Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038

Karakteristik Dioda (E9)


Dita Maulinda Andya Ningrum, M. Bobby Eldion , Endarko
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: bobbydororo2000@gmail.com

Abstract Experiment of Diode Characteristic is done. This


experiment purpose is to determine diode characteristic. The
principle of this experiment are diode, PN junction, and
Semiconductor. The method of this observation is measure the
resistor voltage which pararel with the diode, and find out the
signal generated by the circuit. From the experimental results it
can be concluded that if a diode is forward biased dipararel with
the resistor, the voltage across the resistor will be equal to the
diode voltage and current drain. otherwise if tersreverse bias
diode, the voltage across the resistor that is parallel with the
diode can be calculated by using the method as usual and can not
multiply the flow of this case because of the nature as a rectifier
diode.

KeyWords Diode, PN juntion, Semiconductor.

sebuah catu daya dc dan sebuah resistor. Dengan


menggunakan rangkaian tersebut maka akan dapat diketahui
tegangan dioda dengan variasi sumber tegangan yang
diberikan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa dioda adalah
komponen aktif dari dua elektroda (katoda dan anoda) yang
sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya tersebut dioda
tidak hanya memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu
arah, tetapi juga menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda
dapat dibuat dari Germanium(Ge) dan Silikon atau Silsilum
(Si). Komponen aktif ini mempunyai fungsi sebagai;
pengaman, penyearah, voltage regulator, modulator,
pengendali frekuensi, indikator, dan switch[2].

I. PENDAHULUAN

ioda merupakan salah satu jenis komponen aktif


yang berfungsi sebagai komponen penyearah.
Dioda disusun menggunakan semikonduktor
jenis P atau kutub positif (+) dan semikonduktor
jenis N atau kutub negative (-). Dioda disusun menggunakan
semikonduktor jenis silicon dan jenis germanium. Karena
dioda termasuk komponen aktif, arus listrik yang mengalir
dari sambungan P ke sambungan N aka dilewatkan jika
tegangan listrik yang dilewatkan pada diode berbahan silicon
minimal 0,7 volt, dan pada diode berbahan germanium
minimal kira-kira 0,3 volt. Jenis jenis dioda penyearah, jika
arah arus listrik sama dengan arah dioda yaitu dari potensial
tinggi ke potensial rendah dan nilai tegangannya lebih besar
daripada tegangan minimum dioda, arus akan dilewatkan. Jika
dipasang berkebalikan dengan arah arus listrik, diode
berfungsi untuk menghambat arus listrik yang lewat. Dioda
memiliki batas kapasitas. Oleh karena itu, jika beda tegangan
disambungan N jauh lebih besar daripada tegangan
disambungan P puluhan atau ratusan volt, kemungkinan diode
akan rusak karena tidak mampu menahan aliran arus listrik
yang terlalu besar[1].
Pada diode penyearah hanya terdapat satu variable nilai,
yaitu arus (ampere). Besar arus pada dioda menyatakan arus
maksimum yang dapat disaring oleh dioda. Dioda zener
hampir sama dengan diode biasa. Pada dioda biasa, kerusakan
dapat terjadi pada saat tegangan mencapai ratusan volt.
Sedangkan pada dioda zener, kerusakan dapat terjadi pada
tegangan puluhan atau satuan volt. Dioda biasa bekerja pada
bias maju, sedangkan diode zener bekerja pada bias
mundur[1].
Dapat diketahui dengan cara memasang diode seri dengan

Gambar 1. Karakteristik diode

Berdasarkan fungsinya, dioda terbagi atas; Dioda Kontak


Titik, Dioda Hubungan, LED, Dioda Foto, Dioda kapasiansi
Variabel, Dioda Bridge dan Dioda Zener. Dioda Kontak Titik
atau Point Contact Diode biasanya digunakan untuk mengubah
frekuensi dari tinggi ke rendah. Contohnya, OA70, OA90, dan
1N60. Dioda hubungan, adalah salah satu karakteristik diode
yang mengalirkan tegangan yang besar namun hanya searah.
Sedangkan LED atau Light Emiting Diode adalah jenis
komponen yang dapat mengeluarkan cahaya bila diberikan
forward bias. Berbeda dengan LED, Dioda foto atau bisa
disebut dengan Foto Dioda akan menghasilkan arus listrik
apabila terkena cahaya. Besarnya arus listrik tergantung dari
seberapa besar cahaya yang masuk[2]. Penyearah setengah
gelombang (half wave rectifer) hanya menggunakan 1 buah
diode sebagai komponen utama dalam menyearahkan
gelombang AC. Prinsip kerja dari penyearah setengah
gelombang ini adalah mengambil sisi sinyal positif dari
gelombang AC dari transformator. Pada saat transformator
memberikan output sisi positif dari gelombang AC maka
diode dalam keadaan forward bias sehingga sisi positif dari
gelombang AC tersebut dilewatkan dan pada saat
transformator memberikan sinyal sisi negatif gelombang AC

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038

maka dioda dalam posisi reverse bias, sehingga sinyal sisi


negatif tegangan AC tersebut ditahan atau tidak dilewatkan.
Penyearah gelombang penuh dapat dibuat dengan 2 macam
yaitu, menggunakan 4 diode dan 2 diode. Untuk membuat
penyearah gelombang penuh dengan 4 diode menggunakan
transformator non-CT seperti terlihat pada gambar berikut[2].
Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4
diode diatas dimulai pada saat output transformator
memberikan level tegangan sisi positif, maka D1, D4 pada
posisi forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias
sehingga level tegangan sisi puncak positif tersebut akan di
leawatkan melalui D1 ke D4. Kemudian pada saat output
transformator memberikan level tegangan sisi puncak negatif
maka D2, D4 pada posisi forward bias dan D1, D2 pada posisi
reverse bias sehingan level tegangan sisi negatif tersebut
dialirkan melalui D2, D4. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik output berikut. Prinsip kerja rangkaian penyearah
gelombang penuh dengan 2 dioda ini dapat bekerja karena
menggunakan transformator dengan CT. Transformator
dengan CT seperti pada gambar diatas dapat memberikan
output tegangan AC pada kedua terminal output sekunder
terhadap terminal CT dengan level tegangan yang berbeda
fasa 180. Pada saat terminal output transformator pada D1
memberikan sinyal puncak positif maka terminal output pada
D2 memberikan sinyal puncak negatif, pada kondisi ini D1
pada posisi forward dan D2 pada posisi reverse. Sehingga sisi
puncak positif dilewatkan melalui D1. Kemnudian pada saat
terminal output transformator pada D1 memberikan sinyal
puncak negatif maka terminal output pada D2 memberikan
sinyal puncak positif, pada kondisi ini D1 posisi reverse dan
D2 pada posisi forward. Sehingga sinyal puncak positif
dilewatkan melalui D2[3]. Potensiometer (POT) adalah salah
satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor
yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara
struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan
sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.
Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal
Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya. Potensiometer
yang berfungsi sebagai pengatur Volume di peralatan Audio /
Video seperti Radio, Walkie Talkie, Tape Mobil, DVD Player
dan Amplifier. Potensiometer juga sering digunakan dalam
Rangkaian Pengatur terang gelapnya Lampu (Light Dimmer
Circuit) dan Pengatur Tegangan pada Power Supply (DC
Generator). Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah
elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal
di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya
berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan
untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif
(Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen
Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi
sebuah Potensiometer. Elemen Resistif pada Potensiometer
umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan
Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon). Berdasarkan Track
(jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan
menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear
Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic
Potentiometer)[4].

Resistor adalah komponen elektronika yang paling dasar


dan paling banyak digunakan. Hampir semua peralatan
elektronika menggunakan resistor. Prinsip kerja resistor adalah
dengan mengatur elektron (arus listrik) yang mengalir
melewatinya dengan menggunakan jenis material konduktif
tertentu yang dicampur dengan material lain sehingga
menimbulkan suatu hambatan pada aliran elektron (arus
listrik). Resistor juga dapat dirangkai secara seri, parallel atau
gabungannya sehingga dapat digunakan untuk membagi arus
listrik, tegangan listrik, penurun tegangan, filter dan
sebagainya. Resistor adalah komponen elektronika pasif yang
tidak memiliki sumber daya listrik sendiri atau fungsi
penguatan (amplification) dan pengolahan signal, tetapi hanya
mengurangi arus dan tegangan suatu signal yang
melewatinya.Pada saat resistor dilewatkan arus listrik maka
terdapat sejumlah energi yang hilang dalam bentuk panas.
Untuk dapat dilewati oleh arus listrik maka pada kedua kaki
resistor harus ada beda potensial listrik. Besar potensial listrik
ini seimbang dengan besar rugi-rugi panas yang timbul pada
resistor. Semakin besar beda potensial listrik , maka semakin
besar rugi-rugi panas yang timbul. Pada rangkaian DC beda
potensial ini dikenal dengan sebutan voltage drop. Tegangan
jepit pada resistor dapat diukur dengan mengukur beda
potensial pada kaki-kaki resistor pada saat resistor sedang
mengalirkan arus listrik. Resistor termasuk jenis komponen\
elektronika linier yang menghasilkan voltage drop antara
kedua kaki ketika arus listrik mengalir melewatinya. Besar
arus listrik dan voltage drop yang terjadi mengikuti aturan
hukum Ohm. Besar hambatan resistor akan menentukan besar
arus listrik yang mengalir atau besar tegangan jepit yang
timbul. Hal ini akan sangat berguna dalam pengaturan arus
dan tegangan listrik di rangkaian elektronik[4].
P-N junction terbentuk dari semi konduktor tipe n (negatif)
dan tipe p(positif) bersamaan dalam hubungan yang sangat
dekat istilah junction menunjuk ke bagian di mana kedua tipe
semi konduktor. Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan
konduktivitas listrik yang lebih besar dari bahan isolator.
Bahan semikonduktor bisa menjadi isolator jika tidak dialiri
listrik[4].
II. METODOLOGI
A. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah dua
buah dioda IN4001 satu buah dioda IN4148, satu buah elko
16v 100uf, satu buah project board, satu buah power
supply,satu buah multimeter dan satu buah osiloskop.
Berikut Gambar skema rangkaian yang dilakukan pada
Percobaan ini

Gambar 2. Rangkaian 1

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038

3
Untuk flowchart dari percobaan ini, dapat dilihat pada
gambar 7 berikut.

Gambar 3. Rangkaian 2

Dan untuk rangkaian dengan osiloskop yaitu sebagai


berikut

Gambar 4. Rangkaian osiloskop 1

Gambar 7 Flowchart mencari tegangan

Gambar 5. Rangkaian osiloskop 2

Gambar 6. Rangkaian osiloskop 3

B. Cara Kerja
Pada percobaan ini, langkah percobaan yang kita lakukan
adalah Rangkaian di rangkai seperti pada gambar, lalu untuk
pengukuran tegagangan, setelah dirangkai diatur tegangan
power supply sesuai dengan yang telah ditentukan
(3,6,7.5,9,12,13.8) V. Diukur tegangan pada power supply dan
dicatat, lalu diukur tegangan pada masing-masing resistor, dan
dicatat. Untuk melihat sinyal keluaran, dirangkai alat sesuai
dengan rangkaian pengukuran osiloskop, lalu dihubungkan ke
transformer stepd down 15V, lalu dihubungkan ke osiloskop
yang sudah di kalibrasi, setelah itu diamati sinyal keluaran dan
disimpan dalam bentuk gambar.

Gambar 8 Flowchart untuk mendapatkan Sinyal keluaran

III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


C.Analisa Data
Setelah dilakukan percobaan didapatkan
ditunjukkan pada tabel-tabel berikut

data

Tabel 1. Data hasil percobaan pengukuran tegangan rangkaian1

Vin

Vr1

Vr2

yang

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038

4,6
8,74
10,52
12,93
17,6
20,2

3,9
7,57
8,73
10,78
14,58
16,75

0,38
0,73
0,87
1,07
1,45
1,67

Tabel 2. Data hasil percobaan pengukuran tegangan rangkaian 2

Vin
4,6
8,74
10,52
12,93
17,6
20,2

Vr1
4,27
7,97
9,44
11,49
15,46
17,65

Dan didapatkan hasil sinyal keluaran sebagai berikut

Gambar 9. Sinyal rangkaian osiloskop 3.

Vr2
0,42
0,78
0,93
1,14
1,53
1,75

4
D.Pembahasan
Telah dilakukan perobaan karakteristik diode yang
bertujuan untuk memnentukan karakteristik diode. Pada
percobaan ini digunakan dua buah dioda IN4001 satu buah
dioda IN4148, satu buah elko 16v 100uf, satu buah project
board, satu buah power supply,satu buah multimeter dan satu
buah osiloskop.
Percobaan ini dilakukan dua jenis percobaan yaitu
pengamatan tegangan dan pengamatan sinyal. Peda
pengamatan tegangan digunakan 2 rangkaian, yaitu dioda
forward dan dioda reverse bias yang dipasang pararel dengan
resistor. Dari hasil yang didapatkan apada analisa data,
tegangan pada resistor R2 pada saat forward bias besarnya
sama seperti tegangan forward bias dioda. Ini berarti besar R2
pasti sama seberti tegangan forward bias dioda saat diberikan
tegangan berapapun. Sedangkan untuk rangkaian dioda
reverse bias, tengangan pada masing-masing komponen
menunjukkan nilai pembagi tegangan.
Pada pengamatan sinyal, pada rangkaian osiloskop 1, yang
mana tegangan negatifnya tereliminasi dikarenakan adanya
dioda ditunjukkan pada gambar 10. Untuk sinyal pada
rangkain osiloskop 2 ditunjukkan pada gambar 11 yang
terlihat bahwa sinyal yang dihasilkan lurus. Hal ini
dikarenakan kapasitor mempunyai sifat transien, serta
tegangan AC yang mempunyai frekuensi 60Hz. Namun sinyal
tersebut jika didekatkan akan terlihat bahwa sinyal yang
berhubungan dan menunjukkan gelombang full wave. Pada
rangkaian osiloskop 3 terdapat dioda forward dan reverse bias
ditunjunjukkan pada gambar 9, sinyal yang muncul seakanakan tidak ada dioda yang terpasang, sehingga sinyak yang
terbaca adalah sinyal AC.pada pengamatan sinyal kali ini
menunjukkan sifat diode sebagai penyearah.

IV. KESIMPULAN

Gambar 10. Sinyal rangkaian osiloskop 1

Dari hasil percobaan didapat disimpulkan bahwa jika suatu


dioda forward bias dipararel dengan resistor, maka tegangan
resistor tersebut akan sama dengan tegangan dioda tersebut
dan dapat mengalirkan arus. sebaliknya jika dioda tersreverse
bias, maka tegangan pada resistor yang pararel dengan dioda
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan metode seperti
biasanya dan tidak bisa mengalikan arus hal ini karena sifat
dioda sebagai penyearah.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
Elektronika Dasar II dan asisten praktikum Elektronika Dasar
II yang telah memberikan ilmunya sehingga praktikum ini
berjalan dengan baik, serta mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kelompok praktikum atas kerja sama yang baik.

Gambar 11. Sinyal rangkaian osiloskop 2

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Moegiharto, yoedi Rangkaian Listrik.Surabaya:Politeknik Elektronika


Negeri Surabaya ,2000

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR II (2016) NRP: 1114-038


[2]
[3]
[4]

Tippler A. Paul , Fisika Untuk Sains Dan Teknik , Jakarta:


Penerbit Erlangga, 1998
Alexander and Sadiku, Fundamentals of Electric Circuit, Fourth
Edition .New York: McGraw-Hill Companies.inc ,2009
Halliday,
Resnick
dan
Walker.2011.Fisika
Dasar
2.Jakarta:Erlangga

Jilid

Anda mungkin juga menyukai