Anda di halaman 1dari 50

TUGAS PRATIKUM ELEKTRONIKA

1.Pengertian Transformator
Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik
yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari
perubahan taraf tersebut diantaranya seperti untuk menurunkan Tegangan AC
dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.
Transformator atau Trafo ini bekerja mengikuti prinsip Induksi Elektromagnet dan
hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Trafo
memegang peranan yang sangat penting untuk pendistribusian tenaga listrik.
Trafo menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik oleh PLN hingga
ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Trafo lainnya menurunkan
tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan untuk setiap rumah tangga
maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Fungsi Transformator
 Distribusi dan Transmisi Listrik
Seperti yang kita ketahui bahwa jarak antara pembangkit listrik dengan beban
listrik yang digunakan oleh pelanggan relatif terlalu jauh. Sehingga akan terjadinya
drop tegangan.
Untuk itu kita harus menaikkan tegangan sebelum distribusi dan transmisi listrik
jarak jauh agar drop tegangan tidak terlalu besar serta lebih murah karena kabel
yang digunakan lebih kecil (semakin besar tegangan besar maka arus semakin
kecil sesuai dengan Hukum kekekalan energi).
Seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), Tegangan yang di hasilkan oleh
pembangkit sebesar 13,8 KV lalu di naikkan menjadi 150 KV lalu diturunkan ke
380 V untuk di distribusikan ke rumah – rumah.
 Rangkaian Kontrol

Pada peralatan elektronik seperti komputer, charger dan berbagai macam


peralatan  lainnya, transformator sering kali digunakan untuk menurunkan
tegangan agar dapat digunakan pada tegangan kontrol (5 Volt, 12 Volt,dsb).
Begitu juga rangkaian kontrol motor pada pabrik, Trafo dipakai untuk
mengenergize  dan meng dienergize kontaktor yang dipakai untuk menghidupkan
dan mematikan motor induksi.
 Rangkaian Pengatur Frekuensi
Dalam dunia radio frekuensi, transformator juga sering kali digunakan untuk
mengatur besaran frekuensi yang dihasilkan. Hanya saja bentuk dan dimensinya
jauh lebih kecil di bandingkan trafo yang sering kali digunakan pada rangkaian
kontrol apalagi transformator atau trafo transmisi listrik.
Prinsip Kerja
Pada sebuah Trafo yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau
kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.
Kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah
besi yang dinamakan Inti Besi (Core).
Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menyebabkan
medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet
(densitas Fluks Magnet) tersebut di pengaruhi pada besarnya arus listrik yang
dialirinya.
Semakin besar arus listriknya maka semakin besar pula medan magnetnya.
Fluktuasi medan magnet yang terjadi pada kumparan pertama (primer) akan
menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan
akan terjadi pelimpahan daya pada kumparan primer ke kumparan sekunder.
Maka, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik ini baik dari tegangan rendah
menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi
tegangan yang rendah.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya ialah
kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-
lapis dengan gunanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik kumparan dan untuk mengurangi suhu panas yang
sering ditimbulkan.
Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut
diantaranya seperti berikut ;
 E  –  I Lamination
 E  –  E Lamination
 L  –  L Lamination
 U  –  I Lamination
Dibawah ini agar lebih mudah memahami ;

Rasio lilitan yang berada pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer
menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut.
Contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder
akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan
primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut Transformator Step Up.

Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1


lilitan pada kumparan sekunder, maka tegangan yang dihasilkan Kumparan
Sekunder adalah 1/10 dari tegangan input pada Kumparan Primer. Transformator
jenis ini sering disebut dengan Transformator Step Down.
Jenis Transformator
Berdasarkan penjelasan gambar diatas, jenis – jenis transformator dibagi menjadi
dua yaitu transformator step up dan step down, untuk lebih jelas dengan jenis –
jenis nya simakla penjelasan dibawah ini :
 Transformator Step UP
Trafo Step Up ialah Trafo yang berfungsi untuk menaikan level teganan AC atau
taraf dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Komponen tegangan sekunder
dijadikan tegangan Output yang lebih tinggi yakni dapat ditingkatkan dengan cara
memperbanyak lilitan di kumparan sekundernya sehingga jumlah lilitan kumparan
primer lebih sedikit. Trafo step up ini digunakan sebagai penghubung trafo
generator ke grid di dalam tegangan listrik.

trafo step up
 Transformator Step Down
Trafo Step Down ialah Trafo yang berfungsi menurunkan taraf level tegangan AC
dari taraf yang tinggi ke rendah. Pada Trafo jenis ini, Rasio untuk jumlah lilitan
pada kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan pada kumparan yang
sekunder.
Trafo step down digunakan untuk mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi
yang lebih rendah dimana dapat digunakan untuk peralatan rumah tangga.
Contohnya, untuk menurunkan taraf tegangan listrik dari PLN (220V) menjadi
taraf tegangan yang dapat disesuaikan dengan peralatan elektronik dirumah.

trafo step down


Demikianlah pembahasan lengkap mengenai pengertian, fungsi, jenis
transformator, Semoga bermanfaat.
2.Pengertian dioda (diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari
bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke
satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Dalam ilmu fisika dioda digunakan untuk penyeimbang arah rangkaian
elektronika. Elektronika memiliki dua terminal yaitu anoda berarti positif dan
katoda berarti negatif. Prinsip kerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan
positif dan negative semikonduktor. Sehingga anode dapat menghantarkan arus
litrik dari anoda menuju katoda, tetapi tika sebaliknya katoda ke anoda.
Banyak macam dan bentuk diode yang ada di pasaran tetapi yang paling sering
kita jumpai adalah diode yang berbentuk silinder warna hitam terdapat gelang
perak di salah satu sisinya. Karena cara penggunaan diode ini sangat mudah dan
sederhana di bandingkan dengan tipe yang lain.

Fungsi Dioda

Berikut ini adalah fungsi dari dioda antara lain:


 Untuk alat sensor panas, misalnya dalam amplifier.
 Sebagai sekering(saklar) atau pengaman.
 Untuk rangkaian clamper dapat memberikan tambahan partikel DC untuk
sinyal AC.
 Untuk menstabilkan tegangan pada voltage regulator
 Untuk penyearah
 Untuk indikator
 Untuk alat menggandakan tegangan.
 Untuk alat sensor cahaya, biasanya menggunakan dioda photo.
Simbol Dioda
Perhatikan gambar Dioda berikut ini:

Gambar di atas merupakan bentuk sederhana dari dioda. Ada simbol + berarti
aliran yang positif disebut anoda sedangkan simbol – berarti negatif disebut
katoda.
Jenis Dioda
Berikut ini adalah jenis diode diantaranya:
1. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu
penerangan
2. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai
penyearah arus AC ke arus DC.
3. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali
4. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai
penstabil tegangan.
5. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
Cara Kerja Dioda
Dioda semikonduktor hanya bisa melewati satu arus yang searah, pada saat dioda
memperoleh arus akan maju satu arah (forward Bias). Karena di dalam dioda ada
junction yaitu pertemuan konduktor antara tipe p dan tipe n. kondisi ini dapat
dikatakan bahwa konduksi penghantar masih tergolong kecil. Sedangkan bila
dioda diberi satu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan
pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit
mengalir.
Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja
sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda
hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain sebagai Penyearah
setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full
Wave Rectifier) dll.
Karakteristik Dioda
Ada dua karakteristik diode yaitu dioda di bias maju dan diode di bias mundur
berikut adalah penjelasannya:
1.      Dioda di Bias Maju

Karakteristik dioda yang pertama adalah di bias secara maju. Dioda di bias maju
untuk memberikan tegangan luar menuju terminal dioda. Jika anoda(+) terhubung
dengan kutup positif pada batere serta katoda(-) terhubung dengan kutub negatif
pada batere maka akan mengakibatkan bias maju atau forward bias.
2.      Dioda di Bias Mundur
Karakteristik dioda yang ke dua adalah di bias secara mundur. Anoda(+)
dihubungkan dengan kutup negatif dan katoda(-) dihubungan dengan kutup
positifsehingga jumlah arus yang mengalir pada rangkaian bias mundur akan lebih
kecil. Pada bias mundur dioda, terdapat arus maju yang dihubungkan dengan
batere yang memiliki tegangan tidak terlalu besar dan signifikan karena tidak
mengalami peningkatan. Ketika terjadi proses reserve, dioda tidak bisa
menghantarkan listrik karena nilai hambatannya besar. Dioda ini juga dianjurkan
untuk tidak memiliki besar tegangan dan arus yang melebihi batas.
Demikian penjelasan mengenai diode mulai dari pengertian, fungsi, simbol, cara
kerja, jenis, dan karakteristik.
3.Pengertian Kapasitor, Jenis, Rumus, Macam, Tipe, Fungsi dan Contoh: adalah
komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan elektron-
elektron selama waktu yang tertentu atau komponen elektronika yang digunakan
untuk menyimpan muatan listrik

Kapasitor atau kondensator oleh ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867)


pada hakikatnya adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/ muatan listrik
di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal
dari muatan listrik atau komponen listrik yang mampu menyimpan muatan  listrik
yang dibentuk oleh permukaan (piringan atau kepingan) yang berhubungan yang
dipisahkan oleh suatu penyekat.

Ketika kapasitor dihubungkan pada sebuah sumber tegangan maka piringan atau
kepingan terisi elektron. Bila elektron berpisah dari satu plat ke plat lain maka
muatan elektron akan terdapat diantara kedua kepingan. Muatan ini disebabkan
oleh muatan positif pada plat yang kehilangan elektron dan muatan negatif pada
plat yang memperoleh elektron.

Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan


menyimpan elektron-elektron selama waktu yang tertentu atau komponen
elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik yang terdiri dari dua
konduktor dan di pisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor
di sebut keping.
Seperti juga halnya resistor, kapasitor adalah  termasuk salah satu komponen
pasif yang banyak digunakan dalam membuat rangkaian elektronika. Kapasitor
berbeda dengan akumulator dalam menyimpan muatan listrik terutama tidak
terjadi perubahan kimia pada bahan kapasitor. Pengertian lain Kapasitor adalah
komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik.
Kapasitor atau yang sering disebut kondensator merupakan komponen listrik yang
dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik.

Prinsip sebuah kapasitor pada umumnya sama halnya dengan resistor yang juga
termasuk dalam kelompok komponen pasif, yaitu jenis komponen yang bekerja
tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng
logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini
sering disebut sebagai bahan (zat) dielektrik.

Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar komponen


tersebut dapat digunakan untuk membedakan jenis kapasitor. Beberapa
pengertian kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik antara lain berupa
kertas, mika, plastik cairan dan lain sebagainya.

Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif
akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang
sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan
positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan
negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan
dielektrik yang non-konduktif.

Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat
dengan kapasitansi atau kapasitas. Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan
dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada
abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron.
Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan
memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat
muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis : Q = CV
Dimana : Q = muatan elektron dalam C (coulombs) C = nilai kapasitansi dalam F
(farads) V = besar tegangan dalam V (volt) Dalam praktek pembuatan kapasitor,

kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara
kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan
rumusan dapat ditulis sebagai berikut : C = (8.85 x 10-12) (k A/t) Berikut adalah
tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan
Udara vakum k = 1 Aluminium oksida k = 8 Keramik k = 100 – 1000 Gelas k = 8
Polyethylene k = 3

Sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan


elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018
elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor
akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat
memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs.

Dengan rumus dapat ditulis :


Q = CV
Dengan asumsi :
Q =  muatan elektron C  (Coulomb)
C = nilai kapasitans dalam F  (Farad)
V = tinggi tegangan dalam V  (Volt)

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui


luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan
konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :
C = (8.85 x 10^-12) (k A/t)

Cara kerja, Prinsip dan Besaran


Cara kerja kapasitor
Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian adalah dengan mengalirkan elektron
menuju kapasitor. Pada saat kapasitor sudah di penuhi dengan elektron, tegangan
akan mengalami perubahan. Selanjutnya, elektron akan keluar dari sebuah
kapasitor dan mengalir menuju rangkaian yang membutuhkannya. Dengan begitu,
kapasitor akan membangkitkan reaktif suatu rangkaian.

Namun tidak kita pungkiri, meski suatu komponen kapasitor memiliki bentuk dan
ukuran yang berbeda, tetapi fungsi kapasitor tetap sangat di perlukan dalam
suatu komponen elektronika atau bahkan rangkaian elektronika.

Adapun kedua keping atau piringan pada kapasitor dipisahkan oleh suatu
insolator, pada dasarnya tidak ada elektron yang dapat menyeberang celah di
antara kedua keping. Pada saat baterai belum terhubung, kedua keping akan
bersifat netral (belum temuati). Saat baterai terhubung, titik dimana kawat pada
ujung kutub negatif dihubungkan akan menolak elektron,

sedangkan titik dimana kutub positif terhubungkan menarik elektron. Elektron-


elektron tersebut akan tersebar ke seluruh keping kapasitor. Sesaat, elektron
mengalir ke dalam keping sebelah kanan dan elektron mengalir keluar dari keping
sebelah kiri; pada kondisi ini arus mengalir melalui kapasitor walaupun
sebenamya tidak ada elektron yang mengalir melalui celah kedua keping tersebut.

Setelah bagian luar dari keping termuati, berangsur-angsur akan menolak muatan
baru dari baterai. Karenanya arus pada keping tersebut akan menurun besarnya
terhadap waktu sampai kedua keping tersebut berada pada tegangan yang
dimiliki baterai. Keping sebelah kanan akan memiliki kelebihan elektron yang
terukur dengan muatan -Q dan pada keping sebelah kiri termuati sebesar +Q.

Prinsip pembentukan kapasitor


 Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi,
kemudian plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator
(isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum).

 Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan


kapasitor berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan
bahan dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai
kapasitansinya.

 Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian
itu disebutkan kapasitansi parasitic.

Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang berdekatan pada jalur


penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang
berdekatan. Gambar diatas menunjukan bahwa ada dua buah plat yang dibatasi
udara. Jarak kedua plat dinyatakan sebagai d dan tegangan listrik yang masuk.

Besaran Kapasitansi
Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya muatan
listrik dengan tegangan kapasitor. C = Q / V Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885
D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan piko farad D = luas bidang plat yang saling
berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan cm2. d = jarak antara plat
dalam satuan cm. Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya muatan listrik
pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad.
Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad.
Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1 mikrofarad sampai beberapa
milifarad.

Rumus Kapasitor
Rumus Kapasitor terdiri dari beberapa rumus yang digunakan untung menghitung
besarnya muatan listrik baik yang dihasilkan oleh kapasitor maupun muatan listrik
yang masuk. Berikut ini adalah beberapa rumus tentang kapasitor dengan
rangkaian paralel, rangkaian seri dan rangkaian kapasitor seri dan paralel yang
satuan hitungnya adalah farad (F). Berikut ini adalah rumusan-rumusan yang
disimpan dalam keping-keping kapasitor yang bermuatan listrik sebagai berikut :
Berikut ini Contoh dari Rumus Kapasitor

Penjelasan:
Q = Muatan yang satuannya Coulumb
C = Kapasitas yang satuannya Farad
V = Tegangan yang satuannya Volt
(1 Coulumb = 6,3*1018 elektron)
Kapasitor bisa berfungsi sebagai baterai karena tegangan tetap berada di dalam
kapasitor meskipun sudah tidak dihubungkan, lamanya tegangan yang tertinggal
bergantung pada kapasitas kapasitor itu sendiri. Contoh rumus lain dalam
rangkaian kapasitor :
 Rumus untuk Kapasitor dengan Rangkaian Paralel
C Total = C1 + C2 + C3
Pada Rumus Kapasitor diatas dapat disimpulkan bahwa, pada rangkaian Kapasitor
paralel tidak terjadi sama sekali pembagian untuk tegangan atau muatan listrik,
semua tegangan akan memiliki jumlah yang sama pada setiap titik yang ada di
rangkaian kapasitor paralel tersebut alasannya karena pada titik yang sama
kapasitor paralel tersebut dihubungkan, sehingga tidak memiliki perubahan yang
berarti.
 Rumus untuk Kapasitor dengan Rangkaian Seri
1/C Total = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3
Pada rumus untuk kapasitor dengan rangkaian seri diatas dapat disimpulkan
bahwa, pada setiap pengukuran kapasitor seri ini terjadi pembagian tegangan dari
sumber tegangan kepada setiap titik, yang pada akhirnya jika digabungkan
dengan cara di jumlahkan tegangan-tegangannya dari setiap titik maka akan
terlihat sama seperti jumlah tegangan dari sumber tegangan.
 Rangkaian Rumus Kapasitor Seri dan Paralel
C Total = (C1 + C2) // C3
1/CA = 1/C1 + 1/C2 (seri)
Pada Rumus Kapasitor dengan rangkaian seri dan paralel diatas dapat disimpulkan
bahwa, rangkaian jenis ini dapat dihitung dengan cara mengkombinasikan dari
beberapa persamaan yang terlihat dari kedua rumus kapasitor tersebut, yaitu seri
dan paralel. Sehingga kita dapat mengetahui jumlah keseluruhan dari gabungan
antara 2 jenis kapasitor ini.
Rangkaian Kapasitor
Rangakian Kapasitor dibagi menjadi dua yaitu rangakain seri dan rangkaian
paralel. Cara penghitungannya hampir sama dengan rangakian seri dan paralel
pada resistor. Berikut ini persamaan dari rangkaian kapasitor.

Rangkaian Seri
Rangkaian seri pada kapasitor merupakan rangkaian kapasitor dengan
menghubungkan kutub TIDAK sejenis antara kapasitor, seperti yang diperlihatkan
pada gambar berikut ini :

Kapasitas pengganti pada rangkaian seri adalah:


1Ctot=1C1+1C2+1C3
Qtot=Q1=Q2=Q3
Vtot=V1+V2+V3
Susunan seri pada kapasitor yaitu kapasitor disusun dalam satu garis hubung yang
tidak bercabang. Jika sebuah kapasitor disusun secara seri maka dapat ditentukan
kapasitor pengganti total dari seluruh kapasitor yang ada dalam rangkaian seri
tersebut. Pada susunan seri ini berlaku aturan:

 Muatan pada setiap kapasitor adalah, yakni sama dengan jumlah muatan
pada kapasitor pengganti.

Qs = Q1 = Q2 = Q3 = Q4 

 Beda potensial (V) pada ujung-ujung kapasitor pengganti sama dengan


beda potensial yang ada di masing-masing kapsitor

Vs = V1 + V2 + V3 + V4

 Kapasitas kapasitor pengganti dapat dicari dengan rumus

Cs = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + 1/C4

 untuk n buah kapasitor yang kapasitasnya sama dapat menggunakan rumus


cepat

Cs = C/n

Yang perlu di ingat karena kapasitas pengganti dari susunan seri beberapa
kapasitor selalu lebih kecil dari kapasitas masing-masing, jadi kapasitor yang
disusun seri dapat dimanfaatkan guna memperkecil kapasitas sebuah kapasitor.

Rangkaian Paraler
Rangkaian paralel merupakan rangkaian kapasitor dengan menghubungkan kutub
SEJENIS antara kapasitor, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini:

Kapasitas pengganti pada rangkaian paralel adalah :


Ctot=C1+C2+C3
Qtot=Q1+Q2+Q3
Vtot=V1=V2=V3
 Muatan kapasitor pengganti sama dengan jumlah masing-masing kapasitor
(sama seperti tegangan pada rangkaian seri)

Qp= Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + dst…

 Beda potensial masing-masing kapasitor bernilai sama semua dengan beda


potensial sumber asal (sama seperti muatan pada rangkaian seri)

Vp = V1 + V2 + V3 + V4

 Kapasitas Kapasitor Pengganti pada rangkaian pararel sama dengan jumlah


seluruh kapasitas kapasitor dalam rangkaian tersebut.

Cp = C1 + C2 + C3 + C4

Karena kapasitas pengganti dari semua rangkaian pararel selalu lebih besar dari
masing-masing kapasitor dalam rankaian, jadi susunan pararel bisa digunkan
untuk memperbesar kapasitas kapasitor.

Gabungan Seri dan Pararel


Susunan ini adalah gabungan dari susunan seri dan pararel. Rumus yang berlaku
sama dengan rumus yang berlaku pada kedua jenis rangkaian sebelumnya. Di sini
sobat harus lihai-lihai mengidentifikasi dari suatu rangkain gabungan mana yang
seri dan mana yang pararel. Berikut contoh sederhana rangkaian gabungan

Energi Kapasitor
Muatan listrik menimbulkan potensial listrik dan untuk memindahkannya
diperlukan usaha. Untuk memberi muatan pada suatu kapasitor diperlukan usaha
listrik, dan usaha listrik ini disimpan di dalam kapasitor sebagai energi. Pemberian
muatan dimulai dari nol sampai dengan Q coulomb. Persamaan Energi pada
kapasitor dapat ditulis :

W=12CV2=12QV=12Q2C
keterangan :
W = energi kapasitor
Q = Muatan Listrik ( C )
V = Potensial listrik
Jenis Kapasitor
Sesuai dengan Macamnya, kapasitor dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
Kapasitor tetap
Kapasitor tetap adalaha kapasitor yang nilai kapasitansinya tidak dapat dirubah
dan nilainya sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatanya. Bentuk dan ukuran
kapsitor tetap bermacam-macamdan berbeda antara satu dengan yang lainnya
tergantung dari bahan pembuatnya.

Kapasitor tetap juga dibedakan menjadi 2 yaitu:


 Kapasitor polar
1)  Kapasitor elektrolit
Kapasitor ini merupakan jenis kapasitor polar atau memilik 2 buah kutub pada
kaki – kakinya. Kaki yang panjang merupakan kutub positif dan kaki yang pendek
atau kaki yang memiliki tanda khusus adalah kaki negatif. Pemasangan kapasitor
elektrolit dalam rangkaian elektronika tidak boleh terbalik, khususnya untuk
rangkaian arus DC namun untuk arus AC tidak jadi masalah.
Kapasitor ini tidak boleh terkena panas yang berlebih pada saat proses
penyolderan karena bahan elektrolit yang terdapat di dalam kapasitor dapat
mendidih dan menyebabkan kapasitor menjadi rusak. berikut gambar kapasitor
elektrolit. Kapasitor ini tersedia dengan kapasitas yang cukup besar, paling kecil
memiliki kapasitas 0,1 mikroFarrad dan paling besar yang umum terdapat di
pasaran adalah 47000 mikroFarrad. Namun penulis pernah menjumpai kapasitor
ini dalam ukuran 1 Farrad dengan harga yang cukup membuat kantong menjadi
kering. Tegangan kerja kapasitor ini sangat beragam namun biasanya dituliskan
pada bodi kapasitor. Tegangan kerjanya berkisar dari 6,7 V hingga 200 Volt.

2) Kapasitor tantalum
Sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang elektronika, para produsen
komponen elektronika selalu menciptakan penemuan-penemuan baru berupa
komponen kapasitor yang memiliki keandalan yang tinggi. Pada umumnya
kapasitor ini dibuat dengan bentuk fisik yang kecil dan warna merah atau
hijau.karena memiliki keandalan yang tinggi sehingga kapasitor tantalum memiliki
harga yang cukup mahal.

 Kapasitor non polar


1) Kapasitor keramik
Dinamakan kapasitor keramik, karena kapasitor ini bahan dielektrikumnya terbuat
dari keramik. Kapasitor keramik memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-
macam. Kapasitor ini cukup stabil sehingga sering dipakai dalan rangkaian
elektronika. Nilai kapasitansi kapasitor ini biasanya dituliskan dalam kode warna,
namun ada juga yang dituliskan langsung pada badannya menggunakan angka.

2) Kapasitor polyester
Peranan plastik ternyata tidak terbatas hanya dibuat sebagai kantong atau
peralatan rumah tangga, tetapi juga ikut berperan di dalam pembuatan
komponen elektronika yaitu kapasitor. Kapasitor plastik sangat populer dalam
penggunaannyadan dalam bidang elektronika dikenal dengan nama kapasitor
polyester. Pada umumnya kapasitor ini dibuat dengan bentuk yang kecil dan
pipih. Kapasitor ini tidak memiliki polaritas sehingga dalam pemasangannya tidak
akan sulit. Pencantuman kapasitansinya biasanya dalam kode warna.

3) Kapasitor mika
Kapasitor mika adalah komponen yang lahir sejak generasi pertama dan masih
banyak digunakan sampai sekarang karena keandalannya tinggi disamping
memiliki sifat yang stabil dan toleransinya rendah. Sesuai dengan namanya
kapasitor ini dielektrikumnya terbuat dari bahan mika. Pemakaian dari kapasitor
jenis ini adalah pada rangkaian yang berhubungan dengan frekuensi tinggi.
Besarnya kapasitansi dari kapasitor ini adalah 50 sampai 10.000 μF

4) Kapasitor film
Kapasitor film, dielektrikumnya terbuat dari film. Besarnya kapasitansinya
dicantumkan dengan kode warna berupa gelang dan cara pembacaannya hampir
sama dengan pembacaan kode warna resistor.

5) Kapasitor kertas
Dikatakan kapasitor kertas karena bahan dielektrikumnya terbuat dari bahan
kertas. Kapasitor jenis ini sudah lahir sejak generasi pertama dimana pada waktu
itu masih menggunakan tabung hampa. Kapasitor jenis ini sekarang ini sudah
jarang dan hampir tidak digunkan lagi. Dalam pemasangan kapasitor ini tidak akan
menjadi masalah karena tidak dilengkapi dengan polaritas.besarnya kapasitansi
dari kapasitor jenis ini adalah 100 pF sampai 6800 pF.

Kapasitor tidak tetap (Variabel)


Kapasitor variabel merupakan kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan. Adapun jenis dari kapasitor variabel yaitu;
 Kapasitor variabel (Varco)
Kapasitor variabel merupakan jenis kapasitor yang lebih besar dibandingkan
dengan kapasitor tetap. Sesuai dengan bentuk fisiknya maka kapasitor variabel
memiliki kapasitansi yang besar. Kapasitor jenis ini dibuat pada generasi pertama.
Kapasitor variabel banyak dipergunkan pada rangkaian-rangkaian yang besar.
Kapasitas dari kapasitor jenis ini biasanya milai dari 1 μF sampai 500 μF.

 Kapasitor Trimer
Kapasitor trimer merupaka kapasitor variabel yang telah dikembangkan dari
kapasitor variabel sebelumnya yakni memiliki ukuran yang kecil, sehingga karena
memiliki ukuran yang kecil kapasitor ini sangan cocok dipasang dalam rangkaian-
rangkaian modern sekarang ini.

Kapasitor trimer dilengkapi dengan preset yaitu alat yang digunakan untuk
mengatur besaran kapasitansi. Pengaturannya dapat dilakukan dengan
menggunakan obeng. Kapasitor variabel jenis ini menggunakan bahan
dielektrikum yaitu mika atau plastik. Besaran kapasitansi dari kapasitor jenis ini
dalah 5 sampai 30 μF

 Kapasitor aktif atau CDS


Perkembngan teknologi di bidang elektronika yang sakarang ini semakin pesat
sehingga sekarang ini banyak bermunculan komponen-komponen yang semakin
kecil namun memiliki fungsi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Begitu juga dengan komponen kapasitor, sekarang ini telah dikembangkan jenis
kapasitor yang bersifat aktif, artinya komponen kapasitor tersebut akan aktif
mengalirkan muatan apabila kena cahaya, baik cahaya matahari maupun sumber
cahaya lainnya.komponen ini banyak dipergunakan sebagai sensor pada
rangkaian lampu taman atau rangkaian alarm atau berfungsi sebagai saklar
otomatis.
Fungsi Kapasitor
Fungsi Kapasitor sangat di perlukan dalam suatu komponen elektronika. Kapasitor
adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik,
selain itu kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas
untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F)
sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor).

Fungsi Kapasitor  sendiri terbagi atas 2 kelompok yaitu kapasitor yang memiliki


kapasitas yang tetap dan kapasitor yang memiliki kapasitas yang dapat diubah-
ubah atau dengan kata lain kapasitor variabel. Sifat dasar dalam sebuah kapasitor
adalah dapat menyimpan muatan listrik, dan Untuk arus DC kapasitor berfungsi
sebagai isulator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC Kapasitor
berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.

Dalam penerapannya kapasitor digunakan sebagai filter/penyaring, perata


tegangan DC yang di gunakan untuk mengubah tengangan AC ke DC,pembangkit
gelombang ac atau oscilator dan sebagainya, dan juga dapat berfungsi sebagai
impedansi (resistansi yang nilainya tergantung dari frekuensi yang diberikan),
Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon .

Fungsi Kapasitor  dalam suatu rangkaian elektronika adalah sebagai kopling, filter
pada sebuah rangkaian power supply, penggeser fasa, pembangkit frekuensi pada
rangkaian oscilator dan juga digunakan untuk mencegah percikan bunga api pada
sebuah saklar.

 Untuk menyimpan arus dan tegangan listrik sementara waktu


 Sebagai penyaring atau filter dalam sebuah rangkaian elektronika seperti
power supply atau adaptor
 Untuk menghilangkan bouncing (percikan api) abila dipasang pada saklar
 Sebagai kopling antara rangkaian elektronika satu dengan rangkaian
elektronika yang lain
 Untuk menghemat daya listrik apabila dipasang pada lampu neon
 Sebagai isolator atau penahan arus listrik untuk arus DC atau searah
 Sebagai konduktor atau menghantarkan arus listrik untuk arus AC atau
bolak-balik
 Untuk meratakan gelombang tegangan DC pada rangkaian pengubah
tegangan AC ke DC (adaptor)
 Sebagai oscilator atau pembangkit gelombang AC (bolak-balik) Dan lain
sebagainya
Contoh dan Tipe Kapasitor
Tantalum Capacitor

Merupakan  jenis  electrolytic  capacitor  yang  elektrodenya  terbuat dari 


material   tantalum.   Komponen  ini  memiliki  polaritas,  cara membedakannya
dengan mencari tanda + yang ada  pada  tubuh kapasitor,  tanda ini menyatakan
bahwa pin di bawahnya memiliki polaritas  positif.  Diharapkan  berhati–hati di
dalam pemasangan komponen karena tidak boleh terbalik. Karakteristik
temperatur dan frekuensi lebih bagus daripada  electrolytic  capacitor yang
terbuat dari  bahan  alumunium.

Ceramic Capacitor
Kapasitor   menggunakan   bahan titanium acid    barium untuk dielektrik- nya.
Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini  dapat  digunakan  pada 
rangkaian  frekuensi  tinggi. Karakteristik respons frekuensi sangat perlu
diperhitungkan terutama jika kapasitor bekerja pada frekuensi tinggi.

Untuk perhitungan- perhitungan respons frekuensi dikenal juga satuan faktor


qualitas Q (quality factor) yang tak lain sama dengan 1/DF.  Biasanya digunakan 
untuk  melewatkan  sinyal  frekuensi  tinggi  menuju  ke ground. Kapasitor ini tidak
baik digunakan untukrangkai ananalog, karena dapat mengubah bentuksinyal.
Jenisinitidakmempunyai polaritas dan hanya tersedia dengan nilai kapasitor yang
sangat kecil.

Electrolytic Capacitor
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri atas kapasitor-kapasitor yang bahan
dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Elektrode kapasitor ini terbuat
alumunium yang menggunakan membran oksidasi yang tipis. Umumnya kapasitor
yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – di
badannya. Dari karakteristik tersebut, pengguna harus berhati–hati di dalam
pemasangannya  pada  rangkaian,  jangan  sampai  terbalik.  Bila polaritasnya
terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “MELEDAK”.

Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya
digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang
kapasitansnya besar.Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power
supply, low pass filter, dan rangkaian pewaktu.

Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya
tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu
daya dengan  2. Misalnya  kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5
volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5
=10 volt.

Multilayer Ceramic Capacitor


Bahan material untuk kapasitor ini sama dengan  jenis  kapasitor keramik,
bedanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun dielektriknya.  Pada jenis
ini dielektriknya disusun dengan banyak lapisan atau biasanya disebut
dengan  layerdengan ketebalan 10 sampai dengan 20  µm dan pelat elektrodenya
dibuat dari logam yang murni.

Selain itu ukurannya kecil dan memiliki karakteristik suhu yang lebih bagus
daripada kapasitor keramik, biasanya jenis ini baik digunakan untuk aplikasi atau
melewatkan frekuensi tinggi menuju tanah.

Polyester Film Capacitor

Dielektrik pada kapasitor ini terbuat dengan polyester film. Mempunyai


karakteristik  suhu  yang  lebih  bagus dari pada semua jenis kapasitor di atas. 
Dapat  digunakan  untuk  frekuensi  tinggi.  Biasanya  jenis  ini digunakan untuk
rangkaian yang menggunakan frekuensi tinggi, dan rangkaian analog. Kapasitor ini
biasanya disebut mylar dan mempunyai toleransi sebesar ±5% sampai  ±10%.

Polypropylene Capacitor

Kapasitor disamping memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi daripada polyester


film capacitor.  Pada  umumnya  nilai kapasitansi dari komponen ini tidak   akan  
berubah   apabila  dirancang  di suatu  sistem  bila frekuensi yang melaluinya lebih
kecil atau  sama  dengan  100kHz.

Pada     gambar diatas ditunjukkan kapasitor polypropylene  dengan toleransi ±1%.


Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan
kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil
elektrik.

Kapasitor Mika
Jenis ini menggunakan mika sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor mika
mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi, karena koefisien temperaturnya 
rendah.  Karena  frekuensi  karakteristiknya           sangat bagus, biasanya
kapasitor ini digunakan untuk rangkaian resonans, filter   untuk   frekuensi  tinggi 
dan  rangkaian  yang  menggunakan tegangan  tinggi  misalnya:  radio  pemancar 
yang   menggunakan tabung transistor. Kapasitor mika tidak mempunyai nilai
kapasitansi yang tinggi, dan harganya juga relatif tinggi.

Polystyrene Film Capacitor

Dielektrik kapasitor ini adalah polystyrene film  . Tipe ini tidak  bisa digunakan
untuk aplikasi yang menggunakan frekuensi tinggi, karena konstruksinya yang
sama seperti kapasitor elektrolit yaitu seperti koil. Kapasitor ini baik untuk aplikasi
pewaktu dan filter yang  menggunakan frekuensi beberapa ratus kHz.
Komponen ini mempunyai 2 warna untuk elektrodenya, yaitu:  merah  dan  abu–
abu.  Untuk yang merah elektrodenya terbuat dari tembaga sedangkan warna
abu–abu terbuat dari kertas aluminium.

Electric Double Capacitor (Super Capacitor)

Jenis  kapasitor  ini  bahan  dielektriknya  sama  dengan  kapasitor elektrolit.


Namun bedanya adalah ukuran kapasitornya lebih besar dibandingkan kapasitor 
elektrolit  yang  telah  dijelaskan  di  atas. Biasanya  mempunyai  satuan  F. 
Kapasitor ini mempunyai batas tegangan yang besar.

Karena mempunyai batas tegangan dan bentuk yang lebih besar dari kapasitor
yang lain maka kapasitor ini disebut juga super capasitor  Gambar  bentuk 
fisiknya  dapat dilihat di  atas,  pada  Gambar 2.13  tersebut  kapasitornya 
memiliki ukuran  0,47F. Kapasitor ini biasanya digunakan untuk rangkaian power
supply.

Trimmer Capacitor
Kapasitor  jenis  disamping  menggunakan  keramik  atau   plastik   sebagai bahan 
dielektriknya. Nilai dari kapasitor  dapat  diubah–ubah dengan cara  memutar 
sekrup  yang  berada  diatasnya.  Didalam pemutaran  diharapkan  menggunakan 
obeng  yang  khusus,  agar tidak menimbulkan efek kapasitans antara obeng
dengan tangan

Tuning Capacitor

Kapasitor ini dinegara Jepang disebut sebagai “Varicons”, biasanya banyak sekali
digunakan sebagai pemilih gelombang pada radio. Jenis dielektriknya meng-
gunakan udara. Nilai kapasitansinya dapat diubah  dengan  cara memutar gagang
Yang terdapat pada badan kapasitor kekanan atau kekiri.

4. Light Emitting Diode lebih familiar disebut dengan LED. Pengertian LED adalah
salah satu komponen elektromagnetik yang dapat memancarkan siar
monokromatik melalui tegangan maju. LED merupakan salah satu dari keluarga
Dioda yang terbuat dari bahan semi konduktor.
Lampu jenis ini memiliki aneka warna yang berbeda berdasarkan bahan dasar
semi konduktor yang digunakan untuk membuatnya.
LED masuk dalam keluarga Dioda yang memiliki bentuk menyerupai bohlam
lampu. Selain itu juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tak kasat mata.
Ini mirip seperti yang sering kita temui pada benda-benda seperti remot TV
ataupun remot kontrol.
Bentuk LED menyerupai sebuah bohlam kecil yang dapat dipasangkan pada
berbagai macam alat elektronik. Namun tidak seperti lampu pijar yang
membutuhkan filamen.
LED tidak membutuhkan pembakaran filamen sehingga menghindarkan dari rasa
panas ketika benda ini menghasilkan cahaya.
Karena alasan inilah mengapa LED biasa digunakan untuk penerang pada benda-
benda seperti LCD TV dan lain sebagainya.
Cara Kerja LED, Fungsi Dan Kegunaanya

Setelah memgetahui pengertian LED, selanjutnya kita


akan membahas tetang fungsi LED dan cara kerja LED
serta kegunaannya. Seperti yang telah kita bahas
sebelumnya bahwa LED Adalah masuk dalam keluarga
Dioda. Sifat LED sendiri bersifat semi konduktor.
Karena bersifat semi konduktor, maka cara kerja LED
ini sama seperti Dioda pada umumnya yakni memiliki
2 kutub (kutub positif dan kutub negatif). Dioda hanya
akan memancarkan cahaya apabila ada aliran
tegangan listrik maju dari Anoda maupun Katoda.
LED memiliki chip semi konduktor yang di doping sehingga menimbulkan junction
positif dan negatif yang menghasilkan kelistrikan yang di inginkan. LED
memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju yang dapat digolongkan
sebagai transduser. Transduser ini yang kemudian berperan untuk mengubah
energi listrik menjadi energi cahaya.
Peran Dan Kegunaan LED Dalam Kehidupan Sehari-hari

cnet.com
LED tidak seperti lampu pijar yang membutuhkan pembakaran filamen yang
menimbulkan sensasi panas ketika berpijar. Tidak demikian dengan LED.
Teknologi LED membuat terobosan yang memuat berbagai macam kelebihan
seperti tidak menimbulkan panas, tahan lama, tidak mengandung bahan
berbahaya seperti merkuri dan juga hemat listrik. LED juga memiliki bentuk yang
kecil sehingga semakin populer dalam teknologi pencahayaan.
Berikut ini beberapa kegunaan LED dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi
populer yang diadaptasi dalam berbagai macam benda-benda yang dapat anda
temui dalam kehidupan sehari-hari. Benda-benda yang mengadaptasi teknologi
LED diantaranya adalah seperti :
 Lampu penerangan rumah.
 Lampu penerangan jalan.
 Papan Iklan.
 Backlight LCD ( TV, Display handphone, Monitor).
 Lampu dekorasi baik interior maupun eksterior.
 Lampu Indikator
Pemancar infra merah baik pada remote kontrol, remot TV ataupun remot AC.
Itulah beberapa peran dan kegunaan LED dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah membahas tentang pengertian LED, fungsi dan juga kegunaannya.
5.Pengertian Transistor dan Jenis-jenis Transistor – Transistor adalah komponen
semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti sebagai penguat,
pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor
merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan
dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir semua
perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam
rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud tersebut seperti
Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio Player, Video Player, konsol
Game, Power Supply dan lain-lainnya.
Transistor pertama kali ditemukan oleh tiga orang fisikawan yang berasal Amerika
Serikat pada akhir tahun 1947 adalah Transistor jenis Bipolar. Mereka
adalah   John Bardeen, Walter Brattain, dan William Shockley. Dengan penemuan
tersebut, perangkat-perangkat elektronik yang pada saat itu berukuran besar
dapat dirancang dalam kemasan yang lebih kecil dan portabel (dapat dibawa
kemana-mana). Ketiga fisikawan tersebut mendapatkan Hadiah Nobel Fisika pada
tahun 1956 atas penemuan Transistor ini. Namun sebelum ketiga fisikawan
Amerika Serikat tersebut menemukan Transistor Bipolar, seorang fisikawan
Jerman yang bernama Julius Edgar Lilienfeld sudah mempatenkan Transistor jenis
Field Effect Transistor di Kanada pada tahun 1925 tetapi Julius Edgar
Lilienfeld tidak pernah mempublikasikan hasil penelitiannya baik dalam bentuk
tulisan maupun perangkat prototype-nya. Pada tahun 1932, seorang inventor
Jerman yang bernama Oskar Heil juga mendaftarkan paten yang hampir sama di
Eropa.
Seiring dengan perkembangannya, Transistor pada saat ini telah dirancang telah
berbagai jenis desain dengan fitur aliran arus dan pengendali yang unik. Ada jenis
Transistor yang berada dalam kondisi OFF hingga terminal Basis diberikan arus
listrik untuk dapat berubah menjadi ON sedangkan ada jenis lain yang berada
dalam kondisi ON hingga harus diberikan arus listrik pada terminal Basis untuk
merubahnya menjadi kondisi OFF. Ada juga Transistor yang membutuhkan arus
kecil dan tegangan kecil untuk mengaktifkannya namun ada yang hanya
memerlukan tegangan untuk mengoperasikannya. Ada lagi Transistor yang
memerlukan tegangan positif untuk memicu pengendalinya di terminal Basis
sedangkan ada Transistor yang memerlukan tegangan negatif sebagai pemicunya.
6.Jenis-jenis Transistor
Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu
Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor). Perbedaan
yang paling utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada
bias Input (atau Output) yang digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus
(current) untuk mengendalikan terminal lainnya sedangkan Field Effect Transistor
(FET) hanya menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus). Pada
pengoperasiannya, Transistor Bipolar memerlukan muatan pembawa (carrier)
hole dan electron sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.

Berikut ini adalah jenis-jenis Transistor beserta penjelasan singkatnya.


1. Transistor Bipolar (BJT)
Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya
memerlukan perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif
untuk mengisi kekurangan electon atau hole di kutub positif.   Bipolar berasal dari
kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”.
Transistor Bipolar juga sering disebut juga dengan singkatan BJT yang
kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.
Jenis-jenis Transistor Bipolar
Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP.
Tiga Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan
Emitor.
 Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik
kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran
arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
 Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik
kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran
arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.
Simbol Transistor Bipolar (BJT) dapat dilihat di gambar atas.
2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)
Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini
adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan
konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan Medan listrik disini adalah Tegangan
listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus dan
tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S). Transistor Efek Medan
(FET) ini sering juga disebut sebagai Transistor Unipolar karena pengoperasiannya
hanya tergantung pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan
pembawa tersebut merupakan Electron maupun Hole.
Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)
Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field Effect Transistor
(JFET), Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistor (MOSFET) dan Uni
Junction Transistor (UJT).
 JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang
menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator
antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET
Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki
terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain
(D) dan Source (S).
 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah
Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan
Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET
ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET
Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi
MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET
terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
 UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan
sebagai Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga
menggunakan medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda
dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2)
dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch)
dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor
lainnya.
6. Pengertian dan Fungsi Dioda – Dioda Zener (Zener Diode) adalah
Komponen Elektronika yang terbuat dari Semikonduktor dan merupakan
jenis Dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di rangkaian
Reverse Bias (Bias Balik). Pada saat dipasangkan pada Rangkaian Forward
Bias (Bias Maju), Dioda Zener akan memiliki karakteristik dan fungsi
sebagaimana Dioda Normal pada umumnya. Efek Dioda jenis ini ditemukan
oleh seorang Fisikawan Amerika yang bernama Clarence Melvin Zener pada
tahun 1934 sehingga nama Diodanya juga diambil dari nama penemunya
yaitu Dioda Zener.

Bentuk dan Simbol Dioda Zener


Dibawah ini adalah bentuk dan Simbol Dioda Zener :
Prinsip Kerja Dioda Zener
Pada dasarnya, Dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang berlawanan
jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage” atau Tegangan Tembus Dioda
Zenernya. Karakteristik ini berbeda dengan Dioda biasa yang hanya dapat menyalurkan arus listrik
ke satu arah. Tegangan Tembus (Breakdown Voltage) ini disebut juga dengan Tegangan Zener.

Untuk lebih jelas mengenai Dioda Zener, mari kita lihat Rangkaian dasar Dioda Zener dibawah ini :

Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias Balik (Reverse Bias),
Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan Dioda Zener. Dalam Rangkaian
tersebut, tegangan Input (masuk) yang diberikan adalah 12V tetapi Multimeter menunjukan
tegangan yang melewati Dioda Zener adalah 2,8V. Ini artinya tegangan akan turun saat melewati
Dioda Zener yang dipasang secara Bias
Balik (Reverse Bias). Sedangkan fungsi Resistor dalam Rangkaian tersebut adalah untuk pembatas
arus listrik. Untuk menghitung Arus Listrik (Ampere) tersebut, kita dapat menggunakan Hukum Ohm
seperti dibawah ini :
(Vinput – Vzener) / R = I
(12 – 2,8) /460              = 19,6mA

Jika menggunakan Tegangan yang lebih tinggi, contohnya 24V. Maka arus listrik yang mengalir
dalam Rangkaian tersebut akan semakin besar :

(24 – 2,8) / 460            = 45mA

Akan tetapi, tegangan yang melewati Dioda Zener akan sama yaitu 2,8V. Oleh karena itu, Dioda
Zener merupakan Komponen Elektronika yang cocok untuk digunakan sebagai Voltage Regulator
(Pengatur Tegangan), Dioda Zener akan memberikan tegangan tetap dan sesuai dengan Tegangan
Zenernya terhadap Tegangan Input yang diberikan.

Pada umumnya Tegangan Dioda Zener yang tersedia di pasaran berkisar di antara 2V sampai 70V
dengan daya (power) dari 500mW sampai dengan 5W.

Untuk menghitung disipasi daya Dioda Zener, kita dapat menggunakan rumus :
P = Vz I

Contoh :

P = 2,8 x 19,6
P = 54,9mW

Dioda Zener biasanya diaplikasikan pada Voltage Regulator (Pengatur Tegangan) dan Over Voltage
Protection (Perlindungan terhadap kelebihan Tegangan). Fungsi Dioda Zener dalam rangkaian-
rangkaian tersebut adalah untuk menstabilkan arus dan tegangan.

7.Pengertian Resistor
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang
memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat
arus listrik yang mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari
bahan campuran Carbon. Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat
dari kawat nikrom, sebuah kawat yang memiliki resistansi yang cukup tinggi
dan tahan pada arus kuat. Contoh lain penggunaan kawat nikrom dapat
dilihat pada elemen pemanas setrika. Jika elemen pemanas tersebut
dibuka, maka terdapat seutas kawat spiral yang biasa disebut dengan kawat
nikrom.
Satuan Resistor adalah Ohm (simbol:  Ω) yang merupakan satuan SI
untuk resistansi listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari nama salah
seorang fisikawan hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau
juga yang mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga
sekarang.
Fungsi Resistor
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Jika ditinjau secara
mikroskopik, unsur-unsur penyusun resistor memiliki sedikit sekali elektron
bebas. Akibatnya pergerakan elektronya menjadi sangat lambat. Sehingga
arus yang terukur pada multimeter akan menunjukan angka yang lebih
rendah jika dibandingkan rangkaian listrik tanpa resistor.
Namun meskipun misalnya kita menyusun rangkaian listrik tanpa resistor,
bukan berarti tidak ada hambatan listrik didalamnya. Karena setiap
konduktor pasti memiliki nilai hambatan, meskipun relatif kecil. Namun
dalam perhitungan matematis, biasanya kita abaikan nilai hambatan pada
konduktor tersebut, dan kita anggap konduktor dalam kondisi ideal. Itu
berarti besar resistansi konduktor adalah nol.
Cara Menghitung Resistor
Menggunakan Alat Ukur

Multimeter Digital
Dalam menghitung besarnya hambatan yang terkandung dalam resistor,
kita punya beberapa teknik perhitungan. Pertama adalah cara yang paling
gampang, yaitu dengan menggunakan multimeter digital. Setelah kita
menyetel multimeter digital dalam mode “ohm”, lalu kedua terminal
multimeter kita tempelkan dikedua kaki resistor. Dengan itu seketika
muncul besar hambatan dari resistor yang kita ukur.

Multimeter Analog
Cara kedua yaitu dengan menggunakan multimeter analog. Untuk
menggunakan alat ukur ini maka butuh sedikit keahlian dalam membaca
skala pada multimeter. Pada multimeter analog, umumnya kita akan
menemukan beberapa skala yang dapat digunakan sesuai kebutuhan
ketelitian perhitungan.
Baca Juga : 
Cara Membaca Alat Ukur Listrik ( Multimeter / Avometer )
Membaca Kode Warna
Dan satu lagi, tentunya pasti anda juga bertanya-tanya bagaimana cara
menghitung resistor film karbon yang memilki banyak gelang warna.
Biasanya cara ini sudah lama ditinggalkan karena para Teknisi lebih sering
menggunakan alat ukur agar lebih cepat melakukan reparasi. Tetapi bagi
anda yang belajar dan untuk praktik atau tugas sekolah berikut ini
penjelasan lengkap cara membaca Kode Warna pada Film
Karbon Resistor secara manual.

Cara mudah menghafal nilai dari kode warna Resistor yaitu dengan cara


menghafalkan warna berdasarkan dari urutan pada tabelnya yaitu dengan
singkatannya. “Hi Co Me O Ku, Hi Bi U A Pu” akan lebih mudah diingat
untuk menghafal, yang biasanya digunakan untuk praktikum siswa pada
kelas jurusan Teknik Audio Video, Elektronika dan segala jurusan yang
memiliki materi pelajaran dasar elektronika.
Contoh Latihan Soal Kode Warna Resistor dan Jawabannya :
1. Coklat, Merah, Merah, Emas = 1, 2, x100, 5% = 1200Ω 5%
2. Perak, Hijau, Ungu, Merah = 10%, x1, 7, 2 = 27Ω 10%
3. Biru, Abu Abu, Kuning, Emas = 6, 8, x10k, 5% = 680kΩ 5%
4. Emas, Orange, Biru, Hijau = 5%, x10k, 6, 5 = 560kΩ 5%
5. 3k3Ω 10% = 3, 3, x100, 10% = Orange, Orange, Merah, Perak
6. 27kΩ 5% = 2, 7, 1k, 5% = Merah, Ungu, Orange, Emas
7. 0,5Ω 1% = 5, 0, (x0,01), 1% = Hijau, Hitam, Perak, Cokelat
8. 22k2 10% = 2, 2, 2, x100, 10% = Merah, Merah, Merah, Merah, Perak
Macam Macam Resistor
Resistor pada saat ini hanya terbagi menjadi dua macam, yakni resistor
tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor). Dari kedua
macam resistor tersebut masih bisa dibagi lagi berdasarkan jenis jenisnya.

Resistor

Resistor Tidak Tetap (Variable


Resistor Tetap (Fixed Resistor): Resistor):
1. Resistor Kawat 1. Potensiometer :
2. Resistor Batang Karbon – Logartimik & Linear
3. Resistor Keramik atau Porselin – Putar & Geser
4. Resistor Film Karbon 2. Trimpot
5. Resistor Film Metal 3. NTC dan PTC
4. LDR
1. Resistor tetap (fixed resistor)

Gambar Simbol Resistor Tetap


Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang tetap dan permanen selama
resistor tersebut dalam kondisi yang baik. Resistor tetap memiliki ciri ciri
yang tidak bisa berubah ubah jika resistor tersebut tidak rusak. Resistor
tetap juga terdiri dari beberapa jenis resistor yang dikelompokan
berdasarkan bahan penyusun resistor tersebut. Berikut ini adalah
pembahasan jenis resistor tetap secara mendetail :
a. Resistor Kawat
Resistor Kawat
Resistor kawat merupakan resistor pertama kali dibuat. Dahulu resistor ini
digunakan dalam rangkaian yang masih menggunakan tabung hampa
sebagai transistornya. Dengan ukuran fisik yang cukup besar dan juga
bentuknya yang bervariasi pada masanya, resistor ini juga memilki nilai
hambatan yang cukup besar pula. Resistor kawat juga mampu beroperasi
pada arus kuat dan panas yang tinggi sehingga banyak ditemukan pada
rangkaian elektronika bagian power. Rating daya yang terdapat pada
resistor jadul yang ini adalah dalam bebrabagi ukuran seperti 1 watt, 2 watt,
5 watt, serta 10 watt.
b. Resistor Batang Karbon

Resistor Batang Karbon


Resistor jenis batang karbon terhitung jenis resistor jadul sama
seperti resistor kawat. Resistor ini tersusun dari bahan karbon didalamnya
dan terdapat kode-kode warna untuk menandai besarnya hambatan dari
resistor tersebut. Resistor yang merupakan generasi awal ini untuk
penggunaanya saat ini sudah sangat jarang. Sehingga kurang familiar bagi
para praktisi elektronika saat ini.
c. Resistor Keramik

Resistor Keramik
Sesuai dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan keramik atau
porselen, dengan lapisan kaca dibagian terluar. Meskipun ukuranya cukup
mungil, namun resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan ohm
hingga kilo ohm. Kemajuan Teknologi terutama pada bahan yang
dibutuhkan sebagai komponen elektronika, resistor keramik pada saat ini
kebanyakan digunakan pada gadget yang memilki ukuran cukup kecil. Coba
saja buka perangkat ponsel yang anda miliki, dapat dipastikan akan bisa
menemukan resistor jenis ini didalamnya. Resistor ini memiliki rating daya
sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
d. Resistor Film Karbon

Resistor Film Karbon


Resistor Film karbon merupakan sebuah perkembangan dari resistor batang
karbon. Resistor ini terbuat dari bahan karbon didalamnya dan diluarnya
dilapisi dengan bahan pelindung berupa film. Pelindung ini berguna untuk
mnecegah adanya pengaruh eksternal terhadap karakteristik dari resistor
jenis ini. Dipermukaanya terdapat gelang-gelag warna yang berguna
sebagai indikator besarnya hambatan yang terkandung didalam resistor
tersebut. Memiliki Rating daya sama dengan Resistor Kramik tetapi kalah
dalam segi keefektifan ukuran komponen. Sehingga lebih banyak resistor
kramik yang digunakan untuk peralatan elektronik seperti Smartphone
daripada menggunakan Resistor Film karbon yang ukurannya relatif lebih
besar.
e. Resistor Film Metal

Resistor Film Metal


Penampakan bentuk fisiknya sekilas terlihat bahwa resistor jenis film metal
mirip dengan resistor jenis film karbon. Perbedaan hanya pada warna dasar
yang berbeda. Namun sebenarnya kedua jenis resistor ini memilki
karakteristik yang berbeda. Untuk resistor film metal memiliki katelitian
tertinggi dibandingkan dengan resistor tetap jenis lain. Toleransinya hanya
berkisar antara 1-5%.
Resistor Film Metal memiliki resistensi yang lebih besar dibandingkan
dengan Resistor Film Karbon. Jika pada Resistor Film Karbon hanya identik
dengan 4 kode warna untuk membacanya, pada Resistor Film Metal
terdapat 5 dan juga 6 kode warna.  Dalam aplikasinya, resistor film metal
biasa digunakan pada perangkat elektronik yang memerlukan ketelitian
tinggi, misalnya saja multimeter ataupun alat ukur lainya.
2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)
Berlawanan dengan resistor tetap, resistor variable dapat berubah nilai
resistansinya sesuai pengaruh eksternal yang memang sudah didesain
demikian. Pengelompokan jenis resistor variable didasarkan pada
bagaimana cara merubah resistansi tersebut. Misalnya saja LDR bisa
berubah resistansinya jika terjadi perubahan intensitas cahaya yang
mengenai permukaanya. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas secara
mendetail:
a. Potensiometer

Resistor Potensiometer Putar dan Geser


Potensiometer merupakan resistor yang dapat kita atur besar resistansinya.
Cara mengaturnya cukup dengan memutar bagian tuas tengah
potensiometer. Resistor jenis ini cukup sering digunakan dalam
rangkaianelektronika semacam fm/am tuner, rangkaian sensor cahaya, dan
lain sebagainya. Bagian dalam potensiometer terbuat dari kawat
berhambatan yang melingkar. Namun selain terbuat dari bahan kawat, ada
juga potensiometer yang tersusun dari karbon sehingga ukurannya dapat
diperkecil dan interval resistansi yang cukup besar.
Perubahan Resistensi
Ada dua jenis potensiometer yang bisa kita temukan di toko-toko
elektronik, yaitu potensiometer jenis logaritmik dan potensiometer jenis
linear. Kedua jenis ini memiliki perbedaan pada besarnya perubahan
resistansi ketika kita memutar tuas potensiometer.
 Potensiometer Linear
Dimaksud dengan perubahan secara linier merupakan perubahan nilai
resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya.
 Potensiometer Logaritmik
Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik yaitu
perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada
umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang
cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah
melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai
minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik
maksimal putaran.
Untuk bisa menentukan apakah potensiometer tersebut logaritmik atau
linier, dapat diketahui dengan cara dilihat huruf yang tertera pada bagian
belakang badannya. Jika huruf yang tertera B, maka potensiometer
tersebut berarti logaritmik. Sedangkan jika huruf A, maka merupakan jenis
potensiometer linier. Pada dasarnya, nilai resistansi juga dapat dilihat dan
tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut adalah
suatu nilai resistansi maksimal dari potensiometer tersebut.

Simbol Potensiometer dan Rehostats


Cara Penggunaan
Selain dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu Logaritmik ataupun
Linear, potensiometer juga bisa dibedakan dari cara penggunaannya yaitu
diputar dan digeser.
 Potensiometer Putar
Diguakan dengan cara diputar untuk mengubah nilai resistensinya yang
biasa digunakan pada komponen TV Jadul baik untuk menggangti Channel
dan juga bisa digunakan untuk membesarkan dan mengecilkan volume TV.
Dapat dilihat pada TV lama jebis hitam putih tahun 90 an, biasanya masih
menggunakan potensiometer jenis ini.
 Potensiometer Geser
Potensiometer geser adalah kembaran dari potensiometer Putar.
Perbedaannya adalah pada cara yang digunakan untuk mengubah nilai
resistansinya. Pada potensiometer Putar, cara mengubah nilai resistansinya
adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan, pada
potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya yaitu dengan cara
menggeser gagang pengubah resistensi. Pada umumnya, bahan yang
digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang
terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan karena
ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini, perubahan nilai
resistansinya hanyalah perubahan secara linier.
b. Trimpot

Resistor Trimpot
Bentuk dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan potensiometer. Namun agar kita bisa merubah nilai hambatanya
tidak cukup hanya memutar menggunakan tangan kosong ataupun
menggesernya saja. Diperlukan alat semacam obeng -/+ untuk memutarnya
sehingga nilai resistansinya berubah sesuai dengan yang kita
inginkan. Trimpot sama seperti potensiometer juga terdiri atas dua jenis,
yaitu trimpot logaritmik dan linear. Memiliki ciri khusus yang bentuk
ukurannya lebih kecil dari potensiometer.
c. LDR (Light Dependent Resistor)

Resistor LDR
Seperti yang sudah disinggung diatas, LDR merupakan jenis resistor variabel
yang resistansinya dapat berubah seiring dengan intensitas cahaya yang
mengenai permukaanya. Dengan sifatnya ini, maka wajar jika LDR biasa
digunakan pada lampu-lampu yang bisa mati dan hidup secara otomatis.
Sebagai contoh biasanya pada lampu lampu jalan yang akan nyala pada
malam hari atau pada saat wilayah sekitar gelap seperti saat mendung dan
badai yang menutupi matahari dengan otomatis lampu di jalanan akan
nyala dengan sendirinya.

Simbol LDR
Resistansi LDR menurun ketika terpapar cahaya dengan intensitas
tinggi. Sebaliknya, semakin kecil intensitas cahaya yang mengenai
permukaanya maka resistansi LDR akan semakin besar. Konsep kerja LDR
dapat dijelaskan dengan konsep fotolistrik yang dicetuskan oleh Enstein.
d. NTC dan PTC
Resistor NTC Dan PTC
Untuk kedua jenis resistor ini, dapat mengatur besar resistansinya dengan
merubah temperature lingkungan sekitar. Pada resistor NTC (negative
temperature coefficient) resisntansi semakin kecil ketika suhu lingkungan
naik. Untuk PTC (positive temperature coefficient) berlaku sebaliknya, yaitu
semakin tinggi suhu lingkungan semakin besar pula nilai resistansinya.

Simbol NTC dan PTC


Pada dasarnya resistansi setiap bahan pasti dipengaruhi oleh suhu
lingkungan meskipun sangat kecil pengaruhnya. Dalam sebuah rangkaian
listrik skala kecil faktor ini bisa kita abaikan. Namun tidak jika sudah masuk
ke dunia industri skala besar, semua faktor yang dicurigai berpengaruh
sebisa mungkin di hitung dan diteliti efek kedepanya.
e. Rheostat

Rheostat
Pastinya sudah tahu jika anda sudah pernah praktikum fisika jikapun belum
pernah seharusnya tetap tidak asing dengan jenis resistor variable yang
satu ini. Terbuat dari uliran kawat yang rapat dan berdiameter cukup besar,
sehingga ukuranya pun besar. Rheostat paling sering digunakan dalam
laboratorium. Cara mengubah resistansinya cukup mudah, yaitu dengan
menggeser kepala bagian atas dari rheostat.

Anda mungkin juga menyukai