1.Pengertian Transformator
Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik
yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari
perubahan taraf tersebut diantaranya seperti untuk menurunkan Tegangan AC
dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.
Transformator atau Trafo ini bekerja mengikuti prinsip Induksi Elektromagnet dan
hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Trafo
memegang peranan yang sangat penting untuk pendistribusian tenaga listrik.
Trafo menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik oleh PLN hingga
ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Trafo lainnya menurunkan
tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan untuk setiap rumah tangga
maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Fungsi Transformator
Distribusi dan Transmisi Listrik
Seperti yang kita ketahui bahwa jarak antara pembangkit listrik dengan beban
listrik yang digunakan oleh pelanggan relatif terlalu jauh. Sehingga akan terjadinya
drop tegangan.
Untuk itu kita harus menaikkan tegangan sebelum distribusi dan transmisi listrik
jarak jauh agar drop tegangan tidak terlalu besar serta lebih murah karena kabel
yang digunakan lebih kecil (semakin besar tegangan besar maka arus semakin
kecil sesuai dengan Hukum kekekalan energi).
Seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), Tegangan yang di hasilkan oleh
pembangkit sebesar 13,8 KV lalu di naikkan menjadi 150 KV lalu diturunkan ke
380 V untuk di distribusikan ke rumah – rumah.
Rangkaian Kontrol
Rasio lilitan yang berada pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer
menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut.
Contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder
akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan
primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut Transformator Step Up.
trafo step up
Transformator Step Down
Trafo Step Down ialah Trafo yang berfungsi menurunkan taraf level tegangan AC
dari taraf yang tinggi ke rendah. Pada Trafo jenis ini, Rasio untuk jumlah lilitan
pada kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan pada kumparan yang
sekunder.
Trafo step down digunakan untuk mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi
yang lebih rendah dimana dapat digunakan untuk peralatan rumah tangga.
Contohnya, untuk menurunkan taraf tegangan listrik dari PLN (220V) menjadi
taraf tegangan yang dapat disesuaikan dengan peralatan elektronik dirumah.
Fungsi Dioda
Gambar di atas merupakan bentuk sederhana dari dioda. Ada simbol + berarti
aliran yang positif disebut anoda sedangkan simbol – berarti negatif disebut
katoda.
Jenis Dioda
Berikut ini adalah jenis diode diantaranya:
1. Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu
penerangan
2. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai
penyearah arus AC ke arus DC.
3. Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali
4. Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai
penstabil tegangan.
5. Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
Cara Kerja Dioda
Dioda semikonduktor hanya bisa melewati satu arus yang searah, pada saat dioda
memperoleh arus akan maju satu arah (forward Bias). Karena di dalam dioda ada
junction yaitu pertemuan konduktor antara tipe p dan tipe n. kondisi ini dapat
dikatakan bahwa konduksi penghantar masih tergolong kecil. Sedangkan bila
dioda diberi satu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan
pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit
mengalir.
Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja
sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda
hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain sebagai Penyearah
setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full
Wave Rectifier) dll.
Karakteristik Dioda
Ada dua karakteristik diode yaitu dioda di bias maju dan diode di bias mundur
berikut adalah penjelasannya:
1. Dioda di Bias Maju
Karakteristik dioda yang pertama adalah di bias secara maju. Dioda di bias maju
untuk memberikan tegangan luar menuju terminal dioda. Jika anoda(+) terhubung
dengan kutup positif pada batere serta katoda(-) terhubung dengan kutub negatif
pada batere maka akan mengakibatkan bias maju atau forward bias.
2. Dioda di Bias Mundur
Karakteristik dioda yang ke dua adalah di bias secara mundur. Anoda(+)
dihubungkan dengan kutup negatif dan katoda(-) dihubungan dengan kutup
positifsehingga jumlah arus yang mengalir pada rangkaian bias mundur akan lebih
kecil. Pada bias mundur dioda, terdapat arus maju yang dihubungkan dengan
batere yang memiliki tegangan tidak terlalu besar dan signifikan karena tidak
mengalami peningkatan. Ketika terjadi proses reserve, dioda tidak bisa
menghantarkan listrik karena nilai hambatannya besar. Dioda ini juga dianjurkan
untuk tidak memiliki besar tegangan dan arus yang melebihi batas.
Demikian penjelasan mengenai diode mulai dari pengertian, fungsi, simbol, cara
kerja, jenis, dan karakteristik.
3.Pengertian Kapasitor, Jenis, Rumus, Macam, Tipe, Fungsi dan Contoh: adalah
komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan elektron-
elektron selama waktu yang tertentu atau komponen elektronika yang digunakan
untuk menyimpan muatan listrik
Ketika kapasitor dihubungkan pada sebuah sumber tegangan maka piringan atau
kepingan terisi elektron. Bila elektron berpisah dari satu plat ke plat lain maka
muatan elektron akan terdapat diantara kedua kepingan. Muatan ini disebabkan
oleh muatan positif pada plat yang kehilangan elektron dan muatan negatif pada
plat yang memperoleh elektron.
Prinsip sebuah kapasitor pada umumnya sama halnya dengan resistor yang juga
termasuk dalam kelompok komponen pasif, yaitu jenis komponen yang bekerja
tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng
logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini
sering disebut sebagai bahan (zat) dielektrik.
Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif
akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang
sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan
positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan
negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan
dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat
dengan kapasitansi atau kapasitas. Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan
dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada
abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron.
Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan
memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat
muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis : Q = CV
Dimana : Q = muatan elektron dalam C (coulombs) C = nilai kapasitansi dalam F
(farads) V = besar tegangan dalam V (volt) Dalam praktek pembuatan kapasitor,
kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara
kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan
rumusan dapat ditulis sebagai berikut : C = (8.85 x 10-12) (k A/t) Berikut adalah
tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan
Udara vakum k = 1 Aluminium oksida k = 8 Keramik k = 100 – 1000 Gelas k = 8
Polyethylene k = 3
Namun tidak kita pungkiri, meski suatu komponen kapasitor memiliki bentuk dan
ukuran yang berbeda, tetapi fungsi kapasitor tetap sangat di perlukan dalam
suatu komponen elektronika atau bahkan rangkaian elektronika.
Adapun kedua keping atau piringan pada kapasitor dipisahkan oleh suatu
insolator, pada dasarnya tidak ada elektron yang dapat menyeberang celah di
antara kedua keping. Pada saat baterai belum terhubung, kedua keping akan
bersifat netral (belum temuati). Saat baterai terhubung, titik dimana kawat pada
ujung kutub negatif dihubungkan akan menolak elektron,
Setelah bagian luar dari keping termuati, berangsur-angsur akan menolak muatan
baru dari baterai. Karenanya arus pada keping tersebut akan menurun besarnya
terhadap waktu sampai kedua keping tersebut berada pada tegangan yang
dimiliki baterai. Keping sebelah kanan akan memiliki kelebihan elektron yang
terukur dengan muatan -Q dan pada keping sebelah kiri termuati sebesar +Q.
Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian
itu disebutkan kapasitansi parasitic.
Besaran Kapasitansi
Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya muatan
listrik dengan tegangan kapasitor. C = Q / V Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885
D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan piko farad D = luas bidang plat yang saling
berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan cm2. d = jarak antara plat
dalam satuan cm. Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya muatan listrik
pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad.
Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad.
Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1 mikrofarad sampai beberapa
milifarad.
Rumus Kapasitor
Rumus Kapasitor terdiri dari beberapa rumus yang digunakan untung menghitung
besarnya muatan listrik baik yang dihasilkan oleh kapasitor maupun muatan listrik
yang masuk. Berikut ini adalah beberapa rumus tentang kapasitor dengan
rangkaian paralel, rangkaian seri dan rangkaian kapasitor seri dan paralel yang
satuan hitungnya adalah farad (F). Berikut ini adalah rumusan-rumusan yang
disimpan dalam keping-keping kapasitor yang bermuatan listrik sebagai berikut :
Berikut ini Contoh dari Rumus Kapasitor
Penjelasan:
Q = Muatan yang satuannya Coulumb
C = Kapasitas yang satuannya Farad
V = Tegangan yang satuannya Volt
(1 Coulumb = 6,3*1018 elektron)
Kapasitor bisa berfungsi sebagai baterai karena tegangan tetap berada di dalam
kapasitor meskipun sudah tidak dihubungkan, lamanya tegangan yang tertinggal
bergantung pada kapasitas kapasitor itu sendiri. Contoh rumus lain dalam
rangkaian kapasitor :
Rumus untuk Kapasitor dengan Rangkaian Paralel
C Total = C1 + C2 + C3
Pada Rumus Kapasitor diatas dapat disimpulkan bahwa, pada rangkaian Kapasitor
paralel tidak terjadi sama sekali pembagian untuk tegangan atau muatan listrik,
semua tegangan akan memiliki jumlah yang sama pada setiap titik yang ada di
rangkaian kapasitor paralel tersebut alasannya karena pada titik yang sama
kapasitor paralel tersebut dihubungkan, sehingga tidak memiliki perubahan yang
berarti.
Rumus untuk Kapasitor dengan Rangkaian Seri
1/C Total = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3
Pada rumus untuk kapasitor dengan rangkaian seri diatas dapat disimpulkan
bahwa, pada setiap pengukuran kapasitor seri ini terjadi pembagian tegangan dari
sumber tegangan kepada setiap titik, yang pada akhirnya jika digabungkan
dengan cara di jumlahkan tegangan-tegangannya dari setiap titik maka akan
terlihat sama seperti jumlah tegangan dari sumber tegangan.
Rangkaian Rumus Kapasitor Seri dan Paralel
C Total = (C1 + C2) // C3
1/CA = 1/C1 + 1/C2 (seri)
Pada Rumus Kapasitor dengan rangkaian seri dan paralel diatas dapat disimpulkan
bahwa, rangkaian jenis ini dapat dihitung dengan cara mengkombinasikan dari
beberapa persamaan yang terlihat dari kedua rumus kapasitor tersebut, yaitu seri
dan paralel. Sehingga kita dapat mengetahui jumlah keseluruhan dari gabungan
antara 2 jenis kapasitor ini.
Rangkaian Kapasitor
Rangakian Kapasitor dibagi menjadi dua yaitu rangakain seri dan rangkaian
paralel. Cara penghitungannya hampir sama dengan rangakian seri dan paralel
pada resistor. Berikut ini persamaan dari rangkaian kapasitor.
Rangkaian Seri
Rangkaian seri pada kapasitor merupakan rangkaian kapasitor dengan
menghubungkan kutub TIDAK sejenis antara kapasitor, seperti yang diperlihatkan
pada gambar berikut ini :
Muatan pada setiap kapasitor adalah, yakni sama dengan jumlah muatan
pada kapasitor pengganti.
Cs = C/n
Yang perlu di ingat karena kapasitas pengganti dari susunan seri beberapa
kapasitor selalu lebih kecil dari kapasitas masing-masing, jadi kapasitor yang
disusun seri dapat dimanfaatkan guna memperkecil kapasitas sebuah kapasitor.
Rangkaian Paraler
Rangkaian paralel merupakan rangkaian kapasitor dengan menghubungkan kutub
SEJENIS antara kapasitor, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut ini:
Karena kapasitas pengganti dari semua rangkaian pararel selalu lebih besar dari
masing-masing kapasitor dalam rankaian, jadi susunan pararel bisa digunkan
untuk memperbesar kapasitas kapasitor.
Energi Kapasitor
Muatan listrik menimbulkan potensial listrik dan untuk memindahkannya
diperlukan usaha. Untuk memberi muatan pada suatu kapasitor diperlukan usaha
listrik, dan usaha listrik ini disimpan di dalam kapasitor sebagai energi. Pemberian
muatan dimulai dari nol sampai dengan Q coulomb. Persamaan Energi pada
kapasitor dapat ditulis :
W=12CV2=12QV=12Q2C
keterangan :
W = energi kapasitor
Q = Muatan Listrik ( C )
V = Potensial listrik
Jenis Kapasitor
Sesuai dengan Macamnya, kapasitor dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
Kapasitor tetap
Kapasitor tetap adalaha kapasitor yang nilai kapasitansinya tidak dapat dirubah
dan nilainya sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatanya. Bentuk dan ukuran
kapsitor tetap bermacam-macamdan berbeda antara satu dengan yang lainnya
tergantung dari bahan pembuatnya.
2) Kapasitor tantalum
Sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang elektronika, para produsen
komponen elektronika selalu menciptakan penemuan-penemuan baru berupa
komponen kapasitor yang memiliki keandalan yang tinggi. Pada umumnya
kapasitor ini dibuat dengan bentuk fisik yang kecil dan warna merah atau
hijau.karena memiliki keandalan yang tinggi sehingga kapasitor tantalum memiliki
harga yang cukup mahal.
2) Kapasitor polyester
Peranan plastik ternyata tidak terbatas hanya dibuat sebagai kantong atau
peralatan rumah tangga, tetapi juga ikut berperan di dalam pembuatan
komponen elektronika yaitu kapasitor. Kapasitor plastik sangat populer dalam
penggunaannyadan dalam bidang elektronika dikenal dengan nama kapasitor
polyester. Pada umumnya kapasitor ini dibuat dengan bentuk yang kecil dan
pipih. Kapasitor ini tidak memiliki polaritas sehingga dalam pemasangannya tidak
akan sulit. Pencantuman kapasitansinya biasanya dalam kode warna.
3) Kapasitor mika
Kapasitor mika adalah komponen yang lahir sejak generasi pertama dan masih
banyak digunakan sampai sekarang karena keandalannya tinggi disamping
memiliki sifat yang stabil dan toleransinya rendah. Sesuai dengan namanya
kapasitor ini dielektrikumnya terbuat dari bahan mika. Pemakaian dari kapasitor
jenis ini adalah pada rangkaian yang berhubungan dengan frekuensi tinggi.
Besarnya kapasitansi dari kapasitor ini adalah 50 sampai 10.000 μF
4) Kapasitor film
Kapasitor film, dielektrikumnya terbuat dari film. Besarnya kapasitansinya
dicantumkan dengan kode warna berupa gelang dan cara pembacaannya hampir
sama dengan pembacaan kode warna resistor.
5) Kapasitor kertas
Dikatakan kapasitor kertas karena bahan dielektrikumnya terbuat dari bahan
kertas. Kapasitor jenis ini sudah lahir sejak generasi pertama dimana pada waktu
itu masih menggunakan tabung hampa. Kapasitor jenis ini sekarang ini sudah
jarang dan hampir tidak digunkan lagi. Dalam pemasangan kapasitor ini tidak akan
menjadi masalah karena tidak dilengkapi dengan polaritas.besarnya kapasitansi
dari kapasitor jenis ini adalah 100 pF sampai 6800 pF.
Kapasitor Trimer
Kapasitor trimer merupaka kapasitor variabel yang telah dikembangkan dari
kapasitor variabel sebelumnya yakni memiliki ukuran yang kecil, sehingga karena
memiliki ukuran yang kecil kapasitor ini sangan cocok dipasang dalam rangkaian-
rangkaian modern sekarang ini.
Kapasitor trimer dilengkapi dengan preset yaitu alat yang digunakan untuk
mengatur besaran kapasitansi. Pengaturannya dapat dilakukan dengan
menggunakan obeng. Kapasitor variabel jenis ini menggunakan bahan
dielektrikum yaitu mika atau plastik. Besaran kapasitansi dari kapasitor jenis ini
dalah 5 sampai 30 μF
Begitu juga dengan komponen kapasitor, sekarang ini telah dikembangkan jenis
kapasitor yang bersifat aktif, artinya komponen kapasitor tersebut akan aktif
mengalirkan muatan apabila kena cahaya, baik cahaya matahari maupun sumber
cahaya lainnya.komponen ini banyak dipergunakan sebagai sensor pada
rangkaian lampu taman atau rangkaian alarm atau berfungsi sebagai saklar
otomatis.
Fungsi Kapasitor
Fungsi Kapasitor sangat di perlukan dalam suatu komponen elektronika. Kapasitor
adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik,
selain itu kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas
untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F)
sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor).
Fungsi Kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika adalah sebagai kopling, filter
pada sebuah rangkaian power supply, penggeser fasa, pembangkit frekuensi pada
rangkaian oscilator dan juga digunakan untuk mencegah percikan bunga api pada
sebuah saklar.
Ceramic Capacitor
Kapasitor menggunakan bahan titanium acid barium untuk dielektrik- nya.
Karena tidak dikonstruksi seperti koil maka komponen ini dapat digunakan pada
rangkaian frekuensi tinggi. Karakteristik respons frekuensi sangat perlu
diperhitungkan terutama jika kapasitor bekerja pada frekuensi tinggi.
Electrolytic Capacitor
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri atas kapasitor-kapasitor yang bahan
dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Elektrode kapasitor ini terbuat
alumunium yang menggunakan membran oksidasi yang tipis. Umumnya kapasitor
yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – di
badannya. Dari karakteristik tersebut, pengguna harus berhati–hati di dalam
pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik. Bila polaritasnya
terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “MELEDAK”.
Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya
digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang
kapasitansnya besar.Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power
supply, low pass filter, dan rangkaian pewaktu.
Kapasitor ini tidak bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya
tegangan kerja dari kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu
daya dengan 2. Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5
volt, berarti kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5
=10 volt.
Selain itu ukurannya kecil dan memiliki karakteristik suhu yang lebih bagus
daripada kapasitor keramik, biasanya jenis ini baik digunakan untuk aplikasi atau
melewatkan frekuensi tinggi menuju tanah.
Polypropylene Capacitor
Kapasitor Mika
Jenis ini menggunakan mika sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor mika
mempunyai tingkat kestabilan yang tinggi, karena koefisien temperaturnya
rendah. Karena frekuensi karakteristiknya sangat bagus, biasanya
kapasitor ini digunakan untuk rangkaian resonans, filter untuk frekuensi tinggi
dan rangkaian yang menggunakan tegangan tinggi misalnya: radio pemancar
yang menggunakan tabung transistor. Kapasitor mika tidak mempunyai nilai
kapasitansi yang tinggi, dan harganya juga relatif tinggi.
Dielektrik kapasitor ini adalah polystyrene film . Tipe ini tidak bisa digunakan
untuk aplikasi yang menggunakan frekuensi tinggi, karena konstruksinya yang
sama seperti kapasitor elektrolit yaitu seperti koil. Kapasitor ini baik untuk aplikasi
pewaktu dan filter yang menggunakan frekuensi beberapa ratus kHz.
Komponen ini mempunyai 2 warna untuk elektrodenya, yaitu: merah dan abu–
abu. Untuk yang merah elektrodenya terbuat dari tembaga sedangkan warna
abu–abu terbuat dari kertas aluminium.
Karena mempunyai batas tegangan dan bentuk yang lebih besar dari kapasitor
yang lain maka kapasitor ini disebut juga super capasitor Gambar bentuk
fisiknya dapat dilihat di atas, pada Gambar 2.13 tersebut kapasitornya
memiliki ukuran 0,47F. Kapasitor ini biasanya digunakan untuk rangkaian power
supply.
Trimmer Capacitor
Kapasitor jenis disamping menggunakan keramik atau plastik sebagai bahan
dielektriknya. Nilai dari kapasitor dapat diubah–ubah dengan cara memutar
sekrup yang berada diatasnya. Didalam pemutaran diharapkan menggunakan
obeng yang khusus, agar tidak menimbulkan efek kapasitans antara obeng
dengan tangan
Tuning Capacitor
Kapasitor ini dinegara Jepang disebut sebagai “Varicons”, biasanya banyak sekali
digunakan sebagai pemilih gelombang pada radio. Jenis dielektriknya meng-
gunakan udara. Nilai kapasitansinya dapat diubah dengan cara memutar gagang
Yang terdapat pada badan kapasitor kekanan atau kekiri.
4. Light Emitting Diode lebih familiar disebut dengan LED. Pengertian LED adalah
salah satu komponen elektromagnetik yang dapat memancarkan siar
monokromatik melalui tegangan maju. LED merupakan salah satu dari keluarga
Dioda yang terbuat dari bahan semi konduktor.
Lampu jenis ini memiliki aneka warna yang berbeda berdasarkan bahan dasar
semi konduktor yang digunakan untuk membuatnya.
LED masuk dalam keluarga Dioda yang memiliki bentuk menyerupai bohlam
lampu. Selain itu juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tak kasat mata.
Ini mirip seperti yang sering kita temui pada benda-benda seperti remot TV
ataupun remot kontrol.
Bentuk LED menyerupai sebuah bohlam kecil yang dapat dipasangkan pada
berbagai macam alat elektronik. Namun tidak seperti lampu pijar yang
membutuhkan filamen.
LED tidak membutuhkan pembakaran filamen sehingga menghindarkan dari rasa
panas ketika benda ini menghasilkan cahaya.
Karena alasan inilah mengapa LED biasa digunakan untuk penerang pada benda-
benda seperti LCD TV dan lain sebagainya.
Cara Kerja LED, Fungsi Dan Kegunaanya
cnet.com
LED tidak seperti lampu pijar yang membutuhkan pembakaran filamen yang
menimbulkan sensasi panas ketika berpijar. Tidak demikian dengan LED.
Teknologi LED membuat terobosan yang memuat berbagai macam kelebihan
seperti tidak menimbulkan panas, tahan lama, tidak mengandung bahan
berbahaya seperti merkuri dan juga hemat listrik. LED juga memiliki bentuk yang
kecil sehingga semakin populer dalam teknologi pencahayaan.
Berikut ini beberapa kegunaan LED dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi
populer yang diadaptasi dalam berbagai macam benda-benda yang dapat anda
temui dalam kehidupan sehari-hari. Benda-benda yang mengadaptasi teknologi
LED diantaranya adalah seperti :
Lampu penerangan rumah.
Lampu penerangan jalan.
Papan Iklan.
Backlight LCD ( TV, Display handphone, Monitor).
Lampu dekorasi baik interior maupun eksterior.
Lampu Indikator
Pemancar infra merah baik pada remote kontrol, remot TV ataupun remot AC.
Itulah beberapa peran dan kegunaan LED dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah membahas tentang pengertian LED, fungsi dan juga kegunaannya.
5.Pengertian Transistor dan Jenis-jenis Transistor – Transistor adalah komponen
semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti sebagai penguat,
pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor
merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan
dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir semua
perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam
rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud tersebut seperti
Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio Player, Video Player, konsol
Game, Power Supply dan lain-lainnya.
Transistor pertama kali ditemukan oleh tiga orang fisikawan yang berasal Amerika
Serikat pada akhir tahun 1947 adalah Transistor jenis Bipolar. Mereka
adalah John Bardeen, Walter Brattain, dan William Shockley. Dengan penemuan
tersebut, perangkat-perangkat elektronik yang pada saat itu berukuran besar
dapat dirancang dalam kemasan yang lebih kecil dan portabel (dapat dibawa
kemana-mana). Ketiga fisikawan tersebut mendapatkan Hadiah Nobel Fisika pada
tahun 1956 atas penemuan Transistor ini. Namun sebelum ketiga fisikawan
Amerika Serikat tersebut menemukan Transistor Bipolar, seorang fisikawan
Jerman yang bernama Julius Edgar Lilienfeld sudah mempatenkan Transistor jenis
Field Effect Transistor di Kanada pada tahun 1925 tetapi Julius Edgar
Lilienfeld tidak pernah mempublikasikan hasil penelitiannya baik dalam bentuk
tulisan maupun perangkat prototype-nya. Pada tahun 1932, seorang inventor
Jerman yang bernama Oskar Heil juga mendaftarkan paten yang hampir sama di
Eropa.
Seiring dengan perkembangannya, Transistor pada saat ini telah dirancang telah
berbagai jenis desain dengan fitur aliran arus dan pengendali yang unik. Ada jenis
Transistor yang berada dalam kondisi OFF hingga terminal Basis diberikan arus
listrik untuk dapat berubah menjadi ON sedangkan ada jenis lain yang berada
dalam kondisi ON hingga harus diberikan arus listrik pada terminal Basis untuk
merubahnya menjadi kondisi OFF. Ada juga Transistor yang membutuhkan arus
kecil dan tegangan kecil untuk mengaktifkannya namun ada yang hanya
memerlukan tegangan untuk mengoperasikannya. Ada lagi Transistor yang
memerlukan tegangan positif untuk memicu pengendalinya di terminal Basis
sedangkan ada Transistor yang memerlukan tegangan negatif sebagai pemicunya.
6.Jenis-jenis Transistor
Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu
Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor). Perbedaan
yang paling utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada
bias Input (atau Output) yang digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus
(current) untuk mengendalikan terminal lainnya sedangkan Field Effect Transistor
(FET) hanya menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus). Pada
pengoperasiannya, Transistor Bipolar memerlukan muatan pembawa (carrier)
hole dan electron sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.
Untuk lebih jelas mengenai Dioda Zener, mari kita lihat Rangkaian dasar Dioda Zener dibawah ini :
Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias Balik (Reverse Bias),
Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan Dioda Zener. Dalam Rangkaian
tersebut, tegangan Input (masuk) yang diberikan adalah 12V tetapi Multimeter menunjukan
tegangan yang melewati Dioda Zener adalah 2,8V. Ini artinya tegangan akan turun saat melewati
Dioda Zener yang dipasang secara Bias
Balik (Reverse Bias). Sedangkan fungsi Resistor dalam Rangkaian tersebut adalah untuk pembatas
arus listrik. Untuk menghitung Arus Listrik (Ampere) tersebut, kita dapat menggunakan Hukum Ohm
seperti dibawah ini :
(Vinput – Vzener) / R = I
(12 – 2,8) /460 = 19,6mA
Jika menggunakan Tegangan yang lebih tinggi, contohnya 24V. Maka arus listrik yang mengalir
dalam Rangkaian tersebut akan semakin besar :
Akan tetapi, tegangan yang melewati Dioda Zener akan sama yaitu 2,8V. Oleh karena itu, Dioda
Zener merupakan Komponen Elektronika yang cocok untuk digunakan sebagai Voltage Regulator
(Pengatur Tegangan), Dioda Zener akan memberikan tegangan tetap dan sesuai dengan Tegangan
Zenernya terhadap Tegangan Input yang diberikan.
Pada umumnya Tegangan Dioda Zener yang tersedia di pasaran berkisar di antara 2V sampai 70V
dengan daya (power) dari 500mW sampai dengan 5W.
Untuk menghitung disipasi daya Dioda Zener, kita dapat menggunakan rumus :
P = Vz I
Contoh :
P = 2,8 x 19,6
P = 54,9mW
Dioda Zener biasanya diaplikasikan pada Voltage Regulator (Pengatur Tegangan) dan Over Voltage
Protection (Perlindungan terhadap kelebihan Tegangan). Fungsi Dioda Zener dalam rangkaian-
rangkaian tersebut adalah untuk menstabilkan arus dan tegangan.
7.Pengertian Resistor
Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang
memiliki nilai hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat
arus listrik yang mengalir melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari
bahan campuran Carbon. Namun tidak sedikit juga resistor yang terbuat
dari kawat nikrom, sebuah kawat yang memiliki resistansi yang cukup tinggi
dan tahan pada arus kuat. Contoh lain penggunaan kawat nikrom dapat
dilihat pada elemen pemanas setrika. Jika elemen pemanas tersebut
dibuka, maka terdapat seutas kawat spiral yang biasa disebut dengan kawat
nikrom.
Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI
untuk resistansi listrik. Dalam sejarah, kata ohm itu diambil dari nama salah
seorang fisikawan hebat asal German bernama George Simon Ohm. Beliau
juga yang mencetuskan keberadaan hukum ohm yang masih berlaku hingga
sekarang.
Fungsi Resistor
Resistor berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Jika ditinjau secara
mikroskopik, unsur-unsur penyusun resistor memiliki sedikit sekali elektron
bebas. Akibatnya pergerakan elektronya menjadi sangat lambat. Sehingga
arus yang terukur pada multimeter akan menunjukan angka yang lebih
rendah jika dibandingkan rangkaian listrik tanpa resistor.
Namun meskipun misalnya kita menyusun rangkaian listrik tanpa resistor,
bukan berarti tidak ada hambatan listrik didalamnya. Karena setiap
konduktor pasti memiliki nilai hambatan, meskipun relatif kecil. Namun
dalam perhitungan matematis, biasanya kita abaikan nilai hambatan pada
konduktor tersebut, dan kita anggap konduktor dalam kondisi ideal. Itu
berarti besar resistansi konduktor adalah nol.
Cara Menghitung Resistor
Menggunakan Alat Ukur
Multimeter Digital
Dalam menghitung besarnya hambatan yang terkandung dalam resistor,
kita punya beberapa teknik perhitungan. Pertama adalah cara yang paling
gampang, yaitu dengan menggunakan multimeter digital. Setelah kita
menyetel multimeter digital dalam mode “ohm”, lalu kedua terminal
multimeter kita tempelkan dikedua kaki resistor. Dengan itu seketika
muncul besar hambatan dari resistor yang kita ukur.
Multimeter Analog
Cara kedua yaitu dengan menggunakan multimeter analog. Untuk
menggunakan alat ukur ini maka butuh sedikit keahlian dalam membaca
skala pada multimeter. Pada multimeter analog, umumnya kita akan
menemukan beberapa skala yang dapat digunakan sesuai kebutuhan
ketelitian perhitungan.
Baca Juga :
Cara Membaca Alat Ukur Listrik ( Multimeter / Avometer )
Membaca Kode Warna
Dan satu lagi, tentunya pasti anda juga bertanya-tanya bagaimana cara
menghitung resistor film karbon yang memilki banyak gelang warna.
Biasanya cara ini sudah lama ditinggalkan karena para Teknisi lebih sering
menggunakan alat ukur agar lebih cepat melakukan reparasi. Tetapi bagi
anda yang belajar dan untuk praktik atau tugas sekolah berikut ini
penjelasan lengkap cara membaca Kode Warna pada Film
Karbon Resistor secara manual.
Resistor
Resistor Keramik
Sesuai dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan keramik atau
porselen, dengan lapisan kaca dibagian terluar. Meskipun ukuranya cukup
mungil, namun resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan ohm
hingga kilo ohm. Kemajuan Teknologi terutama pada bahan yang
dibutuhkan sebagai komponen elektronika, resistor keramik pada saat ini
kebanyakan digunakan pada gadget yang memilki ukuran cukup kecil. Coba
saja buka perangkat ponsel yang anda miliki, dapat dipastikan akan bisa
menemukan resistor jenis ini didalamnya. Resistor ini memiliki rating daya
sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
d. Resistor Film Karbon
Resistor Trimpot
Bentuk dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan potensiometer. Namun agar kita bisa merubah nilai hambatanya
tidak cukup hanya memutar menggunakan tangan kosong ataupun
menggesernya saja. Diperlukan alat semacam obeng -/+ untuk memutarnya
sehingga nilai resistansinya berubah sesuai dengan yang kita
inginkan. Trimpot sama seperti potensiometer juga terdiri atas dua jenis,
yaitu trimpot logaritmik dan linear. Memiliki ciri khusus yang bentuk
ukurannya lebih kecil dari potensiometer.
c. LDR (Light Dependent Resistor)
Resistor LDR
Seperti yang sudah disinggung diatas, LDR merupakan jenis resistor variabel
yang resistansinya dapat berubah seiring dengan intensitas cahaya yang
mengenai permukaanya. Dengan sifatnya ini, maka wajar jika LDR biasa
digunakan pada lampu-lampu yang bisa mati dan hidup secara otomatis.
Sebagai contoh biasanya pada lampu lampu jalan yang akan nyala pada
malam hari atau pada saat wilayah sekitar gelap seperti saat mendung dan
badai yang menutupi matahari dengan otomatis lampu di jalanan akan
nyala dengan sendirinya.
Simbol LDR
Resistansi LDR menurun ketika terpapar cahaya dengan intensitas
tinggi. Sebaliknya, semakin kecil intensitas cahaya yang mengenai
permukaanya maka resistansi LDR akan semakin besar. Konsep kerja LDR
dapat dijelaskan dengan konsep fotolistrik yang dicetuskan oleh Enstein.
d. NTC dan PTC
Resistor NTC Dan PTC
Untuk kedua jenis resistor ini, dapat mengatur besar resistansinya dengan
merubah temperature lingkungan sekitar. Pada resistor NTC (negative
temperature coefficient) resisntansi semakin kecil ketika suhu lingkungan
naik. Untuk PTC (positive temperature coefficient) berlaku sebaliknya, yaitu
semakin tinggi suhu lingkungan semakin besar pula nilai resistansinya.
Rheostat
Pastinya sudah tahu jika anda sudah pernah praktikum fisika jikapun belum
pernah seharusnya tetap tidak asing dengan jenis resistor variable yang
satu ini. Terbuat dari uliran kawat yang rapat dan berdiameter cukup besar,
sehingga ukuranya pun besar. Rheostat paling sering digunakan dalam
laboratorium. Cara mengubah resistansinya cukup mudah, yaitu dengan
menggeser kepala bagian atas dari rheostat.