Anda di halaman 1dari 7

TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR Transformator atau sering juga disebut trafo adalah komponen

tegangan yang lebih rendah. Pada rangkaian tersebut trafo berfungsi untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala PLN yang 220 volt menjadi sebesar tegangan yang

penurun tegangan memiliki ukuran kawat yang lebih kecil pada lilitan primernya. Sebaliknya trafo penaik tegangan memiliki ukuran kawat yang lebih besar pada lilitan

dibutuhkan peralatan tersebut agar dapat bekerja normal, misalnya 3 volt, 6 volt atau 12 volt dsb. Sementara itu trafo penaik tegangan (Step Up Trafo) adalah kebalikan dari step down trafo yaitu untuk menaikkan tegangan listrik AC. Sebuah trafo penurun tegangan bisa juga kita gunakan untuk menaikkan tegangan dengan membalik bagian primernya menjadi skunder dan bagian skunder menjadi primer, tentu tegangan dengan kerja memperhatikan trafo tersebut.

primernya. Hal ini dikarenakan pada trafo penurun tegangan out put (keluaran) besar, arus listriknya trafo lebih penaik

elektronika pasif yang berfungsi untuk (menaikkan/menurunkan) tegangangan (AC) Bentuk dasar transformator adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian primer dan skunder adalah merupakan lilitan kawat email yang tidak berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo. Untuk trafo yang digunakan pada tegangan AC frekuensi rendah biasanya inti trafo terbuat dari lempengan2 besi yang disusun menjadi satu membentuk teras besi. Sedangkan untuk trafo frekuensi tinggi (digunakan pada rangkaian2 Radio Frequency/RF) menggunakan inti ferit (serbuk besi yang dipadatkan). Pada penggunaannya trafo juga digunakan untuk mengubah listrik bolak-balik mengubah

sedangkan

tegangan memiliki out put arus yang lebih kecil. Sementara itu frekuensi tegangan pada in put dan out putnya tetap (tidak ada perubahan).

Parameter lain adalah efisiensi daya trafo. Dalam kinerjanya trafo yang bagus memiliki efisiensi daya yang besar (sekitar 70-80%). Daya yang hilang biasanya keluar menjadi kalor/panas yang timbul pada saat trafo bekerja. Trafo yang memiliki efisiensi tinggi dibuat dengan teknik tertentu dengan memperhatikan

Contoh penggunaan trafo penaik tegangan adalah pada rangkaian emergency light/lampu darurat yang menyala saat PLN padam dan UPS pada PC. Prinsip kerjanyanya

bahan inti trafo, kerapatan lilitannya serta faktor2 lainnya. Untuk mengetahui sebuah trafo masih bagus atau sudah rusak adalah dengan menggunakan AVO meter. Caranya posisikan AVO meter pada posisi Ohm meter, lalu cek lilitan primernya harus

adalah tegangan DC (searah) yang berasal dari battery diubah menjadi tegangan AC (bolak-balik) lalu

impedansi. (hah makanan apaan tuh impedansi?!) Wah kalo ngejelasin impedansi bakal habis postingan ini, ntar deh saya jelaskan tentang impedansi lain waktu aja ya :-). Balik lagi ke trafo, untuk trafo frekuensi rendah

dinaikan menjadi 220 volt oleh trafo sehingga mampu menyalakan lampu atau PC di saat PLN padam. Secara (bukan karena;-)) prinsip trafo jumlah penurun lilitan tegangan primernya adalah lebih

terhubung. Demikian juga lilitan sekundernya juga harus terhubung. Sedangkan antara lilitan primer dan skunder tidak boleh terhubung, jika terhubung maka trafo tersebut

contohnya adalah trafo penurun tegangan (Step Down Trafo) yang digunakan pada peralatan2

banyak dari pada jumlah lilitan skundernya. Sedangkan trafo

elektronik tegangan rendah, adaptor, pengisi battery dsb. Trafo jenis ini jika pada bagian primernya kita hubungkan dengan tegangan AC misalnya 220 volt maka pada bagian skundernya akan mengeluarkan

konslet (kecuali untuk jenis trafo tertentu yang memang didesain khusus untuk pemakaian tertentu). Begitu juga antara inti trafo dan lilitan primer/skunder tidak boleh terhubung, jika terhubung maka

penaik tegangan memiliki jumlah lilitan primer lebih sedikit dari pada jumlah lilitan skundernya. Jika

dilihat dari besarnya ukuran kawat email yang digunakan, trafo

trafo

tersebut

akan

mengalami

Untuk

trafo

frekuensi

tinggi

kebocoran arus jika digunakan. Secara fisik trafo yang bagus adalah trafo yang memiliki inti trafo yang rata dan rapat serta jika digunakan tidak bergetar, sehingga efisiensi dayanya bagus. Dalam

mungkin nanti akan kita bahas pada bagian Radio Frekuensi (RF) karena penggunaannya lebih banyak dalam rangkaian2 RF. Prinsip Kerja Transformator

sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan

Vp = tegangan primer (volt) Vs = tegangan sekunder (volt) Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah lilitan sekunder Simbol Transformator Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu: 1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). 2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns). Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah: 1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns). 2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP). 3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer, KEADAAN TRANSFORMATOR TANPA BEBAN Bila kumparan primer suatu transformator dihubungan dengan sumber tegangan V1 yang sinusoid, akan mengalirlah arus primer I0 yang juga sinusoid dan dengan tegangan menganggap belitan N1 reaktif murni, I0 akan tertinggal 90 dari V1. Arus primer I0 menimbulkan fluks () yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid. Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 (Hukum Faraday) Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai kebesaran yang sama

penggunaannya perhatikan baik2 tegangan kerja trafo, tiap tep-nya biasanya ditulis tegangan kerjanya misalnya pada primernya 0V - 110V - 220V, untuk tegangan 220 volt gunakan tep 0V dan 220V, Komponen Transformator (trafo) Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolakbalik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

sedangkan untuk tegangan 110 volt gunakan 0V dan 110V, jangan sampai salah atau trafo kita bakal hangus! Dan pada skundernya

misalnya 0V - 3V - 6V - 12V dsb, gunakan 0V dan tegangan yang diperlukan. Ada juga jenis trafo yang menggunakan CT (Center Tep) yang artinya adalah titik tengah. Contoh misalnya 12V - CT 12V, artinya jika kita gunakan tep CT dan 12V maka besarnya Prinsip Kerja Transformator Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance). Pada skema transformator di bawah ini, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.

tegangan adalah 12 volt, tapi jika kita gunakan 12V dan 12V besarnya tegangan adalah 24 volt. Besarnya arus listrik yang bisa di supply oleh sebuah trafo biasanya juga dicantumkan misalnya 0.5 Amp, 1 Amp, 5 Amp dsb.

Sesuaikan dengan kebutuhan jika membeli atau menggunakannya

agar bisa berfungsi normal dan efisien. Jenis2 trafo yang lain adalah trafo OT(Output Trafo) dan IT(Input Trafo). Trafo jenis ini banyak digunakan pada peralatan audio.

Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan

tetapi berlawanan arah tegangan sumber V1. ARUS PENGUAT

dengan

Arus primer I0 yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak dibebani disebut arus penguat. Dalam kenyataanya arus primer I0 bukanlah merupakan arus induktif murni, hingga ia terdiri atas dua komponen. 1. Komponen arus pemagnetan Im, yang menghasilkan fluks (). Karena sifat besi yang nonlinier (ingat kurva B-H), maka arus pemagnetan Im dan juga fluks () dalam kenyataanya tidak berbentuk sinusoid. 2. Komponen arus rugi tembaga Ic, menyatakan daya yang hilang akibat adanya rugi histerisis dan arus eddy. Ic sefasa dengan V1, dengan demikian hasil perkaliannya (Ic X V1) merupakan daya (watt) yang hilang. KEADAN BERBEBAN Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban Zl, I2 mengalir pada kumparan sekunder, di mana I2 = V2/ Zl dengan 2 =m factor kerja beban. Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (gg,) N2I2 yang cenderung menentang fluks () bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan Im. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir I2, yang menentang fluks yang dibandingkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer menjadi: I1 = I0 + I2 Bila rugi besi diabaikan (Ic diabaikan) maka I0 = Im I1 = Im + I2 Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus pemagnetan Im saja, berlaku hubungan: N1Im = N1I1 N1I2 N1Im = Ni(Im+I2) N2I2

Dalam pembahasan terdahulu kita mengabaikan adanya tahanan dan fluks bocor. Analisis selanjutnya akan memperhitungkan kedua hal tersebut. Tidak seluruh fluks () yang dihasilkan oleh arus pemagnetan Im merupakan fluks bersama fluks (m), sebagian darinya hanya mencakup kumparan primer (1) atau kumparan sekunder saja (2). Dalam model rangkaian (rangkaian ekivalen) yang dipakai untuk menganalisis kerja suatu transformator, adanya fluks bocor 1 dan 2 ditunjukkan sebagai reaktansi X1 dan X2. Sedang rugi tahanan ditunjukkan dengan R1 dan R2.

Pengaturan = V2 tanpa beban V2 beban penuh / V2 beban penuh KERJA PARAREL Pertambahan beban pada suatu saat menghendaki adanya kerja pararel di antara transformator. Tujuan utama kerja pararel ialah agar beban yang dipikul sebanding dengan kemampuan Kva masing-masing transformator, hingga tidak terjadi pembebanan lebih dan pemanasan lebih. Untuk maksud di atas diperlukan beberapa syarat yaitu: 1. Perbandingan tegangan harus sama Jika perbandingan tegangan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan sekunder masing-masing transformator tidak sama. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya arus pusar pada kumparan sekunder ketika transformator dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada kumparan sekunder tersebut. 2. Polaritas transformator harus sama 3. Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama 4. Perbandingan reaktansi terhadap tahana sebaiknya sama Apabila perbandingan R/X sama, maka kedua transformator tersebut akan bekerja pada factor kerja yang sama. RUGI DAN EFISIENSI Rugi Tembaga (Pcu) Rugi yang disebabkan arus beban merngalir pada kawat tembaga dapat ditulis sebagai: Pcu = I. R Karena arus beban berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada beban. Rugi Besi (Pi) Rugi besi terdiri atas: 1. Rugi histeris, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada inti besi, yang dinyatakan sebagai: Ph = Kh f B 1,6 maks watt Kh = konstanta Bmaks = fluks maksimum (weber)

MENENTUKAN PARAMETER Parameter transformator yang terdapat pada model rangkaian (rangkaian ekivalen) Rc, Xm, Rek, dan Xek, dapat ditentukan besarnya dengan dua macam pengukuran (test) yaitu pengukuran beban nol dan pengukuran hubungan singkat. Pengukuran Beban Nol Dalam keadan tanpa beban bila kumparan primer dihubungan dengan sumber tegangan V1, seperti telah diterangkan terdahulu maka hanya I0 yang mengalir. Pengukuran Hubungan Singkat Hubungan singkat berarti impedansi beban Zl diperkecil menjadi nol, sehingga hanya impedansi Zek = Rek dan Xek ini relative kecil, harus dijaga tegangan yang masuk (Vhs) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal. Harga I0 akan relative kecil bila arus yang dihasilkan tidak melebihi arus niminal, sehingga pada pengikuran ini dapat diabaikan.

PENGATURAN TEGANGAN Pengaturan Tegangan suatu transformator suatu transformator ialah perubahan tegangan sekunder anatara beban nol dan beban penuh pada suatu factor kerja tertentu, dengan tegangan primer konstan.

RANGKAIN EKIVALEN

2. Rugi arus eddy yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Dirumuskan dengan: Pe = Ke f Bmaks Jadi, rugi besi (rugi inti) adalah Pi = Ph + Pe TRANSFORMATOR TIGA FASA

dengan kawat yang lebih tipis transformator Keuntungan Simbol transformator step-up autotransformator dibandingkan biasa. dari adalah

ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua

Transformator tiga fasa digunakan karena pertimbangan ekonomi. Dari pembahasan berikut ini akan terlihat bahwa pemakaian inti besi pada transformator tiga fasa akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemakaian tiga buah transformator fasa tunggal . Apabila digunakan transformator fasa tunggal, pada bagian tersebut akan mengalir fluks sebesar 1/2 A dan 1/2 B, tau sebesar A. Demikian juga hgalnya untuk bidang nmqr. Jadi pemakaian inti besi jelas menunjukkan penghematan [ada transformator tiga fasa. Penghematan tersebut akan lebih tersa lagi bila kini kita mengubah polaritas transformator sedemikian rupa sehingga arah B ke atas.

2. Step-Down Transformator memiliki lilitan step-down sekunder

lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.

lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator sangat terutama AC-DC. mudah dalam jenis ini ditemui, adaptor

Simbol autotransformator Selain itu, autotransformator tidak

Jenis-jenis transformator 1. Step-Up DC.Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lebih lilitan lilitan banyak primer, sekunder daripada sehingga

Simbol transformator step-down 3. Autotransformator Transformator yang listrik, tengah. lilitan Fasa primer arus dalam berlanjut dengan jenis ini

dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali). 4. Autotransformator variabel Autotransformator variabel sebenarnya autotransformator bisa adalah biasa

hanya terdiri dari satu lilitan secara sadapan Dalam juga lilitan selalu

berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi yang tegangan digunakan tinggi dalam

transformator ini, sebagian merupakan lilitan sekunder. sekunder

yang sadapan tengahnya diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah

berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama bisa lilitan dibuat sekunder

transmisi jarak jauh.

fluks induksi

magnet Karena pada

berhenti GGL lilitan

berubah.

sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks Simbol autotransformator variabel 5. Transformator isolasi Transformator memiliki yang dengan sehingga sekunder tegangan pada sama primer. lilitan lilitan berjumlah isolasi sekunder sama primer, tegangan dengan Tetapi desain, 7. Transformator tiga fasa Transformator sebenarnya transformator dihubungkan Lilitan bintang sekunder primer (Y) tiga adalah fasa tiga yang secara biasanya secara dan lilitan dihubungkan magnet, hanya keluaran saat transformator memberikan inti tidak 3.

sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder. Kerugian kapasitas liar. Kerugian disebabkan kapasitas terdapat lilitan Kerugian liar pada ini yang oleh yang lilitansangat untuk tinggi. ini dapat dengan lilitan sekunder

jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

transformator.

mempengaruhi efisiensi transformator frekuensi Kerugian dikurangi menggulung primer dan

beberapa

khusus satu sama lain. dihubungkan

gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan banyak digantikan audio, transformator jenis ini telah oleh kopling kapasitor. 6. Transformator pulsa Transformator pulsa adalah transformator didesain gelombang Transformator khusus memberikan yang untuk keluaran pulsa. jenis ini

secara semi-acak (bank winding). 4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik transformator fluks dengan Kerugian dikurangi ini arah. tidak Disebabkan karena inti dapat mengubah arah

secara delta (). 8. Trafo penyesuai frekuensi 9. Trafo penyaring frekuensi 10. Trafo penyesuai impedansi

Kerugian dalam transformator 1. Kerugian Kerugian lilitan disebabkan arus 2. listrik tembaga. I2.R dalam yang oleh 5. yang

magnetnya seketika. dapat dengan

tembaga

menggunakan material inti reluktansi rendah. Kerugian konduktor efek lain kulit. yang Sebagaimana dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk

menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah mencapai arus titik primer tertentu,

resistansi tembaga dan mengalirinya. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-

mengalir Hal juga Kerugian dikurang menggunakan terdiri dari ini

pada memperbesar menambah ini dapat dengan kawat beberapa Untuk radio kawat atau kawat eddy

adalah

dengan

menggunakan

CT 12V, artinya jika kita gunakan tep CT dan 12V maka besarnya tegangan adalah 12 volt, tapi jika kita gunakan 12V dan 12V besarnya tegangan adalah 24 volt. Komponen-Komponen Transformator / Trafo 1. Inti Besi Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, magnetik yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi atau arus besi) eddy yang (eddy ditimbulkan oleh arus pusar current). 2. Kumparan Transformator Kumparan adalah kawat transformator lilitan yang suatu

permukaan konduktor. kerugian kapasitas dan resistansi relatif lilitan.

AVO meter. Caranya posisikan AVO meter pada posisi Ohm meter, lalu cek lilitan primernya harus terhubung. Demikian juga lilitan sekundernya juga harus terhubung. Sedangkan antara lilitan primer dan skunder tidak boleh terhubung, jika terhubung maka trafo tersebut konslet (kecuali untuk jenis trafo tertentu yang memang didesain khusus untuk pemakaian tertentu). Begitu juga antara inti trafo dan lilitan primer/skunder tidak boleh terhubung, jika terhubung maka trafo tersebut akan mengalami kebocoran arus jika digunakan. Secara fisik trafo yang bagus adalah trafo yang memiliki inti trafo yang rata dan rapat serta jika digunakan tidak bergetar, sehingga efisiensi dayanya bagus. Dalam penggunaannya perhatikan baik2 tegangan kerja trafo, ditulis tiap tep-nya biasanya kerjanya tegangan

Litz, yaitu kawat yang kawat kecil yang saling terisolasi. frekuensi digunakan geronggong sebagai biasa. 6. Kerugian arus (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang arus menimbulkan melawan fluks Karena ubah, fluks ini ganti

lembaran tipis tembaga

dalam inti magnet yang perubahan yang GGL. fluks olakan pada kalau magnet adanya terjadi magnet berkurang

membangkitkan

misalnya pada primernya 0V 110V 220V, untuk tegangan 220 volt gunakan tep 0V dan 220V, sedangkan untuk tegangan 110 volt gunakan 0V dan 110V, jangan sampai salah atau trafo kita bakal hangus! Dan pada skundernya misalnya 0V 3V 6V 12V dsb, gunakan 0V dan tegangan yang diperlukan. Ada juga jenis trafo yang menggunakan CT (Center Tep) yang artinya adalah titik tengah. Contoh misalnya 12V

beberapa berisolasi

magnet yang berubah-

membentuk

kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan padat pertinak dengan seperti dan isolasi karton, lain-lain.

material inti. Kerugian digunakan inti berlapislapisan. Pemeriksaan Transformator Untuk mengetahui sebuah trafo masih bagus atau sudah rusak

Kumparan tersebut sebagai

alat transformasi tegangan dan arus.

tranformator selalu kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian energi terbuang menjadi panas atau energi bunyi.

Energi listrik atau daya listrik yang dihitung berikut: hilang jarak dengan pada jauh kawat dapat transmisi

persamaan

Transformator Ideal Pada transformator ideal, tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk energi lain di dalam transformator sehingga daya listrik pada kumparan skunder sama dengan daya listrik pada kumparan primer. Atau dapat dikatakan persen. ideal efisiensi untuk berlaku pada transformator ideal adalah 100 transformator persamaan

energi dan daya listrik sebagai Efisiensi transformator dapat dihitung dengan :

W = energi listrik (joule) Transmisi Listrik Jarak Jauh Pusat biasanya pemukiman pembangkit terletak atau jauh listrik dari I = kuat arus listrik (ampere) R = hambatan (ohm) t = waktu P = daya listrik (watt) Transmisi energi listrik jarak jauh menggunakan tegangan tinggi akan mengurangi kerugian kehilangan energi listrik selama transmisi oleh disipasi.

pelanggan.

Sehingga listrik yang dihasilkan pusat pembangkit listrik perlu ditransmisikan yang cukup dengan jauh. jarak Transmisi

sebagai berikut :

energi listrik jarak jauh dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi, dengan alasan sebagai berikut:

Bila tegangan dibuat tinggi maka arus listriknya menjadi kecil.

Dengan

arus

listrik

yang kecil maka energi yang hilang pada kawat Efisiensi Transformator Efisiensi didefinisikan keluaran Pada dengan transformator sebagai daya listrik ideal efisiensi transmisi (energi disipasi) juga kecil.

Juga dengan arus kecil cukup digunakan kawat berpenampang lebih kecil, lebih ekonomis. relatif sehingga

perbandingan antara daya listrik yang masuk pada transformator. transformator efisiensinya 100 %, tetapi pada kenyataannya

Anda mungkin juga menyukai