Anda di halaman 1dari 7

Prinsip Kerja Trafo Arus atau Current Transformer

Pada pembahasan sebelumnya, disampaikan bahwa trafo arus atau


transformator arus bertujuan untuk mengkonversi arus primer yang memiliki
nilai arus yang besar, biasanya kisaran puluhan hingga ribuan ampere,
menjadi arus sekunder yang memilik inilai rendah sebesar 1A atau 5A,
tergantung dari aplikasi yang dibutuhkan.

Karena bertujuan untuk mengkonversikan arus, maka pada kedua sisi trafo
arus tersebut harus terbentuk rangkaian tertutup sehingga dimungkinkan
mengalirnya arus pada rangkaian tersebut. Dengan kata lain, pada sisi
primer trafo arus harus di pasang seri dengan beban dan pada sisi sekunder
trafo arus harus diterkoneksi pada beban peralatan ukur atau peralatan
proteksi.

Gambar dibawah ini adalah ilustrasi atau contoh sederhana dari penggunaan trafo
arus dalam sistem distribusi tenaga listrik. Trafo arus dipasang diantara beban dan
sumber. Trafo arus dipasang pada Perangkat Hubung bagi tegangan menengah
(PHB TM)atau perangkat hubung bagi tegangan rendah (PHB TR) sebelum arus di
distribusikan ke masing-masing beban.

Prinsip kerja trafo arus.


Arus yang mengalir pada sistem distribusi tegangan menegah ataupun
tegangan rendah berkisar ratusan hingga ribuan ampere. Oleh karena itu,
belitan primer dari trafo arus terbuat dari batangan tembaga dengan dimensi
yang relative besar agar mampu menahan arus yang mengalir secara terus-
menerus disisi primer ataupun arus sesaat ketika terjadi kegagalan sistem.
Karena belitan primer terbuat dari batang tembaga yang dimensinya cukup
besar, maka impedansi disisi primer bisa dianggap tidak ada karena terlalu
kecil dibandingkan impedansi sistem.

Gambar2 dibawah ini adalah contoh sederhana dari trafo arus yang
menggunakan batang tembaga lilitan tunggal sebagai belitan primer.
Prinsip kerja dari trafo adalah sebagai berikut:

 Pada saat arus primer Ip mengalir pada lilitan primer, maka akan muncul
medan magnet disekeliling lilitan primer tersebut.
 Medan magnet tersebut akan terkumpul lebih banyak pada inti atau core.
Medan magnet yang berputar di dalam inti atau core menghasilkan
perubahan flux primer dan memotong lilitan sekunder sehingga
menginduksikan tegangan pada lilitan sekunder sesuai hukum faraday.
 Karena lilitan sekunder membentuk loop tertutup, maka akan mengalir
arus sekunder Is yang akan membangkitkan medan magnet untuk
melawan flux magnet yang dihasilkan oleh belitan primer sesuai hukum
lenz.
Gambar 3 dibawah ini adalah model diagram listrik dari trafo arus.
Dimana:

N1 dan N2 adalah jumlah lilitan primer.

Zm adalah impedansi untuk magnetisasi.

Es adalah tegangan induksi pada sisi sekunder.

JX1 dan JX2 adalah reaktansi bocor dikedua sisi dari trafo. Karena nilainya
kecil, maka bisa kita hilangkan dalam perhitungan. Karena impedansi primer
dan reaktansi bocor bisa diabaikan, maka model diagram listrik dari trafo
arus yang lebih sederhana ditunjukan pada gambar4.
Dari gambar4 diatas terlihat bahwa arus sekunder Is yang mengalir pada
burden atau beban mengalami perubahan karena adanya arus eksitasi yang
diperlukan untuk menjamin terlaksananya proses transformasi.

Rasio Kesalahan Arus.

Dari gambaran diatas, terlihat bahwa tidak semua arus primer akan
terduplikasi disisi kumparan sekunder. Akan dibutuhkan suatu arus
eksitasi Im agar proses reproduksi arus sekunder dapat terjadi. Dengan
demikian, apabila arus eksitasi Im atau Ie kita masukan dalam formulasi,
besarnya arus sekunder menjadi:

Gbr5. Arus Eksitasi pada Inti

Dimana Ie adalah arus eksitasi yang dibutuhkan agar proses reproduksi arus
sekunder dapat terjadi. Karena Arus eksitasi tidak dapat diabaikan, maka
proses reproduksi arus sekunder akan mengalami kesalahan dan biasa
disebut sebagai kesalahan transformasi ( transformation error). Selain
daripada itu, akan terjadi juga pergeseran fasa. Kesalahan pada fasa biasa
disebut sebagai pergeseran fasa.

Perhitungan Kesalahan Arus (Current Error/ Ratio Error).


Standar IEC 60044-1 telah mendefinisikan secara khusus tentang hal
tersebut diatas, yaitu:

Kesalahan arus atau kesalahan perbandingan adalah kesalahan yang


ditimbulkan oleh transformer dalam melakukan pengukuran disebabkan
karena adanya kenyataan bahwa aktual perbandingan transformasi adalah
tidak sama dengan perbandingan transformasi pengenal (Rated
Transformation Ratio).
Kesalahan Arus (Current Error) atau kesalahan perbandingan (Ratio
Error) diekspresikan dalam persen (%) dan diformulasikan dengan
persamaan sebagai berikut:

Kesalahan Arus atau Kesalahan Perbandingan

Dimana:
Kn adalah Perbandingan transformasi pengenal (Rated Transformation Ratio).
Ip adalah arus primer actual/sebenarnya (Actual Primary Current).
Is adalah arus sekunder actual/sebenarnya (Actual Secondary Current) pada
saat Ip mengalir disisi primer dan kondisi pengukuran terjadi.

TRAFO TEGANGAN (PT)


Trafo tegangan atau Potential Transformer (PT) adalah peralatan yang
mentransformasi tegangan sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang
lebih rendah untuk kebutuhan peralatan indikator, alat ukur/meter dan relai.

Prinsip kerja trafo tegangan adalah sebagai


berikut:

Rangkaian Trafo Tegangan

Dimana:

a : Ratio transformasi
N1 > N2
N1 : Jumlah belitan primer
N2 : Jumlah belitan sekunder
E1 : Tegangan primer
E2 : Tegangan sekunder
Rangkaian Ekuivalen Trafo Tegangan

Dimana:

Im : Arus eksitasi / magnetisasi


Ie : Arus karna rugi besi

Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi rancangan
trafo tegangan berbeda yaitu:

o Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukurrelai
dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.
o Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
o Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.

Fungsi Trafo Tegangan


o Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran tegangan
listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan proteksi dan
pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.
o Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian sekunder
yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistem proteksi dan pengukuran
peralatan dibagian primer.
o Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan 110
volt) untuk keperluan peralatan sisi sekunder.
o Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1; 0,2; 0,5;
1;3).

Jenis Trafo Tegangan


Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)
o Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder pada
inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan tegangan kebelitan
sekundernya.
Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)

o Trafo tegangan ini terdiri dari dua bagian yaitu Capacitive Voltage Divider (CVD) dan
inductive Intermediate Voltage Transformer (IVT). CVD merupakan rangkaian seri 2
(dua) kapasitor atau lebih yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah pada primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor
ditransformasikan oleh IVT menjadi teganggan sekunder.

Anda mungkin juga menyukai