Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PERALATAN LISTRIK

“SURVEI GARDU TRANSFORMATOR DISTRIBUSI”


Di jl. Karah Jambangan ( Kelurahan Karah)

Nama Kelompok :
1. Agung Bayu S. (135874030)
2. M. Roby Adam (135874031)
3. Fadlil Maula (135874032)
4. Doni Wahyudi I.C. (135874033)
5. Rahmat Rizky F. (135874035)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah Pendidikan ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Peralatan Listrik”.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah pada penelitian kami selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surabaya, 11 Oktober 2016

Penulis
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Transformator merupakan suatu alat listrik yang termasuk ke dalam klasifikasi


mesin listrik static yang berfungsi menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah dan sebaliknya. Atau dapat juga diartikan mengubah tegangan arus bolak-
balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat
dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.

Transformator Arus Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data
masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau
sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang
mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya
diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.

Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis membatasi tentang bagian-bagian gardu transformator


distribusi. Bagian-bagian dari transformator distribusi dan fungsi dari komponen-komponen
dari trafo distribusi.

Tujuan

Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui letak komponen dan fungsi dari
komponen trafo distribusi yang ada.
PEMBAHASAN

GARDU TRAFO DISTRIBUSI

A. Umum

Gardu trafo distribusi berlokasi dekat dengan konsumen. Transformator dipasang


pada tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan transformator
dan sistemnya, gardu dilengkapi dengan unit-unit pengaman. Karena tegangan yang masih
tinggi belum dapat digunakan untuk mencatu beban secara langsung, kecuali pada beban
yang didisain khusus, maka digunakan transformator penurun tegangan ( step down) yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah 400/230Volt.
Gardu trafo distribusi ini terdiri dari dua sisi, yaitu : sisi primer dan sisi sekunder.

Sisi primer merupakan saluran yang akan mensuplay ke bagian sisi sekunder. Unit
peralatan yang termasuk sisi primer adalah :
a) Saluran sambungan dari SUTM ke unit transformator (primer trafo).

b) Fuse cut out.

c) Ligthning arrester.

Gardu trafo distribusi ditunjukkan pada Gambar 1.1.


Gambar 1.1.Gardu trafo distribusi ditunjukkan pada Transformator Distribusi

Tujuan dari penggunaan transformator distribusi adalah untuk mengurangi


tegangan utama dari sistem distribusi listrik untuk tegangan pemanfaatan penggunaan
konsumen.Transformator distribusi yang umum digunakan adalah transformator step-down
20kV/400V. Tegangan fasa ke fasa sistem jaringan tegangan rendah adalah 380 V. Karena
terjadi drop tegangan, maka pada tegangan rendahnya dibuat diatas 380V agar tegangan
pada ujung penerima tidak lebih kecil dari 380V. Sebuah transformator distribusi perangkat
statis yang dibangun dengan dua atau lebih gulungan digunakan untuk mentransfer daya
listrik arus bolak-balik oleh induksi elektromagnetik dari satu sirkuit ke yang lain pada
frekuensi yang sama tetapi dengan nilai-nilai yang berbeda tegangan dan arusnya.

Transformator distribusi yang terpasang pada tiang dapat dikategorikan menjadi :

• Conventional transformers
• Completely self-protecting ( CSP ) transformers

Completely self-protecting for secondary banking ( CSPB ) transformers

Conventional transformers tidak memiliki peralatan proteksi terintegrasi terhadap


petir,gangguan dan beban lebih sebagai bagian dari trafo. Oleh karena itu dibutuhkan fuse
cutout untuk menghubungkan conventional transformers dengan jaringan distribusi
primer. Lightning arrester juga perlu ditambahkan untuk trafo jenis ini.

Completely self-protecting ( CSP ) transformers memiliki peralatan proteksi


terintegrasi terhadap petir, baban lebih, dan hubung singkat. Lightning arrester terpasang
langsung pada tangki trafo sebagai proteksi terhadap petir. Untuk proteksi terhadap beban
lebih, digunakan fuse yang dipasang di dalam tangki. Fuse ini disebut weak link. Proteksi
trafo terhadap gangguan internal menggunakan hubungan proteksi internal yang dipasang
antara beliran primer dengan bushing primer.

Completely self-protecting for secondary banking ( CSPB ) transformers mirip dengan


CSP transformers, tetapi pada trafo jenis ini terdapat sebuah circuit breaker pada sisi
sekunder, circuit breaker ini akan membuka sebelum weak link melebur.

B. Konstruksi Transformator

Transformator merupakan alat listrik statis yang digunakan untuk memindahkan


daya dari satu rangkaian ke rangkaian yang lain dengan mengubah tegangan, tanpa
mengubah daya dan frekuensi. Transformator terdiri dari dua kumparan yang saling
berinduksi ( mutual inductance ). Kumparan ini terdiri dari lilitan konduktor berisolasi
sehingga kedua kumparan tersebut terisolasi secara elektrik antara yang satu dengan yang
lain. Ratio perubahan tegangan tergantung dari ratio perbandingan jumlah lilitan kedua
kumparan itu. Kumparan yang menerima daya listrik disebut kumparan primer sedangkan
kumparan yang terhubung ke beban disebut kumparan sekunder. Kedua kumparan itu
dililitkan pada suatu inti yang terbuat dari laminasi lembaran baja yang kemudian
dimasukkan ke dalam tangki berisi minyak trafo.
Apabila kumparan primer dialiri arus listrik bolak – balik, maka akan timbul fluks
magnetik bolak – balik sepanjang inti yang akan menginduksi kumparan sekunder
sehingga kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan.

Konstruksi dasar transformator ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 1.2 Konstruksi Dasar Transformator

Apabila trafo diasumsi sebagai trafo ideal dimana tidak terjadi rugi-rugi daya pada
trafo, maka daya pada kumparan primer (P1) sama dengan daya pada kumparan sekunder
(P2). Besar tegangan dan arus pada kumparan sekunder diatur menggunakan perbandingan
banyaknya lilitan antara kumparan primer dan kumparan sekunder berdasarkan rumus :

N p Vp Is
........................................................................... (2.1)

Ns Vs Ip

dimana :

Np = Banyaknya lilitan kumparan sisi primer

Ns = Banyaknya lilitan kumparan sisi sekunder

Vp = Tegangan sisi primer (V)


Vs = Tegangan sisi sekunder (V)

Ip = Arus sisi primer (Amp)

Is = Arus sisi sekunder (Amp)


C. Hasil Survei Trafo Distribusi
Berikut ini adalah hasil survei yang telah kelompok kami lakukan yang berlokasi
di kelurahan Karah, Jambangan. Trafo distribusi ini mem- Back up daerah Karah dan
sekitarnya. Berikut foto Trafo distribusi 20 KV area Karah, Jambangan.

Lihtning
Arester
Fuse cut Out

Cross Arm

Transformator

Tiang

Low Voltage
Cabinet

Grounding Grounding

Gambar 1.3. Trafo Distribusi


Bagian-bagian Trafo Distribusi :
1. Transformator
Transformator distribusi yang umum digunakan adalah
transformator step-down 20kV/400V. Tegangan fasa ke fasa sistem jaringan
tegangan rendah adalah 380 V. Karena terjadi drop tegangan, maka pada
tegangan rendahnya dibuat diatas 380V agar tegangan pada ujung penerima
tidak lebih kecil dari 380V.

Gambar 1.4. Trafo Distribusi


2. Inti Transformator
Secara umum inti transformator dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
tipe inti (core type), dan tipe cangkang (shell type). Tipe inti dibentuk dari
lapisan besi berisolasi berbentuk persegi panjang dan kumparan
transformatornya dibelitkan pada dua sisi persegi.
Sedangkan tipe cangkang dibentuk dari lapisan inti berisolasi dan
kumparan transformatornya di belitkan di pusat inti. Transformator dengan
tipe konstruksi shell memiliki kehandalan yang lebih tinggi dari pada tipe
konstruksi core dalam menghadapi tekanan mekanis yang kuat pada saat
terjadi hubung singkat. Kedua tipe inti transformator ini ditunjukkan pada
Gambar 2.3.
Gambar 1.5 Inti Transformator

3. Minyak Transformator
Minyak transformator memegang peranan penting dalam sistem
isolasi trafo dan juga berfungsi sebagai pendingin untuk menghilangkan
panas akibat rugi-rugi daya pada trafo. Kandungan utama minyak trafo
adalah naftalin, parafin dan aromatik. Keuntungan minyak trafo sebagai
isolator dalam trafo adalah :
 Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan
dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang
lebih tinggi.
 Isolasi cairakan mengisicelah atau ruang yang akan diisolasi dan
secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang
timbul akibat rugi daya.
 Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing)
jika terjadi pelepasan muatan (discharge).
Kekuatan dielektrikadalah ukuran kemampuan elektrik suatu
material sebagai isolator. Kekuatan dielektrik didefenisikan sebagai
tegangan maksimum yang dibutuhkan untuk mengakibatkan dielectric
breakdown pada material yang dinyatakan dalam satuan Volt/m. Semakin
tinggi kekuatan dielektrik minyak trafo, maka semakin bagus kualitas
minyak tersebut sebagai isolator. Hasil uji kekuatan dielektrikyang rendah,
menunjukkan adanya benda-benda pengotor minyak seperti air atau partikel
penghantar dalam minyak. Sebaliknya, apabila hasil uji kekuatan dielektrik
tinggi, bukan berarti bahwa tidak terjadi pengotoran dalam minyak tersebut.
Untuk mencegah kemungkinan timbulnya kebakaran pada peralatan, perlu
dipilih minyak dengan titik nyala yang tinggi. Titik nyala minyak baru tidak
boleh lebih kecil dari 135 °C, sedangkan untuk minyak bekas tidak boleh
kurang dari 130 °C.
Menurut SNI 04 - 6954.2 - 2004 batas kenaikan suhu minyak bagian atas
yang diperbolehkan adalah 60 °K pada suhu lingkungan sekitar normal (
25°C sampai 40°C ).
4. Bushing Transformator
Untuk tujuan keamanan, konduktor tegangan tinggi dilewatkan
menerobos suatu bidang yang dibumikan melalui suatu lubang terbuka yang
dibuat sekecil mungkin dan biasanya membutuhkan suatu pengikat padu
yang disebut bushing.Konstruksi suatu bushing sederhana ditunjukkan pada
Gambar 1.7.

Gambar 1.6 Konstruksi Suatu Bushing Sederhana

Bagian utama suatubushingterdiri dari inti atau konduktor, bahan


dielektrik dan flans yang terbuat dari logam. Inti berfungsi untuk
menyalurkan arus dari bagian dalam peralatan ke terminal luar dan bekerja
pada tegangan tinggi. Dengan bantuan flans, isolator diikatkan pada badan
peralatan yang dibumikan.
5. Fuse Cut out
Fuse adalah peralatan proteksi arus lebih yang bekerja dengan
menggunakan prinsip melebur. Terdapat dua tipe fuse berdasarkan
kecepatan melebur elemen fusenya (fuse link), yaitu tipe K (cepat) dan tipe
T (lambat). Fuse yang didesain untuk digunakan pada tegangan diatas
600V dikategorikan sebagai fuse cutout. Fuse cutoutjenis ekspulsi
(expulsion type) adalah jenis yang paling sering digunakan pada sistem
distribusi saluran udara. Fuse jenis inimenggunakan elemen fuse yang
relatif pendek yang dipasang di dalam fuse catridge.
Pada umumnya fuse cutout dipasang antara trafo distribusi dengan
saluran distribusi primer. Pada saat terjadi gangguan, elemen fuse akan
melebur dan memutuskan rangkaian sehingga akan melindungi trafo
distribusi dari kerusakan akibat gangguan dan arus lebih pada saluran
primer, atau sebaliknya memutuskan saluran primer dari trafo distribusi
apabila terjadi gangguan pada trafo atau jaringan sisi sekunder sehingga
akan mencegah terjadinya pemadaman pada seluruh jaringan primer.
6. Lightning Arrester
Penggunaan lightning arrester pada sistem distribusi adalah untuk
melindungi peralatan dari gangguan akibat sambaran petir. Arrester juga
dipergunakan untuk melindungi saluran distribusi dari flashover. Arrester
dipasang pada peralatan yang dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah.
Agar perlindungan saluran menjadi lebih efektif, arrester harus dipasang
pada setiap fasa pada tiap tiang. Pada saat sistem bekerja keadaan normal,
arrester memiliki sifat sebagai isolator. Apabila terjadi sambaran petir,
arrester akan berubah menjadi konduktor dan membuat jalan pintas
(bypass) ke tanah yang mudah dilalui oleh arus petir, sehingga tidak
menimbulkan tegangan lebih yang tinggi pada trafo. Jalur ke tanah tersebut
harus sedemikian rupa sehingga tidak akan mengganggu aliran daya
normal. Setelah petir hilang, arrester harus menutup dengan cepat kembali
menjadi isolator, sehingga tidak mengakibatkan pemutus daya terbuka.
Pada kondisi operasi normal, arus bocor pada arrester tidak boleh melebihi
2 mA. Apabila arus bocor melebihi angka tersebut, kemungkinan besar
arrester mengalami kerusakan.
Pada saluran distribusi, arrester yang biasanya digunakan adalah
arrester jenis katub (valve type). Arrester jenis katub terdiri dari sela percik
dan sela seri yang terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai
karakteristik tidak linier. Tegangan frekuensi dasar tidak dapat
menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela seri tembus pada
saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, sela tersebut berfungsi menjadi
penghantar. Sela seri tidak bisa memutuskan arus susulan. Dalam hal ini
sela seri dibantu oleh tahanan non linier yang mempunyai karakteristik
tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus susulan dari
frekuensi dasar. Lightning arrester jenis katub ditunjukkan pada Gambar
1.8.

Gambar 1.7 Lightning Arrester


7. Pembuian (Grounding)
Pembumian adalah penghubungan suatu bagian dari rangkaian
listrik atau bagian yang bersifat konduktor tetapi bukan bagian dari
rangkaian listrik yang pada keadaan normal tidak bertegangan ke bumi.
Tujuan dari pembumian adalah :
 Mengurangi tegangan kejut listrik pada peralatan.
 Memberi jalan bagi arus gangguan, baik akibat terjadinya arus
hubung singkat ke tanah maupun akibat terjadinya sambaran petir.
 Untuk membatasi tegangan pada fasa yang tidak mengalami
gangguan.
Gambar 1.8 Grounding Trafo Distribusi
8. Tiang
Pada umumnya tiang listrik yang sekarang pada Saluran Udara
Tegangan Menengah ( SUTM ) 20 kV terbuat dari beton bertulang dan tiang
besi. Pemakaian tiang kayu sudah jarang digunakan karena daya tahannya (
umurnya ) relatif pendek dan memerlukan pemeliharaan khusus.
Dilihat dari fungsinya, tiang listrik dibedakan menjadi dua yaitu
tiang pemikul dan tiang tarik. Tiang pemikul berfungsi untuk memikul
konduktor dan isolator,sedangkan tiang tarik berfungsi untuk menarik
konduktor.
Pada SUTM 20 kV, jarak antar tiang ditetapkan sebesar 40 meter,
tetapi jarak tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi wilayah sehingga
diberi standar yang jelas sejauh 30 - 50 meter. Untuk pemasangan tiang,
sudah ada standar untuk kedalaman tiang yang harus ditanam dibawah
permukaan tanah yaitu 1/6 dari panjang tiang.

Anda mungkin juga menyukai