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam
Generator). Turbin uap selanjutnya memutar generator listrik (Dermawan, Erwin.,
2019).
2.2 Prinsip Kerja PLTGU
Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) memanfaatkan energi panas dan uap
dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di heat recovery
steam generator (HRSG), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering
tersebut yang digunakan untuk memutar turbin. Gas yang dihasilkan dalam ruang
bakar PLTG akan menggerakkan turbin. Sehingga generator dapat berputar dan
menghasilkan energi listrik. Pembakaran bahan bakar pada PLTG akan
menghasilkan gas untuk memutar turbin gas di PLTU. Gas buang dari turbin gas
ini akan dialirkan ke HRSG untuk memanaskan air pada HRSG sehingga
menghasilkan uap yang akan digunakan untuk memutar turbin uap. Skema proses
pembangkitan generator turbin gas (GTG) dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah
ini:

Gambar 2.1. Skema Proses Pembangkitan Generator Turbin Gas


Sumber: taufikkiilham.blogspot.com
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (air intake).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk
kedalam ruang bakar (combustion chamber). Di dalam ruang bakar dilakukan
proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar.
Dalam proses pembakaran ini bahan bakar disuplai oleh pompa bahan bakar (fuel
oil pump) apabila digunakan bahan bakar minyak, atau oleh kompresor gas apabila
menggunakan bahan bakar gas alam. Pada umumnya kompresor gas disediakan
oleh pemasok gas tersebut. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan
tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu
nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya
yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya
sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik. Setelah melewati turbin
ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust) (PT. Indonesia
Power, 2016).
2.3 Pengertian dan Prinsip Kerja Generator Sinkron
Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi
energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal dari panas, air, uap, dll. Energi listrik
yang dihasilkan oleh generator bisa berupa listrik AC (listrik bolak-balik) maupun
DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung dari konstruksi generator yang dipakai
oleh pembangkit tenaga listrik. Generator berhubungan erat dengan Hukum
Faraday (Sunarlik, W., 2011).

Gambar 2.2. Generator pada PLTGU PT. Indonesia Power Grati POMU
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.3. Ilustrasi gambar belahan generator
Sumber : Modul Akselerasi Kompetensi Pemeliharaan Pembangkit PT. Indonesia Power

Pada pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) biasanya menggunakan
generator sinkron dimana generator sinkron sendiri merupakan mesin listrik yang
mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik dengan rotasi sinkron. Jika sebuah
kumparan diputar dengan kecepatan konstan dalam medan magnet yang homogen,
akan menjadi tegangan sinusoidal yang diinduksi dalam kumparan tersebut. Medan
magnet dapat dihasilkan oleh arus DC atau magnet permanen. Untuk menghasilkan
medan magnet pada sistem eksitasi kumparan rotor maka diperlukan suplai arus
DC ke rotor (Sunarlik, W., 2011). Gambar berikut menunjukkan sistem eksitasi
generator sinkron.

Gambar 2.4. Sistem Eksitasi Generator Sinkron


Sumber : Sofwan, Agus (2018)

Pada gambar 2.4 diatas, arus DC melewati cincin geser dan sikat karbon ke
belitan rotor untuk menghasilkan medan magnet. Hubungan antara kecepatan putar
medan magnet dengan frekuensi generator pada mesin yaitu :
𝑛" . 𝑝
𝑓!
120
Dimana,
fe = frekuensi sistem generator (Hz),
nr = kecepatan putaran rotor, magnet medan
kecepatan (rpm)
p = kutub.

2.4 Pengertian dan Prinsip Kerja Static Frequency Converter (SFC)


Static Frequency Converter (SFC) adalah suatu peralatan sejenis Variable
Speed Drive (VSD) yang digunakan untuk proses start up pada generator. SFC dapat
mengubah fungsi generator sinkron menjadi motor sinkron sampai turbin gas dapat
berputar secara bebas. Konfigurasi sistem SFC, termasuk generator dan beban,
ditunjukkan pada gambar 2.5.

Gambar 2.5. Single Line SFC


Sumber: Okuyam, R., dkk (2013)

SFC terdiri dari empat komponen. Penyearahnya adalah rangkaian thyristorized


three-phase six-pulse bridge connection, dimana tegangan AC tiga fasa diubah
menjadi tegangan DC dan mengontrol arus DC menggunakan thyristor kontrol fase.
Reaktor DC menghaluskan arus DC yang diperlukan karena yang terakhir disuplai
dari penyearah, mengandung riak. Inverter juga merupakan rangkaian koneksi
jembatan tiga fase enam pulsa thyristorized, yang dikontrol oleh fasa thyristor.
Inverter mengeluarkan arus AC ke stator generator turbin gas sepanjang posisi
rotornya. Ini dideteksi oleh sensor posisi. Dengan demikian, inverter dapat
mengubah arus DC ke AC untuk disinkronkan dengan putaran generator-motor.
Inverter hanya mengontrol keluarannya untuk disinkronkan dengan posisi rotor.
Perangkat dikontrol dan dipantau dari panel kontrol.
Panel kontrol SFC mengontrol konverter dan inverter, dan mengawasi sinyal
error dari peralatan tersebut. Kumparan rotor generator dieksitasi tegangan DC oleh
eksiter dan menghasilkan medan magnet. Output SFC berupa tegangan AC dengan
frekuensi variable dihubungkan ke kumparan stator dan menghasilkan medan
magnet. Kutub medan rotor mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga
turut berputar dengan kecepatan yang sama (sinkron). Dalam keadaan ini fungsi
generator sinkron diubah jadi motor sinkron (Okuyam, R., dkk, 2013).
2.5 Penggunaan Static Frequency Converter
Fungsi SFC tidak hanya digunakan sebagai pemutar awal ketika proses start-
up gas turbin, namun dengan fasilitas yang ada di control SFC maka SFC dapat di-
setting untuk beberapa fungsi setpoint putaran. SFC juga digunakan untuk proses
pendinginan paksa (fast cooling), compressor washing dan juga untuk mode
purging. Untuk mode fast cooling SFC menggunakan setpoint putaran 200 rpm.
Sedangkan untuk compressor washing menggunakan setpoint putaran 450 rpm dan
untuk mode purging menggunakan setpoint putaran 850 rpm. Sebelum operasi
generator start-up, turbin gas diputar 3 rpm dengan menggunakan putaran motor.
Seperti pada gambar 2.4 saat perintah start-up SFC beroperasi untuk memutar gas
turbin. Karena pada tahap awal tidak ada suplai udara pembakaran. Jadi butuh SFC
untuk memutar kompresor yang menyediakan udara untuk pembakaran. Setelah
udara tersedia kemudian bahan bakar gas bumi dicampur dan diberi penyalaan
begitu terjadi pembakaran dan menghasilkan gas hasil pembakaran dengan
temperatur 1350 °C (Sofwan, 2018).

Gambar 2.6. Blok Diagram SFC


Sumber : Sofwan, Agus (2018)

Pembakaran gas suhu tinggi digunakan untuk memutar turbin. Ketika roda
turbin mencapai 2000 rpm SFC otomatis mati dan turbin gas dapat berputar sendiri.
Trafo SFC berfungsi untuk mengubah atau mereduksi medium tegangan switchgear
6,3 kV ke tegangan rating SFC 3,7 kV. Tegangan pengenal ini adalah digunakan
sebagai tegangan input ke konverter. Tegangan keluaran transformator SFC
diperbaiki oleh konverter menjadi tegangan DC yang dapat diatur sesuai ke sudut
pengapian α. Karena tegangan DC ini memiliki tegangan riak yang terlalu tinggi
membutuhkan reaktor DC untuk mengurangi riak pada konverter keluaran. Lalu
tegangan DC yang telah difilter diubah lagi menjadi tegangan AC yang dapat
divariasikan antara 0 menjadi 3300 volt yang kemudian disuplai ke generator yang
berfungsi sebagai motor sinkron untuk akselerasi saat start-up pembangkit listrik
(Sofwan, 2018).

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SFC terdiri dari empat komponen. Penyearahnya adalah rangkaian
thyristorized three-phase six-pulse bridge connection, dimana tegangan AC tiga
fasa diubah menjadi tegangan DC dan mengontrol arus DC menggunakan thyristor
kontrol fase. Reaktor DC menghaluskan arus DC yang diperlukan karena yang
terakhir disuplai dari penyearah, mengandung riak. Inverter juga merupakan
rangkaian koneksi jembatan tiga fase enam pulsa thyristorized, yang dikontrol oleh
fasa thyristor. Tingkat kehandalan SFC sangat tinggi, hal ini sangat penting
mengingat SFC merupakan alat utama yang menentukan dapat beroperasi atau
tidaknya gas turbin. SFC sebagai control static starting device penggunaannya
dapat dipakai pada lebih dari 1 generator sehingga fleksibilitas ini menyebabkan
hanya dibutuhkan 2 SFC untuk 3 generator (atau lebih) yang fungsinya redundan
untuk saling back-up. Kemudahan penggunaan yaitu kemudahan untuk mendapat
putaran yang dituju seperti fast cooling 200 rpm, compressor washing 450 rpm, dan
purging 850 rpm, tanpa memerlukan penggantian/penambahan peralatan.
DAFTAR PUSTAKA

A. H. Taguchi, B. S. Tamai, C. Y. Hosokawa and D. A. Ando. (2020). APS control


method for gas turbine start-up by SFC. Japan : International Power
Electronics Conference - ECCE ASIA. pp. 264-269
A. Hyunsung and C. Hanju, (2018). A Study of 10MW Load Commutated Inverter
for Gas-Turbine Start-up. Japan: International Power Electronics
Conference (IPEC-Niigata 2018 -ECCE Asia). pp. 1985-1990.
Dermawan, Erwin. (2019). Studi Analisa Start-Up Gas Turbin Memanfaatkan
Generator Utama Sebagai Motor Penggerak Mula dengan Menggunakan
Static Frequency Converter (Sfc) pada Unit Blok 1-2 PT. PJB Unit
Pembangkitan Muara Tawar. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Jakarta.
G. G. Kulikov, A. I. Abdulnagimov and V. Y. Arkov, (2020). Gas Turbine Control:
Reliable Start-up System. Rusia : International Russian Automation
Conference (RusAutoCon). pp. 782-786.
Okuyam, R., Matsumoto, Y., Ogino, H., Nakabayashi, S., Ando, A., Hosokawa, Y.
2013. Compact Static Starting Device for Gas Turbine. IEEE : IEEE ECCE
Asia Downunder.
PT. Indonesia Power. 2016. Modul Akselerasi KompetensiPemeliharaan
Pembangkit. PT. Indonesia Power : Pemeliharaan Generator Level 1,2,3
Pemeliharaan Listrik.
Saputra, R.A., dkk. (2020). Analisis Gangguan Static Frequency Converter (SFC)
PLTG Gilimanuk Denpasar : Universitas Pendidikan Nasional.
Sunarlik, W. 2011. Prinsip Kerja Generator Sinkron. Jurnal November.

Anda mungkin juga menyukai