Anda di halaman 1dari 15

TEORI TAMBAHAN

1. PENGUJIAN POLARITAS TRAFO 1- FASA

Transformator adalah suatu perltan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke rendah atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan). Dalam operasi umumnya trafo-trafo tenaga pada titik netralnya sesuai dengan
kebutuhan untuk sistem proteksi sebagai contoh transformator 150/70 KV ditanahkan secara
langsung disisi netral 150 KV dan transformer 70/120 KV ditanahkan dengan tahanan disisi
netralnya (120 KV). Transformer yang telah d produksi terlebih dahulu melalui pengujian
sesuai standar yang diterapkan.
Pengujian transformator dilaksanakan menurut PLTN 1982 dengan 3 macam
pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976) yaitu :
1. Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator
meliputi, pengujian tahanan isolasi, tahanan kumparan, perbandingan belitan,
pengujian rotor, rugi besi dan arus beban kosong, rugi tembaga dan impedansi
tegangan dan tegangan induksi
2. Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo mewakili
trafo lain yang sejenis juga menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi
syarat yang belum diliput oleh pengujian lain
3. Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari pengujian rutin dan dilakukan atas
persetujuan pabrik dengan pembeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu/lebih trafo
dengan sejumlah trafo yang dipasang dalam satu kontrak pengujian khusus.

Prinsip Dasar Transformator


Transformator adalah alat yang berfungsi memindahkan daya listrik dari satu untaian
primer ke untaian sekunder secara induksi elektromagnetik dan berdasarkan percobaan
Faraday. Apabila lilitan primer dihubungkan dengan tegangan bolak-balik. Pada inti
transformator akan mengalir garis-garis gaya magnet atau fluks magnet. Karena arus yang
mengalir bolak-baik, maka fluks yang terjadi juga bolak-balik yang berarti jumlah garis gaya
magnet pada inti transformator setiap saat berubah. Karena pada inti terdapat lilitan yaitu :
Lilitan Primer (N1) dan Lilitan Sekunder (N2) , maka berdasarkan hukum Faraday pada
masing-masing lilitan tersebut akan membangkitkan ggl induksi E1 dan E2 adalah :
Laboratorium Mesin Listrik
STT -PLN

E1 = 4,44 f N1 m
E2 = 4,44 f N2 m

Perbandingan antara E1 dan E2 disebut perbandingan transformator yang besarnya adalah


sebagai berikut
a = E1/E2 = N1/N2

Inti Transformator
Agar jumlah garis gaya magnet pada inti sebesar mungkin maka inti terbuat dari bahan
feromagnettis. Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar (arus eddy) inti
transformer dibuat berlapis-lapis. Sedangkan untuk mengurangi kerugian akibat pengaruh
histerisis. Bahan dipilih sedemikian rupa sehingga membentuk kurva histeris sekurus
mungkin (dibuat dari bahan besi lunak)

Polaritas Trasformator
Ada 2 macam polaritas transformator yaitu penjumlahan dan polaritas pengurangan.
Untuk mengetahui polaritas tersebut dilakukan tes polaritas.
-

Harga ekivalen dipandang dari sisi primer


Harga ekivalen dipandang dari sisi sekunder

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

TEORI TAMBAHAN
2. PENGUJIAN TEMPERATURE RISE TRAFO 1 FASA

Transformator
Transformator atau lebih dikenal dengan nama transformer atau
trafo sejatinya adalah suatu peralatan listrik yang

mengubah daya

listrik AC pada satu level tegangan yang satu ke level tegangan


berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik tanpa merubah frekuensinya.
Tranformator

biasa

digunakan

untuk

mentransformasikan

tegangan

(menaikkan atau menurunkan tegangan AC). Selain itu, transformator juga


dapat digunakan untuk sampling tegangan, sampling arus, dan juga
mentransformasi impedansi. Transformator terdiri dari dua atau lebih
kumparan yang membungkus inti besi feromagnetik. Kumparan-kumparan
tersebut biasanya satu sama lain tidak dihubungkan secara langsung.
Kumparan yang satu dihubungkan dengan sumber listrik AC (kumparan
primer) dan kumparan yang lain mensuplai listrik ke beban (kumparan
sekunder). Bila terdapat lebih dari dua kumparan maka kumparan tersebut
akan disebut sebagai kumparan tersier, kuarter, dst.

Transformator bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Ketika


Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan perubahan
medan magnet. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti
besi. Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan
oleh arus listrik yang melalui kumparan, sehingga fluks magnet yang
timbulkan akan mengalir ke kumparan sekunder, sehingga pada ujungujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan
induktansi timbal-balik (mutual inductance). Bila pada rangkaian sekunder
ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan
sekunder. Jika efisiensi sempurna (100%), semua daya pada lilitan primer
akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

Current Transformer (CT) adalah suatu perangkat listrik yang berfungsi


menurunkan arus yang besar menjadi arus dengan ukuran yang lebih
kecil. CT digunakan karena dalam pengukuran arus tidak mungkin
dilakukan langsung pada arus beban atau arus gangguan, hal ini
disebabkan

arus

sangat

besar

dan

bertegangan

sangat

tinggi.

Karakteristik CT ditandai oleh Current Transformer Ratio (CTR) yang


merupakan perbandingan antara arus yang dilewatkan oleh sisi primer
dengan arus yang dilewatkan oleh sisi sekunder. Potential Transformer
(PT) adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi menurunkan tegangan
yang

tinggi

menjadi

dengan setting relay.

tegangan

Trafo

ini

yang
juga

lebih

memiliki

rendah
angka

yang

sesuai

perbandingan

lilitan/tegangan primer dan sekunder yang menunjukkan kelasnya.


Adapun perbedaan kerja dari transformator potensial dan transformator
arus adalah:

Pada transformator potensial, arus primer sangat tergantung beban


sekunder, sedangkan pada transformator arus, arus primer tidak
tergantung kondisi rangkaian sekunder

Pada transformator potensial, tegangan jaringan dipengaruhi


terminal-terminalnya sedangkan transformator arus dihubung seri
dengan satu jaringan dan tegangan kecil berada pada terminalterminalnya. Namun transformator arus mengalirkan semua arus
jaringan.

Pada kondisi kerja normal tegangan jaringan hampir konstan dan


karena itu kerapatan fluks serta arus penguat dari transformator
potensial hanya berubah di atas batas larangan sedangkan arus primer
dan arus penguatan dari transformator arus berubah di atas batas kerja
normal.

IDEAL TRANSFORMATOR

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi


bentuk energi lain di dalam transformator sehingga daya listrik pada
kumparan skunder sama dengan daya listrik pada kumparan primer. Pada
transformator Ideal perbandingan antara tegangan sebanding dengan
perbandingan jumlah lilitannya. Dengan demikian dapat dituliskan dengan
persamaan berikut:

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

TEORI TAMBAHAN
3. PENGUJIAN TRAFO TEGANGAN RENDAH BEBAN NOL

Pengujian Trafo Tegangan Rendah Beban Nol

Test beban nol dilakukan untuk mengetahui rugi-rugi trafo pada saat beberbeban/tidak
berbeban. Kedua test/pengujian beban nol dimaksudkan untuk mengetahui kejenuhan trafo,
dimana kondisi memberikan tegangan sampai tingkat tertentu akan mengalami kejenuhan,
dimana menurutnya tegangan sedikit demi sedikit saja arus eksitasi trafo sudah tidak lancar
lagi untuk mencari rugi-rugi tembaga (short circuit) yang dilakukan dengan memberikan
tegangan senilai tertentu akan meghasilkan arus hubung singkat sama dengan memberikan
tegangan senilai tertentu akan menghasilkan arus hubung singkat yang sama dengan trafo.
Jadi rugi-rugi trafo terdiri dari rugi-rugi hyterisis ( beban nol ). Test hubung singkat dilakukan
dengan menghubungkan singkat sisi sekundernya, maka tegangan sedikit demi sedikit
kesetimbangan beban pada suatu sistem distribusi dan tenaga listrik selalu terjadi dan
penyebab keseimbangan tersebut adalah pada beban 1- fasa.
Pada pelanggan-pelanggan tegangan rendah, akibat keseimbangan beban tersebut
muncul arus dinetral trafo arus yang mengalir pada netral trafo ini menyebabkan terjadinya
losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat netral yang
mengalir ke tanah.

Trafo Pada Kondisi Tanpa Beban


Pada trafo yang ideal dimana tidak terjadi suatu kerugian, maka dapat di gambarkan
seperti gambar
Tegangan suppy Vp akan menghasilkan arus magnetisasi Im yang menghasilkan
medan magnet yang tertinggal

90

maka tegangan yang dihasilkan menjadi sephasa

dengan tegangan input demikian juga tegangan induksi yang dihasilkan pada sisi sekunder.
Perbandingan tegangan induksi pada sisi primer dengan sisi sekunder Ep/Es tergantung
perbandingan jumlah lilitan dari masing-masing sisi Np/Ns. Dalam kenyataannya arus
magnetisasi Im tidak sama dengan nol tetapi mempunyai besaran tertentu dan terletak

900

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

tertinggal terhadap tegangan input. Arus ini menghasilkan fluks, karena fluks selalu
mengalami perubahan maka mengakibatkan terjadinya panas, dan rugi daya ini dapat
dinyatakan sehingga pada kondisi tanpa beban transformator memerlukan Io yang merupakan
penjumlahan dari arus magnetisasi Im dengan Iw. Karena Im tertinggal

90

terhadap

tegangan maka dapat dinyatakan sebagai arus yang melalui inductor Lo , sedang Iw sephasa
dengan tegangan maka dapat dinyatakan seperti arus yang melalui beban berupa resistor Ro,
dan Lo dengan Ro dapat digambarkan sebagai dua komponen yang dipasang parallel yang
mengakibatkan terjadinya arus Io yang diambil dari sumber.

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

TEORI TAMBAHAN
PRAKTIKUM 1
KARAKTERISTIK START DAN SLIP PADA MOTOR INDUKSI
SANGKAR TUPAI
Motor motor listrik pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk
menjalankan alat alat tertentu menjalankan pekerjaan sehari-hari, terutama di bidang industri.
Motor listrik memiliki beberapa klarifikasi berdasarkan pasokan input, kontruksi, dan
mekanisme operasi sebagai berikut.

Sinkron
Motor arus
AC
Motor
listrik
Motor arus
DC

Satu fasa
Induksi

Separately
exited
Self

Tiga fasa

Seri
Shunt
Campuran

Starting Motor Induksi


Beban dengan inersia yang besar akan menyebabkan waktu strating motor menjadi

lama untuk mencapai kecepatan maksimal. Selama periode starting tersebut, maka pada stator
dan rotor akan mengalir arus yang besar sehingga bisa terjadi pemanasan ( over heating ) pada
motor. Bahkan, bisa lebih buruk lagi dapat menyebabkan gangguan pada sistem jala-jala
sumber listriknya sehingga akan menurunkan tegangannya. Hal ini mengganggu beban listrik
yang lainnya.
Untuk menghindari hal tersebut, suatu sumber induksi serigkali di start dengan level tegangan
yang lebih rendah dari tegangan nominalnya. Pengurangan tegangan starting tersebut akan
membatasi daya yang diberikan ke motor, namun di sisi lain pengurangan tegangan ini akan
Laboratorium Mesin Listrik
STT -PLN

berdampak memperpanjang waktu/periode starting ( waktu yang dibutuhkan untuk mencapai


kecepatan nominalnya ).
Sebagai contoh, jika digunakan menggerakkan fly wheel yang memiliki energi kinetik 5000
joule, maka selama periode starting rotor akan mendisidasikan panas sebesar 5000 joule juga.
Tergantung pada ukuran dan sistem pendinginan. Maka energi tersebut dapat dengan mudah
akan menyebabkan overheating pada motor.

Starting Motor Sangkar Tupai


Cara yang paling sederhan untuk menjalankan motor rotor sangkar tupai ini adalah

dengan menghubungkan langsung dengan sumber menggunakan saklar 3 fasa. Cara ini hanya
diijinkan pada motor sangkar tungpai dengan daya di bawah 3 HP ( sekitar 2 KW ) . motor di
bawah 3 HP tidak boleh dihubungkan dengan sumber. Untuk motor dengan daya 2-4 KW kita
hanya memakai saklar bintang segitiga. Untuk itu kumparan mula-mula dihubungkan bintang
kemudian dihubungkan segitiga. Cara ini hanya digunakan pada motor 3 fasa yang
kumparannya segitiga pada kondisi normalnya.

Slip
Perbedaan antar putaran rotor ( Nr ) terhadapn kecepatan medan putar stator ( Ns )

dsebut slip. Berubahnya kecepatan motor dapat mengakibatkan berubahnya slip 100% pada
saat start sampai 0% pada saat diam Ns=Nr. Karena terjadi slip maka kecepatan relatif medan
putar stator terhadap putar rotor adalah s x Ns. Frekuensi tegangan yang terinduksi pada rotor
sebanding dengan putaran relatif medan putar stator terhadap putaran rotor. Hubungan antar
frekuensi slip dapat dilihat dari persamaan berikut.
Ns =

120 f
P

atau

F1 =

P . Ns
120

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

TEORI TAMBAHAN
PRAKTIKUM II
ARAH PUTARAN DAN PERUBAHAN ARAH PUTARAN DARI
MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR TUPAI

Perputaran Motor Induksi


Motor induksi satu fasa sering disebut dengan motor asinkron atau motor tak

serempak, karena putaran medan stator tidak sama dengan putaran medan putar rotor. Putaran
sinkron stator selalu mendahului atau lebih cepat dari putaran medan rotor. Putaran medan
stator dihasilkan karena adanya medan putar ( fluks yang berputar ) yang dihasilkan oleh
stator dan rotor dari motor.
Medan putar akan terjadi bila kumparan stator atau rotor dialiri arus listrik dengan fas
banyak, misalnya dua fasa , tiga fasa dan sebagainya. Motor induksi pada umumnya perputar
dengan kecepatan konstan mendekati kecepatan sinkronnya, mesikpun demikian pada
penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya pengaturan putaran. Pengaturan putaran ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Mengubah jumlah kutub motor
Perubahan jumlah kutub (p) atau frekuensi (f) akan mempengaruhi putara. Jumlah
kutub dapat diubah dengan merencanakan kumparan stator sedemikian rupa sehingga
daat menerima tegangan masuk pada posisi kumparan yang berbeda-beda.
2. Mengubah frekuensi jala-jala
Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengubah-ubah harag
frekuensi jala. Hanya saja untuk menjaga kesetimbangan kerpatan fluks, perubahan
harus dilakukan dengan perubahan frekuensi. Persoalannya sekarang adalah
bagaimana mengatur frekuensi dengan cara yang efektif dan ekonomis.
3. Pengaturan tahanan luar
Tahanan luar motor rotor belitan dapat diatur, dengan demikian dihasilkan
karakteristik kopel kecepatan yang berbeda-beda. Putaran akan berubah dari n1 ke n2
ke n3 dengan bertambahnya tahanan luar yang dihubungkan ke rotor.

Cara kerja motor run kapasitor


Laboratorium Mesin Listrik
STT -PLN

Motor run kapasitor bekerja pada sumber tegangan AC 220 v. Tegangan ini diberikan
pada terminal L (fasa) dan N (netral), sehingga belitan utama dan belitan bantu menghasilkan
medan magnet yang kemudian medan magnet tersebut diinduksikan ke rotor sangkar.
Kedua komponen fluks utama dan fluks bantu bergerak berlawanan aarah. Kedua
komponen fluks yang berlawanan arahnya tersebut akan menghasilkan kopel yang sama besar
dan berlawanan arah pula ( arah maju dan mundur ). Oleh sebab itu agar motor dapat berputar
diperlukan sebuah kapasitor untuk menaikkan atau menambahkan sedikit kopel maju. Ada 2
cara mengubah arah putaran motor un kapasitor, yaitu :
1. Dengan membalik hubungan polaritas komponen utama.
2. Dengan membalik hubungan polaritas komponen bantu.

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

TEORI TAMBAHAN
PRAKTIKUM IV
PENGUJIAN TRAFO HUBUNG SINGKAT

Pengujian Trafo Hubung Singkat


Gangguan hubung singkat pada transformator di jaringan distribusi pada dasarnya
disebabkan karena gangguan pada jaringan. Hal ini menyebabkan perlunya proteksi dari
transformernya. Untuk mengetahui keadaan ini dilakukan analisa wavw yang menggunakan
bechief order 2. Hasil analisa menunjukan bahwa ola sinyal hasil transformasi pada koefisien
detail untuk masing masing hasil transformasi. Selisih terbesar terjadi pada saat gangguan
tingkat 2 fasa ke ground dari analisa pada transformator yang paling berpengaruh terjadi pada
gangguan fasa ke ground.
Relay Bucholz adalah relay yang berfungsi mendeteksi dan mengarahkan terhadap
gangguan transformator yang menimbulkan gas akibat hubung singkat. Dari data statistik
transformator diketahui kerusakan transformator disebabkan oleh arus through-foult akibat
gangguan hubung singkat, menentukan besarnya arus hubung singkat adalah impedansi
sumber transformator tenaga yang terjadi pada transformator merupakan suatu masalah yang
kerap terjadi pada trafo tersebut.

Pengujian Hubung Singkat Transformator


Pengujian hubung singkat transformator ini ditunjukan untuk mencari besar induksi
eqivalent maupun resistansi eqivalent serta menentukan impedansi eqivalent dari
transformator pada pengujian ini bagian sekunder dari transformer dihubung singkat, sedang
alat ukur dipasang pada sisi primer (gambar 18), pada pengukuran ini tegangan pada sisi
sekunder yang dihubung singkat sama dengan nol, sedang tegangan yang diberikan pada sisi
primer diatur arus Ip tidak melebihi arus nominal transformator. Berdasar data tegangan, arus,
dan daya, maka dapat dihitung impedansi eqivalent pada sisi primer, resistansi eqivalent pada
sisi primer dan induktansi eqivalent dari sisi primer

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

TEORI TAMBAHAN
PRAKTIKUM IV
KARAKTERISTIK TORSI DAN BEBAN PADA SEBUAH
MOTOR INDUKSI

Torsi motor induksi


Torsi motor induksi AC tergantung kepada kekuatan medan putar rotor dan stator yang

saling berinteraksi dan hubungan fasa antara keduanya. Torsi dapat dihitung dengan
persamaan :
T = K IR cos R
Dimana : T = torque
K = constant
= stator magnetic flux
IR = rotor current
cos R = power factor of rotor
Perubahan torsi terhadap slip menunjukkan bahwa begitu slip naik dari nol hingga10% torsi naik secara linear. Begitu torsi dan slip naik melebihi torsi beban penuh, maka torsi
akan mencapai harga maksimum sekitar 25% slip. Torsi maksimum disebut breakdown torque
motor. Jika beban dinaikkan melebihi titik ini, motor akan stall dan segera berhenti.
Umumnya, breakdown torque bervariasi dari 200-300% torsi beban penuh. Torsi awal
( starting torque ) adalah nilai torsi pada 100% slip dan normalnya 150-200% torsi beban
penuh. Seiring dengan bertambahnya kecepatan dari rotor, torsi akan naik hingga breakdown
torque dan turun mencapai nilai yang diperlukan untuk menarik beban motor pada kecepatan
konstan, biasanya 0-10%. Gambar berikut menunjukkan karakteristik torsi terhadap slip.
Gambar kurva torsi kecepatan (slip) pada motor induksi ditunjukkan pada gambar dibawah ini
:

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

Dari kurva karakteristik torsi motor induksi diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Torsi motor induksi akan bernilai nol pada saat kecepatan sinkron
2. Kurva torsi-kecepatan mendekati linear di antara beban nol dan beban penuh. Dalam
daerah ini, tahanan rotor jauh lebih besar dari reaktansi rotor, oleh karena itu arus
rotor, medan magnet rotor, dan torsi induksi meningkat secara linear dengan
peningkatan slip.
3. Akan terdapat torsi maksimum yang tak mungkin akan dapat dilampaui. Torsi ini
disebut juga dengan pull-out torque atau break down torque, yang besarnya 2-3 kali
torsi beban penuh dari motor.
4. Torsi start pada motor sedikit lebih besar dibandingkan torsi beban penuhnya, oleh
karena itu motor ini akan start dengan suatu beban tertentu yang dapat disuplai pada
daya penuh.
5. Torsi pada motor akan memberikan harga slip yang bervariasi sebagai harga kuadrat
dari tegangan yang diberikan. Hal ini sangat penting dalam membentuk pengaturan
kecepatan dari motor.
6. Jika rotor motor induksi digerakkan lebih cepat dari kecepatan sinkron, kemudian arah
dari torsi induksi di dalam mesin menjadi terbalik dan mesin akan bekerja sebagai
generator, yang mengkonversikan daya mekanik menjadi daya elektrik.

Beban motor

Karena sulit untuk mengkaji efisiensi motor pada kondisi operasi yang normal, beban
motor dapat diukur sebagai indikator efesiensi motor. Dengan meningkatnya beban, faktor
daya dan efesiensi motor bertambah sampai nilai optimumnya pada sekitar beban penuh.
Survei beban motor dilakukan untuk mengukur beban operasi berbagai motor
diseluruh pabrik. Hasilnya digunakan untuk mengidentifikasikan motor yang terlalu kecil
atau terlalu besar. US DOE merekomendasikan untuk melakukan survei beban motor yang
beroperasi lebih dari 1000 jam per tahun.

Laboratorium Mesin Listrik


STT -PLN

Anda mungkin juga menyukai