Anda di halaman 1dari 12

Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi,


transformator digunakan pada rentang frekuensi audio sampai frekuensi radio dan
video, untuk berbagai keperluan. Kita mengenal misalnya input transformers,
interstage transformers, output transformers pada rangkaian radio dan televisi.
Transformator juga dimanfaatkan dalam sistem komunikasi untuk penyesuaian
impedansi agar tercapai transfer daya maksimum. Dalam penyaluran daya listrik
banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangan tinggi.
Dengan transformator tegangan tinggi ini penyaluran daya listrik dapat dilakukan
dalam jarak jauh dan susut daya pada jaringan dapat ditekan. Di jaringan distribusi
listrik banyak digunakan transformator penurun tegangan, dari tegangan menengah
20 kV menjadi 380 V untuk distribusi ke rumah-rumah dan kantor-kantor pada
tegangan 220 V. Transformator daya tersebut pada umumnya merupakan
transformator tiga fasa. Dalam pembahasan ini kita akan melihat transformator satu
fasa lebih dulu. Kita telah mempelajari transformator ideal pada waktu membahas
rangkaian listrik. Berikut ini kita akan melihat transformator tidak ideal sebagai
piranti pemroses daya. Akan tetapi kita hanya akan membahas hal-hal yang
fundamental saja, karena transformator akan dipelajari secara lebih mendalam pada
pelajaran mengenai mesin-mesin listrik. Mempelajari perilaku transformator juga
merupakan langkah awal untuk mempelajari konversi energi elektromekanik.
Walaupun konversi energi elektromekanik membahas konversi energi antara sistem
mekanik dan sistem listrik, sedangkan transformator merupakan piranti konversi
energi listrik ke listrik, akan tetapi kopling antar sistem dalam kedua hal tersebut
pada dasarnya sama yaitu kopling magnetik.
Uji hubung singkat dilakukan di sisi tegangan tinggi dengan si`si tegangan
rendah dihubung-singkat. Sisi tegangan tinggi menjadi sisi masukan yang
dihubungkan dengan sumber tegangan. Tegangan masukan harus cukup rendah
agar arus di sisi tegangan rendah masih dalam batas nominalnya. Pengukuran di
belitan tegangan tinggi dilakukan seperti halnya pada uji beban nol, yaitu tegangan
masukan Vt , arus masukan It , dan daya (aktif) masukan Pt . Tegangan masukan
yang dibuat kecil mengakibatkan rugi-rugi inti menjadi kecil sehingga kita dapat
membuat pendekatan dengan mengabaikan rugi-rugi inti. Dengan 12 Sudaryatno

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Sudirham, Transformator demikian kita dapat menggunakan rangkaian ekivalen


yang disederhanakan Gb.9. Daya Pt dapat dianggap sebagai daya untuk mengatasi
rugi-rugi tembaga saja, yaitu rugi-rugi pada resistansi ekivalen yang dilihat dari sisi
tegangan tinggi 𝑅 et

Dalam perhitungan ini kita memperoleh nilai 𝑒𝑡 = 𝑅1 + 𝑅′2 . Nilai resistansi


masing-masing belitan dapat diperoleh dengan pengukuran terpisah sebagaimana
telah disebutkan di atas. Untuk reaktansi, kita memperoleh nilai 𝑋𝑒𝑡 = 𝑋1 +
𝑋′2 . Kita tidak dapat memperoleh informasi untuk menentukan reaktansi masing-
masing belitan. Jika sekiranya nilai reaktansi masing-masing belitan diperlukan kita
dapat mengambil asumsi bahwa 1 = 𝑋′2 . Kondisi ini sesungguhnya benar adanya
jika transformator dirancang dengan baik. ( Dikutip dari
https://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/05/transformator.pdf. Diakses

Gangguan hubung singkat yang terjadi pada sebuah transformator dapat


mengakibatkan kerusakan pada isolasi transformator sehingga dapat berpotensi
terjadinya kerusakan pada transformator. Hal ini disebabkan karena arus yang
mengalir pada belitan transformator saat terjadi hubung singkat sangat besar. Untuk
itu perlu diketahui perbedaan antara keadaan transformator dalam keadaan normal
dan keadaan transformator saat terhubung singkat. Keadaan transformator yang
terhubung singkat akan mengakibatkan kondisi gangguan yang bersifat transien.
Begitu pula ketika proses pensaklaran akibat perubahan beban, baik saat
penambahan beban maupun ketika pelepasan beban akan dirasakan efek gangguan
pada transformator. Besarnya Arus hubungan singkat (Short Circuit Current) pada
sebuah jaringan listrik dipengaruhi oleh jenis peralatan listik yang dipasang pada
jaringan tersebut, seperti: generator, transformator, motor dan lain-lain. Untuk

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

menetukan besarnya arus hubungan singkat pada sebuah transformator, terlebih


dahulu kita harus mengetahui besarnya tegangan terminal pada saat short circuit
tersebut timbul. Dalam keadaan tertentu, transformator dapat mengalami gangguan
salah satu jenis gangguan yang mungkin adalah gangguan hubung singkat pada
belitan transformator. Saat terjadi gangguan hubung singkat pada belitan
transformator, maka tegangan dan arus akan berubah. Tegangan dan arus juga dapat
berubah jika terjadi pelepasan beban transformator. Kondisi gangguan hubung
singkat pada transformator harus cepat diketahui untuk mencegah terjadinya
breakdown atau kerusakan total pada transformator. Juga, harus dapat dibedakan
antara gangguan hubung singkat antar belitan pada transformator dengan perubahan
tegangan dan arus akibat pelepasan beban.

Transformasi Wavelet Kontinu (Continuous Wavelet Transform/CWT)


- Wavelet merupakan sebuah fungsi yang pemakaiannya secara khusus yaitu
sebagai fungsi basis atau fungsi dasar untuk dekomposisi sebuah sinyal.
Wavelet induk merupakan dasar dari wavelet yang lain dan merupakan operasi
dari pensakalaan dan translasi untuk mendapatkan wavelet anak.

Transformasi Wavelet Diskrit / DWT


- DWT mempunyai 2 fungsi yaitu fungsi penskalaan dan fungsi wavelet
dimana ini merupakan penyatuan antara filter frekuensi rendah dan filter
frekuensi tinggi. Sinyal asli x[n] dilewatkan melalui filter setengah
frekuensi tinggi g[n] dan setengah frekuensi rendah h[n]. Setelah itu sinyal
menjadi 2 bagian yaitu sinyal frekuensi rendah dengan frekuensi 0 ~ /2 dan
sinyal frekuensi tinggi dengan frekuensi /2 ~ p.

(dikutip dari file:///C:/Users/asus/Downloads/334556150-Tugas-TDL-Analisis-


Karakteristik-Gangguan-Hubung-Singkat-Antar-Belitan-Transformator-pptx.pdf.
Diakses pada tanggal 19 oktober 2017 ).

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

1. Transformasi Impedansi
Transformasi Delta (Δ) ke Bitang (Y) merupakan suatu perubahan
formasi dari susunan impedansi berbentuk Delta diubah menjadi berbentuk
Bintang, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam menghitung impedansi
totalnya. formasi Delta (Δ ) ke bintang (Y), seperti ditunjukkan pada gambar
2.15 berikut ini

Gambar 2.15. Formasi Impedansi Delta (Δ) dan


Bintang (Y)
(a) Impedansi formasi Delta (Δ)
(b) Impedansi formasi Bintang (Y)

Persamaan transformasi dari delta ke bintang adalah:

2 Transformasi Bintang (Y) ke Delta (Δ)


Transformasi Bintang (Y) ke Delta (Δ) merupakan suatu perubahan formasi dari
susunan impedansi berbentuk Bintang diubah menjadi berbentuk Delta, formasi
Delta (Δ ) ke bintang (Y), seperti ditunjukkan pada gambar 2.16 berikut ini

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gambar 2.16. Formasi Impedansi Bintang (Y) dan


Delta (Δ)
(a) Impedansi formasi Bintang (Y)
(b) Impedansi formasi Delta (Δ)

Gangguan-Gangguan Pada Sistem Tenaga


Gangguan pada sistem tenaga terdiri dari dua jenis
yaitu :
1. Gangguan Nonsimetris
a. Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah (LGnd)
b. Gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah (LL-Gnd)
c. Gangguan hubung singkat dua fasa (L-L)

2. Gangguan Simetris
a. Gangguan hubung singkat tiga fasa (L-L-L)
b. Gangguan hubung singkat tiga fasa ke tanah (LL-L-Gnd)

( dikutip dari : www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/.../


L2F307040_ MTA.pdf )

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

1. Hubung singkat satu fasa ke tanah


Hubung singkat ini disebabkan oleh adanya sambaran petir, isolator pecah,
benturan mekanis,
satu kawat kena pohon ataupun tali layang-layang dan lain-lain. Dengan demikian
arus gagguan pada fasa a dapat dicari dengan:
𝐼𝑎𝑓 = 3𝐼𝑎0 = 3𝐼𝑎1 = 3𝐼𝑎2
𝑉𝑎𝑓 = 𝑍𝑓 𝐼𝑎𝑓
maka,

2. Hubung singkat dua fasa ke tanah


Hubung singkat ini disebabkan oleh adanya tegangan lebih pada salah satu fasa
yang disertai flash over yang terjadi dengan isolator dari fasa disebelahnya. Pada
gangguan F dengan sebuah impedansi gangguan Zf dan impedansi dari saluran ke
tanah ZG (yang sama dengan nol atau tak terhingga). Dari persamaan arus di titik
gangguan dihasilkan arus gangguan dua fasa ke tanah, yaitu:

3. Hubung singkat antar fasa


Dari gangguan berikut diketahui bahwa:
Iaf = 0, Iao = 0, Ibf = -Icf
Dan Vbc = Vb-Vc = Zf.Ibf
Iao=0
Sehingga arus urutan dapat dikethui sebagai berikut:

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

4. Hubung singkat tiga fasa ke tanah


Gangguan ini jarang terjadi namun tetap harus mendapat perhatian. penyebab
gangguan ini antara lain surja petir yang menyambar ketiga kawat fasa ataupun
pohon yang mengenai kawat fasa. Gangguan ini Merupakan gangguan yang paling
besar dari gangguan-gangguan tersebut diatas.

Jika ZG = 0, Maka arus gangguan tiga fasanya


adalah:

Dikuti dari:
/download.portalgaruda.org/article.php?article=168834&val=5447&title=STUDI
%20ANALISA%20GANGGUAN%20HUBUNG%20SINGKAT%201%20FASA
%20KE%20TANAH%20PADA%20SUTT%20150%20KV%20UNTUK%20SET
TING%20RELAY%20OCR%20

1. Gangguan Hubung Singkat


Gangguan hubung singkat dapat juga terjadi akibat adanya isolasi yang
tembus atau rusak karena tidak tahan terhadap tegangan lebih, baik yang berasal
dari dalam maupun yang berasal dari luar (akibat sambaran petir). Bila gangguan
hubung singkat dibiarkan berlangsung dengan lama pada suatu sistem daya, banyak

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

pengaruh pengaruh yang tidak diinginkan yang dapat terjadi (Stevenson, 1982: 317)
:
a. Berkurangnya batas-batas kestabilan untuk sistem daya.
b. Rusaknya perlengkapan yang berada dekat dengan gangguan yang
disebabkan oleh arus tak seimbang, atau tegangan rendah yang ditimbulkan
oleh hubung singkat.
c. Ledakan-ledakan yang mungkin terjadi pada peralatan yang mengandung
minyak isolasi sewaktu terjadinya suatuhubung singkat, dan yang mungkin
menimbulkan kebakaran sehingga dapat membahayakan orang yang
menanganinya dan merusak peralatan – peralatan yang lain.
d. Terpecah-pecahnya keseluruhan daerah pelayanan sistem daya itu oleh
suatu rentetan tindakan pengamanan yang diambil oleh sistem – sistem
pengamanan yang berbeda – beda; kejadian ini dikenal sebagai “cascading”.
Klasifikasi gangguan :
A. Jenis gangguan berdasarkan lamanya gangguan
1. Gangguan permanen Gangguan yang bersifat permanen dapat disebabkan
oleh kerusakan peralatan, sehinggga gangguan ini baru hilang setelah
kerusakan ini diperbaiki atau karena ada sesuatu yang mengganggu secara
permanen. Contoh gangguan ini yaitu adanya kawat yang putus, terjadinya
gangguan hubung singkat, belitan trafo, tembus isolasi.
2. Gangguan temporer Merupakan gangguan yang terjadi dalam waktu yang
singkat saja dimana kemudian sistem kembali dalam keadaan normal.
B. Dari kesimetrisan atau keseimbangan
1. Simetri atau seimbang Gangguan ini terdiri dari :
a. Tiga fasa (3ᴓ)
b. Tiga fasa ke tanah (3ᴓ-N)

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

2. Tidak simetri atau tidak seimbang Gangguan ini terdiri dari :


a. Antar fasa (2ᴓ)
b. Dua fasa ke tanah (2ᴓ - N)
c. Satu fasa ke tanah (1ᴓ - N)

2. Komponen Simetris
Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga fasa dapat
diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang komponen
itu adalah (Stevenson, 1982: 260):
a. Komponen urutan positif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya,
terpisah satu dengan yang lainnya dalam fasa sebesar 1200, dan mempunyai
urutan fasa yang sama seperti fasor aslinya.
b. Komponen urutan negatif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya,
terpisah satu dengan yang lainnya dalam fasa sebesar 1200, dan mempunyai
urutan fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya.
c. Komponen urutan nol, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan
dengan pergeseran fasa nol antara fasor yang satu dengan yang lain. Tujuan
lain adalah untuk memperlihatkan bahwa setiap fasa dari sistem tiga fasa
tak seimbang dapat di pecah
menjadi tiga set komponen, sebagai berikut :

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Gangguan Hubung Singkat 1 fasa ke Tanah


Untuk gangguan ini dianggap fasa amengalami gangguan. Gangguan ini dapat
digambarkan pada gambar di bawah:

(Dikuti dari : lib.ui.ac.id/file?file=digital/124057-R030814 Studi%20


perencanaan-Literatur.pdf )

Short Circuit (Arus hubungan Singkat) Pada Transformator –

Besarnya Arus hubungan singkat (Short Circuit Current) pada sebuah


jaringan listrik dipengaruhi oleh jenis peralatan listik yang dipasang pada jaringan
tersebut, seperti : generator, transformator, motor dll.

Untuk menetukan besarnya arus hubungan singkat (short circuit current)


pada sebuah transformator , terlebih dahulu kita harus mengetahui besarnya
tegangan terminal pada saat short circuit tersebut timbul (Usc %).

Nilai Usc% dapat diketahui melalui pengujian hubungan singkat pada


terminal trafo sbb :

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

Ketika transformator di-energize, tegangan V input = 0 Volt

1. Terminal disisi sekunder dihubungsingkatkan (short circuit)


2. Naikan teganan V Input dengan mengatur potensiometer, sampai arus yang
terbaca pada Ampermeter disisi sekunder mencapai I rate.

Tegangan yang V input yang terbaca pada volt meter = Usc

Dikarenakan Isc (Arus hubngan singakt) dalam satuan kA, maka Isc didapat
dari perhitungan :

Isc = Ir/Usc.
(dikutip dari https://direktorilistrik.wordpress.co.id/2012/11/short-circuit-arus-
hubungan-singkat.html. Diakses pada tanggal 19 oktober 2017 ).

Persentase tegangan primer pada saat terjadi hubung singkat terhadap


tegangan nominal dapat ditentukan sebagai berikut :

Lab. Konversi Energi Listrik


Praktikum Mesin-Mesin Listrik

𝑉ℎ𝑠
𝑋 100%
𝑉𝑛𝑜𝑚

Dari prosentase tegangan hubung singkat terhadap tegangan nominal tersebut di


atas dapat diketahui besar arus hubung singkat yang terjadi bila trafo bekerja pada
tegangan nominal.

Pada percobaan trafo hubung singkat tegangan primer relatif kecil ( antara 0
hingga 15% dari tegangan nominal ), maka mutual fluks yang dihasilkan oleh inti
trafo dapat diabaikan, sehingga rangkaian pengganti trafo dalam keadaan hubung
singkat dapat digambarkan sebagai berikut :

R ek X ek

V in I hs

Gambar 8.1. Rangkaian Pengganti Trafo

Dari rangkaian pengganti tersebut dapat ditentukan besar rugi tembaga (Pcu) dan
konstanta trafo pada beban nominal, yaitu :

Pcu = Phs = daya hubung singkat

𝑃ℎ𝑠 𝑉𝑖𝑛
𝑋𝑒𝑘 = √𝑍 2 𝑒𝑘 − 𝑅 2 𝑒𝑘𝑅𝑒𝑘 = 𝑍𝑒𝑘 =
𝐼ℎ𝑠2 𝐼ℎ𝑠

Dari harga Rek dan Xek ini dapat ditentukan rugi tegangan pada trafo saat
berbeban. ( dikutip dari https://www.scribd.com/document/96968631/trafo-
hubung-singkat di palembang. Diakses pada tanggal 19 oktober 2017 ).

Lab. Konversi Energi Listrik

Anda mungkin juga menyukai