TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TRANSFORMATOR
2.1.1 UMUM
Transformator (trafo) merupakan peralatan mesin listrik stasis yang
bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, yang dapat
mentransformasikan enegri listrik dari teganan tinggi ke tegangan rendah
ataupun sebaliknya. Dalam sistem tenaga listrik, transformator digunakan
untuk memindahkan engeri dari satu rangkaian listrik ke rangkaian
berikutnya tanpa merubah frekuensi.
Pada sistem distribusi, transfrmator digunakan untuk menurunkan
tegangan 20kV ke tegangan 400/231 V (untuk sistem fasa tiga). Untuk
fungsi tersebut, trafo dapat berupa trafo satu phasa (gambar 2.1) yang
secara umum memiliki kapasitas ≤ 160 KVA dengan vektor Yzn5
sedangkan trafo tiga fasa ( gambar 2.2) memiliki kapasitas ≥ 160 KVA
dengan vektor Dyn5 (berdasarkan SPLN 50 tahun 1997, serta SPLN
D3.002-1 :2007).
Gambar 2.1 trafo satu fasa Gambar 2.2 trafo tiga fasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
(a) (b)
Gambar 2.7 transformator tegangan dan simbol transformator
tegangan
(a) (b)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Sisi belitan X1 dan X2 adalah sisi tegangan rendah dan sisi belitan
H1 dan H2 adalah sisi tegangan tinggi. Bila salah satu sisi baik tegangan
tinggi ataupun sisi tegangan rendah di hubungkan ke sumber tegangan
bolak balik maka sisi tersebut akan disebut sebagai sisi primer dan sisi
lainnya yang akan dihubungkan dengan beban akan disebut dengan sisi
sekunder.
𝐸1 𝑁1
= (2.3)
𝐸2 𝑁2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Jika rugi rugi trafo tidak diperhitungkan dan efesiensi 100%, maka
secara praktis factor daya primer (PF1) sama dengan factor daya sekunder
(PF2) sehingga besarnya daya primer sama dengan daya sekunder seperti
persamaan berikut :
Maka;
𝐸1 𝐼2
= (2.5)
𝐸2 𝐼1
𝐸1 𝑁1 𝐼2
= 𝑁2 = =𝑎 (2.6)
𝐸2 𝐼1
E1 = N1 = Vp = EP (2.7)
E2 = N2 = VS = ES (2.8)
Dimana ;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
b. Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat terisolasi membentuk suatu kumparan dan
kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap
kumparan lain dengan menggunakan isoalsi padat seperti karton,
pertinax. Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan
sekunder, jika kumparan primer dihubungkan dengan tegangan atau
arus bolak balik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang akan
menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup
(rangkaian beban) maka mengalirlah arus pada kumparan tersebut
sehingga kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan
dan arus.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
c. Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak yang berbasis mineral yang
digunakan karena keunggulan sifat kimia dan kekuatan dielektrik.
Minyak berfungsi sebagai isolasi dan sekaligus media pendingin.
Karakteristik minyak transformator dapat dilihat pada tabel 2.1. kualitas
minyak akan mempengaruhi sifat insulasi dan pendingin.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
d. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui
sebuah bushing, sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Dam
bushing berfungsi penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Bushing sisi sekunder menggunakan bushing keramik
sedangkan jenis bushing primer tergantung dari jenis konstruksi
transformator. Transformator pasang luar menggunakan bushing
keramik sedangkan transformastor pasang dalam pada umumnya
menggunakan plug in bushing. Parameter dalam pemeliharaan bushing
primer adalah jarak rambat yang ditentukan oleh tingkat polusi dari
lokasi terpasangnya transformator (SPLN 50 : 1979 dan SPLN D3.002-
1 : 2007)
e. konservator
Apabila suatu trafo mempunyai beban yang tinggi atau kenaikan suhu
udara luar, maka minyak trafo akan mengembang. Pengembangan
minyak ini diterima oleh Conservator expansion tank. Udara diatas
permukaan minyak didalam conservator terdesak keluar melalui silica
gel dan alat pernapasan udara (air breather) apabila minyak trafo dingin,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
maka udara dari luar akan masuk melalui alat pernapasan, silica gel dan
kembali ke conservator. Tinggi rendahnya minyak didalam conservator
dapat dilihat dalam gelas pendingin yang menempel pada conservator
tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
No. SPLN 1 2 3 4 5 6 7
SPLN 50 : 1982 21 20,5 20 19,5 19 - -
SPLN 50 : 1997 22 21 20 19 18 - -
21 20 19 - - - -
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
b. Transformator hermatical
Konsep lain dari memproteksi transformator dari udara lembab
adalah dengan sistem tangki kedap (hermatically sealed). Pada
sistem ini konservator dan sistem pipa untuk hubungan dengan
atmosfer luar sudah tidak digunakan lagi. Ada dua jenis sistem
hermatik pada transformator distribusi dengan pendekatan
teknolagi berbeda yaitu dengan bantalan gas (hermatically sealed
inert gas cushion) dan minyak penuh (fully filled)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
2. fully filled
konsep hermatik lainnya adalah dengan mengisi seluruh ruang
didalam tangki dengan minyak. Sistem ini diterapkan pada
tangki yang dikonstruksi dengan sirip pendingin dari pelat
corrugated. Bantalan gas tidak digunakan lagi dan perannya
dalam menangani ekspansi minyak diambil ahli oleh
kelenturan sirip dari pelat fleksibel (corrugated). Penggunaan
sirip lentur membuat volume tangki bersifat variable,
membesar saat beban tinggi dan kembali mengecil saat beban
yang lebih rendah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Media
macam sistem didalam transformator diluar transformator
no
pendingin
sirkulasi
sirkulasi paksa sirkulasi alami sirkulasi paksa
alami
1 AN - - udara -
2 AF - - - Udara
3 ONAN minyak - udara -
4 ONAF minyak - - udara
5 OFAN - Minyak Udara -
6 OFAF - Minyak - Udara
7 OFWF Minyak - Air
8 ONAN / ONAF kombinasi 3 dan 4
9 ONAN / OFAN kombinasi 3 dan 5
10 ONAN / OFAF kombinasi 3 dan 6
11 ONAN / OFWF kombinasi 3 dan 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Keterangan:
A : air (udara) O : Oil (minyak)
N : Natural (alamiah) F : Forced (paksa / tekanan)
Y 90
A 105
E 120
B 130
F 155
H 180
C ≥180
*(Abdul kadir.transformator.115)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Sistem insulasi didesain untuk beroperasi pada suhu belitan rata rata
650C dan suhu belitan hottest-spot 800C diatas suhu ambient rata rata 300C.
Dengan kondisi ini suhu operasi transformator diantaranya :
a. 65°C kenaikan suhu rata-rata + 30°C suhu ambient = 95°C suhu rata-
rata belitan
b. 80°C kenaikan hottest-spot + 30°C suhu ambient = 110°C suhu hottest-
spot
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
10.000.000
1.000.000
103
117
Umur trafo [jam]
100.000
10.000
42,60 tahun 10,17 tahun
1.000
20,55 tahun
100
80 90 100 110 120 130 140 150
Suhu [°C]
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa variasi suhu 7oC dari batas suhu
operasi akan terjadi faktor kelipatan dua. Pada suhu 117oC, umur
transformator akan berkurang separuhnya akibat penuaan progresif oleh suhu
tinggi terhadap sistem insulasi sedangkan pada suhu 107oC umur akan lebih
panjang dua kalinya.
Selain itu pula, dengan adanya thermal stress yang sangat tinggi
tersebut akan merusak kertas isolasi trafo itu sendiri. Pada gambar 2.20
berikut ini merupakan contoh figur kerusakan isolasi trafo (kraft paper) pada
suhu 150 0C yang terendam dalam mineral oil dengan waktu variable waktu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Dapat dilihat bahwa ketika isolasi menerima suhu berlebih (150 0C), akan
mengalami penurunan kualitas yang sangat signifikan dalam waktu kurang
dari 6 bulan
Pada suhu beban normal, oksidasi dan lembab cenderung lebih berperan
dalam merusak sistem insulasi. Hasil dari siklus ini adalah pengningkatan kadar
keasaman (acidity) pada minyak, lihat gambar 2.22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
CO2 CO
H2O
Pemecahan
Depolimerisasi
levoglucosane
Dehidrasi
Fragmentasi
levoglucosane
Furan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
dan tepat sesuai dengan kapasitas transformator (rating proteksi tidak terlalu
besar atau kecil)
Tabel 2.5 dan 2.6 merupakan rekomendasi pemilihan rating proteksi sisi
primer berdasarkan IEC 282-2(1974) jenis letupan yang digunakan untk
trafo pasang luar dan standar IEC 282-2 (1970) jenis pembatas arus / current
limiting (HRC) untuk trafo pasang dalam
Tabel 2.5 rekomendasi pemilihan rating pelebur untuk trafo pasang dalam
Keterangan :
Tipe H : pelebur tahan surya
Tipe T : pelebur tipe lambat
Tipe K : pelebut tipe cepat
Tabel 2.6 rekomendasi pemilihan rating pelebur untuk trafo pasang luar
trafo distribusi arus pengenal (A)
tiga fasa 20 KV
daya pengenal arus pengenal tipe T tipe K
(KVA) (A) min maks min maks
50 1,4434 - - 6,3 6,3
100 2,8867 6,3 8 6,3 10
160 4,6188 10 12,5 10 12,5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Garis batas ketahanan pelebur (menurut SPLN diatas) bagi trafo distribusi
umum ditentukan oleh titik titik berikut :
a. 2 x In selama 100 detik : arus beban lebih
b. 12 x In selama 0,1 detik : arus inrush trafo
c. 25 x In selama 2 detik : arus hubung singkat
d.
2.8 PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
Pemeliharaan adalah peningkatan kehandalan yang dilakukan dalam
melaksanakan kegiatan untuk menjaga kondisi sebuah peralatan agar dapat
melakukan fungsinya. Pemeliharan akan dapat meningkatkan kehandalan dan
efesiensi maksimal pada biaya serendah rendahnya, dengan demikian akan
dicapai optimalisasi peralatan melakukan aktivitas pengelolahan peralatan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
c. Pemeliharaan korektif
Pemeliharaan korektif adalah tindakan perbaikan transformator
distribusi yang diakibatkan terjadinya gangguan. Adapun
aktifitas pemeliharan korektif diantaranya : pergantian
komponen atau aksesoris transformator, pengencangan atau
pergantian sambungan (konektor) bushing
http://digilib.mercubuana.ac.id/