Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN LABORATORIUM

TRANSFORMATOR

DISUSUN OLEH

Ruben Simaremare

1905032038

EL-4C

PRODI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
` LEMBAR PENILAIAN

Percobaan : 1

Judul : Transformator

Nama Praktikan : Ruben Simaremare

NIM : 1905032038

Anggota Kelompok : 1. Ruben Simaremare ( 1905032038 )

2. Teddy Habibie ( 1905032009 )

3. Serena Sitio ( 1905032007 )

4. Zikry Ikhsan ( 1905032050 )

Kelompok : 05

Kelas : EL-4C

Nim : 1905032038

Tanggal Percobaan : 27 Mei 2021

Tanggal Penyerahan : 2 Juni 2021

Dosen Pembimbing : 1 Drs. Ibnu Hajar, MT

2 Darwis Tampubolon ST, MT

Nilai :
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga laporan laboratorium
Listrik dengan judul Transformator dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan waktu yang
di targetkan.

Laporan Laboratorium yang singkat dan sederhana ini saya susun dalam rangka memenuhi
tuntutan serta tugas dari Mata kuliah Listrik. Laporan ini tentu saja tidak akan selesai jika tanpa
adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami mengucapkan banyak
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kekuasaan serta ridho-Nya kepada kami, hingga
pembuatan laporan ini sampai selesai.
2. Bapak Darwis Tampubolon ST, MT selaku dosen praktikum laboratorium listrik dasar.
3. Bapak Drs. Ibnu Hajar, MT Selaku dosen praktikum laboratorium listrik dasar.
4. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya baik secara
morilatas ataupun material kepada saya, sehingga saya bisa mengenyam pendidikan
yang terbaik.
5. Seluruh teman-teman dari Kelas Teknik Listrik serta semua pihak lainnya yang tentunya
tidak dapat kami sebut satu per satu yang juga ikut mendukung kami serta memberikan
motivasi dan dukungan kepada kami.

Tentu saja tidak ada gading yang tidak retak. Demikian pula dengan laporan praktikum
kami.Dengan sepenuhnya, penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan sekalipun sudah dikerjakan oleh banyak orang .Maka dari itu, semuabentuk
kritik dan saran yang membantu sangat kami harapkan dan tentu saja akan kami terima dengan
senang hati. Dengan begitu, akan menjadi suatu pelajaran berharga untuk kami supaya bisa
menulis laporan yang lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga laporan praktikum ini bisa
memberikan manfaat untuk semua pembaca dan bisa membantu meningkatkan pendidikan
bangsa Indonesia.

Medan, 28 Mei 2021

Ruben Simaremare
DAFTAR ISI
LEMBAR PENILAIAN………………………………………………………… I

KATA PENGHANTAR………………………………………………………… II

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. III

KARAKTERISTIK, PERBANDINGAN

TRANSFORMASI DAN POLARITAS

TRANSFORMATOR 1 FASA………………………………………………….. 1-13

A. KARAKTERISTIK MAGNETISASI
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. PENDAHULUAN
3. ALAT DAN BAHAN
4. RANGKAIAN PERCOBAAN
5. TUGAS DAN PERTANYAAN
6. TABEL DAN EVALUASI
KESIMPULAN
B. PERBANDINGAN BELITAN TRAFO 1 FASA
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. PENDAHULUAN
3. ALAT DAN BAHAN
4. RANGKAIAN PERCOBAAN
5. TUGAS DAN PERTANYAAN
6. TABEL DAN EVALUASI
KESIMPULAN
C. TES POLARITAS TRASNFORMASI
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. PENDAHULUAN
3. ALAT DAN BAHAN
4. GAMBAR RAANGKAIAN
5. TUGAS DAN PERTANYAAN
6. TABEL EVALUASI
KESIMPULAN

HUBUNGAN KUMPARAN

TRANSFORMATOR 3 FASA…………………………………………………. 14-24

A. TUJUAN PERCOBAAN
B. TEORI DASAR
C. PERALATAN DIBUTUHKAN
D. RAANGKAIAN PERCOBAAN
E. RANGKAIAN PERCOBAAN,TUGAS, DAN PERTANYAAN
F. TABEL EVALUASI
ANALISA
KESIMPULAN
KARAKTERISTIK, PERBANDINGAN
TRANSFORMASI DAN POLARITAS
TRANSFORMATOR 1 FASA

A. KARAKTERISTIK MAGNETISASI
1. Tujuan Percobaan.
Pada akhir percobaan Mahasiswa dapat menggambarkan kurva karakteristik
maknetisasi dari transformator.

2. Pendahuluan.
Φm
I1

F = N.I
Primer Sekunder

Transformator merupakan sebuah mesin listrik yang dapat merubah dan mentransfer
tenaga listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya dengan cara induksi melalui
gabungan elektromagnet pada frekuensi konstan.
Arus listrik yang mengalir pada kumparan transformator akan menimbulkan gaya
gerak magnit (g.g.m) yaitu kemampuan yang dipunyai inti trafo untuk mengalirkan fluksi
Φm atau dapat disebut sebagai potensial magnetis g.g.m . F = N. I
Kemampuan untuk mengalirkan arus magnit (fluksi Φm) per satuan panjang inti
disebut kuat medan magnit (H), artinya bila pada inti terdapat kuat medan magnit H, maka
akan mengalir fluksi Φm dengan kerapatan B. Gambar berikut memperlihatkan perubahan
kuat medan H terhadap rapat fluksi B.
B
E (Volt)

I (Amp)

Kurva Hysteresi
Pada praktek, diamati harga g.g.l. E terhadap arus eksitasi (arus beban nol) yang
dikenal sebagai lengkung magnetisasi E - I.
Terlihat bahwa lengkung maknetisasi tersebut mula - mula linier kemudian
melengkung atau biasa disebut inti transformator mulai jenuh.

3. Alat dan Bahan Yang Dibutuhkan.


a. Sumber tegangan bolak - balik / Oto Transformator (1 Buah)
b. Transformator 220V/48V (1 Buah)
c. Voltmeter (1 Buah)
d. Amperemeter (1 Buah)
e. Kabel penghubung (15 Lembar)

4. Rangkaian Percobaan.

220 V

220 V / 48 V

5. Tugas dan Pertanyaan.


a. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar.
b. Amati hasil pengukuran V & I, kemudian isikan pd tabel & buat grafik V = f (I).
c. Jelaskan mengapa grafik V = f (I) pada saat tegangan naik tidak sama dengan pada
saat tegangan turun.
d. Berikan koreksi saudara terhadap kurva magnetisasi hasil pengamatan
dibandingkan dengan kurva maknetisasi sebenarnya (V terhadap I dibandingkan B
terhadap H)
Catatan : Pengukuran V dan I dilakukan pada saat tegangan dinaikkan sampai
120 % nominal dan tegangan diturunkan sampai I sama dengan nol.
6. Tabel Evaluasi

Vmax = 120 % *t = 30 menit


Tegangan Naik Tegangan Turun
NO V(Volt) I(mA) V(Volt) I(mA)
1 25 10,1 250 -

2 50 13,6 220 68,5

3 75 16,5 200 55,9

4 100 19,2 175 41,6

5 125 22,2 150 30,8

6 150 25,5 125 24,8

7 175 30,3 100 20,8

8 200 38,4 75 18,2

9 220 49,0 50 14,0

*10 250 - 25 10,4

Kesimpulan
1. Berdasarkan hukum kekekalan energi, jumlah energi listrik yang masuk
ke dalam kumparan primer sama besar dengan jumlah energi listrik yang
keluar dari kumparan sekunder. Tetapi berdasaarkan data praktikum
efisiensi trafo yang yang seharusnya 100% ternyata hanya menjadi
5,45%, ini disebabkan karena adanya kerugian.
2. Efisiensi dipengaruhi oleh daya keluaran dan daya masukan, untuk
efisiensi yang baik harus memiiki daya keluaran hampir sama dengan
daya masukan.

3. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan


mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik lain yang berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, secara
prinsip kerja trafo dibedakan menjadi dua jenis yaitu trafo step up
gunanya untuk menaikkan tegangan dan trafo step down gunanya untuk
menurunkan tegangan. Maka GGL induksi sebanding dengan jumlah
lilitan, sehingga jika tegangan kumparan primer (vp) dan tegangan
kumparan sekunder (vs) maka secara ideal berlaku persamaan
vs/vp=is/ip.
B. PERBANDINGAN BELITAN TRAFO 1 FASA

1.Tujuan Percobaan.
Pada akhir percobaan mahasiswa dapat menentukan perbandingan belitan (= a)
transformator 1 fasa.

2. Pendahuluan.
Salah satu syarat kerja paralel dua atau lebih transformator, terlebih dahulu harus
diketahui perbandingan belitan masing - masing trafo yang akan digunakan pada kerja
paralel, sehingga diperlukan percobaan untuk mengetahui perbandingan belitan suatu trafo.

Tinjauan :
Rangkaian pengganti trafo dalam keadaan terbuka adalah sebagai berikut :

R1 X1 I1
I2 R2 X2

V1 E1 E2 V2

Dengan mengabaikan hilang tegangan pada tahanan dan reaktansi bocor kumparan primer
(R1 dan X1), diperoleh :
V1 I1 E1 N1
    a1  Transf . Step Down

a
V2 I2 E2 N2 a1  Transf . Step Up

Dimana : V1 = teganagn masuk / sisi primer (volt)


V2 = tegangan keluar / sisi sekunder (volt)
E1 = g.g.l. induksi pada sisi primer (volt)
E2 = g.g.l. induksi pada sisi sekunder (volt)
N1 = jumlah lilitan sisi primer
N2 = jumlah lilitan sisi sekunder
a = perbandingan belitan / transformasi
3. Alat dan Bahan Yang Dibutuhkan.

a. Sumber tegangan bolak - balik / Oto Transformator (1 Buah)


b. Transformator, 220V/48V (1 Buah)
c. Voltmeter (2 Buah)
d. Kabel penghubung (15 Lembar)

4. Rangkaian Percobaan.

V1 V2

220 V

220 V / 48 V

5. Tugas dan Pertanyaan.


a. Buat rangkaian seperti pada gambar diatas.
b. Amati hasil pengukuran tegangan V1 dan V2 , isikan pada tabel evaluasi.
c. Jelaskan mengapa ar tidak sama dengan 1/at.
d. Jelaskan mengapa V1  E1 , sedangkan V2 = E2.

6. Tabel Evaluasi.
1
Idealnya : at 
ar
Sisi PrimerTegangan Rendah Sisi Primer Tegangan Tinggi
V1 (Volt) V2 (Volt) ar V1 (Volt) V2 (Volt) at
No
1 6 38 0,157 25 4 6,25
2 12 65,3 0,183 50 10 5
3 18 90,8 0,198 75 17 4,41
4 24 114 0,210 100 23 4,34
5 30 140 0,124 125 32 3,90
6 36 165 0,218 150 40 3,75
7 42 192 0,218 175 47 3,72
8 48 217 0,221 200 54 3,70
9 52 238 0,218 220 60 3,65
10 56 253 0,221 250 - -

Kesimpulan

1. Factor regulasi dipengaruhi oleh tegangan sekunder saat beban kosong dan keadaan berbeban,
factor regulasi yang baik memiliki tegangan sekunder yang besar pada saat beban kosong
2. jumlah belitan/lilitan sangat berpengaruh pada hasil tegangan yang dihasilkan
3. pada percobaan, trafo yang digunakan adalah trafo step down yaitu tegangan primer lebih tinggi
dari tegangan sekunder
C. TEST POLARITAS TRANSFORMATOR
1. Tujuan Percobaan.
Pada akhir percobaan mahasiswa dapat menentukan polaritas transformator, ini
berfungsi untuk membuat hubungan transformator biasa menjadi auto transformator dan
juga sebagai dasar hubungan trafo tiga fasa dari tiga buah transformator 1(satu) fasa
dengan hubungan paralel.

2.Pendahuluan.
Transformator memiliki polaritas penjumlahan jika :
V 3  V 1 ; V3  V 1  V 2
Tandanya A1 = (+) ; a1 = ( - )
A2 = ( - ) ; a2 = (+)
Transformator memiliki polaritas pengurangan jika :
V 3  V 1 ; V 3  V 1 - V2
Tandanya A1 = (+) ; a1 = ( - )
A2 = (+) ; a2 = (+)

3.Alat dan Bahan Yang Dibutuhkan.

a. Transformator 220 V/48 V (3 Buah)


b. Voltmeter (3 Buah)
c. Kabel penghubung

4. Gambar Rangkaian.
V3

A a

V1 V2
5. Tugas dan Pertanyaan.
a. Tentukan sisi primer dan sekunder transformator dengan pasti.
b. Hubungkan salah satu sisi primer dengan salah satu sisi sekunder dan
pasang
Voltmeter V1 , V2 dan V3.
c. Catat hasil pengukuran V1 , V2 dan V3.
Tabel I untuk Trafo
pertama Tabel II untuk
Trafo kedua Tabel III
untuk Trafo ketiga.

6. Tabel Evaluasi.
Catatan :
 Trafo I notasinya huruf A / a
 Trafo II notasinya huruf B / b
 Trafo III notasinya huruf C / c
Penjumlahan :
Tegangan Transformator satu fasa
( Volt ) I II III
V1 220 222 220
V2 50 51 50
V3 279 280 279

Kesimpulan

1. Pada percobaan polaritas trafo rata-rata adalah substractive yaitu dengan v=v1-v2.
2. Fungsi polaritas transformator yaitu sebagai penentu kutub-kutub pada transformator.
3. Polaritas transformator satu fasa akan selalu terganti-ganti pada waktu beroperasi
4. Untuk mengetahui polaritas pada sebuah transformator dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu metode additive dan substractive.. pada pengukuran bila tegangan v, v GGL
induksi saling menjumlahkan dan dikatakan additive polarity.
5. Pengurangan dikatakan substractive polarity.
a.) Gambar rangkaian

b.) Grafik
a.) Gambar rangkaian

c.) Penjelasan :

Jumlah lilitan yang terdapat pada sisi primer tegangan tinggi berbeda. Transformator
step up merupakan transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi
tinggi. Transformator ini memiliki jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada primer. Dikarenakan jumlah lilitan yang lebih banyak pada kumparan sekunder
lebih banyak sehingga at ( perbandingan belitan tinggi ) pasti selalu lebih besar dan ar =
1/at.

d.) Penjelasan :

V1≠E1 terjadi karena hilang tegangan pada tahanan dan dan reaktansi bocor kumparan
primer, sedangkan V2=E2 dikarenakan hal itu tidak terjadi pada kuparan sekunder.
Kehilangan tegangan pada V1 menyebabkaan tidak sama lagi dengan E1.
e.) Penjelasan :
Terdapat rugi inti transformator walaupun sisi sekunder belum terdapat beban. Sehingga
untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar inti transformator di buat
berlapis-lapis, sedangkan untuk mengurangi kerugian akibat pengaruh histeris. Bahan
dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk kurva histeris sekurus mungkin (dibuat
dari bahan besi lunak).

f.) Hasil koreksi :


Saat di koreksi, kurva peningkatan kenaikan arus pada magnetisasi hasil pengamatan
berbanding terbalik dengan magnetisasi normal atau sebenarnya pada kurva magnetisasi
hasil pengamatan. Semakin tinggi tegangan (v) maka semakin besar kenaikan arus(i)
sedangkan pada kurva magnetisasi sebenarnya semakin tinggi tegangan (v) maka
semakin rendah kenaikan arus (i)
Trafo I notasi huruf A/a

Trafo II notasi huruf B/b

Trafo III notasi huruf C/c


HUBUNGAN KUMPARAN TRANSFORMATOR
3 PHASA

A. TUJUAN PERCOBAAN.
Setelah selesai melakukan percobaan para praktikan diharapkan :
 Mengidentifikasi terminal kumparan transformator tiga fasa sesuai dengan
rekomendasi IEC.
 Menentukan simbol hubungan dari suatu rangkaian transformator tiga fasa dengan
benar.
 Menggambarkan diagram vektor tegangan transformator tiga fasa sesuai dengan
macam hubungannya.
 Menghitung besarnya perbandingan transformasi antara kumparan primer dan
sekunder transformator tiga fasa.

B. TEORI DASAR.
Sebelum memulai merangkai kumparan transformator tiga fasa, perlu diadakan
pengetesan atau pengujian polaritas terminalnya. Hal ini dilakukan agar didapatkan hasil
rangkaian sesuai yang diinginkan. Identifikasi teminal transformator tiga fasa yang sesuai
dengan rekomendasi IEC adalah sebagai berikut :
a. Terminal Tegangan Tinggi (HV)
 Untuk polaritas rendah adalah A1 , B1 , dan C1.
 Untuk polaritas tinggi adalah A2 , B2 , dan C2.
 Untuk netral adalah N.
b. Terminal Tegangan Rendah (LV)
 Untuk polaritas rendah adalah a1 , b1 , dan c1.
 Untuk polaritas tinggi adalah a2 , b2 , dan c2.
 Untuk netral adalah n.
Jenis hubungan kumparan transformator tiga fasa, baik primer maupun sekunder
adalah terdapat tiga macam yaitu hubungan bintang (star = Y), segitiga (delta = D), dan
zig-zag (Z). Kumparan sekunder dan primer dapat dirangkai dengan hubungan yang
berbeda, ini berarti akan terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk
memudahkan dalam mengingatnya, digunakan sistem jam untuk menyatakan selisih fasa
antara sisi primer dan sisi sekunder pada suatu fasanya. Jarum jam panjang menyatakan
arah vektor tegangan sisi primer (selalu menunjukkan angaka 12) dan jarum pendek menit
menyatakan vektor tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besarnya sudut yang
dibentuk kedua jarum tersebut. Suatu transformator yang hendak diparalelkan dengan
yang lain hendaknya mempunyai pergeseran fasa yang sama. Itulah sebabnya mengapa
pergeseran fasa ini selalu dicantumkan pada papan nama sebuah transformator tiga fasa
dalam bentuk simbol hubungan, misalnya Yyo, Yd5 dan sebagainya. Sebagai contoh,
misalkan Yd5 artinya kumparan tegangan tingginya dalam hubungan bintang (Y), dan
kumparan sisi tegangan rendahnya dalam hubungan delta (d) dan selisih fasanya sebesar
sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan jarum pendek pada saat pukul lima (5). Pada
gambar 1 dibawah ini diperlihatkan gambar diagram fasa tegangan sisi primer dan sisi
sekundernya.
12 12
11 A 1 11 c 1

10 2 10 2

9 3 9
b 3

8 8
C B 4 4

a
7 5 7 5
6 6

Gambar 1 . Gambar diagram fasa tegangan transformator hubungan Yd5.

Perbandingan tegangan jala-jala (line) suatu transformator tiga fasa dapat dihitung
dengan rumus :

a 
V LP
............................................................( 1)
V LS


Dengan : a = Perbandingan tegangan jala-jala.
VLP = Tegangan jala-jala kumparan primer.
VLP = Tegangan jala-jala kumparan sekunder
Vektor tegangan sisi primer dan sekunder dapat dibuat searah atau berlawanan arah
dengan mengubah cara melilit kumparan. Untuk transformator tiga fasa, arah tegangan
akan menimbulkan perbedaan fasa. Arah dan besar perbedaan fasa ini mengakibatkan
adanya berbagai kelompok hubungan pada transformator.
Dalam menentukan kelompok hubungan diambil suatu patokan sebagai berikut :
a. Notasi hubungan delta, bintang atau zig-zag masing-masing adalah D, Y dan Z untuk
sisi tegangan tinggi dan d,y dan z untuk sisi tegangan rendah.
b. Untuk ukuran fasa, dipakai notasi A, B, C untuk tegangan tinggi dan a,b,c untuk sisi
tegangan rendah.
c. Tegangan tinggi dianggap sebagai sisi primer dan tegangan rendah dianggap sebagai
sisi sekunder (untuk transformator step-down atau penurun tegangan.
d. Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan tinggi terhadap sisi
tegangan rendah.
Jarum jam yang panjang dibuat selalu menunjuk angka 12 dan dibuat berimpit
tergantung dari perbedaan fasanya, vektor fasa tegangan rendah (a, b, dan c) dapat
diluaskan. Letak vektor fasa V2 tegangan rendah jala-jala menunjukkan arah jarum jam
pendek. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek adalah pergeseran antara fasa A dan
a. Sebagai contoh diperlihatkan hubungan transformator tiga fasa pada gambar 2. dengan
melihat contoh gambar tersebut memperlihatkan patokan yang telah diberikan maka dapat
diketahui bahwa perbedaan fasa pada transformator mempunyai kelompok hubungan
Dy11.
12 A B C
11
A 1

10 2
a

b
9 3

a b
c c
8
B
4
C

7 5
6

Gambar 2. Transformator mempunyai kelompok hubungan Dy11.


C. PERALATAN YANG DIBUTUHKAN.
a. Transformator satu fasa 220 / 48, 5 A (3 buah)
b. Sumber daya AC tiga fasa 0 – 220 dan 380 V (1 buah)
c. Voltmeter AC (1 buah)
d. Kabel penghubung (15 buah)

D. RANGKAIAN PERCOBAAN.
a. Gambar percobaan 1 :
A a
A2 a2

A1 a1

B b2 b
B2

B1 b1

C c
C2 c2

C1 c1
N n
Y y

b. Gambar percobaan 2 :

A2 a2

A1 a1
a

B2 b2

B1 b1
b

C2 c2

C1 c1
N c
Y d
c. Gambar percobaan 3 :
A a
A2 a2

A1 a1

B b
B2 b2

B1 b1

C c
C2 c2

C1 c1
N
Y d

d. Gambar percobaan 4 :

A2 a2

A1 a1
a

B2 b2

B1 b1
b

C2 c2

C1 c1
c
D d

e. Gambar percobaan 5 :
A a
A2 a2

A1 a1

B b
B2 b2

B1 b1

C c
C2 c2

C1 c1
n
D y
E. PROSEDUR PERCOBAAN, TUGAS DAN PERTANYAAN.
a. Tandai terminal – terminal transformator sesuai dengan rekomendasi IEC dari
pengujian polaritas.
b. Buat rangkaian seperti pada gambar percobaan 1.
c. Hunbungkan primer dari transformator tiga fasa yang telah dirangkai dengan sumber
tegangan AC tiga fasa 380/220 Volt (A pada L1, B pada L2, C pada L3 N pada n).
Catat tegangan pengukuran pada tabel 1.
d. Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, hubungkan terminal A
dan a. Kemudian catat tegangan antara terminal C dan c, B dan c, C dan b serta A dan
B, gunakan tabel 2.
e. Ulangi langkah c dan d untuk rangkaian percobaan 2,3,4,5,dan catat data pengukuran
pada tabel masing-masing.
f. Sebagai catatan, pada sisi primer dengan hubungan bintang (Y) menggunakan sumber
tegangan tiga fasa 380/220 Volt. Untuk hubungan delta sisi primer menggunakan
sumber tegangan tiga fasa 220/127 Volt.
g. Dari hasil percobaan 1 hingga 5, buatlah :
 Gambar diagram vektor tegangannya.
 Sebutkan simbol hubungannya.
 Hitunglah sudut beda fasa antara primer dan sekunder.
 Hitunglah secara vektoris sudut beda fasa tersebut dengan data tegangan yang
telah diperoleh pada tabel 2.
h. Sebutkan syarat-syarat transformator satu fasa yang akan dirangkaikan menjadi
transformator tiga fasa.
i. Gambarkan rangkaian transformator tiga fasa dengan simbol Dz10.
j. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan.
F. TABEL EVALUASI.
a. Tabel 1.
TEGANGAN PERCOBAAN
(Volt) 1 2 3 4 5 KETERANGAN
AB 393 397 397 230 230

BC 395 400 401 230 229


CA 389 394 404 227 227
AN 194 227 230
BN 211 228 227
CN 202 228 236
ab 90 50 52 52 92
bc 91 47 51 52 92
ca 89 72 52 51 91
an 44 72 52
bn 49 47 52
cn 46 47 51

b. Tabel 2.

TEGANGAN PERCOBAAN
(Volt) 1 2 3 4 5 KETERANGAN
Cc 304 400 355 259 152

Bc 397 398 353 206 248


Cb 362 354 406 228 152
AB 460 399 401 231 230
c. Tabel 3.
KELOMPOK
HUBUNGAN TEGANGAN
JAM
0 Cc < Bc = Cb > Cc < AB
1 Cc < Bc > Cb = Cc < AB
2 Cc < Bc > Cb < Cc < AB
3 Cc < Bc > Cb < Cc  AB
4 Cc < Bc > Cb < Cc > AB
5 Cc = Bc > Cb < Cc > AB
6 Cc > Bc < Cb < Cc > AB
7 Cc > Bc < Cb = Cc > AB
8 Cc > Bc < Cb > Cc  AB
9 Cc > Bc < Cb > Cc < AB
10 Cc > Bc < Cb > Cc < AB
11 Cc = Bc < Cb > Cc < AB
ANALISA

Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa, pada masing-masing transformator perlu


diadakan pengertian polaritas untuk memastikan polaritas ouput dan input transformator. Setelah
diketahui polaritasnya, maka dapat dilakukan penandaan polaritas. Hal ini diperlukan agar tidak
terjadi kesalahan pemasangan akibat lupa posisi polaritasnya.

Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti dapat
selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam mengingatnya bisa
digunakan system “jam” untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer daan sisi sekunder
pada suatu fasanya. Jarum panjang menyatakan arah..

Vector tegangan primer ( selalu menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek menyatakan vector
tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua jarum tersebut.

KESIMPULAN

1. Sebelum memulai merangkai kumparan trnsformator 3 fasa, perlu diadakkan pengetesan


atau pengujian polaritas terminalnya. Hal ini dilakukan agar didapatkan hasil rangkaian
sesuai yang diinginkan.

2. Pada hubungan bintang ( Y ) diperoleh tegangan line ( V.line ) sementara pada hubungan
delta ( D ) tidak diperoleh. Hal tersebut dikarenakan hanya pada hubungan bintang ( Y )
memiiki terminal netral ( N ),, sehinggaa diperoleh tegaangan linenya.

3. Jenis hubungan kumparan transformator tiga fasa, baik primer maupun sekunder adalah
hubungan bintang ( Y ), segitiga ( D ), dan zig-zag ( Z ).

4. Tegngan line yang terdapat hanya pada hubungan bintang ( Y ) tersebut adalah gabungan
dari terminal a1, b1, c1. Sementara pada hubungan bintang ( Y ) dan hubungan delta ( D )
diperoleh tegangan phasa ( V. phasa ).
A.

B.

C.
G.) Simbol hubungannya

a.) Gambar percobaan → Y-y0


b.) Gambar percobaan → Y-d5
c.) Gambar percobaan → Y-d9
d.) Gambar percobaan → D-d6
e.) Gambar percobaan → D-y1

H.) Syarat-syarat transformator 1 phasa jika akan di rangkai menjadi 3 phasa :

1. memiliki impedansi yang sama

2. tegangan kerja ( rating ) baik primer maupun sekunder sama

3. harus di perhatikan polaritas-polaritas dari masing-masing trafo

4. memiliki frekuensi yang sama

5. memiliki tegangan hubungan singkat yang sama

Anda mungkin juga menyukai