Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM POWER SISTEM

PENGUKURAN RATIO TEGAN TRAFO DAYA

DISUSUN OLEH

NURFADILLAH SAID

32120036

3B D3
LISTRIK
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Bealakang

Transformator daya merupakan peralatan utama dan paling penting


dalam suatu sistem penyaluran tenaga listrik. Dalam operasi sistem tenaga
listrik, transformator daya bisa dikatakan sebagai jantung dari transmisi
dan distribusi tenaga listrik, dikarenakan fungsinya sebagai penyalur daya
listrik dan mentransformasikan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya. Adapun alasan mempelajari ratio tegangan trafo daya pada
praktikum ini untuk bisa mengetahui perbandingan tegangan trafo daya
pada sisi sekunder dan primer , Untuk menentukan error perbandingan
belitan transformer antara name plate dan pengukuran, Untuk mengetahui
tapping pada transformator dan kegunaannya.

1.2 Tujuan
a. Untuk mengukur dan menetukan perbandingan jumlah kumparan sisi
primer dan sisi sekunder.
b. Untuk menentukan error perbandingan belitan transformer antara name
plate dan pengukuran.
c. Untuk mengetahui tapping pada transformator dan kegunaannya.

1.3Rumusan Masalah

a. Bagaiamana mengukur dan menetukan perbandingan jumlah kumparan sisi


primer dan sisi sekunder.
b. Bagaiamana menentukan error perbandingan belitan transformer antara
name plate dan pengukuran.
c. Bagaiamana mengetahui tapping pada transformator dan kegunaan.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian
Transformator merupakan suatu peralatan listrik (elektrogamnetik statis)
Yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu
rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan
perbandingan (transformasi) tertentu melalui suatu gandingan magnet dan
bekerja berdasarkan prinsip induksi (elektromagnetik) dimana perbandingan
tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan
perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan
arusnya.

2.2 Fungsi
Transformator atau sering disingkat dengan istilah (Trafo) memiliki fungsi
yaitu dapat mengubah besaran listrik suatu rangkaian, besaran utama yang
diubah adalah tegangan. Trafo berfungsi untuk menurunkan (Trafo step down)
atau menaikkan (Trafo step up) tegangan listrik sehingga dapat mengubah taraf
suatu tegangan AC (Alternating Curent) ke taraf lain. Maksud dari pengubahan
taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 200VAC ke
12 VAC (Voltage Aalternating Curent) ataupun menaikkan Tegangan dari
110VAC ke 220 VAC. Transformator ini bekerja berdasarkan prinsip induksi
(Elektromagnet) dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak
balik (AC).
Transformator memegang peranan yang sangat penting dalam
pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikkan listrik yang ebrasal
dari pembangkit listrik PLN (Pembangkit Listrik Negara) hingga ratusan kilo
Volt untuk di distribusikan dan kemudian transformator lainnya menurunkan
tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga
maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan tegangan AC 220 v
2.3 Prinsip Kerja

Jika sisi sekunder memiliki jumlah lilitan yang lebih banyak dari sisi primer,
maka tegangan sisi sekunder akan lebih tinggi dibandingkan sisi primer dengan
arus yang mengalir lebih rendah. Kondisi ini disebut transformator “step-up”
(step-up transformer). Sebaliknya jika sisi sekunder memiliki jumlah lilitan
lebih sedikit dibandingkan maka akan dihasilkan step-down transformer.
Hubungan langsung antara jumlah belitan dan tegangan antara sisi primer
terhadap sekunder dinyatakan sebagai berikut :

= =

Dimana :
Vp = Tegangan Primer
Vs = Tegangan Sekunder
Np = Jumlah Lilitan Primer
Ns = Jumlah Lilitan Sekunder

Pada step-up transformer nilai perbandingan a > 1, sebaliknya step-down


transformer nilai perbandingan a < 1.

Notasi standar untuk indikasi sisi belitan yang lebih tinggi adalah “H”
dengan terminasi H1 dan H2. Belitan tegangan lebih rnedah dinotasikan “X”
dengan terminasi X1 dan X2. Sumber tegangan dapat dihubungkan ke dua sisi
tranformator, tergantung kebutuhan apakah digunakan sebagai step-up
transformer atau step-down transformer.

Gambar 2. 1 Notasi Terminasi Pada Transformer


Rangkaian pengganti transformator juga dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 2 Rangkaian Ekuivalent Transformator


Dimana :
Vp = Tegangan Masuk / sisi primer (Volt)
Vs = Tegangan keluar / sisi sekunder
(Volt) Ep = g.g.l induksi pada sisi primer
(Volt) Es = g.g.l induksi pada sisi sekunder
(Volt) Np = Jumlah Lilitan Sisi Primer Ns
= Jumlah Lilitan Sisi Sekunder a
= Rasio perbandingan belitan

2.4 Pengetesan Perbandingan Belitan (Winding Ratio) Pada Transformator


Pengetesan perbandingan belitan (winding ratio) pada transformator
bertujuan untuk memastikan bahwa semua belitan memiliki jumlah lilitan
(belitan) sesuai dengan desain atau yang tersebut dalam name plate. Jika
transformator memiliki beberapa tapping maka pada transformator tersebut
juga perlu dilakukan pengujian perbandingan transformator pada setiap
tapping-nya. Berdasarkan standard ANSI dan IEEE bahwa ratio tegangan
terukur antara dua belitan berada sekitar ± 0.5% dari yang tercantum pada
nameplate. Pada ratio dengan tegangan kerja tinggi pada salah satu sisinya
(misal 70 kV, 150 kV), pengetesan dilakukan dengan memberikan tegangan
rendah pada sisi tegangan yang lebih rendah dan mengukur tegangan
outputnya pada sis
tegangan yang lebih tinggi.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


1. 3 unit transformator 1 phase atau 1 unit transformator 3 fase (1 modul
tranformator)
2. 2 buah Voltmeter (analog / digital)
3. Kabel penghubung secukupnya
4. Sumber tegangan 3 fase

3.2 Keamanan & Keselamatan Kerja (K3)


1. Potensi Bahaya
a. Menyentuh terminal bertegangan dari alat injeksi yang dapat
menimbulkan electric Shock.
b. Hubung singkat karena menginjeksi phase yang sama, hubung singkat,
kebakaran, dan rusaknya peralatan.
c. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi injeksi tegangan yang
melampaui ketahanan isolasi dari peralatan.
2. Antisipasi
a. Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.
b. Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum memulai
mengoperasikan peralatan praktikum dibawah pengawasan
pembimbing.
c. Matikan semua sumber tegangan sebelum membuat atau mengubah
koneksi apa pun.
d. Menggunakan peralatan pelindung seperti safety shoes dan helmet bila
diperlukan.
e. Biasakan diri Anda dengan peralatan keamanan o MCB

3.3 Prosedur Percobaan


1. Mencatat ratio trafo, sesuai yang tercantum pada belitan trafo.
2. Menyiapkan alat dan bahan percobaan
3. Mengkalibrasi alat ukur.
4. Merangkai alat percobaan (transformator dan kabel) sesuai gambar 3.
5. Sebelum menghubungkan sumber tegangan ke rangkaian, periksa besar
tegangan output sumber tegangan.\
6. Mencatat dan menghitung nameplate transformer ratio pada setiap tapping.
7. Menghubungkan sumber tegangan sesuai rangkaian percobaan.
8. Menyalakan (ON) sumber tegangan.
9. Mengukur tegangan sesuai tabel
10. Mengukur tegangan pada sisi sekunder, untuk semua tapping.
11. Mencatat hasil pengukuran.
12. Mengulangi untuk tap ratio lainnya sesuai gambar dan tabel
3.4 Rangkaian Percobaan

Gambar 3. 1 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 1 dan Ratio 2

Gambar 3. 2 Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 3


BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN

Data NamePlate (Perhatikan tegangan yang tercantum di atas belitan


transformator):
1. Untuk Rangkaian 1 (2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak
terhubung)
NO Titik Ukur Tegangan
SISI PRIMER
1 IU1-1V1 34,5
2 1V1-1W1 31,62
3 1W1 – 1U1 31,64
4 1U1-1U2/N ( PRIMER) 22,13
5 1V1-1V2/N ( PRIMER) 16,2
6 1W1-1W2/N ( PRIMER) 15,7
SISI SEKUNDER 1
1 2U1-2V1 13,28
2 2V1-2W1 13,24
3 2W1-2U1 13,22
4 2U1-2U2/N(SEKUNDER 1) 7,64
5 2V1-2V2/N(SEKUNDER 1) 7,63
6 2W1-2W2/N(SEKUNDER 1) 7,64
SISI SEKUNDER 2
1 3U1-3V1 13,28
2 3V1-3W1 13,25
3 3W1-3U1 13,30
4 3U1-3U2/N(SEKUNDER) 7,66
5 3V1-3V2/N(SEKUNDER) 7,62
6 3W1-3W2/N(SEKUNDER) 7,64
2. Untuk Rangkaian 1 (hubungkan 2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan
3W1 tidak terhubung dan lepaskan Netral 1)
NO Titik Ukur Tegangan
SISI PRIMER
1 IU1-1V1 43,242
2 1V1-1W1 41,1
3 1W1 – 1U1 42,4
4 1U1-1U2/N ( PRIMER) 24,15
5 1V1-1V2/N ( PRIMER) 24,42
6 1W1-1W2/N ( PRIMER) 24,18
SISI SEKUNDER
1 2U1-2V1 17,90
2 2V1-2W1 17,74
3 2W1-2U1 17,64
4 2U1-2U2/N(SEKUNDER 1) 13,24
5 2V1-2V2/N(SEKUNDER 1) 13,42
6 2W1-2W2/N(SEKUNDER 1) 13

3. Untuk Rangkaian 2 (2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak
terhubung)
NO Titik Ukur Tegangan
SISI PRIMER
1 IU1-1V1 43,1
2 1V1-1W1 42,6
3 1W1 – 1U1 42,4
4 1U1-1U2/N ( PRIMER) 24,10
5 1V1-1V2/N ( PRIMER) 24,38
6 1W1-1W2/N ( PRIMER) 24,15
SISI SEKUNDER 1
1 2U1-2V1 31,47
2 2V1-2W1 30,73
3 2W1-2U1 30,45
4 2U1-2U2/N(SEKUNDER 1) 17,40
5 2V1-2V2/N(SEKUNDER 1) 17,70
6 2W1-2W2/N(SEKUNDER 1) 17,24
SISI SEKUNDER 2
1 3U1-3V1 31,46
2 3V1-3W1 30,55
3 3W1-3U1 30,43
4 3U1-3U2/N(SEKUNDER) 17,41
5 3V1-3V2/N(SEKUNDER) 17,70
6 3W1-3W2/N(SEKUNDER) 17,28

4. Untuk Rangkaian 2 (hubungkan 2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan
3W1 tidak terhubung dan lepaskan Netral 1)
NO Titik Ukur Tegangan
SISI PRIMER
1 IU1-1V1 43
2 1V1-1W1 43,2
3 1W1 – 1U1 43,2
4 1U1-1U2/N ( PRIMER) 24,67
5 1V1-1V2/N ( PRIMER) 24,64
6 1W1-1W2/N ( PRIMER)
SISI SEKUNDER
1 2U1-2V1 64,7
2 2V1-2W1 34,84
3 2W1-2U1 34,11
4 2U1-2U2/N(SEKUNDER 1) 35,30
5 2V1-2V2/N(SEKUNDER 1) 35,40
6 2W1-2W2/N(SEKUNDER 1) 11,34
BAB V

ANALISA

Pada percobaan ini dilakukan pengukuran pada belitan transformator (38/11 v)


Yang di mana bertujuan untuk mengetahui ratio kumparan primer dan sekunder
Dari sebuah transformator.

o Pada percobaan pertama yaitu ( 2U2 DAN 3U1,2W2 DAN 3W1 tidak
terhubung) dilakukan pengukuran tegangan pada sisi primer ,sisi sekuinder
1,dan sisi sekunder 2 pada percobaan ini di peroleh hasil seperti pada data
percobaan dimana, ratio tegangan line – line antara sisi primer 1U1 -1V1
sebesar 34,5 sedangkan pada sisi sekunder 1 sebesa 13,28 sisi sekunder 2
sebesar 13,28 sehingga dapat di katakan pada percobaan satu menggunakan
trafo step- down .
o Pada percobaan ke dua yaitu hubungkan 2U2 dan 3U1:2V2 dan 3V1 : 2W2
dan 3W1 tidak terhubung dan di lepaskan netral pada percobaan kedua
dapat dilihat bahwa tegangan pada sisi primer lebih tinggi di bandingkan
tegangan pada sisi sekunder dengan nilai tegangan pada sisi primer 1U1-
1V1 sebesar
= 43,1 sedangkan pada sisi sekunder 2U1 – 2V1 sebesar =17,90 sehingga
dapat di katakan bahwa trafo yang di gunakan adalah trafo step -down .
o Pada percobaan ke tiga yaitu dengan menggunakan rangkaian 2 ( 2U2 dan
3U1 : 2V2 dan 3V1 : 2W2 dan 3W1 tidak terhubung ) dapat kita lihat pada
percobaan ketiga ini bawha nilai tegangan pada sisi primer lebih besar di
bandingkan dengan nilai sisi sekunder 1 dan sekunder 2 yaitu nilai
tegangan sisi primer 1U1-1V1 sebesar 43,1 sedangakan nilai tegangan pada
sisi sekunder 1 sebesar 31,47 sedangan sisi sekunder 2 sebesar 31,46
sehingga dapat di katakan bahwa percobaan ke tiga ini menggunakan trafo
step-down.
o Pada percobaan ke empat atau percobaan terakhir dengan menghubungkan
(2U2 dan 3U1 : 2V2 dan 3V1 dan 3W1 tidak terhubung dan lepas kan
netral 1 ) dapat kita lihat pada percobaan ke 4 ini bahwa nilai tegangan
pada sisi sekunder lebih besar di bandingkan nilai tegangan pada sisi
primer dengan nilai tegangan pada sisi primer 1U1-1V1 sebesar 43,0
sedangkan nilai tegangan pada sisi sekunder sebesar 64,7 sehingga dapat
kita liat bahwa pada percobaan ke empat atau terkhir ini trafo yang di
gunakan adalah trafo ,step
-up .
 Percobaan pertama

Hasil pengukuran :

Vp
Vs = 34,5 = 2,59
13,28

Hasil perhitungan secara teori :

vp = 38 = 3,45
vs 11

Eror = T -P = 3,45 - 2,59 = 0,24 %


T 3,45

Jadi nilai a = 0,24 %

Untuk perhitungan lainya dengan mengikuti cara di atas

 Percobaan ke dua

Hasil pengukuran :

Vp
Vs = 43,1 = 2,40
17,90

Hasil perhitungan secara teori :

vp = 38 = 3,45
vs 11

Eror = T -P = 3,45 – 2,40 = 0,30 %


T 3,45
Jadi nilai a = 0,30 %

Untuk perhitungan lainya dengan mengikuti cara di atas


 Percobaan ke tiga
Hasil perhitungan secara teori :

Hasil pengukuran :

Vp
Vs = 43,1 = 1,3
41,47

Hasil perhitungan secara teori :

vp = 38 = 3,45
vs 11

Eror = T -P = 3,45 – 1,3 = 0,62 %


T 3,45
Jadi nilai a = 0,62 %

Untuk perhitungan lainya dengan mengikuti cara di atas

 Percobaan ke empat
Hasil perhitungan secara teori :

Hasil pengukuran :

Vp
Vs = 43 = 0,6
64,7

Hasil perhitungan secara teori :

vp = 38 = 3,45
vs 11

Eror = T -P = 3,45 – 0,6 = 0,82 %


T 3,45
Jadi nilai a = 0,85 %

Untuk perhitungan lainya dengan mengikuti cara di atas


BAB VI

KESIMPULAN

Ada pun kesimpulan dari hasil praktikum,yaitu sebagai berikut :

1. Apabila sisi primer memiliki tegangan lebih rendah maka akan


menghasilkan tarfo step-up. Sedangkan, jika sisi sekunder memiliki
tegangan lebih sedikit maka akan menghasilkan tarfo step- down.
2. Dari hasil praktikum di ketahui bahwa tegangan pada sisi primer lebih
tinggi di banding dibanding sisi sekunder,dengan demikian transformator
yang di ajukan yaitu jenis trafo step – down .
3. Apa bila pada suatu rangkaian netral 1 di lepaskan maka akan
mempengaruh I nilai tegangan pada sisi sekunder yaitu pada titik ukur
(2U1-2V1 dan 2W1
-3w2/2/n(sekunder2),dimana nilai tegangan nya berbeda dengan nilai titik
ukur lain nya .
Daftar Pustaka

Politeknik negeri ujung pandang. .jobsheet lab pengujian perbandingan belitan


transformator semester v. makassar.

https://www.google.com/search?q=pengertian+tentang+transformator&oq=penger
tian+tentang+transformator+&aqs=chrome..69i57j0i15i22i30j0i22i30l8.11356j0j1
5&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.google.com/search?q=prinsip+kerja+transformator+pdf&sxsrf=ALiC
zsZ1vFbloTgg3K5zKgv1mTYj4dl3eg%3A1667517318621&ei=hktkY8vSJdmVs
eMP9Oq7qAI&oq=prinsip+kerja+sisi+sekunder&gs_lp=Egxnd3Mtd2l6LXNlcnC
4AQEqAggAMgoQABhHGNYEGLADMgoQABhHGNYEGLADMgoQABhHG
NYEGLADMgoQABhHGNYEGLADMgoQABhHGNYEGLADMgoQABhHGN
YEGLADMgoQABhHGNYEGLADMgoQABhHGNYEGLADkAYISJIPUABY
AHABeAHIAQCQAQCYAQCgAQCqAQDiAwQgTRgB4gMEIEEYAOIDBCB
GGACIBgE&sclient=gws-wiz-serp
LAMPIRAN
2. uaaa•',g'«1o l $abwuas zv: 4»a«i, a?: 4o n-I:›un a‹c ‹sitaa

Anda mungkin juga menyukai