Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

“TRAFO TEGANGAN (VT)”

DISUSUN OLEH :

RAYCHAN RAMADHAN

2020-11-184

PROGRAM STUDI STRATA SATU TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI


TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan schingga
makalah ini tentang transmisi manual bisa sclesai pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
para pembaca umumnya tentang trafo tegangan( VT ).

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil di susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Namun terlepas dari itu, saya
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, Oktober 2023

Raychan Ramadhan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….2
DAFTAR ISI…………..……………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………4
o 1.1.Latar belakang....………………………………………………………….4
o 1.2. Rumusan masalah.... ……………………………………………………..4
o 1.3. Tujuan dan manfaat penulisan……………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….5
o 2.1 Trafo Tegangan………………………………………………. .…………5
o 2.2 Jenis Trafo Tega…………………………………………………………..6
o 2.3.1 Trafo Tegangan Magnetik………………………………………………7
o 2.3.2 Trafo Tegangan Kapasitif……………………………………………….8
2.3 Fungsi dari trafo tegangan……………………………………………………..10
2.4Bagian-bagian Trafo Tegangan….…………………………………… ……….10
o 2.4.1 Trafo Tegangan Jenis Magnetik………………………………….…….10
o 2.4.2 Trafo Tegangan Jenis Kapasitif. ………………………………………11
2.5Pedoman Pemelihara……………… ………… …………… ……………….…13
2.5.1 In Service inspectio.......…………………………………..…………………..13
2.5.2 In Service measurement……………………………………………………...14
2.5.3 Shutdown testing / Measurement……………………………………………14
BAB III PENUTUP………………………………………………………………...18
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..18
3.2 Saran…………………………………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA………………… ………………… …………… ………….19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk memonitor dan mengendalikan kinerja suatu sistem tenaga listrik, diperlukan
alat ukur, lampu indikator dan relai proteks. pengukuran tegangan tinggi tidak dapat
dilakukan langsung seperti halnya pengukuran tegangan rendah, karena selain
berbahayabagi operator, adalah sulit membuat voltmeter yang mampu mengukur
langsung tegangan tinggi. Lampu indikator dan relai proteksi, juga membutuhkan
tegangan rendah. Oleh karena itu, diperlukan trafo tegangan untuk mentransformasi
tegangan sistem ke suatu tegangan rendah agar dapat diukur dengan voltmeter dan
dapat dimanfaatkan untuk keperluan lampu indikator dan relai proteksi.

1.2. Tujuan

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian trafo tegangan (VT)?
2. Jenis trafo tegangan (VT)

1.3. Tujuan dan manfaat penulisan


Tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menambah wawasan mahasisa terhadap trafo tegangan
2. Mengetahui tujuan dari trafo tegangan (VT)
3. Mengetahui jenis trafo tegangan (VT)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Trafo Tegangan


Pengertian Trafo Tegangan
Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang lebih
tingi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk peralatan indiator, alat ukur /
meter dan relai. Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga
tetapi rancangan Trafo tegangan berbeda yaitu:
o Kapasitanya kecil (10 - 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukur,
relai dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil
o Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
o Salah satu jung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan

Prinsip kerja trafo tegangan adalah sebagai berikut:

Rangkaian Trafo Tegangan


a: Ratio transformasi
N1 > N2
N1: Jumlah belitan primer
N2: Jumlah belitan sekunder
El : Tegangan primer
E2 : Tegangan sekunder
2.2 Jenis Trafo Tegangan
Pada Gambar 2.1 diperlihatkan contoh suatu trafo tegangan. Trafo tegangan adalah
trafo satu fasa step-down yang mentransformasi tegangan sistem ke suatu tegangan
rendah yang besarannya sesuai untuk lampu indikator, alat ukur, relai dan alat
sinkronisas. Transformasi tegangan ini dilakukan atas pertimbangan harga peralatan
tegangan tinggi yang mahal, dan bahaya yang dapat ditimbulkan tegangan tinggi bagi
operator. Tegangan perlengkapan seperti indikator, meter dan relai dirancang sama
dengan tegangan terminal sekunder trafo tegangan yang dirancang dalam ratusan volt.

Trafo tegangan dibagi dibagi menjadi dua jenis yaitu


1. Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)
Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder
pada inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan tegangan
kebelitan sekundernya.
2. Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)
Trafo tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang
berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
pada primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor ditransformasikan
mengunakan trafo tegangan yang lebih rendah agar diperoleh tegangan
sekunder.
2.3.1 Trafo Tegangan Magnetik
Komponen utama suatu trafo tegangan magnetik adalah: kumparan primer,
kumparan sekunder, dan inti baja silikon. Susunan dan hubungan ketiga komponen
tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.1. Ketiga komponen tersebut dicetak dalam
isolasi padat atau dimasukkan dalam suatu bejana berisi isolasi cair atau gas' Dalam
praktiknya, badan trafo tegangan selalu terhubung ke tanah. Prinsip kerja trafo
tegangan sama dengan trafo daya. Kumparan primer dihubungkan ke jaringan
tegangan tinggi yang akan diukur, sehingga arus mengalir pada kumparan primer.
Arus pada kumparan primer menimbulkan fluks magnetik pada inti trafo tegangan.
Fluks tersebut akan menginduksikan gaya gerak listrik yang rendah pada kumparan
sekunder sehingga pada terminal kumparan sekunder terdapat beda tegangan yang
sebanding dengan tegangan jaringan yang diukur. Karakteristik yang membedakan
trafo tegangan dengan trafo daya adalah:
1. Kapasitasnya kecil (10 - 150 VA), karena bebannya hanya peralatan yang
mengkonsumsi daya rendah, seperti voltmeter, kWh-meter, wattmeter, relai
2. jarak, sinkronoskop dan lampu indikator.
3. Karena digunakan kontinu dan menjadi beban bagi sistem yang
menggunakannya, maka trafo tegangan dirancang mengkonsumsi energi
4. yang sekecil mungkin.
5. Untuk mengurangi kesalahan pengukuran, trafo tegangan dirancang
sedemikian agar tegangan sekunder sebanding dan sefasa dengan tegangan
primer.
6. Tegangan pengenal sekunder trafo tegangan umumnya ditetapkan 100 - 230
2.3.2 Trafo Tegangan Kapasitif
Untuk pengukuran tegangan di atas 110 kV adalah lebih ckonomis menggunakan tratb
tegangan kapasitif daripada menggunakan trafo tegangan
magnetik, karena konstruksi isolasi trafo tegangan kapasitif lebih sederhana daripada
trafo tegangan magnetik. Trato tegangan kapasitif akan lebih ekonomis lagi jika
digunakan sekaligus untuk pengiriman sinyal melalui konduktor transmisi (power line
carrier), yaitu sinyal komunikasi data. sinyal audio dan sinyal kendali jarak j auh
(telecontrol). Trafo tegangan kapasitif digunalian juga untuk pengukuran energi pada
konsumen industri. Sangat andal digunakan untuk mencatu tegangan ke relai
elektronik yang bekerja sangat cepat, terutama jika trato tegangan kapasitif
menggunakan peredam osilasi elektronik
2.3 Fungsi dari trafo tegangan
o Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran
tegangan listrik yang lebih rendah shingga dapat digunakan untuk peralatan
proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti
o Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian
sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistm proteksi dan
pengukuranperalatandibagianprimer.Sebagai standarisasi besaran tegangan
sekunder (100, 100/V3, 110/V3 dan 110 volt) untuk keperluan peralatan sisi
sekunder.
o Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1;
0,2; 0,5;1;3)

2.4 Bagian-bagian Trafo Tegangan


2.4.1 Trafo Tegangan Jenis Magnetik
1. Kertas/IsolasiMinyak
Berfungsi mengisolasi bagian yang bertegangan (belitan primer) dengan
bagian bertegangan lainnya (belitan sekunder) dan juga dengan bagian badan
(body). Terdiri dari minyak trafo dan kertas isolasi
2. Rangkaian Electromagnetic Berfungsi mentransformasikan besaran tegangan
yang terdeteksi disisi primer ke besaran pengukuran yang lebih kecil.
3. Dehydrating Breather Adalah sebagai katup pernapasan untuk menyerap udara
lembab pada kompartemen akibat perubahan volume minyak karena
temperatur, sehingga mencegah penurunan kualitas isolasi minyak
4. Terminal Primer Satu terminal terhubung pada sisi tegangan tinggi (fasa) dan
satu lagi terhubung pada sistim pentanahan (grounding)
5. Inti Terbuat dari plat besi yang dilapisi silicon yang berfungsi untuk jalannya
flux.
6. Struktur Mekanikal Struktur mekanikal adalah peralatan yang menyokong
berdirinya trafo tegangan. Terdiri dari: - Pondasi - Struktur penopang VT -
Isolator (keramik/polyester)
7. Sistem Pentanahan Sistem pentanahan adalah peralatan yang berfungsi
mengalirkan arus lebih akibat tegangan surja atau sambaran petir ke tanah

2.4.2 Trafo Tegangan Jenis Kapasitif


a. Dielectric
- Minyak Isolasi Berfungsi untuk mengisolasi bagian-bagian yang bertegangan dan
sebagai media dielectric untuk memperoleh nilai kapasitansi dari 2 (dua) kapasitor atau
lebihsebagai pembagi tegangan yang terhubung seri.
- Kertas-plastik film (paper-polypropylane film) Berfungsi sebagai media dieletric
untuk memperoleh nilai kapasitansi dari 2 (dua) kapasitor atau lebih sebagai pembagi
tegangan yang terhubung seri bersama-sama minyak isolasi.
1. Pembagi Tegangan (Capacitive Voltage Devider) Berfungsi sebagai pembagi
tegangan tinggi untuk diubah olch trafo tegangan menjadi yang lebih rendah.
2. Electromagnetic Circuit Berfungsi sebagai penyesuai tegangan menengah (
medium voltage choke) untuk mengatur/menyesuaikan agar tidak terjadi
pergeseran fasa antara tegangan masukan (Vi) dengan tegangan keluaran (Vo)
pada frekuensi dasar.
3. Trafo Tegangan Berfungsi untuk mentransformasikan besaran tegangan listrik
dari tegangan menengah yang keluar dari kapasitor pembagi ke tegangan
rendah yang akan digunakan pada rangkaian proteksi dan pengukuran.
4. Expansion Chamber Rubber bilow adalah sebagai katup pernapasan
(dehydrating breather) untuk menyerap udara lembab pada kompartemen yang
timbul akibat perubahan temperatur. Hal ini mencegah penurunan kualitas
minyak isolasi.
5. Terminal Primer Satu terminal terhubung pada sisi tegangan tinggi (fasa) dan
satu lagi terhubung pada sistim pentanahan (grounding).
6. Struktur Mekanikal Struktur mekanikal adalah peralatan yang menyokong
berdirinya trafo tegangan. Terdiri dari: - Pondasi - Struktur penopang CVT -
Isolator penyangga (porselen/polyester). tempat kedudukan kapasitor dan
berfungsi sebagai isolasi pada bagian-bagian tegangan tinggi.
7. Sistem Pentanahan Sistem pentanahan adalah peralatan yang berfungsi
mengalirkan arus lebih akibat tegangan surja atau sambaran petir ke tanah.
2.5 Pedoman Pemeliharaan
2.5.1 In Service inspection
In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-bagian peralatan
terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan unjuk kerja peralatan atau
merusak sebagian/keseluruhan peralatan.
a. Dielectric
o Memeriksa rembesan / kebocoran minyak
o memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.
o Memeriksa isolator dari keretakan, flek, pecah dan kelainan yang lainnya
b. Electromagnetic Circuit
o memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.
o rembesan / kebocoran minyak trafo pada seal isolator.
o Memeriksa kondisi spark gap
c. Mechanical structure
o memeriksa pondasi dari keretakan atau tidak.
o memeriksa rumah VTICT dari keretakan dan korosi.
o memeriksa steel structure VT CVT dari bengkok, longgar dan korosi.
d.PentanahanVT
Inspeksi pentanahan VT dilakukan dengan memeriksa kawat dan terminal pentanahan
terhubung ke mess grounding switchyard dengan kencang dan sempurna.
2.5.2InServicemeasurement
In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran / pengujian yang dilakukan pada
saat peralatan sedang dalam keadaan bertegangan / beroperasi.
a.Thermovision
Thermovision digunakan untuk melihat hot spot pada instalasi listrik, dengan Infra red
thermovision dapat dilihat losses yang terjadi di jaringan. Semakin tinggi suhu hotspot
yang terjadi maka semakin besar losses yang terjadi. Losses dapat diakibatkan oleh
sambungan yang kurang baik, Pemeriksaan dengan thermovision pada CVT
digunakanuntukmelihattitik-titiksambunganpadaCVT
Thermovisi dilakukan pada:
o Konduktor dan klem VT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan suhu
antara konduktor dan klem VT
o Isolator dan housing VT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya kelainan
/ hotspot di dalam VT. Thermovisi dilakukan setiap 3 bulan, kecuali untuk
CVT
500 kV dilakukan setiap 2 minggu.

2.5.3Shutdowntesting/Measurement
Shutdown testing / measurement adalah pekerjaan pengujian yang dilakukan pada saat
peralatan dalam keadaan padam. Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan rutin
maupun pada saat investigasi ketidaknormalan.
• Tahanan isolasi Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat ukur tahanan
isolasi5 KV untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder. Berfungsi untuk
mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo tegangan tersebut. Pencatatan
hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik.
• Tan delta & Kapasitansi Pada trafo tegangan yang menggunakan minyak
untuk isolasinya, minyak memiliki nilai konduktansi yang cukup rendah dan
nilai kapasitansi yang cukup tinggi, pengujian tangen delta dilakukan untuk
mengetahuibesarnyamilaifactordisipasi(tandelta)dankapasitansidariVT.Penin
gkatan nilai dari kapasitansi mengindikasikan adanya kertas isolasi yang
terkontaminasi olch kelembaban, pencemaran atau adanya pemburukan pada
sistem isolasi VT.Pengujian dengan mode GST-Ground pada VT bertujuan
untuk mengetahui nilai tan delta overall (secara umum). Tegangan uji yang
digunakan adalah 2kV sampai 10 kV.

• TahananPentanahan
Pengukuran besarnya tahanan pentanahan menggunakan alat uji tahanan
pentanahan. Besarnya nilai tahanan pentanahan mempengaruhi keamanan
personil terhadap bahaya tegangan sentuh.
• PengukuranRasio
Pengukuran ratio bertujuan untuk membandingkan nilai ratio hasil pengukuran
dengan nilai pada nameplate Pengukuran dilakukan dengan menginjeksi
tegangan AC 2 - 10KV pada sisi primer dan dibandingkan dengan output
tegangan pada sisi sekunder. Pengujian ini hanya dilakukan ketika pemasangan
baru atau setelah relokasi.
• KualitasMinyak
Berdasarkan standard IEC 60422 "Mineral insulating oils in electrical
equipment supervision and maintenance guide", Trafo tegangan (VT) masuk
dalam kategori D (instrument/protection transformer >170 kV) dan kategori E
(instrument/protection transformer ≤ 170 kV). Pengujian Kualitas minyak pada
trafo instrument hanya dapat dilakukan pada trafo instrument jenis
nonhermetically sealed. Pengujian kualitas isolasi dilakukan setelah VT 10
tahun beroperasi. Pengambilan sample yang selanjutnya perlu dilakukan
konsultasi terlebih dahulu dengan manufacturer atau mengacu pada manual
instructiondarimanufacturermasing-masing.
Pengujian kualitas minyak sesuai standard IEC 60422 meliputi :
1. Pengujian Down Voltage (BDV) Pengujian tegangan tembus dilakukan untuk
mengetahui kemapuan minyak isolasi dalam menahan stress tegangan.
Pengujian ini dapat menjadi indikasi keberadaan kontaminan seperti kadar air
dan partikel. Rendahnya nilai tegangan tembus dapat mengindikasikan
keberadaan salah satu kontaminan tersebut, dan tingginya tegangan tembus
belum tentu juga mengindikasikan bebasnya minyak dari semua jenis
kontaminan.
2. Pengujian Water Content Pengujian kadar air untuk mengetahui seberapa besar
kadar air yang terlarut / terkandung di minyak. Menurut standar IEC 60422
perlu dilakukan koreksi hasil pengujian kadar air terhadap suhu 20 oC yaitu
dengan mengalikan hasil pengujian dengan faktor koreksi
3. Pengujian Acidity Minyak yang rusak akibat teroksidasi akan menghasilkan
senyawa asam yang akan menurunkan kualitas isolasi kertas isolasi pada trafo.
Asam ini juga dapat menjadi penyebab proses korosi pada tembaga dan bagian
trafo yang terbuat dari bahan metal.
4. Pengujian Dielectric Disspation Factor Pengujian ini bertujuan mengukur arus
bocor melalui minyak isolasi, yang secara tidak langsung mengukur seberapa
besar pengotoran atau pemburukan yang terjadi.
5. Pengujian Interfacial Tension Pengujian IFT antara minyak dengan air
dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan polar contaminant yang larut dan
hasil proses pemburukan.
6. Pengujian Sediment dan Sludge Pengujian sediment ini bertujuan mengukur
seberapa banyak (%) zat pengotor terhadap minyak isolasi trafo.
7. PengujianFlashPointPengujian ini bertujuan untuk mengetahui flash point atau
titik nyala api dari minyak isolasi h. Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA)
Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA) adalah merupakan suatu tool
diagnosa untuk mendeteksi dan mengevaluasi gangguan pada peralatan tenaga
listrik dengan cara mengukur beberapa kandungan gas di dalam minyak isolasi
meliputi gas: Nitrogen(N2), Oxygen (02), Hydrogen (H2), Carbon monoxide
(CO), Carbon dioxide(CO2), Methane (CH4), Ethane (C2H6),
Ethylene(C2H4) dan Acetylene (C2H2). Mengacu pada standard IEC 60599
"Mineral oil-impragnated electrical equipment in service-Guide to
interpretation of Dissolved and free gas analysis", kelainan dalam peralatan
trafo instrument dapat dideteksi dengan menggunakan DGA.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang lebih
tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk peralatan indikator, alat ukur
/ meter dan relai. Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga
tetapi rancangan Trafo tegangan berbeda yaitu:
o Kapasitasnya kecil (10 - 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukur,
relai dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil
o Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
o Salah satu jung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.
Trafo tegangan dibagi dibagi menjadi dua jenis yaitu
1. Trafo tegangan magnetik Magnetik Voltage Transformer / VT)
Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder
pada inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan tegangan
kebelitan sekundernya.
2. Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)
Trafo tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang
berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
pada primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor ditransformasikan
mengunakan trafo tegangan yang lebih rendah agar diperolch tegangan
sekunder
3.2 Saran
Saran dari saya yaitu jika makalah kami mash belum lengkap sebaiknya pembaca
memperbanyak membaca jurnal atau buku mengenai Trafo Tegangan (VT) agar lebih
dalam memahamii sistem pentanahan.
DAFTAR PUSTAKA

1. PLN, "Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan CT & PT", Jakarta


2. PT. PLN (PERSERO), "Diktat Kursus Operasi Gardu Induk", Pusat

Anda mungkin juga menyukai