Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

OBSERVASI JARINGAN DISTRIBUSI FT UNY


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Teknik Transmis dan Distribusi
Dosen Pembimbing : Dr.Zamtinah,M.Pd.

Disusun Oleh :
WAHYU KRISTIANTO
15501241032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. TUJUAN
Setelah melaksanakan observasi diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengamati jaringan distribusi tegangan menengah di FT UNY.
2. Mengetahui komponen-komponen dalam jaringan distribusi tegangan menengah di FT UNY.
3. Mengidentifikasi Sistem Saluran Distribusi di Fakultas Teknik UNY.
4. Mengidentifikasi komponen-komponen utama dan pendukung dalam Sistem Saluran
Distribusi.
5. Memahami fungsi dari masing-masing komponen Sistem Ditribusi pada saluran Distribusi
FT UNY.
6. Mengidentifikasi konstruksi dan bentuk tiang pada saluran distribusi di FT UNY.

B. DASAR TEORI
Sistem tenaga listrik membutuhkan keseimbangan yang terus menerus, energi pada
penggerak awal dengan beban listriknya agar dapat beroperasi dengan stabil. Beban listrik
terus bervariasi seperti misalnya beban penerangan, peralatan listrik, atau motor-motor listrik.
Perubahan sebuah beban mungkin relative kecil dibandingkan sistem tenaga listrik secara
keseluruhan tetapi setiap kali beban bertambah atau berkurang harus diikuti dengan
perubahan daya pada penggerak awal generator. Jika daya mekanik pada poros penggerak
awal tidak dengan segera menyesuaikan dengan besarnya beban listrik maka frekuensi dan
tegangan akan bergeser dari posisi normal. Keadaan yang lebih buruk dapat terjadi apabila
ada pada sistem seperti pada saluaran
kontinuitas pelayanan daya pada sebagian atau bahkan ke seluruh konsumen.

Metoda yang dipakai untuk menganalisa keseimbangan beban salah satunya dengan
menghitung nilai losses dan drop voltage pada penghantar jaringan distribusi, diambil
perhitungan jatuh tegangan dan rugi-rugi tegangan sehingga mendapatkan nilai losses dan VD
dari jumlah trafo yang terpasang pada saluran. Dengan diketahuinya hasil perhitungan maka
dapat digambarkan untuk keseimbangan beban antar fase yang berbeban agar beban tiap fase
setidaknya seimbang.

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna
untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai
konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah;
1) Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan)
2) Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan

Karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsun melalui jaringan
distribusi. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan
tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk dengan
transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154 kV, 220 kV atau 500 kV kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil
kerugian dayalistrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah
sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R). Dengan daya yang sama bila nilai
tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga
akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan
transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem
tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari
saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan
tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt .
Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini
jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik
secara keseluruhan. Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan
setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat
tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi
lingkungan dan mahalnya harga perlengkapanperlengkapannya, selain menjadi tidak cocok
dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat
beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo
step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga
di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.

C. HASIL PENGAMATAN
1) Gardu Distribusi
Gardu listrik pada dasarnya adalah rangkaian dari suatu perlengkapan
hubung bagi ;
a. PHB tegangan menengah;
b. PHB tegangan rendah

Masing-masing dilengkapi gawai-gawai kendali dengan komponen proteksinya. Jenis-


jenis gardu listrik atau gardu distribusi didesain berdasarkan maksud dan tujuan
penggunaannya sesuai dengan peraturan Pemda setempat, yaitu:
1. Gardu Distribusi konstruksi beton (Gardu Beton);
2. Gardu Distribusi konstruksi metal clad (Gardu besi);
3. Gardu Distribusi tipe tiang portal, dan Distribusi tipe tiang cantol
(Gardu Tiang);
4. Gardu Distribusi mobil tipe kios, dan Gardu Distribusi mobil tipe trailer
(Gardu Mobil).

Komponen-komponen gardu :
a. PHB sisi tegangan rendah;
b. PHB pemisah saklar daya);
c. PHB pengaman transformator);
d. PHB sisi tegangan rendah;
e. Pengaman tegangan rendah;
f. Sistem pembumian;
g. alat-alat indikator.

Instalasi perlengkapan hubung bagi tegangan rendah berupa PHB TR atau rak
TR terdiri atas 3 bagian, yaitu :
1. Sirkit masuk + sakelar;
2. Rel pembagi;
3. Sirkit keluar + pengaman lebur maksimum 8 sirkit.

2) Transformator
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan sebagai jantung dari
transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi
secara maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu
transformator seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena
it transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik
dan tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagianbagian transformator dan
bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian yang lainnya. Berdasarkan tegangan
operasinya dapat dibedakan menjadi transformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut
Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV disebut juga trafo
distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan untuk sistem
pengamanan / proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV
ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan
dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya.
Transformator dapat dibagi menurut fungsi / pemakaian seperti:
 Transformator Mesin (Pembangkit )
 Transformator Gardu Induk
 Transformator Distribusi

Transformator dapat juga dibagi menurut Kapasitas dan Tegangan seperti:


 Transformator besar
 Transformator sedang
 Transformator kecil

Konstruksi Bagian-bagian Transformator

Transformator terdiri dari :


a. Bagian Utama
1. Inti besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui
kumparan. Dibuat dari lempengan-lempenga besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas
(sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

4. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor
yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut
dengan
tangki trafo.

5. Tangki Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam
tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

b. Peralatan Bantu.
1. Tap Changer
Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi
sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan /primer yang berubah-ubah. Tap
changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan
transformator tidak berbeban disebut “Off Load Tap Changer” dan hanya dapat dioperasikan manual.

Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam keadaan
transformator berbeban disebut “On Load Tap Changer” dan dapat dioperasikan secara manual atau
otomatis. Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan konsumen (PLN
Distribusi), tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat dirubah sesuai keinginan. Untuk
memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua sisi belitan transformator dibuat tap
(penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi (rasio) trafo.

Ada dua cara kerja tap changer:


1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban.
2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban (On Load Tap Changer / OLTC)

Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer yang dapat
dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer. Sedangkan transformator
penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya menggunakan tap changer
yang dioperasikan hanya pada saat trafotenaga tanpa beban.

OLTC terdiri dari :


1. Selector Switch,
2. diverter switch, dan
3. transisi resistor.

Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka
OLTC direndam di dalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi utama trafo
(ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main tank).
Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena elektris, mekanis,
kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan cepat menurun. tergantung dari jumlah
kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC.

2. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)


Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak pun
akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan
mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun,
minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut
pernapasan transformator.
b. Peralatan Proteksi

1. Rele Bucholz
Rele bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam
transformator yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh karena :
a) Hubung singkat antar lilitan /dalam phasa
b) Hubung singkat antar phasa
c) Hubung singkat antar phasa ke tanah
d) Busur api listrik antar laminasi
e) Busur api listrik karena kontak yang kurang baik

2. Pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane) / Bursting Plate


Alat ini berupa membrane yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas,
berfungsi sebagai pengaman tangki transformato terhadap kenaikan tekanan gas yang timbul di dalam
tangki (yang akan pecah pada tekanan tertentu) dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan
tangki transformator.

4. Rele pengaman tangki

3) Tiang Listrik
Tiang listrik untuk SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal, kecuali untuk gardu tiang memakai
tiang ganda. Pemasangan tiang biasanya dipasang di tepi jalan baik jalan raya maupun gang.
Pemasangan tiang dapat dikurangi dengan pemakaian sistem saluran bawah tanah pada sistem
distribusi. Tiang listrik biasanya berupa pipa makin ke atas makin kecil diameternya, jadi tiang bawah
mempunyai diameter besar. Tiang besi berangsur-angsur diganti dengan tiang beton. Perencanaan
material dan ukuran tiang listrik ditentukan oleh faktor-faktor mekanis seperti momen, kecepatan
angin, kekuatan tanah, besar beban penghantar, kekuatan tiang dansebagainya. Jenis tiang listrik
menurut kegunaanya :
o Tiang awal / akhir
o Tiang penyangga
o Tiang sudut
o Tiang Peregang / tiang tarik
o Tiang Topang
4) Cross Arm / Traves
Cross Arm (Lengan Tiang)/ Travers Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan
yang perlu dipasang diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm dipasang pada
tiang. Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem, disekrup dengan baut dan mur secara
langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut penyangga isolator dan peralatan lainnya, biasanya
Cross Arm ini dibor terlebihdahulu untuk membuat lubang-lubang baut. Dalam bahasa
lapangannya pada pln yaitu bracket.

5) Isolator
a. Isolator Tumpu
Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau Cross Arm (bracket).
Jenis-jenis isolator yang digunakan biasanya dipakai untuk SUTM adalah isolator tumpu.

b. Isolator Tarik
Isolator tarik biasanya dipasang di tiang tarik atau akhir dan isolator tumpu biasanya dipasang
pada tiang penyangga. Isolator tarik/hang tarik juga berfungsi pengencang dan penahan kabel.

6) HASIL PENGAMATAN
Sistem distribusi Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari : Pusat Pengatur
(Distribution Control Center, DCC), saluran tegangan menengah (6kV dan 20kV, yang
juga biasa disebut tegangan distribusi primer) yang merupakan saluran udara atau kabel tanah,
gardu distribusi tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel pengatur tegangan
menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380V, 220V)
yang menghasilkan tegangan kerja/ tegangan jala-jala untuk industri dan konsumen.
Genset yang dimiliki fakultas teknik uny memiliki kapasitas 500 KVA. Genset ini
mensuplay gedung di fakultas teknik kecuali kplt dan lptk. Genset berfungsi untuk mengaliri
arus listrik jika arus listrik dari PLN mengalami gangguan. Setting genset dapat disetting
manual maupun otomatis. Gambar single line diagram genset pada fakultas teknik dapat
dilihat pada gambar
Gambar 2. Single line diagram

Komponen – komponen dari Ats- Ams genset di FT UNY antara lain:


Komponen Kontrol
1. Relay
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis mengontrol
penghubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting dari banyak sistem
kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak jauh dan pengontrolan alat tegangan dan arus
tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah.
2. Kontroler
Dalam suatu mesin yang diinginkan bekerja secara automatis maka selain sensor dan
aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah kontroler. Kontroler merupakan otak
dari dari suatu sistem kontrol. Programmable logic controller (PLC) merupakan suatu
bentuk khusus pengontrol berbasis - mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang
dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk mengimplementasikan
fungsi-fungsi semisal logika, pewaktuan (timing), pencacahan (counting) dan aritmatika
guna mengontrol mesin-mesin dan proses-proses.
3. Fuse : Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan beban lebih maupun
adanya gangguan hubung singkat.

4. PMT : Berfungsi untuk memutuskan saluran secara keseluruhan pada tiap out put.
Pemutusan dapat terjadi karena adanya gangguan sehingga secara otomatis PMT akan
membuka ataupun secara manual diputuskan karena adanya pemeliharaan jaringan.
5. Tansformator : Berfungsi untuk menurunkan level tegangan sehingga sesuai dengan
tegangan kerja yang diinginkan. Daya 630 kVA, tegangan 20KV/400V, dengan tipe
pendingin minyak, sambungan star delta.
6. Isolator : Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang maupun
ke penghantar lainnya .
7. Kubikel tegangan menengah, merupakan suatu perlengkapan atau peralatan listrik
yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga
listrik dari sumber tenaga listrik. Kubikel yang digunakan memiliki spesifikasi tegangan
ingoing 20kV, tegangan outgoing 380/220V, sistem kontrol Deep Sea Electronics, mesin
Perkins.
Layout Pembagian Jaringan Tegangan

MDP dan SDP


DOKUMENTASI HASIL PENGAMATAN
NO OBYEK GAMBAR KETERANGAN

PENGAMATAN
1. Kontroller -
2. Tombol tekan Digunakan sebagai alat
penghubung atau
pemutus rangkaian
kontrol. Memiliki dua
kontak, yaitu NC dan
NO. Artinya saat
sakelar tidak
digunakan satu kontak
terhubung Normally
Close, dan satu kontak
lainnya Normally
Open. Ketika kontak
3. Selector Switch Digunakan
ditekan untuk
secara manual
memilih. Kerja
kondisinya dari
berbalik
selector
posisi switch
menjadi NOyaitu
dan
menyambung
NC.
rangkaian sesuai
dengan yang ditunjuk
oleh tangkai selector.
Banyak sekali type
selector switch, tapi
biasanya hanya dua
type yang sering di
gunakan, yaitu 2
posisi, (ON-
OFF/Start-Stop/0-1,
dll) dan 3 posisi (ON-
OFF-ON/Auto-Off-
Manual,dll)
8. Kontaktor Berfungsi sebagai
penyambung dan
pemutus rangkaian
yang adapat
dikendalikan dari jarak
jauh. Pergerakakn
kontak-kontanya
terjadi karena adanya
gaya elektromaknetik
10. Current Memperoleh arus yang
Trandformer (CT) sebanding dengan arus
yang hendak diukur
(sisi sekunder 5 A atau
1 A) dan untuk
memisahkan sirkuit
dari sistem yang arus
nya hendak diukur.
Pada ATS-AMF yang
dirancang, CT yang
digunakan untuk
memperoleh arus
pengukuran dan
pengaman adalah jenis
Low Voltage Current
Transformer, yaitu CT
yang bekerja pada
rating tegangan
rendah.
11. Ampere Meter Ampere meter
dipasang secara seri
dengan elemen listrik.
Dan mengukur kuat
arus listrik dalam
rangkaian tertutup.

D. KESIMPULAN
1. Pada observasi genset FT UNY memiliki daya 500 KVA
2. ATS dan AMS yang dimilki FT UNY dapat dioperasikan secara manual dan otomatis
3. Jaringan distribusi terdiri dari - Jaringan subtransmisi - Gardu induk - Jaringan primer
- Trafo distribusi - Jaringan sekunder. Sedangkan bentuk-bentuknya, berupa radial,
loop, grid/ring.

Anda mungkin juga menyukai