Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGERTIAN DAN PRINSIP KERJA


TRAFO ARUS DAN TRAFO TEGANGAN

Disusun oleh:
Nama : Ridho Fauzi
NIM : 221044015

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT SAINT DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusanampere
dan arus yang rnengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Jika arus yanghendak
diukui mengalir pada jaringan tegangan rendah dan besarnya di bawah5 A,
maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakansuatu
ammeter yang dihubungkan seri dengan jaringan. Tetapi jika arus yanghendak
diukur mengalir pada jaringan tegangan tinggi, meskipun besarnya di bawah 5
A, maka pengukuran tidak dapat dilakukan secara langsung
denganmenggunakan suatu ammeter, karena cara yang demikian berbahaya
bagioperator. Cara itu juga berbahaya bagi ammeter yang digunakan karena
isolasiammeter tidak dirancang untuk memikul tegangan tinggi. Jika arus
yanghendak diukur mengalir pada jaringan tegangan rendah dan besarnya
lebihdari 5 A, maka pengukuran tidak dapat dilakukan secara langsung
denganmenggunakan suatu ammeter. Karena pada umumnya, batas
kemampuanammeter hanya mengukur arus di bawah 5 A. Di samping untuk
pengukuran arus, trafo arus juga dibutuhkan untuk pengukuran daya dan
energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi. Kumparan primer trafo arus
dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatanyang akan diukur arusnya,
sedang kumparan sekunder dihubungkan denganmeter atau rele proteksi. Pada
umumnya peralatan ukur dan rele membutuhkanarus 1 atau 5 A.
Untuk memonitor dan mengendalikan kinerja suatu sistem tenaga listrik,
diperlukan alat ukur, lampu indikator dan relai proteksi. pengukuran tegangan
tinggitidak dapat dilakukan langsung seperti halnya pengukuran tegangan
rendah, karenaselain berbahayabagi operator, adalah sulit membuat voltmeter
yang mampumengukur langsung tegangan tinggi. Lampu indikator dan relai
proteksi, jugamembutuhkan tegangan rendah. Oleh karen a itu, diperlukan
trafo tegangan untukmentransformasi tegangan sistem ke suatu tegangan
rendah agar dapat diukurdengan voltmeter dan dapat dimanfaatkan untuk
keperluan lampu indikator dan relai proteksi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Trafo Arus (CT)
b. Jenis Trafo Arus (CT)
c. Apakah trafo biasa dapat digunakan sebagai trafo instrument
(CT,PT)?
d. Apa pengertian Trafo Tegangan (VT)
e. Jenis Trafo Tegangan (VT)
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian Trafo Arus
Trafo Arus (Current Trafo) adalah trafo yang digunakan untuk mengambil
input data masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan
pada belitan primer atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk
pengukuran tak langsung beban arus yang mengalir ke pelanggan kemudian
membatasinya. Fungsi trafo arus adalah untuk mengkonversi arus primer
dengan nilai yang lebih besar, nilai pada arus primer antara puluhan sampai
ribuan Ampere. Ketika arus primer diubah menjadi arus sekunder, maka nilai
arusnya sangat rendah yakni 1 A atau 5 A sesuai kebutuhan.
Prinsip kerja transformator arus sama dengan trafo daya satu frasa. Terdiri
dari 2 bagian penting yaitu kumparan dan inti besi. Kumparan pada trafo
terdapat 2 macam yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. jika pada
kumparan primer mengalir arus I 1, maka pada kumparan primer timul gaya
gaya magnet sebesar N 1 I 1. Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks mutual
pada inti. Fluks mutual ini membangkitkan GGL ( Gaya Gerak Listrik) pada
kumparan sekunder( E2).
2.2 Jenis-jenis trafo arus
Transformator arus umumnya dibedakan menjadi dua jenis utama:
transformator arus tegangan tinggi (TAT) dan transformator arus tegangan
rendah (TAR). Transformator arus tegangan tinggi digunakan untuk
mentransformasikan arus listrik pada tegangan tinggi ke tegangan yang lebih
rendah, sedangkan transformator arus tegangan rendah digunakan untuk
mentransformasikan arus listrik pada tegangan rendah ke tegangan yang lebih
tinggi.
Selain itu, terdapat beberapa jenis transformator arus lainnya, seperti:
1. Transformator Arus Tengangan Tinggi (TATT): Digunakan untuk
mengubah tegangan tinggi menjadi tegangan yang lebih tinggi, seringkali
dalam sistem transmisi tenaga listrik.
2. Transformator Arus Tegangan Rendah (TAR): Bertujuan untuk mengubah
tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi, umumnya digunakan di
distribusi tenaga listrik dan peralatan elektronik.
3. Transformator Arus Tegangan Menengah (TATM): Berada di antara TATT
dan TAR dalam kisaran tegangan, digunakan dalam distribusi tenaga listrik
dan aplikasi industri.
4. Transformator Arus Pemacu (TAP): Digunakan untuk mengisolasi sistem
kontrol dari sumber daya tinggi, melibatkan isolasi tegangan dan transformasi
arus.
5. Transformator Arus Tegangan Rendah dengan Beban Variabel (TARBV):
Dirancang untuk menangani fluktuasi beban yang besar dengan memberikan
fleksibilitas dalam penyesuaian tegangan keluaran.
6. Transformator Arus Inti Udara (TAIU): Menggunakan inti udara sebagai
media penyalur fluks magnetik, umumnya digunakan dalam aplikasi yang
membutuhkan isolasi yang baik dan tidak memerlukan transformasi tegangan
yang signifikan.
2.3 Trafo Biasa Digunakan sebagai Trafo Intstrumen (CT)
Trafo Biasa Digunakan Sebagai Trafo Instrument (CT) Trafo biasa atau Trafo
Daya tidak dapat digunakan sebagai Trafo Instrumen atau Trafo Arus karena
ada perbedaan di antara Trafo Biasa dengan Trafo Instrument, Perbedaan
Utama Trafo Arus dengan Trafo Daya :
1. Jumlah belitan kumparan primer sedikit, tidak lebih dari lima belitan.
2. Arus primer tidak dipengaruhi beban yang terhubung pada kumparan
sekunder, karena arus primer ditentukan oleh arus pada jaringan yang di
ukur.
3. Semua beban pada kumparan sekunder dihubungkan seri.
4. Terminal sekunder trafo arus tidak boleh terbuka, oleh karena itu terminal
kumparan sekunder harus selalu dihubungkan dengan beban atau hubung
singkat jika bebannya belum dihubungkan.
2.4 Fungsi Trafo Arus
Fungsi dari trafo arus adalah:
- Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran primer
menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuransistem metering dan
proteksi
- Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai
pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan pengukuran.
- Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1Amp dan 5Amp
Secara fungsi trafo arus dibedakan menjadi dua yaitu:
a). Trafo arus pengukuran
-Trafo arus pengukuran untuk metering memiliki ketelitian tinggi pada daerah
kerja (daerah pengenalnya") 5% - 120% arus nominalnya tergantung dari
kelasnya dan tingkat kejenuhan yang relatif rendah dibandingkan trafo arus
untuk proteksi.
- Penggunaan trafo arus pengukuran untuk Amperemeter, Watt-meter, VARh-
meter, dan cos ϕ meter.
b). Trafo arus proteksi
- Trafo arus untuk proteksi, memiliki ketelitian tinggi pada saat terjadi
gangguan dimana arus yang mengalir beberapa kali dariarus pengenalnya dan
tingkat kejenuhan cukup tinggi.
- Penggunaan trafo arus proteksi untuk relai arus lebih (OCR dan GFR), relai
beban lebih, relai diferensial, relai daya dan relai jarak.
- Perbedaan mendasar trafo arus pengukuran dan proteksi adalah pada titik
saturasinya seperti pada kurva saturasi
- Trafo arus untuk pengukuran dirancang supaya lebih cepat jenuh
dibandingkan trafo arus proteksi sehingga konstruksinya mempunyai luas
penampang inti yang lebih kecil.

2.5 Pengertian Trafo Tegangan


Pengertian Trafo Tegangan adalah peralatan yang mentransformasi
tegangan sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah
untuk peralatan indikator, alat ukur /meter dan relai. Trafo tegangan memiliki
prinsip kerja yang sama dengan trafo tenagatetapi rancangan Trafo tegangan
berbeda yaitu :
1. Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat
ukur, relai dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil
2. Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
3. Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.

Transformator Tegangan (trafo) dapat dianggap sebagai komponen listrik


dari pada komponen elektronik. Sebuah transformator pada dasarnya adalah
alat elektro-magnetik pasif elektrik magnetik atau stasioner yang sangat
sederhana yang bekerja berdasarkan prinsip hukum induksi Faraday dengan
mengubah energi listrik dari satu nilai ke nilai lainnya.

2.6 Jenis-jenis trafo tegangan


Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi
tegangan sistem ke suatu teganganrendah yang besarannya sesuai untuk lampu
indikator, alat ukur, relai dan alatsinkronisasi. Transformasi tegangan ini
dilakukan atas pertimbangan harga peralatantegangan tinggi yang mahal, dan
bahaya yang dapat ditimbulkan tegangan tinggi bagioperator. Tegangan
perlengkapan seperti indikator, meter dan relai dirancang samadengan
tegangan terminal sekunder trafo tegangan yang dirancang dalam ratusan volt.
Trafo tegangan dibagi dibagi menjadi dua jenis yaitu
1. Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT) Disebut
juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder pada
inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan
tegangankebelitan sekundernya.
2. Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)Trafo
tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang
berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
pada primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor
ditransformasikanmengunakan trafo tegangan yang lebih rendah agar
diperoleh tegangan sekunder.
2.6.1 Trafo Tegangan Magnetik
Komponen utama suatu trafo tegangan magnetik adalah: kumparan
primer,kumparan sekunder, dan inti baja silikon. Ketiga komponen tersebut
dicetak dalamisolasi padat atau dimasukkan dalam suatu bejana berisi isolasi
cair atau gas' Dalam praktiknya, badan trafo tegangan selalu terhubung ke
tanah. Prinsip kerja trafotegangan sama dengan trafo daya. Kumparan primer
dihubungkan ke jaringantegangan tinggi yang akan diukur, sehingga arus
mengalir pada kumparan primer. Arus pada kumparan primer menimbulkan
fluks magnetik pada inti trafo tegangan.Fluks tersebut akan menginduksikan
gaya gerak listrik yang rendah pada kumparansekunder sehingga pada
terminal kumparan sekunder terdapat beda tegangan yangsebanding dengan
tegangan jaringan yang diukur. Karakteristik yang membedakantrafo tegangan
dengan trafo daya adalah:
a. Kapasitasnya kecil (10 - 150 VA), karena bebannya hanya peralatan
yangmengkonsumsi daya rendah, seperti voltmeter, kWh-meter, wattmeter,
relai jarak, sinkronoskop dan lampu indikator.
b. Karena digunakan kontinu dan menjadi beban bagi sistem
yangmenggunakannya, maka trafo tegangan dirancang mengkonsumsi
energiyang sekecil mungkin.
c. Untuk mengurangi kesalahan pengukuran, trafo tegangan
dirancangsedemikian agar tegangan sekunder sebanding dan sefasa dengan
tegangan primer.
d. Tegangan pengenal sekunder trafo tegangan umumnya ditetapkan 100 - 230
V.
2.6.2 Trafo Tegangan Kapasitif
Untuk pengukuran tegangan di atas 110 kV adalah lebih
ekonomismenggunakan tratb tegangan kapasitif daripada menggunakan trafo
teganganmagnetik, karena konstruksi isolasi trafo tegangan kapasitif lebih
sederhana dari pada trafo tegangan magnetik. Trato tegangan kapasitif akan
lebih ekonomislagi jika digunakan sekaligus untuk pengiriman sinyal melalui
konduktor transmisi (power line carrier), yaitu sinyal komunikasi data. sinyal
audio dan sinyal kendali jarak j auh (telecontrol). Trafo tegangan kapasitif
digunalian juga untuk pengukuranenergi pada konsumen industri. Sangat
andal digunakan untuk mencatu tegangan kerelai elektronik yang bekerja
sangat cepat, terutama jika trato tegangan kapasitifmenggunakan peredam
osilasi elektronik.
2.7 Fungsi dari trafo tegangan
 Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran
tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk
peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.
 Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan
bagiansekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistm
proteksidan pengukuran peralatan dibagian primer.
 Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3
dan110 volt) untuk keperluan peralatan sisi sekunder.
 Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran
(0,1;0,2; 0,5;1;3)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Trafo Arus (Current Trafo) adalah trafo yang digunakan untuk mengambil
input data masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan
pada belitan primer atau sekunder. Prinsip kerja transformator arus sama
dengan trafo daya satu frasa. Terdiri dari 2 bagian penting yaitu kumparan
dan inti besi. Kumparan pada trafo terdapat 2 macam yaitu kumparan
primer dan kumparan sekunder. jika pada kumparan primer mengalir arus
I 1, maka pada kumparan primer timul gaya gaya magnet sebesar N 1 I 1.
Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks mutual pada inti. Fluks mutual
ini membangkitkan GGL ( Gaya Gerak Listrik) pada kumparan sekunder(
E2).
2. Trafo Tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem
yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk
peralatan indikator, alat ukur /meter dan relai. Trafo tegangan memiliki
prinsip kerja yang sama dengan trafo tenagatetapi rancangan Trafo
tegangan berbeda yaitu :
 Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada
alat-alat ukur, relai dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya
kecil.
 Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
 Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.

Trafo tegangan dibagi dibagi menjadi dua jenis yaitu :

 Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)


Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer
dan sekunder pada inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer
menginduksikan tegangankebelitan sekundernya.
 Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer /
CVT)Trafo tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua)
kapasitor atau lebih yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah pada primer, selanjutnya
tegangan pada satu kapasitor ditransformasikanmengunakan trafo
tegangan yang lebih rendah agar diperoleh tegangan sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

1.PLN, “Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan CT & PT”, Jakarta

2. PT. PLN (PERSERO), “Diktat Kursus Operasi Gardu Induk”, PusatPendidikan


dan Latihan PLN, Jakarta.

3. Marsudi, Djiteng,“Distribusi tenaga Listrik”, Penerbit Erlangga, Jakarta,2005.

4. Kind, D., " Pengantur Teknik Eksperimental Tegangan Tinggi" , 1993 17.

5. Naidu, M. S., "Hrglr Vtltage Engineering",Tata Mc Graw Hill


Publishing,19836. Bonggas L.Tobing.,”Peralatan Tegangan Tinggi” Penerbit
Erlangga, Jakarta,2012.

Anda mungkin juga menyukai